id
BAB V
PEMBAHASAN
(p=0,03). Subjek pada penelitian tersebut terdiri dari 137 wanita hamil yang akan
menjalani operasi sesar dan berumur lebih dari 18 tahun. Penelitian Gómez-Simón
analyzer (Coulter Electronics, Hialeah, FLA, USA) dengan POCT HemoCue® dan
penggunaan sampel darah yang berbeda pada kedua metode pengukuran. Sampel
darah kapiler maupun sampel darah vena (Karakochuk et al., 2014). Faktor yang
sampel darah kapiler dibandingkan sampel darah vena seperti Hb (8,2 mmol/l vs 8
mmol/l; p<0,0001), hematokrit (Hct) (0,40 l/l vs 0,38 l/l; p<0,0001), sel darah
36
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
(93,3 fl vs 90,2 fl; p<0,0001), mean corpuscular hemoglobin (MCH) (1,92 fmol vs
1,91 fmol; p<0,0001). Hal ini sesuai dengan penelitian Patel et al. (2013).
sampel darah kapiler menggunakan POCT (HemoCue®) dan sampel darah vena
Pada penelitian ini sampel darah yang digunakan adalah sampel darah kapiler
pada POCT metode electrode-based biosensor dan sampel darah vena pada HA
Patel et al. (2013) dimana penelitian ini menunjukkan nilai rata-rata konsentrasi
sampel darah kapiler. Perbedaan hasil dapat disebabkan oleh beberapa faktor di
antaranya posisi subjek sebelum dan saat pengambilan sampel darah, akurasi alat
pemeriksaan konsentrasi Hb, dan jumlah strip yang digunakan untuk mendapatkan
posisi subjek penelitian saat dan sebelum pengambilan sampel darah. Pada
penelitian ini posisi pengambilan sampel darah kapiler maupun vena sama
Namun posisi subjek sebelum pengambilan kedua jenis sampel darah berbeda-
beda, sebagian subjek berdiri dan sebagian yang lain duduk. Waktu untuk
perbedaan hasil pengukuran dari Hb, Hct, dan protein plasma (PP). Pengambilan
darah pada penelitian tersebut melalui vena mediana cubiti atau vena cephalica.
Darah pertama kali diambil pada menit ke-5 dan 10 saat posisi berdiri. Kemudian
subjek berbaring dalam posisi supinasi dan darah kembali diambil pada menit ke-
5, 10, 15, 20, dan 35. Selanjutnya subjek berdiri kembali dan darah diambil pada
menit ke-5, 10, 15, 20, dan 35. Hasil penelitian menunjukkan perubahan posisi
angka yang relatif stabil bila pengambilan darah dilakukan setelah 20 menit pada
dikarenakan oleh akurasi dan jumlah strip Hb yang digunakan untuk mendapatkan
nilai konsentrasi Hb. Pada penelitian ini tidak dilakukan uji akurasi pada POCT
tersebut. Pada alat ukur yang tidak diketahui akurasinya, kita tidak dapat
biosensor pada penelitian ini didapatkan hanya dari 1 strip tes Hb. Hal ini dapat
Rippmann et al. (1997) meneliti mengenai akurasi HemoCue® dan beberapa faktor
Huisman, 2016). Uji akurasi HemoCue® pada penelitian tersebut dilakukan pada
situasi klinis. Akurasi pada situasi klinis yang dapat diterima adalah ≤10%.
memiliki fungsi yang sama dengan strip tes. Perangkat tersebut merupakan salah
adalah sampel darah dalam situasi klinis (sampel darah pasien yang menjalani
7 POCT HemoCue® yang berbeda. Jenis sampel darah yang kedua adalah
heparinized packed red cells dan fresh frozen plasma dengan nilai konsentrasi Hb
berkisar dari 2 g/dL hingga 18 g/dL yang dibagi menjadi 7 level Hb. Tiap level
(akurasi ≥10%) pada jenis sampel darah klinis. Oleh karena itu, penelitian tersebut
POCT HemoCue®.
Hasil uji beda pada penelitian ini memiliki hasil yang berbeda dengan
HemoCue® dan HA Cell Dyn 3000 mendapatkan tidak adanya perbedaan yang
Perbedaan ini dapat disebabkan oleh perbedaan alat dan metode yang digunakan.
POCT HemoCue® sudah terbukti validitas dan reliabilitasnya (de A Paiva et al.,
dan baku emas belum pernah dilakukan sebelumnya. HA yang digunakan juga
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
berbeda. Penelitian tersebut menggunakan HA Cell Dyn 3000 yang telah terbukti
sampel darah dari 2 jari yang berbeda (Gómez-Simón et al., 2007). Cara
penelitian ini. Pada penelitian ini nilai konsentrasi Hb didapat hanya dengan
menggunakan 1 sampel darah dari salah satu jari subjek. Alasan perbedaan ini
sesuai dengan hasil penelitian Adam et al. (2012) di Sudan terhadap 108 wanita
hamil. Penelitian menunjukkan hasil uji korelasi positif yang signifikan dengan
r=0,51 (p<0,001) menggunakan sampel darah kapiler pada POCT HemoCue® dan
pembahasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hasil uji korelasi. Hal ini
hubungan antara kedua alat pemeriksaan dan tidak dapat mendeteksi agreement
subjek yang sama (Bartlett dan Frost, 2008). Penelitian perbandingan kedua alat
terbaru dengan tindakan invasif yang minimal (Bland dan Altman, 1986).
1. Bias pengukuran
Bias pengukuran yang terjadi pada penelitian ini disebabkan oleh tidak
pengambilan sampel darah kapiler sehinga jari dan tangan yang dipilih
kapiler jari tengah tangan kiri dan kanan pada subjek yang sama
al., 1999).
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
2. Penjaminan mutu
dilaporkan karena data tidak diberikan oleh pihak rumah sakit. Uji presisi
memeriksa sampel darah dari subjek yang sama di luar subjek penelitian
pemeriksaan darah perlu dilakukan secara berkala (Kahar, 2006). Vis dan
Huisman (2016) menyatakan uji presisi dan uji akurasi perlu dilakukan
baik POCT maupun HA, perlu diketahui untuk mengetahui kualitas alat
sampel darah subjek yang sama yang dapat diterima. Uji presisi dilakukan
Huisman, 2016). Besar koefisien variasi yang dapat diterima dari alat
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
variasi yang dapat diterima dari HA sebesar 0,9% (Vis dan Huisman,
Uji akurasi perlu dilakukan pada HA (Vis dan Huisman, 2016) dan POCT
3. Subjek penelitian
dapat dilakukan uji kelayakan alat dalam mendiagnosis anemia seperti uji
dengan jenis kelamin dan umur yang heterogen (Morris et al., 1999; de
dilakukan pada sampel dengan jenis kelamin dan umur yang heterogen