PROPOSAL
oleh:
Sherly Anggun Irawati
NIM: P17321195012
PROPOSAL
Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan Kebidanan
oleh:
Sherly Anggun Irawati
NIM: P17321195012
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tulisan dalam proposal/ skripsi ini adalah
benar-benar asli hasil pemikiran kami sendiri, sepanjang pengetahuan kami belum ada karya
ilmiah yang serupa yang ditulis oleh orang lain. Apabila nanti terbukti ini tidak asli atau disusun
oleh orang lain atau hasil menjiplak karya orang lain baik sebagian maupun seluruhnya, maka
kami bersedia untuk menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.
NIM: P17321195012
LEMBAR PERSETUJUAN
Proposal dengan Judul Hubungan Pengetahuan Dan Perilaku Seksual Pada Remaja Putri Di
Smak Santo Agustinus Kediri. Oleh Sherly Anggun Irawati NIM P17321195012 telah diperiksa
dan disetujui untuk diujikan.
………………………..
……………………….
………………………..
………………………..
LEMBAR PENGESAHAN
Proposal dengan Judul Hubungan Pengetahuan Dan Perilaku Seksual Pada Remaja Putri Di
Smak Santo Agustinus Kediri. Oleh Sherly Anggun Irawati NIM P17321195012 telah
dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Skripsi Pada tanggal
Dewan Penguji
……………………………………………………….
………………………………………………………..
Mengetahui,
Puji dan Syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan yang berkenan pada umat ciptaan-
Nya beserta alam semesta ini telah memberikan berkat dan kasih karunia-Nya, sehingga peneliti
dapat menyelesaikan Proposal dengan judul “ Hubungan Pengetahuan Seks Dan Perilaku
Seksual Pada Remaja Putri Di Smak Santo Agustinus Kediri”
Penyusunan proposal penelitian ini tidak akan berjalan dengan lancar tanpa bantuan,
bimbingan dan pengarahan dari semua pihak. Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Budi Susatia,S. Kp, M. Kes, Selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.
2. Herawati Mansur, S.Psi, M.Pd Selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Malang.
3. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam kelancaran penyusunan Proposal.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa Proposal ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan evaluasi demi peningkatan
kualitas Proposal. Semoga Proposal ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Peneliti
BAB I
PENDAHULUAN
Remaja adalah suatu fase tumbuh kembang yang dinamis dalam kehidupan, periode
transisi dari masa kanan-kanak ke masa dewasa yang ditandai percepatan perkembangan
fisik, mental, emosional, dan sosial. Masa remaja pada umumnya dimulai pada usia 10-13
tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun ( Sarwono, 2011). Hal ini disebabkan masa remaja
adalah merupakan proses dari kanak-kanak menjadi dewasa yang ditandai dengan
percepatan perkembangan fisik, mental, emosi, dan sosial (Listriana, 2012). Kelompok
remaja di Indonesia memiliki proporsi kurang lebih seperlima dari jumlah penduduk. Hal ini
sesuai proporsi remaja di dunia yaitu jumlah remaja diperkirakan 1,2 milyar atau sekitar
Hasil Survei Penduduk Antar Sensus 2015 menunjukkan bahwa penduduk usia 15-24
Tahun mencapai 42.061,2 juta atau sebesar 16,5 persen dari total penduduk Indonesia.
Tingginya jumlah remaja di Indonesia, disertai pula dengan problematika yang dihadapi oleh
mereka. Dari berbagai permasalahan remaja yang mencuat, masalah seksualitas adalah yang
merupakan masalah yang pelik bagi remaja, karena masa remaja merupakan masa dimana
seseorang dihadapkan pada berbagai tantangan dan masalah, baik itu masalah perkembangan
maupun lingkungan. Tantangan dan masalah ini akan berdampak pada perilaku remaja,
perempuan usia 15-19 tahun melahirkan setiap tahunnya, sekitar 15-20 % dari remaja usia
sekolah di Indonesia sudah melakukan hubungan seksual di luar nikah. Tingginya angka
hubungan seks pra nikah di kalangan remaja erat kaitannya dengan meningkatya jumlah
aborsi saat ini, serta kurangnya pengetahuan remaja akan reproduksi sehat. Jumlah aborsi
saat ini sekitar 2,3 juta dan 15-20 % diantaranya dilakukan remaja. Hal ini pula yang
Fenomena kehidupan remaja yang sangat menonjol adalah terjadinya peningkatan minat
oleh faktor perubahan selama periode pubertas. Terutama kematangan organ-organ seksual
diri remaja. Dorongan seksual pada remaja sangat tinggi, dan bahkan lebih tinggi dari orang
Perilaku seksual merupakan perilaku yang bertujuan untuk menarik perhatian lawan jenis
dan terkait dengan aktivitas hubungan seksual. Aktivitas seksual merupakan kegiatan yang
dilakukan dalam upaya memenuhi dorongan seksual. Hasil penelitian Ine’ Fronteinera (2009)
di Negara Eropa pada tahun 2005 hingga 2006 mengidentifikasi dari 1557 sampel lebih dari
¾ respondent telah mempunyai pacar dan setengah dari jumlah tersebut melakukan hubungan
heteroseksual. Lebih dari 85% pemuda telah melakukan hubungan seksual pada setiap
Data mengenai remaja di Indonesia menunjukkan dari remaja usia 12-18 tahun 16%
mendapat informasi seputar seks dari teman, 35% dari film porno dan hanya 5% dari orang
tua. Diketahui hampir 50% remaja di Indonesia pada tahun 2009 pernah melakukan
hubungan seks diluar nikah. Padahal ada sekitar 2,3 juta kasus aborsi di Indonesia, dimana
20% dilakukan di Jawa Timur. Persentase pada remaja putri pada tahun 2009 sebanyak 40%
dari Januari sampai Juli 2013 menunjukkan 62,7% remaja SMP dan SMA tidak perawan.
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional menyebutkan hal yang sama bahwa 22,6%
remaja menganut seks bebas. Seks bebas menjadi hal yang sangat biasa bagi kalangan remaja
saat ini. Tanpa merasa malu mereka meminta pasangannya untuk melakukan seks bebas.
Seks bebas merupakan hal tabu oleh masyarakat, bukan hanya wanita dewasa saja yang
melakukannya, namun sekarang kalangan remaja sudah melakukannya walaupu hanya satu
kali. Kejadian ini justru menimpa remaja-remaja yang justru masih SMP dan SMA yang
bukan hanya keberadaannya di kota besar melainkan sudah sampai ke pelosok desa.
Faktor yang mendorong remaja melakukan hubungan seks diluar nikah adalah
mispresepsi terhadap makna pacaran yang menganggap bahwa hubungan seks adalah bentuk
penyaluran kasih sayang (Miftah, 2011). Informasi yang salah tentang seks dapat
mengakibatkan pengetahuan dan persepsi seorang mengenai seorang seluk beluk seks sendiri
menjadi salah. Hal ini menjadi salah satu indikator meningkatnya perilaku seks bebas
dibandingkan tidak tahu sama sekali. Kendati dalam hal ini ketidaktauan bukan berarti tidak
tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi dengan perilaku seksual remaja. Hasil ini
didukung oleh survey yang dilakukan dibeberapa Negara yang memperlihatkan adanya
informasi yang baik dan benar, dapat menurunkan permasalahan pada reproduksi remaja
(Panjaitan, 2013).
Remaja mencoba mengekspresikan dorongan seksualnya dalam berbagai bentuk tingkah
laku seksual, mulai dari melakukan aktivitas berpacaran (datting), berkencan, bercumbu,
sampai dengan melakukan kontak seksual (Santrock, 2013). Kecenderungan perilaku seksual
yang buruk saat ini salah satunya dipengaruhi oleh pola asuh orang tua yang salah satunya
diperoleh dari pola asuh orang tua yang salah dalam membesarkan remaja. Banyak orang tua
tidak memberikan informasi mengenai seks dan kesehatan reproduksi kepada anaknya,
karena takut hal tersebut justru akan meningkatkan terjadinya hubungan seks di kalangan
remaja. Orang tua juga beranggapan bahwa seks merupakan hal yang tak perlu dibicarakan.
Pendidikan seks yang kurang menyebabkan anak mencar informasi diluar yang justru dapat
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka dapat disusun rumusan masalah berupa: “
Bagaimana hubungan pengetahuan seks dengan perilaku seksual pada remaja putri di
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pengetahuan seks dengan perilaku seksual pada remaja putri di
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat
a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian dapat memberikan pengetahuan bagi peneliti untuk hubungan
Hasil penelitain dapat digunakan sebagai bahan tambahan untuk pengetahuan dan
Santo Agustinus Kediri, khususnya remaja putri mengenai pengetahuan seks dan
perilaku seksual.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Pengetahuan
Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan suatu hal yang
didapatkan dari hasil penginderaan. Penginderaan manusia yang berperan terhadap perolehan
pengetahuan sebagian besar diperoleh dari indera penglihatan (mata) dan indera penglihatan
(telinga). Pengetahuan dapat diperoleh secara alami maupun dengan intervensi langsung dan
tidak langsung (Notoadmojo, 2011).
Pengertian remaja
Remaja adalah suatu fase tumbuh kembang yang dinamis dalam kehidupan, periode
transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai percepatan fisik, mental,
emosional, dan sosial. Masa dewasa pada umunya dimulai pada usia 10-13 tahun (Sarwono,
2011). Secara biologis alat reproduksi remaja sudah mencapai kematangan misalnya untuk
remaja laki-laki sudah mengalami mimpi basah dan untuk perempuan sudah mengalami
menstruasi. Masa tersebut remaja sudah aktif secara seksual. Namun remaja belum cukup
mampu untuk membuat keputusan sendiri, oleh karena itu mereja sering merasa terjerumus ke
dalam kegiatan-kegiatan yang menyimpang dari aturan, salah satunya yaitu seks bebas
(Notoatmodjo, 2010).
Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual , baik
dengan lawan jenis maupun sesame jenis. Bentuk tingkah laku mulai dari perasaan tertarik
sampai tingkah laku berkencan, bercumbu dan berhubungan badan. Obyek seksualnya biasanya
orang lain, orang dalam khayalan atau diri sendiri, orang sejenis maupun lawan jenis. Sebagian
tingkah laku ini tidak memiliki dampak , terutama bila tidak menimbulkan dampak fisik bagi
orang yang bersangkutan atau lingkungan sosial. Tetapi sebagian perilaku seksual (yang
dilakukan sebelum waktunya) justru memiliki dampak psikologis yang serius seperti rasa
depresi, marah, dan agresi (Departemen sosial 2004, dalam Heni 2009).
Kerangka Konsep
PENGETAHUAN SEKS
1. Pendidikan
2. Informasi
3. Sosial, budaya, ekonomi
4. Lingkungan
5. Pengalaman
6. Usia
1. Bersentuhan
2. Berciuman
3. Bercumbuan
4. Berhubungan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan hasil akhir dari keputusan yang dibuat oleh peneliti
yang dibuat oleh peneliti yang berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa
diterapkan. Desain penelitian pada hakekatnya merupakan suatu strategi untuk tujuan
penelitian yang telah diterapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti
pada proses penelitian (Nursalam, 2009).
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dimana peneliti
menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabel bebas pengetahuan seks
dan variabel terikat perilaku seksual pada remaja putri yang dilakukan pada saat itu.
Kerangka Operasional
Hasil penelitian
Kesimpulan
Populasi
Menurut Sugiyono (2015) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek
atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Jadi, populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada subjek atau obyek itu.
Populasi dalam penelitian ini yaitu remaja putri kelas XI jurusan IPS dengan jumlah 40
siswa.
Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajati semua yang ada pada populasi,
misalnya karena keterbatasan dana, waktu tenaga, maka peneliti dapat menggunakan sample
yang diambil dari populasi itu (Sugiyono,2015). Sample dalam penelitian ini adalah remaja putri
kelas XI SMAK Santo Agustinus Kediri dan sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
Untuk populasi kurang dari 1000 dan besar populasi diketahu, maka besar sampel dapat
menggunakan rumus yaitu:
N
n= 2
1+ N ( d)
N
n=
1+ N ( d)2
43
n=
1082
n= 39,74 = 40
Keterangan :
n: besar sample
N: besar populasi
Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan
digunakan dalam suatu penelitian (Sugiyono, 2017).
Penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling yaitu
pengambilan sample secara acak dan sederhana dimana setiap anggota populasi memiliki
kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel (Notoatmodjo,2012).
Dalam menentukan sample maka perlu ditentukan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Kriteria
inklusi merupakan kriteria yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota sampel yang tidak dapat
diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2012).
. Kriteria inklusi :
1. Tercatat aktif sebagai siswi SMAK Santo Agustinus Kediri
2. Berjenis kelamin perempuan
3. Termasuk ke dalam usia remaja (10-19 tahun)
4. Bersedia mengisi kuesioner
Kriteria Eklusi :
1. Tidak bersedia mengisi kuesioner
Variabel Penelitian
Variabel merupakan sebuah konsep yang dapat dibedakan menjadi dua yaitu bersifat kuantitatif
dan bersifat kualitatif, variable kuantitatif diantaranya umur, tinggi badan, berat badan sedangkan
kualitatif yaitu persepsi, respon dan sikap (Alimul, 2014).
a. Variable Independen merupakan variable yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya
variable dependen (terikat). Variable ini juga dikenal dengan nama variable bebas artinya
bebas dalam mempengaruhi variable lain. Variable independen dari penelitian ini adalah
pengetahuan seks remaja putri.
b. Variable dependen merupakan variable yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena
variable bebas. Variable dependen pada penelitian ini adalah perilaku seksual.
Definisi
Definisi operasional adalah mendefinisikan variable secara operasional berdasarkan karakteristik
yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat
terhadap suatu objek atau fenomena. Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang
dijadikan ukuran dalam penelitian. Cara pengukuran merupakan cara dimana variable dapat
diukur dan ditentukan karakteristiknya (Alimul,2014).
…………………………………
Peneliti melakukan pengumpulan data melalui cara kuisioner. Penelitian dengan kuisioner itu
yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan
atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono,2015). Peneliti
memberikan kuisioner kepada siswi yang menjadi responden. Prosedur yang dilakukan peneliti
dalam melakukan penelitian sebagai berikut:
1. Peneliti mengajukan izin penelitian kepada Ketua Program Studi Sarjana Terapan
Kebidanan Kediri.
2. Peneliti mengajukan izin kepada kepala sekolah SMAK Santo Agustinus Kediri Kediri.
3. Peneliti meminta data siswi yang masih berstatus pelajar SMAK Santo Agustinus Kediri.
4. Peneliti meminta izin untuk pengambilan data siswi kelas XI tentang pengetahuan seks
dan perilaku seksual pada remaja putri.
5. Melakukan penelitian di kelas XI, setelah itu peneliti mengumpulkan siswi yang
memenuhi kriteria inklusi, peneliti menjelaskan tentang tujuan penelitian dan bila
bersedia menjadi responden dipersilahkan untuk menandatangani lembar persetujuan.
6. Peneliti mewawancarai responden dengan menggunakan kuisioner sebanyak….
Pertanyaan tentang pengetahuan seks
7. Mengumpulkan lembar kuisioner.
8. Peneliti memberikan checklist perilaku seksual pada responden terdiri dari … pertanyaan
diberi waktu mengisi……
9. Peneliti merekap data kuisioner checklist
Data yang sudah terkumpul kemudian dilakukan tahap-tahap pengolahan data sebagai berikut:
Editing
Setelah memberikan lembar kuisioner, kemudian dilakukan pengamatan pada lembarb kuisioner.
Apakah jawaban sudah diisi semua.
Coding
Peneliti memberikan kode tertentu seperti kode numeric (angka) atau huruf pada tiap-tiap data
sehingga memudahkan dalam analisis data.
1) Data umum
Nama responden : R1
Dst
2) Data khusus
a. Pengetahuan
1= sangat tidak setuju
2= tidak setuju
3=setuju
4= sangat setuju
b. Perilaku seksual remaja
1= tidak
2=kadang-kadang
3= sering
4=selalu
Tabulating
Yakni membuat table-tabel sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti
(Notoatmodjo,2012).
Scoring
Dalam kuisioner pada pengetahuan seksual terdapat …. Pertanyaan, setiap pola asuh terdiri dari
… pertanyaan. Jawaban selalu mendapat poin (4), sering (3), kadang-kadang (2), tidak pernah
(1).
Keterangan :
P : Presentase hasil
SM : Skor maksimal
Analisa data
1) Analisis Univariat
Bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik tiga variabel penelitian.
Analisi ini dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi
(Notoatmodjo, 2012).
2) Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau
berkorelasi. Setelah dilakukan analisis univariat, hasilnya akakn diketahui karakteristik
atau distribusi setiap variabel dapat dilanjutkan analisis bivariat.
Kesimpulan
Penyajian hasil
Dalam penelitian ini peneliti berencana menggunakan hasil penelitian dalam bentuk table.
Menggunakan table distribusi maka penyajian lebih efisien dan cukup komunikatif (Sugiono,
2012).
Etika penelitian
Sebelum dilakukan pengumpulan data, penelitian terlebih dahulu mengajukan permohonan ijin
yang disertai proposal penelitian. Setelah mendapat persetujuan, kuisioner dibagikan pada subjek
penelitian dengan menekankan masalah etika sebagai berikut:
Panjaitan, Dewisartika dan Daulay, wardiyah. 2012. Pola Asuh Orang Tua Dan Perkembangan
Sosialisasi Remaja Di SMA Negeri 15 Medan. Medan: Fakultas Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika http://docplayer.info/30943189- Pola-Asuh-Orang-Tua-Dan-Perkembangan-Sosialisasi-
Remaja-Di-SMA-Negeri-15-Medan.html
Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. Alfabet
Yudiati, Erna Agustina. 2011. Perlakuan Salah Terhadap Anak Dalam Keluarga. Jakarta:
http://www.unika.ac.id/yudiatierna/369.
LAMPIRAN
INSTRUMEN