Anda di halaman 1dari 12

REFERAT

OKTOBER 2015

PROGERIA

Nama

: Amelia Angelin Ligianto

No. Stambuk

: N 111 15 002

Pembimbing

: dr.Effendy Salim, Sp.A

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA
PALU
2015

BAB I
PENDAHULUAN

Progeria merupakan penyakit kesalahan kode genetik (terjadi


mutasi), tepatnya kelainan protein (Lamin A) di sekitar inti sel atau menurut
para ahli lainnya kesalahan terdapat di kromosom nomor 1, pada seseorang
yang mengakibatkan penuaan dini sebelum waktunya. Progeria terdiri atas
dua jenis yaitu sindrom Hutchinson-Gliford (progeria masa kanak-kanak)
dan sindrom Werner (progeria masa dewasa).
Progeria masa kanak-kanak atau yang disebut sebagai sindroma
Hutchinson-Gliford ditandai dengan adanya kegagalan pertumbuhan pada
tahun pertama kehidupan. Tampak dengan jelas adanya ketidakseimbangan
ukuran tubuh (kecil atau cenderung kurus), kulit terlihat keriput,
pertumbuhan gigi terlambat atau bahkan tidak ada sama sekali, kemampuan
bergerak sangat terbatas, dan beberapa ciri-ciri lainnya. Biasanya, penderita
hanya sanggup bertahan hidup sampai awal usia remaja, rata-rata hingga
usia 13-14 tahun.
Para penderita seringkali mengalami aterosklerosis progresif
(kelainan penyumbatan pembuluh darah) seperti yang biasa tampak pada
individu lanjut usia. Hal ini dapat mengakibatkan stroke atau serangan
jantung yang berujung pada kematian. Hingga saat ini belum ditemukan

pengobatan dan pencegahan yang tepat untuk penanganan kasus progeria


ini.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Progeria berasal dari bahasa Yunani yaitu geras yang berarti usia tua.
Penderita mengalami penuaan dini dengan kecepatan yang berkisar 4-7 kali
lipat dari proses penuaan normal. Contohnya, bila anak yang mengalami
progeria berumur 10 tahun, maka penampilannya akan tampak seperti orang
berusia 40-70 tahun. Artinya, semua organ tubuh anak progeria tersebut
termasuk organ pernapasan, jantung, maupun sendi-sendinya sudah
mengalami kerentaan.
Penderita progeria memang lahir normal. Namun, di usia 6 bulan
sampai 1 tahun, mulai terlihat tanda-tandanya. Antara lain rambut rontok
yang tidak tumbuh lagi, kulit dan jaringan kulit menipis, kuku dan gigi
tumbuh tidak baik.Terjadi mutasi gen tunggal yaitu pada gen LMNA yang
bertanggung jawab terhadap pembentukan protein lamin A dan lamin C.
Protein ini bertugas menstabilitasi selaput dalam dari inti sel (inner
membrane).

Diduga

ketidakstabilan

karena

mutasi

itulah

yang

menyebabkan terjadinya penuaan dini pada anak-anak penderita progeria.


Prosesnya berlangsung secara sporadik atau bisa tiba-tiba muncul dan dapat
dialami siapa pun.
Kasus progeria pertama kali dikemukakan oleh Dr. Jonathan
Hutchinson pada tahun 1886 dan oleh Dr. Hastings Gilford sebelas tahun
kemudian. Makanya penyakit ini sering disebut sebagai Hutchinson-Gilford
Progeria Syndrome (HGPS).
-

HUTCHINSON-GILFORDSINDROM
Penuaan mulai sekitar usia empat sampai delapan tahun, anak yang

terkena dampak memiliki semua fitur eksternal dari usia tua.


-

SINDROMWERNER (atau orang dewasa progeria)

Kondisi dimulai dalam kehidupan dewasa awal dan mengalami


perkembangan yang sama cepat.
Progeria merupakan penyakit kesalahan kode genetik (terjadi
mutasi), tepatnya kelainan protein (Lamin A) di sekitar inti sel atau menurut
para ahli lainnya kesalahan terdapat di kromosom nomor 1, pada seseorang
yang mengakibatkan penuaan dini sebelum waktunya.
Progeria masa kanak-kanak atau yang disebut sebagai sindroma
Hutchinson-Gliford ditandai dengan adanya kegagalan pertumbuhan pada
tahun pertama kehidupan. Tampak dengan jelas adanya ketidakseimbangan
ukuran tubuh (kecil atau cenderung kurus), kulit terlihat keriput,
pertumbuhan gigi terlambat atau bahkan tidak ada sama sekali, kemampuan
bergerak sangat terbatas, dan beberapa ciri-ciri lainnya. Biasanya, penderita
hanya sanggup bertahan hidup sampai awal usia remaja, rata-rata hingga
usia 13-14 tahun. Para penderita seringkali mengalami aterosklerosis
progresif (kelainan penyumbatan pembuluh darah) seperti yang biasa
tampak pada individu lanjut usia. Hal ini dapat mengakibatkan stroke atau
serangan jantung yang berujung pada kematian. Hingga saat ini belum
ditemukan pengobatan dan pencegahan yang tepat untuk penanganan kasus
progeria ini.
B. ETIOLOGI
Penjelasan ilmiahnya, telah terjadi mutasi gen tunggal yaitu pada gen
LMNA yang bertanggungjawab terhadap pembentukan protein lamin A dan
lamin C. Protein ini bertugas menstabilisasi selaput dalam dari inti sel
( inner membrane ). Diduga ketidakstabilan karena mutasi itulah yang
menyebabkan terjadinya penuaan dini pada anak-anak penderita progeria.
Mutasi gen ini dapat terjadi pada siapa saja. Prosesnya berlangsung scara
sporadic atau bisa tiba-tiba muncul dan dapat dialami siapa pun. Ada yang
menduga penyakit ini bersifat resesif. Namun nyatanya, dari ayah ibu yang

mengandung gen yang mengalami mutasi tersebut, progeria tidak muncul


pada mereka.
Para peneliti telah menemukan mutasi gen tunggal bertanggung
jawab atas progeria. Gen, yang dikenal sebagai Lamin A (LMNA),
membuat protein yang diperlukan untuk menahan pusat (nukleus) dari sel
bersamaan. Ketika gen ini memiliki kecacatan, peneliti mempercayai
mutasi genetik membuat sel-sel tidak stabil, yang tampaknya mengarah ke
proses penuaan progeria ini. Tidak seperti banyak mutasi genetik, progeria
tidak diturunkan dalam keluarga. Sebaliknya, perubahan gen merupakan
kejadian kemungkinan, bahwa peneliti percaya mempengaruhi satu sperma
atau telur sebelum pembuahan. Orang tua juga tidak carrier (pembawa
sifat), sehingga mutasi pada gen anak tersebut baru (de novo).
C. EPIDEMIOLOGI
Sebuah studi dari Belanda telah menunjukkan suatu kejadian 1
dari 4 juta kelahiran. Saat ini, terdapat antara 35 dan 45 kasus yang
diketahui di dunia. Di Indonesia pun, penyakit Progeria sangatlah
langka. Baru ditemukan seorang anak Indonesia yang mengalami nasib
kurang beruntung itu. Anak itu bernama Wiradianty yang akrab
dipanggil Ranti, yang saat ini telah beristirahat dengan tenang di
pangkuan

Tuhan

Yang

Maha

Esa.

Eriyati Indrasanto, ahli genetika anak pada Rumah Sakit Harapan Kita,
merupakan salah satu dokter yang menangani Ranti ketika masih hidup.
Saat mulai berobat, Ranti kecil berusia tujuh tahun tiga bulan. Beratnya
10 kg dan tinggi 94 cm. Menurut Eriyati, di dunia hanya ditemui satu
penderita Progeria di antara 250.000 kelahiran hidup. Meski begitu,
ditemukan pula sebuah keluarga dengan lima orang anak yang
seluruhnya adalah penderita Progeria. "Saat ini, di dunia baru tercatat
60 kasus," ujarnya. Penyakit ini pertama kali ditemukan di London,
Inggris, pada 1752.

D. TANDA DAN GEJALA


Progeria berbeda dengan penyakit-penyakit lain yang biasanya sudah
bisa terdeteksi saat masih bayi, bahkan selagi masih dalam kandungan.
Penyakit ini justru muncul setelah anak berusia satu
Ahli neonatologi ini kemudian menyebut beberapa gejala klinis
progeria yang cukup membuat bulu kuduk bergidik. Karakteristiknya,
rambut yang semula lebat kemudian rontok dan tak tumbuh lagi, pembuluh
darah di bagian kepala tampak jelas, jaringan lemak di bagian bawah kulit
berkurang bahkan menghilang sehingga kulit menjadi keriput, dan kuku tak
tumbuh sempurna tapi tumbuh melengkung serta rapuh. Selain itu, ada
pengerasan di persendian, tulang patah atau retak yang tak kunjung sembuh
maupun pengeroposan tulang. Gigi geliginya terlambat tumbuh, bahkan ada
juga yang tak tumbuh sama sekali selain tak teratur susunannya.
Gejala yang bisa berakibat fatal adalah jika mengalami kekakuan
pembuluh darah. Terlebih bila kekakuannya terjadi di pembuluh darah
jantung, maka kemungkinan besar si penderita akan mendapat serangan
jantung atau stroke. "Pembuluh darah jantung mesti diperhatikan karena
menjadi penyebab utama kematian di kalangan penderita progeria. Salah
satu jalan keluarnya adalah operasi by pass."
Akibat adanya mutasi gen itu pula, perkembangan tulang penderita
progeria akan terganggu dan mengalami degenerasi tulang. Dengan begitu,
pertumbuhan tulangnya hanya setengah atau bahkan sepertiga dari
pertumbuhan anak normal seusianya.
Namun ,faktor intelegensi atau perkembangan kemampuan berpikir
anak penderita progreria tidak terganggu. Hanya saja secara psikologis,
mungkin ia relatif sensitif karena merasa dirinya berbeda dari teman6

temannya atau tak bisa selincah anak seusianya. "Dia hanya bisa melakukan
permainan-permainan yang tidak membutuhkan banyak tenaga karena
mudah capek."
Biasanya dalam tahun pertama kehidupannya, pertumbuhan anak
dengan progeria sangat melambat, namun perkembangan motorik dan
kecerdasan tetap normal. Tanda dan gejala gangguan progresif ini meliputi
penampilan yang khas, serta tanda dan gejala juga mencakup masalah
kesehatan :
Pertumbuhan melambat, dengan tinggi dan berat badan di bawah ratarata
Menyempitnya wajah, rahang bawah kecil, bibir tipis dan hidung

berparuh
Kepala besar tidak proporsional untuk wajah
Rambut rontok, termasuk bulu mata dan alis
Penipisan, jerawatan dan keriput pada kulit
Vena terlihat dan suara nyaring
Pengerasan dan pengencangan kulit pada trunkus dan ekstremitas

(mirip dengan skleroderma)


Tertundanya pembentukan gigi normal dan beberapa gangguan

pendengaran
Kehilangan lemak di bawah kulit dan hilangnya massa otot
Tulang yang rapuh dan kaku sendi
Resistensi insulin
Penyakit jantung progresif parah dan pembuluh darah (kardiovaskular)

E. DIAGNOSIS
Mendiagnosis progeria tidak menimbulkan banyak masalah sama sekali
karena dapat dilihat dari temuan tanda dan gejala klinis. Namun Begitu, tes
mutasi LMNA juga dapat dilakukan untuk mengkonfirmasi penyakit
penuaan degeneratif.

F. PENATALAKSANAAN
Saat ini tidak ada pengobatan untuk Progeria. Kebanyakan perawatan
berfokus pada mengurangi komplikasi (seperti penyakit jantung) dengan
operasi bypass jantung atau aspirin dosis rendah. Anak-anak juga dapat
mengambil manfaat dari diet tinggi kalori.
Sangat disayangkan, ketika individu lain melewati penuaan secara
perlahan sembari menikmati waktu hidup mereka, para penderita Progeria
justru merasakan suatu hal yang di mana jam penuaan berputar dengan
kecepatan amat tinggi, sehingga proses penguzuran berlangsung jauh lebih
cepat daripada yang normal terjadi.
Asumsi yang diambil Krawetz yaitu semua gen yang berkaitan dengan
proses penuaan adalah bagian dari respons normal karena suatu mekanisme
kontrol telah hilang. Maka bila semua gen serempak dipadamkan,
sehingga responsnya tadi terhenti, untuk dibiarkan berkembang normal,
proses penuaan tidak akan terjadi.
Bila penanda progeria dapat ditemukan, Krawets akan mampu mencari
jalan mematikan proses penuaan cepat akibat progeria. Jika berhasil, berarti
telah

ditemukan

pula

cara

menghentikan

semua

jenis

penuaan.

Demikianlah, kiprah manusia dalam ilmu yang satu ini tak urung
mengundang decak kagum.
Hanya saja, seperti yang tertulis di atas, Progeria belum dapat dicegah
maupun diobati. Yang bisa kita lakukan bila dihadapkan dengan kasus
seperti itu adalah tetap mendampingi dan memberi semangat kepada sang
penderita. Bimbingan untuk membangun rasa percaya diri pun sangat
dibutuhkan. Tak ketinggalan, satu hal yang utama dalam menghadapi kasus
Progeria yaitu kesabaran, karena para penderita Progeria memiliki emosi
yang cenderung tidak stabil. Sehingga emosi kita pun bisa saja ikut tidak
stabil ketika kita menghadapi mereka.
Pertumbuhan terapi hormon telah dicoba. Sebuah percobaan klinis Fase
II menggunakan Lonafarnib FTI dimulai pada bulan Mei 2007.Suatu jenis

obat antikanker, inhibitor farnesyltransferase itu (FTIs), telah diusulkan,


tetapi percobaan ini sebagian besar terbatas pada model hewan.
G. PROGNOSIS
Tidak ada obat dikenal. Hanya sedikit orang dengan progeria melebihi 13
tahun. Setidaknya 90% dari pasien mati karena komplikasi aterosklerosis,
seperti serangan jantung atau stroke.
Mental pembangunan tidak terpengaruh. Pengembangan gejala ini
sebanding dengan penuaan pada tingkat delapan sampai sepuluh kali lebih
cepat dari biasanya, meskipun kondisi yang berhubungan dengan usia
tertentu tidak terjadi.
kecenderungan

Secara

khusus,

neurodegeneration

pasien tidak menunjukkan

atau

kanker.

Mereka

tidak

mengembangkan secara fisik dimediasi "keausan" kondisi umumnya terkait


dengan penuaan, seperti katarak (yang disebabkan oleh paparan UV) dan
osteoarthritis (yang disebabkan oleh penggunaan mekanis).
Meskipun ada mungkin tidak ada perawatan sukses untuk progeria sendiri,
ada pengobatan untuk masalah itu menyebabkan, seperti arthritis,
pernafasan, dan masalah kardiovaskular.

BAB III
KESIMPULAN
1.

Progeria merupakan penyakit kesalahan kode genetic (terjadi mutasi),


tepatnya kelainan protein (Lamin A) di sekitar inti sel atau menurut
para ahli lainnya kesalahan terdapat di kromosom no 1, pada

seseorang yang mengakibatkan penuaan dini sebelum waktunya.


2. Progeria disebabkan karena adanya kelainan genetik yang tidak
terdeteksi akibat tingginya senyawa oksigen reaktif yang merusak gen

DNA sebanyak 5-10 kali lebih tinggi sehingga mengalami penuaan


diri secara dini hingga mencapai 7 kali lipat dari proses penuaan
normal.
3. Untuk penyakit Progeria sampai sekarang belum ditemukan obatnya.

DAFTAR PUSTAKA
Abdenur J E, Brown W T, Friedman S, Smith M, Lifshitz F, (2007),
Response to nutritional and growth hormone treatment in
progeria Metabolism, 46: 851-856.
Behrman, dkk. (2000). Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Volume 3.
Jakarta: EGC.

Merideth M.A, Gordon L.B, Clauss S, Sachdev V, Smith A C,


Perry M B, (2008). Phenotype and course of
Hutchinson-Gilford progeria syndrome. N Engl J Med.,
358(6):592-604,
Rudolph, Abraham M., dkk. (2006). Buku Ajar Pediatri Volume 3,
Jakarta: EGC.
10

Staf pengajar FKUI, 2005, Ilmu Kesehatan Anak (Edisi


ketiga). Jakarta : FKUI.

Anda mungkin juga menyukai