INTERGRASI METABOLISME
DISUSUN OLEH :
Nisful Dahriyani (09304241005)
Selvia Febriani (09304241010)
Tyas Utami (09304241011)
Puji Lestari W (09304241032)
Deny Sulistiyani (09304241034)
Ulya Irma Ch (09304241038)
Khaerul Husen (09304241042)
Wulan Sari Suhanto (09304241048)
Kelompok 1
Prodi Pendidikan Biologi Subsidi
BAB 1
PENDAHULUAN
Integrasi Metabolisme merupakan bertemunya tiga makromolekul
seperti protein, karbohidrat, dan lipid dalam satu titik yaitu siklus
asam sitrat.
Page 3 of 51
Page 4 of 51
BAB II
LINTASAN METABOLISME MAKROMOLEKUL
Metabolisme karbohidrat
Pada bagian-bagian terdahulu Anda telah mempelajari berbagai
macam karbohidrat, antara lain monosakarida, disakarida, oligosakarida
serta polisakarida. Karbohidrat siap dikatabolisir menjadi energi jika
berbentuk monosakarida. Energi yang dihasilkan berupa Adenosin trifosfat
(ATP).
Glukosa merupakan karbohidrat terpenting. Dalam bentuk
glukosalah massa karbohidrat makanan diserap ke dalam aliran darah,
atau ke dalam bentuk glukosalah karbohidrat dikonversi di dalam hati,
serta dari glukosalah semua bentuk karbohidrat lain dalam tubuh dapat
dibentuk. Glukosa merupakan bahan bakar metabolik utama bagi jaringan
mamalia (kecuali hewan pemamah biak) dan bahan bakar universal bagi
janin. Unsur ini diubah menjadi karbohidrat lain dengan fungsi sangat
Page 8 of 51
Glikogenesis
Tahap pertama metabolisme karbohidrat adalah pemecahan glukosa
(glikolisis) menjadi piruvat. Selanjutnya piruvat dioksidasi menjadi asetil
KoA. Akhirnya asetil KoA masuk ke dalam rangkaian siklus asam sitrat
untuk dikatabolisir menjadi energi.
Proses di atas terjadi jika kita membutuhkan energi untuk aktifitas,
misalnya berpikir, mencerna makanan, bekerja dan sebagainya. Jika kita
memiliki glukosa melampaui kebutuhan energi, maka kelebihan glukosa
yang ada akan disimpan dalam bentuk glikogen. Proses anabolisme ini
dinamakan glikogenesis.
Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama di
dalam tubuh dan analog dengan amilum pada tumbuhan. Unsur ini
terutama terdapat didalam hati (sampai 6%), otot jarang melampaui
jumlah 1%. Akan tetapi karena massa otot jauh lebih besar daripada hati,
maka besarnya simpanan glikogen di otot bisa mencapai tiga sampai
empat kali lebih banyak. Seperti amilum, glikogen merupakan polimer -
D-Glukosa yang bercabang.
Glikogen otot berfungsi sebagai sumber heksosa yang tersedia
dengan mudah untuk proses glikolisis di dalam otot itu sendiri. Sedangkan
glikogen hati sangat berhubungan dengan simpanan dan pengiriman
heksosa keluar untuk mempertahankan kadar glukosa darah, khususnya
pada saat di antara waktu makan. Setelah 12-18 jam puasa, hampir
semua simpanan glikogen hati terkuras habis. Tetapi glikogen otot hanya
terkuras secara bermakna setelah seseorang melakukan olahraga yang
berat dan lama.
Rangkaian proses terjadinya glikogenesis digambarkan sebagai
berikut:
Page 12 of 51
Lintasan glikogenesis dan glikogenolisis (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)
Residu glukosa yang lebih lanjut melekat pada posisi 14 untuk
membentuk rantai pendek yang diaktifkan oleh glikogen sintase. Pada
otot rangka glikogenin tetap melekat pada pusat molekul glikogen,
sedangkan di hati terdapat jumlah molekul glikogen yang melebihi jumlah
molekul glikogenin.
6. Setelah rantai dari glikogen primer diperpanjang dengan penambahan
glukosa tersebut hingga mencapai minimal 11 residu glukosa, maka
enzim pembentuk cabang memindahkan bagian dari rantai 14
(panjang minimal 6 residu glukosa) pada rantai yang berdekatan untuk
membentuk rangkaian 16 sehingga membuat titik cabang pada
molekul tersebut. Cabang-cabang ini akan tumbuh dengan penambahan
lebih lanjut 1glukosil dan pembentukan cabang selanjutnya. Setelah
jumlah residu terminal yang non reduktif bertambah, jumlah total tapak
reaktif dalam molekul akan meningkat sehingga akan mempercepat
glikogenesis maupun glikogenolisis.
Glikogenolisis
Jika glukosa dari diet tidak dapat mencukupi kebutuhan, maka glikogen
harus dipecah untuk mendapatkan glukosa sebagai sumber energi. Proses
ini dinamakan glikogenolisis. Glikogenolisis seakan-akan kebalikan dari
glikogenesis, akan tetapi sebenarnya tidak demikian. Untuk
memutuskan ikatan glukosa satu demi satu dari glikogen diperlukan
enzim fosforilase. Enzim ini spesifik untuk proses fosforolisis rangkaian
14 glikogen untuk menghasilkan glukosa 1-fosfat. Residu glukosil
terminal pada rantai paling luar molekul glikogen dibuang secara
berurutan sampai kurang lebih ada 4 buah residu glukosa yang tersisa
pada tiap sisi cabang 16.
(C6)n + Pi (C6)n-1 + Glukosa 1-fosfat
Glikogen Glikogen
Page 16 of 51
Glukoneogenesis
Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia
lagi. Maka tubuh adalah menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika
lemak juga tak tersedia, barulah memecah protein untuk energi yang
sesungguhnya protein berperan pokok sebagai pembangun tubuh.
Jadi bisa disimpulkan bahwa glukoneogenesis adalah proses
pembentukan glukosa dari senyawa-senyawa non karbohidrat,
bisa dari lipid maupun protein.
Secara ringkas, jalur glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein
dijelaskan sebagai berikut:
Page 17 of 51
Glukoneogenesis dari bahan protein. Dalam hal ini protein telah dipecah
menjadi berbagai macam asam amino (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia
Harper)
Page 21 of 51
Asam lemak mengalami oksidasi beta sebelum masuk siklus Krebs dan
menghasilkan hasil yang berbeda sesuai dengan panjang rantai
karbonnya. Menurut banyaknya jumlah karbon, asam lemak dibagi
Page 24 of 51
menjadi dua yaitu asam lemak dengan rantai karbon panjang dan asam
lemak dengan rantai karbon ganjil.
oksidasi-β
Asil Co-A akan kembali ke tahap awal oksidasi beta. Sedangkan Asetil Co-
A akan memasuki siklus Krebs melalui pintu oksaloasetat. FADH 2 dan
NADH masuk ke dalam transpor elektron.
8 Asetil CoA
8 x 1 ATP= 8 ATP
oksidasi-β
Asetil Co-A akan memasuki siklus Krebs melalui pintu oksaloasetat. FADH 2
dan NADH masuk ke dalam transpor elektron. Sedangkan propionyl Co-A
yang merupakan rantai akhir berkarbon tiga akan masuk ke Siklus Krebs
pula. Tetapi sebelum masuk ke siklus Krebs, propionyl Co-A harus diubah
dulu menjadi Suksinyl Co-A. suksinil Co-A inilah yamg masuk ke dalam
siklus Krebs melalui pintu suksinyl Co-
Sebagai contoh adalah asam lemak dengan 15 karbon. Oksidasi beta dari
asam lemak rantai carbon 15 reaksinya sebagai berikut :
oksidasi-β
Selanjutnya 6 asetyl Co-A akan masuk ke dalam siklus Krebs melalui pintu
oksaloasetat. Sedangkan 1 propionyl Co-A sebelum masuk ke siklus
tersebut diubah terlebih dahulu menjadi suksinyl Co-A. Perubahan ini
membutuhkan 1 ATP.
Page 26 of 51
Kalkulasi ATP untuk asam lemak dengan 15 carbon adalah sebagai berikut
:
6 ATP
18NADH=54 ATP
6FADH2=12 ATP
1 ATP
1 NADH=3 ATP
1 FADH2=2 ATP
Katabolisme Protein
a. Jalur Piruvat
Asam amino yang masuk melaui jalur ini antara lain alanin,
sistein ,Glisin , treonin, triptofan. Misalnya alanin yang diubah melalui
reaksi transaminase menjadi piruvat. Sehingga jalur ini menghasilkan
energy sebagai berikut :
Dari Piruvat asetil Ko-A tidak menghasilkan energy, Sitrat isositrat
tidak menghasilkan energy, isositrat α ketoglutarat menghasilkan
NADH, suksinil KoA suksinat menghasilkan ATP, Suksinat Fumarat
menghasilkan FADH2, Fumarat malat mengahsilkan NADH, Oksaloasetat
asetil Ko-A tidak menghasilkan ATP.
Total semua energy yang dihasilkan :
3 NADH : 9 ATP
1 ATP = 1 ATP
Page 28 of 51
1 FADH2 = 2 ATP
Jumlah = 12 ATP
Jalur Suksinil-KoA
Metionin,isoleusin dan Valin ( akan terdegradasi menghasilkan
suksinil Ko-A senyawa antara siklus asam sitrat. Valin dan Isoleusin sama
sama mengalami reaksi transaminase. Empat dari lima karbon valin
diubah menjadi asm suksinat ,demikian juga tiga dari 6 atom karbon
isoleusin. Untuk sampai pada asetil-KoA, maka jalur ini membutuhkan
energi sebesar:
Suksini Ko-A Suksinat terdapat 1 GTP, dari Suksinat Fumarat
terdapat 1 FADH, dari Fumarat Malat tidak terdapat enzim yang
menghasilkan energy, dari Malat Oxaloasetat terdapat 1 NADH,
dan dari Oxaloasetat Asetil Ko-A tidak ditemukan adanya energy
yang dibutuhkan.
Total energi yang dihasilkan dari Suksinil Ko-A menuju Asetil Ko-A adalah :
1 NADH = 3 ATP
1 FADH = 2 ATP
Page 31 of 51
1 GTP = 1 ATP
= 6 ATP
c. Jalur Fumarat
Fenilalanin dan tirosin (produk oksidasi fenilalanin) dapat memasuki
siklus asam sitrat melalui jalur fumarat. Empat dari sembilan karbon
fenilalanin dan tirosin menghasilkan asetoasetat bebas (akan masuk
melalui jalur asetoasetil Ko-A) , sedangakan 4 karbon lainnya
menghasilkan fumarat (masuk melui jalur fumarat)Sedangkan satu karbon
sisanya akan terlepas sebgai CO2. Untuk sampai pada asetil-KoA, maka
jalur ini membutuhkan energy sebesar: dari Fumarat Malat tidak
terdapat enzim yang menghasilkan energi, dari Malat Oxaloasetat
terdapat 1 NADH, dan dari Oxaloasetat Asetil Ko-A tidak
ditemukan adanya energi yang dibutuhkan.
Total energi yang dihasilkan dari Fumarat menuju Asetil Ko-A, adalah :
1 NADH = 3 ATP
d. Jalur Oksaloasetat
Kerangka karbon asparagin dan asam aspartat pada akhirnya
memasuki siklus asam sitrat melalui oksaloasetat. Enzim asparaginase
mengkatalisis hidrolisis asparagin menjadi aspartat. Enzim ini mengikat
molekul H2O dan melepaskan NH4. Aspartat akan dikatalis oleh enzim
transaminase membentuk oksaloacetat. Gugus amino pada aspartat
dapat dipindahkan menuju piruvat ataupun alanin. Reaksi antara aspartat
dan oksaloacetat ini merupakan reaksi yang dapat balik atau reversible.
Asparagin + H2O -- aspartat + NH4
Aspartat + α-ketoglutarat ↔ oksaloasetat + glutamat
Aspartat lalu memberikan gugus aminonya kepada α-ketoglutarat di
dalam reaksi transaminasi menghasilkan glutamat. Sisa kerangka karbon
aspartat, yaitu oksaloasetat memasuki siklus asam sitrat
Lintas ini masuk melalui pintu oksaloasetat. Oksaloasetat diubah
menjadi sitrat. Sitrat akan diubah menjadi isositrat. Isositrat diubah
menjadi α-ketoglutarat. Proses tersebut menghasilkan 1 NADH = 3 ATP. α-
Page 32 of 51
e. Jalur α-ketoglutarat
Kerangka karbon dari lima asam amino (arginin,
histidin, asamglutamat, glutamin, dan prolin) memasuki siklus asam sitrat
α-ketoglutarat.
Asparagin dan prolin akan masuk ke dalam glutamat semialdehid dibantu
dengan enzim glutamat semialdehid sintase. Kemudian glutamat
semialdehid akan membentuk glutamat. Histidin dan glutamin masuk ke
dalam glutamat. Selanjtnya glutamat akan diubah menjadi α-ketoglutarat
detelah mengalami deaminasi.
Lintas ini masuk melalui pintu α-ketoglutarat. α-ketoglutarat diubah
menjadi suksinil KoA. Proses tersebut mnghasilkan 1 NADH = 3 ATP.
Suksinil KoA diubah menjadi suksinat dan menghasilkan 1 ATP. Suksinat
diubah menjadi fumarat dan menghasilkan 1 FADH2 = 2 ATP. Fumarat
diubah menjdai malat. Malat diubah menjadi oksaloasetat menghasilkan 1
NADH = 3 ATP. Jadi, total ATP yang dihasilkan yaitu 8 ATP.
oleh hati, tidak hanya dari asam lemak tetapi juga dari asam amino
ketogenik.
Asam amoni yang dapat diubah menjadi piruvat, oksaloasetat,
suksinat, dan α-ketoglutarat dapat diubah menjadi glukosa dan gliogen
oleh lintas metabolisme. Golongan ini disebut asam amino glukogenik.
Terdapat 2 asam amino yang bersifat glukogenik dan ketogenik, yaitu
fenilalanin dan tirosin.
Glukogenik Ketogenik Ketogenik dan
Glukogenik
Asparagin
Sistein
Asam glutamate
Glutamin
Glisin
Histidin
Metionin
Serin
Treonin
Valin
Isoleusin
3. Katabolisme lipid
Ringkasan jumlah NADH, FADH2, dan ATP dalam tahap-tahap oksidasi
asam lemak secara berurutan.
Page 34 of 51
Tahap yangTahap
berkaitan yang
dengan berkaitan ATP
NAD dengan
FAD
Asil-KoA 7 14
dehidrogena
se
3- 7 21
Hidroksiasi
l-KoA
dehidroge
nase
Isositrat 8 24
dehidroge
nase
Α- 8 24
ketoglutar
ar
dehidroge
nase
Suksinil- 8
KoA*
sintetase
Suksinat 8 16
dehidroge
nase
Malat 8 24
dehidroge
nase
To 131
tal ATP
yang
terbentuk
Page 35 of 51
BAB III
PEMBAHASAN STUDI KASUS
Karbohidrat
Karbohidrat dalam makanan dicerna menjadi monosakarida oleh
enzim pencernaan. Monosakarida kemudian diserap oleh sel epitel usus
dan dilepaskan ke dalam vena porta hepatika. Sesampainya di hati,
sebagian glukosa dioksidasi dalam jalur-jalur yang menghasilkan ATP
untuk memenuhi kebutuhan energi segera sel-sel hati. Sebagian lagi
diubah menjadi glikogen dan triasilgliserol. Simpanan glikogen dalam hati
mencapai maksimum sekitar 200-300 gram. Setelah simpanan glikogen
mulai penuh, hati mengubah glukosa yang diterimanya menjadi
triasilgliserol. Triasilgliserol dikemas bersama protein, fosfolipid, dan
kolesterol dalam bentuk kompleks lipoprotein yang dikenal sebagai
lipoprotein densitas sangat rendah (VLDL) yang kemudian disekresikan ke
dalam aliran darah.
Asam-asam lemak VLDL sebagian digunakan untuk memenuhi
kebutuhan energi sel, tetapi sebagian besar disimpan sebagai
triasilgliserol di jaringan adiposa.
Glukosa dari usus, yang tidak dimetabolisis oleh hati, akan mengalir di
dalam darah menuju ke jaringan perifer, tempat glukosa tersebut mungkin
dioksidasi untuk menghasilkan energi. Glukosa adalah bahan bakar yang
dapat digunakan oleh semua jaringan. Banyak jaringan menyimpan
Page 37 of 51
Asam – asam amino memperoleh energy dari siklus krebs, untuk itu asam
amino mempunyai jalur tersendiri dalam memasuki siklus krebs.
Jalur piruvat, Keluarga Asam Amino 3-C : Alanin, Serin, dan Sistein
diubah menjadi
Piruvat
Jalur Oksaloasetat, merupakan Keluarga 4-C : Aspartat dan
Asparagin diubah
menjadi Oksaloasetat
Jalur α-ketoglutarat, merupakan Keluarga 5-C : Beberapa asam
amino diubah
menjadi α-ketoglutarat melalui glutamate
Page 40 of 51
Protein
Protein dalam makanan dicerna menjadi asam-asam amino, yang
kemudian diserap ke dalam darah. Asam amino mungkin mengalami
oksidasi untuk menghasilkan energi atau digunakan oleh jaringan untuk
biosintesis. Sebagian besar asam amino yang digunakan untuk biosintesis
diubah menjadi protein; sisanya digunakan untuk membentuk bermacam-
macam senyawa bernitrogen, misalnya sebagai neurotransmiter, hormon,
hem, serta basa purin dan pirimidin.
Lemak
Triasilgliserol adalah lemak utama dalam makanan. Bahan ini dicerna
menjadi asam-asam lemak dan 2-monoasilgliserol, yang disintesis ulang
menjadi triasilgliserol di dalam sel epitel usus, kemudian dikemas dalam
kilomikron, dan disekresikan melalui limfe ke dalam darah. Dalam
keadaan kenyang, terbentuk dua jenis lipoprotein, kilomikron dan VLDL.
Fungsi utama kedua lipoprotein ini adalah untuk mengangkut triasilgliserol
dalam darah. Saat lipoprotein masuk ke dalam pembuluh darah di
jaringan adiposa, triasilgliserol yang terdapat di dalamnya diuraikan
menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak masuk ke dalam sel
adiposa dan bergabung dengan sebuah gugus gliserol yang dibentuk dari
glukosa darah. Triasilgliserol yang terbentuk disimpan sebagai butir-butir
lemak besar di dalam sel adiposa.
Setelah terbentuknya ATP tersebut kemudian ditranslokasikan ke
jaringan – jaringan seuruh tubuh. ATP ini dimanfaatkan untuk segala
aktivitas tubuh, misalnya berlari, bekerja, belajar dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, energi yang tersimpan tadi telah habis digunakan.
Sehingga seseorang yang menghabiskan energinya akan terasa lapar.
KEADAAN LAPAR
Page 41 of 51
makan, dua jam setelah makan, kadar kembali ke rantang puasa (antara
80-100 mg/dL) seiring dengan oksidasi atau pengubahan glukosa menjadi
bentuk simpanan bahan bakar oleh jaringan. Penurunan glukosa
menyebabkan penurunan sekresi insulin. Hati merespon terhadap hal ini
dengan memulai degradasi simpanan oksigen dan melepaskan glukosa
dalam darah. Namun, apabila kita terus-terusan berpuasa selama 12 jam,
kita masuk ke status basal yang juga dikenal sebagai keadaan pasca
absorptif. Seseorang umumnya dianggap pada keadaan basal setelah
berpuasa semalam.
Untuk mempertahankan kadar glukosa darah, mekanisme kerja di
dalam hati mulai berfungsi. Selama kelaparan rasio insulin/glukagon
menurun. Sehingga glikogen dihati diuraikan untuk menghasilkan glukosa
darah. Enzim dalam pengurain ini diaktifkan melalui fosforilasi cAMP.
Glukagon tersebut merangsang adenilat siklase untuk membantuk cAMP
sehingga dapat mengaktifkan protein kinase A. Protein kinase A ini
kemudian melakukan fosforilasi trehadap fosforilasi kinaase lalu
mengaktifkan glikogen fosforilase.
Pada awalnya, simpanan glikogen diuraikan untuk memasok glukosa
ke dalam darah, tetapi simpanan ini terbatas. Walaupun kadar glikogen
hati dapat meningkat sampai 200-300 g setelah makan, hanya sekitar 80
g yang masih tersisia setelah puasa 1 malam. Hati memiliki mekanisme
lain untuk menghasilkan glukosa darah. Proses ini yang dikenal sebagai
glukoneogenesis yang menggunakan sumber-sumber karbon berupa
laktat (glikolisis di dalam sle darah merah), gliserol (lipolisis triasilgliserol
adiposa), dan asam amino (pemecahan protein otot). Asam lemak tidak
dapat menyediakan karbon untuk glukoneogenesis. Dari simpanan energi
makanan triasilgliserol jaringan adiposa yang berjumlah besar, hanya
sebagian kecil terutama gugus gliserol yang dapat digunakan untuk
menghasilkan glukosa dalam darah.
Dalam keadaan lapar, maka jalur metabolisme yang terjadi adalah
glukoneogenesis. Hal ini terjadi akibat adanya enzim glukoneogenik yaitu
fosfoenolpiruvat karboksikinase, fruktosa 1,6 bisfosfatase dan glukosa 6-
fosfatase diinduksi. Selama lapar fruktosa 1,6 bisfosfat aktif karena kadar
Page 43 of 51
fruktosa 2,6 bisfosfat rendah. pada masa ini mekanisme glikolisis inaktif
karena kecepatan glikogenase rendah akibat inaktifan piruvat kinase.
Setelah beberapa jam puasa glukoneogenesis mulai menambah
glukosa yang dihasilkan glikogenolisis di hati. Bila puasa berlanjut,
glukoneogenesis menjadi lebih penting sebagai sumber glukosa darah.
Setelah sekitar 30 jam berpuasa, simpanan glikogen hati habis dan
glukoneogenesis menjadi satu-satunya sumber glukosa darah. Pasokan
minimal glukosa mungkin diperlukan dalam jaringan ekstra hepatik untuk
mempertahankan konsentrasi oksaloasetat dan bentukan siklus asam
sitrat.
Siklus ini merupakan tahap akhir dari proses metabolisme energi glukosa.
Proses konversi yang terjadi pada siklus asam sitrat berlangsung secara
aerobik di dalam mitokondria dengan bantuan 8 jenis enzim. Inti dari
proses yang terjadi pada siklus ini adalah untuk mengubah 2 atom karbon
yang terikat di dalam molekul Acetyl-CoA menjadi 2 molekul
karbondioksida (CO2), membebaskan koenzim A serta memindahkan
energi yang dihasilkan pada siklus ini ke dalam senyawa NADH, FADH dan
GTP. Selain menghasilkan CO2 dan GTP, dari persamaan reaksi dapat
terlihat bahwa satu putaran Siklus Asam Sitrat juga akan menghasilkan
molekul NADH & molekul FADH . Untuk melanjutkan proses metabolisme
energi, kedua molekul ini kemudian akan diproses kembali secara aerobik
di dalam membran sel mitokondria melalui proses Rantai Transpor
Elektron untuk menghasilkan produk akhir berupa ATP dan air (H2O).
Molekul Acetyl CoA yang merupakan produk akhir dari proses konversi
Pyruvate kemudian akan masuk kedalam Siklus Asam Sitrat. Secara
sederhana persamaan reaksi untuk 1 Siklus Asam Sitrat (Citric Acid Cycle)
dapat dituliskan :
Acetyl-CoA + oxaloacetate + 3 NAD + GDP + Pi +FAD -->
oxaloacetate + 2 CO + FADH + 3 NADH + 3 H + GTP
• Reaksi Anapleorotik
Page 49 of 51
BAB IV
SIMPULAN
Selama makan, kita memasukkan karbohidrat, lemak, dan protein
yang kemudian dicerna dan diserap. Sebagian bahan makanan ini
digunakan dalam jalur-jalur yang menghasilkan ATP, untuk memenuhi
kebutuhan energi segera. Kelebihan konsumsi bahan bakar yang melebihi
kebutuhan energi tubuh dibawa ke depot bahan bakar, tempat bahan
tersebut disimpan. Selama periode dari permulaan absorpsi sampai
absorpsi selesai, kita berada dalam keadaan kenyang atau keadaan
absortif.
THANK’S TO :
Thanks to Allah SWT, Mrs. Yoni Suryani , SU, Mr. Dradjat Pramiadi,
M.Si, Mrs. Evi Yulianti, M.Sc.
DAFTAR PUSTAKA
Murray,Robert K,dkk.2003.Biokimia Harper.Jakarta:EGC.
Smith,Collen M.,dkk.2000.Biokimia Kedokteran Dasar.Jakarta:EGC.
Wirahadikusumah,Muhammad.1985.Biokimia Metabolisme Energi,
Karbohidrat, dan Lipid.Bandung:ITB Press.
Page 51 of 51