Anda di halaman 1dari 43

L A B O R ATO R I U M / S M F K E D O K T E R A N

I L M U R E H A B I L I TA S I M E D I K
FA K U LTA S K E D O K T E R A N
U N I V E R S I TA S M U L AWA R M A N

C E R E B R A L PA L S Y

PEMBIMBING :
D R . WA O D E S R I N I K M A T I A H , S P . K F R
A B D U L H A K A M A S YA FA Q
1910027003
LATAR BELAKANG
• Cerebral palsy (CP) : mengganggu perkembangan otak
dan menunjukkan kelainan posisi, tonus otot dan
koordinasi otot, serta kelainan neurologis lainnya

• Di dunia prevalensi CP berkisar dari 1,5 hingga lebih


dari 4 per 1.000 kelahiran hidup

• Di Indonesia 1 – 5 per 1.000 kelahiran hidup


• Laki–laki
• Pada anak pertama
• Pada bayi berat badan lahir rendah
• Kelahiran kembar
• Umur lebih dari 40 tahun
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI CP
• Cerebral palsy (CP) adalah gangguan yang bersifat
tidak progresif dan permanen yang disebabkan oleh
kerusakan atau cedera pada otak, sehingga
menyebabkan disabilitas
Prenatal  Congenital brain malformations
 Infeksi Intrauterine
 Stroke Intrauterine
 Chromosomal abnormalities
 Kelahiran yang berulang
 Kondisi ibu yang mengalami retardasi mental, kejang, &
hipertiroidisme

ETIOLOGI & Perinatal 



Prematur < 32 minggu
Bayi berat lahir rendah < 2500 gr

FAKTOR RESIKO  Hypoxic-ischemic


Central nervous system (CNS) infections
CP

 Perdarahan Intrakranial
 Kernicterus
 Kejang
Postnatal • Trauma
• CNS infections
• Perdarahan intrakranial
 Koagulopati
KLASIFIKASI CP
Tipe Spastik
• Hiperrefleksia
• Klonus ( normal ada klonus pada neonatus ) 
• Refleks Babinski positif ( abnormal setelah usia 2 tahun )
• Refleks primitif yang menetap
• Overflow reflexes seperti crossed adductor
Tipe diskinetik ditandai dengan adanya gerakan
ekstrapiramidal.
• Atetosis : Pelan, writhing, gerakan involunter
terutama di bagian distal ekstremitas
• Chorea : Gerakan tiba-tiba, tidak teratur, gerakan
biasanya terjadi di kepala, leher dan ekstremitas.
• Choreoatetoid : Kombinasi gerak atetosis dan chorea,
pada umumnya didominasi oleh gerak atetosis.
• Distonia : Pelan, gerakan ritmik dengan tonus otot yang
berubah-ubah ditemukan pada ekstremitas, postur
abnormal.
• Ataxia : Koordinasi dan keseimbangan jelek, sering
berhubungan dengan nistagmus, dismetria dan pola jalan
yang wide base, jarang terjadi kontraktur
GROSS MOTOR CLASSIFICATION
SYSTEM
GEJALA DAN TANDA CP
• kurangnya koordinasi otot,
• kaku otot,
• berjalan tidak teratur dengan menyeret satu kaki,
• drooling,
• kesulitan menelan,
• kesulitan berbicara
• tremor.
DIAGNOSA CP

• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan penunjang
ANAMNESIS
• Prenatal
• Perinatal
• Riwayat perkembangan
• Informasi umum
PEMERIKSAAN FISIK

• Pemeriksaan muskuloskeletal
• Pemeriksaan neurologis
- Asesmen tonus otot.
- Asesmen reflek dan postur.
• Keseimbangan, duduk dan pola jalan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Tes Laboratorium dan tes pencitraan neurologis
General Movements Assessment (GMA) mengamati kualitas gerakan
spontan pada bayi saat berbaring terlentang.
The Hammersmith Infant Neurological Exam (HINE) adalah
penilaian neurologis standar yang dapat diberikan antara usia 2 dan
24 bulan.
• Electroencephalography (EEG)
• Evoked Potentials/electrodiagnosis
MASALAH
PENYERTA
MANAJEMEN CP

• Intervensi harus berfokus pada peningkatan kualitas hidup dan


mengurangi beban disabilitas
• Setelah diagnosis dibuat, intervensi rehabilitasi segera mulai.
Tujuannya :
- Memperbaiki fungsi
- Mengembangkan fungsi kompensasi
- Mencapai kemandirian dalam aktifitas sehari-hari, sekolah, kerja
dan kehidupan sosial.
• Intervensi dini hasilnya baik dalam :
• perkembangan motorik,
• kognitif,
• penerimaan anak di dalam keluarga,
• keterampilan interpersonal,
• masalah kesehatan lebih stabil,
• memaksimalkan kemampuan untuk mandiri dan produktif saat
dewasa
• Ortesa dapat membantu memperbaiki gait saat ambulasi. Ortesa
diberikan untuk memberi support, membatasi gerak, memperbaiki
fungsi dan mencegah deformitas
• Obat oral dan injeksi (misalnya, botulinum toksin)
digunakan untuk mengobati kelainan tonus, nyeri,
dan kondisi komorbiditas.
• Tindakan bedah juga dapat dilakukan dan rehabilitasi
berperan penting pasca operasi dengan sasaran :
- Memperbaiki luas gerak sendi
- Meningkatkan kekuatan otot
- Memperbaiki kontrol motorik
- Mengurangi nyeri
- Mengurangi spastisitas
- Mencegah kembalinya deformitas
PROGNOSIS CP

• Indikator prognostik yang baik untuk berjalan mandiri adalah duduk


pada usia 24 bulan dan merangkak pada usia 30 bulan.
• Indikator prognostik yang buruk untuk berjalan termasuk tidak
dapat mencapai keseimbangan kepala pada usia 20 bulan, refleks
primitif dipertahankan atau refleks postural pada usia 24 bulan, dan
tidak merangkak pada usia 5 tahun
LAPORAN KASUS
ANAMNESIS
• Identitas Pasien
• Nama : An. Juna Aryan Anaqi
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Tanggal Lahir : 13 Januari 2015
• Umur : 4 tahun 10 bulan
• Agama : Islam
• Nomor RM : 83.22.30
• Data Orang tua
• Nama : Puji Winarti
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Umur : 35 tahun
• Pekerjaan : IRT
• Pendidikan : SMA
• Alamat : Desa Sumber Sari Kecamatan Sebulu Kutai
Kartanegara
• Agama : Islam
• Latar Belakang Pasien
• Susunan Keluarga
Anak kedua dari dua bersaudara, saudara pasien berjenis kelamin
laki-laki dan berumur 16 tahun.
• Riwayat Kehamilan
Pasien dikandung cukup bulan yaitu, 9 bulan. Selama kehamilan ibu
pasien rutin memeriksakan kehamilannya ke bidan. Ketika kehamilan
di bulan ke-7 saat diperiksa dengan USG terlihat ada masalah pada
bagian kepala pasien yaitu, microchepalica. Selama kehamilan pasien
hanya mengeluhkan mual dan nafsu makan baik.
• Riwayat Persalinan
Pasien dilahirkan normal di bidan, setelah lahir bayi langsung
menangis. Berat badan bayi saat lahir 3.500 kg.
• Riwayat Post Persalinan
Satu bulan setelah lahir pasien dibawa ke Rumah Sakit Parikesit
Tenggarong karena kejang demam, setelah itu dirujuk ke Rumah
Sakit Dirgahayu dan kemudian ke RSUD Abdul Wahab Sjahranie
untuk dilakukan pemeriksaan CT-Scan dan didapatkan hasilnya yaitu,
microchepalica.
• Keluhan Utama
Orang tua pasien membawa pasien ke rumah sakit karena kejang dan
pasien belum mampu melakukan aktivitas seperti anak lainnya.
• Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dibawa ibunya ke RSUD AWS untuk dilakukan pemeriksaan
CT-Scan yang didapatkan hasilnya yaitu, microchepalica. Oleh dokter
spesialis anak, pasien juga mengalami bentuk kelainan kepala yaitu
craniosynotosis dan hidrosefalus. Kemudian pasien dikonsulkan ke
bedah saraf untuk dilakukan operasi VP shunt. Pada tahun 2017 pasien
dikonsulkan ke dokter spesialis spesialis THT dan spesialis mata
Setelah dikonsulkan, pasien mengikuti terapi di rehabilitasi medik
berupa terapi okupasi, terapi wicara, dan fisioterapi.
• Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada kelurga pasien yang menderita penyakit serupa
• Riwayat Pengobatan
Mengonsumsi asam valproate (obat antikejang) dan lioresal (obat antispastic).
• Anamnesis Sistem
– Kepala : microchepalica dan hidrosefalus
– Mata : pasien tidak bisa melihat
– Telinga : tuli ringan pada telinga kanan dan kiri
– Kardiovaskuler : tidak ada keluhan
– Respirasi : tidak ada keluhan
– Gastrointetinal: tidak ada keluhan
– Urogenital : tidak ada keluhan
– Muskuloskeletal : spastik pada ekstremitas bagian atas dan bawah
• Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 90/70 mmHg
Nadi : 90x/menit
Pernapasan : 27x/menit
Berat badan : 25 kg
Panjang badan : 96 cm
PEMERIKSAAN FISIK
• Kepala Leher
Kepala : microchepalica, terdapat bekas luka operasi post VP shunt
Mata : anemis (-/-), ikterik (-/-), pupil isokor, reflek cahaya (+/+)
Hidung : pernapasan cuping hidung (-)
Mulut : sianosis (-), drooling
Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)
• Paru
Inspeksi :bentuk dan besar dada normal, tampak simetris, pergerakan
simetris, retraksi supra sternum (-), retraksi supraclavicula (-)
Palpasi : gerakan napas simetris D=S
Perkusi : sonor di seluruh lapangan paru
Auskultasi : vesikular di seluruh lapangan paru
• Jantung
Inspeksi : pulsasi ictus kordis tidak terlihat
Palpasi : pulsasi iktus kordis teraba lemah
Auskultasi : suara jantung 1 2 tunggal reguler
• Abdomen
Inspeksi : massa (-), organomegali (-)
Palpasi : soefl, massa (-), organomegaly (-)
Perkusi : timpani, acites (-)
Auskultasi : bising usus (+) kesan normal
• Ekstremitas
Ekstremitas superior : spastik (+/+), akral hangat, pucat (-/-) edema
(-/-), CRT < 2 detik
Ekstremitas inferior : spastik (+/+), akral hangat, pucat (-/-), edema
(-/-), CRT < 2 detik.
• Manual Muscle Testing : tidak dilakukan
• Range of Motion : tidak dilakukan
• Pemeriksaan Neurologis
• Reflex Fisiologis
• Bisep (3+/3+)
• Trisep (3+/3+)
• Patella (2+/2+)
• Achilles (2+/2+)
• Reflex Patologis
• Hoffman (-/-)
• Tromner (-/-)
• Babinski (-/-)
• Reflex Postural
• Duduk (-), berdiri (-), berjalan(-)
• Nervus Kranialis : tidak dilakukan pemeriksaan
• Pemeriksaan Sensoris: tidak dilakukan pemeriksaan
• Kognitif, Intrapersonal, dan Interpersonal
Kognitif : Tidak dapat dinilai
Intrapersonal : Pasien tidak merespon ketika dipanggil
Interpersonal : Pasien belum bisa bersikap kooperatif dengan baik
• Kemampuan fungsional dan Lingkungan Aktivitas
Kemampuan fungsional dasar
Pasien belum mampu duduk, berdiri dan berjalan. Kontak mata (-)
Aktifitas fungsional
Pasien belum mampu melakukan gerakan fungsional misalnya
minum, makan, dan berpakaian
• Diagnosis
Cerebral Palsy
• Diagnosis Fungsional
- Impairment
Spastik pada ekstremitas atas dan bawah, global development delay, dan
drooling
- Disabilitas
Tidak dapat melakukan aktivitas secara mandiri, tidak dapat duduk dan
berdiri, tidak dapat melakukan ambulasi, dan tidak dapat berkomunikasi
dengan baik
- Handicap
Tidak ada
• Goals 
– Jangka pendek : mengoptimalkan kondisi yang ada dan
mampu mencapai keterampilan baru
– Jangka menengah : mampu mengontrol kepala, duduk, berdiri
dan berjalan
– Jangka panjang : meningkatkan kualitas hidup dan menurunkan
beban disabilitas
Cerebral Palsy

Body Function Activity Participation


 Spastik pada ekstremitas atas Tidak dapat melakukan aktivitas  Tidak dapat bermain dengan
dan bawah, secara mandiri teman seusianya
 Global development delay Tidak dapat duduk, berdiri, dan  Tidak dapat bersekolah sesuai
• Drooling berjalan usianya
 
Tidak dapat berkomunikasi
 

Environmental factors Personal factors


 Dukungan terapi dari keluarga sangat Laki-laki
besar
Umur 4 tahun 10 bulan
 Merupakan pasien bpjs yang rutin
melakukan terapi di poli rehabilitasi Tidak bersekolah
medik (fisioterapi, terapi okupasi, dan  
terapi wicara)
No  
1. Problem List Belum mampu melakukan aktivitas Kejang
2. Assesment Cerebral Palsy Epilepsi
3.
Planning Diagnostic Reevaluasi pemeriksaan refleksi fisiologis Pemeriksaan EEG
Reevaluasi pemeriksaan spastisitas
Reevaluasi pemeriksaan koordianasi

4. Farmakologi : Farmakologi :
Planning Terapi
Mengonsumsi lioresal (obat antispastic) Mengonsumsi asam valproate (obat
Non-Farmakologi : antikejang)
Rutin melakukan terapi di Rehabilitasi Medik  
(fisioterapi, okupasi terapi dan terapi wicara) Non farmakologi :
  -

5.
Planning Monitoring Monitoring perkembangan motorik Monitoring EEG
Monitoring keterampilan baru
Monitoring MMT dan ROM
6. Edukasi tentang penyakit dan kondisi pasien
Edukasi Edukasi tentang penyakit dan kondisi
pasien kepada keluarga kepada keluarga
Edukasi rencana pengobatan Edukasi rencana pengobatan
Edukasi asupan makanan
Edukasi asupan makanan
 
Edukasi untuk rutin terapi di rehabilitasi
medik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai