Anda di halaman 1dari 8

SURVEILANS EPIDEMIOLOGI ATAU KONTAK TRACING

Ditulis dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Epidemiologi

Dosen Pengampu : Cok. Dewi Widhya Hana Sundari, SKM., M.Si

Oleh :

NI PUTU ANANDA YULIASTRI DEWI

3A/P07134220033

Sarjana Terapan Jurusan Teknologi Laboratorium Medis

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

202
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus
terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi
terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut,
agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses
pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada
penyelenggara program kesehatan.
Containment (pembatasann penyebaran penyakit) yang terstandar adalah upaya
deteksi dini, mencegah penularan dan perluasan wilayah terdampak serta mengupayakan
tidak terjadi transmisi pada komunitas yang menjadi tumpuan utama dalam
mengendalikan pandemic penyakit menular. Dalam kesehatan masyarakat, penelusuran
kontak atau pelacakan kontak juga diperlukan karena merupakan sebuah proses
pencarian dan identifikasi orang-orang yang pernah kontak dekat dengan orang yang
diduga menderita penyakit menular dan kumpulan informasi tentang kontak-kontak
tersebut.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Apa yang dimaksud dengan Surveilans Epidemiologi dan apa tujuan dari
Surveilans Epidemiologi?
1.2.2. Apa yang dimaksud dengan Kontak Tracing dan apa tujuan dari Kontak Tracing?
1.2.3. Bagaimana langkah-langkah melakukan Surveilans Epidemiologi?
1.2.4. Bagaimana cara kerja Kontak Tracing?

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1. Untuk mengetahui tentang Surveilans Epidemiologi.
1.3.2. Untuk mengetahui tentang Kontak Tracing.
1.3.3. Untuk mengetahui tentang langkah-langkah melakukan Surveilans Epidemiologi.
1.3.4. Untuk mengetahui tentang cara kerja Kontak Tracing.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Surveilans Epidemiologi


Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan pengamatan secara sistematis dan terus
menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan serta kondisi yang
mempengaruhi resiko terjadinya penyakit atau masalah- masalah kesehatan tersebut agar
dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses
pengumpulan, pengolahan data dan penyebaran informasi epidemiologi kepada
penyelenggara program kesehatan.
Sementara menurut Kepmenkes RI Nomor 1479/MENKES/SK/X/2003 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan
Penyakit Tidak Menular Terpadu, menyebut bahwa surveilans adalah adalah kegiatan
analisis secarasistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah
kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan
penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan
penanggulangan secara efektif dan efesien melalui proses pengumpulan data,
pengolahan, dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program
kesehatan.
Surveilans bertujuan memberikan informasi tepat waktu tentang masalah kesehatan
populasi, sehingga penyakit dan factor risiko dapat dideteksi dini dan dapat dilakukan
respons pelayanan kesehatan dengan lebih efektif.

2.2. Kontak Tracing


Kontak Tracing (pelacakan kontak) merupakan kunci untuk memperlambat atau
bahkan menghentikan penyebaran penyakit menular. Kontak Tracing adalah usaha
tenaga kesehatan untuk mencari tahu siapa saja orang yang melakukan kontak dengan
pasien yang terkena penyakit menular, untuk menghentikan persebaran lebih luas.
Kontak Tracing dikatakan suatu proses pelacakan yang terdiri dari identifikasi,
penilaian dan pengelolaan terhadap seorang yang telah terpapar penyakit yang memiliki
tujuan untuk memutus rantai penularan. Putusnya rantai penularan akan dapat
mengendalikan pandemi penyakit menular yang ada di masyarakat.

2
2.3. Langkah-Langkah Surveilans Epidemiologi
Terdapat beberapa langkah-langkah dalam suerveilans epidemiologi, antara lain yaitu:
2.3.1. Perencanaan Surveilans
Perencanaan kegiatan surveilans dimulai membuat kerangka kegiatan
surveilans yaitu dengan penetapan tujuan surveilans.
2.3.2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan awal dari rangkaian kegiatan untuk memproses
data selanjutnya. Data yang dikumpulkan memuat informasi epidemiologi yang
dilaksanakan secara teratur dan terus- menerus dan dikumpulkan tepat waktu.
2.3.3. Pengolahan dan Penyajian Data
Data yang sudah terkumpul dari kegiatan diolah dan disajikan dalam bentuk
tabel, grafik atau chart. Penggunaan computer sangat diperlukan untuk
mempermudah dalam pengolahan data diantaranya dengan menggunakan
program (software).
2.3.4. Analisis Data
Analisis merupakan langkah penting dalam surveilans epidemiologi karena
akan dipergunakan untuk perencanaan, monitoring dan evaluasi serta tindakan
pencegahan dan penanggulangan penyakit.
2.3.5. Penyebarluasan Informasi
Penyebarluasan informasi dapat dilakukan ketingkat atas maupun ke bawah.
Dalam rangka kerja sama lintas sektoral instansi-instansi lain yang terkait dan
masyarakat juga menjadi sasaran kegiatan ini.
2.3.6. Umpan Balik
Kegiatan umpan balik dilakukan secara rutin biasanya setiap bulan saat
menerima laporan setelah diolah dan dianalisa melakukan umpan balik kepada
unit kesehatan yang melakukan laporan dengan tujuan agar yang mengirim
laporan mengetahui bahwa laporannya telah diterima dan sekaligus mengoreksi
dan member petunjuk tentang laporan yang diterima.
2.3.7. Investigasi Penyakit
Setelah pengambilan keputusan perlunya mengambil tindakan maka terlebih
dahulu dilakukan investigasi/penyelidikan epidemiologi penyakit.
2.3.8. Tindakan Penanggulangan

3
Tindakan penanggulangan yang dilakukan melalui pengobatan segera pada
penderita yang sakit, melakukan rujukan penderita yang tergolong berat,
melakukan penyuluhan mengenai penyakit kepada masyarakat.
2.3.9. Evaluasi data sistem surveilans
Program surveilans sebaiknya dinilai secara periodic untuk dapat dilakukan
evaluasi manfaat kegiatan surveilans.

2.4. Cara Kerja Kontak Tracing


Proses contact tracing terbagi ke dalam beberapa tahap diantaranya:
2.4.1. Definisi Kontak
Kontak merupakan seseorang yang telah berinteraksi dengan orang lain yang
terkonfirmasi positif penyakit menular dalam rentang waktu 2 – 14 hari.
2.4.2. Identifikasi Kontak
Identifikasi kontak dilakukan dengan cara wawancara orang terkonfirmasi
positif penyakit menular.
2.4.3. Informasi Kontak
Setiap orang yang termasuk di dalam kontak kemudian dihubungi melalui
telepon untuk memastikan apakah mereka memenuhi definisi kontak. Kontak
yang dihubungi kemudian diberikan informasi terkait tujuan contact tracing serta
tahap selanjutnya.
2.4.4. Manajemen serta Monitoring Kontak Secara Harian
Kontak yang telah teridentifikasi kemudian dihimbau untuk melakukan
karantina untuk memisahkan diri dari orang sekitarnya. Selama karantina,
diharapkan bahwa kontak tetap melakukan monitoring gejala selama 14 hari
kedepan.
2.4.5. Proses dan Analisis Data
Informasi yang diberikan oleh setiap kontak kemudian dimasukkan ke dalam
sebuah basis data yang diperbarui setiap hari. Hal ini dilakukan sebagai salah satu
upaya untuk melakukan monitoring gejala.

4
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan pengamatan secara sistematis dan terus
menerus terhadap penyakit atau masalah kesehatan serta kondisi yang mempengaruhi
resiko terjadinya penyakit atau masalah kesehatan tersebut agar dapat melakukan
tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien. Kegiatan Surveilans Epideimologi
merupakan suatu kesatuan utuh dengan kegiatan Kontak Tracing.
Dimana, kontak tracing memiliki tujuan untuk mencari tahu siapa saja orang yang
melakukan kontak dengan pasien yang terkena penyakit menular, untuk menghentikan
persebaran lebih luas. Kontak Tracing dikatakan suatu proses pelacakan yang terdiri dari
identifikasi, penilaian dan pengelolaan terhadap seorang yang telah terpapar penyakit.
Untuk menyukseskan kegiatan Surveilans dan Kontak Tracing tentunya ada banyak
sekali langkah-langkah yang harus di ikuti guna mencapai keberhasilan memutus rantai
penyakit menular di kalangan masyarakat.

3.2. Saran
Penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki makalah tersebut
penulis meminta kritik yang membangun dari para pembaca. Semoga dengan adanya
paper ini menambah wawasan para pembaca mengenai materi tentang Surveilans dan
Kontak Tracing.

5
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2020). Mengapa harus “tracing”?. Fakultas Kedokteran Universitas Jember.
Diakses melalui http://fk.unej.ac.id/mengapa-harus-tracing-masih-tentang-covid-19/ pada
Rabu, 18 Agustus 2021 pukul 19.15.

Arwanti, Desi., Yusuf Sabilu., Ainurafig. (2016). Pelaksanaan Surveilans Epidemiolohi Di


Puskesmas Se-Kota Kedari Tahun 2016. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Halu Oleo. Diakses melalui https://media.neliti.com/media/publications/183356-ID-
pelaksanaan-surveilans-epidemiologi-di-p.pdf pada Rabu, 18 Agustus 2021 pukul 18.00.

Hariyadi, Dedy. (2020). Investigasi Dini Contact Tracing Pasien Menggunakan Pendekatan
Standarisasi Forensik Digital. Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. Vol. 2,
No. 5, Pp. 583-590. Diakses melalui
https://repositor.umm.ac.id/index.php/repositor/article/view/912/87 pada Rabu, 18
Agustus pukul 18.45.

Pane, Madalina., Cicilia Windyaningsih. (2020). Pedoman Teknis Surveilans Epidemiologi di


Puskesmas dan Dinas Kesehatan Dalam Pengendalian Pandemi Covid-19. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Diakses melalui
http://repositorii.urindo.ac.id/repository2/files/original/7075af316096c97bcfda1e3abd7ff
4a719fa14e4.pdf pada Rabu, 18 Agustus 2021 pukul 21.12.

6
1

Anda mungkin juga menyukai