Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM IMMUNOSEROLOGI II

PREGNANCY TEST STRIP

Ditulis dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Immunoserologi II

Dosen Pengampu : 1. Luh Ade Wilan Krisna, S.Si., M.Ked., Ph.D

2. Heri Setiyo Bekti, S.ST., M.Biomed

3. I Gusti Ngurah Dwija Putra A.Md.Kes

OLEH :

NI PUTU ANANDA YULIASTRI DEWI

NIM. P07134220033

KELAS VA

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

2022
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktikum Immunoserologi

Dengan Judul

“Pregnancy Test Strip”

Oleh :

NI PUTU ANANDA YULIASTRI DEWI

NIM. P07134220033

KELAS VA

Dosen Pembimbing

Heri Setiyo Bekti, S.ST., M.Biomed


NIP. 198506022010121001

Mahasiswa

Ni Putu Ananda Yuliastri Dewi


NIM. P07134220033

ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Tuhan Yang Maha Esa karena-Nya kami dapat menyelesaikan
tugas laporan praktikum yang berjudul Pregnancy Test Strip ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan laporan praktikum ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Immunoserologi II. Selain itu, laporan praktikum ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang cara pemeriksaan
Immunoserologi dalam pemeriksaan deteksi awal kehamilan (HCG)
menggunakan strip test bagi pembaca dan penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dan membagi pengetahuannya dalam pembuatan laporan praktikum
ini sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum ini tepat pada
waktunya.
Penulis menyadari, laporan praktikum yang penulis buat ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
penulis nantikan demi kesempurnaan laporan praktikum ini. Penulis mohon maaf
apabila ada kesalahan penulisan kata. Semoga laporan praktikum ini bisa
menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dam
peningkatan ilmu pengetahuan.

Denpasar, 19 Oktober 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3. Tujuan ....................................................................................................... 2

1.4. Manfaat ..................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 3

2.1. Definisi Hormon Human Chorionic Gonadotrophin ............................... 3

2.2. Pemeriksaan Hormon Human Chorionic Gonadotropin dengan Metode


Immunokromatografi ........................................................................................... 4

2.3. Kadar Hormon HCG yang Ideal untuk Ibu Hamil ................................... 4

BAB III METODOLOGI ..................................................................................... 6

3.1. Lokasi ....................................................................................................... 6

3.2. Tanggal atau Waktu .................................................................................. 6

3.3. Metode ...................................................................................................... 6

3.4. Prinsip ....................................................................................................... 6

3.5. Identitas Sampel ....................................................................................... 6

3.6. Alat dan Bahan ......................................................................................... 6

3.7. Prosedur Kerja .......................................................................................... 7

3.8. Interpretasi Hasil ...................................................................................... 7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 8

4.1. Hasil.......................................................................................................... 8

iv
4.2. Pembahasan .............................................................................................. 8

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 11

5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 11

5.2. Saran ....................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Hasil Pemeriksaan Pregnancy Test Strip ............................................. 8

vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kehamilan adalah suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita. Jika sel
telur bertemu dengan sperma maka akan terjadi pembuahan sehingga dapat
menyebabkan suatu kehamilan. Pada kehamilan biasanya terjadi perubahan pada
seluruh tubuh, terutama oleh pengaruh hormon-hormon somatotropin, estrogen,
dan progesteron (Harti, 2013).
Setiap proses dari kehamilan merupakan kondisi yang memerlukan adaptasi
psikologis dan fisiologis terhadap pengaruh hormon kehamilan dan tekanan
mekanisme akibat pembesaran uterus dan jaringan lain. Ibu hamil akan
mengalami perubahan yang membuatnya tidak nyaman. Salah satu perubahannya
adalah mual muntah yang biasanya terjadi pada awal kehamilan (Somoyani,
2018). Mual dan muntah disebabkan oleh virus gastroenteritis.
Faktor endokrin merupakan faktor yang paling mempengaruhi, terutama
peningkatan hormon Human Chorionic Gonadotropin (HCG) di sebagian besar
kasus (Derbent, 2011). Human Chorionic Gonadotropin (HCG) merupakan suatu
hormon yang diproduksi oleh jaringan plasenta muda yang kemudian dikeluarkan
melalui urin. Hormon ini juga dapat diproduksi jika terdapat proliferasi yang tidak
normal dari jaringan epitel korion misalnya chorio carcinoma atau molahidatidosa
(Harti et al., 2013). Peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron yang
diproduksi oleh Human Chorionic Gonadotropine (HCG) dalam serum dari
plasenta dapat meningkatkan keasaman lambung yang membuat ibu hamil merasa
mual (Irianti et al., 2014).
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan
kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir. Deteksi kehamilan dengan
mengukur beta-HCG urin diantaranya adalah dengan metode aglutinasi (direct
atau indirect) dan metode strip. Keduanya berdasarkan reaksi pembentukan
kompleks antigen-antibodi (immunoassay). Metode aglutinasi dapat mendeteksi
adanya beta-HCG di urin minimal 200 mIU/ml sedangkan metode strip lebih
sensitif yaitu minimal 20-25 mIU/ml. Metode strip ini yang lazim dilakukan
karena selain lebih sensitif juga lebih praktis (Renowati, 2018).

1
Pada umumnya, untuk pemeriksaan Human Chorionic Gonadotropine (HCG)
secara strip test ini menggunakan urin pagi. Hal ini dikarenakan urin di pagi hari
mengandung konsentrasi hormon HCG yang tinggi. Ini dikarenakan selama tidur
semalaman maka hormon HCG akan meningkat dan mengumpul dalam urin pada
kandung kemih. Penggunaan Strip HCG Urine Test merupakan suatu metode
imunoassay untuk memastikan secara kualitatif adanya Human Chorionic
Gonadotropin.
Berdasarkan urian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan pemeriksaan
“Pregnancy Test Strip” yang dimana pemeriksaan ini ditujukan untuk mendeteksi
awal kehamilan dengan memperhatikan Hormon Human Chorionic Gonadotropin
(HCG).
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana cara mengetahui determinasi kualitatif adanya HCG (Human
Chorionic Gonadotrophin) dalam sampel urine sebagai deteksi awal kehamilan
dengan metode immunokromatografi dengan strip test?

1.3. Tujuan
Untuk mengetahui determinasi kualitatif adanya HCG (Human Chorionic
Gonadotrophin) dalam sampel urine sebagai deteksi awal kehamilan dengan
metode immunokromatografi dengan strip test.

1.4. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Praktikum ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan bahan
pembelajaran yang memberikan informasi mengenai cara mendeteksi adanya
HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) dalam sampel urine sebagai deteksi
awal kehamilan.
2. Manfaat Praktis
Diharapkan pembaca dapat semakin mengetahui mengenai informasi
menganai pemeriksaan Pregnancy Test Strip dan semakin bijak untuk
memahami pemeriksaan yang akan dilakukan nantinya untuk memeriksa
ataupun mendeteksi awal kehamilan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Hormon Human Chorionic Gonadotrophin
Human Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah salah satu dari empat hormon
yang diproduksi oleh jaringan plasenta pada awal kehamilan. Hormon ini
dikeluarkan oleh tubuh melalui urine dan menjadi salah satu cara paling umum
untuk mengetahui kehamilan dini. HCG memiliki fungsi utama untuk mendukung
korpus luteum pada akhir siklus menstruasi yang memicu korpus luteum untuk
terus mengeluarkan hormon progesteron dalam jumlah cukup untuk menjaga
endometrium selama kehamilan.
Human Chorionic Gonadotropin (HCG) merupakan hormon glikoprotein
terdiri dari dua subunit kovalen non, α dan β, dan diproduksi oleh sel
sinsitiotrofoblas plasenta. Puncak dari kadar β hCG adalah minggu ke 8 - 10
kehamilan dan kadar paling rendah pada minggu 18 - 20 kehamilan. (Kanika
Mandi Chaudhury et all, 2012). Fungsi β hCG pada kehamilan adalah sebagai
penghasil progresteron, implantasi dan sebagai regulasi sistem kekebalan (W.
Norris, 2011).
Di dalam tubuh, hormon ini bersifat mempertahankan korpus luteum, yakni
jaringan di ovarium yang menghasilkan progesteron. Hormon progesteron ini
berfungsi untuk memelihara atau mempertahankan proses kehamilan, sedangkan
korpus luteum ini ditunjang keberadaannya oleh HCG. Human Chorionic
Gonadotropin berinteraksi dengan reseptor LHCG dan mempromosikan
pemeliharaan korpus luteum selama awal kehamilan, menyebabkan ia
mengeluarkan hormon progesteron. Kadar HCG meningkat dalam darah dan urine
segera setelah implantasi ovum yang sudah dibuahi. Dengan demikian
ditemukannya HCG merupakan dasar bagi banyak tes kehamilan (Murray et al,
1999). Tes kehamilan dilakukan dengan menggunakan urine, hal ini dikarenakan
dalam urine wanita hamil mengadung hormone HCG (Human Chorionic
Gonadotropin).

3
2.2. Pemeriksaan Hormon Human Chorionic Gonadotropin dengan Metode
Immunokromatografi
Pemeriksaan HCG dengan metode Immunokromatografi merupakan reaksi
antara urine wanita hamil yang mengandung α dan β HCG (Monoclonal HCG
lengkap) dengan anti α dan anti β HCG pada Test Line (T) dan Control Line (C).
Apabila strip test ditetesi dengan stick urine, maka urine akan meresap secara
kapiler, sehingga terjadi ikatan antara urine yang mengandung α dan β HCG
dengan anti α dan anti β HCG pada Test Line (T) dan Control Line (C) akibatnya
akan timbul garis warna merah pada Test Line (T) dan Control Line (C), garis
warna merah ini menunjukkan hasil yang positif. Apabila garis warna merah
tidak tampak pada Test Line (T) atau hanya terdapat pada Control Line (C)
menunjukkan hasil test yang negative. Hal ini dikarenakan tidak terjadi reaksi
antara monoklonal HCG lengkap dengan anti α dan anti β HCG.
Keuntungan pemeriksaan HCG secara immunokromatografi adalah :
a) Cepat, sehingga waktu yang dibutuhkan sangat singkat.
b) Mudah didapat karena diperdagangkan secara komersil.
c) Pesien dapat melakukan sendiri tanpa pergi ke RS, puskesmas, atau pada
bidan setempat.
d) Hasil pemeriksaan mudah dibaca sehingga tidak perlu diragukan.
Meskipun banyak keuntungan dari pemeriksaan metode ini, tetapi juga
terdapat beberapa kekurangan, yaitu tidak diketahui kadar HCG secara pasti,
membutuhkan biaya yang mahal. Test kehamilan dengan metode
immunokromatografi digunakan untuk mendeteksi kehamilan pada awal setelah
terjadinya ovulasi. Hormon HCG ini dapat di deteksi dalam urine wanita hamil
kira-kira selama 7 hari setelah pembuahan sel telur. Dengan adanya HCG maka
akan sangat membantu dalam penentuan diagnose kehamilan dini.
Pemeriksaan ini akan menunjukkan hasil positif yang lebih besar apabila
menggunakan urine pagi, hal ini dikarenakan konsentrase Hormon HCG lebih
banyak terkandung pada saat pagi hari.
2.3. Kadar Hormon HCG yang Ideal untuk Ibu Hamil
Jumlah kadar HCG yang ideal dapat berubah atau berbeda-beda tergantung
pada usia kehamilan. Kadar HCG dinyatakan ideal apabila kadarnya tidak terlalu

4
rendah, maupun tidak terlalu tinggi. Jumlah hormon HCG ini tidak dapat
ditentukan oleh umur, jadi jumlah kadar HCG ini memang dipengaruhi oleh usia
kehamilan. Kadar hormon ini akan terus bertambah hingga minggu ke 14 - 16
kehamilan, terhitung sejak hari terakhir menstruasi. Sebagian besar ibu hamil
mengalami penambahan kadar hormon HCG sebanyak dua kali lipat setiap 3 hari.
Peningkatan kadar hormon ini akan ditandai dengan mual dan pusing yang
sering dirasakan para ibu hamil. Setelah itu kadarnya menurun terus secara
perlahan dan hampir mencapai kadar normal beberapa saat setelah persalinan.
Tetapi adakalanya kadar hormon ini masih di atas normal sampai 4 minggu
setelah persalinan atau keguguran. Kadar HCG yang lebih tinggi pada ibu hamil
biasa ditemui pada kehamilan kembar dan kasus hamil anggur (mola). Sementara
pada perempuan yang tidak hamil dan juga laki-laki, kadar HCG di atas normal
bisa mengindikasikan adanya tumor pada alat reproduksi. Tak hanya itu, kadar
HCG yang terlalu rendah pada ibu hamil pun patut diwaspadai, hal ini karena
dapat berarti kehamilan terjadi di luar rahim (ektopik ) atau kematian janin yang
biasa disebut aborsi spontan.

5
BAB III
METODOLOGI
3.1. Lokasi
Praktikum pemeriksaan Pregnacy Test Strip ini dilakukan di Laboratorium
Immunoserologi Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes
Denpasar.

3.2. Tanggal atau Waktu


Praktikum pemeriksaan Pregnancy Test Strip ini dilaksanakan pada Selasa,
18 Oktober 2022 pada pukul 10.30 WITA sampai 11.30 WITA.

3.3. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode
imunokromatografi dengan menggunakan strip test.

3.4. Prinsip
Pregnancy Test Strip adalah Test immunochromatographic untuk determinasi
kualitatif adanya HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) dalam sampel urine
sebagai deteksi awal kehamilan. Tes ini menggunakan 2 garis, pada garis test
terikat antibodi monoclonal HCG dan pada garis control terikat antibodi
poliklonal serta colloidal gold partikel. Strip test dan spesimen akan bereaksi
dengan gaya kapilaritas membentuk garis warna.

3.5. Identitas Sampel


Nama Probandus : Ekklesia Cindy Pamastu Putri
Usia Probandus : 21 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan

3.6. Alat dan Bahan


Pada praktikum ini alat dan bahan yang digunakan adalah :
A. Alat :
- Pot Urine
- Timer
B. Bahan :
- Sampel urine

6
- Kit Test Strip Pregnancy Test (merk : Monotes)

3.7. Prosedur Kerja

Bahan dan sampel di letakkan di suhu ruang sebelum digunakan

Test device dibuka dan diletakkan di tempat yang datar serta kering

Sampel urin diambil dan dimasukkan 2-3 tetes pada sampel well
bertanda ”S”

Hasil dibaca pada 5 menit

3.8. Interpretasi Hasil


1. Negative
Hanya terdapat garis pada Control Line (C) saja.
2. Positive
Terdapat garis pada Control Line (C) dan Test (T).
3. Invalid
Tidak terdapat garis pada Control Line (C) dan Test (T).

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil

Gambar 1. Hasil Pemeriksaan Pregnancy Test Strip

Pada praktikum pemeriksaan Pregnancy Test Strip yang ditujukan untuk


mendeteksi awal kehamilan dengan menggunakan strip test pada serum probandus
dinyatakan hasilnya positif. Hal ini dikarenakan terdapat dua garis merah, yaitu
pada Control Line (C) dan Test (T).

4.2. Pembahasan
Kehamilan merupakan sebuah proses yang fisiologis dan alamiah yang
dimulai dari ovulasi, konsepsi, nidasi, berkembangnya embrio dalam uterus
hingga masa aterm (Marbun, 2018). Lama kehamilan ini dibagi menjadi tiga
triwulan, yaitu 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari). Kehamilan ini dapat
dideteksi dengan adanya peningkatan hormon Human Chorionic Gonadotropin
(HCG) di dalam urine pada kehamilan trimester pertama. Secara alami, hormone
HCG akan dihasilkan oleh plasenta di awal kehamilan untuk menjaga agar corpus
luteum tetap memproduksi progesteron. Hormon progesteron dibutuhkan di awal
kehamilan untuk menjaga dinding rahim.
Hormon HCG merupakan suatu glikoprotein yang tersusun atas 237 asam
amino yang terdiri dari dua rantai, yaitu satu rantai alfa yang bersifat spesifik
spesies dan satu rantai beta yang menentukan interaksi reseptor dan efek biologi
akhir. Produksi hormon HCG ini sangat penting selama trimester pertama untuk
mempertahankan korpus luteum dari kematian. Sekresi puncak HCG terjadi
sekitar 60 hari setelah akhir siklus haid terakhir.

8
Peningkatan kadar Human Chorionic Gonadotropin (HCG) akan
mengakibatkan peningkatan total HCG termasuk subunit α dan β. Peningkatan
kadar dari urin β HCG ini yang menggambarkan adanya reaksi patologis dari
plasenta pada kasus preeclampsia sebagai akibat dari transformasi sitotrofoblas
yang baru dan juga sekaligus dapat mengggambarkan berat ringannya penyakit
tersebut. Reaksi pembentukan kompleks antigen antibodi antara HCG sebagai
antigen dan anti HCG sebagai antibodi bersifat spesifik. Antibodi akan mengenali
antigen pada lokasi tertentu yang disebut epitop. Antibodi poliklonal adalah
antibodi yang mengenali suatu antigen melalui ikatan dengan epitop yang
bervariasi karena berasal dari sel B yang berbeda-beda. Sedangkan antibodi
monoklonal lebih spesifik mengenali antigen pada satu epitop tertentu karena
berasal dari satu sel B yang dibiakan.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan pada Selasa, 18 Oktober 2022 yang
bertempat di Laboratorium Immunoserologi Jurusan Teknologi Laboratorium
Medis Poltekkes Kemenkes Denpasar, pemeriksaan yang dilakukan adalah
Pregnancy Test Strip dengan menggunakan metode immunokromatografi. Metode
ini dilakukan dikarenakan memiliki keuntungan, yakni pengerjaan yang cukup
cepat, mudah, dan dapat dilakukan sendiri oleh ibu hamil. Praktikum dilakukan
menggunakan sampel urine milik probandus Ekklesia Cindy Pamastu Putri, usia
21 tahun, dan berjenis kelamin perempuan. Pada pemeriksaan ini, urine di
diteteskan sebanyak 2-3 tetes pada sampel well yang bertanda “S” dan untuk
hasilnya dibaca setelah 5 menit.
Berdasarkan prosedur kerja yang telah dilakukan, pada praktikum ini
didapatkannya hasil positif Hormon Human Chorionic Gonadotropin (HCG) pada
urine probandus. Hal ini ditandai dengan adanya garis merah pada Control Line
(C) dan Test Line (T). Garis warna merah yang terjadi pada Test Line (T) dapat
terjadi karena pada test telah disensitisasi antigen dan konjugat ditambah urine
sehingga kromogen berikatan dengan antibodi maka akan terbentuk reaksi garis
warna merah. Konjugat berisi antibodi yang ditempeli enzim jika kromogen
bereaksi dengan peroksidase, maka warna tereduksi sehingga tidak terbentuk
warna merah tetapi apabila warna teroksidasi akan terbentuk warna merah pada
Test Line (T).

9
Pemeriksaan Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dengan menggunakan
Strip test memiliki sensitivitas yang tinggi yang membuatnya lebih mudah
bereaksi dengan HCG hanya dengan sedikit kandungan HCG di dalam urine. Hal
inilah yang dapat menjadi pemicu adanya hasil positif palsu, sedangkan untuk
strip test yang memiliki spesifitas yang tinggi akan membuatnya semakin sulit
bereaksi dengan HCG karena alat yang digunakan tersebut hanya akan bereaksi
dengan HCG yang kadarnya sangat spesifik dan hal ini juga dpaat menyebabkan
hasil negative palsu.

10
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kehamilan adalah suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita. Jika sel
telur bertemu dengan sperma maka akan terjadi pembuahan sehingga dapat
menyebabkan suatu kehamilan. Pada kasus–kasus kehamilan akan terjadi
peningkatan hormone terutama peningkatan hormon Human Chorionic
Gonadotropin (HCG). Human Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah salah satu
dari empat hormon yang diproduksi oleh jaringan plasenta pada awal kehamilan
dan dijadikan sebagai deteksi awal kehamilan. Human Chorionic Gonadotropin
ini dapat diperiksa dengan berbagai pemeriksaan laboratorium dan salah satunya
adalah Pregnancy Test Strip dengan metode immunokromatografi.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, yaitu pemeriksaan Pregnancy Test
Strip dengan menggunakan metode immunokromatografi dengan sampel urine
milik probandus Ekklesia Cindy Pamastu Putri, usia 21 tahun, dan berjenis
kelamin perempuan didapatkannya hasil positif Hormon Human Chorionic
Gonadotropin (HCG) pada urine probandus. Hal ini ditandai dengan adanya garis
merah pada Control Line (C) dan Test Line (T). Garis warna merah yang terjadi
pada Test Line (T) dapat terjadi karena pada test telah disensitisasi antigen dan
konjugat ditambah urine sehingga kromogen berikatan dengan antibodi maka akan
terbentuk reaksi garis warna merah.

5.2. Saran
Dengan ditulisnya laporan praktikum ini, diharapkan penulis dan pembaca
lebih memahami tentang Hormon Human Chorionic Gonadotropin, mekanisme
pemeriksaannya dan hal-hal yang berakitan dengan HCG ini. Semoga laporan
praktikum ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA
A, Adhionon., dkk. 2018. Perbaikan Fungsi Trofoblast pada Kadar β HCG Tikus
Bunting Preeklampsia pada Bahan Biologis Tersimpan Pasca Perlakuan
dengan Spirulina. Medical and Health Science Journal, 2(2). Hal. 15-21.
Derbent, A. U., dkk. 2011. First Trimester Maternal Serum PAPP-A and Free β
HCG Levels in Hyperemesis Gravidarum. Prenatal Diagnosis, 31(5), pp 450-
453.
Harti, Agnes Sri., dkk. 2013. Pemeriksaan HCG (Human Chorionic
Gonadotropin) untuk Deteksi Kehamilan Dini secara Immunokromatografi.
Surakarta: Jurnal KesMaDaSka, Januari 2013. Hal. 1-4
Irianti, B., dkk. 2014. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. In Sagung Seto. Sagung
Seto.
Kanika Mandi Chaundhury, Munmun Das, Sulekha Ghosh, Debasis Bhattacharya,
Tapan Kumas Ghosh. 2012. Value of Serum Beta HCG in Pathogenesis of
Preeclampsia. Journal of Clinical Gynaecology and Obstetrics, 4(5), pp 71-
75
Renowati, dkk. 2018. Uji Kesesuaian Pemeriksaan Kehamilan Metode Strip Test
dengan Metode Aglutinasi. Prosiding Seminar Kesehatan Perintis, 1(1), pp.
1-5.
Retnoningtyas, Risma Dwi Sura dan Ratna Kumala Dewi. 2021. Pengaruh
Hormon Human Chorionic Gonadotropin dan Usia Ibu Hamil Terhadap
Eemesis Gravidarum pada Kehamilan Trimester Pertama. Jurnal Tadris IPA
Indonesia, 1(3), pp 394-402.
Somoyani, N. K. 2018. Literatur Review: Terapi Komplementer untuk
Mengurangi Mual Muntah pada Masa Kehamilan. Jurnal Ilmiah Kebidanan,
8(1), pp 10-17.
Wendy, Norris., et all. 2011. Review: HCG, Preeclampsia and Regulatory T Cells.
NIH Public Accesss: Departement of Pediatrics, Women and Infants
Hospital-Warren Alpert Medical School of Brown University, USA.

12
Lampiran Dokumentasi

No DOKUMENTASI KETERANGAN

Strip test yang


digunakan untuk
1.
pemeriksaan Pregnancy
Test Strip

2. Sampel urine

Sampel urin diambil dan


3. dimasukkan 2-3 tetes
pada sampel well
bertanda ”S”

13
Hasil dibaca setelah 5
4. menit dan menunjukkan
hasil positif

14

Anda mungkin juga menyukai