Anda di halaman 1dari 16

1.

Metabolisme Karbohidrat, lipid, protein, buah, sayuran, dan proses glikogenesis

a. Metabolisme

Metabolisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan interkonversi senyawa kimia
di dalam tubuh, jalur yang diambil oleh tiap molekul, hubungan antar-molekul, dan mekanisme
yang mengatur aliran metabolit melalui jalur-jalur metabolisme. Jalur metabolik digolongkan
mejadi tiga kategori. Jalur anabolik, yaitu jalur-jalur yang berperan dalam sintesis senyawa yang
lebih besar dan kompleks dari prekursor yang lebih kecil. Jalur katabolik, yang berperan dalam
penguraian molekul besar. Jalur amfibolik, yang berlangsung di "persimpangan" metabolisme,
bekerja sebagai penghubung antara jalur katabolik dan anabolik, misalnya siklus asam sitrat.

Orang dewasa dengan berat badan 70 kg memerlukan sekitar 8-12 MJ (1920-2900 kkal) dari
bahan bakar metabolik setiap hari, tergantung aktivitas fisiknya. Anak yang sedang tumbuh
memiliki kebutuhan yang secara proporsional lebih besar untuk memenuhi pengeluaran energi
pertumbuhan. Bagi manusia kebutuhan ini terpenuhi dari karbohidrat (40-60%), lipid (terutama
triasilgliserol, 30-40%), dan protein (10-15%), serta alcohol.

Glukosa adalah bahan bakar utama bagi kebanyakan jaringan. Glukosa dimetabolisme
menjadi piruvat melalui jalur glikolisis. Jaringan aerob memetabolisme piruvat menjadi asetil-
KoA yang dapat memasuki siklus asam sitrat untuk dioksidasi sempurna menjadi CO2 dan H2O,
yang berkaitan dengan pembentukan ATP dalam proses fosforilasi oksidatif. Glikolisis juga
dapat berlangsung secara anaerob (tanpa oksigen), dengan produk akhir berupa laktat. Glukosa
juga berperan pada proses lain, yaitu pembentukan glikogen, jalur pentose fosfat,
Sumber asam lemak rantai-panjang adalah lipid makanan atau melalui sintesis de novo dari
asetil-KoA yang berasal dari karbohidrat atau asam amino. Asam lemak dapat dioksidasi
menjadi asetil-KoA (oksidasi-β) atau diesterifikasi dengan gliserol, yang membentuk
triasilgliserol (lemak) sebagai cadangan bahan bakar utama tubuh.

Asetil-KoA yang dibentuk oleh oksidasi-β dapat mengalami tiga nasib:

1. Seperti asetil-KoA yartg berasal dari glikolisis, dan senyawa ini dioksidasi menjadi CO2
+ H2O melalui siklus asam sitrat.

2. Menjadi prekursor untuk membentuk kolesterol dan steroid lain.


3. Di hati, senyawa ini digunakan untuk membentuk badan keton, asetoasetat dan 3-
hidroksibutirat, yang merupakan bahan bakar penting pada keadaan lama puasa dan
kelaparan

Asam amino terbagi menjadi dua, yaitu asam amino esensial (indispensable, harus
dipasok dari makanan) dan asam amino nonesensial (dispensable, tidak harus dipasok dari
makanan). Asam amino nonsesensial dapat dibentuk dari zat-zat antara metabolik melalui
transaminasi dengan menggunakan nitrogen amino dari asam amino lain. Setelah deaminasi,
gugus amino diekskresikan sebagai urea, dan kerangka karbon yang tersisa setelah transaminasi
dapat dioksidasi menjadi CO2 melalui siklus asam sitrat, digunakan untuk membentuk glukosa
(glukoneogenesis), atau untuk membentuk badan keton atau asetil KoA yang dapat dioksidasi
atau digunakan untuk pembentukan asam lemak.
Asam amino yang berasal dari pencernaan protein makanan dan glukosa yang berasal
dari pencernaan karbohidrat diserap dan dibawa melalui vena porta menuju hepar. Hepar
memiliki peran mengatur konsentrasi berbagai metabolit larutair dalam darah. Glukosa yang
melebihi kebutuhan diserap dan digunakan untuk menyintesis glikogen atau asam lemak. Di
antara waktu makan, hepar mengurai glikogen untuk mempertahankan glukosa darah dan,
bersama dengan ginjal, mengubah bahan nonkarbohidrat (gliserol, laktat, dan asam amino)
menjadi glukosa (glukoneogenesis). Hepar juga membentuk berbagai protein plasma utama
(misalnya albumin) dan mendeaminasi asam amino yang melebihi kebutuhan dan membentuk
urea yang diangkut ke ginjal untuk diekskresikan.

Lipid dalam makanan ,terutama berupa triasilgliserol, mengalami hidrolisis menjadi


monoasilgliserol dan asam lemak di usus, kemudian mengalami reesterifikasi di mukosa usus. Di
sini, lipid ini dikemas bersama protein dan disekresikan ke dalam sistem limfe lalu ke aliran
darah sebagai kilomikron. Kilomikron juga mengandung nutrien larut-lipid lainnya, termasuk
vitamin A, D, E, dan K. Triasilgliserol tidak langsung diserap oleh hepar. Pertama-tama
triasilgliserol dihidrolisis oleh lipoprotein lipase sehingga membebaskan asam lemak, kemudian
masuk ke dalam lipid jaringan atau dioksidasi sebagai bahan bakar. Sisa kilomikron dibersihkan
oleh hepar. Sumber utama lain asam lemak rantai-panjang adalah sintesis (lipogenesis) dari
karbohidrat, di jaringan adiposa dan hati.

Triasilgliserol jaringan adiposa adalah cadangan bahan bakar utama tubuh. Senyawa ini
dihidrolisis (lipolisis) untuk melepaskan gliserol dan asam lemak (bebas) ke dalam sirkulasi.
Gliserol digunakan untuk gluconeogenesis.

Peran sentral mitokondria terlihat jelas karena organel ini bekerja sebagai fokus
metabolisme karbohidrat, lipid, dan asam amino. Glikolisis, jalur pentose fosfat, dan lipogenesis
terjadi di sitosol. Pada gluconeogenesis, substrat seperti laktat dan piruvat yang terbentuk di
sitosol memasuki mitokondria untuk menghasilkan oksaloasetat sebagai prekursor untuk sintesis
glukosa di sitosol.
Sebagian besar asam amino yang melebihi kebutuhan untuk sintesis protein (berasal dari
makanan atau dari pergantian protein jaringan) menghasilkan piruvat, atau zat antara empat dan
lima karbon pada siklus asam sitrat. Piruvat dapat mengalami karboksilasi menjadi oksaloasetat
yang merupakan substrat primer untuk glukoneogenesis, dan zat antara yang lain pada siklus
juga menghasilkan peningkatan netto pembentukan oksaloasetat, yang kemudian tersedia untuk
glukoneogenesis. Asam-asam amino tersebut diklasifikasikan sebagai glukogenik. Dua asam
amino (lisin dan leusin) hanya menghasilkan asetil-KoA pada oksidasi sehingga tidak dapat
digunakan untuk glukoneogenesis, dan empat lainnya (fenilalanin, tirosin, triptofan, dan
isoleusin) menghasilkan asetil-KoA dan zat-zat antara yang dapat digunakan untuk
glukoneogenesis.. Asam-asam amino yang menghasilkan asetil-KoA ini disebut sebagai
ketogenik karena dalam keadaan puasa lama atau kelaparan, sejumlah besar asetil-KoA
digunakan untuk sintesis badan keton di hepar.

Eritrosit tidak memiliki mitokondria sehingga selalu bergantung mutlak pada glikolisis
(anaerob) dan jalur pentosa fosfat. Otak dapat memetabolisme badan keton untuk memenuhi
sekitar 20% kebutuhan energinya; sisanya harus dipasok oleh glukosa. Pada kehamilan, janin
membutuhkan glukosa dalam jumlah signifikan, demikian juga sintesis laktosa selama masa
menyusui. Ketika pasokan bahan makanan melimpah, glukosa menjadi bahan bakar utama untuk
oksidasi di sebagian besar jaringan.

Glikogen adalah karbohidrat simpanan utama pada hewan, setara dengan pati/kanji pada
tumbuhan, dengan struktur polimer bercabang α-d-glukosa. Glikogen ditemukan pada hepar,
otot, dan, dalam jumlah kecil, di otak.

Seperti pada glikolisis, glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat yang
dikatalisis oleh heksokinase di otot dan glukokinase di hepar. Glukosa 6-fosfat mengalami
isomerisasi menjadi glukosa 1-fosfat oleh fosfoglukomutase, yang di mana enzim tersebut juga
mengalami fosforilasi menjadi glukosa 1,6-bifosfat yang bersifat reversible. Kemudian, glukosa
1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk membentuk nukleotida aktif, yaitu uridin
difosfat glukosa (UDPGlc) dan pirofosfat yang dikatalisis oleh UDPGlc pirofosforilase
(pirofosfat kemudian dihidrolisis oleh pirofosfatase sehingga produk ini hilang). Tahap pertama
sintesis glikogen melibatkan protein glikogenin, protein 37 kDa yang mengalami glukosilasi di
residu tirosin spesifik oleh UDPGlc. Glikogenin mengatalisis pemindahan tujuh residu glukosa
(pada posisi 14) dari UDPGlc untuk membentuk primer glikogen yang merupakan substrat
untuk glikogen sintase. Glikogen sintase mengatalisis pembentukan sebuah ikatan glikosida
antara Cl glukosa UDPGlc dan C4 residu glukosa terminal glikogen yang membebaskan uridin
difosfat (UDP). Penambahan molekul terhadap primer glikogen ini terjadi di ujung rantai
glikogen sehingga terbentuk ikatan 14.
Ketika rantai memiliki panjang sedikitnya 11 residu glukosa, sebagian rantai 14
(dengan panjang setidaknya 6 residu glukosa) dipindahkan ke rantai di dekatnya oleh branching
enzyme (enzim pencabangan) untuk membentuk ikatan 16 sehingga terbentuk titik
percabangan. Cabang tumbuh melalui penambahan unitunit 1  4-glukosil dan percabangan
selanjutnya.

b. Kontrol enzim dan hormone

Enzim mengatalisis suatu perubahan substrat menjadi produk hingga 10 6 kali lipat lebih cepat
daripada tanpa enzim. Enzim tidak ikut berubah/bereaksi saat mengatalisis suatu reaksi. Enzim
bersifat sangat selektif dalam mengatalisis tipe reaksi dan substrat yang dikatalisis reaksinya.

Enzim diklasifikasikan berdasarkan tipe reaksi, yaitu oksidoreduktase (mengatalisis


oksidasi dan reduksi), transferase (mengatalisis pemindahan gugus, seperti gugus glikosil, metil,
atau kelompok fosforil), hydrolase (mengatalisis pemutusan hidrolitik dari C-C, C-O, C-N, dan
ikatan kovalen lain), liase (mengatalisis pemutusan C-C, C -O, C-N, dan ikatan kovalen lain
dengan eliminasi atom, yang menghasilkan ikatan rangkap dua), isomerase (mengkatalisis
perubahan geometrik atau struktural di dalam satu molekul), dan ligase (mengatalisis penyatuan
(ligasi) dua molekul yang dikaitkan dengan hidrolisis ATP).
Enzim, menurut Fischer, mengikat substrat dan mengatalisis pada sisi
aktifnya dengan model gembok-kunci sehingga menggambarkan spesifitas
enzim. Model gembok yang kaku ini tidak sesuai dengan perubahan dinamik
saat proses katalisis sehingga teori tersebut dilengkapi dengan teori induced
fit (Daniel Koshland), yang menggambarkan seolah memasukkan tangan ke
sarung tangan.

Pada glikolisis, enzim yang berperan dalam meregulasi penguraian


glukosa adalah fosfofruktokinase-1 (berfungsi mengubah fruktosa 6-fosfat
menjadi fruktosa 1,6-bifosfat, membutuhkan 2 ATP). Pada tahap pengubahan fruktosa 1,6-
bifosfat menjadi dua molekul triosa fosfat oleh enzim aldolase, yaitu gliseraldehid 3-fosfat dan
dihidroksiaseton fosfat, terdapat enzim yang mengatalisis reaksi reversible antara dua molekul
tersebut, yaitu enzim fosfotriosa isomerase, dan enzim ini dapat diinhibisi oleh
bromohidroksiaseton fosfat sehingga akibatnya terjadi penumpukkan dihidroksiaseton fosfat dan
fruktosa 1,6-bifosfat. Pada tahap pengubahan gliseraldehid 3-fosfat menjadi 1,3-bifosfogliserat,
enzim gliseraldehid 3-P dehydrogenase dapat diinhibisi oleh arsenit (arsen) karena kompetitif
terhadap fosfat inorganic (Pi) membentuk 1-arseno-3-fosfogliserat. Iodoasetat dan iodoasetamida
juga dapat menginhibisi enzim ini secara irreversible dan akibatnya terjadi akumulasi
gliseraldehid 3-fosfat. Pada tahap pembentukan fosfoenol piruvat dari 2-fosfogliserat, enzim
enolase dapat diinhibisi oleh fluoride.

Regulasi glikolisis dapat terjadi dengan tiga mekanisme, yaitu induksi dan represi enzim
kunci, modifikasi kovalen dengan fosforilasi reversible, dan modifikasi alosterik.

1) Induksi dan represi enzim kunci:

Salah satu contohnya adalah dengan peningkatan kadar glukosa. Glukosa yang kadarnya
meningkat akan mengaktivasi enzim-enzim dalam mekanisme penggunaan glukosa dan
menginhibisi enzim-enzim dalam produksi glukosa (seperti gluconeogenesis) serta
mengaktivasi enzim-enzim kunci dalam glikolisis, yaitu glukokinase, fosfofruktokinase-1,
dan piruvat kinase. Selain itu, insulin juga berperan meningkatkan sintesis enzim-enzim
kunci glikolisis saat kadar glukosa meningkat, antagonis dengan hormone glukokortikoid dan
cAMP terstimulasi glucagon yang bekerja mengaktivasi enzim-enzim kunci gluconeogenesis.
2) Modifikasi kovalen dengan fosforiasi reversible

Hormon seperti epinephrine dan glucagon yang meningkatkan kadar cAMP mengaktivasi
cAMP tergatung protein kinase dapat memfosforilasi dan menonaktifkan enzim piruvat
kinase sehingga menginhibisi glikolisis.

3) Modifikasi alosterik

Fosfofruktokinase-1 adalah enzim kunci glikolisis dan dapat diregulasi dengan feedback
mechanism. Inhibisi enzim ini dilakukan oleh sitrat dan ATP. Aktivatornya adalah AMP
(sebagai indicator status energy sel, pennurunan ATP yang sedikit akan menimbulkan
peningkatan konsentrasi AMP yang banyak, hal ini peningkatan glikolisis pada hipoksia
karena kekurangan oksigen menimbulkan kekurangan ATP sehingga AMP meningkat).

Siklus asam trikarboksilat (TCA, Krebs) dapat diregulasi melalui transport electron dengan
fosforilasi oksidatif. Pada siklus ini, enzim kuncinya adalah sitrat sintase, isositrat
dehydrogenase, dan α-ketoglutarat dehydrogenase, yang di mana enzim-enzim ini responsive
terhadap rasio ATP/ADP atau NADH/NAD+. Enzim sitrat sintase dapat diinhibisi oleh ATP dan
acyl-CoA rantai panjang. Isositrat dehydrogenase tergantung NAD+ diaktivasi secara alosterik
oleh ADP dan diinhibisi oleh ATP dan NADH. α-ketoglutarat dehydrogenase diregulasi
sebagaimana kompleks pyruvate dehydrogenase. Suksinat dehydrogenase diinhibisi oleh
oxaloacetate dan kinerja oxaloacetate tergantung pada rasio NADH/NAD+.

Pada glikogenesis, enzim kuncinya adalah glikogen sintase.


Glikogenolisis diregulasi pada aktivasi/inaktivasi enzim fosforilase dengan aktivitas
cAMP tergantung protein kinase.
Enzim kunci pada gluconeogenesis adalah pyruvate carboxylase, fosfoenolpiruvat
karboksikinase, fruktosa 1,6-bifosfatase, dan glukosa 6-fosfatase.

1. High carbohydrate diets: These reduce gluconeogenesis by increasing the insulin/glucagon


ratio and thereby reducing the activities of all four key gluconeogenic enzymes.

2. Glucose-6-pase: This enzyme is induced by the hormones glucagon and glucocorticoids,


which are secreted during starvation thus enhancing gluconeogenesis. Insulin represses the
enzyme.

3. Fructose-1,6-Biphosphatase

• This enzyme is strongly and allosterically inhibited by AMP, but is activated by citrates.
Hence gluconeogenesis is increased when there is increased ATP and citrate levels.
• Gluconeogenesis is decreased by inhibition of this enzyme when liver cells are rich in
AMP and low in citrate concentration.

4. Role of fructose-2,6-biphosphate: Fructose-2,6-bi-P is formed by phosphorylation of fructose-


6-P by the enzyme phosphofructokinase-2. The same enzyme protein is also responsible for its
breakdown since it also contains fructose-2,6-biphosphatase activity. This bifunctional enzyme is
under the allosteric control of fructose-6-P.

• Under conditions of glucose shortage, gluconeogenesis is stimulated by glucagon by


decreasing the concentration of fructose-2-6,bi-P, which in turn inhibits phosphofructokinase-1
and activates the enzyme fructose-1,6-biphosphatase.

5. Phosphoenol pyruvate carboxykinase: The enzyme is induced by Glucagon, during starvation,


thus increasing gluconeogenesis. Insulin reduces gluconeogenesis as it represses the enzyme.

6. Pyruvate carboxylase: This is the key enzyme in gluconeogenetic pathway. The enzyme is
activated allosterically by acetyl-CoA. It binds with the allosteric site of the enzyme, brings
about conformational change at tertiary level, so that the affinity of the enzyme for CO2
increases (+ve modifier).

7. Other Factors

(a) Fatty acid oxidation promotes gluconeogenesis

• It provides acetyl-CoA which acts as +ve allosteric modifier of the enzyme Pyruvate
carboxylase.

• Increased acetyl-CoA and NADH from β-oxidation inhibits Pyruvate dehydrogenase


complex so that oxidative decarboxylation of PA does not occur thus sparing its conversion to
OAA

• It provides energy thus it spares PA from degradation.

(b) Increased ADP allosterically inhibits Pyruvate carboxylase and this decreases
gluconeogenesis.

(c) Insulin represses the enzyme pyruvate carboxylase and reduces gluconeogenesis.
(d) On the other hand, hormones like glucagon, adrenaline and glucocorticoids induce the
synthesis of the enzyme Pyruvate carboxylase and enhances gluconeogenesis.
c. Jawab anmal

2.d) Bagaimana metabolisme pembentukan energi pada saat berolahraga?

Pembentukan atau penyimpanan energy terjadi dengan cara glikogenesis, yaitu pembentukan
glikogen menggunakan glukosa (anabolisme glukosa) yang terjadi saat kadar glukosa melimpah
yaitu saat setelah makan (glukosa merupakan bahan makanan yang paling cepat diserap dan
disimpan).

2.e) Bagaimana metabolisme pemakaian sumber energi saat berolahraga?

Pemakaian sumber energy saat berolahraga yaitu dengan glikogenolisis dan glikolisis. Glikogen
akan dipecah dengan enzim fosforilase yang diaktivasi oleh epinephrine dan glucagon.
Kemudian enzim-enzim kunci pada glikolisis juga diaktivasi oleh peningkatan AMP yang
disebabkan penurunan ATP

3.d) Bagaimana kompensasi tubuh ketika asupan lemak, protein, dan glukosa kurang?

Tubuh akan mengalami gluconeogenesis, yaitu pembentukan glukosa dari metabolit


nonkarbohidrat (gliserol dan asam amino), dalam rangka memepertahankan glukosa darah
sehingga kebutuhan energy dapat terpenuhi khususnya untuk kebutuhan otak yang terdapat
blood-brain barrier. Untuk mendapatkan gliserol terjadi lipolysis (pemecahan triasilgliserol) dan
reaksi deaminasi.

Anda mungkin juga menyukai