PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lahirnya perguruan tinggi di tengah masyarakat pada hakikatnya adalah
yang akan datang. Hal ini membutuhkan peran serta berbagai pihak demi
yang bermutu, adil dan merata, serta berada pada derajat kesehatan yang
diatas, maka seluruh elemen dari Sistem Kesehatan Nasional harus berperan
1
sebagai penggerak utama pembangunan nasional berwawasan kesehatan.
oleh hasil kerja keras sektor kesehatan, tetapi sangat dipengaruhi oleh hasil
menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang akan dapat dicapai. Perilaku
pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, salah satu upaya kesehatan pokok
hidup sehat. Untuk optimalisasi hasil serta kontribusi positif tersebut, harus
peran penting untuk mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu, perguruan
2013).
2
kemampuan profesional lulusannya. Sikap dan kemampuan profesional
3
analisa, menentukan diagnosa atau permasalahan dan menyusun rencana
masyarakat.
b. Mampu bekerja sama dengan masyarakat dalam melakukan
masyarakat
c. Memiliki daya nalar, kreasi dan rasa tanggung jawab terhadap masalah
4
b. Merupakan bahan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan
kurikulum
c. Menambah wawasan tenaga pengajar dengan mudah terhadap kasus
tinggi
b. Membantu upaya pemecahan masalah yang di hadapi sesuai dengan
hidup sehat.
C. MANFAAT
1. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat, desa atau kelurahan, puskesmas
kesehatan masyarakat
2. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan study Manajemen
D. METODE PENULISAN
Penulisan laporan ini dilakukan dengan :
1. Wawancara
2. Observasi
5
Dilakukan setelah implementasi melalui evaluasi
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI KOMUNITAS
Komunitas adalah suatu usaha yang menyadarkan dan menanamkan
6
melainkan oleh unsur-unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial
(Setyawan. 2012)
Menurut Harnilawati (2013) Masyarakat sebagai komunitas dapat
fungsional.
b. Ciri-ciri masyarakat
Menurut Setyawan (2012) masyarakat memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1) Ada interaksi antara sesama anggota masyarakat. Di dalam
7
2) Menempati wilayah dengan batas-batas tertentu. Suatu kelompok
8
paling Primer, yang secara tidak sengaja tumbuh dari adat
pokok.
b) Subsidiary Institution : Yaitu lembaga-lembaga masyarakat
sebagainya.
b) Un Sanctioned Institution : Merupakan lembaga-lembaga
9
dapat dikenal semua masyarakat dunia.
b) Restricted Institution : Lembaga masyarakat yang banyak
lembaga industri.
b) Regulative Institution : Adalah lembaga yang bertujuan untuk
lembaga hokum
d. Ciri-ciri masyarakat indonesia
Harnilawati (2013) Ditinjau dari Struktur Sosial dan Kebudayaannya,
organisasi social.
c) Percaya pada kekuatan-kekuatan gaib.
d) Tingkat buta huruf relative masih tinggi.
e) Berlaku hokum tidak tertulis yang diketahui dan dipahami oleh
setiap orang.
f) Tidak ada lembaga pendidikan khusus dibidang teknologi dan
keterampilan.
g) System ekonomi sebagian besar ditujukan untuk memenuhi
10
memenuhi kebutuhan lainnya.
h) Semangat gotong royong dalam bidang social dan ekonomi
sangat kuat.
2) Masyarakat madya
a) Hubungan keluarga masih tetap kuat, dan hubungan
tertulis.
g) Ekonomi masyarakat lebih banyak mengarah kepada produksi
penggunaannya.
h) Gotong royong tinggal diterapkan untuk keperluan-keperluan
kepentingan pribadi.
b) Hubungan natar masyarakat dilakukan secara terbuka dalam
kesejahteraan masyarakat.
d) Strata masyarakat digolongkan menurut profesi dan keahlian
lembaga keterampilan.
e) Tingkat pendidikan formal tinggi dan merata.
11
f) Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang kompleks.
g) Ekonomi hampir seluruhnya ekonomi pasar yang didasarkan
penyakit
f. Indikator masyarakat sehat
Menurut Setyawan (2012) beberapa indikator masyarakat sehat antara
lain :
1) Indikator yang berhubungan dengan Status Kesehatan Masyarakat
a) Indikator Komprehensif
Penurunan angka kematian kasar
Umur Harapan Hidup yang semakin meningkat.
b) Indikator Spesifik
Penurunan angka kematian ibu dan anak
Penurunan angka kematian karena penyakit menular.
Penurunan angka kelahiran.
2) Indikator pelayanan kesehatan
a) Rasio antara jumlah penduduk dengan tenaga kesehatan yang
seimbang.
b) Distribusi tenaga kesehatan yang merata.
c) Tersedianya informasi yang lengkap tentang sarana dan
menular.
d) Tingginya angka kesakitan dan kematian karena penyakit tidak
12
menular.
e) Masalah kesehatan lingkungan :
Keadaan lingkungan fisik dan biologis yang belum
memadai.
Sarana air bersih dan fasilitas kesehatann yang belum
merata.
Pembinaan program peningkatan kesehatan lingkungan
masalah kesehatan.
Kurangnya tanggung jawab masyarakat dalam bidang
kesehatan
d) Sistem pelayanan kesehatan
Cakupan pelayanan kesehatan yang belum menyeluruh
Upaya pelayanan kesehatan yang sebagaian besar masih
keperawatan.
13
Keperawatan komunitas perlu dikembangkan di tatanan pelayanan
pelayanan kesehatan
promotif.
14
8. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku
komunitas adalah:
berikut:
masyarakat.
15
kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi
pada umumnya.
diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya
kesehatan
secara berkesinambungan
kesehatan masyarakat
16
kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.
2. Tujuan Khusus
kesehatan/keperawatan
kesehatan/keperawatan
masalah kesehatan.
pelayanan kesehatan/keperawatan
D. SASARAN
17
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang
1. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu
ketidakmampuan merawat diri sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan
maupun sosial.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala
suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau
adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah
adalah:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
18
dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
1) Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS, penyekit
kelamin lainnya.
2) Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit diabetes
sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
1) Wanita tuna susila
4) Dan lain-lain
2) Panti asuhan
4) Penitipan balita
(resosialisasi).
19
1. Upaya Promotif
b. Peningkatan gizi
f. Rekreasi
g. Pendidikan seks
2. Upaya Preventif
ataupun di rumah
3. Upaya Kuratif
20
a. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
dan nifas.
d. Perawatan payudara
4. Upaya Rehabilitatif
5. Upaya Resosialitatif
21
masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai
yang dilakukan perawat mempunyai lahan yang luas dan tetap menyesuaikan
masyarakat
7. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan
8. Melaksanakan asuhan keperawatan komunitas, melalui pengenalan
22
9. Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan keperawatan
komunitis.
10. Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi
terkait.
11. Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu,
dan kesehatan.
G. MODEL PENDEKATAN
23
mawas diri dengan melibatkan partisipasi masyarakat disebut community
approach.
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan
informasi.
Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor
24
Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh
2) Karakteristik populasi
3) Karakteristik lingkungan
lain:
kesehatan
mempertimbangkan:
25
d. Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat
2. Perencanaan
keperawatan
dilakukan.
3. Pelaksanaan
26
hal yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan perawatan
instansi terkait
b. Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok dan
terdiri atas:
a. Pencegahan Primer
b. Pencegahan Sekunder
c. Pencegahan Tersier
4. Penilaian/Evaluasi
27
Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan.
sesuai dengan perencanaan yang telah disusun semula. Ada 4 dimensi yang
a. Daya guna
b. Hasil guna
c. Kelayakan
d. Kecukupan
pelaksanaan
c. Efisiensi biaya
d. Efektifitas kerja
waktu berapa?
Keterangan:
: peran masyarakat
: peran perawat
28
Pada gambar diatas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan klien
dalam menanggulangi masalah kesehatan, pada awalnya peran perawat lebih besar
daripada klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besar daripada perawat.
29
A. Keadaan Umum Desa
30
2. Demografi
31
Tanpa horizon eluvasi dan iluvasi
Koefisien mengembang dan mengerut tinggi jika dirubah kadar
airnya
Bahan induk basaltik atau berkapur
Mikroreliefnya gilgei
Konsistensi luar biasa plastis
Tanah ini tersebar di daerah dengan musim kering musiman. Di
indonesia jenis tanah ini terbentuk pada tempat-tempat yang tingginya
tidak lebih dari 300 meter di atas muka laut. Melihat dari struktur
yang mengembang pada waktu basah dan pecah-pecah pada waktu
kering dan ciri- ciri maka suhu tanah ini tergantung musim di daerah
tersebut. Ketika musim kering suhu di daerah tersebut akan panas
begitu juga dengan tanah sehingga tanah akan pecah-pecah begitu pun
sebalikanya
c. Iklim
Iklim Desa Moncongloe Bulu, sebagaimana desa-desa lain di
wilayah Indonesia mempunyai Iklim Kemarau dan Penghujan, hal
tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang
ada di Desa Moncongloe Bulu kecamatan Moncongloe.
32
Tabel 1.1. Jumlah Penduduk
Jenis Kelamin
No Dusun Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1 Diccekang 411 org 476 org 887 org
Moncongloe
5 489 org 380 org 869org
Bulu
2. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat Desa Moncongloe Bulu termasuk
masih sedang karena kondisi ekonomi dan pemahaman akan pentingnya
pendidikan masih belum maksimal yakni angka putus sekolah dasar masih
ada pada tahun-tahun sebelumnya. Desa hanya memiliki 4 TK, 2 SD, 3
SMP dan 2 SMA. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan jenjang
kelulusan masyarakat yang tadinya hanya tamat SD namun kedepan
minimal masyarakat lulus pada tingkat SMP dan program nasional
pendidikan dasar 9 tahun di Desa Moncongloe Bulu dapat tercapai 100%
dan menekan angka putus sekolah pendidikan dasar Tingkat pendidikan
masayarakat Desa Moncongloe Bulu adalah sebagai berikut.
Tabel 1.2. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
33
3. Mata Pencaharian
Karena Desa Moncongloe Bulu merupakan Desa Pertanian, maka
sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani,
selengkapnya sebagai berikut:
Tabel 1.3. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
PETANI/
PEDAGANG PNS/ABRI BURUH Lain-lain
Peternak
5. Kepemilikan Ternak
Penduduk Desa Moncongloe Bulu sekitar 30 % memelihara ternak
sapi, kambing, kerbau, itik, ayam, kuda dan angsa. Pemeliharaan ternak
34
dipilih penduduk Desa sebagai tabungan hidup yang juga digunakan
untuk memanfaatkan dari hasil tanaman pertanianm dan perkebunan
sehungga pakan ternak bisa didapatkan, jenis ternak yang dipeliahara
antara lain, sapi, kambing, ayam dan itik.
Pemeliharaan ternak dilakukan oleh penduduk Desa Moncongloe
Bulu sebagai pekerjaan sambilan dan bukan sebagai pekerjaan pokok.
Hewan ternak berupa sapi, kambing, ayam, sebagian besar digembalakan
oleh penduduk.
Tabel 1.5 Jumlah Kepemilikan Ternak Desa Moncongloe Bulu
No Kepemilikan Ternak Jumlah
1 Jumlah pemilik ternak sapi 86 Org
2 Jumlah pemilik ternak kambing 17 Org
3 Jumlah pemilik ternak kerbau 1 Org
4 Jumlah pemilik ternak itik 235 Org
5 Jumlah pemilik ternak Ayam 288 Org
6 Jumlah pemilik ternak kuda 2 Org
7 Jumlah pemilik ternak angsa 3 Org
Jumlah 632 Org
Sumber: Data pertanian/peternakan tahun 2015
7. Kelembagaan Desa
Dalam hal ini kelembagaan Desa diartikan organisasi yang
melaksanakan berbagai fungsi mitra penyelenggaraan pemerintahan,
pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan dan pemberdayaan
kemasyarakatan desa serta pelayanan sosial maupun kegiatan ekonomi.
Kelembagaan desa yang ada sekarang ini sudah berjalan cukup baik
hanya saja perlu peningkatan kapasitas pengurus agar lembaga yang ada
35
bisa dan mampu mandiri dalam mengelola lembaga tersebut. Adapun
lembaga yang ada yaitu :
Keterangan
Sarana Panjang
No Kondisi
Jalan Jalan Ada/Tidak Lokasi
Jalan
Jln. Poros Desa
melalui dusun
Jalan Poros
1 7 Km Ada Baik Diccekang,Tamala
Desa
te, MoncongLoe
Bulu)
36
Diccekang,
Jalan Tamalate, Tammu-
2 Bebatuan 6 Km Ada Rusak Tammu, Tompo
(pengerasa) Balang,
MoncongLoe Bulu
Diccekang, Tompo
Balang,
3 Jalan Tanah 4 Km Ada Rusak MoncongLoe Bulu
dan Tammu-
Tammu
37
N KONDISI
Jenis JUMLAH Lokasi Keterangan
O (Baik / Rusak )
Beberapa
Baik / Tahap Masing-masing masjid
1 Masjid 7
pembangunan dusun masih perlu
pembenahan
Mushal
2 2 Baik Dsn.Diccekang Baik
lah
Poskes Dusun
3 1 Baik Baik
des Tamalate
Dusun
4 Gereja 2 Baik Moncongloe -
Bulu
Perlu
Dusun
6 Pasar 1 Baik pembanguna
Tamalate
n
Perlu
Lapang
Pembangun
an Dusun
7 1 Baik an
Olah Tamalate
Prasaranany
Raga
a
Kantor Dusun
8 1 Baik -
Desa Tamalate
Dusun
Diccekang, Perlu
Pekubu Tamalate, prasarana
9 4 Baik
ran Moncongloe jalan dan
Bulu, Tompo pagar
Balang
Kantor
Urusan Dusun
10 1 Baik Baik
Agama Diccekang
(KUA)
Kantor Tahap Dusun
11 1
BPD pembangunan Tamalate
1. Batas Wilayah
38
- Sebelah Timur:Desa Purnakarya Kec. Tanralili
- Sebelah Utara:Desa Bonto Bunga Kec. Moncongloe
- Sebelah Barat : Desa Moncongloe Kec. Moncongloe
- Sebelah Selatan : Kec. Pattallassang Kab.Gowa
2. Luas Wilayah
Luas Wilayah Desa Moncongloe Bulu adalah 121.826 Ha. Luas wilayah
terdiri dari :
- Tanah sawah : 150Ha
- Pemukiman dan Bangunan : 86 Ha
- Tanah tegalan : 10 Ha
- Perkebunan : 329 Ha
- Hutan : 14 Ha
- Tanah lain-lain : 121.137 ha
3. Wilayah Bawahan
Wilayah yang dikoordinasikan melalui Kepala Dusun meliputi :
- Kepala Dusun Diccekang membawahi 2 RW dan 4 RT
- Kepala Dusun Tamalate membawahi 2 RW dan 4 RT
- Kepala Dusun Tompo Balang membawahi 1 RW dan 2 RT
- Kepala Dusun Tammu-Tammu membawahi 2 RW dan 4 RT
- Kepala Dusun Moncongloe Bulu membawahi 2 RW dan 4 RT
39
Badan Perwakilan Desa terdiri dari 11 orang :
1) Ketua : Anwar
2) Wakil Ketua : Sudirman
3) Sekretaris : Rahmat Taufik
4) Anggota : Nur amin
5) Anggota : Sahrir
6) Anggota : Makkuasa
7) Anggota : H. Bachtiar
8) Anggota : Abd Rahman
9) Anggota : Akbar
10) Anggota : Muhtar
11) Anggota : Reymond, SR
F. Potensi Masalah
1. Potensi
Sebagaimana pada umumnya desa-desa sudah barang tentu sangat
kaya dengan sumber daya alam baik berupa keindahan alam, kayu, sumber
mata air. Desa Moncongloe Bulu yang tidak jauh dengan pegunungan
mata air sudah barang tentu pada masa depan sangat memungkinkan untuk
dikembangkan sebagai penunjang ekonomi dibidang pertanian,
peternakan, perikanan, holtikultura dan agroindustri, maupun agrobisinis.
Disamping itu pada saat sekarang ini sudah dikembangkan pertanian usaha
pertanian dengan memanfaatkan lahan pribadi oleh masyarakat, selain itu
masih ada sumber daya alam yang masih digali dan dikembangkan
diantaranya:
a. Lahan pertanian yang masih bisa ditingktkan produktifitasnya dengan
penerapan berbagai tehnik dan teknologi tepat guna.
b. Sumber daya manusia yakni hampir 85 % mata pencaharian
masyarakat desa adalah sebagai petani dan buruh tani.
c. Wilayah dan sumber daya manusia yang produktif untuk
meningkatkan pendapatan dan perekonomian.
2. Permasalahan
Kondisi yang dihadapai desa Moncongloe Bulu di era otonomi desa
kedepan sangat komplit, sehingga membutuhkan penanganan yang serius
yang bersungguh-sungguh. Sejalan dengan visi pembangunan yang akan
dijalankan dan ingin diwujudkan serta mendasari pada misi yang akan
40
ditempuh guna mewujudkan visi pembangunan dimaksud, maka dapat
diidentifikasi adanya 5 (lima) issue-issue strategis yang menjadi
permaslahan pokok yang dihadapi desa saat ini:
a. Rendahnya pemberdayaan masyarakat dan kemampuan desa ditinjau
dari aspek ekonomi berbagai permasalahan yang dihadapi
pembangunan yang dilaksanakan selama ini antara lain ditingkat
pemerintahan kurangnya pengembangan usaha ekonomi produktif
yang mebuat pemerintah masih belum menemukan solusi karena
lembaga yang ada tidak mendapatkan bimbingan teknis dan belum
sepenuhnya dijalankan dengan program yang diterima, lemahnya
kemampuan masyarakat untuk mengembangkan organisasi atau
lembaga-lembaga kemasyarakatan desa.
b. Masih belum maksimalnya tingkat pendidikan masyarakat sebagai
bagian dari rendahnya tingkat pendidikan masyarakat. Dengan
rendahnya maka hasil pembangunan mengalami hambatan karena
rendahnya penyerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Rendahnya derajat Kesehatan masyarakat juga merupakan epek
rendahnya tingkat masyarakat,dengan adanya poliklinik/ puskesdes
maupun puskesmas pembantu tingkat desa diupayakan dapat memberi
pelayanan dasar kesehatan dimasyarakat dan terjangkau juga dapat
melayani masyakat miskin. Disamping itu pelayanan posyandu juga
perlu ditingkatkan baik sarana prasarana dan pemberdayaan kader
posyandu itu sendiri. Karena posyandu merupakan ujung tombak
dalam pelayanan kesehatan balita yang sebagai generasi penerus
bangsa.
d. Rendahnya tingkat ekonomi masyarakat dan tingkat kesejahteraan
masyarakat masalah pembangunan yang sangat mendesakpada saat ini
adalah masalah kemiskinan yang ditandai oleh banyaknya
pengangguran,keterbelakangan dan keterpurukan.Masyarakat desa
Moncongloe Bulu yang sebagian adalah penduduk miskin dengan
tingkat ekonomi yang rendah.
e. Adanya kerusakan sumber daya alam dan sumber daya air sumber
daya alam sebagai bagian dari kehidupan harus ada
keseimbangan,khususnya masalah mata air, mengingat Desa
41
Moncongloe Bulu merupakan desa sehingga lebih banyak berinteraksi
dengan lahan pertanian dan persawahan.Begitu dengan air ketika
bicara air seluruh masyarakat dari hulu sampai hilir akan
mempermasalahkan air. Bila air tidak lancar akan mempengaruhi
tatanan kehidupan masyarakat.
No Masalah Potensi
I. Bidang Pemerintah dan Pemberdayaan
Masayarakat
1. Honor RT Struktur
2. Honor RW Organisasi
3. Honor BPD Warga
4.
Sarana dan prasarana PEMDES belum
5.
6. maksimal tata kelola adminitrasi
7. Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang
8. belum baik
9. Keterbatasan ruang kerja PKK
10. Belum Maksimal kepengurusan BUMDesa
Pelayanan Administrasi kependudukan dan
pendataan belum maksimal
II. Bidang Keagamaan
42
1. Kegiatan Posyandu belum maksimal Kader
2. Pelayanan PKD belum maksimal Bidan
3. Penyakit tahunan masih belum tertangani Tenaga
4. Lingkungan RT kurang sehat Gotong royong
5. Kurangnya perhatian kesehatan lansia
6. Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) belum
7. tertangani
Penanganan ibu hamil dan anak belum
maksimal
IV. Bidang Pendidikan
43
1.
Kebutuhan air bersih di musim kemarau Tenaga
2.
Pemilik tanah tidak mengijinkan untuk Gotong royong
pengadaan jalan usaha tani desa Warga,Pemanfaat
3. Hilangnya sumber mata air Listrik
4. Jalan Gelap di 5 Dusun Air
5. Tidak ada Drainase di Jalan Desa Saluran
6. Rusaknya saluran irigasi pembuangan di 2 Pembuangan
dusun
VIII. Sarana dan Prasarana
44
II. HUJAN
1. Sumber air bersih keruh Musim tanam
2. Tanah longsor Air melimpah
3. Tanaman rusak
4. Saluran buangan irigasi rusa
45
6. RW - Ketua RT belum bekerja Pertemuan
secara optimal membatu lembaga
Pemerintah Desa
- Administrasi belum
optimal
- Kegiatan belum optimal
7. KARANG - Tidak ada kegiatan SDM
TARUNA - Kepengurusan kurang aktif
- Regenerasi kepengurusan
tidak berjalan
- Anggota kurang aktif
- Kelompok remaja mesjid
yang aktif hanya ketua
- Kegiatan rutin belum ada
8. KPMD (Kader - Kepengurusan belum Gedung
Pemberdayaan optimal dalam Sarana
Desa) perencanaan/pelaksanaa Prasarana
n pembangunan
- Tidak ada pertemuan
A. Data Demografi
46
dibatasi Dusun Kab. Gowa, di sebelah timur dibatasi Dusun Tamu-tamu, dan
di sebelah barat dibatasi Dusun Tamalangape
Fasilitas umum yang dimiliki Desa Dusun Tompo Balang adalah sebuah
SD Inpres. Kegiatan posyandu dilakukan setiap tanggal 17.
C. Persiapan
1. Persiapan Kemasyarakatan
Pada tahap awal, kelompok mahasiswa melakukan pertemuan
dengan Kepala Desa, Kepala Dusun, Ketua RT dan Ketua RW, serta
identifikasi tokoh masyarakat, tokoh agama, kader kesehatan, yang
47
dilaksanakan pada tanggal 26 Januari 2017. Setelah mengidentifikasi
tokoh masyarakat, kelompok mahasiswa melakukan pendekatan dan
membina hubungan saling percaya dengan memperkenalkan diri dan
menjelaskan tentang tujuan Praktek Keperawatan Komunitas Mahasiswa
UIM di Dusun Tompo Balang DesaMoncongloe Bulu. Tanggal 27 januari
2017, pihak mahasiswa mengadakan pertemuan dengan kepala
Lingkungan tokoh masyarakat, tokoh agama, kader kesehatan guna
membahas rencana pertemuan awal dan mengidentifikasi tokoh
masyarakat yang akan diundang pada pertemuan awal.
Tanggal, 27 Januari 2017, dilakukan penyebaran undangan kepada
tokoh masyarakat, tokoh agama pemuda serta kader kesehatan untuk
menghadiri pertemuan MMD I.
2. Persiapan Teknis
Persiapan tehnis yang dilakukan kelompok mahasiswa meliputi
mengorganisir anggota kelompok dalam melakukan pendataan dan
pembagian tugas, mempersiapkan format pengkajian, serta
mengidentifikasi Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu termasuk
jumlah rumah dan jiwa .
Tabel 3.1
Distribusi Jumlah Warga Berdasarkan Umur
Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu Kec. Moncongloe
UMUR Frequency Percent
0-5 TAHUN 29 10.4
6-11 TAHUN 36 12.9
12-16 TAHUN 25 8.9
17-25 TAHUN 46 16.4
48
26-35 TAHUN 46 16.4
36-45 TAHUN 33 11.8
46-55 TAHUN 34 12.1
56-60 TAHUN 9 3.2
> 60 TAHUN 22 7.9
Total 280 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
49
Hubungan Keluarga Frequency Percent
ISTRI 67 23.9
MERTUA 4 1.4
Tabel 3.5
Distribusi Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Pendidikan
Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu Kec. Moncongloe
50
Pendidikan Frequency Percent
PT / SEDERAJAT 17 6.1
PNS/TNI/POLRI 5 1.8
WIRASWASTA 28 10,1
TANI 55 19.6
IRT 67 23.9
Tabel 3.7
Distribusi Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Kesehatan
Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu Kec. Moncongloe
51
Kesehatan Frequency Percent
SAKIT 11 3.9
Tabel 3.8
Distribusi Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Penghasilan
BulananDusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu Kec.
Moncongloe
Penghasilan Bulanan
Frequency Percent
Total 74 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Berdasarkan tabel diatas penghasilan warga yang < 1 juta sebanyak
56 orang (75,7%) dan yang penghasilannya 1-3 juta sebanyak 18 orang
(24,3%).
Tabel 3.9
Distribusi Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Apakah keluarga
Menabung
Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu Kec. Moncongloe
Apakah Keluarga
Frequency Percent
Menabung
YA 15 20.3
TIDAK 59 79.7
Total 74 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Berdasarkan table di atas keluarga yang menabung sebanyak 15 kk
(20,3%) dan yang tidak sebanyak 59 kk (79,7%).
52
Tabel 3.10
Distribusi Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Letak Ternak
Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu Kec. Moncongloe
Letak Ternak Frequency Percent
Tabel 3.11
Distribusi Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Kondisi Ternak
Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu Kec. Moncongloe
Kondisi Ternak Frequency Percent
TERAWAT 40 81.6
Total 49 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Berdasarkan tabel diatas sebagian besar kondisi ternak warga
Tompo Balang yang terawat sebanyak 40 (81,6%) dan yang tidak terawat
sebanyak 9 (18,4%).
Tabel 3.12
Distribusi Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan sarana Kesehatan Terdekat
Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu Kec. Moncongloe
PUSKESMAS 73 98.6
LAIN-LAIN 1 1.4
Total 74 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Berdasarkan tabel diatas sarana kesehatan terdekat Puskesmas 73
(98,6%) dan yang lain-lain 1 (1,4%).
Tabel 3.13
Distribusi Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Kebiasaan Keluarga
untuk Minta Tolong Bila Sakit
Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu Kec. Moncongloe
53
Tempat Pertolongan Frequency Percent
PUSKESMAS 69 93.2
PERAWAT 1 1.4
BIDAN 4 5.4
Total 74 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Berdasarkan tabel diatas sebagian besar kebiasaan keluarga untuk
minta tolong bila sakit ke puskesmas sebanyak 69 warga (93,2%), perawat
1 (1,4%) dan Bidan sebanyak 4 (5,4%).
Tabel 3.14
Distribusi Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Kebiasaan Keluarga
Sebelum Pelayanan Kesehatan
Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu Kec. Moncongloe
Kebiasaan keluarga
sebelum ke pelayanan Frequency Percent
kesehatan
BELI OBAT BEBAS 59 79.7
JAMU 3 4.1
LAIN-LAIN 12 16.2
Total 74 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Berdasarkan tabel diatas sebagian besar kebiasaan keluarga
sebelum ke pelayanan kesehatan yang Beli Obat Bebas sebanyak 59
( 79,7%), jamu 3 (4,1%) dan Lain-lain 12 (16,2%).
Tabel 3.15
Distribusi Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Sumber Pendanaan
Kesehatan Keluarga
54
Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu Kec. Moncongloe
Sumber pendanaan
Frequency Percent
kesehatan kelurga
ASTEK / ASKES 8 10.8
TABUNGAN 1 1.4
LAIN-LIAN 4 5.4
Total 74 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Berdasarkan tabel diatas sebagian besar pendanaan kesehatan
keluarga yang menggunakan Astek / Askes sebanyak 8 (10,1%), yang
menggunakan Tabungan sebanyak 1 (1,4%), Dana Sehat 1 (1,4%), JPS/
Askes Maskin sebanyak 60 (81,1%) dan Lain-lain 4 (5,4%).
Tabel 3.16
Distribusi Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Sarana Transportasi
Kepelayanan Kesehatan
Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu Kec. Moncongloe
Sarana Transportasi
Frequency Percent
Kepelayan kesehatan
ANGKOT 1 1.4
Total 74 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Berdasarkan Tabel diata, sarana transpotasi Angkot 1 (1,4%) dan
kendaraan pribadi 73 (98,6%)
Tabel 3.17
Distribusi Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Masalah Kesehtan
KhususDi Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu
55
Kec. Moncongloe Bulu
ASMA 3 4.8
IMS 7 11.1
LAIN-LAIN 34 54.0
Total 63 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa masalah kesehatan dengan
batuk pilek 19 (30,2%) asma sebanyak 3 0rang (4,8%), IMS sebanyak 7
orang (11,1%), dan Lain-lain 34 0rang (54,0%).
Tabel 3.18
Distribusi Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Apakah Ada PUS
Dalam Anggota Keluarga
Di Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu Kec. Moncongloe
Bulu
Apakah Ada PUS
dalam Anggota Frequency Percent
Keluaraga
TIDAK 39 52.7
YA 35 47.3
Total 74 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Bersadarkan tabel diatas, wanita usia subur sebanyak 35 orang
Tabel 3.19
Distribusi Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Apakah Menjadi
Aseptor KB
56
Di Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu Kec. Moncongloe
Bulu
Apakah Menjadi
Frequency Percent
Aseptor KB
TIDAK 20 55.6
YA 16 44.4
Total 36 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Dari tabel diatas menunjukkan ada sekitar 20 (55,6%) yang tidak
menjadi aseptor KB dan 16 (44,4%) menjadi aseptor KB.
Tabel 3.20
Distribusi Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Bila Tidak Menjadi
Aseptor KB AlasannyaDi Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu
Kec. Moncongloe Bulu
LAIN-LAIN 12 70.6
Total 17 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Dari tabel diatas terdapat 3 (17. 6%) dilarang suami menjadi aseptor
(70,6%)
Tabel 3.21
Distribusi Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Apakah Ada Ibu
Hamil Dalam Keluarga
57
Di Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu Kec. Moncongloe
Bulu
Apakah Ada Ibu
Hamil Dalam Frequency Percent
Keluarga
TIDAK 71 95.9
YA 3 4.1
Total 74 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Dari tabel diatas jumlah ibu hamil sebanyak 3 orang (4,1%) dan yang
tidak hamil sebanyak 71 orang (95,9%).
Tabel 3.22
Distribusi Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Bila YA Umur
Kehamilan Trimester Di Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu
Kec. Moncongloe Bulu
Bila Ya Umur Kehamilan
Trismester Frequency Percent
Total 3 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa umur kehamilan ibu berkisar
1 (0-3 Bulan) sebanyak 2 (66,7%), dan yang 2 (4-6 Bulan) 1 (33,3%).
Tabel 3.23
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kehamilan Ibu Yang Keberapa
Di Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu Kec. Moncongloe
Bulu
Kehamilan Yang Keberapa Frequency Percent
3 1 33.3
>3 2 66.7
Total 3 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa ibu yang hamil berada pada
kehamilan ke 3 berjumlah 1 (33,3%) dan yang > 3 berjumlah 2 (66,7%).
Tabel 3.24
58
Distribusi Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Berapa Usia Bumil
Saat Ini Di Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu Kec.
Moncongloe Bulu
Berapa Usia Bumil Saat
Frequency Percent
ini
< 20 1 33.3
20-35 2 66.7
Total 3 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa ibu hamil saat ini yang berusia < 20
berjumlah 1 (33,3%) dan yang berusia 20-35 tahun berjumalah 2 (66,7%).
Tabel 3.25
Distribusi Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Apakah Ibu
Memeriksakan Kehamilannya
Di Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu Kec. Moncongloe Bulu
Apakah Ibu Memeriksakan
Frequency Percent
Kehamilannya
Sumber : Data Primer Februari 2017
YA 3 100.0
Tabel 3.26
Distribusi FrekuensiBerapa Kali Memeriksakan Kehamilannya
Di Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu Kec. Moncongloe
Bulu
Berapa Kali
Memeriksakan Frequency Percent
Kehamilannya
2 KALI 3 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Berdasarkan tabel di atas ibu yang memeriksakan kehamilannya
sebanyak 2 kali berjumlah 3 (100%).
Tabel 3.27
Distribusi Frekuensi Bumil Apakah Mendapatkan Suntikan TT
59
Di Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu Kec.Moncongloe
Bulu
Apakah
mendapatkan
Suntikan TT Frequency Percent
TIDAK 2 66.7
YA 1 33.3
Total 3 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa Bumil yang mendapatkan
suntikan TT sebanyak 1 (33,3%) dan yang tidak sebanyak 2 (66,7%).
Tabel 3.28
Distribusi Frekuensi BerdasarkanApakah Lengkap Mendapat Suntikan TT
Di Dusun Tompo Balang DesaMoncongloe Bulu Kec. Moncongloe
Bulu
Apakah Lengkap
Mendapat Suntikan TT Frequency Percent
Tabel 3.29
Distribusi Frekuensi Bumil Adakah Penyakit Atau Keluhan Yang
Dirasakan
Di Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu Kec. Moncongloe
Bulu
Adakah Penyakit Atau
Keluhan Yang Dirasakan
Bumil Frequency Percent
Total 2 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
60
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa keluhan yang di rasakan
Bumil Lemah,Letih,Lesuh berjumlah 1 (50%) dan yang Mual dan Muntah
berjumlah 1(50%).
Tabel 3.30
Distribusi Frekuensi Ibu Menyusui Anaknya
Di Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu Kec.Moncongloe
Ibu Menyusui Anaknya Frequency Percent
YA 9 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa ibu yang menyusui anaknya
berjumlah 9 (100%).
Tabel 3.31
Distribusi Frekuensi Lamanya Ibu Menyusui
Di Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu Kec. Moncongloe
Lamanya Ibu Menyusui Frequency Percent
Total 9 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa lamanya ibu menyusui
anaknya 1-4 Bulan berjumlah 2 (22,2%), 5-12 Bulan berjunlah 3 (33,3),
dan >12 Bulan berjumlah 4 (44,4%).
Tabel 3.32
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jumlah Balita
Di Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu Kec. Moncongloe
TIDAK 52 70.3
YA 22 29.7
Total 74 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
61
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa jumah ibu yang memiliki balita di
dusun Tompo Balang 22 (29,7%) dan yang tidak memiliki balita 52
(70,3%).
Tabel 3.33
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jumlah Balita Yang Tidak
Mendapatkan Imunisasi
Di Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu Kec. Moncongloe
Lain-Lain 2 20.0
Total 10 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Pada tabel diatas menjelaskan bahwa balita yang tidak mendapatkan
imunisasi Tidak ada waktu berjumlah 8 (80%), dan lain-lain 2 (20%).
Tabel 3.34
Distribusi Frekuensi Balita Berdasarkan Hasil Penimbangan KMS
Di Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe BuluKec. Moncongloe
Total 11 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa hasil penimbangan KMS
pada balita di daerah garis hijau sebanyak 7 (63,6%), dan di ats garis hijau
berjumlah 4 (36,4%).
62
Tabel 3.35
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jumlah Keluarga Yang Mempunyai
Anak Dan Remaja
Di Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu Kec. Moncongloe
TIDAK 28 37.3
YA 47 62.7
Total 75 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Dari tabel diatas menunjukkan keluarga yang mempunyai anak dan
remaja berjumlah 47 (62,7), dan yang tidak memililki anak dan remaja 28
(37,3%).
Tabel 3.36
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jumlah Usia Anak Dan Remaja
Saat Ini
Di Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe BuluKec. Moncongoe
Total 47 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Berdasarkan table diatas usia anak dan remaja saat ini usia 6-10 tahun
berjumlah 17 (36,2%), usia 11-15 tahun 12 (25,5%), usia 16-21 tahun 18
(38,3%).
63
Tabel 3.37
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Anak
Di Dusun Tompo BalangDesa Moncongloe BuluKec. Moncongloe
SD 16 34.0
SMP 13 27.7
SMA 15 31.9
PT 3 6.4
Total 47 100.0
Tabel 3.38
Distribusi Frekuensi Kegiatan Anak Diluar Sekolah
Di Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe BuluKec. Moncongloe
KEAGAMAAN 33 70.2
OLAHRAGA 4 8.5
LAIN-LAIN 10 21.3
Total 47 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Dari tabel di atas kegiatan anak di luar sekolah Olahraga berjumalh 33
(70,2%), Olharaga 4 (8,5%), dan lain-lain 10 (21,3%).
Tabel 3.39
Distribusi frekuensi anak menderita sakit
Di Dusun tompo balang Desa moncongloe bulu Kec. moncongloe
64
Anak Menderita Sakit Frequency Percent
TIDAK 33 70.2
YA 14 29.8
Total 47 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa anak yang menderita
sakit di dudun tompo balang 14 (29,8%), dan yang tidak 33 (70,2%).
Tabel 3.40
Distribusi Frekuensi Penggunaan Waktu Luang Anak
Di Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu Kec. Moncongloe
OLAHRAGA 3 6.4
REKREASI 5 10.6
KEAGAMAAN 13 27.7
Total 47 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa Penggunaan waktu luang anak
Music/TV berjumlah 26 (55,3%), Olahraga 3 (6,4%), Rekreasi 5 (10,6%),
dan keagamaan 13 (27,7%).
Tabel 3.41
Distribusi Frekuensi Kebiasaan Anak
Di Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu Kec. Moncongloe
MEROKOK 4 8.5
Total 47 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kebiasaan anak yang merokok
berjumlah 4 (8,5%) dan yang tidak 43 (91,5%).
65
Tabel 3.42
Distribusi frekuensi anak menderita sakit
Di Dusun tompo balang Desa moncongloe bulu Kec. moncongloe
TIDAK 33 70.2
YA 14 29.8
Total 47 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa anak yang menderita sakit di
dusun Tompo Balang berjumlah 14 (29,8%) dan yang tidak 33 (70,2%).
Tabel 3.43
Distribusi Frekuensi Anak Sudahkah Berobat
Di Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu Kec. Moncongloe
SUDAH 12 85.7
BELUM 2 14.3
Total 14 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Berdasarkan tabel diatas anak yang sudah berobat berjumlah 12 (85,7%)
dan yang belum 2 (14,3%).
Tabel 3.44
Distribusi frekuensi anak berobat kemana
Di Dusun tompo balang Desa moncongloe bulu Kec. moncongloe
66
Anak Berobat Kemana Frequency Percent
MEDIS 12 85.7
Total 14 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Dari tabel diatas menunjukan bahwa anak yang berobat ke Medis
berjumlah 12 (85,7%) dan yang Non Medis 2 (14,3%).
Tabel 3.45
Distribusi frekuensi keluarga yang berusia lebih dari 60 tahun
Di Dusun tompo balang Desa moncongloe bulu Kec. Moncongloe
YA 18 24.3
Total 74 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa keluarga yang berusia
lebih dari 60 Tahun berjumlah 18 orang (24,3%) dan yang tidak 56 orang
(75,7%).
Tabel 3.46
Distribusi frekuensi lansia berdasarkan keluhan penyakitnya
Di Dusun tompo balang Desa moncongloe bulu Kec. moncongloe
TIDAK 3 16.7
YA 15 83.3
Total 18 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Berdasarakan tabel diatas bahwa Lansia yang memiliki keluhan
penyakit berjumlah 15 (83,3%) dan yang tidak 3 (16,7%).
Tabel 3.47
Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Jenis Penyakitnya
Di Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu Kec. Moncongloe
67
Jenis Penyakitnya Frequency Percent
ASMA 1 6.7
RHEUMATIK 12 80.0
LAIN-LAIN 2 13.3
Total 15 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Berdasarakan tabel diatas menunjujan bahwa jenis penyakit yang
di miliki Lansia yaitu Asma berjumlah 1 (6,7%), Rheumatik 12 (80,0%), dan
Lain-lain 2 (13,3%).
Tabel 3.48
Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan upaya yang telah dilakukan
Di Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu Kec. Moncongloe
Total 15 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Berdasarakan tabel diatas bahwa upaya yang dilakukan lansia untuk
Berobat ke Sarana Kesehatan berjumlah 8 (53,3%), yang berobat ke Non
Medis 1 (6,7%), dan yang di obati sendiri 6 (40,0%).
Tabel 3.49
Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Penggunaan Waktu Senggang
Lansia
Di Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu Kec. Moncongloe
BERKEBUN 7 38.9
JALAN-JALAN 8 44.4
LAIN-LAIN 3 16.7
Total 18 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
68
Berdasarakan table diatas bahwa penggunaan waktu senggang
lain 3 (16.7%)
Tabel 3.50
Distribusi Frekuensi Lansia yang mengikuti posyandu lansia
Di Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu Kec. Moncongloe
TIDAK 14 77.8
YA 4 22.2
Total 18 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Berdasarakan tabel diatas bahwa Lansia yang mengikuti Posyandu
Lansia di dusun Tompo Balang bejumlah 4 (22,2%), dan yang tidak 14
(77,8%).
Tabel 3.51
Distribusi FrekuensiPosyandu Lansia
Di Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu Kec. Moncongloe
ADA 5 27.8
Total 18 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Berdasarakan tabel diatas bahwa kegiatan posyandu lansia di dusun
tompo balangYang mengatakan Tidak Ada berjumlah 13 (72,2%) dan yang
mengaakan ada berjumlah 5 (27,8%).
Tabel 3.52
Distribusi Frekuensi Alasan Lansia Tidak Mengikuti Posyandu Lansia
Di Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu Kec. Moncongloe
69
Alasan Frequency Percent
Total 18 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2017
Berdasarakan tabel diatas bahwa Lansia yang tidak mengikuti
posyandu lansia di dusun Tompo Balang yang tidak tahu berjumlah 14
(77,8%), dan yang Mau 4 (22,2%).
70
Tahapan proses keperawatan komunitas pada dasarnya sama dengan
tahapan pada proses keperawatan yang meliputi: Pengkajian, Perencanaan,
Pelaksanaan dan Evaluasi Pembahasan inipun mengacu pada analisis SWOT
(Strength/kekuatan, Weakness/kelemahan, Opportunity/kesempatan dan
Threat/ancaman).
Berdasarkan hasil asuhan keperawatan komunitas melalui pendekatan
proses keperawatan didapatkan beberapa hasil yang meliputi:
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama dari proses keperawatan, berguna
untuk menentukan aktivitas keperawatan dan sumber data bagi profesi
lain. Pada tahap pengkajian, yang perlu dikaji pada kelompok atau
komunitas menurut teori Anderson adalah data inti yang terdiri atas data
demografi : umur , pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai
keyakinan serta riwayat timbulnya komunitas dan mengkaji sub sistem
yang mempengaruhi komunitas, seperti lingkungan fisik perumahan,
pendidikan kesehatan, keamanan dan keselamatan politik, kebijakan
pemerintah terkait kesehatan, pelayanan kesehatan yang tersedia, sistem
komunikasi , ekonomi dan realisasi.
Pengkajian dilaksanakan dengan menggunakan metode wawancara
dan observasi langsung berdasarkan format pengkajian/kuesioner yang
disusun berdasarkan prioritas masalah yang telah disepakati dalam
pertemuan dengan pemerintah setempat, masyarakat, dan tokoh agama.
Pengkajian dilakukan pada seluruh kepala keluarga yang ada di Dusun
Alerang.
Berikut gambaran Analisis SWOT untuk melihat secara nyata faktor
pendukung dan penghambat pengkajian.
a. Strenght / Kekuatan :
1) Adanya dukungan positif dari Masyarakt/ keluarga yang
dimintakan data ( Masyarakat cukup kooperatif ).
2) Dukungan dari Pemerintah, Kecamatan, Kelurahan dan dari pustu
3) Adanya dukungan dari Kepala Dusun beserta ketua-ketua RT 1,2,3
dan dari Tokoh tokoh masyarakat di Dusun Alerang.
b. Weekness / Kelemahan :
71
1) Tingkat pekerjaan Penduduk yang rata-rata Petani serta wiraswasta
sehingga memungkinkan pada saat pendataan tidak berada di
tempat.
2) Bahasa : Masih ditemukan masyarakat setempat tidak menguasai
bahasa indonesia.
3) Pendidikan yang rendah yang menghambat pemahaman
masyarakat terhadap pertanyaan yang diberikan.
c. Opportunity / Kesempatan
1) Kebutuhan masyarakat akan petugas kesehatan
2) Kebutuhan masyarakat tentang pendidikan kesehatan.
3) Keinginan masyarakat untuk hidup sehat atau berperilaku hidup
sehat
d. Threat / Ancaman
1. Keakuratan pengkajian dari pengumpul data secara mendalam.
2. Jawaban hasil pendataan yang memungkinkan, tidak sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
2. Masalah kesehatan dan Diagnosa keperawatan
Masalah kesehatan adalah keadaan dimana masyarakat mengalami
keadaan terancam pada suatu keadaan masalah kesehatan, kurang sehat
serta krisis.
Diagnosa Keperawatan merupakan penilaian atau kesimpulan yang
diambil dari pengkajian keperawatan.
Berdasarkan hasil pengkajian muncul 3 Masalah kesehatan dan 3
masalah Keperawatan, hal ini dimungkinkan karena kesadaran masyarakat
sudah meningkat tentang kesehatan dan prosentasi penyebab masalah ini
tidak terlalu tinggi.
3. Perencanaan
Setelah merumuskan diagnosa, maka intervensi dan aktivitas
keperawatan perlu ditetapkan untuk mengurangi atau menghilangkan dan
mencegah masalah keperawatan yang terdiri dari :
a. Menentukan prioritas masalah
b. Menetapkan tujuan umum dan tujuan khusus
c. Menetapkan Kriteria evaluasi dan Standar
d. Merumuskan intervensi dan aktivitas keperawatan
72
Jadi rencana keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dapat
mencapai tiap tujuan khusus. Perencanaan memberi alasan ilmiah
berdasarkan literature, hasil penelitian dan pengalaman praktik.
Berikut gambaran Analisis SWOT untuk melihat secara nyata faktor
pendukung dan penghambat Perencanaan keperawatan komunitas.
a. Strength / Kekuatan
1) Dukungan dari Pemerintah, kelurahan, Kecamatan, dan dari PKM
Bontolangkasa
2) Adanya Kader posyandu yang berperan aktif dalam perencanaan
kegiatan.
3) Adanya dukungan dari Tokoh - tokoh masyarakat / Agama.
b. Weekness / Kelemahan
1) Kurangnya sponsor dana yang dapat bertanggung jawab untuk
beberapa kegiatan yang membutuhkan pembiayaan besar sehingga
beberapa metode tepat guna disiapkan untuk mengahdapi kendala
dana tersebut
2) Kurang disiplinnya masyarakat, mahasiswa dan pihak yang terkait
sehingga waktu pelaksanaan kegiatan pernah tidak sesuai dengan
jadwal yang disepakati.
c. Opertunity / Kesempatan
1) Banyaknya waktu luang dari masyarakat untuk ikut serta dalam
kegiatan yang direncanakan.
2) Bantuan dari Aparat Desa dan Pustu dan pihak terkait yang
diwujudkan dalam kerjasama beberapa kegiatan yang telah
direncanakan.
d. Threat / Ancaman
1) Kemungkinan peran serta aktif masyarakat dalam pelaksanaan
nantinya akan berkurang berhubungan dengan kesibukan dalam
bidang ekonomi sebagai buruh harian dan lain sebagainya.
2) Bantuan dana dan fasilitas dari Puskesmas belum dapat dipastikan
dari saat penyusunan perencanaan ini.
4. Implementasi
73
Implementasi disesuaikan dengan rencana tindakan dan sebelum
melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan, dalam melaksanakan
tindakan harus benar-benar melakukan kontrak waktu dengan masyarakat
agar seluruh rangkaian kegiatan dapat berjalan dengan baik.
Berikut gambaran Analisis SWOT untuk melihat secara nyata faktor
pendukung dan penghambat implementasi.
Masalah kesehatan I : Resiko timbulnya penyakit menular (diare, DHF,
ISPA) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam
memelihara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan
a. Strenght / Kekuatan :
1) Adanya dukungan dari Pemerintah setempat dan
tokoh masyarakat /Agama, Kader, dalam memotivasi masyarakat
untuk berperan aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan
2) Bantuan dari puskesmas Bontolangkasa
3) Kemauan / motivasi dari masyarakat untuk berperan
aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan.
b. Weekness / Kelemahan
1) Kurangnya kesadaran masyarakat untuk
memeriksakan penyakit yang diderita kepelayanan kesehatan
(Puskesmas) setempat.
2) Terhambatnya beberapa kegiatan - kegiatan karena
pendanaan yang kurang, dan keinginan partisipasi masyarakat
dalam hal ini tidak ada dengan alasan ekonomi
3) Kurangnya partisipasi dan kesadaran masyarakat
dalam kegiatan minggu bersih juga menjadi hambatan
c. Opportunity / Kesempatan
1) Sejalan dengan beberapa kegiatan program
pemerintah dan Puseksmas, misalnya Puskel (Puskemas Keliling)
d. Threat / Ancaman
1) Tidak adanya tindak lanjut terutama dari masyarakat
karena beberapa perencanaan membutuhkan dana swadaya
masyarakat
74
2) Tidak adanya tindak lanjut dengan Pemerintah
setempat dan pihak Puskesmas setempat.
Masalah kesehatan II : Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan
pada lansia di Dusun Alerang berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan masyarakat dalam memelihara kesehatan lansia
a. Strenght / Kekuatan
1) Adanya program pemerintah dan puskesmas untuk memberikan
bantuan dalam perawatan lansia di keluarga berupa pemeriksaan
dan kegiatan posyandu lansia.
b. Weekness / Kelemahan
1) Kurangnya partisipasi masyarakat untuk melaporkan keadaan
kesehatan lansia.
2) Kurngnya kesadaran masyarakat dalam hal ini lansia untuk
mengikuti kegiatan posyandu lansia sehingga harus dilakukan
kunjungan dari rumah lansia ke lansia lainnya.
3) Adanya persepsi masyarakat tentang penyakit yang diderita lansia
adalah hal yang biasa dan tidak perlu ditangani.
4) Kurang aktifnya posyandu lansia di Dusun Tompo Balang
c. Opportunity / Kesempatan
1) Sejalan dengan beberapa kegiatan dari program pemerintah dan
puskesmas, misalnya kegiatan posyandu lansia, program
pemeriksaan kesehatan lansia.
d. Threat / Ancaman
1) Tingkat kesadaran dan pengetahuan masyarakat yang masih kurang
untuk selalu mengontrol kondisi kesehatan lansia secara teratur
pada fasilitas-fasilitas kesehatan yang tersedia.
2) Kurangnya petugas kesehatan melakukan kunjungan rumah.
Masalah kesehatan III : Risiko terjadinya penyakit pada bayi/balita di
Dusun Alerang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan ibu tentang
pentingnya gizi pada bayi/balita
a. Strenght / Kekuatan
1) Adanya posyandu setiap sekali sebulan
75
2) Adanya keinginan dan kesadaran masyarakat untuk mengikuti
anjuran yang telah diberikan pada saat penyuluhan, setelah
memotivasi ibu-ibu membawa anaknya ke Posyandu untuk
menimbang dan mendapatkan imunisasi pada bayi/balitanya
3) Adanya dukungan Puskesmas untuk terus melaksanakan kegiatan
posyandu dan imunisasi
4) Adanya Kader kesehatan yang berperan aktif dalam setiap kegiatan.
b. Weekness / Kelemahan
1) Kurangnya ibu atau masyarakat membawa anaknya ke posyandu
untuk dilakukan imunisasi karena takut anaknya akan sakit.
c. Opportunity / Kesempatan
1) kurangnya kesempatan ibu dalam mengurus anakanya disebabkan
oleh adanya kesibukan ibu
2) Kesediaaan masyarakat / ibu untuk membawa bayi / balitanya
dalam kegiatanPosyandu.
3) Adanya dukungan dari pemerintah terkait kesehatan.
d. Threat / Ancaman
1) Tingkat pendidikan rata rata penduduk yang rendah
2) Kesibukan ibu-ibu dalam bekerja untuk menambah pendapatan
keluarga sehingga tidak mempunyai waktu yang lebih banyak
untuk memperhatikan kesehatan anak khususnya penyediaan waktu
luang untuk membawa anaknya setiap bulan ke Posyandu untuk
ditimbang dan memperoleh imunisasi.
3) Kurangnya petugas kesehatan melakukan kunjungan rumah.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan kepada masyarakat.. Evaluasi dilakukan baik dari respon verbal,
non verbal maupun psikomotornya.
a. Rencana kegiatan mahasiswa selalu mendapat respon positif dari
masyarakat.
b. Pada pelaksanaan kegiatan (implementasi) biasanya masyarakat kurang
berespon berhubungan dengan kurangnya kesadaran.
76
c. Rata-rata penduduk sudah mulai merasakan arti pentingnya kesehatan
terbukti dari terjadi perubahan terhadap meningkatnya kesadaran
masyarkat dan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang prilaku
sehat. Di tunjang pula dengan lingkungan yang sudah mulai bersih ,
pemanfaatan air bersih, dll.
d. Kegiatan yang berhasil dilaksanakan umumnya karena dukungan dari kader
setempat, tokoh masyarakat, pemerintah terkait, puskesmas dan swadana
mahasiswa sendiri.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. ANALISA DATA
1. Data subjektif
Dari hasil pendataan dan pengkajian yang dilakukan dengan metode
Wawancara yang dibagikan di masyarakat, dapat di tentukan data
subjektif pada Dusun Tompo Balang Desa Moncongloe Bulu adalah:
a. Warga mengatakan bahwa sampah ditampung dan kemudian dibuang
ke lahan kosong untuk dibakar.
b. Warga mengatakan tempat penampungan sampah sementara terbuka
c. Warga mengatakan bahwa penampungan sampah terbuka dengan
jarak < 5 m
d. Warga mengatakan kebiasaan buang air limbah disembarang tempat
e. Warga mengatakan kondisi sebagian saluran pembuangan tersumbat
f. Warga mengatakan kondisi pembuangan air limbah dengan
menggunakan resapan
g. Anggota keluarga mengatakan lansia mengalami penyakit rematik,
hipertensi, dan asma
h. Anggota keluarga lansia mengatakan bahwa memeriksakan
kesehatan tidak harus di puskesmas
i. Anggota keluarga lansia mengatakan lebih menyukai membeli obat
bebas di kios
j. Anggota keluarga lansia mengatakan penyakit yang dialami lebih
suka diobati dengan pengobatan tradisional
k. PUS mengatakan tidak banyak tahu tentang penggunaan KB
77
l. PUS mengatakan ketika menggunakan KB efek samping yang di
alami adalah gemuk,menstruasi tidak lancar dan pusing.
m. Warga mengatakan pendidikan kesehatan yang dibutuhkan adalah
pembinaan kesehatan pada anak dan remaja
2. Data Objektif
Dari hasil pendataan dan pengkajian yang diperoleh dari hasil
kuesioner di masyarakat, dapat di tentukan data objektif pada dusun
Tompo Balang, Desa Moncongloe Bulu, yaitu :
a. 59 jiwa (21.1 %) dari 280 jiwa tidak sekolah
b. 103 jiwa (36.8%) dari 280 jiwa bersekolah dengan tingkat
SD/sederajat
c. 49 jiwa (17.5%) dari 280 jiwa bersekolah dengan tingkat
SMP/sederajat
d. 52 jiwa (18.6%) dari 280 jiwa bersekolah dengan tingkat
SMA/sederajat
e. 17 jiwa (6.1%) dari 280 jiwa bersekolah dengan tingkat PT/sederajat
f. 63 jiwa (22.5%) dari 280 jiwa memiliki keluhan penyakit
g. 217 jiwa (77.5%) dari 280 jiwa yang sehat
h. 56 KK (75.7%) dari 74 KK yang membuang sampah dengan cara di
bakar
i. 17 KK (23.0%) dari 74 KK yang membuang sampah di sembarang
tempat
j. 65 KK (87.8%) dari 74 KK yang menggunakan tempat sampah
sementara dalam kondisi terbuka
k. 49 KK (66.2%) dari 74 KK yang jarak tempat sampah dengan
rumah < 5 m
l. 20 KK (27.0%) dari 74 Kk yang membuang air limbah sembarangan
m. 24 KK (32,4%) dari 74 KK yang membuang air limbah dengan
resapan
n. 12 lansia (54.6%.0) dari 22 lansia yang menderita penyakit rematik
o. 9 lansia (42.0%) dari 20 lansia yang menderita penyaki selain
rematik
p. 5 lansia (26.3%) dari 19 lansia yang berobat ke nonmedis
78
q. 59 KK (79,7%) dari 74 KK yang beli obat bebas di kios
r. 11 lansia (57.9%) dari 19 lansia berobat dengan pengobatan
tradisional
s. 20 Pasangan usia subur (55.6%) dari 36 Pasangan usia subur yang
tidak menjadi aseptor KB
a. Data Subjektif
79
5) 65 KK (87.8%) dari 74 KK yang menggunakan tempat sampah
sementara dalam kondisi terbuka
6) 49 KK (66.2%) dari 74 KK yang jarak tempat sampah dengan
rumah < 5 m
7) 20 KK (27.0%) dari 74 Kk yang membuang air limbah
sembarangan
8) 24 KK (32,4%) dari 74 KK yang membuang air limbah dengan
resapan
2. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam
memelihara kesehatan lansia
a. Data Subjektif
80
a. Data Subjektif
81
DAFTAR PUSTAKA
Indriatmoko, R.H., dan Wahyono, H.D. (2012). Teknologi Konservasi Air Tanah
ANDI.
Sulawesi Selatan.
82