Anda di halaman 1dari 1

NAMA : CHRISMA LUMBAN TOBING

NIM : P07534021113
KELAS : 3 C TLM
MATKUL : METOPEL

Judul : Pemeriksaan kadar glukosa pada pasien hipoglikemia

Latar Belakang
Glukosa adalah struktur 6-karbon dengan rumus kimia C6H12O6. Ini adalah sumber energi yang
ada di mana-mana untuk setiap organisme di dunia dan sangat penting untuk memicu respirasi
sel aerobik dan anaerobik. Glukosa sering masuk ke dalam tubuh dalam bentuk isometrik seperti
galaktosa dan fruktosa (monosakarida), laktosa dan sukrosa (disakarida), atau pati
(polisakarida). Tubuh kita menyimpan kelebihan glukosa sebagai glikogen (polimer glukosa),
yang dibebaskan pada saat puasa. Glukosa juga dapat diturunkan dari produk penguraian lemak
dan protein melalui proses glukoneogenesis. Mempertimbangkan betapa pentingnya glukosa
untuk homeostasis, tidak mengherankan jika ada banyak sumber untuk itu. (Navale AM, 2016)
Begitu glukosa ada di dalam tubuh, ia mengalir melalui darah dan ke jaringan yang
membutuhkan energi. Di sana, glukosa dipecah dalam serangkaian reaksi biokimia yang
melepaskan energi dalam bentuk ATP. ATP yang diperoleh dari proses ini digunakan untuk
bahan bakar hampir setiap proses yang membutuhkan energi dalam tubuh. Pada eukariota,
sebagian besar energi berasal dari proses aerobik (membutuhkan oksigen), yang dimulai dengan
molekul glukosa. Glukosa dipecah terlebih dahulu melalui proses glikolisis anaerobik, yang
mengarah ke produksi beberapa produk akhir ATP dan piruvat. Dalam kondisi anaerobik, piruvat
diubah menjadi laktat melalui reduksi. Dalam kondisi aerobik, piruvat dapat memasuki siklus
asam sitrat untuk menghasilkan pembawa elektron kaya energi yang membantu menghasilkan
ATP pada rantai transpor elektron (ETC). (Navale AM, 2016)
Hipoglikemia paling sering terlihat secara iatrogenik pada pasien diabetes sekunder akibat obat
penurun glukosa. Kondisi ini terjadi, terutama pada rawat inap, dengan gangguan pada pola
makan pasien yang biasa. Gejalanya tidak spesifik, tetapi temuan klinis seperti hubungan dengan
puasa atau olahraga dan perbaikan gejala dengan pemberian glukosa membuat hipoglikemia
lebih mungkin terjadi. Gejala hipoglikemia dapat digambarkan sebagai neuroglikopenik, yang
memiliki efek langsung pada SSP, atau neurogenik, karena keterlibatan
simpatoadrenergik. Gejala neurogenik dapat dipecah lebih lanjut menjadi kolinergik atau
adrenergik. Berikut adalah beberapa gejala umum hipoglikemia:
 Neuroglikopenik : Kelelahan, perubahan perilaku, kejang, koma, dan kematian.
 Neurogenik - Adrenergik : kecemasan, tremor, dan palpitasi.
 Neurogenik - Kolinergik : parestesia, diaforesis, dan rasa lapar. (Vargas E, 2022)

Anda mungkin juga menyukai