Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum Hematologi Rutin dan Lengkap

“PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN”

Disusun oleh :

Chrisma Lumban Tobing

JurusanTeknologi Laboratorium Medis

Poltekkes Kemenkes Medan

2022
Lembar Pengesahan:

Laporan Praktikum Hematologi Rutin dan Lengkap dengan judul “Pemeriksaan


Hemoglobin” yang disusun oleh:

 
Nama : Chrisma Lumban Tobing
Nim : P07534021113
Kelas  : 2/C

 
 
 
 
 
Medan, 2 September 2022
 

Dosen Pembimbing Praktikum:  


 
1. Ice Ratnalela Siregar, S.Si, M.Kes (                  ) 
2. Nelma,S.Si, M.Kes (                  ) 
Praktikum III
“Pemeriksaan Hemoglobin” 
 
I. Tujuan Praktikum 
1. Melakukan pemeriksaan Hb sahli dan Cyanmethemoglobin, diharapkan
mampu menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dengan cepat
dan benar sesuai urutan.
2. Dapat mendemonstrasikan langkah-langkah pemeriksaan Hb Sahli dan
Cyanmethemoglobin sesuai prosedur. 

II. Prinsip Kerja


 Prinsip reaksi akan mengalami perubahan warna dalam pemeriksaan
hemaglobin dengan menggunakan Metoda Sahli dan Cyanmethemoglobin

 Metode sahli : darah ditambahkan larutan HCl 0,1 N akan terbentuk hematin
asam yang berwarna coklat tua , warna tersebut ditambahkan aquades , hingga
warnanya sama dengan warna batang standard

 Cyanmethemoglobin : Hemoglobin diubah menjadi cyanmethemoglobin


dalam larutan yang berisi larutan kalium ferfisi anida dan kalium sianida.
Absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang nm atau filter hijau.
Larutan drabkin yang dipakai pada cara ini mengubah menjadi
cyanmethemoglobin (L. Gandasebrata, 1984). Hb + K4Fe(CN)6 ---> MetHb
MetHb + KCN ---> HiCN (CyanMet Hb)

III. Dasar Teori 


Hemoglobin merupakan zat warna yang terdapat dalam darah merah yang
berguna untuk mengangkut oksigen (O2) dan karbondioksida CO2 dalam tubuh
(Adriani & Wirjatmadi, 2012). Hemoglobin adalah ikatan antara protein, besi dan zat
warna. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml darah dapat
digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah merah (Supariasa,
Bakri, & Ibnu, 2012). Hemoglobin merupakan parameter yang digunakan secara luas
untuk menentukan status anemia pada skala luas. Batas normal kadar hemoglobin
menurut kelompok umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut :

Batas Normal Kadar Hemoglobin


Kelompok Jenis Kelamin Hemoglobin (mg/dL)
Anak 6 bulan – 6 tahun 11
6 tahun – 14 tahun 12
Dewasa Laki-laki ≥13
Perempuan ≥12
Wanita Hamil 11

Hemoglobin dalam darah berfungsi untuk membawa oksigen dari paru-paru ke


seluruh jaringan tubuh dan membawa kembali karbondioksida dari seluruh sel ke
paruparu untuk dikeluarkan dari tubuh. Mioglobin berperan sebagai menerima,
menyimpan dan melepas oksigen di dalam sel-sel otot. Sekitar 80% besi tubuh berada
didalam hemoglobin. Menurut Almatsier (2005), fungsi hemoglobin antara lain :
a. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan-
jaringan tubuh.
b. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan
tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.
c. Membawa karbondioksida dari jaringan tubuh sebagai hasil metabolism ke
paruparu untuk di buang, untuk mengetahui apakah seseorang itu kekurangan
darah atau tidak, dapat diketahui dengan pengukuran kadar hemoglobin.
Penurunan kadar hemoglobin dari normal berarti kekurangan darah yang
disebut anemia.
Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan
prevalensi anemia (Supariasa et al., 2016). Kadar Hb merupakan ukuran untuk
menentukan jumlah hemoglobin dalam satuan mg/dL. Kandungan hemoglobin yang
rendah mengindikasikan anemia (Supariasa et al., 2016). Pada wanita jika kadar Hb
12 g/dL disebut normal. Sedangkan jika kadar Hb < 12 g/dL disebut tidak normal atau
anemia. Pengukuran kadar Hb bisa dilakukan dengan berbagai metode pengukuran.
Di antara metode yang paling sering digunakan di laboratorium dan paling sederhana
adalah metode Sahli dan yang lebih canggih adalah metode cyanmethemoglobin
(Supariasa et al., 2016). Baru-baru ini terdapat alat pemeriksaan kadar hemoglobin
yang lebih praktis dengan metode Hb Meter.
Metode yang lebih dulu dikenal adalah metode Sahli yang menggunakan
teknik kimia dengan membandingkan senyawa akhir secara visual terhadap standar
gelas warna. Metode ini member 2-3 kali kesalahan rata-rata dari metode yang
menggunakan spektrofotometer yang baik (Supariasa et al., 2016). Prinsipnya,
hemoglobin akan dihodrolisis dengan HCL menjadi globin ferroheme. Ferroheme
dioksidasi menjadi ferriheme oleh oksigen yang ada di udara, yang segera bereaksi
dengan ion Cl membentuk ferrihemechlorid berwarna coklat. Warna yang terbentuk
dibandingkan dengan warna standar menggunakan mata telanjang. Karena yang
membandingkan adalah mata telanjang, subjektivitas sangat berpengaruh (Supariasa,
Bakri, dan Ibnu, 2016).
Metode Cyanmethemoglobin merupakan metode yang lebih canggih. Pada
metode ini, hemoglobin dioksidasi oleh kalium ferrosianida menjadi methemoglobin
12 yang kemudian berekasi dengan ion sianida membentuk sian-methemoglobin yang
berwarna merah. Intensitas warna dibaca dengan fotometer dan dibandingkan dengan
standar. Perbandingan dilakukan dengan alat elektronik, menjadikan hasil yang
didapatkan lebih objektif (Supariasa et al., 2012). Namun demikian, fotometer saat ini
masih cukup mahal dan sulit dikerjakan di lapangan.
Menurut Gandasoebrata (2007) dalam Noor Hidayat (2015), pemeriksaan
dengan menggunakan metode Hb meter sangat praktis, hasil yang didapatkan cepat
dan mudah digunakan tanpa harus tenaga terlatih. Gold standard dari beberapa metode
tersebut yang digunakan untuk pemeriksaan kadar hemoglobin adalah metode
cyanmethemoglobin (Usman, 2003 dalam Noor Hidayat, 2015).

IV. Metode Percobaan


Metode Sahli
Alat :
 Haemometer sahli

 Pipet sahli

 Pipet tetes

 Batang pengaduk Hb sahli

 Aspirator

 Tissue

Bahan :

 HCl 0,1 N

 Darah

 Aquades

Prosedur Kerja :
1. Masukkan HCl 0.1 N ke dalam tabung pengencer sampai tanda 2
2. Isap darah kapiler dengan pipet Hb sampai tanda 20 μl
3. Hapuslah darah yang melekat pada sebelah luar ujung pipet
4. Segera alirkan darah dari pipet ke dalam dasar tabung pengencer. Catat
waktu /saat darah dicampurkan ke dalam HCl.
5. Isap kembali isi tabung ke dalam pipet kemudian tiupkan kembali isi
pipet ke dalam tabung, lakukan hal ini 2 sampai 3 kali agar sisa-sisa
darah terbilas ke dalam tabung.
6. Tambahkan aquadest, tetes demi tetes, sambil mengaduk isi tabung
sampai diperoleh warna isi tabung sama dengan warna standar yang
ada di komparator. Tepat 3 menit setelah darah tercampur dengan HCl,
warna larutan dibaca pada jarak sepanjang lengan atas dengan latar
belakang cahaya matahari, warna larutan disamakan dengan warna
gelas standar. Tinggi larutan sesuai dengan skala yang menunjukkan
kadar Hb dalam gr% (lihat pada dasar meniskus). Laporkan nilainya
dalam gr% (=gr/100 ml = gr/dl).
Metode Cyanmethemoglobin

Alat :

 Spektrofotometer

 Mikropipet 20 μl

 Pipet 5 ml

 Tabung reaksi

 Tissue

Bahan :

 Cyanmethemoglobin standar (siap pakai)


 Antikoagulan EDTA

 Darah kapiler

 Reagen Drabkins

Resep larutan drabkin :

 KCN 0,768 mmol/l …………. 50 mg

 K3Fe(CN)6 0,607 mmol/l ………. 200 mg

 KH2PO4 1,029 mmol/l ………..140 mg

 Non ionic detergent ………… 0,5 – 1 ml

 Akuades deionized ad ……… 1000 ml

 PH 7,0 – 7,4

Warna harus kuning pucat, jernih, bila dibaca dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 540 nm, dengan air sebagai blanko, serapan harus nol. Larutan ini
harus disimpan dalam botol coklat dan tiap bulan dibuat larutan baru.

Perhitungan Kadar Hb = absorbs x 36,8 gr/dl/100 ml

Prosedur Kerja :

1. Kedalam tabung reaksi/botol kecil dimasukkan 2 ml larutan Drabkin.


2. Isaplah darah kapiler 8 μl dengan pipet mikro atau pipet Sahli.
3. Kelebihan darah yang melekat pada bagian luar pipet dihapus dengan
kain kasa kering/kertas tissue.
4. Darah dalam pipet dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi
larutan Drabkin.
5. Pipet dibilas beberapa kali dengan larutan Drabkin tersebut.
6. Campur larutan ini dengan cara menggoyang tabung perlahan-lahan
hingga larutan homogen dan dibiarkan selama 3 menit.
7. Baca dengan spektrofotometer pada gelombang 540 nm, sebagai
blanko digunakan larutan Drabkin.

V. Hasil Praktikum 
 Metode Cyanmethemoglobin :
Hasil pemeriksaan : 0.357× 36,8 = 13.1 gr/dl

Gambar :

Keterangan : dari hasil pasien tersebut pasien tidak mengalami


anemia karena kadar Hb (hemoglobin) nya normal.

 Metode Sahli :

Hasil pemeriksaan : 14,6 gr%

Gambar :

Keterangan : dari hasil pasien tersebut pasien tidak mengalami


anemia karena kadar Hb (hemoglobin) nya normal.

 Kadar Hb normal
 Bayi baru lahir :15.2 - 23.6 gr/dl

 Anak usia 1-3 tahun : 10.8 - 12.8 gr/dl

 Anak usia 4-5 tahun : 10.7 - 14.7 gr/dl

 Anak usia 6-10 tahun : 10.8 - 15.6 gr/dl

 Pada dewasa (Pria) : 13.2 - 17.3 gr/dl

 Pada dewasa (Wanita): 11.7 - 15.5 gr/dl 

VI. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, digunakan 2 metode, metode Cyanmethomoglobin
dan metode Sahli. Metode Cyanmethoglobin lebih banyak digunakan dan merupakan
metode rujukan. Dalam percobaan ini kami menggunkan sample darah wanita dewasa,
dimana darah yang diperlukan untuk percobaan sebanyak 8 μl . Terlebih dahulu ambil
2 ml pereaksi drabkin kemudian tambahkan 8 μl darah dalam tabung reaksi yang telah
berisi drabkin, lalu goyangkan hingga homogen, diamkan selama 3 menit lalu baca
dengan spektrofotometer, didapatkan hasil dari percobaan kelompok kami kadar Hb
dari sample darah wanita dewasa dengan menggunakan metode Cyanmethemoglobin
yakni 13,1 gr/dl (normal)

Selanjutnya metode Sahli, metode Sahli mengandalkan pembentukan asam hematin


yang kemudian diukur kadarnya dengan cara membandingkan warna hasil
pengenceran dengan warna standar.

Pada langkah-langkah cara kerja menggunakan metode Sahli, teteskan HCl 0,1N
sampai tanda merah (tabung reaksi sahli), tambahkan 20 μl darah dengan cara
mengambilnya menggunakan pipet hisap, diamkan selama 3 menit, tambahkan lagi
aquades tetes demi tetes hingga berwarna sesuai standar. Penggunaan HCl
dipraktikum ini, bertujuan untuk meliliskan eritrosit sehingga Hb yang terdapat dalam
eritrosit dapat keluar dan bereaksi dengan HCl membentuk asam hematin. Dari hasil
praktikum penentuan kadar Hb menggunakan metode Sahli, kelompok kami
mendapatkan hasil 14,6 gr/dl (normal). Metode Sahli membutuhkan ketelitian
visualisasi praktikan dalam membandingkan warna yang diperoleh dari pengenceran
dengan warna standar.

Dibawah ini adalah kelebihan dan kekurangan metode Cyanmethemoglobin


dan metode Sahli :

 Kelebihan Metode Cyanmethemoglobin :

 Pemeriksaan akurat.

 Reagent dan alat untuk mengukur kadar hemoglobin dapat dikontrol


dengan larutan standart yang stabil.

 Kekurangan Metode Cyanmethemoglobin :

 Alat untuk mengukur absorbansi (spektrofotometer atau photometer)


mahal dan membutuhkan listrik.

 Larutan drabkin yang berisi sianida bersifat racun.

 Kelebihan Metode Sahli :

 Alat (Hemoglobinometer) praktis dan tidak membutuhkan listrik.

 Harga alat (Hemoglobinometer) murah.

 Kekurangan Metode Sahli :

 Pembacaan secara visual kurang teliti.

 Alat (Hemoglobinometer) tidak dapat distandarkan.

 Tidak semua bentuk hemoglobin dapat diubah menjadi hematin asam.

VII. Kesimpulan
Dalam pennetuan kadar HB, metode Cyanmethemoglobin lebih akurat
dibandingkan metode Sahli, disebabkan karena metode sahli membutuhkan
ketelitian visualisasi dalam mebandingkan warna yang diperoleh, sedangkan
metode Cyanmethemoglobin keakuratan lebih bagus, sehingga menjadi
metode rujukan.

Anda mungkin juga menyukai