Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................ 1
BAB I Definisi................................................................................. 2
BAB II Ruang Lingkup..................................................................... 3
BAB III Tata Laksana......................................................................... 5
BAB IV Dokumentasi.......................................................................... 9
Daftar Pustaka................................................................................................10

1
BAB I
DEFINISI
Definisi
Surveilans infeksi rumah sakit adalah suatu proses yang dinamis, sistematis, terus
menerus dalam pengumpulan, identifikasi, analisis dan interpretasi data kesehatan
yang penting pada suatu populasi spesifik dan diseminasikan secara berkala
kepada pihak – pihak yang memerlukan untuk digunakan dalam perencanaan,
penerapan, serta evaluasi suatu tindakan yang berhubungan dengan kesehatan.
( Pedoman Surveilans Kemkes, 2011 )
Tujuan
a. Mendapatkan data dasar infeksi rumah sakit
b. Menurunkan laju infeksi rumah sakit
c. Identifikasi dini Kejadian Luar Biasa
d. Meyakinkan para tenaga kesehatan tentang adanya infeksi
e. Mengukur dan menilai keberhasilan program Pengendalian Pencegahan
Infeksi rumah sakit
f. Memenuhi standar mutu pelayanan medis dan keperawatan
g. Salah satu unsur pendukung akreditasi

2
BAB II
RUANG LINGKUP

1. METODE SURVEILANS
a. Berdasarkan jenis datanya ( Surveilans hasil dan proses )
1. Surveilans Hasil ( Outcome Surveilans )
1.1 Pada umumnya yang dipantau adalah kejadian infeksi luka
operasi ( ILO ), infeksi saluran kemih ( ISK ), infeksi aliran
darah perifer ( IADP ) dan Ventilator associated pneumonia
( VAP )
1.2 Surveilans hasil sering memerlukan dukungan laboratorium
dan mikrobiologi
2. Surveilans Proses ( Proses Surveilans )
2.1 Surveilans yang memantau pelaksanaan langkah – langkah
pencegahan infeksi, yaitu berupa “bundle” adalah serangkaian
protokol tetap tindakan klinis
2.2 Semakin banyak protokol / bundle dilakukan dengan baik,
diharakan semakin rendah resiko infeksi rumah sakit
b. Berdasarkan cakupannya ( Surveilans dan surveilans target )
1. Surveilans Komprehensif ( Hospital – wide / tradisional
surveillance )
1.1 Dilakukan di semua area perawatan
1.2 Mahal dan memerlukan banyak waktu dan tenaga
1.3 Data dikumpulkan dari catatan medis, catatan keperawatan dan
laboratorium
1.4 Metode pertama yang dikeluarkan oleh CDC
2. Surveilans Target ( targetted Surveilance )
2.1 Surveilans yang berfokus pada ruangan, kelompok pasien,
tindakan dengan resiko infeksi spesifik
2.2 Contoh : surveilans di ruang perawatan intensif, surveilans
pasien dengan kateter vena sentral, atau surveilans infeksi luka
operasi
2.3 Dapat memberikn hasil yang lebih tajam dan memerlukn SDM
yang sedikit
c. Berdasarkan waktu ( Surveilans Periodic dan surveilans prevalensi )
1. Surveilans Periodik
1.1 Surveilans yang dilakukan secara rutin dalam waktu tertentu
1.2 Misalnya satu bulan dalam tiap semester

3
1.3 Bisa dilakukan secara berpindah – pindah
1.4 Misalnya pada satu atau beberapa unit dalam periode tertentu,
kemudian pindah lagi ke unit lain
2. Surveilans Prevalensi ( Prevalensi Surveillans )
2.1 survei infeksi aktif, termasuk infeksi lama dan baru selama
periode waktu tertentu
2.2 jumlah total infeksi aktif dibagi jumlah pasien yang ada selama
survei
2.3 prevalensi survei biasanya lebih tinggi dari insiden rate infeksi
baru dan lama dihitung
d. Berdasarkan Jenis rawat
1. Surveilans Selama Perawatan
1.1 Surveilans yang dilakukan hanya selama masa perawatan saja
1.2 Paling mudah dilakukan tetapi hanya mencerminkan infeksi
rumah sakit yang timbul dalam waktu relative singkat
2. Surveilans paksa rawat ( post-discharge surveillance )
2.1 surveilans yyang dilakukan sesudah pasien keluar dari rumah
sakit
2.2 memerlukan follow up yang ketat dari paasien baik melaluli
pemeriksaan langsung waktu pasien datang control atau
berkunjung ke rumah pasien dan secara tidak langsung yaitu
melalui kontak telepon.

4
BAB III
TATA LAKSANA
a. Langkah – langkah surveilans

Tahap IX : Tahap I : Kaji populasi px


Monitoring
dn Evaluasi Surveilance Tahap II : Menseleksi hasil
Planning proses surveilance
Tahap III : Penggunaan
Definisi Infeksi

Data
Evaluations Collections

Tahap IV :
Pengumpulan Data
Surveilans
Tahap VIII :
Pelaporan

Communications Analysis

Tahap VII :
Interpretasi Interpretations Tahap V : Penghitungan dan
Rate Infeksi Analisis
Tahap VI : Stratifikasi Resiko

Langkah – langkah surveilans dimulai dari surveilans planning dimana terdapat 3


tahapan yang pertama mengkaji populasi pasien. Yang perlu dikaji semua pasien,
sekelompok pasien dan pasien resiko tinggi. Tahap kedua yaitu menseleksi hasil
proses / proses surveilans meliputi kejadian yang paling sering. Tahap ketiga
penggunaan definisi infeksi meliputi national healthcare safety network ( NHSN ),
National Infeksi Nosokomial Surveilance System ( NNIS ), Center for Diseases

5
System ( CDC ), WHO, KEMKS. Setelah melakukan surveilans planning kita
melakukan data surveilans ( Data Collections ). Tahapan mengumpulkan data
sebagai berikut mengumpulkan data surveilans oleh orang yang berkompeten,
profesional, berpengalaman ( IPCN ), memilih metode dan sumber yang tepat,
Data demografi, faktor resiko, penggunaan antimikroba, hasil kultur, Metode
observasi langsung merupakan Gold standar. Setelah data terkumpul maka
selanjutnya kita melakukan perhitungan dan analysis. Penghitungan dengan cara
insiden rate dan enganalisi insiden rate. Cara perhitungan insiden yaitunomerator
dan denominator. Numrator adalah jumlah atau angka kejadian infeksi dalam
kurun waktu tertentu. Denominator adalah jumlah hari dari data kelompok yang
memiliki resiko infeksi yaitu jumlah pasien dan jumlah hari rawat pasien, jumlah
hari pemakaian kateter urine menetap. Setelah melakukan penghitungan kita
melakukan analysis insiden rate adalah penyimpangan benar atau bias. Dalam
proses analysis data yang harus di di analisa dengan cepat dan tepat, untuk
mendapatkan informasi apakah ada masalah infeksi rumah sakit yang memerlukan
penanggulangan investigasi lebih lanjut. Dari hasil analysis kita melakukan
interpretasi rate infeksi dibandingkan dengan NNIS, CDC, WHO. Interpretasi
yaang dibuat harus menunjukkan informasi tentang penyimpangan yang terjadi.
Bandingkan angka infeksi rumah sakit apakah ada penyimpangan, dimana terjadi
kenaikan atau penurunan yang cukup tajam. Dalam interpretasi perlu diperhatikan
dan dibandingkan kecenderungan menurut jenis nfeksi, ruang perawatan dan
patogen penyebab bila ada. Perlu jug dijelaskan sebab-sebab peningkatan atau
penurunan angka infeksi rumah sakit, jika ada data yang mendukung relevan
dengan masalah yang dimaksud. Langkah selanjutnya dari surveilans adalah
communications, komuniasikan hasil dengaan membuat laporan, laporan bisa
berbentuk geafik, pie, dan table. Laporan dibuat secara periodik, tergantung
institusi bisa setiap bulan, triwulan, tahunan. Laporan didesiminasikan kepada
pihak-pihak terkait, tujuan didesiminasikan agar pihak terkait dapat
memanfaatkan informasi tersebut untuuk menetapkan strategi pengendalian rumah
sakit. Setelah dilakukan komunikasi surveilans maka langkah terakhir yang perlu
dilakukan adalah monitor dan evaluasi surveilans yang telah dilakkan. Hasil
surveilans dapat digunakan untuk mengevaluasi program PPI rumah sakit.
Evaluasi tahapan proses audit dan kaji hasil apakah system surveilans sudah
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Perangkat kerja yang diperlukan oleh IPCN untuk melakukan surveilans adalah :
1. Ada SPO / petunjuk cara surveilans
2. 2. Ada perangkat kerja / tools
3. Ada perangkat komputer untuk mengolah data
4. Ada akses internet

6
Rumus yang di pakai dalam perhitungan hasil surveilance
 Insiden Rate ISK

Jumlah ISK
............................................... X 1000
Jumlah hari pemakaian kateter urine
Contoh :
Pada bulan Juli 2011 jumlah pasien terpasang kateter urine menetap 20
orang, total hari pemakaian kateter urine 80 hari.
Jumlah pasien ISK dua orang, maka rate ISK adalah
2/80 X 1000 = 25 %

 Insiden rate IADP


Jumlah IADP
.................................................. X 1000
Jumlah hari pemakaian kateter vena sentral

 Insiden Rate VAP


Jumlah VAP
.....................................................X 1000
Jumlah hari pemakaian Ventilasi Mekanik
Contoh :
Pada bulan Juli 2011 jumlah pasien terpasang ventilasi mekanik 5 0rang,
Total hari pemakaian ventilator mekanik 20 hari.
Jumlah pasien VAP 4 orang, maka insiden rate VAP adalah 2/20 X 1000 =
100 %.

 Insiden Rate ILO

7
Jumlah ILO
............................................... X 100
Jumlah kasus operasi

Contoh :
Pada bulan juli 2011, jumlah kasus operasi SC 20 orang
Terjadi ILO 2 orang, insiden rate infeksi adalah 2/20 X 100 = 10 %

 Insiden Rate Phlebitis


Jumlah Phlebitis
......................................................... X 1000
Jumlah hari pemakaian intra vena perifer
Contoh :
Pada bulan juli 2011 jumlah pasien terpasang intra vena perifer 50 orang
Total hari pemakaian kateter vena perifer 200 hari, pasien phlebitis 10
orang, insiden rate phlebitis adalah 10/200 X 1000 = 50 %

8
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi surveilance berupa laporan dalam bentuk :


 Grafik
 Pie
 Tabel

o Laporan dibuat secara periodik, tergantung institusi bisa setiap bulan,


triwulan, tahunan
o Laporan dilengkapi dengan rekomendasi tindak lanjut bagi pihak terkait
dengan peningkatan infeksi
o Laporan ddidesiminasikan kepada pihak – pihak terkait yaitu tim Mutu
dan Direktur Utama
o Tujuan desiminasi agar pihak terkait dapat memanfaatkan informasi
tersebut untuk menetapkan strategi pengendalian infeksi rumah sakit

9
DAFTAR PUSTAKA

Pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas


Pelayanan kesehatan lainnya Kesiapan menghadapi Emerging infectious Disease,
Departement Kesehatan RI, 2007

10

Anda mungkin juga menyukai