METABOLISME
Setiap pelepasan gugus fosfatnya menghasilkan energi. Pada proses glikolisis, setiap 1
molekul glukosa diubah menjadi 2 molekul asam piruvat, 2 NADH, dan 2 ATP. Glikolisis
memiliki sifat-sifat, antara lain: glikolisis dapat berlangsung secara aerob maupun anaerob,
glikolisis melibatkan enzim, ATP dan ADP, serta peranan ATP dan ADP pada glikolisis adalah
memindahkan (mentransfer) fosfat dari molekul yang satu ke molekul yang lain. Pada sel
eukariotik, glikolisis terjadi di sitoplasma (sitosol). Glikolisis terjadi melalui 10 tahapan yang
terdiri dari 5 tahapan penggunaan energi dan 5 tahapan pelepasan energi ATP (adenosin
trifosfat) merupakan senyawa berenergi tinggi. Seluruh proses melibatkan sepuluh tahap
dengan membentuk produk pada setiap tahap dan setiap tahap diatur oleh enzim yang berbeda.
Dalam menjaga kadar gula dalam darah tetap dalam jumlah yang konstan, tubuh
melakukan proses glikogenesis, glikogenolisis, dan glukoneogenesis. Proses-proses tersebut
dikendalikan oleh sekresi hormon-hormon tertentu di dalam tubuh. Hormon tersebut akan
memicu kerja enzim-enzim yang berperan dalam membentuk glikogen, memecah glikogen,
ataupun membentuk glukosa. Setelah makan makanan yang mengandung karbohidrat, kadar
glukosa dalam darah akan meningkat. Sebagian glukosa akan disimpan dalam hati sebagai
glikogen. Setelah 2 atau 3 jam berpuasa, glikogen akan mulai diuraikan oleh proses
glikogenolisis dan glukosa yang terbentuk akan dilepaskan ke dalam darah. Seiring dengan
penurunan simpanan glikogen, juga terjadi penguraian triasilgliserol dari jaringan adipose,
yang menghasilkan asam lemak sebagai bahan bakar alternatif dan gliserol untuk sintesis
glukosa melalui jalur glukoneogenesis. Asam amino juga dibebaskan dari otot untuk berfungsi
sebagai prekursor glukoneogenik. Setelah puasa satu malam, kadar glukosa dalam darah
dipertahankan baik oleh glikogenolisis maupun glukoneogenesis. Namun setelah 30 jam
berpuasa simpanan glikogen hati akan habis dan sesudah itu jalur glukoneogenesis merupakan
satu-satunya sumber glukosa darah.
5. Susunlah persoalan-persoalan yang tidak bisa diselesaikan dalam diskusi tersebut menjadi
tujuan pembelajaran kelompok (learning issue/learning objectives)
1) Bagaimana proses oksidasi karbohidrat terjadi?
2) Mengapa gula glukosa dianggap sebagai senyawa paling sederhana dan banyak dijumpai
dalam darah manusia?
3) Bagaimana glikolisis memainkan peran penting dalam mengubah glukosa menjadi asam
piruvat, NADH, dan ATP?
4) Apa perbedaan antara glikolisis aerob dan anaerob, dan bagaimana keduanya dapat
mempengaruhi hasil akhir proses tersebut?
5) Jika glikogen habis sehingga pembuatannya menjadi glukosa yang menjadi sumber
energi terhambat, bagaimana agar glukosa sebagai sumber energi ini tetap tersintesis
dengan habisnya glikogen dalam tubuh sehingga tidak bisa terjadinya proses
glikogenolisis?
6. Lakukan belajar mandiri untuk mencari informasi yang anda butuhkan guna menjawab
learning issues yang telah anda tetapkan.
7. Jabarkan temuan informasi yang telah dikumpulkan oleh anggota kelompok, sintesakan dan
diskusikan temuan tersebut agar tersusun penjelasan yang komprehensif untuk menjelaskan
dan menyelesaikan masalah
1) Proses oksidasi karbohidrat dimulai dengan glikolisis, di mana glukosa dipecah menjadi
piruvat dalam sitoplasma sel. Piruvat kemudian masuk ke dalam mitokondria dan
mengalami oksidasi lebih lanjut dalam siklus asam sitrat, menghasilkan NADH dan
FADH2 yang membawa elektron ke rantai transpor elektron. Di rantai transpor elektron,
elektron-elektron ini melewati serangkaian protein dan menghasilkan energi yang
digunakan untuk memompa proton melintasi membran mitokondria, menciptakan
gradien elektrokimia. Gradien ini kemudian digunakan oleh ATP synthase untuk
menghasilkan ATP melalui fosforilasi oksidatif.
2) Glukosa dianggap sebagai senyawa paling sederhana karena strukturnya yang terdiri
dari satu molekul karbohidrat yang paling dasar. Glukosa juga merupakan sumber utama
energi bagi sel-sel dalam tubuh manusia. Selain itu, glukosa adalah produk akhir dari
pencernaan karbohidrat dalam tubuh dan dapat diserap langsung ke dalam darah melalui
sistem pencernaan. Karena perannya yang penting dalam metabolisme energi dan
ketersediaannya yang melimpah, glukosa menjadi senyawa yang paling banyak
dijumpai dalam darah manusia.
3) Glikolisis adalah jalur metabolik yang penting dalam mengubah glukosa menjadi asam
piruvat, NADH, dan ATP. Proses ini terdiri dari sepuluh langkah reaksi enzimatik yang
terjadi dalam sitoplasma sel. Pertama, glukosa diubah menjadi glukosa-6-fosfat melalui
fosforilasi, yang memerlukan ATP. Glukosa-6-fosfat kemudian diubah menjadi fruktosa-
6-fosfat dan kemudian menjadi fruktosa-1,6-bisfosfat melalui serangkaian reaksi.
Fruktosa-1,6-bisfosfat kemudian dipecah menjadi dua molekul triosa fosfat, yang
kemudian diubah menjadi asam piruvat melalui serangkaian langkah yang menghasilkan
NADH dan ATP. Proses ini memainkan peran penting dalam menyediakan energi yang
dibutuhkan oleh sel untuk berbagai proses metabolik dan fisiologis.
4) Glikolisis adalah proses metabolik yang dapat terjadi dalam dua kondisi: aerob (dengan
oksigen) dan anaerob (tanpa oksigen). Perbedaan utama antara keduanya terletak pada
tahap akhir jalur glikolisis.
• Glikolisis Aerob: Dalam kondisi aerob, asam piruvat yang dihasilkan dari glikolisis
masuk ke dalam mitokondria untuk mengalami oksidasi lebih lanjut melalui siklus
asam sitrat dan rantai transpor elektron. Proses ini menghasilkan banyak ATP
karena oksidasi penuh dari glukosa hingga CO2 dan H2O.
• Glikolisis Anaerob (fermentasi): Dalam kondisi anaerob, asam piruvat tidak dapat
dioksidasi lebih lanjut karena tidak ada oksigen yang tersedia. Sebagai gantinya,
asam piruvat diubah menjadi produk fermentasi, seperti asam laktat pada manusia
atau etanol pada mikroorganisme tertentu. Fermentasi memungkinkan regenerasi
NAD+ yang diperlukan untuk mempertahankan jalur glikolisis, meskipun hanya
menghasilkan sedikit ATP secara langsung (dari substrat fosforilasi).
Perbedaan ini mempengaruhi hasil akhir proses glikolisis. Dalam kondisi aerob, glukosa
dapat diuraikan sepenuhnya menjadi CO2 dan H2O, menghasilkan sekitar 36-38 molekul
ATP per molekul glukosa. Di sisi lain, dalam kondisi anaerob, glukosa hanya sebagian
diuraikan menjadi produk fermentasi, menghasilkan 2 molekul ATP per molekul
glukosa.
5) Jika glikogen habis dan pembentukannya terhambat, tubuh dapat menggunakan
glukoneogenesis untuk mensintesis glukosa dari prekursor non-karbohidrat, seperti
asam amino dan gliserol. Glukoneogenesis terjadi terutama di hati dan dalam kondisi
ketosis. Proses ini memungkinkan tubuh untuk tetap mensintesis glukosa sebagai
sumber energi, meskipun glikogen habis dan proses glikogenolisis terhambat.
Glukoneogenesis penting untuk memastikan ketersediaan glukosa yang cukup bagi sel-
sel tubuh yang membutuhkan, terutama otak, yang memerlukan glukosa sebagai sumber
energi utama.
Glukoneogenesis adalah proses biosintesis glukosa dari prekursor non-karbohidrat,
seperti asam amino, laktat, dan gliserol. Proses ini terjadi terutama di hati dan sedikit di
ginjal pada manusia. Glukoneogenesis adalah jalur kebalikan dari glikolisis, dengan
beberapa langkah reaksi berbeda untuk mengatasi reaksi yang sangat eksergonik dalam
glikolisis.
Langkah-langkah utama dalam glukoneogenesis melibatkan enzim-enzim kunci yang
berbeda dari yang terlibat dalam glikolisis. Beberapa contoh langkah penting dalam
glukoneogenesis meliputi:
1. Pencetakan Piruvat menjadi Fosfoenolpiruvat (PEP): Piruvat, yang merupakan hasil
akhir glikolisis atau asam amino tertentu, diubah menjadi PEP melalui reaksi yang
dikatalisis oleh enzim piruvat karboksilase dan enzim PEP karboksikinase. Reaksi
ini memerlukan energi dalam bentuk ATP.
2. PEP menjadi Glukosa: PEP kemudian diubah menjadi glukosa melalui serangkaian
reaksi yang melibatkan enzim-enzim lain, termasuk enzim fruktosa-1,6-bisfosfatase
dan glukosa-6-fosfatase. Reaksi ini memerlukan energi dalam bentuk GTP dan juga
melibatkan beberapa langkah reaksi lainnya.
Glukoneogenesis penting untuk memastikan ketersediaan glukosa yang cukup bagi
tubuh, terutama saat glikogen di hati habis atau saat tubuh memerlukan lebih banyak
glukosa daripada yang dapat diperoleh melalui asupan makanan.