Anda di halaman 1dari 51

` MAKALAH BIOKIMIA

INTERGRASI METABOLISME

DISUSUN OLEH :
Nisful Dahriyani (09304241005)
Selvia Febriani (09304241010)
Tyas Utami (09304241011)
Puji Lestari W (09304241032)
Deny Sulistiyani (09304241034)
Ulya Irma Ch (09304241038)
Khaerul Husen (09304241042)
Wulan Sari Suhanto (09304241048)

Kelompok 1
Prodi Pendidikan Biologi Subsidi

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2010
Page 2 of 51

BAB 1
PENDAHULUAN
Integrasi Metabolisme merupakan bertemunya tiga makromolekul
seperti protein, karbohidrat, dan lipid dalam satu titik yaitu siklus
asam sitrat.
Page 3 of 51
Page 4 of 51

Sekilas tentang metabolisme


Peristiwa yang dialami unsur-unsur makanan setelah dicerna dan diserap
adalah METABOLISME INTERMEDIAT. Jadi metabolisme intermediat
mencakup suatu bidang luas yang berupaya memahami bukan saja
lintasan metabolik yang dialami oleh masing-masing molekul, tetapi juga
interelasi dan mekanisme yang mengatur arus metabolit melewati
lintasan tersebut.
Lintasan metabolisme dapat digolongkan menjadi 3 kategori:
1. Lintasan anabolik (penyatuan/pembentukan)
Ini merupakan lintasan yang digunakan pada sintesis senyawa pembentuk
struktur dan mesin tubuh. Salah satu contoh dari kategori ini adalah
sintesis protein.
2. Lintasan katabolik (pemecahan)
Lintasan ini meliputi berbagai proses oksidasi yang melepaskan energi
bebas, biasanya dalam bentuk fosfat energi tinggi atau unsur ekuivalen
pereduksi, seperti rantai respirasi dan fosforilasi oksidatif.
Page 5 of 51

3. Lintasan amfibolik (persimpangan)


Lintasan ini memiliki lebih dari satu fungsi dan terdapat pada
persimpangan metabolisme sehingga bekerja sebagai penghubung antara
lintasan anabolik dan lintasan katabolik. Contoh dari lintasan ini adalah
siklus asam sitrat.
Secara berurutan, produk-produk ini terutama adalah glukosa, asam
lemak serta gliserol dan asam amino. Semua produk hasil pencernaan
diproses melalui lintasan metaboliknya masing-masing menjadi suatu
produk umum yaitu Asetil KoA, yang kemudian akan dioksidasi secara
sempurna melalui siklus asam sitrat.
Terdapat beberapa jalur metabolisme karbohidrat baik yang
tergolong sebagai katabolisme maupun anabolisme, yaitu glikolisis,
oksidasi piruvat, siklus asam sitrat, glikogenesis, glikogenolisis serta
glukoneogenesis.
Secara ringkas, jalur-jalur metabolisme karbohidrat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Glukosa sebagai bahan bakar utama akan mengalami glikolisis
(dipecah) menjadi 2
piruvat jika tersedia oksigen. Dalam tahap ini dihasilkan energi
berupa ATP.
2. Selanjutnya masing-masing piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA.
Dalam tahap ini
dihasilkan energi berupa ATP.
3. Asetil KoA akan masuk ke jalur persimpangan yaitu siklus asam
sitrat. Dalam tahap
ini dihasilkan energi berupa ATP.
4. Jika sumber glukosa berlebihan, melebihi kebutuhan energi kita
maka glukosa tidak
dipecah, melainkan akan dirangkai menjadi polimer glukosa
(disebut glikogen). Glikogen ini disimpan di hati dan otot sebagai
cadangan energi jangka pendek. Jika kapasitas penyimpanan
glikogen sudah penuh, maka karbohidrat harus dikonversi menjadi
jaringan lipid sebagai cadangan energi jangka panjang.
Page 6 of 51

5. Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energi,


maka glikogen
dipecah menjadi glukosa. Selanjutnya glukosa mengalami glikolisis,
diikuti dengan oksidasi piruvat sampai dengan siklus asam sitrat.
6. Jika glukosa dari diet tak tersedia dan cadangan glikogenpun juga
habis, maka
sumber energi non karbohidrat yaitu lipid dan protein harus
digunakan. Jalur ini dinamakan glukoneogenesis (pembentukan
glukosa baru) karena dianggap lipid dan protein harus diubah
menjadi glukosa baru yang selanjutnya mengalami katabolisme
untuk memperoleh energi.

Beberapa jalur metabolisme karbohidrat


Page 7 of 51

BAB II
LINTASAN METABOLISME MAKROMOLEKUL
Metabolisme karbohidrat
Pada bagian-bagian terdahulu Anda telah mempelajari berbagai
macam karbohidrat, antara lain monosakarida, disakarida, oligosakarida
serta polisakarida. Karbohidrat siap dikatabolisir menjadi energi jika
berbentuk monosakarida. Energi yang dihasilkan berupa Adenosin
trifosfat (ATP).
Glukosa merupakan karbohidrat terpenting. Dalam bentuk
glukosalah massa karbohidrat makanan diserap ke dalam aliran darah,
atau ke dalam bentuk glukosalah karbohidrat dikonversi di dalam hati,
serta dari glukosalah semua bentuk karbohidrat lain dalam tubuh dapat
dibentuk. Glukosa merupakan bahan bakar metabolik utama bagi jaringan
mamalia (kecuali hewan pemamah biak) dan bahan bakar universal bagi
janin. Unsur ini diubah menjadi karbohidrat lain dengan fungsi sangat
Page 8 of 51

spesifik, misalnya glikogen untuk simpanan, ribose dalam bentuk asam


nukleat, galaktosa dalam laktosa susu, dalam senyawa lipid kompleks
tertentu dan dalam bentuk gabungan dengan protein, yaitu glikoprotein
serta proteoglikan.
Page 9 of 51

Lintasan detail glikolisis (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)


Page 10 of 51

Siklus asam sitrat


Siklus ini juga sering disebut sebagai siklus Kreb’s dan siklus asam
trikarboksilat dan berlangsung di dalam mitokondria. Siklus asam sitrat
merupakan jalur bersama oksidasi karbohidrat, lipid dan protein.
Siklus asam sitrat merupakan rangkaian reaksi yang menyebabkan
katabolisme asetil KoA, dengan membebaskan sejumlah ekuivalen
hidrogen yang pada oksidasi menyebabkan pelepasan dan penangkapan
sebagaian besar energi yang tersedia dari bahan baker jaringan, dalam
bentuk ATP.

Selama proses oksidasi asetil KoA di dalam siklus, akan terbentuk


ekuivalen pereduksi dalam bentuk hidrogen atau elektron sebagai hasil
kegiatan enzim dehidrogenase spesifik. Unsur ekuivalen pereduksi ini
kemudian memasuki rantai respirasi tempat sejumlah besar ATP
dihasilkan dalam proses fosforilasi oksidatif. Pada keadaan tanpa oksigen
(anoksia) atau kekurangan oksigen (hipoksia) terjadi hambatan total pada
siklus tersebut.
Enzim-enzim siklus asam sitrat terletak di dalam matriks mitokondria,
baik dalam bentuk bebas ataupun melekat pada permukaan dalam
membran interna mitokondria sehingga memfasilitasi pemindahan unsur
Page 11 of 51

ekuivalen pereduksi ke enzim terdekat pada rantai respirasi, yang


bertempat di dalam membran interna mitokondria.

Glikogenesis
Tahap pertama metabolisme karbohidrat adalah pemecahan
glukosa (glikolisis) menjadi piruvat. Selanjutnya piruvat dioksidasi menjadi
asetil KoA. Akhirnya asetil KoA masuk ke dalam rangkaian siklus asam
sitrat untuk dikatabolisir menjadi energi.
Proses di atas terjadi jika kita membutuhkan energi untuk aktifitas,
misalnya berpikir, mencerna makanan, bekerja dan sebagainya. Jika kita
memiliki glukosa melampaui kebutuhan energi, maka kelebihan glukosa
yang ada akan disimpan dalam bentuk glikogen. Proses anabolisme ini
dinamakan glikogenesis.
Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama di
dalam tubuh dan analog dengan amilum pada tumbuhan. Unsur ini
terutama terdapat didalam hati (sampai 6%), otot jarang melampaui
jumlah 1%. Akan tetapi karena massa otot jauh lebih besar daripada hati,
maka besarnya simpanan glikogen di otot bisa mencapai tiga sampai
empat kali lebih banyak. Seperti amilum, glikogen merupakan polimer ∝-
D-Glukosa yang bercabang.
Glikogen otot berfungsi sebagai sumber heksosa yang tersedia
dengan mudah untuk proses glikolisis di dalam otot itu sendiri. Sedangkan
glikogen hati sangat berhubungan dengan simpanan dan pengiriman
heksosa keluar untuk mempertahankan kadar glukosa darah, khususnya
pada saat di antara waktu makan. Setelah 12-18 jam puasa, hampir
semua simpanan glikogen hati terkuras habis. Tetapi glikogen otot hanya
terkuras secara bermakna setelah seseorang melakukan olahraga yang
berat dan lama.
Rangkaian proses terjadinya glikogenesis digambarkan sebagai
berikut:
Page 12 of 51

1. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi


yang lazim terjadi juga pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini
dikatalisir oleh heksokinase sedangkan di hati oleh glukokinase.

2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi


dengan bantuan katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu
sendiri akan mengalami fosforilasi dan gugus fosfo akan
mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang intermediatnya
adalah glukosa 1,6-bifosfat.

Enz-P + Glukosa 6-fosfat ↔Enz + Glukosa 1,6-bifosfat ↔ Enz-P + Glukosa


1-fosfat

3. Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat


(UTP) untuk membentuk uridin difosfat glukosa (UDPGlc).
Reaksi ini dikatalisir oleh enzim UDPGlc pirofosforilase.
UTP + Glukosa 1-fosfat ↔ UDPGlc + PPi
Uridin difosfat glukosa (UDPGlc) (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia
Harper)
Page 13 of 51

Lintasan glikogenesis dan glikogenolisis (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)

4. Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase


inorganik akan menarik reaksi kea rah kanan persamaan reaksi

5. Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk


ikatan glikosidik dengan atom C4 pada residu glukosa terminal
glikogen, sehingga membebaskan uridin difosfat. Reaksi ini
Page 14 of 51

dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen yang


sudah ada sebelumnya (disebut glikogen primer) harus ada
untuk memulai reaksi ini. Glikogen primer selanjutnya dapat
terbentuk pada primer protein yang dikenal sebagai glikogenin.

UDPGlc + (C6)n  UDP + (C6)n+1


Glikogen Glikogen

Residu glukosa yang lebih lanjut melekat pada posisi 14 untuk
membentuk rantai pendek yang diaktifkan oleh glikogen sintase. Pada
otot rangka glikogenin tetap melekat pada pusat molekul glikogen,
sedangkan di hati terdapat jumlah molekul glikogen yang melebihi jumlah
molekul glikogenin.
6. Setelah rantai dari glikogen primer diperpanjang dengan
penambahan glukosa tersebut hingga mencapai minimal 11 residu
glukosa, maka enzim pembentuk cabang memindahkan bagian
dari rantai 14 (panjang minimal 6 residu glukosa) pada rantai
yang berdekatan untuk membentuk rangkaian 16 sehingga
membuat titik cabang pada molekul tersebut. Cabang-cabang ini
akan tumbuh dengan penambahan lebih lanjut 1glukosil dan
pembentukan cabang selanjutnya. Setelah jumlah residu terminal
yang non reduktif bertambah, jumlah total tapak reaktif dalam
molekul akan meningkat sehingga akan mempercepat
glikogenesis maupun glikogenolisis.
Page 15 of 51

Tahap-tahap perangkaian glukosa demi glukosa digambarkan pada bagan


berikut.

Biosintesis glikogen (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)


Tampak bahwa setiap penambahan 1 glukosa pada glikogen dikatalisir
oleh enzim glikogen sintase. Sekelompok glukosa dalam rangkaian
linier dapat putus dari glikogen induknya dan berpindah tempat untuk
membentuk cabang. Enzim yang berperan dalam tahap ini adalah
enzim pembentuk cabang (branching enzyme).

Glikogenolisis
Jika glukosa dari diet tidak dapat mencukupi kebutuhan, maka glikogen
harus dipecah untuk mendapatkan glukosa sebagai sumber energi. Proses
ini dinamakan glikogenolisis. Glikogenolisis seakan-akan kebalikan dari
glikogenesis, akan tetapi sebenarnya tidak demikian. Untuk
memutuskan ikatan glukosa satu demi satu dari glikogen diperlukan
enzim fosforilase. Enzim ini spesifik untuk proses fosforolisis rangkaian
14 glikogen untuk menghasilkan glukosa 1-fosfat. Residu glukosil
terminal pada rantai paling luar molekul glikogen dibuang secara
berurutan sampai kurang lebih ada 4 buah residu glukosa yang tersisa
pada tiap sisi cabang 16.
(C6)n + Pi  (C6)n-1 + Glukosa 1-fosfat
Page 16 of 51

Glikogen Glikogen

Glukan transferase dibutuhkan sebagai katalisator pemindahan unit


trisakarida dari satu cabang ke cabang lainnya sehingga membuat
titik cabang 16 terpajan. Hidrolisis ikatan 16 memerlukan kerja
enzim enzim pemutus cabang (debranching enzyme) yang spesifik.
Dengan pemutusan cabang tersebut, maka kerja enzim fosforilase
selanjutnya dapat berlangsung.

Tahap-tahap glikogenolisis (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)

Glukoneogenesis
Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia
lagi. Maka tubuh adalah menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika
lemak juga tak tersedia, barulah memecah protein untuk energi yang
sesungguhnya protein berperan pokok sebagai pembangun tubuh.
Jadi bisa disimpulkan bahwa glukoneogenesis adalah proses
pembentukan glukosa dari senyawa-senyawa non karbohidrat,
bisa dari lipid maupun protein.
Page 17 of 51

Secara ringkas, jalur glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein


dijelaskan sebagai berikut:
1. Lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak dan
gliserol. Asam lemak dapat dioksidasi menjadi asetil KoA. Selanjutnya
asetil KoA masuk dalam siklus Kreb’s. Sementara itu gliserol masuk dalam
jalur glikolisis.
2. Untuk protein, asam-asam amino penyusunnya akan masuk
ke dalam siklus Kreb’s.
Page 18 of 51
Page 19 of 51

Ringkasan jalur glukoneogenesis (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia


Harper)
Page 20 of 51

Lintasan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein. Perhatikan jalur


glukoneogenesis yaitu masuknya lipid dan asam amino ke dalam lintasan
(dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)

Glukoneogenesis dari bahan protein. Dalam hal ini protein telah dipecah
menjadi berbagai macam asam amino (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia
Harper)
Page 21 of 51

Metabolisme lipid---------------------- integrasi lipid ke siklus asam


sitrat
Katabolisme dapat juga memanen energi yang tersimpan dalam
lemak yang diperoleh dari makanan atau dari sel penyimpan dalam tubuh.
Setelah lemak dicerna, gliserol diubah menjadi gliseraldehidfosfat.
Sebagian besar energi lemak disimpan dalam asam lemak. Urutan
metabolik yang disebut oksidasi-β memecah asam lemak menjadi
fragmen berkarbon dua, yang memasuki siklus Krebs sebagai Asetil Co-A.
Lemak merupakan bahan bakar yang sangat baik. Satu gram lemak yang
dioksidasi oleh respirasi menghasilkan ATP lebih dari dua kali lebih banyak
daripada ATP yang dihasilkan oleh satu gram karbohidrat.
Asam lemak mengalami degradasi menjadi asetil Co-A dalam
matriks mitokondria melalui oksidasi-β. Asetil Co-A kemudian memasuki
siklus Krebs jika persediaan oksaloasetat cukup. Jalan lain adalah asetil
Co-A dapat membentuk keton. FADH2 dan NADH yang terbentuk pada
oksidasi-β memindahkan elektronnya ke O2 melalui rantai transpor
elektron. Seperti siklus Krebs, oksidasi-β dapat berlanjut jika NAD+ dan
FAD dibentuk kembali. Jadi, kecepatan degradasi asam lemak juga
terangkai dengan kebutuhan ATP.
Page 22 of 51

β-oksidasi asam lemak


Asam lemak dioksidasi dalam dua tahap. Setelah asam lemak dapat
memasuki mitokondria, oksidasi asam lemak terjadi dalam 2 tahap utama.
Pada tahap pertama, asam lemak mengalami pelepasan unit dua karbon
berturut-turut secara oksidatif, mulai dari ujung karboksil rantai asam
lemak dengan berulang-ulang melewati rangkaian enzim yang
melepaskan satu unit asetil dua karbon pada sekali proses, dalam bentuk
asetil KoA. Jadi, asam lemak 16 karbon (asam palmitat) mengalami 7 kali
proses melewati rangkaian enzim ini, masing-masing proses memotong
unit dua-karbon sebagai asetil KoA. Pada akhir dari ketujuh proses ini unit
dua karbon yang terakhir dari asam palmitat juga muncul sebagai asetil
KoA.
Akibat keseluruhannya adalah pengubahan rantai asam palmitat 16-
karbon menjadi 8 potongan 2-karbon dalam bentuk gugus asetil yaitu
asetil KoA. pembentukan tiap molekul asetil KoA memerlukan pelepasan 4
atom hidrogen dari asam lemak oleh kerja dehidrogenase.
Pada tahap kedua oksidasi asam lemak, residu asetil dari asetil KoA
dioksidasi menjadi CO2 dan H2O melalui siklus asam sitrat. Ini juga terjadi
di dalam mitokondria. Jadi, asetil KoA yang diturunkan dari oksidasi asam
Page 23 of 51

lemak memasuki lintas umum akhir, yaitu oksidasi, bersama-sama


dengan asetil KoA yang datang dari glukosa melalui oksidasi piruvat.
Kedua tahap oksidasi asam lemak mengakibatkan aliran atom
hidrogen atau elektron yang bersangkutan melalui rantai transport
elektron pada mitokondria yang akan diterima oleh oksigen sebagai
akseptor elektron terakhir. Dalam proses ini akan terjadi fosforilasi
oksidatif ADP menjadi ATP.

Ketika hewan beralih dari keadaan kenyang ke keadaan lapar,


ketersediaan glukosa dari makanan akan menjadi sedikit. Glikogen hati
akan disekresikan sebagai upaya untuk mempertahankan kadar glukosa
darah. Konsentrasi insulin di dalam darah menurun sementara glukagon
meningkat. Dengan berkurangnya pemakain glukosa di jaringan adiposa
dan menurunnya efek inhibisi insulin terhadap lipolisis, lemak dimobilisasi
sebagai asam lemak bebas dan gliserol. Asam lemak bebas diangkut ke
jaringan tempat asam lemak bebas tersebut akan mengalami oksidasi.
Page 24 of 51

Asam lemak mengalami oksidasi beta sebelum masuk siklus Krebs dan
menghasilkan hasil yang berbeda sesuai dengan panjang rantai
karbonnya. Menurut banyaknya jumlah karbon, asam lemak dibagi
menjadi dua yaitu asam lemak dengan rantai karbon panjang dan asam
lemak dengan rantai karbon ganjil.

1. Asam lemak dengan rantai karbon genap :

Untuk oksidasi asam lemak berkarbon genap, dihasilkan reaksi yang


umunya sebagai berikut :

oksidasi-β

Asam lemak berkarbon genap asetil Co-A + asil Co-A +


FADH2 + NADH

Asil Co-A akan kembali ke tahap awal oksidasi beta. Sedangkan Asetil Co-
A akan memasuki siklus Krebs melalui pintu oksaloasetat. FADH2 dan
NADH masuk ke dalam transpor elektron.

Sebagai contoh asam lemak dengan rantai karbon genap adalah


palmitate (C16). Reaksi Oksidasi beta pada palmitate adalah sebagai
berikut :

Palmitoyl-CoA + 7 CoA + 7 FAD + 7 NAD+ + 7 H2O --> 8 acetyl CoA + 7


FADH2 + 7 NADH + 7 H+

8 Asetil Co-A tersebut akan memasuki Siklus Krebs melalui pintu


oksaloasetat.

Dari reaksi tersebut akan menghasilkan ATP dengan kalkulasi sebagai


berikut :

Tahap : 7 putaran beta oksidasi

7 NADH x 3 ATP =21 ATP

7 FADH x 2 ATP =14 ATP


Page 25 of 51

8 Asetil CoA

Tahap : Siklus Kreb

8 asetil CoA  8 x 3 NADH= 24 NADH x 3 ATP = 72 ATP

8 x 1 FADH= 8 FADH x 2 ATP = 16 ATP

8 x 1 ATP= 8 ATP

Total ATP = 21 + 14 + 72 + 16 + 8 = 131 ATP – 2 ATP = 129 ATP

Dikurangi 2 ATP karena 2 ATP tersebut digunakan untuk mengaktifkan


asam lemak.

2. Asam Lemak dengan rantai karbon ganjil

Untuk oksidasi asam lemak berkarbon genap, dihasilkan reaksi yang


umunya sebagai berikut :

oksidasi-β

Asam lemak berkarbon ganjil asetil Co-A + propyonil


Co-A + FADH2 + 2NADH

Asetil Co-A akan memasuki siklus Krebs melalui pintu oksaloasetat. FADH2
dan NADH masuk ke dalam transpor elektron. Sedangkan propionyl Co-A
yang merupakan rantai akhir berkarbon tiga akan masuk ke Siklus Krebs
pula. Tetapi sebelum masuk ke siklus Krebs, propionyl Co-A harus diubah
dulu menjadi Suksinyl Co-A. suksinil Co-A inilah yamg masuk ke dalam
siklus Krebs melalui pintu suksinyl Co-

Sebagai contoh adalah asam lemak dengan 15 karbon. Oksidasi beta dari
asam lemak rantai carbon 15 reaksinya sebagai berikut :

oksidasi-β

Asam lemak C15 6NADH + 6FADH2 + 1propionyl Co-A


+ 6Asetyl Co-A
Page 26 of 51

Selanjutnya 6 asetyl Co-A akan masuk ke dalam siklus Krebs melalui pintu
oksaloasetat. Sedangkan 1 propionyl Co-A sebelum masuk ke siklus
tersebut diubah terlebih dahulu menjadi suksinyl Co-A. Perubahan ini
membutuhkan 1 ATP.

Kalkulasi ATP untuk asam lemak dengan 15 carbon adalah sebagai berikut
:

~ 6 putaran beta oksidasi

6 NADH=6x3 ATP=18 ATP

6 FADH2=6x2 ATP=12 ATP

6 asetil KoA siklus Krebs

6 ATP

18NADH=54 ATP

6FADH2=12 ATP

1 Propionil 1 suksinil KoA siklus Krebs

1 ATP

1 NADH=3 ATP

1 FADH2=2 ATP

Total=108 ATP-2ATP untuk pengaktifan-1 ATP untuk pembentukan suksinil


KoA=105 ATP. ATP tersebutlah yang digunakan sebagai asupan energy
ketika dalam keadaan lapar.
Page 27 of 51

Katabolisme Protein

a. Jalur Piruvat
Asam amino yang masuk melaui jalur ini antara lain alanin,
sistein ,Glisin , treonin, triptofan. Misalnya alanin yang diubah melalui
reaksi transaminase menjadi piruvat. Sehingga jalur ini menghasilkan
energy sebagai berikut :
Dari Piruvat asetil Ko-A tidak menghasilkan energy, Sitratisositrat
tidak menghasilkan energy, isositrat α ketoglutarat menghasilkan
NADH, suksinil KoA suksinat menghasilkan ATP, Suksinat Fumarat
Page 28 of 51

menghasilkan FADH2, Fumarat malat mengahsilkan NADH, Oksaloasetat


asetil Ko-A tidak menghasilkan ATP.
Total semua energy yang dihasilkan :
3 NADH : 9 ATP
1 ATP = 1 ATP
1 FADH2 = 2 ATP
Jumlah = 12 ATP

b. Lintas Asetoasetil KoA


Kelompok dari kerangka karbon asam amino fenilalanin, tirosin,
lisin, triptofan, dan leusin menghasilkan asetoasetil KoA, yang kemudian
diubah menjadi asetil KoA. Dua lintas di dalam rangkaian ini perlu
diperhatikan secara khusus. Lintas dari triptofan menuju asetil koA
merupakan lintas yang paling kompleks diantara lintas katabolisme asam
amino di dalam jaringan hewan. Beberapa senyawa antara pada
katabolisme triptofan merupakan pemula bagi biosintesis biomolekul lain
yang penting, termasuk serotonin, suatu neurohormon, dan asam
nikotinat. Lintas katabolik triptofan karenanya memiliki sejumlah
percabangan yang memungkinkan pembentukan beberapa produk lain
dari pemula tunggal triptofan. Lintas kedua yang patut diperhatikan
dalam kelompok ini adalah yang berasal dari fenilalanin. Fenilalanin dan
produk oksidasinya tirosin diuraikan menjadi dua bagian, keduanya dapat
memasuki siklus asam sitrat, tetapi pada titik yang berbeda. Empat dari
sembilan atom karbon fenilalanin dan tirosin menghasilkan asetoasetat
bebas, yang lalu diubah menjasi asetil KoA. Bagian empat karbon kedua
dari tirosin dan fenilalanin diperoleh kembali sebagai fumarat, yaitu suatu
senyawa antara dari siklus asam sitrat. Delapan dari sembilan atom
karbon dari kedua asam amino ini, memasuki siklus asm sitrat.
Sedangkan satu karbon sisanya terlepas sebagai CO2.
Fenilanin setelah mengalami hidroksilasi menjadi tirosin, juga
merupakan pemula dari hormon tiroid: tiroksin, hormon adrenalin, dan
Page 29 of 51

noradrenalin yang dikeluarkan melalui medula adrenal. Enzim pertama


pada lintasan fenilalanin merupakan fenilalanin
4-monooksigenase (juga dinamakan fenilalanin
hidroksilase) yang mengkatalis hidroksilasi
fenilalanin menjadi tirosin. Fenilalanin
monooksigenase memasukkan satu diantara
kedua atom oksigen O2 ke dalam molekul
fenilalanin, membentuk gugus hidroksil tirosin.
Atom oksigen lainnya direduksi menjadi H2o
oleh NaDH yang juga diperlukan pada reaksi
ini.
Fenilalanin + NADH + H+ + O2 -- tirosin
+ NAD + H2O

Setelah terbentuk tirosin, dengan bantuan tirosin transaminase


akan membentuk 4-hidroksifenilpiruvat. Gugus amino pada tirosin akan
ditangkap oleh α-ketoglutarat dan selanjutnya membentuk glutamat. 4-
hidroksifenilpiruvat tersebut akan diubah menjadi homogentisat dengan
bantuan enzim 4-hidroksifenilpiruvat-dioksigenase. Enzim ini akan
mengikat O2 dan melepaskan CO2. Kemudian homogentisat akan diubah
menajdi 4-meleilasetoasetat dengan bantuan enzim 1,2 dioksigenase
monooksigenase. Enzim tersebut mengikat O2 dan melepaskan CO2. 4-
maleilasetoasetat dibah menjadi 4-fumarilasetoasetat dengan bantuan
maleilasetoasetat isomerase. Selanjutnya 4-fumarilasetoasetat akan
diubah susunan karbonnya menjadi asetoasetat dan fumarat melalui
enzim fumarilasetoasetatase. Asetoasetat akan diubah menjadi
asetoasetil KoA dengan bantuan enzim asam 3-keto transferase.
Apabila tedapat kelainan genetik pada metabolisme asam amino
sebagai akibat telah terjadi mutasi, enzim tersebut tidak akan aktif.
Kerusakan ini menyebakan penyakit genetik fenilketonuria. Maka dari itu,
digunakanlah lintas bantuan metabolisme fenilalanin. Pada lintas bantuan
ini, fenilalanin mengalami transaminasi dengan α-ketoglutarat yang
mengahsilakan fenilpiruvat
Page 30 of 51

Namun, fenilpiruvat tidak dapat diuraikan lebih lanjut, merupakan


senyawa buntu. Molekul ini (termasuk fenilalanin) akan terakumulasi di
dalam darah dan jaringan, dan dikeluarkan ke dalam urin. Kelebihan
fenilpiruvat di dalam darah pada bayi/anak-anak akan menghambat
pertumbuhan normal otak. Fenilketonuria (PKU) merupakan salah satu
kelainan genetik metabolisme yang ditemukan pertama pada manusia.
Fenilalanin dan tirosin masing-masing menghasilkan dua produk
dengan empat karbon yaitu asetoasetat dan fumarat. Asetoasetat
memasuki siklus asam sitrat dalam bentuk asetil KoA, sedangkan fumarat
tentunya merupakan senyawa antara siklus ini.
Asetoasetil KoA yang dibentuk nantinya akan diubah menjadi asetil KoA.
Asetil KoA akan masuk ke dalam siklus asam sitrat melalui pintu sitrat.
Sitrat akan diubah menjadi isositrat. Isositrat diubah menjadi α-
ketoglutarat. Proses tersebut menghasilkan 1 NADH = 3 ATP. α-
ketoglutarat diubah menjadi suksinil KoA. Proses tersebut mnghasilkan 1
NADH = 3 ATP. Suksinil KoA diubah menjadi suksinat dan menghasilkan 1
ATP. Suksinat diubah menjadi fumarat dan menghasilkan 1 FADH2 = 2
ATP. Fumarat diubah menjdai malat. Malat diubah menjadi oksaloasetat
menghasilkan 1 NADH = 3 ATP. Jadi, total ATP yang dihasilkan yaitu 12
ATP.

Jalur Suksinil-KoA
Metionin,isoleusin dan Valin ( akan terdegradasi menghasilkan
suksinil Ko-A senyawa antara siklus asam sitrat. Valin dan Isoleusin sama
sama mengalami reaksi transaminase. Empat dari lima karbon valin
diubah menjadi asm suksinat ,demikian juga tiga dari 6 atom karbon
isoleusin. Untuk sampai pada asetil-KoA, maka jalur ini membutuhkan
energi sebesar:
Suksini Ko-A Suksinat terdapat 1 GTP, dari Suksinat Fumarat
terdapat 1 FADH, dari Fumarat Malat tidak terdapat enzim yang
menghasilkan energy, dari Malat Oxaloasetat terdapat 1 NADH,
dan dari Oxaloasetat Asetil Ko-A tidak ditemukan adanya energy
yang dibutuhkan.
Page 31 of 51

Total energi yang dihasilkan dari Suksinil Ko-A menuju Asetil Ko-A adalah :

1 NADH = 3 ATP
1 FADH = 2 ATP
1 GTP = 1 ATP
= 6 ATP

c. Jalur Fumarat
Fenilalanin dan tirosin (produk oksidasi fenilalanin) dapat memasuki
siklus asam sitrat melalui jalur fumarat. Empat dari sembilan karbon
fenilalanin dan tirosin menghasilkan asetoasetat bebas (akan masuk
melalui jalur asetoasetil Ko-A) , sedangakan 4 karbon lainnya
menghasilkan fumarat (masuk melui jalur fumarat)Sedangkan satu karbon
sisanya akan terlepas sebgai CO2. Untuk sampai pada asetil-KoA, maka
jalur ini membutuhkan energy sebesar: dari Fumarat Malat tidak
terdapat enzim yang menghasilkan energi, dari Malat Oxaloasetat
terdapat 1 NADH, dan dari Oxaloasetat Asetil Ko-A tidak
ditemukan adanya energi yang dibutuhkan.
Total energi yang dihasilkan dari Fumarat menuju Asetil Ko-A, adalah :
1 NADH = 3 ATP

d. Jalur Oksaloasetat
Kerangka karbon asparagin dan asam aspartat pada akhirnya
memasuki siklus asam sitrat melalui oksaloasetat. Enzim asparaginase
mengkatalisis hidrolisis asparagin menjadi aspartat. Enzim ini mengikat
molekul H2O dan melepaskan NH4. Aspartat akan dikatalis oleh enzim
transaminase membentuk oksaloacetat. Gugus amino pada aspartat
dapat dipindahkan menuju piruvat ataupun alanin. Reaksi antara aspartat
dan oksaloacetat ini merupakan reaksi yang dapat balik atau reversible.
Asparagin + H2O -- aspartat + NH4
Aspartat + α-ketoglutarat ↔ oksaloasetat + glutamat
Aspartat lalu memberikan gugus aminonya kepada α-ketoglutarat di
dalam reaksi transaminasi menghasilkan glutamat. Sisa kerangka karbon
Page 32 of 51

aspartat, yaitu oksaloasetat memasuki siklus asam


sitrat
Lintas ini masuk melalui pintu oksaloasetat.
Oksaloasetat diubah menjadi sitrat. Sitrat akan diubah
menjadi isositrat. Isositrat diubah menjadi α-
ketoglutarat. Proses tersebut menghasilkan 1 NADH =
3 ATP. α-ketoglutarat diubah menjadi suksinil KoA.
Proses tersebut mnghasilkan 1 NADH = 3 ATP. Suksinil
KoA diubah menjadi suksinat dan menghasilkan 1
ATP. Suksinat diubah menjadi fumarat dan
menghasilkan 1 FADH2 = 2 ATP. Fumarat diubah
menjdai malat. Malat diubah menjadi oksaloasetat menghasilkan 1 NADH
= 3 ATP. Jadi, total ATP yang dihasilkan yaitu 12 ATP.
.

e. Jalur α-ketoglutarat
Kerangka karbon dari lima asam amino (arginin, histidin, asamglutamat,
glutamin, dan prolin) memasuki siklus asam sitrat α-ketoglutarat.
Asparagin dan prolin akan masuk ke dalam glutamat semialdehid dibantu
dengan enzim glutamat semialdehid sintase. Kemudian glutamat
semialdehid akan membentuk glutamat. Histidin dan glutamin masuk ke
dalam glutamat. Selanjtnya glutamat akan diubah menjadi α-ketoglutarat
detelah mengalami deaminasi.
Lintas ini masuk melalui pintu α-ketoglutarat. α-ketoglutarat diubah
menjadi suksinil KoA. Proses tersebut mnghasilkan 1 NADH = 3 ATP.
Suksinil KoA diubah menjadi suksinat dan menghasilkan 1 ATP. Suksinat
diubah menjadi fumarat dan menghasilkan 1 FADH2 = 2 ATP. Fumarat
diubah menjdai malat. Malat diubah menjadi oksaloasetat menghasilkan 1
NADH = 3 ATP. Jadi, total ATP yang dihasilkan yaitu 8 ATP.

Asam amino dapat diubah menjadi glukosa dan senyawa keton


Lima asam amino diubah menjadi asetoasetil KoA sebagai hasil
proses penguraiannya. Asam amino tersebut dapat menghasilkan
Page 33 of 51

senyawa keton di dalam hati karena asetoasetil KoA dapat diubah menjadi
asetoasetat dan β-hidroksibutirat. Kelima asam amino tersebut disebut
ketogenik. Kemampuannya membentuk senyawa keton terlihat pada
penserita diabetes mellitus. Sejumlah besar senyawa keton diproduksi
oleh hati, tidak hanya dari asam lemak tetapi juga dari asam amino
ketogenik.
Asam amoni yang dapat diubah menjadi piruvat, oksaloasetat,
suksinat, dan α-ketoglutarat dapat diubah menjadi glukosa dan gliogen
oleh lintas metabolisme. Golongan ini disebut asam amino glukogenik.
Terdapat 2 asam amino yang bersifat glukogenik dan ketogenik, yaitu
fenilalanin dan tirosin.
Glukogenik Ketogenik Ketogenik dan
Glukogenik

Alanin Leusin Fenilalanin

Arginin Lisin Tirosin

Asam aspartat Triptofan

Asparagin

Sistein

Asam glutamate

Glutamin

Glisin

Histidin

Metionin

Serin

Treonin

Valin

Isoleusin

3. Katabolisme lipid
Page 34 of 51

Ringkasan jumlah NADH, FADH2, dan ATP dalam tahap-tahap oksidasi


asam lemak secara berurutan.

Tahap yangTahap
berkaitan yang
dengan berkaitan ATP
NAD dengan
FAD
Asil-KoA 7 14
dehidrogena
se
3- 7 21
Hidroksiasi
l-KoA
dehidroge
nase
Isositrat 8 24
dehidroge
nase
Α- 8 24
ketoglutar
ar
dehidroge
nase
Suksinil- 8
KoA*
sintetase
Suksinat 8 16
dehidroge
nase
Malat 8 24
dehidroge
nase
To 131
tal ATP
yang
terbentuk
Page 35 of 51

BAB III
PEMBAHASAN STUDI KASUS

PENGATURAN ENERGI SELAMA PUASA------- POST-ABSORBTIF

Post absorbtif state merupakan masa dimana selama saluran


pencernaan kosong dari nutrien, sehingga pasokan cadangan energi
didalam tubuh mulai menipis akibat dari katabolisme energi. Oleh karena
itu untuk menyuplai energi, kita dapatkan dari makanan yang kita makan,
baik berupa karbohidrat, lemak, dan protein maupun sumber gizi lainnya.
Untuk itu sebelum membahas kasus PUASA, ada peristiwa penting yang
ada yaitu KENYANG. Berikut merupakan diagram translokasi energi ketika
kenyang.
Page 36 of 51

Selama makan, kita memasukkan karbohidrat, lemak, dan protein,


yang kemudian dicerna dan diserap. Sebagian bahan makanan ini
digunakan dalam jalur-jalur yang menghasilkan ATP, untuk memenuhi
kebutuhan energi segera. Kelebihan konsumsi bahan bakar yang melebihi
kebutuhan energi tubuh dibawa ke depot bahan bakar, tempat bahan
tersebut disimpan.
Suplai energi yang dibutuhkan tubuh diperoleh dari mekanisme
anabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Karbohidrat dan protein
diabsorbsi tubuh ke dalam darah terutama dalam bentuk monosakarida
dan asam amino. Hal ini dilakukan karena untuk mempermudah dan
mempercepat absorbsi sari – sari makanan dalam tubuh. Bahan ini
dicerna oleh α-amilase dalam air liur lalu oleh α-amilase yang dihasilkan
oleh pankreas yang bekerja di usus halus. Dalam keadaan kenyang maka
insulin dilepaskan sehingga kadar glukagon turun.

Karbohidrat
Karbohidrat dalam makanan dicerna menjadi monosakarida oleh
enzim pencernaan. Monosakarida kemudian diserap oleh sel epitel usus
dan dilepaskan ke dalam vena porta hepatika. Sesampainya di hati,
sebagian glukosa dioksidasi dalam jalur-jalur yang menghasilkan ATP
untuk memenuhi kebutuhan energi segera sel-sel hati. Sebagian lagi
diubah menjadi glikogen dan triasilgliserol. Simpanan glikogen dalam hati
mencapai maksimum sekitar 200-300 gram. Setelah simpanan glikogen
mulai penuh, hati mengubah glukosa yang diterimanya menjadi
triasilgliserol. Triasilgliserol dikemas bersama protein, fosfolipid, dan
kolesterol dalam bentuk kompleks lipoprotein yang dikenal sebagai
lipoprotein densitas sangat rendah (VLDL) yang kemudian disekresikan ke
dalam aliran darah.
Asam-asam lemak VLDL sebagian digunakan untuk memenuhi
kebutuhan energi sel, tetapi sebagian besar disimpan sebagai
triasilgliserol di jaringan adiposa.
Glukosa dari usus, yang tidak dimetabolisis oleh hati, akan mengalir di
Page 37 of 51

dalam darah menuju ke jaringan perifer, tempat glukosa tersebut


mungkin dioksidasi untuk menghasilkan energi. Glukosa adalah bahan
bakar yang dapat digunakan oleh semua jaringan. Banyak jaringan
menyimpan glukosa dalam jumlah kecil dalam bentuk glikogen, terutama
otot.
Insulin sangat meningkatkan transpor glukosa ke dua jaringan yang
memiliki massa terbesar di dalam tubuh yaitu jaringan otot dan adiposa.
Efek insulin terhadap transpor glukosa ke jaringan lain rendah.
Sedangkan lemak diabsorbsi dalam bentuk triasilgliserol ke
pembuluh limfe. Untuk karbohidrat saat masa kenyang yang menjadi
sumbaer utama adalah glukosa, sebagian diubah menjadi glikogen.
Glikogen ini selanjutnya disimpan dalam otot dan hati. Namun, nasib
triasilgliserol tidak disimpan dalam hati tetapi dikemas dalam protein,
fosfolipid, dan kolesterol dalam bentuk kompleks lipoprotein yang dikenal
sebagi lipoprotein densitas sangan rendah (very low density lipoprotein,
VLDL) yang kemudian disekresikan dalam aliran darah.Di jaringan
adiposa, glukosa diubah dan disimpan dalam bentuk asam lemak.
Sedangkan asam lemak ini dilepaskan dalam kapiler jaringan dan
membentuk triasilgliserol dalam bentuk kilomikron.
Sel darah merah memperoleh energi melalui proses ini.
Glikolisisadalah pengubahan glukosa menjadi piruvat. Di dalam sel darah
merah piruvat dapat di lepaskan secara langsung ke dalam darah atau
diubah menjadi laktat. Energi dari glukosa yang digunakan dalam
anabolisme dan ditranslokasikan ke jaringan diproses melalui glikolisis.
Untuk asam amino, sebagian besar masuk kedalam sel dan
digunakan untuk sintesis protein. Dalam keadaan kenyang asam amino
yang dibebaskan dari pencernaan protein mengalir dari vena porta
hepatika ke hati tempat asam amino tersebut digunakan untuk
menghasilkan energy. Kelebihan asam amino diubah menjadi glukosa
atau triasilgliserol yang dikemas dan disekresikan dalam VLDL. Glukosa
yang dibentuk dari asam amino pada keadaan kenyang yang disimpan
dalam glikogen atau dibebaskan ke dalam darah apabila kadar glukosa
Page 38 of 51

darah rendah. Asam amino yang melewati hati diubah menjadi protein di
jaringan lain.

Asam – asam amino memperoleh energy dari siklus krebs, untuk itu asam
amino mempunyai jalur tersendiri dalam memasuki siklus krebs.

Metabolisme glukosa di jaringan lain di antaranya:


1. Otak dan jaringan saraf lain sangat bergantung pada glukosa untuk
memenuhi kebutuhan energinya. Kecuali pada keadaan kelaparan,
glukosa adalah satu-satunya bahan bakar utama yang dibutuhkan
sebanyak 150 gram setiap hari.
2. Sel darah merah hanya dapat menggunakan glukosa sebagai bahan
bakar karena sel ini tidak memiliki mitokondria. Glukosa mengalami
glikolisis di dalam sitoplasma. Hasilnya yaitu piruvat dapat
dilepaskan secara langsung ke dalam darah atau diubah menjadi
laktat kemudikemudian dibebaskan.
3. Otot rangka yang sedang bekerja dapat menggunakan glukosa dari
darah atau dari simpanan glikogennya sendiri, untuk diubah
menjadi laktat melalui glikolisis atau menjadi CO2 dan H2O. Otot
yang sedang bekerja juga menggunakan bahan bakar lain dari
darah, misalnya asam lemak. Setelah makan, glukosa digunakan
Page 39 of 51

oleh otot untuk memulihkan simpanan glikogen yang berkurang


selama otot bekerja.
4. Insulin merangsang penyaluran glukosa ke dalam sel-sel adiposa
serta ke dalam sel-sel otot. Adiposit mengoksidasi glukosa untuk
menghasilkan energi, dan sel-sel tersebut juga menggunakan
glukosa sebagai sumber untuk membentuk gugus gliserol pada
triasilgliserol yang mereka simpan

Jalur masuk asam amino ke siklus krebs.

• Jalur piruvat, Keluarga Asam Amino 3-C : Alanin, Serin, dan Sistein
diubah menjadi
Piruvat
• Jalur Oksaloasetat, merupakan Keluarga 4-C : Aspartat dan
Asparagin diubah
menjadi Oksaloasetat
Page 40 of 51

• Jalur α-ketoglutarat, merupakan Keluarga 5-C : Beberapa asam


amino diubah
menjadi α-ketoglutarat melalui glutamate
• Suksinil-KoA adalah tempat masuk untuk beberapa asam amino non
polar
• Jalur aseto-asetil-KoA
• Jalur Fumarat.

Protein
Protein dalam makanan dicerna menjadi asam-asam amino, yang
kemudian diserap ke dalam darah. Asam amino mungkin mengalami
oksidasi untuk menghasilkan energi atau digunakan oleh jaringan untuk
biosintesis. Sebagian besar asam amino yang digunakan untuk biosintesis
diubah menjadi protein; sisanya digunakan untuk membentuk bermacam-
macam senyawa bernitrogen, misalnya sebagai neurotransmiter, hormon,
hem, serta basa purin dan pirimidin.

Lemak
Triasilgliserol adalah lemak utama dalam makanan. Bahan ini dicerna
menjadi asam-asam lemak dan 2-monoasilgliserol, yang disintesis ulang
menjadi triasilgliserol di dalam sel epitel usus, kemudian dikemas dalam
kilomikron, dan disekresikan melalui limfe ke dalam darah. Dalam
keadaan kenyang, terbentuk dua jenis lipoprotein, kilomikron dan VLDL.
Fungsi utama kedua lipoprotein ini adalah untuk mengangkut
triasilgliserol dalam darah. Saat lipoprotein masuk ke dalam pembuluh
darah di jaringan adiposa, triasilgliserol yang terdapat di dalamnya
diuraikan menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak masuk ke dalam
sel adiposa dan bergabung dengan sebuah gugus gliserol yang dibentuk
dari glukosa darah. Triasilgliserol yang terbentuk disimpan sebagai butir-
butir lemak besar di dalam sel adiposa.
Setelah terbentuknya ATP tersebut kemudian ditranslokasikan ke
jaringan – jaringan seuruh tubuh. ATP ini dimanfaatkan untuk segala
aktivitas tubuh, misalnya berlari, bekerja, belajar dan lain sebagainya.
Page 41 of 51

Oleh karena itu, energi yang tersimpan tadi telah habis digunakan.
Sehingga seseorang yang menghabiskan energinya akan terasa lapar.

KEADAAN LAPAR
Dalam keadaan lapar metabolisme yang terjadi adalah
katabolisme. Hal tersebut dikarenakan setelah semua nutrien tercerna,
diabsorbsi dan didistribusikan maka akan mempengaruhi kadar gula
darah turun. Keadaan ini jika dibiarkan terlalu lama maka orang yang
kelaparan akan pingsan karena kekurangan suplai O2 ke otak. Oleh karena
itu fasted-state bertujuan untuk mempertahankan konsentrasi glukosa
dalan plasma didalam batas normal sehingga otak dan sel saraf tetap
terpenuhi kebutuhannya.
Berikut merupakan gambar metabolisme pasca absorbtif.

Kadar glukosa darah dipertahankan dengan cara glikogenolisis yaitu


hidrolisis simpanan glikogen di hati dan otot rangka ; lipolisis yaitu
katabolisme triasilgliserol menjadi gliserol dan asam lemak di jaringan
adiposa. Sehingga gliserol yang sampai di hati akan diubah menjadi
glukosa. Serta glukoneogenesis yaitu katabolisme protein menjadi gula.
Page 42 of 51

• Pengaturan metabolisme karbohidrat dan lemak pasca


absortif
Glukosa merupakan bahan bakar utama untuk jaringan misalnya
otak dan susunan saraf, serta satu-satunya bahan bakar bagi sel darah
merah. Kadar glukosa darah memuncak pada sekitar 1 jam setelah
makan, dua jam setelah makan, kadar kembali ke rantang puasa (antara
80-100 mg/dL) seiring dengan oksidasi atau pengubahan glukosa menjadi
bentuk simpanan bahan bakar oleh jaringan. Penurunan glukosa
menyebabkan penurunan sekresi insulin. Hati merespon terhadap hal ini
dengan memulai degradasi simpanan oksigen dan melepaskan glukosa
dalam darah. Namun, apabila kita terus-terusan berpuasa selama 12 jam,
kita masuk ke status basal yang juga dikenal sebagai keadaan pasca
absorptif. Seseorang umumnya dianggap pada keadaan basal setelah
berpuasa semalam.
Untuk mempertahankan kadar glukosa darah, mekanisme kerja di
dalam hati mulai berfungsi. Selama kelaparan rasio insulin/glukagon
menurun. Sehingga glikogen dihati diuraikan untuk menghasilkan glukosa
darah. Enzim dalam pengurain ini diaktifkan melalui fosforilasi cAMP.
Glukagon tersebut merangsang adenilat siklase untuk membantuk cAMP
sehingga dapat mengaktifkan protein kinase A. Protein kinase A ini
kemudian melakukan fosforilasi trehadap fosforilasi kinaase lalu
mengaktifkan glikogen fosforilase.
Pada awalnya, simpanan glikogen diuraikan untuk memasok
glukosa ke dalam darah, tetapi simpanan ini terbatas. Walaupun kadar
glikogen hati dapat meningkat sampai 200-300 g setelah makan, hanya
sekitar 80 g yang masih tersisia setelah puasa 1 malam. Hati memiliki
mekanisme lain untuk menghasilkan glukosa darah. Proses ini yang
dikenal sebagai glukoneogenesis yang menggunakan sumber-sumber
karbon berupa laktat (glikolisis di dalam sle darah merah), gliserol
(lipolisis triasilgliserol adiposa), dan asam amino (pemecahan protein
otot). Asam lemak tidak dapat menyediakan karbon untuk
glukoneogenesis. Dari simpanan energi makanan triasilgliserol jaringan
Page 43 of 51

adiposa yang berjumlah besar, hanya sebagian kecil terutama gugus


gliserol yang dapat digunakan untuk menghasilkan glukosa dalam darah.
Dalam keadaan lapar, maka jalur metabolisme yang terjadi adalah
glukoneogenesis. Hal ini terjadi akibat adanya enzim glukoneogenik yaitu
fosfoenolpiruvat karboksikinase, fruktosa 1,6 bisfosfatase dan glukosa 6-
fosfatase diinduksi. Selama lapar fruktosa 1,6 bisfosfat aktif karena kadar
fruktosa 2,6 bisfosfat rendah. pada masa ini mekanisme glikolisis inaktif
karena kecepatan glikogenase rendah akibat inaktifan piruvat kinase.
Setelah beberapa jam puasa glukoneogenesis mulai menambah
glukosa yang dihasilkan glikogenolisis di hati. Bila puasa berlanjut,
glukoneogenesis menjadi lebih penting sebagai sumber glukosa darah.
Setelah sekitar 30 jam berpuasa, simpanan glikogen hati habis dan
glukoneogenesis menjadi satu-satunya sumber glukosa darah. Pasokan
minimal glukosa mungkin diperlukan dalam jaringan ekstra hepatik untuk
mempertahankan konsentrasi oksaloasetat dan bentukan siklus asam
sitrat.
Page 44 of 51

Selama keadaan lapar, kadar insulin turun dan kadar glukagon


meningkat sehingga kadar cAMP didalam sel adiposa pun meningkat. Hal
ini berakibat protein kinase diaktifkan dan menyebabkan fosforilasi lipase
peka –hormon (HSL). Oleh karena itu enzim ini aktif dan memutuskan asm
lemak dari triasil gliserol.
Asam lemak yang dibebaskan dari jaringan adiposa, mengalir dalam
darah dalam bentuk kompleks dengan albumin. Di dalam hati asam lemak
dipindahkan ke dalam mitokondria karena asetil KoA inaktif, kadar malonil
KoA rendah dan karnitin transferase 1 aktif. Oleh karena itu asetil KoA
yang dihasilkan oleh oksidasi beta diubah menjadi badan keton.
Pada saat puasa jangka panjang,/lapar jaringan adipose terus
memecah simpanana triasilgliserolnya, menghasilkan asam lemak dan
gliserol yang dilepaskan ke dalam darah. Asam-asam lemak ini berfungsi
sebagai sumber energy utam abagi tubuh. Gliserol di ubah menjadi
glukosa sementara asam lemak di oksidasi menjadi CO2 dan H2O oleh
jaringan, misalnya otot. Di hati, mereka diubah menjadi badan keton yang
di oksidasi oleh jaringan termasuk otak.
Peran Jaringan Adiposa Selama Puasa
Triasilgliserol merupakan sumber utama energi selama puasa. Sewaktu
kadar insulin menurun dan kadar glukagon darah meningkat, triasilgliserol
adiposa dimobilisasi oleh suatu proses lipolisis. Pemecahannya
menghasilkan gliserol dan asam lemak. Asam lemak berfungsi sebagia
bahan bakar untuk jaringan misalnya otot, ginjal yang mengoksidasinya
menjadi asetil koA dan kemudian menghasilkan energi dalam bentuk ATP.
Sebagian besar asam lemak masuk ke hati diubah menjadi benda keton.
Benda keton ini dapat dioksidasi lebih lanjut oleh jaringan misalnya otot
dan ginjal. Di jaringan tersebut asetoasetat dan beta-hidroksibutirat
diubah menjadi asetil KoA dan kemudian menjadi CO2 dan H2O disertai
pembentukan energi.
Pada intinyam kadar glukosa dipertahankan dalam rentang 80-100
mg/dL dan kadar asam lemak serta benda keton meningkat. Otot
menggunakan asam lemak, benda keton, dan (sewaktu sedang olahraga
Page 45 of 51

dan saat pasokan masih ada) glukosa dari glikogen otot. Banyak jaringan
yang menggunakan campuran asam lemak dan benda keton.

Perubahan Metabolik Selama Puasa Jangka Panjang


Apabila penggunaan bahan bakar yang terjadi selama puasa terus
berlangsung untuk jangka lama, protein tubuh akan cepat dikonsumsi
sampai suatu ketika fungsi kritis terganggu. Untungnya, perubahan
metabolik yang terjadi selama puasa tidak menghabiskan protein otot.
Setelah berpuasa 4 sampai 5 hari, otot mengurangi penggunaan benda
keton dan terutama bergantung pada asam-asam lemak untuk memasok
energi. Namun, hati terus mengubah asam lemak menjadi benda keton.
Hasilnya adalah bahwa konsentarsi benda keton dalam darah meningkat.
Otak mulai menyerap benda keton dan mengoksidasinya menjadi,energi.
Glukosa tetap dibutuhkan sebagai sumber energi untuk sel darah
merah dan otak terus menggunakan glukosa dalam jangka waktu
terbatas. Glukosa tersebut dioksidasi menjadi energi dan digunakan
sebagai sumber karbon untuk sintesis neurotransmitter. Namun, glukosa
tetap dihemat penggunaannya sehingga hati lebih sedikit menghasilkan
glukosa selama puasa jangka panjang dibandingkan selama puasa
singkat.
Karena simpanan glikogen dalam hati habis dengan puasa sekitar
30 jam, glukoneogenesis adalah satu-satunya proses yang digunakan hati
untuk memasok glukosa ke dalam darah. Asam amino yang dihasilkan
oleh penguraian protein otot terus berfungsi sebagai sumber utama
karbon untuk glukoneogenesis. Namun, karena kecepatan
glukoneogenesis menurun selama puasa jangka panjang, protein otot juga
dihemat, yakni tidak banyak protein otot yang digunakna untuk proses
glukoneogenesis. Akibatnya, karena produksi glukosa menurun, produksi
urea juga berkurang selama puasa jangka panjang dibandingkan dengan
produksi pada puasa singkat.
Besarnya jumlah jaringan adiposa dalam tubuh kita menjadi
penentu utama seberapa lama kita dapat berpuasa, karena jaringan
adiposa merupakan pasokan energi utama bagi tubuh. Namun, glukosa
Page 46 of 51

masih digunakan dalam tingkat waktu tertentu bahkan selama puasa


jangka panjang. Hal ini menyebabkan kematian walaupun kita mengalami
berbagai masalah, misalnya kehabisan bahan bakar, protein menjadi
sangat kurang sehingga jantung, ginjal dan jaringan vital lainnnya
berhenti berfungsi, atau kita terserang infeksi segingga tidak cukup
mengadakan respon imun.

• Pengaturan metabolisme protein pasca absorbstif

Selama lapar asam amino dihasilkan dari pemecahan protein di


otot. Sebagian langsung masuk ke darah, sebagian lain mengalami
oksidasi parsial dan diubah menjadi alanin dan glutamin, yang kemudian
masuk ke dalam darah. Di ginjal, glutamin memebebasakan amoniak ke
dalam urine dan diubah menjadi alanin dan serin. Di sel usus, glutamin
diubah menjadi alanin. Alanin (asam amino glukoneogenik utama) dan
asam amino lain masuk ke dalam hati. Di hati, nitrogen pada asam-asam
amino tersebut diubah menjadi urea yang kemudian disekresikan ke
dalam urin, sedangkan karbon pada asam-asam amino tersebut diubah
menjadi glukosa dan badan keton, yang dioksidasi oleh berbagai jaringan
untuk menhasilkan energi.
Page 47 of 51

Protein dalam sel otot akan dihidrolisis menjadi asam amino-asam


amino. Asam amino ini akan mengalami transaminase, pemindahan gugus
amino ke α ketoglutarat menghasilkan glutamate dan asam α keto.
Glutamat ini nantinya akan bereaksi dengan piruvat hasil glikolisis di sel
otot. Reaksi antara glutamat dan piruvat menghasilkan alanin yang dapat
diedarkan melalui darah karena alanin bersifat netral. Setelah itu alanin
ini mengalami reaksi kembali di hati. Alanin di hati akan bereaksi dengan
α ketoglutarat menghasilkan glutamate dan piruvat. Glutamate ini akan
mengalami deaminsai menghasilkan α ketoglutarat dan NH4+. NH4+ di hati
dan masuk ke siklus urea menghasilkan urea.
Urea ini akan dibawa oleh darah ke ginjal dan di ginjal di ubah
menjadi urin. αketoglutarat hasil dari deaminsai tadi akan digunakan
kembali dalam proses transaminasi alanin selanjutnya. Piruvat hasil
transaminasi alanin selanjutnya diubah menjadi glukosa dan dapat
digunakan olek jaringan lain untuk mengasilkan energy.
kelparan dalam jangka waktu yang cukup lama akan menyebabkan
protein semakin berkurang persediaannya sehingga penguraian protein
menurun dan mengakibatkan produksi urea oleh hati juga menurun.

PENGATURAN METABOLISME KARBOHIDRAT DAN LEMAK SELAMA PUASA1

• Mekanisme di Hati yang Berfungsi Mempertahankan Kadar Glukosa


Darah
Selama puasa, rasio insulin/glukagon menurun. Glikogen hati diurai untuk
menghasilkan glukosa darah. Enzim untuk penguraian glikogen diaktifkan
melalui fosforilasi yang diarahkan oleh cAMP. Glukagon merangsang
adenilat siklase untuk membentuk cAMP, yang kemudian mengaktifkan
protein kinase A. Protein kinase A melakukan fosforilasi terhadap
fosforilasi kinase, yang kemudian melakukan fosforilasi dan mengaktifkan
glikogen fosforilase. Protein kinase A juga memfosforilasikan glikogen
sintase. Tetapi, enzim tersebut menjadi inaktif.

• Mekanisme yang mempengaruhi lipolisis di jaringan adiposa


Page 48 of 51

Selama puasa, sewaktu kadar insulin darah turun dan kadar glukagon
meningkat, kadar cAMP di dalam sel adiposa meningkat. Akibatnya,
protein kinase A diaktifkan dan menyebabkan fosforilasi lipase peka
hormon. Enzim bentuk terfosforilasi ini menjadi aktif dan memutuskan
asam lemak dari triasilgliserol.

• Mekanisme yang mempengaruhi pembentukan badan keton oleh hati


Setelah dibebaskan dari jaringan adiposa selama puasa, asam lemak
mengalir dalam darah dalam bentuk kompleks dengan albumin. Asam
lemak ini dioksidasi oleh berbagai jaringan, terutama otot. Di hati, asam
lemak dipindahkan ke dalam mitokondria karena asetil KoA karboksilase
inaktif, kadar malonil KoA rendah, dan CPTI aktif. Asetil KoA, yang
dihasilkan oleh oksidasi-β, diubah menjadi badan keton.

SIKLUS ASAM SITRAT1,3

Siklus ini merupakan tahap akhir dari proses metabolisme energi glukosa.
Proses konversi yang terjadi pada siklus asam sitrat berlangsung secara
aerobik di dalam mitokondria dengan bantuan 8 jenis enzim. Inti dari
proses yang terjadi pada siklus ini adalah untuk mengubah 2 atom karbon
yang terikat di dalam molekul Acetyl-CoA menjadi 2 molekul
karbondioksida (CO2), membebaskan koenzim A serta memindahkan
energi yang dihasilkan pada siklus ini ke dalam senyawa NADH, FADH dan
GTP. Selain menghasilkan CO2 dan GTP, dari persamaan reaksi dapat
terlihat bahwa satu putaran Siklus Asam Sitrat juga akan menghasilkan
molekul NADH & molekul FADH . Untuk melanjutkan proses metabolisme
energi, kedua molekul ini kemudian akan diproses kembali secara aerobik
di dalam membran sel mitokondria melalui proses Rantai Transpor
Elektron untuk menghasilkan produk akhir berupa ATP dan air (H2O).

Molekul Acetyl CoA yang merupakan produk akhir dari proses konversi
Pyruvate kemudian akan masuk kedalam Siklus Asam Sitrat. Secara
Page 49 of 51

sederhana persamaan reaksi untuk 1 Siklus Asam Sitrat (Citric Acid Cycle)
dapat dituliskan :
Acetyl-CoA + oxaloacetate + 3 NAD + GDP + Pi +FAD -->
oxaloacetate + 2 CO + FADH + 3 NADH + 3 H + GTP

• Reaksi Anapleorotik

Agar siklus asam trikarboksilat terus berputar, jaringan harus


menyediakan zat antara 4-karbon yang cukup untuk mengganti keluarnya
zat tersebut ke jalur lain, misalnya glukoneogenesis atau sintesis asam
lemak. Di setiap jaringan, jalur metabolic bersilangan dnegan siklus asam
trikarboksilat dan menyebabkan keluarnya zat antara dari siklus, misalnya
sitrat dan malat. Di jaringan saraf, alpha ketoglutarat diubah menjadi
glutamate kemudian menjadi GABA.
Di hati suksinil KoA dikeluarkan untuk sintesis hem. Oksaloasetat
selalu mengalami regenerasi di dalam siklus tersebut. Reaksi yang
menyediakan zat antara 4-karbon kepada sikluas asam trikarboksilat
adalah reaksi anapleorotik atau filling up. Salah satu reaksi anapleorotik
utama adalah perubahan piruvat dan CO2 menjadi oksaloasetat dan
piruvat karboksilase. Enzim ini mengandung biotin. Piruvat karboksilase
banyak ditemukan di hati dan jaringan saraf karena jaringan-jaringan ini
selalu memiliki efluks zat antara yang konstan. Selain itu, piruvat
dehidrogenase ini juga merupakan bagian dari glukoneogenik yang
mampu mengubah alanin dan laktat menjadi glukosa.

BAB IV
SIMPULAN
Selama makan, kita memasukkan karbohidrat, lemak, dan protein
yang kemudian dicerna dan diserap. Sebagian bahan makanan ini
digunakan dalam jalur-jalur yang menghasilkan ATP, untuk memenuhi
kebutuhan energi segera. Kelebihan konsumsi bahan bakar yang melebihi
kebutuhan energi tubuh dibawa ke depot bahan bakar, tempat bahan
tersebut disimpan. Selama periode dari permulaan absorpsi sampai
Page 50 of 51

absorpsi selesai, kita berada dalam keadaan kenyang atau keadaan


absortif.

Karbohidrat dalam makanan dicerna menjadi monosakarida, yang


kemudian diserap masuk ke dalam aliran darah. Monosakarida utama
dalam darah adalah glukosa. Setiap kali setelah makan, glukosa dioksidasi
oleh berbagai jaringan untuk membentuk energi dan disimpan sebagai
glikogen, terutama di hati dan otot. Hati juga mengubah glukosa menjadi
triasilgliserol, yang kemudian dikemas sebagai lipoprotein densitas sangat
rendah (VLDL) dan dilepaskan ke dalam darah. Asam-asam lemak VLDL
sebagian digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi sel, tetapi
sebagian besar disimpan sebagai triasilgliserol di jaringan adiposa.

Protein dalam makanan dicerna menadi asam-asam amino, yang


kemudian diserap ke dalam darah. Asam amino mungkin mengalami
oksidasi untuk menghasilkan atau digunakan oleh jaringan untuk
biosintesis. Sebagian asam amino yang digunakan untuk biosintesis
diubah menjadi protein, sisanya digunakan untuk membentuk bermacam-
macam senyawa bernitrogen, misalnya sebagai neurotransmitter,
hormone, hem, serta basa purin dan pirimidin pada DNA dan RNA.

Triasilgliserol adalah lemak utama dalam makanan. Bahan ini


dicerna menjadi asam-asam lemak dan 2-monoasilgliserol yang disintesis
ulang menjadi triasilgliserol di dalam sel epitel usus, kemudian dikemas
dalam kilomikron, dan disekresikan melalui limfe ke dalam darah. Asam-
asam lemak kilomikron dapat mengalami oksidasi untuk membentuk
energi di berbagai jaringan, tetapi sebagian besar disimpan sebagai
triasilgliserol dalam sel-sel adiposa.

THANK’S TO :
Thanks to Allah SWT, Mrs. Yoni Suryani , SU, Mr. Dradjat
Pramiadi, M.Si, Mrs. Evi Yulianti, M.Sc.

DAFTAR PUSTAKA
Page 51 of 51

Murray,Robert K,dkk.2003.Biokimia Harper.Jakarta:EGC.


Smith,Collen M.,dkk.2000.Biokimia Kedokteran Dasar.Jakarta:EGC.
Wirahadikusumah,Muhammad.1985.Biokimia Metabolisme Energi,
Karbohidrat, dan Lipid.Bandung:ITB Press.

Anda mungkin juga menyukai