Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI

NAMA : CHRISMA LUMBAN TOBING

JUDUL PRAKTIKUM : IDENTIFIKASI LABA-LABA

HARI / TANGGAL : JUMAT/ 30 September 2022

PRAKTIKUM KE : 14

DASAR TEORI :
(SESUAI MATERI TEORI)

Pengertian Phylum Arthropoda

Istilah Arthropoda berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu arthro yang berarti ruas
dan podos yang berarti kaki. Arthropoda merupakan hewan tripoblastik selomata dan bilateral
simetris. Tubuh Arthropoda terdiri dari kepala (cephal), dada (thorax) , dan abdomen yang
keseluruhan dibungkus oleh zat kitin dan kerangka luar (eksoskeleton). Umumnya diantara ruas-ruas
terdapat bagian yang tidak memiliki zat kitin sehingga ruas-ruas tersebut mudah untuk digerakkan. Di
waktu tertentu kulit dan tubuh Arthropoda mengalami pergantian kulit (eksdisis).

Karakteristik Arthropoda

a. Tubuh bilateral simetris, memiliki tiga lapisan sel (triploblastik schizocoelomata), tubuh atau
kaki beruas-ruas. Kepala (cephal), dada (thorax) dan abdomen jelas atau kepala dan dada
bersatu (cephalothorax).
b. Mempunyai 3 bagian tubuh utama yakni tubuh bersegmen (ruas), rangka luar (eksoskeleton)
keras, dan ekor.

c. Appendages satu pasang setiap ruas (somite) atau tidak ada, masing-masing dihubungkan
dengan sendi.

d. Tubuh terbungkus kutikula sebagai kerangka luar yang terbuat dari zat protein dan zat kitin.

e. Memiliki eksoskeleton yang terbuat dari kitin , sebagai hasil sekresi epidermis, melakukan
ekdisis pada interval tertentu.

f. Memiliki ukuran tubuh yang beragam.

g. Arthropoda hidup di air tawar, darat, laut, dan udara.

h. Sifat hidup arthropoda adalah parasit, heterotropik, dan hidup dengan bebas.

i. Memiliki alat pernapasan yang berupa trakea, insang, dan paru-paru atau paru-paru (berbuku).

j. Umumnya berumah dua, fertilisasi umumnya internal. Pada beberapa Crustacea


parthenogenesis.

k. Bereproduksi secara aseksual dan seksual.


l. Alat pencernaan yang sempurna atau lengkap mulai dari mulut, kerongkongan, usus, dan
anus. Mulut diadaptasikan untuk mengunyah, menjilat atau menusuk, dan anus berada di
bagian ujung posterior.

m. Sistem peredaran darah arthropoda adalah terbuka dengan darah yang tidak mengandung
hemoglobin melainkan hemosianin. Darah akan kembali ke dalam jantung melalui rongga
tubuh (haemocoel), sistem arteri semakin berkembang.

n. Sistem ekskresi dengan kelenjar hijau atau coxal, atau saluran Malpighi yang bersatu dengan
usus.

o. Sistem saraf dengan ganglia supra esophageal yang dihubungkan ke tali saraf (nerve cord)
yang meluas di sepanjang tubuhnya dengan ganglion dan sepasang tali saraf lateral di setiap
ruas. Organ sensoris berupa antenna, rambut, mata majemuk, dan statocyst.

Sistem Organ Arthropoda

a. Sistem Peredaran Darah


Peredaran darah Arthropoda adalah terbuka dan darahnya berwarna biru, karena mengandung
hemosianin. Darah akan kembali ke dalam jantung melalui rongga tubuh (haemocoel), sistem arteri
semakin berkembang.

b. Sistem Pencernaan
Pencernaan Arthropoda merupakan sistem pencernaan yang sempurna dengan dilengkapi alat
pencernaan lengkap yang terdiri dari mulut, kerongkongan, usus, dan anus. Mulut dilengkapi dengan
alat-alat mulut dan anus terdapat di segmen posterior. Mulut diadaptasikan untuk mengunyah,
menjilat atau menusuk.

c. Sistem Saraf
Sistem saraf Arthropoda berupa tangga tali dan alat peraba yang berupa antena. Ganglia berfungsi
sebagai pusat refleks dan pengendalian seluruh kegiatan. Ganglia supra esophageal yang dihubungkan
ke tali saraf (nerve cord) yang meluas di sepanjang tubuhnya dengan ganglion dan sepasang tali saraf
lateral di setiap ruas. Organ sensoris berupa antenna, rambut, mata majemuk, dan statocyst.

d. Sistem Ekskresi
Arthropoda memiliki sistem ekskresi yang berupa kelenjar hijau atau dengan pembuluh malpigi yang
berupada pada usus belakang.

e. Sistem Respirasi
Arthropoda memiliki sistem pernapasan berupa trakea, insang, paru-paru, paru-paru buku atau melalui
seluruh permukaan tubuhnya.

f. Sistem Reproduksi
Reproduksi Arthropoda dilakukan secara seksual dan aseksual (partenogenesis dan paedogenesis).
Sistem reproduksi Arthropoda adalah terpisah, artinya ada hewan jantan dan ada juga hewan betina.

Klasifikasi Arthropoda
Berdasarkan bentuk struktur tubuhnya Arthropoda terbagi menjadi 4 Kelompok :
a. Kelas Crustacea
Crustacea merupakan hewan akuatif (air) yang terdapat di air laut dan air tawar. Crustacea memiliki
tubuh yang bersegmen (beruas) dan terdiri dari cephalothorax (kepala dan dada menjadi satu) serta
abdomen (perut). Di bagian anterior (ujung depan) tubuh besar dan lebih lebar, sedangkan pada
posteriornya (ujung belakangnya) sempit. Di bagian kepala Crustacea terdapat beberapa alat mulut
yang berupa sepasang antena, pasang mandibula (untuk mengigit mangsanya), pasang maksilia,
pasang maksilibed. Alat gerak Crustacea berupa kaki (kaki satu pasang dalam setipa ruas di abdomen)
dan berfungsi untuk berenang, merangkak dan menempel di dasar perairan. Mempunyai dua pasang
antenna dan memiliki kepala yang menyatu dengan dada (cephalothorax). Crustacea memiliki tubuh
yang terdiri dari cephalothorax dan abdomen, mempunyai eksoskeleton dari zat tanduk atau kitin,
tetapi tidak mempunyai pembuluh darah kapiler. Dapat mengalami pelepasan kulit dari tubuhnya,
pertukaran udara terjadi secara difusi, dan sebagian dari pernapasan menggunakan insang.
Contohnya : Daphnia pulex dan Asellus aquaticus (kutu air), udang, kepiting, ketam & rajungan.

b. Kelas Insecta
Insecta berasal dari bahasa latin yang berarti Insecti yang berarti serangga. Insecta adalah satu-satunya
kelompok invertebrata yang dapat terbang. Penyebaran insecta sangat luas dengan keanekaragaman
tinggi di antara kelas-kelas yang lain dari perairan hingga puncak gunung dari khatulistiwa hingga ke
kutub. Jumlah spesies Insecta cukup banyak yang sedikitnya didunia sekitar 750.000 spesies yang
dikelompokkan ke dalam 100 suku dan 26 ordo. Cabang ilmu biologi yang mempelajari serangga
adalah Entomologi. Tubuh yang tersusun dari kepala, dada, dan perut. Memiliki mulut yang bertipe
pengigit, penghisap, dan penelan. Mempunyai 3 pasang kaki, dan sebagian dari besar hidup di darat.
Tubuh insecta beruas-ruas yang terdiri dari segmen kepala (cephalo) yang ada di sepasang mata faset
(majemuk), dada (thorax) terdapat di sepasang kaki yang beruas-ruas, dan perut (abdomen) terdiri dari
11 ruas.
Contohnya : Belalang (Dissostura sp) , Jangkrik (Gryllus sp) , Kecoak (Blatta orientalis),
Kumbang kelapa (Orytec rhynoceros), Apis indica (lebah madu), Oecophyla smaragdina
(semut rangrang), Lalat (Musca domestica), Nyamuk, Walang sangit (Leptocorixa acuta)

c. Kelas Arachnida
Kata Arachnida berasal dalam bahasa Yunani dari kata arachno yang berarti laba-laba yang disebut
dengan kelompok laba-laba. Arachnoidea meliputi kalajengking, laba-laba, tungau atua caplak.
Umumnya Arachnida bersifat parasit yang merugikan manusia, hewan dan tumbuhan. Tubuh
bersegmen yang terdiri dari chepalothorax dan abdomen (tidak beruas). Mempunyai enam pasang
anggota gerak. Hidup di darat, air laut, dan ada juga yang parasit. Memiliki jumlah mata yang
beragam. Di bagian kepala-dada tidak terdapat antena, namun memiliki sebagian pasang mata
tunggal, mulut kelisera dan pedipalpus.
Contohnya : Kalajengking (Vejovis sp, Hadrurus sp, Centrurus sp), Tungau (Dermacentor sp.)
segala macam laba-laba.

d. Kelas Myriapoda
Tubuh terdiri atas kepala (cephalo) dan perut (abdomen) tanpa dada (toraks), dan beruas-ruas, terdiri
atas ± 10 hingga 200 segmen. Dibagian kepala terdapat satu pasang antena sebagai alat peraba dan
sepasang mata tunggal (ocellus). Eksoskeleton berupa kulit keras dari zat kitin, fungsi: melindungi
alat-alat dalam, tempat melekatnya otot & memberi bentuk tubuh. Kulit kitin yang tipis terletak pada
perbatasan antara dua segmen, yaitu di bawah kulit kitin yang tebal. Kulit kitin yang tipis membuat
hewan ini dapat bergerak leluasa. Myriapoda ikut andil dalam memecah bahan-bahan organik/serasah
karena kemampuannya memakan partikel-partikel sampah (detritus) menjadi partikel yang lebih kecil
untuk membentuk humus.
Contoh: kelabang Lithobius forticatus & Scolopendra morsitans, kaki seribu (Julus nomerensis)

BAHAN / ALAT :

- Mikroskop
- Penggaris
- Sampel serangga

CARA KERJA :

1. Hewan-hewan dari insecta diamati bagian morfologinya.

2. Hewan-hewan yang sudah diamati, digambar dan diberi keterangan.

3. Hewan-hewan yang sudah diamati diberi klasifikasi.

HASIL ANALISA:

1. Gambar laba-laba (Latrodectus mactans).........

Ciri – ciri ...............`


Laba-laba ini memiliki banyak variasi warna. Tanda di tubuhnya terkadang
berwarna cokelat, kuning, atau oranye. Selain itu, bentuk jam pasirnya terkadang
hanya berupa satu buah segitiga atau satu titik.
Black widow betina tidak berbulu dan berwarna hitam mengilap. Warna ini
mencakup bagian kaki dan perut, kecuali di lokasi tempat segitiganya berada.
Tubuhnya halus dan tidak berbulu.
Black widow jantan dan remaja (baik jantan maupun betina) memiliki tubuh yang
lebih kecil dengan warna cokelat dan tanda berwarna putih. Keduanya tampak
berbeda jika dibandingkan dengan laba-laba betina dewasa karena warnanya lebih
terang, yaitu tan, cokelat, atau abu-abu. Tidak seperti jam pasir pada laba-laba
betina yang berwarna merah, black widow jantan dan remaja mempunyai garis
kuning atau putih di bagian atas perutnya.[5]
 Laba-laba jantan lebih kecil daripada betina, hampir separuh ukuran
tubuhnya.
 Perut black widow jantan lebih kecil dan memiliki bentuk yang lebih lonjong
 Laba-laba jantan tidak seberbahaya black widow betina karena gigitannya
tidak berbisa.

Keterangan gambar ................

https://www.youtube.com/watch?v=5KhoUOTjKag

KESIMPULAN : Latrodectus mactans, atau dapat juga disebut “Black Widow Spider” atau laba-
laba janda hitam. Ini adalah spesies laba-laba yang sangat berbisa dalam genus Latrodectus
dan hidup di daerah beriklim sedang di seluruh dunia yang berpusat di Amerika Utara dan
Australia. Laba-laba ini dikenal dengan perut menggembung berwarna hitam pekat dan
bercak merah berbentuk jam pasir dengan panjang tubuh 38 mm dan berat sekitar 1 gram.
Mengapa dinamakan black widow (janda hitam)? Karena para betina akan memakan
pasangannya setelah melakukan proses reproduksi. Laba-laba ini jarang sekali
membahayakan manusia hingga kematian karena terbatasnya racun yang dimiliki. Ada suatu
kejadian pada tahun 1993, seorang ilmuwan mencatat penderitaannya setelah jarinya digigit
seekor black widow. Rasa nyeri dengan cepat menjalar ke lengannya. Dadanya sakit, dan ia
merasa mengantuk dan sakit kepala. Denyut jantungnya melambat. Rasa nyeri pun menyebar
ke perut, kakinya mulai gemetar, beberapa lama kemudian, ia mulai sesak napas dan sulit
bicara. Dibutuhkan sekitar 8 hari hingga semua gejalanya hilang.

Ada perbedaan mencolok antara jantan dan betina, Lactrodectus mactans jantan lebih
coklat daripada hitam, dengan garis garis hitam memanjang di sisi perutnya. Pola di perutnya
sering kali berwarna kusam dan biasanya tidak memiliki bentuk yang jelas dan ukuran
Lactrodectus mactans jantan ¼ kali lebih kecil dari ukuran betinanya. Jantan dewasa hanya
menghasilkan sedikit racun, atau bahkan sama sekali tidak, dan racun yang dimilikinya pun
lemah. Bahkan tidak dapat membuat serangga lemah. Sedangkan Lactrodectus mactans
betina, biasanya menunjukkan pola pola berwarna cerah di perutnya, dan seluruh kelenjar
racunnya bekerja dengan baik.Setiap tetes racunnya lebih mematikan dibandingkan bisa ular
derik. Racun yang dihasilkan oleh laba-laba ini adalah toksalbumin yang bekerja sebagai
suatu neurotoksin

Lactrodectus mactans jantan berada dalam bahaya apabila musim kawin datang. Ia akan
menemukan Lactrodectus mactans betina sedang bergelantungan di sarangnya kemudian
laba-laba jantan 'mengetuk' pintu si betina menggunakan perutnya dan membuat sarangnya
bergetar. Jika si betina membalas mengirimkan getaran, si jantan aman. Jika tidak, si betina
akan membungkus si jantan dengan sutranya seperti mumi, dan membiarkannya tergantung
berhari - hari untuk camilan lezat. Lactrodectus mactans betina mempunyai perilaku sexual
cannibalism. Ia akan memakan pejantannya setelah mereka bercinta. Ia akan menusukkan
racunnya yang amat berbahaya ke tubuh pejantan melalui taringnya dan mengelola enzim
pencernaan ke mayat. Dengan menggunakan enzim, dan taring mereka kertakan, laba-laba
mencairkan tubuh si janta dan menyedot cairan yang dihasilkan. Cara ini sama dengan cara
mereka untuk mendapatkan mangsa (lalat, nyamuk, belalang, kumbang, dan ulat) ketika jika
ia sangat lapar.

Dan seekor Lactrodectus mactans betina dapat menghasilkan empat sampai sembilan kantung
telur dalam satu musim panas, masing-masing berisi sekitar 100-400 telur. Biasanya, inkubasi
telur selama kurang lebih 20-30 hari. Sangat jarang selama lebih dari seratus telur dapat
bertahan proses ini.

MEDAN, 30 September 2022

PRAKTIKAN,

CHRISMA LUMBAN TOBING

Anda mungkin juga menyukai