Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN BURU SELATAN

DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT PRATAMA RAJA LATUBAU SOEL NEGERI
FOGI
Jalan Ibrahim Soel Desa Fogi, Email : rsupratamafogi@gmail.com

SURVEILANS RISIKO INFEKSI


No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/5

Disahkan Oleh Direktur RS


Pratama Raja Latubau Soel
STANDAR Tanggal terbit Negeri Fogi
PROSEDUR
OPERASIONAL
USRI TASIDJAWA
NIP. 19780413 200012 1 002
Pengertian 1. Surveilans Infeksi Rumah Sakit adalah suatu kegiatan
pengamatan yang sistematis, aktif, berkelanjutan, dan terus
menerus terhadap suatu kejadian penyebaran penyakit
pada suatu populasi tertentu, serta hal-hal yang
mempengaruhi terjadinya infeksi tersebut.
2. Surveilans Infeksi Aliran Darah Primer (IADP) adalah
pengumpulan data kejadian infeksi aliran darah akibat
penggunaan alat intravaskuler secara sistematik, analisis
dan intrepretasi yang terus menerus untuk digunakan
dalam perencanaan penerapan dan evaluasi suatu tindakan
yang berhubungan dengan Kesehatan yang
didesiminasikan secara berkala kepada pihak-pihak yang
memerlukan.
3. Surveilans Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah
pengumpulan data kejadian infeksi saluran kemih akibat
penggunaan alat dower kateter atau tindakan aseptic lain
melalui saluran kemih secara sistematik, analisis dan
intrpetasi yang terus menerus untuk digunakan dalam
perencanaan penerapan dan evaluasi suatu tindakan yang
berhubungan dengan Kesehatan yang di desiminasikan
secara berkala kepada pihak-pihak yang memerlukan.
4. Surveilans Ventilator Aquired Pneumonia (VAP) adalah
pengumpulan data kejadian infeksi pneumonia yang
didapat lebih dari 48 jam setelah menggunakan ventilasi
mekanik secara sistematik, analisis dan interpretasi yang
terus menerus untuk digunakan dalam perencanaan
penerapan

SURVEILANS RISIKO INFEKSI


No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/5

Prosedur Lanjutan…
dan evaluasi suatu tindakan yang berhubungan dengan
Kesehatan yang didesiminasikan secara berkala kepada
pihak-pihak yang memerlukan.
5. Surveilans Hospital Aquired Pneumonia (HAP) adalah
pengumpulan data kejadian infeksi saluran napas bawah,
mengenai perenkim paru tidak diintubasi yang terjadi lebih
dari 48 jam hari rawat dan tidak dalam masa inkubasi
secara sistematik, analisis dan interpretasi yang terus
menerus untuk digunakan dalam perencanaan penerapan
dan evaluasi suatu tindakan yang berhubungan dengan
kesehatan yang didesiminasikan secara berkala kepada
pihak-pihak yang memerlukan.
6. Surveilans Infeksi Luka Operasi (ILO) adalah pengumpulan
data kejadian infeksi akibat tindakan pembedahan yang
dapat mengenai :
a. Superfisial (superficial Incicional Site): ILO yang terjadi
30 hari setelah pembedahan, dan hanya mengenai kulit
dan jaringan sub kutan.
b. Profunda (Deep Incicional) : ILO yang terjadi 30 hari
setelah tindakan pembedahan bila tidak ada implant
atau infeksi terjadi dalam satu tahun bila ada
pemasangan implant, mengenai jaringan lunak dalam
dari tempat insisi (faskia dan otot).
c. Organ/rongga : ILO yang terjadi 30 hari pasca bedah
tanpa implant atau satu tahun pasca bedah apabila
terdapat implant, mengenai semua organ yang
dimanipulasi selama operasi kecuali jaringan lunak
superficial dan dalam.
Tujuan 1. Mengetahui data dasar infeksi rumah sakit.
2. Pemantauan masalah dan pola infeksi
3. Kewaspadaan dini dalam mengidentifikasi kejadian luar biasa
(outbreak) dan cara penanggulangannya.
4. Mendapatkan informasi epidemiologi sebagai dasar tindakan
pencegahan dan pengendalian infeksi untuk menurunkan
insiden dan risiko.
SURVEILANS RISIKO INFEKSI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
3/5

Lanjutan…
5. Mengenal pola kuman di RS.
Kebijakan

Prosedur A. Surveilans IADP


Langkah-langkah :
1. Siapkan formulir surveilans dan alat tulis yang akan
digunakan untuk mendata pasien yang akan disurvei.
2. Tentukan ruangan yang akan disurvei
3. Catat nama, nomor medik, diagnose penyakit dan identitas
lain dari pasien yang akan disurvei dalam formulir
surveilans.
4. Catat tanggal dilakukan tindakan serta lama tindakan.
5. Observasi tempat dan lokasi insersi intra Vakular.
6. Observasi adanya tanda-tanda infeksi yang meliputi
adanya pembengkakan, kemerahan, panas area insersi,
dan adanya rasa nyeri.
7. Apabila ditemukan adanya tanda-tanda infeksi tersebut
segera lakukan pemeriksaan kultur (darah atau ujung
kateter infus).
8. Apabila hasil kultur positif dilaporkan ulang ke IPCO
untuk menentukan adanya IADP.
9. Dokumentasikan kejadian IADP yang ditemukan ke
formulir surveilans yang diletakkan dalam status Pasien,
Formulir Harian, dan Formulir Bulanan Surveilans Infeksi
Rumah Sakit.
B. Surveilans ISK
Langkah-langkah
1. Siapkan formulir surveilans, alat tulis yang akan
digunakan untuk mendata pasien yang akan disurvei.
2. Tentukan ruangan yang akan disurvei.
3. Catat nama, nomor medik, diagnose penyakit dan identitas
lain dari pasien yang akan disurvei dalam formulir
surveilans.

SURVEILANS RISIKO INFEKSI


No. Dokumen No. Revisi Halaman
4/5

Prosedur Lanjutan…
4. Catat tanggal dilakukan tindakan serta lama tindakan.
5. Observasi tempat dan lokasi pemasangan dower kateter
atau tindakan aseptic lain.
Observasi adanya tanda-tanda infeksi yang meliputi
peningkatan suhu badan >38°C, anyang-anyangan,
polakisuri, disuri, atau nyeri suprapubic, catat dalan
laporkan pada IPCO untuk menetapkan apakah benar
terjadi infeksi saluran kemih.
6. Apabila ditemukan tanda-tanda infeksi tersebut segera
lakukan pemeriksaan kultur urine dari selang kateter.
7. Apabila hasil kultur positif dilaporkan ulang ke IPCO
untuk menentukan adanya ISK.
8. Dokumentasikan kejadian IADP yang ditemukan ke
formulir surveilans yang diletakkan dalam status pasien.
Formulir harian, dan formulir bulanan surveilans infeksi
Rumah Sakit.
C. Surveilans VAP dan HAP
Langkah-langkah :
1. Siapkan formulir surveilans, buku surveilans, alat tulis
yang akan digunakan untuk mendata pasien yang akan
disurvei.
2. Tentukan ruangan yang akan disurvei.
3. Catat nama, nomor medik, diagnose penyakit dan identitas
lain dari pasien yang akan disurvei dalam formulir
surveilans/buku surveilans.
4. Catat tanggal dilakukan tindakan serta lama tindakan.
5. Observasi adanya tanda-tanda infeksi yang meliputi
peningkatan badan >38°C, produksi spuntum banyak dan
purulen, bunyi pernapasan menurun/pekak, ronchi basah
daerah paruh, adanya batuk, peningkatan leukosit
(pemeriksaan hapus sputum >25/LKP), atau hasil X-ray
adanya infiltrate paru.
6. Apabila ditemukan tanda-tanda infeksi tersebut segera
lakukan pemeriksaan kultur sputum disekitar ETT (VAP),
atau kultur sputum melalui batuk efektif (HAP)

SURVEILANS RISIKO INFEKSI


No. Dokumen No. Revisi Halaman
5/5

Prosedur Lanjutan..
7. Apabila hasil kultur positif dilaporkan ulang ke IPCO
untuk menentukan adanya VAP/HAP
8. Dokumentasikan kejadian VAP/HAP yang ditemukan ke
formulir surveilans yang diletakkan dalam status pasien,
formulir Harian, dan Formulir Bulanan Surveilans Infeksi
Rumah Sakit.
D. Surveilans ILO
Langkah-langkah :
1. Siapkan formulir surveilans, alat tulis yang akan
digunakan untuk mendata pasien yang akan disurvei.
2. Tentukan ruangan yang akan disurvei.
3. Catat nama, nomor medik, diagnosa penyakit dan
identitas lain daripada yang akan disurvei dalam formulir
surveilans.
4. Catat tanggal dilakukan tindakan serta lama tindakan.
5. Observasi adanya tanda-tanda infeksi yang meliputi :
a. Superfisial : adanya nyeri / tenderness, bengkak lokal,
kemerahan atau panas, keluarnya cairan purulen dari
area insisi.
b. Deep Insisional (Insisional dalam ) : keluarnya cairan
purulen dari jaringan lunak dalam dan bukan dari
organ ditemukan abses, adanya peningkatan suhu
tubuh >38°C, atau nyeri/tenderness
c. Organ/rongga : adanya cairan purulen melalui stab
wound pada organ/rongga dan abses.
6. Apabila ditemukan tanda-tanda infeksi tersebut segera
lakukan pemeriksaan kultur luka operasi dengan Teknik
aseptic.
7. Apabila hasil kultur positif dilaporkan ulang ke IPCO
untuk menentukan adanya ILO.
8. Dokumentasikan kejadian ILO yang ditemukan ke
formulir surveilans yang diletakkan dalam status pasien,
formulir Harian, Ada formulir bulanan Surveilans Infeksi
Rumah Sakit.
Unit terkait Semua Unit Terkait

Anda mungkin juga menyukai