Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makanan merupakan sumber energi utama manusia sebagai bahan bakar untuk
proses metabolisme yang berlangsung di dalam tubuh kita. Dimana saat kebutuhan
metabolisme berlebih, maka ia akan disimpan dalam bentuk cadangan energi, dan bisa kita
gunakan lagi pada waktu-waktu tertentu.

Seperti saat puasa dan starvasi, pada keadaan ini kadar glukosa dalam darah akan
menurun karena tidak adanya asupan makanan dalam jangka waktu yang lama. Hal ini akan
memicu pemecahan cadangan energi yang berlebih tadi menjadi glukosa ke dalam darah,
sehingga tubuh dapat menyediakan energi untuk tetap bisa menjalankan fungsinya.
Cadangan makanan berupa glikogen dan lemak akan dihidrolisis menjadi molekul yang
lebih kecil sampai dapat dipakai untuk menghasilkan ATP. Selain itu asam amino juga
sangat berperan dalam proses penyediaan energi saat puasa dan starvasi

Namun, hal ini hanya dapat bertahan untuk jangka waktu yang sebentar, tergantung
simpanan cadangan energi kita. Segala proses penyediaan energi saat tidak ada asupan
makanan adalah hal-hal yang akan kita bahas pada laporan ini.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui proses Glikogenolisis
2. Untuk mengetahui proses Glukoneogenesis
3. Untuk mengetahui proses Lipolisis
4. Untuk mengetahui proses Ketogenesis
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa mampu menjelaskan proses Glikogenolisis
2. Mahasiswa mampu menjelaskan proses Glukoneogenesis
3. Mahasiswa mampu menjelaskan proses Lipolisis
4. Mahasiswa mampu menjelaskan proses Ketogenesis

1
BAB II

ISI

Skenario
Metabolisme Saat Puasa Dan Starvasi

1.Fasting state

2.Starvation state

2
Step 1 ‘Identifikasi kata sulit’
1) Fasting : keadaan tidak adanya asupan makanan sehingga terjadi penurunan
kadar glukosa darah.
2) Starvasi : keadaan lanjutan dari fasring ditandai dengan kekurangan glikogen
3) Glukagon : hormon yang dihasilkan sel alfa pankreas jika kadar glukosa turun dalam
darah
4) Glikogen : bentuk simpanan glukosa dalam tubuh terutama di hati dan di otot
5) Badan Keton : Senyawa yang dibentuk akibat penigkata Asetil Koa karena oksidasi
beta
6) Urea : Senyawa yang terbentuk dengan rumus molekul CO(NO4)2
terbentuk di hepar, eksresi di ginjal

7) Asam Amino : Senyawa yang mengandung NH2 (Amino), COOH, dll.dihubungkan


dengan ikatan peptida membentuk protein
8) Insulin : Hormon yang disekresikan oleh sel beta pankreas, saat kadar
glukosa didalam darah meningkat
9) Gliserol : Alkohol gula terhidroksi yang merupakan rangka utama banyak lemak

Step 2 ‘Identikasi Masalah’

1. Mengapa badan keton pada starvasi state menuju ke otak?


2. Apakah maksud dari gambar fasting dan starvasi state?
3. Bagaiman proses glikogenolisis?
4. Bagaimana proses pembentukan badan keton?
5. Bagaimana proses glikoneogenesis?
6. Apakah peran glukagon? Dan kapan disekresikan?
7. Kapan protein bisa menjadi glukosa? Dan bagaimana prosesnya?
8. Bagaimana proses pembentukan energi tubuh yang bersumber dari oksidasi beta?

3
Step 3 ‘Brainstorming’

1. Pada saat terjadi kelaparan / starvasi


Jaringan lebih mengutamakan penggunaan karbohidrat untuk energi daripada lemak dan
protein. Namun, hanya untuk setengah hari karena itu efek yang utama terjadi adalah
penyusutan progresif jaringan lemak dan protein. Lemak yang merupakan sumber utama
energi mengalami penyusutan yang kemudian dilanjutkan dengan penyusutan protein
dengan tiga fase penyusutan yang berbeda; mula-mula penyusutan cepat karena penggunaan
protein yang secara mudah dimobilisasi untuk metabolisme langsung atau untuk konversi
protein menjadi glukosa, lalu penyusutan amat lambat karena berkurangnya cadangan
protein sehingga mengarah pada penggunaan lemak yang berlebihan dengan pemecahan
lemak menjadi badan keton, dan akhirnya penyusutan lambat lagi sesaat sebelum kematian.

Badan keton dapat melintasi sawar otak, dan dapat dipergunakan menjadi energi untuk
sel otak. Oleh karena itu kurang lebih dua pertiga energi otak kini dihasilkan dari badan
keton.

2. Maksud dari gambar fasting dan stravasi state


1) Terjadi penurunan glukosa dan insulin serta peningkatan hormon glukagon
2) Terjadi pemecahan glikogen melalui proses glikogenesis merubah glikogen
menjadi glukosa yang kemudian digunakan eritrosit dan ditranspor ke otak dengan
dibawa oleh eritrosit
3) Bentuk alternatif lain yang dilakukan otot, hepar, jantung agar glukosa hanya
ditranspor ke otak dan eritrosit dengan cara mendapatkan energi dari sempanan lemak
dalam jaringan adiposa.
4) Terjadi lipolisis yang berawal dari trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak bebas,
dengan proses glukoneogenesis asam lemak bebas digunakan untuk membentuk Asetil
Koa di otot dan melewati oksidasi beta merubah asetil Koa menjadi karbon dioksida dan
ATP
5) Asam lemak bebas juga dibawa ke hati dan apabila jumlahnya melebihi dari yang
dibutuhkan oleh hati akan diubah menjadi badan keton dan disimpan didalam hepar dan
epitel.
6) Badan keton akan digunakan di otot untuk menghasilkan energi, untuk meminimalisir

4
penggunaan glukosa, dan apabila kadar glukosa sudah mulai menipis badan keton dapat
melewati sawar otak dan digunakan sebagai penghasil energi untuk otak.
7) Badan keton akan melewati oksidasi beta dan menghasilkan kanbon dioksida dan ATP
8) Selain lemak, protein yang berupa gugus asam amino dapat memasuki hati dan melewati
proses glukoneogenesis, setelah transaminasi atau deaminasi, asam-asam amino
glukogenik menghasilkan piruvat atau zat-zat antara siklus asam sitrat, yang kemudian
dapat menghasilkan glukosa.
9) Gugus Amonia yang terlepas dari asam amino akan memasuki siklus urea.
10) Laktat yang dihasilkan oleh otot maupun eritrosit dapat diubah kembali ke bentuk
glukosa.
11) Gliserol yang merupakan hasil dari lipolisis trigliserida akan masuk ke dalam hepar dan
mengalami proses glikolisis.

3. Proses glikogenolisis
 Glikogenolisis berarti pemecahan glikogen yang disimpan sel untuk membentuk kembali
glukosa didalam sel
 Glikogenolisis tidak dapat menjadi reaksi kebalikan dari reaksi glikogenesis, sebagai
gantinya setiap molekul glukosa yang berurutan pada masing-masing cabang polimer
glikogen dilepaskan melalui proses fosforilasi, yang dikatalisis oleh enzim fosforilase.

4. Proses Pembentukan Badan Keton :

 Kadar asam lemak meningkat  mitokondria  oksidasi β


 A CoA  Aseto A CoA  Asetil Asetal  β-hidroksi dan aseton  dikeluarkan di
pernapasan

5
5. Proses Glukoneogenesis :
 Glukoneogenesis merupakan proses pembentukan glukosa dalam tubuh dari senyawa-
senyawa non-karbohidrat sebagai respon dari penurunan kadar glukosa darah.
 Untuk mengaktivasi jalur ini membutuhkan hormon glukagon
 Bahan yang digunakan dalam proses glukoneogenesis, meliputi asam laktat, asam
amino, dan gliserol.

6
 Hidrolisis Trigliserida  menghasilkan gliserol  hati
 Glukogenolisis  piruvat  oksaloasetat  malat  sitosol  oksaloasetat

6. Peran Glukagon dan Kapan Disekresikan :


 Glukagon merangsang pembentukan AMP siklik di sel hati
 Meningkatkan glikogenesis dan glikogenolisis
 Meningkat saat tinggi protein
 Aktivitas fisik meningkat
 Hormon glukagon disekresikan ketika asupan glukosa yang bersumber dari
karbohidrat tidak ada (glukosa darah akan turun). Hal ini mendorong pankreas
mensekresikan hormon glukagon.
 Hormon glukagon tersebut mengaktifkan semua proses dalam tubuh yang dapat
menghasilkan glukosa, seperti glikogenolisis, glukoneogenesis, lipolisis, dan lain-lain.

7
7. Kapan Protein Bisa Jadi Glukosa dan Prosesnya :
 Asam amino dalam tubuh terutama digunakan untuk sintesis protein. Tetapi, jika
asupan glukosa rendah, asam amino dapat diubah menjadi glukosa melalui jalur yang
disebut glukoneogenesis yaitu pembentukan glukosa baru dari prekursor
nonkarbohidrat.

8
8. Proses Pembentukan Energi Tubuh yang Bersumber dari Oksidasi β :
 Hidrolisis TG/fosfolipid untuk membebaskan asam lemak  Oksidasi asam lemak
(oksidasi beta)
 Terjadi oksidasi atau dehidrogenasi pertama kali pada atom karbon posisi 
 Terjadi pembuangan 2 atom karbon dari ujung karboksil
 Secara Keseluruhan Proses Oksidasi beta, berlangsung :
a) Tahap Pertama : Aktivasi asam lemak (sitoplasma) menjadi Asil-KoA dikatalisis
enzim tiokinase
b) Tahap Kedua : Dalam mitokondria, terjadi pemindahan Asil-KoA dari sitoplasma
ke dalam mitokondria oleh “Sistem Transporter Karnitin”
Sistem Transporter Karnitin, terdiri dari :
 Enzim Karnitin asil transferase I (A) Rate limiting enzyme
 Enzim Karnitin asil transferase II (B)
 Enzim Karnitin asil karnitin translokase (C)

9
10
Step 4 ‘Strukturisasi konsep’

Step 5 ‘Learning Objective’


1. Mahasiswa mampu menjelaskan glikogenesis
2. Mahasiswa mampu menjelaskan glukoneogenesis
3. Mahasiswa mampu menjelaskan lipolisis
4. Mahasiswa mampu menjelaskan ketogenesis

Step 6 ‘Belajar Mandiri’


Pada step ini, kami melakukan pembelajaran mandiri secara individu dan kelompok
serta mencari jawaban learning objective dari berbagai referensi.

Step 7 ‘Sintesis’
Setelah melakukan belajar mandiri dan menyimpulkan pengetahuan yang telah
diperoleh dalam diskusi kelompok kecil sesuai dengan tujuan belajar yang telah ditetapkan
bersama, kami dapat merumuskan rangkuman hasil diskusi kami tentang berbagai tujuan
belajar kami sebagai berikut.

11
LO. 1 PROSES GLIKOGENOLISIS
Glikogenolisis berarti pemecahan glikogen yang disimpan sel untuk membentuk kembali
glukosa didalam sel. Glukosa kemudian dapat digunakan untuk menyediakan energi.
Glikogenolisis tidak dapat terjadi melalui pembalikan reaksi kimia yang sama yang dipakai
untuk membentuk glikogen, sebagai gantinyam setiap molekul glukosa yang berurutan pada
masing-masing cabang polimer glikogen dilepaskan melalui proses fosforilasi, yang dikatalis
oleh enzim fosforilase.

12
Pada keadaan istirahat, fosforilase terdapat dalam bentuk tidak aktif, sehingga glikogen tetap
dapat disimpan. Bila pembentukkan glukosa dari glikogen diperlukan kembali, fosforilase harus
diaktifkan terlebih dahulu. Hal ini dapat dicapai dalam beberapa cara, meliputi 2 cara berikut ini.

Aktivasi fosforilase oleh Epinefrin(1) atau oleh Glukagon(2)

Dua hormon, epinefrin dan glukagon dapat mengaktifkan fosforilase dan dengan demikian
menimbulkan glikogenolisis secara cepat. Pengaruh utama dari masing-masing hormon ini
adalah meningkatkan pembentukan siklik AMP didalam sel, yang kemudian memicu suatu
rangkaian reaksi kimia yang mengaktifkan fosforilase.

Epinefrin dilepaskan oleh medula adrenal ketika sistem saraf simpatis dirangsang. Oleh karena
itu, salah satu fungsi sistem saraf simpatis adalah meningkatkan penyediaan glukosa untuk
metabolisme energi yang cepat. Fungsi epinefrin ini terjadi secara baik di dalam sel hati maupun
otot, sehingga turut berperan bersama pengaruh lain dari rangsangan simpatis, guna menyiapkan
tubuh untuk bekerja.

Glukagon adalah hormon yang disekresi oleh sel alfa pankreas apabila kadar gula darah turun
sangat rendah. Glukagon merangsang pembentukan siklik AMP terutama disel hati dan hal ini
selanjutnya meningkatkan pengubahan glikogen hati menjadi glukosa dan melepaskannya
kedalam darah, sehingga meningkatkan kadar gula darah. (Guyton & Hall, 2014)

13
LO. 2 PROSES GLUKONEOGENOLISIS

Glukoneogenesis adalah proses sintesis glukosa atau glikogen dari prekursor nonkarbohidrat.
Substrat utamanya adalah asam-asam amino glukogenik, laktat, gliserol, dan propionate.
Glukoneogenesis melibatkan glikolisis, siklus asam sitrat, serta beberapa reaksi khusus

14
Sawar Termodinamik mencegah pengembalikan sederhana glikolisis
Tiga reaksi tidak-seimbang dalam glikolisis yang dikatalis oleh heksokinase,
fosfofruktokinase, dan piruvat kinase, menghambat pengembalian sederhana glikolisis untuk
membentuk glukosa.

Piruvat dan Fosfoenolpiruvat


Pembalikan reaksi yang dikatalis oleh piruvat kinase dalam glikolisis melibatkan dua
reaksi endotermik. Piruvat karboksilase mitokondria mengatalisis karboksilasi piruvat menjadi
oksaloasetat, suatu reaksi yang membutuhkan ATP dengan vitamin biotin sebagai koenzim.
Biotin mengikat CO₂ dari bikarbonat sebagai karboksiotin sebelum penambahan CO₂ ke piruvat.
Oksaloasetat yang dihasilkan direduksi menjadi malat diangkut keluar dari mitokondria ke
sitosol dan di sitosol dioksidasi kembali menjadi oksaloasetat. Enzim kedua phospoenol piruvat
karboksikinase mengatalisis dekarboksilasi dan phospolirasi oksaloasetat menjadi
fosfoenolpiruvat dengan menggunakan GDP sebagai donor fosfat. Di hati dan ginjal reaksi
suksinat tiokinase dalam sklus asam sitrat menghasilkan GDP(bukan ATP seperti dijaringan lain)
dan GDP ini digunakan untuk reaksi phospoenol piruvat karboksikinase sehingga terbentuk
hubungan antara aktivitas siklus asam sitrat dan glukoneogenesis untuk mencegah pengeluaran
berlebihan oksaloasetat untuk gluconeogenesis yang dapat mengganggu aktivitas siklus asam
sitrat.

Fruktosa 1,6-Bifosfat dan Fruktosa 6-Fosfat


Perubahan fruktosa 1,6-bifosfat menjadi fruktosa 6-fosfat, untuk pembalikan glikolisis,
dikatalisis oleh fruktosa 1,6-bifosfatase. Keberadaan enzim ini menentukan apakah suatu
jaringan mampu membentuk glukosa(atau glikogen) tidak saja dari piruvat tetapi dari triosa
fosfat. Enzim ini terdapat di hati, ginjal dan otot rangka, tetapi mungkin tidak ditemukan di otot
jantung dan otot polos.

Glukosa 6-Fosfat dan Glukosa


Perubahan glukosa 6-fosfat menjadi glukosa dikatalisis oleh glukosa 6-fosfatase. Enzim
ini terdapat di hati dan ginjal, tetapi tidak di otot dan jaringan adiposa, akibatnya tidak dapat
mengekspor glukosa ke dalam aliran darah.

15
Glukosa 1-Fosfat dan Glikogen
Pemecahan glikogen menjadi glukosa 1-fosfat dikatalisis oleh fosforilase. Sintesis
glikogen melibatkan jalur yang berbeda melalui uridin difosfat glukosa dan glikogen sintase.
Setelah transaminasi atau deaminasi, asam-asam amino glukogenik menghasilkan piruvat
atau zat-zat Antara siklus asam sitrat. Oleh karena itu reaksinya dapat menyebabkan perubahan
laktat atau asam amino glukogenik menjadi glukosa atau glikogen.
Propionat adalah precursor utama glukosa pada hewan pemamah biak senyawa ini
memasuki proses gluconeogenesis melalui siklus asam sitrat setelah esterifikasi dengan KoA,
propinil-KoA mengalami karboksilasi menjadi D-metilmaloni-KoA, yang dikatalisis oleh
propinil-KoA karboksilase, suatu enzim yang dependen biotin. Metilmalonil-KoA rasemase
mengatalisis perubahan D-metilmalonil-KoA menjadi L-metil malonil-KoA yang kemudian
mengalami isomerisasi menjadi suksinil-KoA yang dikatalisis oleh metilmalonil-KoA mutase.
Pada hewan bukan-pemamah biak, termasuk manusia propionate berasal dari oksidasi-β asam
lemak rantai-ganjil yang terdapat pada lipud hewan pemamah biak, serta isoleusin dan rantai
samping kolesterol, serta merupakan substrat (relatif minor) bagi glukoneogenesis. Metilmalonil-
KoA mutase adalah enzim dependen vitamin B₁₂, dan pada defiensi asam metilmalonat, enzim
ini dieksresikan di urine (metil malonatasiduria).
Gliserol dibebaskan dari jaringan adipose akibat lipolysis lipoprotein triasilgliserol dalam
keadaan kenyang; gliserol dapat digunakan untuk re-esterifikasi asam lemak bebas menjadi
triasligliserol di jaringan adiposa atau hati, atau menjadi substrat untuk glukoneogenesis di hati.
Dalam keadaan puasa, gliserol yang dibebaskan dari lipolisis triasilgliserol jaringan adiposa
digunakan semata-mata untuk glukoneogenesis di hati dan ginjal.(Harper,2014)

Glukoneogenesis dari asam amino

Ketika dalam keadaan puasa untuk waktu yang lama, protein otot dapat dipecah untuk
sumber energy. Protein awalnya dipecah menjadi polipeptida yang lebih kecil oleh enzim
protease (endopeptidase). kemudian enzim eksopeptidase mememcah ikatan peptide pada setiap
ujung polipeptida kecil dan membebaskan asam amino.

16
Asam amino mengalami deaminasi dan menghasilkan ammonia dan sebuah asam
organic. Molekul ammonia yang terbentuk melalui proses deaminasi dengan cepat mengikat
hidrogenuntuk kemudian menjadi ion ammonium. Namun, baik ammonia maupun ion
ammonium bersifat toksik sehingga sel hati mengubah keduanya menjadi urea yang kemudian
diekskresikan melalui ginjal.

Asam organic yang di hasilkan dari proses deaminasi bisa berupa piruvat, asetil KoA, dan
beberapa zat antara pada siklus asam sitrat. Piruvat merupakan langkah awal dalam
glukoneogenesis. Piruvat mengalami karboksilasi untuk membentuk oksaloasetat yang dikatalisis
oleh piruvat karboksilase. CO2 yang ditambahkan ke piruvat untuk membentuk oksaloasetat
dibebaskan oleh fosfoenolpiruvat karboksikinase, dan dihasilkan fosfoenolpiruvat. Langkah
selanjutnya terjadi di sitosol. Fosfoenolpiruvat membalikkan langkah pada glikolisis untuk
membentuk gliseraldehida 3 fosfat. Untuk setiap molekul gliseral dehida 3 fosfat yang terbentuk,
satunya diubah menjadi dihidroksiaseton fosfat (DHAP). Keduanya kemudian berkondensasi
untuk membentuk fruktosa 1,6 – bifosfat melalui kebalikan dari reaksi aldolase. Enzim 1,6-
bifosfatase membebaskan fosfat inorganic dari fruktosa 1,6-bifosfat untuk membentuk fruktosa
6-fosfat. Selanjutnya fruktosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh isomerase yang
sama dengan isomerase yang digunakan pada glikolisis. Glukosa 6 fosfatase memutuskan fosfat
inorganic dari glukosa 6-fosfat dan membebaskan glukosa bebas untuk masuk ke dalam darah. (

LO. 3 PROSES LIPOLISIS

Otot, sel-sel hati, dan jaringan adiposa secara rutin mengkatalisis asam lemak dari
trigliserida untuk membentuk ATP. Pertama, trigliserida diubah menjadi gliserol dan asam lemak
yaitu proses yang disebut dengan lipolisis. Gliserol dan asam lemak hasil dari lipolisis dikatalisis
melalui jalur yang berbeda (Gambar20.5). Gliserol diubah oleh sel-sel tubuh menjadi
gliseraldehida 3-fosfat. Jika pasokan ATP pada sel tinggi, gliseraldehida 3-fosfat akan diubah
menjadi glukosa, contohnya pada glukoneogenesis. Sedangkan jika pasokan ATP pada sel
rendah, gliseraldehida akan memasuki jalur katabolisme menjadi asam piruvat. Lipolisis
dikatalisis oleh enzim lipase. Epinefrin dan norepinefrin merangsang pengubahan trigliserida
menjadi asam lemak dan gliserol. Hormon-hormon ini dilepaskan ketika aktifitas saraf simpatis
meningkat, contohnya pada saat olah raga. (Tortora, 2005)

17
Asam lemak dikatabolisme secara berbeda dari gliserol dan menghasilkan lebih banyak
ATP. Tahap pertama katabolisme asam lemak adalah oksidasi beta, yang terjadi pada matrix
mitokondria. Enzim lipase memutuskan dua atom karbon pada saat rantai panjang atom karbon
menyusun asam lemak dan menghasilkan fragmen dua karbon untuk berikatan dengan koenzim
A, membentuk asetil-koA. Kemudian asetil-koA masuk ke dalam siklus krebs. 16-karbon asam
lemak seperti asam palmitat dapat menghasilkan 129 ATPs dalam oksidasi sempurna, melalui
oksidasi beta, siklus krebs, dan transpor elektron. Pada bagian dari metabolisme asam lemak
normal, hepatosit dapat mengambil dua molekul asetil-koA pada saat yang sama dan
memadatkan dua molekul ini membentuk asam asetoasetat. (Tortora, 2005)

Dalam kondisi metabolik dengan laju oksidasi asam lemak yang tinggi, hati
menghasilkan banyak asetoasetat dan D(-)-3-hidroksibutirat (beta-hidroksibutirat). Asetoasetat
secara terus-menerus mengalami dekarboksilasi spontan untuk menghasilkan aseton. Ketiga zat
ini secara kolektif dikenal sebagai badan keton. (Harper, 2014)

Hormon yang mempengaruhi lipolisis

18
Laju pengeluaran asam lemak bebas dari jaringan adiposa dipengaruhi oleh banyak
hormon yang memengaruhi laju esterifikasi atau laju lipolisis. Insulin menghambat pembebasan
asam lemak bebas dari jaringan adiposa yang diikuti oleh penurunan asam lemak bebas dalam
plasma. Hormon ini meningkatkan lipogenesis dan sintesis asilgliserol serta meningkatkan
oksidasi glukosa menjadi Co2 melalui jalur pentosa fosfat. Efek utama insulin di jaringan
adiposa adalah menghambat aktivitas lipase peka-hormon, yang tidak hanya mengurangi
pembebasan asam lemak bebas, tetapi juga gliserol. Jaringan adiposa jauh lebih peka terhadap
insulin ketimbang banyak jaringan lain. (Harper, 2014)

Terdapat hormon-hormon lain yang mempercepat pengeluaran asam lemak bebas dari
jaringan adiposa dan meningkatkan kadar asam lemak bebas di dalam plasma dengan
meningkatkan laju lipolisis simpanan triasilgliserol. Hormon-hormon ini mencakup epinefrin,
norepinefrin, glukagon, hormon adrenokortikotropik (ACTH), alpha dan betha-MSH
(melanocyte stimulating hormon), thyroid stimulating hormone (TSH), hormon pertumbuhan
(GH), dan Vasopresin. Banyak hormon ini yang mengaktifkan lipase peka-hormon, Agar
efeknya optimal, sebagian besar proses lipolitik ini memerlukan keberadaan glukokortikoid dan
hormon tiroid. Hormon-hormon ini bersifat fasilitatorik atau permisif dalam kaitannya dengan
faktor endokrin lipolitik lainnya. (Harper, 2014)

LO. 4 PROSES KETOGENESIS

Ketogenesis adalah proses pembentukan badan keton yang merupakan kelanjutan dari
proses oksidasi asam lemak (oksidasi-β). Ketogenesis terjadi apabila kadar asam lemak dalam
darah meningkat, yaitu selama berpuasa, kelaparan yang berkepanjangan atau akibat makanan
tinggi lemak rendah karbohidrat.
Tiga senyawa: betahidroksi butirat, aseto-asetat, dan aseton dinamakan benda keton.
Ketiganya bersifat asam dan oleh hepar dikeluarkan ke dalam darah untuk dibawa ke otot skelet
untuk dioksidasi lebih lanjut untuk menghasilkan energy. Keadaan ini terjadi pada saat puasa
atau kelaparan dengan mekanisme “glucose-fatty acids-keton bodies cycle”, dengan tujuan
menghemat pemakaian glukosa dan protein untuk bahan bakar penghasil energy. (Diktat
Metabolisme Lemak :23)
Di banyak jaringan,unit asetil KoA memadat membentuk astoasetil KoA. Didalam hati,
mengandung suatu deasilase (tidak seperti jaringan lain), terbentuk asetoasetat bebas. Asam β-

19
keto ini diubah menjadi β-hidroksibutirat dan aseton, dan kerena sulit untuk di metabolisasi
didalam hati, senyawa-senyawa ini berdifusi ke dalam sirkulasi. Asetoasetat juga dibentuk
didalam hati melalui pembentukan 3-hidroksi-3-metilglutaril-KoA, dan jalur ini secara
kuantitatif lebih penting daripada deasilasi. Betahidroksi butirat, aseto-asetat, dan aseton
dinamakan benda keton. Jaringan selain hati seperti otot memindahkan KoA dari suksini KoA
ke asetoasetat dan memetabolisasi asetoasetat “aktif” menjadi CO2 dan H2O melalui siklus asam
sitrat. Badan keton juga di metabolisasi melalui jalur lain. Aseton dapat dikeluarkan melalui
urine dan udara ekpirasi. (Ganong, 2013)
Kadar keton dalam darah normal manusia adalah rendah (sekitar 1 mg/dL) dan kurang
dari 1 mg di ekskresi per 24 jam, karena keton normalnya dimetabolisme sama cepatnya dengan
pembentukannya. (Ganong, 2013)

Ketogenesis diatur oleh tiga tahap, yaitu :

a. Ketosis tidak terjadi in vivo, kecuali jika terjadi peningkatan kadar asam lemak bebas
dalam darah yang berasal dari lipolisis triasilgliserol di jaringan adipose. Asam
lemak bebas adalah perkursor badan keton di hati. Hati, baik dalam keadaan
kenyang maupun puasa, mengekstraksi sekitar 30% asam lemak bebas yang
melewatinya sehingga pada konsentrasi tinggi, aliran asam lemak yang melewati hati
cukup banyak. Karena itu, faktor-faktor yang mengatur mobilisasi asam lemak dari
jaringan adipose penting untuk mengontrol ketogenesis.
b. Seiring dengan meningkatnya konsentrasi asam lemak bebas pada keadaan lapar,
asetil-KoA karboksilase dihambat secara langsung oleh asil-KoA, dan (malonil-
KoA)menurun, yang membebaskan inhibisi terhadap CPT-I dan memungkinkan lebih
banyak asil-KoA yang mengalami oksidasi beta. Proses ini diperkuat dalam keadaan
kelaparan oleh menurunnya rasio (insulin/glucagon)
c. Asetil-KoA yang dibentuk dalam oksidasi beta dioksidasi dalam siklus asam sitrat
atau memasuki jalur ketogenesis untuk membentuk badan keton. Seiring dengan
meningkatnya kadar asam lemak bebas serum, semakin banyak asam lemak bebas
yang diubah menjadi badan keton dan semakin sedikit yang dioksidasi melalui siklus
asam sitrat menjadi karbon dioksida. (Harper : 198-200)

20
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari hasil diskusi kelompok kecil modul 3 blok 4 ini, kami dapat menyimpulkan bahwa
Pada saat kita berpuasa atau kelaparan, akan mengakibatkan kadar glukosa dalam darah akan
menurun, maka bahan-bahan metabolik yang tersimpan akan dipakai terutama pertama kali
adalah bentuk cadangan glukosa yang dalam bentuk glikogen. Sehingga glukosa dalam darah
dipertahankan stabil. Tetapi lain halnya pada saat tubuh sangat kelaparan dan kekurangan bahan
metabolik yang disimpan sehingga tubuh harus mengkonversi berbagai bahan-bahan non
karbohidrat menjadi glukosa sehingga suplay glukosa untuk sel darah merah dan sel-sel otak.
Pada keadaan ini, protein dan lemak diubah menjadi glukosa guna mengembalikan kadar glukosa
darah kembali jadi normal dan juga untuk menghasilkan ATP, baik itu melalui mekanisme
glikogenolisis, ketogenesis, dan glukoneogenesis

3.2 SARAN

Dengan hasil laporan kami ini, kami meminta saran dari dosen-dosen yang mengajar baik
sebagai tutor maupun dosen yang memberikan materi kuliah, dari rekan-rekan angkatan 2014
dan dari berbagai pihak demi kesempurnaan laporan ini.. Semoga laporan ini dapat berguna
untuk proses pembelajaran

21
DAFTAR PUSTAKA

Guyton, A., & Hall, E. J. (2012). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Murray, R. (2013). Biokimia Harper (27 ed.). Jakarta: EGC.

Tortora GJ, Derrickson BH. (2009). Principles of anatomy and physiology 12th ed. Asia: John
Wiley & Sons.

Mark, Dawn B, Allan D. Mark, Collen M. Smith. (2014). Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta:
EGC.

Ganong, William F. (2010). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

22

Anda mungkin juga menyukai