PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Glukoneogenesis merupakan istilah yang digunakan untuk mencakup
semua mekanisme dan lintasan yang bertanggung jawab untuk mengubah
senyawa nonkarbohidrat menjadi glukosa atau glikogen. Subtrat utama bagi
glukoneogenesis adalah asam amino glukogenik, laktat, gliserol dan
propionat. Hati dan ginjal merupakan jaringan utama yang terlibat, Karena
kedua organ tersebut mengandung komplemen enzim-enzim yang diperlukan
(Refika, 2013).
Glukoneogenesis ini adalah sintesis glukosa dari senyawa bukan
karbohidrat, contohnya asam laktat dan beberapa asam amino. Karena
senyawa yang digunakan bukan karbohidrat, maka sumber karbonnya adalah
sejumlah senyawa glukogenik terutama berasal dari asam amino-L, laktat
atau gliserol. Proses ini terjadi jika makanan yang dimakan tidak cukup
mengandung D-glukosa yang dapat menyebabkan turunnya kadar glukosa
darah (Refika, 2013).
Glukoneogenesis memenuhi kebutuhan tubuh akan glukosa pada saat
karbohidrat tidak tersedia dalam jumlah yang cukup di dalam makanan.
Pasokan glukosa yang terus menerus diperlukan sebagai sumber energi,
khususnya bagi sistem syaraf dan eritrosit. Kegagalan pada Glukoneogenesis
biasanya berakibat fatal. Kadar glukosa darah di bawah nilai yang kritis akan
menimbulkan disfungsi otak yang dapat mengakibatkan koma dan kematian
(Murray dkk, 2003)
Glukosa juga dibutuhkan di dalam jaringan adiposa sebagai sumber
gliserida-gliserol, dan mungkin mempunyai peran di dalam mempertahankan
kadar intermediat pada siklus asam sitrat dibanyak jaringan tubuh. Bahkan
dalam keadaan lemak memasok sebagian besar kebutuhan kalori bagi
organisme tersebut, selalu terdapat kebutuhan basal tertentu akan glukosa.
Glukosa merupakan satu-satunya bahan bakar yang yang memasok energi
bagi otot rangka pada keadaan anaerob. Unsur ini merupakan prekursor gula
susu (laktosa) di kelenjar payudara dan secara aktif diambil oleh janin
(Refika, 2013).
Selain itu, mekanisme glukoneogenik dipakai untuk membersihkan
berbagai produk metabolisme jaringan lainnya dari darah, misal laktat yang
dihasilkan oleh otot dan eritrosit, dan gliserol yang secara terus-menerus
diproduksi oleh jaringan adipose. Propionat, yaitu asam lemak glukogenik
utama yang dihasilkan dalam proses digesti karbohidrat oleh hewan pemamah
biak, merupakan substrat penting untuk Glukoneogenesis di dalam tubuh
spesies ini (Refika, 2013).
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk
mengkaji lebih lanjut mengenai glukoneogenesis.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah ditemukan, dapat
dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengertian glukoneogenesis?
2. Bagaimana jalur glukoneogenesis?
3. Bagaimana pengaturan glukoneogenesis?
4. Bagaimana reaksi-reaksi glukoneogenesis?
5. Bagaimana prekursor glukoneogenesis?
6. Bagaimana glikolisis dan glukoneogenesis mempunyai lintasan yang
sama tetapi arahnya berbeda?
7. Bagaimana glukosa darah berasal dari makanan glukoneogenesis dan
glikogenolisis?
8. Bagaimana peran glukoneogenesis dalam tubuh?
9. Bagaimana patofisiologi glukoneogenesis?
10. Bagaimana hormon yang mempengaruhi glukosa?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian glukoneogenesis
2. Untuk mengetahui jalur glukoneogenesis
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah sintesis glukosa dari senyawa bukan
karbohidrat, contohnya asam laktat dan beberapa asam amino. Karena
senyawa yang digunakan bukan karbohidrat, maka sumber karbonnya adalah
sejumlah senyawa glukogenik terutama berasal dari asam amino-L, laktat
atau gliserol. Proses ini terjadi jika makanan yang dimakan tidak cukup
mengandung D-glukosa yang dapat menyebabkan turunnya kadar glukosa
darah.
D-glukosa harus dibentuk karena senyawa ini penting untuk fungsi
sebagian besar sel dan mutlak dibutuhkan oleh sistem syaraf dan eritrosit.
Jalur metabolisme ini terjadi terutama di hati dan ginjal, tetapi
glukoneogenesis secara fisiologis tidak berarti dalam otot karena otot tidak
mempunyai enzim glukosa 6-fosfatase yang mengubah glukosa 6-fosfat
menjadi glukosa untuk dilepaskan ke darah. Proses glukoneogenesis
berlangsung terutama dalam hati. Asam laktat yang terjadi pada proses
glikolisis dapat dibawa oleh darah ke hati. Di sini asam laktat diubah menjadi
glukosa kembali melalui serangkaian reaksi dalam suatu proses yaitu
glukoneogenesis (pembentukan gula baru).
Glukoneogenesis yang dilakukan oleh hati atau ginjal, menyediakan
suplai glukosa yang tetap. Kebanyakan karbon yang digunakan untuk sintesis
glukosa akhirnya berasal dari katabolisme asam amino. Laktat yang
dihasilkan dalam sel darah merah dan otot dalam keadaan anaerobik juga
dapat berperan sebagai substrat untuk glukoneogenesis. Glukoneogenesis
mempunyai banyak enzim yang sama dengan glikolisis, tetapi demi alasan
termodinamika dan pengaturan, glukoneogenesis bukan kebalikan dari proses
glikolisis. karena ada tiga tahap reaksi dalam glikolisis yang tidak reversibel,
artinya diperlukan enzim lain untuk reaksi kebalikannya.
Dengan adanya tiga tahap reaksi yang tidak reversible tersebut, maka
proses glukoneogenesis berlangsung melalui tahap reaksi lain, yaitu:
1. Glukokinase = Glukosa + ATP Glukosa-6-fosfat + ADP
2. Fosfofruktokinase = Fruktosa-6-fosfat + ATP fruktosa-1,6-difosfat + ADP
3. Piruvatkinase = Fosfenol piruvat + ADP asam piruvat + ATP
Fosfenolpiruvat dibentuk dari asam piruvat melalui pembentukan asam
oksalo asetat.
a. Asam piruvat + CO2 + ATP + H2O asam oksalo asetat + ADP + fosfat
+ 2H
b. Oksalo asetat + guanosin trifosfat fosfoenol piruvat + guanosin difosfat
+ CO2
Reaksi (a) menggunakan katalis piruvatkarboksilase dan reaksi (b)
menggunakan fosfoenolpiruvat karboksilase. Fruktosa-6-fosfat dibentuk
dari fruktosa-1,6-difosfat dengan cara hidrolisis oleh enzim fruktosa1,6-difosfatase
Fruktosa-1,6-difosfat + fosfenolpiruvat + ADP + GDP + fosfat + 2
Glukosa dibentuk dengan cara hidrolisis glukosa-6-fosfat dengan
katalis glukosa-6-fosfatase
Glukosa-6-fosfat + glukosa + fosfat
Enzim
glikolitik
yang
terdiri
dari
glukokinase,
membentuk
jadi
membalik
reaksi
yang
dikatalisis
oleh
10
Gambar 3 Glukoneogenesis Dari Bahan Protein (Dalam hal ini protein telah
dipecah menjadi berbagai macam asam amino) (Murray dkk,
2003)
11
substrat
masuk
ke
glukoneogenesis
dan
alosterik
menghambat
mengaktifkan
piruvat
piruvat
dehidrogenase.
karboksilase
Oleh
karena
dan
itu,
diperantarai
12
oleh
senyawa
yang
baru
bisfosfat
secara
alosterik
mengaktifkan
bila
glukosa
glukoneogenesis
banyak
dihambat.
maka
Bila
glikolisis
kadar
aktif
glukosa
dan
turun,
fosfoenolpiruvat
karboksinase,
mengatalisis
konversi
C.
D.
14
15
empat
substrat
yang
berfungsi
sebagai
precursor
16
yang terbentuk dari katabolisme asam amino ini maupun dari glikolisis harus
diangkut ke hati sebelum digunakan dalam sintesis glukosa.
Siklus Cori adalah salah satu cara untuk pengangkutan ini, yaitu
dengan mengubah piruvat menjadi laktat di otot dan mengubahnya
kembali menjadi piruvat dalam sel hati. Siklus alanine - glukosa adalah
sistem transportasi yang sama. Piruvat dapat menerima suatu gugus amino
dari asam -amino, seperti glutamat, membentuk alanin melalui proses
transaminasi.
Alanin mengalami transaminasi dengan - ketoglutarat saat menuju
hati, membentuk kembali piruvat untuk glukoneogenesis. Aspartat juga
merupakan prekursor glukosa. Aspartat adalah pemberi gugus amino
dalam siklus urea, jalur yang menghilangkan kelebihan nitrogen dari sel.
Aspartat diubah menjadi fumarat dalam siklus urea. fumarat yang
terhidrasi dengan malat, dioksidasi menjadi oksaloasetat. Selain itu,
transaminasi aspartat dengan - ketoglutarat langsung menghasilkan
oksaloasetat.
Dari semua asam amino yang dapat diubah untuk intermediet
glikolitik (molekul disebut sebagai glucogenic) ,alanin mungkin yang
paling penting.Saat berolahraga otot menghasilkan sejumlah besar piruvat,
beberapa molekul diubah ke alanin oleh reaksi transaminasi yang
melibatkan glutamate.
3. Gliserol
Gliserol dari metabolisme lemak dalam jaringan adiposa, diangkut
ke hati dalam darah kemudian diubah menjadi gliserol - 3 - fosfat oleh
gliserol kinase yang hanya ada dalam hati. Oksidasi gliserol - 3 - fosfat
untuk membentuk DHAP terjadi ketika konsentrasi NAD+ sitoplasma
relatif tinggi.
4. Propionate dan Laktat
Pada sapi, domba, jerapah, rusa, dan unta, propionat dan laktat yang
dihasilkan oleh mikroorganisme dalam rumen (lambung berbilik) yang diserap
dan masuk ke jalur glukoneogenesis. Propionat diubah menjadi propionil KoA
17
lalu menjadi suksinil CoA. Suksinil CoA adalah perantara dari siklus asam sitrat
yang dapat dimetabolisme menjadi oksaloasetat. Laktat dari rumen dioksidasi
menjadi piruvat.
18
19
Tabel 1 Enzim Enzim Pengatur Dan Adaptif Pada Tikus (Terutama Hati)
Aktivitas Pada
Pemberian
Kelaparan dan
Penginduksi
Karbohidrat
diabetes
Enzim-enzim pada glikogenesis, glikolisis & Oksidasi piruvat
Sistem glikogen
Insulin
sintase
Represor
Aktivator
Inhibitor
Insulin
Glukosa 6fosfat
Glukagon
(cAMP)
fosforilase,
glikogen
Glukosa-6 Fosfat1
AMP,
Fruktosa-6fosfat, p
fruktosa 2, 6bisfosfat
Fruktosa 1,6bisfosfat1
insulin
Asam sitrat
(lemak badan
keton)1 ATP1
glukagon (cAMP)
Heksokinase
Glukokinase
Insulin
Glukagon
(cAMP)
Fosfofruktokinase1
Insulin
Glukagon
(cAMP)
Piruvat kinase
Insulin,
fruktosa
Glukagon
(cAMP)
Piruvat
dehidrogenase
KoA, NAD,
Insulin2, ADP,
piruvat
20
ATP, Alanin,
glukagon
(cAMP),
epinefrin
Asetil-KoA,
NADH, ATP
(asamlemak,
badan keton)
Enzim-enzim gluconeogenesis
Piruvat
Karboksilase
Glukortiroid,
glukagon,
epinefrin
(cAMP)
Glukortiroid,
glukagon,
epinefrin
(cAMP)
Insulin
Asetil KoA
Insulin
Glukagon?
Fruktosa 1,6bisfosfat
Glukortiroid,
glukagon,
epinefrin
(cAMP)
Insulin
Glukagon
(cAMP)
Glukosa-6fosfatase
Glukortiroid,
glukagon,
epinefrin
(cAMP)
Insulin
Fosfoenolpiruvat
karboksikinase
21
ADP1
1
2
Enzim Malat
Insulin
ATP-Sitratliase
Asetil-KoA
Karboksilase
Insulin
Insulin?
Asam lemak
sintase
Insulin?
Alosentrik
Di Jaringan adipose di hati
22
Sitrat , insulin
ADP
Asil KoA rantai
panjang, CAMP,
Glukagon
23
dengan transminasi menjadi alanin, lalu transpor alanin ke hati, dan kemudian
diikuti oleh glukoneogenesis kembali menjadi glukosa. Pemindahan neto
nitrogen amino dari otot ke hati dan energi bebas dari hati ke otot dengan
demikian bisa terlaksana. Energi yang diperlukan untuk sintesis glukosa di
hati dari piruvat berasal dari oksidasi asam-asam lemak. Glukosa juga
dibentuk dari glikogen hati melalui glikogenilisis.
2.8 Peran Glukoneogenesis Dalam Tubuh
Proses mempertahankan kadar glukosa yang stabil di dalam darah
merupakan salah satu mekanisme homeostasis yang diatur paling halus dan juga
menjadi salah satu mekanisme dengan hati jaringan ekstrahepatik serta beberapa
hormon turut mengambil bagian. Sel-sel hati tampak dapat dilewati glukosa
dengan bebas (melalui transpoter GLUT 2), sedangkan sel-sel pada jaringan
ekstrahepatik, dan glukosa mengalami fosforilasi dengan cepat oleh heksokinase
pada saat masuk ke dalam sel. Sebaliknya, aktivitas enzim tertentu dan
konsentrasi beberapa intermediat yang penting mungkin memberi pengaruh yang
jauh lebih langsung terhadap pengambilan atau pengeluaran glukosa dari hati.
Walaupun begitu, konsentrasi glukosa di dalam darah merupakan factor penting
yang mengendalikan kecepatan ambilan glukosa baik di hati maupun jaringan
ekstrahepatik.
Peranan berbagai protein pengangkut glukosa, yang ditemukan pada
membran sel dengan masing-masing memiliki 12 buah wilayah transmembran,
diperlihatkan tabel 2
24
Fungsi
Ambilan glukosa
Ambilan
dan
pelepasan
glukosa yang cepat
Ambilan glukosa
Ambilan
glukosa
yang
dirangsang oleh insulin
Absorpsi glukosa
Ambilan aktif glukosa dari
lumen dan reabsorpsi glukosa
di tubulus proksimal ginjal
melawan gradien konsentrasi
Patofisiologi Glukoneogenesis
Hati dapat membuat glukosa melalui glukoneogenesis dan menggunakan
glukosa melalui glikolisis sehingga harus ada suatu sistem pengaturan yang
mencegah agar kedua lintasan ini bekerja serentak. Sistem pengaturan juga harus
menjamin bahwa aktivitas metabolik hati sesuai dengan status gizi tubuh yaitu
pembentukan glukosa selama puasa dan menggunakan glukosa saat glukosa
banyak. Aktivitas glukoneogenesis dan glikolisis diatur secara terkoordinasi
dengan cara perubahan jumlah relatif glukagon dan insulin dalam sirkulasi.
Bila kadar glukosa dan insulin darah turun, asam lemak dimobilisasi dari
cadangan jaringan adipose dan aktivitas -oksidasi dalam hati meningkat. Hal ini
mengakibatkan peningkatan konsentrasi asam lemak dan asetil-KoA dalam hati.
Karena asam amino secara serentak dimobilisasi dari otot, maka juga terjadi
peningkatan kadar asam amino terutama alanin. Asam amino hati diubah menjadi
piruvat dan substrat lain glukoneogenesis. Peningkatan kadar asam lemak, alanin,
dan asetil-KoA semuanya memegang peranan mengarahkan substrat masuk ke
glukoneogenesis dan mencegah penggunaannya oleh siklus asam sitrat. AsetilKoA secara alosterik mengaktifkan piruvat karboksilase dan menghambat piruvat
25
dehidrogenase. Oleh karena itu, menjamin bahwa piruvat akan diubah menjadi
oksaloasetat. Piruvat kinase dihambat oleh asam lemak dan alanin, jadi
menghambat pemecahan PEP yang baru terbentuk menjadi piruvat.
Pengaturan hormonal fosfofruktokinase dan fruktosa-1,6-bisfosfatase
diperantarai oleh senyawa yang baru ditemukan yaitu fruktosa 2,6-bisfosfat.
Pembentukan dan pemecahan senyawa pengatur ini dikatalisis oleh enzim-enzim
yang diatur oleh fosforilasi dan defosforilasi. Perubahan konsentrasi fruktosa2,6-bisfosfat sejajar dengan perubahan untuk glukosa dan insulin yaitu
konsentrasinya meningkat bila glukosa banyak dan berkurang bila glukosa
langka. Fruktosa-2,6- bisfosfat secara alosterik mengaktifkan fosfofruktokinase
dan menghambat fruktosa 1,6-bisfosfatase. Jadi, bila glukosa banyak maka
glikolisis aktif dan glukoneogenesis dihambat. Bila kadar glukosa turun,
peningkaan glukagon mengakibatkan penurunan konsentrasi fruktosa-2,6bisfosfat dan penghambatan yang sederajat pada glikolisis dan pengaktifan
glukoneogenesis.
2.10 Hormon Lain Yang Mempengaruhi Glukosa Darah
Kelenjar hipofisis anterior menyekresikan hormon yang
cenderung menaikkan kadar glukosa darah dengan demikian
mengatagonis kerja insulin. Hormon-hormon ini adalah hormon
pertumbuhan, ACTH (kortikotropin), dan mungkin pula preparat
hormon dengan prinsip diabetogonik lainnya. Sekresi hormon
pertumbuhan dirangsang oleh keadaan hipoglikemia. Hormon
pertumbuhan menutunkan ambilan glukosa di jaringan tertentu,
missal otot. Sebagian efek ini mungkin tidak langsung, karena
hormon pertumbuhan memobilisasi asam lemak bebas itu
sendiri menghambat penggunaan adiposa dan asam lemak
lemak bebas itu sendiri menghambat penggunaan glukosa.
Pemberian hormon pertumbuhan untuk jangka waktu lama akan
menimbulkan
keadaan
diabetes.
26
Dengan
menghasilkan
Peristiwa
ini
terjadi
akibat
peningkatan
perdarahan,
hipoksia,
hipoglikemia,
dll)
dan
akibat
tidak
adanya
enzim
glukosa-6-fosfatse,
glukosa
darah.
Terdapat
bukti-bukti
27
parien
hipertiroid
mengalami
penurunan
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
1. Glukoneogenesis adalah sintesis glukosa dari senyawa bukan karbohidrat.
Contohnya asam laktat dan beberapa asam amino.
2. Jalur glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein dijelaskan sebagai
berikut:
1. Lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak dan
gliserol. Asam lemak dapat dioksidasi menjadi asetil KoA. Selanjutnya asetil
KoA masuk dalam siklus Krebs. Sementara itu gliserol masuk dalam jalur
glikolisis.
2. Untuk protein, asam-asam amino penyusunnya akan masuk ke dalam
siklus Krebs.
3. Hati dapat membuat glukosa melalui glukoneogenesis dan menggunakan
glukosa melalui glikolisis sehingga harus ada suatu sistem pengaturan yang
mencegah agar kedua lintasan ini bekerja serentak.
4. Reaksi-reaksi enzim glukoneogenesis yaitu : Piruvat dan Fosfoenol piruvat,
Fruktosa 1,6-biofosfat dan Fruktosa, Glukosa 6-Fosfat dan Glukosa, Glukosa
1-Fosfat dan Glukagon
28
29
DAFTAR PUSTAKA
Cree, Laurie. 2005. Sains dalam Keperawatan. Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
Jawetz,M.&Adelberg. 1996. Mikrobiologi Kedokteran,18-19. EGC : Jakarta.
Jawetz,M.&Adelberg. 1996. Mikrobiologi Kedokteran,18-19. EGC : Jakarta
Montgomery, Conway, Spector. 1993. Biokimia. Binarupa Aksara : Jakarta.
Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. 2003. Biokimia Harper, Edisi
XXV. Penerjemah Hartono Andry, EGC : Jakarta.
Poedjiadi, Anna. 2007. Dasar-dasar Biokimia.UI Press : Jakarta.
Refika, dewi. 2013. Makalah biokimia tentang glukoneogenesis,(Online).
http://refika-dewi.academiacom. Diaskes Tanggal 18 maret 2016.
Stryer L. 1996. Biokimia Edisi IV. Penerjemah: Sadikin dkk (Tim Penerjemah Bagian
Biokimia FKUI). EGC : Jakarta.
30
31