Anda di halaman 1dari 6

SURVEILANCE INFEKSI

No.Dokumen No Revisi Halaman


RS William Booth 001/ RSWB/PPI SPO/I/2015 00 1/6
Surabaya

Ditetapkan
Direktur
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
01 Januari 2015

dr. T.B. Rijanto, DFM.


Pengertian 1. Surveilans Infeksi Rumah Sakit adalah suatu kegiatan
pengamatan yang sistematis, aktif, berkelanjutan,
dan terus menerus terhadap suatu kejadian
penyebaran penyakit pada populasi tertentu, serta
hal – hal yang mempengaruhi terjadinya infeksi
tersebut.
2. Surveilans Infeksi Aliran Darah Primer ( INFEKSI
LUKA INFUS DAN CENTRAL VENOUS CATHETER
adalah pengumpulan data kejadian infeksi aliran
darah akibat penggunaan alat intravaskuler secara
sistematik, analisis dan interpretasi yang terus
menerus untuk digunakan dalam perencanaan
penerapan dan evaluasi suatu tindakan yang
berhubungan dengan kesehatan yang
didesiminasikan secara berkala kepada pihak yang
memerlukan.
3. Surveilans Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah
pengumpulan data kejadian infeksi saluran kemih
akibat penggunaan alat kateter atau tindakan
aseptik lain melalui saluran kemih secara sistematik,
analisis dan interpretasi yang terus menerus untuk
digunakan dalam perencanaan penerapan dan
evaluasi suatu tindakan yang berhubungan dengan
kesehatan yang di desiminasikan secara berkala
kepada pihak-pihak yang memerlukan.
SURVEILANCE INFEKSI

No.Dokumen No Revisi Halaman


RS William Booth
Surabaya 001/ RSWB/PPI SPO/I/2015 00 2/6

4. Surveilans Ventilator Aquired Pneumonia (VAP)


adalah pengumpulan data kejadian infeksi
pneumonia yang didapat lebih dari 48 jam setelah
menggunakan ventilasi mekanik secara sistematik,
analisis dan interpretasi yang terus menerus untuk
digunakan dalam perencanaan penerapan dan
evaluasi suatu tindakan yang berhubungan dengan
kesehatan yang didesiminasikan secara berkala
kepada pihak-pihak yang memerlukan.
5. Surveilans Infeksi Luka Operasi (ILO) adalah
pengumpulan data kejadian infeksi akibat tindakan
pembedahan yang dapat mengenai :
a. Superfisial (Superficial Incicional Site) : ILO yang
terjadi 30 hari setelah pembedahan, dan hanya
mengenai kulit dan jaringan sub kutan.
b. Profunda ( Deep Incicional) : ILO yang terjadi 30
hari setelah tindakan pembedahan bila tidak ada
implan atau infeksi terjadi dalam satu tahun bila
ada pemasangan implan, mengenai jaringan
lunak dalam dari tempat insisi (faskia dan otot).
c. Organ/rongga : ILO yang terjadi 30 hari pasca
bedah tanpa implan atau 1 tahun pasca bedah
apabila terdapat implan, mengenai semua organ
yang dimanipulasi selama operasi kecuali jaringan
lunak superficial dan dalam.
6. Surveilans TBC adalah pengumpulan data pasien
baru penderita TBC dengan Sputum BTA + ,
7. Surveilans MRSA adalah pengumpulan data pasien
yang menderita MDRO: MRSA baru di rumah sakit
untuk mencegah terjadinya penyebaran pada
petugas dan pasien lain
SURVEILANCE INFEKSI

No.Dokumen No Revisi Halaman


RS William Booth 001/ RSWB/PPI SPO/I/2015 00 3/6
Surabaya

Tujuan 1. Mengetahui data dasar infeksi rumah sakit


2. Pemantauan masalah dan pola infeksi
3. Kewaspadaan dini dalam mengidentifikasi kejadian
luar biasa (outbreak) dan cara penanggulangannya
4. Mendapatkan informasi epidemiologi sebagai dasar
tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi
untuk menurunkan insiden dan resiko
5. Mengetahui pola kuman di RS

Kebijakan Keputusan Direktur no. 084 RSWB/Dir/SK/I/2015


tentang Kebijakan pelayanan pencegahan dan
pengendalian infeksi di RS William Booth Surabaya
Prosedur A. SURVEILANS IADP
1. Siapkan formulir surveilans dan alat tulis
2. Catat nama , nomor medik , diagnosis penyakit dan
identitas lain dari pasien yang akan di survei dalam
formulir surveilans
3. Catat tanggal dilakukan tindakan serta lama tindakan
4. Observasi tempat dan lokasi insersi intra vaskular
5. Observasi adanya tanda – tanda infeksi yang meliputi
adanya pembengkakan , kemerahan , panas area
insersi dan adanya rasa nyeri
6. Apabila ditemukan adanya tanda – tanda infeksi
tersebut segera lepas dan ganti intaravena bila perlu
pemeriksaan kultur darah
7. Apabila hasil kultur positif dilaporkan ulang ke IPCO
dan IPCN untuk menetukan adanya IADP
8. Dokumentasikan kejadian IADP yang ditemukan ke
formulir surveilans yang diletakkan dalam status
pasien , formulir harian , dan formulir bulanan
surveilans infeksi Rumah Sakit
B. SURVEILANS ISK
1. Siapkan formulir surveilans , alat tulis
SURVEILANCE INFEKSI

No.Dokumen No Revisi Halaman


RS William Booth
Surabaya 001/ RSWB/PPI SPO/I/2015 00 4/6

2. Catat nama , nomor medik , diagnosis penyakit dan


identifikasi lain dari pasien yang akan disurvei
dalam formulir surveilans
3. Catat tanggal dilakukan tindakan serta lama
tindakan
4. Observasi tempat dan lokasi pemasangan dower
kateter atau tindakan aaseptik lain
5. Observasi adanya tanda – tanda infeksi yang
meliputi peningkatan suhu badan >38°C , ayang –
anyangan , polakisuri , disuri , atau nyeri
suprapublik , catat dan laporkan pada IPCO untuk
menetapkan apakah benar terjadi infeksi saluran
kemih
6. Apabila ditemukan tanda – tanda infeksi tersebut
segera lakukan penggantian katheter dan
pemeriksaan kultur urine.Apabila hasil kultur
positif dilaporkan ulang ke IPCO untuk
menentukan adanya ISK
7. Dokumentasikan kejadian ISK yang ditemukan ke
formulir harian , dan formulir bulanan surveilans
infeksi Rumah Sakit
C. SURVEILANS VAP
1. Siapkan formulir surveilans , buku surveilans , alat
tulis
2. Catat nama , nomor medik , diagosis penyakit dan
identitas lain dari pasien yang akan di survei dalam
formulir surveilans / buku surveilans
3. Catat tanggal dilakukan tindakan serta lama
tindakan
4. Observasi adanya tanda – tanda infeski yang
meliputi peningkatan badan >38°C , produksi
sputum banyak dan purulen , bunyi pernapasan
menurun/pekak , ronchi basah daerah paru ,
adanya batuk , peningkatan leukosit (pemeriksaan
SURVEILANCE INFEKSI

No.Dokumen No Revisi Halaman


RS William Booth
Surabaya 001/ RSWB/PPI SPO/I/2015 00 5/6

hapus sputum >25/LPK) , atau hasil X-ray adanya


infitrat paru
5. Apabila ditemukan tanda – tanda infeksi tersebut
segera dilakukan pemeriksaan kultur sputum
disekitar ETT(VAP) , atau kultur sputum melalui
batuk efektif
6. Apabila hasil kultur positif dilaporkan ulang ke
IPCO untuk menetukan adanya VAP
7. Dokumentasikan kejadian VAP yang ditemukan
ke formulir surveilans yang diletakkan dalam
status pasien , formulir harian dan formulir
bulanan surveilans infeksi Rumah Sakit
D. SURVEILANS ILO
1. Siapkan formulir surveilans , alat tulis
2. Tentukan ruangan yang akan disurvei
3. Catat nama , nomor medik , diagnosa penyakit
dan identitas lain dari pasien yang akan disurvei
dalam formulir surveilans
4. Catat tanggal dilakukan tindakan serta lama
tindakan
5. Observasi adanya tanda – tanda infeksi yang
meliputi :
a. Superfisial : adanya nyeri / tenderness ,
bengkak lokal , kemerahan atau panas ,
keluarnya cairan panas , keluarnya caran
purulen dari area insisi
b. Deep Insisional (insisional dalam) : keluarnya
cairan purulen dari jaringan lunak dalam dan
bukan dari organ , ditemukan abses , adanya
peningkatan suhu tubuh >38 °C , atau
nyeri/tenderness
c. Organ/rongga : adanya cairan purulen
melalui stab wound pada organ/rongga dan
abses
SURVEILANCE INFEKSI

No.Dokumen No Revisi Halaman


RS William Booth 001/ RSWB/PPI SPO/I/2015 00 6/6
Surabaya

6. Apabila ditemukan tanda – tanda infeksi tersebut


segera lakukan pemeriksaan kultur luka operasi
dengan teknik aseptik
7. Apabila hasil kultur positif dilaporkan ulang ke
IPCO untuk menetukan adanya ILO
8. Dokumentasikan kejadian ILO yang ditemukan ke
formulir surveilans yang diletakkan dalam status
pasien , formulir harian dan formulir bulanan
surveilans infeksi Rumah Sakit
E. SURVEILANS TBC
1. Siapkan formulir surveilans , alat tulis
2. Tentukan ruangan yang akan disurvei
3. Catat nama , nomor medik , diagnosa penyakit dan
identitas
4. Lakukan pemeriksaan sputum sesuai advise dokter
catat pada formulir 05 , bila hasil positif catat pada
formulir 06
F. SURVEILANS MRSA
1. Siapkan formulir surveilans , alat tulis
2. Tentukan ruangan yang akan disurvei
3. Catat nama , nomor medik , diagnosa penyakit dan
identitas
4. Lakukan pemeariksaan laboratorium MRSA pada
pasien rujukan dari RS lain , rawat inap 2x dalam
setahun , masuk ICU dan operasi besar
Unit Terkait 1. Tim PPI
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Bidang Keperawtan
4. IGD
5. Instalasi Bedah
6. ICU
7. HD

Anda mungkin juga menyukai