DISUSUN OLEH :
SUCI RAHAYU
NIM. P17321195022
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.
Sasaran pembangunan kesehatan yang akan dicapai pada tahun 2025 adalah
Harapan Hidup, menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB), menurunnya Angka Kematian
Ibu (AKI), dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita. (Kementerian Kesehatan
RI., 2016)
AKI merupakan salah satu indikator yang peka terhadap kualitas dan aksesibilitas
(SDKI) tahun 2012, AKI (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar
359 per 100.000 kelahiran hidup. Upaya pelayanan kesehatan ibu meliputi: (1) Pelayanan
kesehatan ibu hamil, (2) Pelayanan kesehatan ibu bersalin, (3) Pelayanan kesehatan ibu
antenatal sekurang-kurangnya empat kali selama masa kehamilan (K4), dengan distribusi
waktu minimal satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), satu kali
pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan dua kali pada trimester ketiga
dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin berupa deteksi
dini faktor risiko, pencegahan, dan penanganan dini komplikasi kehamilan (Kementerian
Secara umum, persentase K4 meningkat dari SDKI 2007 sampai SDKI 2017.
Tujuh puluh tujuh persen wanita 15-49 tahun melakukan pemeriksaan kehamilan dari
tenaga kesehatan kompeten minimal 4 kali (K4). Persentase cakupan ANC K4 ini sedikit
lebih tinggi dari target Kementerian Kesehatan pada tahun 2015 sebesar 72 persen, dan 77
persen pada tahun 2017. Dengan demikian target Renstra Kementerian Kesehatan 2015-
2019 untuk indikator ANC K4 hingga tahun 2017 telah tercapai (Badan Kependudukan
Capaian ibu hamil K4 Provinsi Jawa Timur pada tahun 2017 adalah 89,9 %.
Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2016 yaitu 89,5 %. Provinsi Jawa
Timur untuk indikator K4 belum mencapai target, indikator K4 termasuk indikator SPM
(Standar Pelayanan Minimal), target adalah 100%. Hal ini bisa dikarenakan bumil yang
kontak pada petugas kesehatan banyak yang tidak pada Trisemester pertama (K1 Murni)
sehingga masih perlu kunjungan rumah yang lebih intensif oleh bidan serta kemitraan
bidan dan dukun perlu untuk lebih ditingkatkan. Disarankan agar meningkatkan pendataan
dan pendampingan pada bumil di wilayah kerjanya dengan melakukan ANC terpadu agar
penyakit penyerta pada bumil dapat terdeteksi lebih awal dan dapat kontak dengan
petugas / Bidan pada trimester I agar bumil mendapatkan pelayanan yang berkualitas (10
T) dan minimal 1 kali diperiksa oleh dokter (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2017).
Kota Kediri merupakan salah satu kota dari 38 kabupaten kota propinsi Jawa
Timur yang terdiri dari 3 kecamatan dengan 9 Puskesmas. Gambaran persentase cakupan
pelayanan K4 di Kota Kediri pada tahun 2017 sebesar 4.348 (92,0%) dari seluruh ibu
hamil sebanyak 4.756 orang. Sedangkan target cakupan kunjungan ibu hamil K4 untuk
target tahun 2017 sebesar 87%, namun untuk indikator SPM ada kesenjangan 8,0%.
Berdasarkan teori dasar yang dikembangkan oleh Lawrence Green (1991) dalam
Nursalam (2014), Pemanfaatan pelayanan kesehatan dalam hal ini kunjungan pemeriksaan
kehamilan merupakan bentuk salah satu perilaku. Faktor perilaku dipengaruhi oleh tiga
faktor yakni faktor predisposing (umur, pekerjaan, pendidikan, pengetahuan dan sikap),
Pelayanan dan pemberian KIE kesehatan reproduksi bagi calon pengantin selain
sebagai upaya untuk memenuhi hak reproduksi dan meningkatkan derajat kesehatan juga
sebagai upaya untuk percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir
(Kementrian Kesehatan RI, 2015).
adalah: umur, pekerjaan, pendidikan, pengetahuan, sikap, paritas, kualitas pelayanan ANC
kehamilan K4.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka permasalahhannya
cakupan K4 di Kota Kediri belum memenuhi target SPM. Oleh karena itu dapat
dengan pemeriksaan kehamilan K4 pada ibu yang memiliki bayi usia 0-3 bulan di
kehamilan K4 pada ibu yang memiliki bayi usia 0-3 bulan (.....) Kota Kediri.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pemeriksaan calon pengantin pada ibu yang memiliki bayi usia 0-3
b. Mengidentifikasi pemeriksaan kehamilan K4 pada ibu yang memiliki bayi usia 0-3
K4 pada ibu yang memiliki bayi usia 0-3 bulan (.....) Kota Kediri.
b. Sebagai referensi atau tambahan informasi yang dapat digunakan oleh peneliti yang
2. Manfaat Praktisi
dalam rangka perencanaan dan penentuan kebijakan untuk dapat meningkatkan cakupan