merupakan ilmu yang mempelajari tentang imunitas atau kekebalan akibat adanya
rangsangan molekul asing dari luar maupun dari dalam tubuh, baik infeksius
SISTEM IMUN
Sistem imun adalah gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan dalam
resistensi terhadap infeksi (Sudiana, 2017). Menurut Guntur (2011) sistem imun
dirancang khusus untuk mengenali bahan kimia / benda asing (antigen ) dan
bereaksi terhadap mereka. Antigen biasanya termasuk racun, virus, bakteri, jamur,
parasit dan sel kanker, meskipun mereka juga termasuk sel atau jaringan yang
dicangkokkan. Reaksi dari sistem imun biasanya menghasilkan perubahan dari
antigen menjadi bahan yang tidak terlalu berbahaya, atau membuangnya dari tubuh.
Respon Imun adalah reaksi yang dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul dan bahan
lainnya terhadap mikroba.
Pada sistem imun, antigen protein asing atau glkoprotein termasuk racun, virus,
bakteri, jamur, parasit dan sel kanker dimediasi oleh:
1. Dimediasi oleh antibodi / humoral ( sel B ) dan dari limfosit . Antibodi adalah
molekul efektor yang dihasilkan oleh respons ini. Prosesnya dimulai dengan
interaksi reseptor sel-B (BCR) dengan antigen. Ikatan antigen meningkatkan
diferensiasi menjadi sel yang mensekresi antibodi (sel plasma)
.2. Dimediasi oleh selT Cabang yang dimediasi sel terdiri dari limfosit dari garis
keturunan sel-T. Sel T-helper (sel Th).Respon imun dapat dilihat pada gambar 2
dibawah ini sumber https://id-binomo.com/id/promo/l35?a=929a9991f7ee&ac
Sistem imun melindungi tubuh dari infeksi, penyakit dan bahan kimia asing.
Sistem imun meliputi beberapa organ, jaringan, dan sel yang bekerja sama untuk
mencegah benda asing ( antigen ) memasuki tubuh dan aliran darah. Saat antigen
memasuki darah, sistem imun mampu mengidentifikasi dan menetralisai ancaman
itu.
Komponen dari sistem imun termasuk: ( Guntur, 2011)
Sistem imun alamiah terdiri dari pertahanan fisik atau mekanik, kulit
dan selaput lendir, silia saliran nafas,batuk dan bersin, merupakan garis
pertahan terdepan terhadap infeksi. Keratinosit dan lapisan epidermis kulit
sehat dan epitel mukosa yang utuh tidak dapat ditembus kebanyakan
mikroba.
b. Pertahanan biokimia
Kebanyakan mikroba tidak dapat menembus kulit sehat, namun
beberapa dapat masuk tubuh melalui kelenjar sebaseus dan folikel
rambut , pH asam keringat dan sekresi sebaseus, berbagai asam
lemak yang dilepas kulit mempunyai efek denaturasi terhadap
protein membran sel sehingga dapat mencegah infeksi pada kulit.
Bahan yang diskresi mukosa saluran nafas dan telinga, mukus
yang kental melindungi epitel mukosa dan menangkap bakteri dan
bahan lain yang selanjutnya dikeluarkan oleh gerakan silia.
Lisozim dalam keringat, ludah, air mata dan air susu ibu melindungi
tubuh terhadap berbagai bakteri gram-positif karena
menghancurkan lapisan peptidoglkan, air susu ibu juga
mengandung lakto oksidase dan asam neuraminik bersifat
antibakterial E–koli dan stafilokok.
Saliva mengandung enzym lakto oksidase yang merusak dinding
sel mikroba dan mengandung antibodi.
Lambung mengandung asam hidroklorit dan dalam usus halus
mengandung enzym proteolitik dan antibodi yang mencegah infeksi
mikroba. pH asam rendah vagina mencegah timbulnya infeksi
bakterigram-positif.
Sistem Imun Pertahanan Tubuh Alami diperlihatkan pada gambar 3 dibawah ini
Sumber: https://slideplayer.info/slide/12072358/
Sistem imun spesifik terdiri dari sistem humoral dan sitem seluler
1. Sistem imun spesifik humoral.
Sistem imun spesifik humoral Pemeran utama dalam sistem imun spesifik
humoral adalah limfosit B atau sel B. Sel B yang dirangsang oleh benda asing
akan berproliferasi, berdiferensiasi, dan berkembang menjadi sel plasma yang
memproduksi antibodi. Fungsi utama antibodi ialah pertahanan terhadap infeksi
ekstraseluler, virus, dan bakteri serta menetralkan toksinnya.
Didalam sumsum tulang didapatkan sel induk (punca) yang disebut
hemapoetic stem cell yang berderensisi menjadi common myeloid progenitor
dan lympoid progenitor. Lympoid progrnitor berkemampuan untuk berdefensiasi
menjadi tiga jenis yaitu limposit B, Natural Killer Cell (NK Cell) dan yang melalui
seleksi Thymus menjadi limposit T (Djunaedi, 2007). Proses ini mengarah pada
pembentukan sel-sel darah sirkulasi sangat khusus dari Haematopoitic Stem Cell
(HSC) di sumsum tulang Bone Marrow (BM). Sel induk hematopoietik multipoten
dalam BM berdiferensiasi menjadi common myeloid progenitor (sel progenitor
myeloid) atau lympoid progenitor. Lympoidprogrnitor (limfoid). Sel myeloid
berdiferensiasi menjadi sel darah merah, trombosit, dan myeloblas, yang
berdiferensiasi menjadi basofil, neutrofil, eosinofil, dan makrofag, sedangkan sel
limfoid berdiferensiasi menjadi B dan T-limfosit dan sel pembunuh alami Natural
Killer Cell (NK) (Abbas et al, 2007).Proses Hematopoiesis pada gambar 5
dibawah ini Sumber: Abbas et al (2007)
Gambar 5. Hematopoiesis
Sumber: Abbas et al (2007)
Sistem imun spesifik humoral yang melibatkan sel limfosit B yang melepas
antibodi untuk menyingkirkan mikroba ekstrasel. Sel B yang dirangsang oleh
benda asingakan berproliferasi, berdeferensiasi dan berkembang menjadi sel
plasma yang memproduksi antibodi dimana bila antibodi dilepas diketemukan
pada serum.Fungsi utama antibodi adalah pertahanan terhadap infeksi
ekstraseluler, virus dan bakteri serta menetralkan toksisnnya (Sudiana, 2011)
2, Sistem imun spesifik seluler
Sel T atau atau limfosit T berasal dari sel yang sama seperti sel B, tetapi
pada orang dewasa berprolifesari dan berdeferensiasi dalam kelenjat timus,
dimana 5-10% menjadi matang dan meninggalkan timus kedalam sirkulasi. Fungi
utama imun spesifik seluler adalah pertahana terhadap bakteri yang hidup
intraseluler, virus, jamur, parasit dan keganasan.
Perbedaan imunitas humoral dan seluer bisa dilihat tabel 1 Sumber:
Baratawidjaja KG (2009)
Antibodi disekresi ke darah atau limfosid ~ lokasi sel plasma yang teraktivasi;
semua Ab akan mencapai darah ⇒gamma globulin = imunoglobulin (Ig).Strukur Ig
terdiri dari sepasang rantai berat ( heavy chains) yang identik dengan sepasang
rantai ringan (light chains) yang juga identik. Rantai berat dengan rantai ringan
dihbungkan dengan ikatan disulfida juga antara sepasang rantai berat tersebut.
Gambar 6. Struktur dan Rantai Immunoglobulin bisa dilihat dibawah ini Sumber:
https//hidupgue1993.blogspot.com/2015/imunoglobulin.html
Antigen
Antigen adalah bahan yang berinteraksi dengan produk respon imun yang
dirangsang oleh imunogen spesifik seperti antibodi dan atau T cell receptor( TCR).
Antigen substansi yang diproduksi oleh mikroorganisme (virus, bakteri, fungi,
protozoa), yang mampu menstimulasi respons imun, khususnya dengan
mengaktivasi limfosit (sel-sel B), yang merupakan sel darah putih yang bertugas
memerangi infeksi dalam tubuh Antigen terdiri imunogen dan hapten. Antigen (Ag)
merangsang sel B berubah menjadi sel plasma yang memproduksi antibodi (Ab).
Antibodi
Antibodi adalah bahan glikoprotein yang diproduksi di sel B sebagai respon
terhadap rangsangan imunogen. Bila darah dibiarkan akan meninggalkan serum
yang mengandung berbagai bahan larut tanpa sel. Bahan tersebut mengandung
molekul antibodi yang digolongkan dalam protein disebut globulin dan sekarang
dikenal sebagai imunoglobulin. Fungsi Antibodi (Ab) utamanya adalah mengikat
antigen atau benda asing (virus, bakteri, toksin) yang menginvasi tubuh, yang
meliputi pathogen dan menghantarkannya ke sitem efektor.
Perbedaan antara antigen dengan antibodi. Antibodi disebut juga
imunoglobulin.Bentuk molekul seperti huruf Y dengan bahan dasar pembentuknya
adalah protein. Antibodi menolong tubuh bertahan dari serangan subtansi asing
yang disebut antigen .antigen adalah subtansi yang merangsang sistem imun untuk
menghasilkan antibodi. Antigen dapat berupa bakteri, virus atau jamur yang
menyebabkan infeksi dan penyakit. Gambar 7 Perbedaan Antigen dan Antibodi bisa
dilihat dibawah ini Sumber: Suryati (2017) dan tabel 2 Sumber: Suryati (2017)
INFLAMASI
Inflamasi
1.Pengertian Infkamasi
Inflamasi adalah reaksi jaringan vaskuler terhadap bentuk jajas. Pada
dasarnya inflamasi suatu proses pertahanan tubuh.Komponen yang terlbat dalam
reaksi inflamasi adlah pembuluh darah, saraf, cairan dan sel tubuh ditempat jejas.
Infeksi adalah istilah untuk menamakan keberadaan berbagai kuman yang masuk
kedalam tubuh manusia dimana kuman berkembag biak dan menyebabkan
kerusakan jaringan ( Guntur. 2011). Menurut Thurnham dan McCabe th 2012
Inflamasi adalah perubahan fisik dan biokimiawi tubuh yang diawali oleh pningkatan
makrofag yang melepaskan mediator inflamasi seperti interleukin 1 (IL-1), interleukin
6 (IL-6) dan tumor nekrotik faktor alfa ( TNF- Alfa), sebagai respon terhadap
kerusakkan jaringan atau mikroorganisme yang masuk kedalam tubuh ( Sudiana,
2017).
2.Tahap Inflamasi
1. Masuknya bakteri ke dalam jaringan
2. Vasodilatasi sistem mikrosirkulasi area yang terinfeksi, meningkatkan aliran
darah (RUBOR/kemerahan & CALOR/panas)
3. Permeabilitas kapiler & venul yang terinfeksi terhadap protein meningkat, protein
& filtrasi air ke interstisial (TUMOR/bengkak dan DOLOR/nyeri)
4. Keluarnya neutrofil lalu monosit dari kapiler dan venulake interstisial
5. Penghancuran bakteri di jaringan, fagositosis (respons sistemik: demam)
6. Perbaikan jaringan
a.Prostagladin
Dibuat dilokal oleh perubahan asam arakidonat oleh enzym cyclooxygenase
(cox-2). Sentral oleh hipotalamus yang diinduksi sitokin proinflamasi.
b.Histamin
Histamin dilepaskan oleh mast sel melalui proses degranulasi sebagai akibat
adanya rangsang alergen yang berikatan dengan Imunoglobulin E (IgE) yang
diikat oleh factor crystallin alpha reseptor (FCg-alfa) dipermukaan mast sel ,
atau juga pelepasan histamin dapat terjadi karena adanya ikatan antara
frakmen komplemen (C3a, C4a, C5a) dengan reseptornyadipemukaan mast
sel. Histamin dapat bersifat sebagai eosinophyl chemostatic factor (ECF),
sehingga pada reaksi alergi salah satu indikatornya adalah terjadi akumulasi
eosinofil, dimana eosinofil ini diperkirakan mempunyai peran penting sebagai
sel pelepas anti histamin.
c.Sitokin
Menurut Zhang JM dan Jianxiong AN (2007) sitokin adalah suatu protein yang
dilepaskan oleh sel yang memiliki efek spesifik yang berperan pada interaksi
dan komunikasi antar sel. Sitokin dihasilkan oleh makrofag dan oleh berbagai
sel dalam tubuh. Pendapat tersebut berdasar transkripsi dan translasi maka
sitokin adalah mediator atau sinyal molekul yang dihasilkan oleh sel yang
berperan untuk engiduksi sel lain dalam prosen interaksi atau komunikasi
antara sel baik pada respon imun, inflamasi atau pada proses pergerakan sel
ketempat terjadinya infeksi dan atau trauma.
Sitokin proinflamasi antara lain IL-1, IL-6, IL-8 dan TNF- alfa dan sitokin
antiinflamasi IL-10 dan transforming growth factor beta (TGF-beta). Apabila
terjadi gangguan keseimbangan dimana proimflamasi lebih tinggi dari
antiimflasi maka terjadi kerusakkan jaringan secara meluas dikenal multi
organ failure (MOF).
b. Monosit
Gambar 3. Monosit
Sumber: Dwi (2017)
Didalam tubuh kita sel darah putih ini memiliki lima jenis yaitu neutrofil,
limfosit, monosit, eosinofil dan basofil. Pada orang normal sel darah putih berkisar
antara:
Neutrofil: 3150-6200
Limfosit: 1500 hingga 3000
Monosit: 300 sampai 500
Eosinofil: 50 sampai 250
Basofil: 15 sampai 50, per mikro liter darah.
Monosit adalah sel darah putih yang berjumlah 1-3% dalam tubuh. Monosit
adalah bagian dari kelompok sistem kekebalan tubuh kita yang tidak .
b.1.Ciri-Ciri Monosit
Berjumlah 1-10% dalam sel darah putih
Mempunyai waktu hidup yang lebih lama dari neutrofil
Memiliki sifat fagosit dan motil dengan inti bulat
Monosit dapat bergerak atau berimigrasi dengan cepat
Memiliki bentuk yang persis sama dengan kacang
Beredar dalam darah sekitr 300-500 mikroliter
Tidak mempunyai butiran halus dalam sel (granula).
b.2.Fungsi Monosit
Menghancurkan sel-sel asing
Mengangkat jaringan yang telah mati
Membunuh sel-sel kanker
Pembersih dari fagositosis yang dilakukan neutrofil
Meransang jenis sel darah putih yang lain dalam melindungi tubuh
Menunjukkan perubahan dalam kesehatan pasien dengan banyak sedikitnya
monosit dalam tubuh.
Monost adalah fagosit yang didistribusikan secara luas sekali di organ limpoid
dan organ lainnya.Monosit berperan sebagai Antigen Precenting Cell ( APC ),
mengenal, menyerang mikroba dan sel kanker serta remodeling , perbaikkan
jaringan. Monosit yang migrasi dan berdefensiasi menjadi makrofag yang di jaringan
paru disebut makrofag alveoler, dijaringan hati disebut sel kufer, di jaringan otak
disebut microglia, ditulang disebut osteoklas, di saraf tepi disebt sel Schwan dan
kalau di kulit disebut langerhans.
c.Neutrofil
Neutrofil adalah Sel darah putih yang berjumlah 50-60% dalam darah yang
merupakan kelompok granulosit karna memiliki butiran halus (granula). Neutrofil juga
diakatakan sebagai polymorphonuclear dikarenakan selnya memiliki bentuk yang
aneh. dan memiliki 3 inti sel. Neutrofil adalah sel yang paling pertama menghadang
dan melawan bakteri, virus dan benda asing lainnya yang berperan dalam proses
peradangan. Dari sifat fagosit yang dimilikinya, neutrofil menyerang dengan
menggunakan serangan respiratori yang memakai berbagai macam substansi yang
mengandung hidrogen peroksida, oksigen radikal bebas, hipoklorit.
c.1.Ciri-Ciri Neutrofil
Mempunyai 3 inti sel
Berjumlah 50-60% dalam darah
Sebagai polymorphonuclear
Merupakan kelompok granulosit.
Bersifat fagosit
Hasil produksi neutrofil sekitar 100 milliar neutrofil dalam sehari
Neutrofil berukuran sekitar 8 mm
Memiliki waktu hidup sekitar 6-20 jam
c.2.Fungsi Neutrofil
Menanggapi mikroba
Antibiotik dalam tubuh
Berfungsi dalam proses peradangan
Menghancurkan mikro organisme dan benda asing dengan memakannya
atau fagositosis
Sebagai sel pertahanan tubuh dalam melawan infeksi
Membantu menghapuskan stimulus yang berbahaya penyebab matinya sel
(nekrosis).
Membuat daerah yang kekurangan racun
Neutrofil dibentuk disumsum tulang dari sel punca melalui proses hemapoitik,
dimana sel punca mengalami defernsiasi menjadi myeloblast, yang berdeferensiasi ,
dan maturasi menjadi granulosit ( eosinofil, basofil dan neutrofil ). Neutrofil memiliki
bentuk inti yang beraneka ragam sehingga disebut polymorphonuclear ( PMN) atau
granulosit yang hidup 2-3 hari.
d.Eosinofil
Eosinofil adalah sel darah putih berjumlah 7% dari dalam sel darah putih dan
mengalami peningkatan terkait dengan adanya asma, alergi dan demam. Eosinofil
memiliki diameter 10 hingga 12 mikrometer. Eosinofil merupakan kelompok dari
granulosit yang bertugas dalam melawan parasit yang memiliki jangka waktu 8
hingga 12 hari. Eosinofil memiliki sejumlah zat kimiawi seperti ribonuklease,
histamin, lipase, eosinofil peroksidase dan deoksribonuklease serta beberapa
macam asam amino.
d.1. Fungsi Eosinofil
Mencegah alergi
Menghancurkan antigen antibodi
Berfungsi dalam menghancurkan parasit-parasit besar
Berperan dalam respon alergi
e.Basofil
Basofil adalah sel darah putih yang berjumlah 0,01-0,03% dari tubuh kita.
Basofil memiliki banyak granula sitoplasmik dengan jumlah dua lobus. Basofil
merupakan kelompok dari granulosit yang dapat bergerak keluar menuju ke jaringan
tubuh tertentu. Basofil akan bekerja disaat adanya reaksi alergi pada tubuh dengan
mengeluarkan histamin, sehingga pembuluh darah menjadi besar. Jumlah basofil
akan bertambah banyak atau meningkat jika meningkatnya jumlah alergi. Bertambah
banyak jumlah basofil disebut dengan basofilia.
e.1.Ciri-Ciri Basofil
Bersifat fagosit, dan basa
Basofil biasanya berwarna biru
Berbentuk U dan berbintik-bintik
Basofil berdiameter sekitar 12-15 mikrometer
Berjumlah 0,01-0,3% pada sel darah putih
Granula yang kasar
Inti yang tidak bersegmen
Basofil dibentuk di sumsum tulang
Abbas AK, Lichtman AH, and Pillai S. 2007. Cellular and Molecular Immunology. (6th
Edition). Philadelphia: Elsevier-Saunders Publishing.
Amersfoort Edwin S Van, Berkel T J C V, and Kuiper J. 2003. Receptors, Mediators, and
Mechanisms Involved in Bacterial Sepsis and Septic Shock. Clinical Microbiology
Reviews. Jul; 16(3): 379–414.
Anas AA, Wiersinga WJ, de Vos AF, and Van Der Poll T. 2010. Recent Insights Into the
Pathogenesis of Bacterial Sepsis. Neth J Med. Apr; 68(4):147-152.
Andrew Lever and Mackenzie. 2007. Sepsis: Definition, Epidemiology, and Diagnosis. BMJ.
335 (7625): 879–883.
Bouza C,CuadradoLT, Parkinson SZ, BlancoA J M. 2014. Epidemiology and recent trends of
severe sepsis in Spain: a nation wide population-based analysis (2006-2011). BMC
Infectious Diseases.14 : 717.Research article.
Charles D. Collard, M.D.; Simon Gelman, M.D., Ph.D. 2001. Pathophysiology, Clinical
Manifestations, and Prevention of Ischemia-Reperfusion Injury. The Journal of the
American Society of Anesthesilogy, Inc.
Djunaedi, Djoni. 2007. Pengaruh Probiotik Pada Respon Imun. Jurnal Kedokteran
Brawijaya, Vol. XXIII, No. 1, April 2007: 22-27.
Dwi. 2017. Fungsi dan Ciri-Ciri dari Jenis-Jenis Sel Darah Putih (Leukosit) diakses dari
https://umum-pengertian.blogspot.com/2016/11/fungsi-ciri-jenis-darah-putih-
leukosit.html.
Ferreira AM, Sakr Y. 2011. Organ Dysfunction: General Approach, Epidemiology, And
Organ Failure Scores. Respiatory Critical Care Medicin. 32(5):543-551.
DOI: 10.1055/s-0031-1287862.
Florian B Mayr, Sachin Yende and Derek C Angus. 2014. Epidemiology of severe
sepsis.Virulence. Jan 1; 5(1): 4–11.
Guntur HA, Diding HP, Pohan HT, and Widodo D, 2014.Effect of low-dose steroid on NF-
κB and caspase-3 intestinal expression in a sepsis mouse model. Crit Care.
15(Suppl 3): P44.
Guntur HA. 2008. Sirs, Sepsis & Syok Septik. Imunologi, Diagnosis Penatalaksanaan.
Cetakan 1, Surakarta: UNS Press.hlm 37-48.
Guntur HA. 2011. Imunologi, Diagnosis dan Penatalaksanaan Sepsis. dalam: Steroid Dosis
Rendah Dalam Penatalaksanaan Sepsis. UNS Press. Surakarta. Hal:1-45.
Holidah, Diana. 1999. Imunologi. Sistem Imun Non Spesifik. Diakses dari
https://docplayer.info/62719101-Sistem-imun-non-spesifik.html.
https//hidupgue1993.blogspot.com/2015/imunoglobulin.html/struktur_dan_rantai_immunogl
obulin.
https://slideplayer.info/slide/12072358/sistem_imun_pertanana_tubuh_alami
https://www.nafiun.com/2012/12/pertahanan-tubuh-dengan-cara-peradangan-inflamatori.html
https://www.paei.or.id/pengertian-imunologi/
Khafaji, AH. 2018. Multiple Organ Dysfunction Syndrome in Sepsis. Drugs &
Diseases>Infectious Diseases. Updated: April 27, 2018.
Marshall, M.D. John. 2001. Surgical Treatment: Evidence-Based and Problem-Oriented: The
multiple organ dysfunction syndrome. Editors: René G Holzheimer and John A
Mannick. Munich: Zuckschwerdt.
Mutmainah, Siti. 2013. Simulasi Model Respon Makrofag Terhadap Infeksi Mycobacterium
tuberculosis. Skripsi. Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang.
Nemzek JA, Kelly MS Hugunin KMS, Opp MR . 2008. Modeling Sepsis in the Laboratory:
Merging Sound Science with Animal Well-Being. Comp Med. Apr; 58(2): 120–128.
Osterbur K, ,F.A. Mann FA,Kuroki K,and DeClue A.2014. Multiple Organ Dysfunction
Syndrome in Humans and Animals. J Vet Intern Med. Jul-Aug; 28(4): 1141–1151
Paramitha, Ayu. 2017. Mekanisme Pertananan Tubuh dengan Respon Inflamatori
Polat,G, Rustem Anil Ugan, Elif Cadirci, and Zekai Halici. 2017. Sepsis and Septic Shock:
Current Treatment Strategies and New Approaches. Eurasian J Med. Feb; 49(1): 53–
58.
Sudiana, I Ketut. 2017. Hantaran Sinyal pada Proses Inflamasi. Surabaya: Airlangga
University Press.
Suryati, Regards Herfen. 2017. Perbedaan Antara Antigen dan Antibodi. diakses dari
http://prestasiherfen.blogspot.com/2017/01/perbedaan-antara-antigen-dan-
antibodi.html.
Weber SU, ScheweJC, Lehmann LE, MüllerS, BookM, KlaschikS, Hoeft A and Stüber F.
2008. Induction of Bim and Bid gene expression during accelerated apoptosis in
severe sepsis.Critical Care;12: R128 doi:10.1186/cc7088.
Wijayanti, M. 2009. Isolasi Makrofag dan Uji Daya Fagositosis. Yogyakarta: UGM Press.
Vincent J.L. 2008. Clinical Sepsis and Septic Shock-Definition, Diagnosis and Management
Principles. Langenbecks Arch Surg. 393:817–824.
Zhang JM dan Jianxiong AN. 2007. Sitokinin, peradangan, dan rasa sakit. Klinik
Anestesiologi Internasional . 45 (2): 27–37.
https://www.nafiun.com/2012/12/pertahanan-tubuh-dengan-cara-peradangan-
inflamatori.html
(https://www.paei.or.id/pengertian-imunologi/).
https://id-binomo.com/id/promo/l35?a=929a9991f7ee&ac
https://slideplayer.info/slide/12072358/
Abbas et al (2007)
Holidah (1999)
Dwi (2017)