Anda di halaman 1dari 28

PENGEMBANGAN PROPOSAL

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA IBU HAMIL


TRIMESTER II DAN TRIMESTER III DI WILAYAH PUSKESMAS KEDIRI

DOSEN PEMBIMBING
KOEKOEH HARDJITO, S.Kep.Ners, M.Kes

DISUSUN OLEH :
YUSTISIA HANUM
NIM. 17321195023

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
PROGRAM STUDI ALIH JENJANG SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KEDIRI
TAHUN 2019/2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima
menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi dalam
kehamilan yaitu preeklamsi dan eklamsi merupakan penyulit dalam kehamilan yang sering
ditemukan dan menjadi penyebab utama sebagian besar kematian ibu di Dunia. Menurut
WHO diperkirakan 15% kehamilan akan mengalami keadaan resiko tinggi dan komplikasi
obstetrik jika tidak segera ditangani secara memadai akan menyebabkan kematian pada ibu
dan janin. Penyebab tidak langsung kematian ibu hamil salah satunya yaitu 4 T (terlalu muda,
terlalu tua, terlalu sering, dan terlalu banyak). Beberapa peneliti mengemukakan bahwa
kejadian hipertensi dalam kehamilan sering terjadi pada ibu primigravida. Menurut
(Lisnawati, 2013) menjelaskan bahwa primigravida tua beresiko lebih tinggi untuk
preeklamsi berat.
Berdasarkan data (Kementrian Kesehatan RI, 2014) di Indonesia angka kematian ibu
hamil penyebab hipertensi meningkat dari 21,5% menjadi 27,1%. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh (Radjamuda & Montolalu, 2014) dengan judul faktor-faktor risiko yang
berhubungan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil di Poli Klinik Obs-Gin Rumah Sakit
Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Kota Manado menjelaskan bahwa faktor paritas
mempengaruhi pada kejadian hipertensi kehamilan dengan presentase 35,3% untuk primipara
dan presntase 20,3% untuk multipara yang artinya faktor paritas paling banyak
mempengaruhi kejadian hipertensi kehamilan dari pada multipara. Adapun penelitian lain
yang dilakukan oleh (Denantika, Serudji, & Revilla, 2015) menjelaskan bahwa kejadian
preeklamsi dipengaruhi oleh status gravida dan usia dimana primigravida lebih beresiko
mengalami preeklamsi yaitu 1,458 kali lebih besar dari pada multigravida.
Di Jawa Timur pada tahun 2013 sampai tahun 2017 kasus penyebab kematian ibu hamil
karena preeklamsi/ eklamsi mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2017 terdapat 28,9% kematian ibu karena preklamsi/ eklamsi (Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur, 2018).
Menurut (Dinas Kesehatan, 2016) di Kabupaten Kediri pada tahun 2015 terdapat 17,65
kasus kematian ibu penyebab hipertensi dalam kehamilan yaitu eklamsi, sedangkan pada
tahun 2016 kasus preklamsi mengalami peningkatan yaitu sebanyak 45%. Pada tahun 2017
penyebab kematian hipertensi dalam kehamilan mengalami penurunan 30%. Meskipun
mengalami penurunan namun masih jauh dari target MDGs tahun 2015 – 2019. Beberapa
keadaan yang menyebabkan kondisi ibu hamil tidak sehat salah satunya karena terlalu
banyak melahirkan (Kementrian Kesehatan RI, 2015).
Hipertensi dalam kehamilan dapat berdampak buruk bagi ibu dan janinyang
dikandungnya. Komplikasi yang terjadi diantaranya sindroma HELLP (Hemolysis, Elevated
Liver Enzyme, Low Platelet), odema paru, gangguan ginjal, perdaraha, solusio plasenta
bahkan kematian ibu (Ida Ayu Candranita Manuaba, 2010).
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan paritas dengan
kejadian hipertensi pada ibu hamil trimester II dan trimester III di wilayah Puskesmas Kediri.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti merumuskan masalah penelitian yaitu
“adakah hubungan paritas dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil trimester II dan
trimester III di wilayah Puskesmas Kediri?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan paritas dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil trimester II dan
trimester III di wilayah Puskesmas Kediri.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi kejadian hipertensi ibu hamil trimester II dan trimester III di
wilayah puskesmas Kediri.
2. Mengidentifikasi status paritas ibu hamil trimester II dan trimester III di wilayah
puskesmas Kediri.
3. Menganalisa hubungan paritas dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil trimester II
dan trimester III di wilayah Puskesmas Kediri.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Profesi
Menambah pengetahuan mengenai hubungan paritas dengan kejadian hipertensi pada ibu
hamil trimester II dan trimester III sebagai bekal untuk memberikan asuhan kebidanan
dan meningkatkan pelayanan kesehatan.
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat dijadikan acuan sebagai bahan penelitian selanjutnya tentang hubungan paritas
dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil trimester II dan trimester III.
1.4.3 Bagi Peneliti
Penelitian dapat mengaplikasikan mata kuliah metodologi penelitian secara keilmuan
sekaligus dikembangkan menjadi pembelajaran obeservasi dan mandiri dalam
memecahkan masalah.
1.4.4 Bagi Tempat Penelitian
Bagi petugas kesehatan di tempat penelitian, penelitian ini dapat bermanfaat untuk
petugas kesehatan lebih memperhatikan bahwa status paritas dapat mempengaruhi
kejadian hipertensi dalam kehamilan, sehingga petugas kesehatan dapat melakukan
deteksi dini memberikan asuhan kebidanan yang tepat untuk ibu hamil.
1.4.5 Bagi Responden
Untuk responden penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang status paritas
dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil.
BAB 2

TIJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Kehamilan


2.1.1 Pengertian Kehamilan

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional dalam Manuaba (2010), kehamilan


didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari sperma dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi yaitu penempelan hasil konsepsi (pertemuan sperma dan ovum) di
endometrium. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender Internasional.
Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, di mana trimester pertama berlangsung dalam 12 minggu,
trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu
(minggu ke-28 hingga ke-40).

Penjelasan dari klasifikasi kehamilan menurut Kusmiati,dkk (2009) yaitu :


a. Trimester I
Trimester pertama sering dikatakan sebagai masa penentuan. Penentuan untuk
membuktikan bahwa wanita dalam keadaan hamil. Pada saat inilah tugas psikologis pertama
sebagai calon ibu untuk dapat menerima kenyataan akan kehamilannya. Selain itu akibat dari
dampak kejadian peningkatan hormon estrogen dan progesteron pada tubuh ibu hamil akan
mempengaruhi perubahan pada fisik sehingga banyak ibu hamil yang merasakan
kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan. Pada trimester pertama seorang ibu akan
akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil.
Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama.
Bertambahnya berat badan berubahan bentuk tubuh yang dijadikan bukti awal perkembangan
bayi meskipun sebenarnya bukanlah kejadian secara fisik. Trimester pertama sering menjadi
waktu yang sangat menyenangkan untuk melihat apakah kehamilan akan dapat berkembang
baik.
b. Trimester II
Trimester kedua sering disebut sebagai periode perencanaan kesehatan, saat ibu merasa
sehat. Ini disebabkan selama trimester ini umumnya wanita sudah merasa baik dan terbebas
dari ketidaknyamanan kehamilan. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih
tinggi dan rasa tidak nyaman. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai
beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan
pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan
bayinya, dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seseorang diluar dari dirinya
sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti
yang dirasakannnya pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido.
Ketika janin menjadi semakin jelas, yang terlihat dengan adanya gerakan dan denyut
jantung, kecemasan orang tua yang terutama ialah kemungkinan cacat pada anaknya. Orang
tua mungkin akan membicarakan rasa cemasnya ini secara terbuka dan berusaha memperoleh
kepastian bahwa anaknya dalam keadaan sempurna. Pada tahap lanjut kehamilan, rasa takut
bahwa anaknya dapat meninggal.
c. Trimester III
Trimester ketiga sering disebut sebagai periode penantian. Pada periode ini wanita
menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari dirinya, wanita hamil menjadi tidak sabar
untuk segera melihat bayinya. Ada perasaan yang tidak menyenangkan ketika bayinya tidak
lahir tepat pada waktunya, fakta yang menempatkan wanita tersebut gelisahdan hanya bisa
melihat dan menunggu tanda-tanda gejalanya.
Trimester tiga adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai
orang tua, seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi. Saat ini orang-orang
disekelilingnya akan membuat rencana pada bayinya. Wanita tersebut akan berusaha
melindungi bayinya, dengan menghindari kerumunan yang dianggap membahayakan.
Memilih nama adalah aktivitas yang akan dilakukan dalam memperisapkan kehadiran bayi,
mungkin akan mencari buku yang berisi nama-nama atau mengikuti penyuluhan-penyuluhan
kesehatan yang berkaitan dalam rangka mempersiapkan kelahiran dan kesiapan menjadi
orang tua. Membuat atau membeli pakaian bayi, mengatur ruangan.

2.1.2 Masalah Kehamilan Trimester II dan Trimester III


Menurut (Ida Ayu Candranita Manuaba, 2010) berdasarkan pengalaman para
wanita yang telah hamil, masalah kehamilan yang biasanya muncul yaitu :
1) Anemia pada kehamilan
Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi dan merupakan
masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan social ekonomi
masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia.
Untuk menghindari terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe
dengan dosis 1 tablet sehari.
2) Kehamilan dengan resiko tinggi
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya bahaya dan
komplikasi yang lebih besar baik terhadap ibu maupun terhadap janin yang
dikandungnya selama masa kehamilan, persalinan, ataupun nifas bila dibandingkan
dengan kehamilan persalinan dan nifas normal. Untuk menegakkan kehamilan resiko
tinggi pada ibu dan janin adalan dengan pemeriksaan ANC secara rutin. Keuntungan
pemeriksaan ANC yaitu mengetahui deteksi dini sehingga dapat melakukan
pengawasan secara intensif, memberikan pengobatan sehingga resikonya dapat
dikendalikan, dan melakukan rujukan untuk mendapat tindakan yang adekuat.
3) Perdarahan antepartum
Perdarahan antepartum adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan diatas 28
minggu atau lebih. Pengelompokan perdarahan antepartum yaitu :
a) Plasenta previa
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen
bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan
lahir. Perdarahan pada plasenta previa terjadi tanpa rasa sakit pada saat tidur atau
sedang melakukan aktivitas dan perdarahan tersebut keluar darah segar yang
dapat menimbulkan anemia sampai syok, sedangkan pada janin dapat
menimbulkan asfiksia sampai kematian janin dalam rahim.
b) Solusio plasenta
Solusio plasenta merupakan terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada
corpus uteri sebelum janin lahir. Terlepasnya plasenta sebelum waktunya
menyebabkan akumulasi darah antara plasenta an dinding Rahim yang dapat
menimbulkan gangguan atau penyulit terhadap ibu dan janin.
4) Preeklamsi dan eklamsi
Preeklamsi dan eklamsi merupakan komplikasi kehamilan yang berkelanjutan dengan
penyebab yang sama. Selain perdarahan dan infeksi, preeklamsi dan eklamsi
merupakan penyebab kematian ibu dan perinatal yang tinggi terutama di negara
berkembang. Diagnosa ditetapkan dengan sebutan trias yaitu kenaikan berat badan,
kenaikan tekanan darah, dan terdapat protein urin. Untuk dapat menegakkan
diagnosis dini diperlukan pemeriksaan ANC secara rutin dengan memperhatikan
kenaikan berat badan, tekanan darah, dan pemeriksaan protein urin.
5) Kehamilan kembar
Kehamilan kembar merupakan satu kehamilan dengan dua janin atau lebih. Bahaya
bagi ibu tidak begotu besar, tetapi wanita dengan kehamilan kembar memerlukan
pengawasan dan perhatian khusus bila diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu dan
janin.
6) Ketuban pecah dini
Ketuban pecah dini merupakan pecahnya ketuban sebelum terjadinya tanda
persalinan, hal tersebut merupakan penyebab terbesar persalinan premature dengan
berbagai akibat. Bahaya ketuban pecah dini adalah kemungkinan infeksi dalam
Rahim dan persalinan premature yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortilitas
ibu dan bayi. Oleh karena itu, pemeriksaan dalam perlu dibatasi sehingga penyulit
makin ditekan sebagai upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan
bayi.

2.2 Konsep Hipertensi


2.2.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi dalam kehamilan adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau diastolik ≥
90 mmHg yang terjadi saat kehamilan, hipertensi dalam kehamilan adalah tekanan darah
diastolik ≥ 90 mmHg, penyempitan pembuluh darah saat hamil menyebabkan ibu hamil
mengalami hipertensi karena aliran darah ke otak tidak lancar (Vita Sutanto & Fitriana,
n.d.). Menurut (Yeyeh Rukiyah & Yulianti, 2011) hipertensi dalam kehamilan merupakan
tekanan darah tinggi yang terjadi saat kehamilan di usia kehamilan memasuki 20 minggu
dan dapat mempengaruhi kehamilan.
2.2.2 Patofisiologi Hipertensi
Penyebab hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum diketahui dengan jelas. Banyak
teori telah dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan, tetapi tidak ada
satu pun teori yang dianggap mutlak benar. Teori-teori yang sekarang banyak dianut
adalah (Fauziyah, 2012) :
1. Teori kelainan vaskularisasi plasenta
Pada kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat aliran darah dari cabang-
cabang arteri uterina dan arteri ovarika. Kedua pembuluh darah tersebut menembus
miometrium berupa arteri arkuata dan arteri arkuata memberi cabang arteri radialis.
Arteri radialis menembus endometrium menjadi arteri basalis dan memberi
cabang arteri spiralis. Pada kehamilan normal, dengan sebab yang belum jelas,
terjadi invasi trofoblas ke dalam lapisan otot arteri spiralis yang menimbulkan
degenerasi lapisan otot tersebut, sehingga terjadi dilatasi arteri spiralis. Invasi
trofoblas juga memasuki jaringan sekitar arteri spiralis, sehingga jaringan matriks
menjadi gembur dan memudahkan lumen spiralis mengalami distensi dan dilatasi.
Distensi dan vasodilatasi lumen arteri apiralis ini memberi dampak penurunan
tekanan darah, penurunan resistensi vaskular, dan peningkatan aliran darah pada
utero plasenta. Akibatnya, aliran darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan
juga meningkat, sehingga dapat menjamin pertumbuhna janin dengan baik. Pada
hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada lapisan otot
arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. Lapisan otot arteri spiralis tidak
memungkinkan mengalami distensi dan vasodilatasi. Akibatnya, arteri spiralis
relatif mengalami vasokontriksi, dan terjadi kegagalan “remodeling arteri spiralis”,
sehingga aliran darah utero plasenta menurun, dan terjadilah hipoksia dan iskemia
plasenta. Dampak iskemia plasenta akan menimbulkan perubahan-perubahan yang
dapat menjelaskan patogenesis hipertensi dalam kehamilan selanjutnya.
2. Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel
a. Iskemia plasenta dan pembentukan oksidan/radikal bebas
Sebagaimana dijelaskan pada teori invasi trofoblas, pada hipertensi dalam
kehamilan terjadi kegagalan “remodeling arteri spiralis”, dengan akibat
plasenta mengalami iskemia. Plasenta yang mengalami iskemia dan
hipoksia akan menghasilkan oksidan (radikal bebas). Oksidan atau radikal bebas
adalah senyawa penerima molekul yang mempunyai elektron yang tidak
berpasangan. Salah satu oksidan penting yang dihasilkan iskemia plasenta
adalah radikal hidroksil yang sangat toksis, khususnya terhadap membran sel
endotel pembuluh darah. Produksi oksidan pada manusia adalah suatu proses
normal, karena oksidan memang dibutuhkan untuk perlindungan tubuh. Adanya
radikal bebas dalam darah, maka hipertensi dalam kehamilan disebut “toxaemia”.
Radikal hidroksil akan merusak membran sel, yang mengandung banyak
asam lemak tidak jernih menjadi peroksida lemak. Peroksida lemak selain
akan merusak membran sel, juga akan merusak nukleus dan protein sel endotel.
Produksi oksidan (radikal bebas) dalam tubuh yang bersifat toksis, selalu
diimbangi dengan produksi antioksidan.
b. Peroksida lemak sebagai oksidan pada hipertensi dalam kehamilan
Pada hipertensi dalam kehamilan telah terbukti bahwa kadar oksidan, khususnya
peroksida lemak meningkat, sedangkan antioksidan, misalnya vitamin E pada
hipertensi dalam kehamilan menurun, sehingga terjadi dominan kadar oksidan
peroksida lemak yang relatif tinggi. Peroksida lemak sebagai oksidan/radikal
bebas yang sangat toksik ini akan beredar di seluruh tubuh melalui aliran darah
dan akan merusak membran sel endotel. Membran sel endotel lebih mudah
mengalami kerusakan oleh peroksida lemak, karena letaknya langsung
berhubungan dengan aliran darah dan mengandung banyak asam lemak tidak
jenuh. Asam lemak tidak jenuh sangat rentan terhadap oksidan radikal hidroksil,
yang akan berubah menjadi peroksida lemak.
c. Disfungsi sel endotel
Akibat sel endotel terpapar terhadap peroksida lemak, maka terjadi kerusakan sel
endotel, yang kerusakannya dimulai dari membran sel endotel. Kerusakan
membran sel endotel mengakibatkan terganggunya fungsi endotel, bahkan
rusaknya seluruh struktur sel endotel. Keadaan ini disebut “disfungsi endotel”
(endothelial disfunction).
3. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
Faktor imunologik berperan terhadap terjadinya hipertensi dalam kehamilan dengan
fakta sebagai berikut :
a. Primigravida mempunyai resiko lebih besar terjadinya hipertensi dalam
kehamilan jika dibandingkan dengan multigravida.
b. Ibu multipara yang kemudian menikah lagi mempunyai resiko lebih besar
terjadinya hipertensi dalam kehamilan jika dibandingkan dengan suami yang
sebelumnya.
c. Seks oral mempunyai resiko lebih rendah terjadinya hipertensi dalam kehamilan.
Lamanya periode hubungan seks sampai saat kehamilan ialah makin lama periode
ini, makin kecil terjadinya hipertensi dalam kehamilan.
4. Teori adaptasi kardiovaskular
Pada hamil normal pembulu darah refrakter tehadap bahan-bahan vasopresor.
Refrakter berarti pembuluh darah tidak peka tehadap rangsangan bahan vasopresor,
atau dibutuhkan kadar vasopresor yang lebih tinggi untuk menimbulkan respons
vasokonstriksi. Pada kehamilan normal terjadinya refrakter pembuluh daerah
terhadap bahan vasopresor adalah akibat dilindungi oleh adanya sitensis
prostaglandin pada sel endotel pembuluh darah.

2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Hipertensi


Menurut (Lisnawati, 2013) faktor yang mempengaruhi hipertensi dalam kehamilan yaitu :
1) Usia
Usia wanita hamil ≤ 25 tahun insiden hipertensi > 3 kali lipat, sedangkan pada wanita
hamil berusia ≥ 35 tahun dapat terjadi hipertensi laten.
2) Paritas
Primigravida tua resiko lebih tinggi untuk preeklamsi berat.
3) Ras/Golongan
Ras/golongan etnik biasanya ada perbedaan perlakuan/akses terhadap berbagai etnik
di banyak negara.
4) Faktor Keturunan
Apabila ada riwayat preeklamsi/eklamsi pada keluarga ibu maka factor resiko
meningkat sampai 25%.
5) Faktor Gen
Diduga adanya satu sifat resesif yang ditentukan genotif ibu dan janin.
6) Diet/Gizi
Menurut penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa kekurangan kalsium
berhubungan dengan angka kejadian pada hipertensi. Angka kejadian juga lebih
tinggi pada ibu hamil overweight.
7) Iklim/Musim
Di daerah tropis insiden hipertensi lebih tinggi.
8) Tingkah laku/Sosioekonomi
Insiden pada ibu perokok lebih rendah, akan tetapi merokok selama hamil akan
berdapak pada janin dan pertumbuhan janin terhambat. Aktifitas sederhana seperti
berbaring selama hamil kemungkinan bisa mengurangi insiden hipertensi.
9) Hiperplasentosis
Protein urin yang berlebih lebih tinggi pada kehamilan kembar, dizigotik lebih tinggi
dari pada monozigotik.

2.2.4 Klasifikasi Hipertensi dalam Kehamilan


Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan menurut (Alatas, 2019) digolongakan menjadi :
1. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20
minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20
minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pascapersalinan. Gejala
karakteristim yang harus mengidentifikasikan terjadinya hipertensi kronis adalah
nyeri kepala berulang dan perdarahan hidung.
2. Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai
dengan proteinuria. Eklampsia adalah preeklampsi yang disertai dengan kejang-
kejang dan/atau koma.
3. Preeklampsia pada hipertensi kronik (preeclampsia superimposed upon chronic
hypertension) adalah hipertensi kronik disertai tanda- tanda preeklampsi atau
hipertensi kronik disertai proteinuria.
4. Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa
disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pascapersalinan atau
kematian dengan tanda-tanda preeklampsi tetapi tanpa proteinuria.
Tabel 2.1 Perbedaan gambaran klinis antara hipertensi kronik, hipertensi
gestasional dan preeklampsia

Hipertensi Hipertensi
Gambaran Klinis Preeklamsi
Kronik Gestasional
Saatnya muncul Kehamilan UK Biasanya trimester Kehamilan UK <
hipertensi < 20 minggu III 20 minggu
Derajat HT Ringan – berat Ringan Ringan – berat
Proterinuria Tidak ada Tidak ada Biasanya ada
Serum urat > 5,5 Ada pada semua
Jarang Tidak ada
mg/dl kasus
Ada pada kasus
Hemokonstrasi Tidak ada Tidak ada
preeklamsi berat
Ada pada kasus
Trombositopenia Tidak ada Tidak ada
preeklamsi berat
Ada pada kasus
Disfungsi Hati Tidak ada Tidak ada
preeklamsi berat

2.3 Konsep Paritas


2.3.1 Definisi Paritas
Paritas merupakan jumlah bayi yang dilahirkan baik lahir hidup maupun lahir mati dari
seorang ibu. Ibu yang sering melahirkan mempunyai resiko bagi kesehatannya dan juga
bagi kesehatan anaknya. Paritas dapat mempengaruhi kecemasan dimana paritas
merupakan faktor yang bisa dikaitkan dengan aspek psikologi (Ida Ayu Candranita
Manuaba, 2010).

2.3.2 Klasifikasi Paritas


Menurut (M. Kriebs & L. Gegor, 2010), istilah paritas dibagi menjadi tiga macam, antara
lain:
a. Nulipara merupakan wanita yang belum pernah melahirkan
b. Primipara adalah kelahiran bayi hidup untuk pertama kali dari seorang wanita.
c. Multipara atau pleuriparitas adalah kelahiran bayi hidup dua kali atau lebih dari
seorang wanita.
d. Grande-multiparitas adalah kelahiran 5 orang anak atau lebih dari seorang wanita.
2.3.3 Hubungan Status Paritas Dengan Kejadian Hipertensi Dalam Kehamilan
Meningkatnya resiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan yang berhubungan dengan
paritas yaitu primigravida memiliki resiko 2 kali lebih besar dari pada multigravida. Teori
imunologik menjelaskan hubungan antara primigravida dengan kejadian hipertensi dalam
kehamilan, teori tersebut menyebabkan blocking antibodies terhadap antigen plasenta
yang terbentuk dan penurunan Human Leococyte Antigen Protein G (HLA-G) yang
berperan penting dalam modulasi respon imun sehingga ibu menolak hasil konsepsi
(plasenta) atau terjadi intoleransi ibu terhadap plasenta sehingga terjadi hipertensi dalam
kehamilan (Fauziyah, 2012).

2.4 Kerangka Konsep


Kerangka konsep merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang dilakukan dan
memberi landasan kuat terhadap topik yang dipilih sesuai dengan identifikasi masalahya
(Nazir, 2014)
Usia Kehamilan > 20
minggu

Paritas

primigravida Multigravida Grandemulti

Tidak terjadi ivasi sel – Stress Faktor riwayat


sel trofoblas hipertensi

Peningkatan
Lapisan otot arteri pelepasan CRH Invasi tidak sempurna dinding
spiralis kaku dan keras arteriola spiralis oleh troflobas

Peningkatan kotisol
Lumen arteri spiralis
Pembuluh darah berdiameter
mengalami distensi &
sempit dengan resistensi yang
vaasodilatasi
tinggi
Respon simpatis Vesokontriksi
meningkat pembuluh darah
Kegagalan remodeling
arteri spiralis
Tidak terjadi
penurunan Gangguan Permeabilitas
Aliran darah sensivitas terhadap perfusi membrane
uteroplasma menurun vasopeptida metabolisme glomerulus

Terjadinya peningkatan curah Edema proteinuria


hipoksia & jantung dan
iskemia plasenta tekanan darah

Hipertensi dalam kehamilan

Keterangan : : Variabel yang diteliti : Mempengaruhi


: Variabel tidak diteliti : Ada hubungan

Gambar 2.1 : Kerangka konsep hubungan paritas dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil trimester II
dan trimester III di wilayah Puskesmas Kediri
2.5 Hipotesa
Hipotesa merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana
rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat (Sugiyono, 2010).
Hipotesa berdasarkan penelitian diatas yaitu :
a. Hipotesa nol (H0)
Hipotesa ini biasanya dibuat untuk menyatakan suatu kesamaan atau tidsak adanya
suatu perbedaan yang bermakna antar kedua kelopok atau lebih mengenai suatu hal yang
dipermasalahkan (Notoatmodjo, 2010).
b. Hipotesa hubungan (H1)
Hipotesa yang didapat juga dibedakan berdasarkan hubungan atau hubungan antara dua
variabel atau lebih.Hipotesa pengaruh berisi tentang adanya pengaruh antara dua variabel
(Notoatmodjo, 2010).
Hipotesa pada rencanan penelitian ini adalah: ada hubungan paritas dengan kejadian
hipertensi pada ibu hamil trimester II dan trimester III di wilayah Puskesmas Kediri.
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Desain penelitian merupakan proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan
penelitian (Nazir, 2014). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik dengan
pendekatan studi case-control yang dimulai dengan mengidentifikasi ibu hamil yang
mengalami hipertensi (kasus) dan ibu hamil yang tidak mengalami hipertensi (kontrol),
kemudian secara retrospeksi ditelusuri salah satu faktor resiko yaitu status paritas yang dapat
menyebabkan hipertensi dalam kehamilan.

3.2 Kerangka Operasional


Kerangka operasional merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan
dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting (Sugiyono,
2011).
Populasi :
seluruh data ibu hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kediri
berjumlah 500 ibu hamil trimester II dan trimester III pada tanggal 01 Januari
2019 – 30 Juni 2019

Sampel :
sebagian data ibu hamil yang mengalami hipertensi sebagai sampel kasus
berjumlah 100 data ibu hamil trimester II dan trimester III yang mengalami
hipertensi

Sampling :
consecutive sampling

Kriteria Insklusi Kriteria Eksklusi


Seluruh ibu hamil TM II dan TM III Data ibu hamil TM II dan TM III tidak lengkap
Data ibu hamil TM II dan TM III yang
Bersedia menjadi responden
mengalami hipertensi kehamilan yang memiliki
komplikasi

Variabel independen Variabel dependen


(bebas) paritas (terkait) hipertensi
dalam kehamilan

Pengumpulan data :
Kohort dan Buku KIA

Analisa data = Chi-Square


( x2 )

Uji hipotesis
H0 diterima = ada hubungan

Hasil penelitian

Kesimpulan
3.3 Populasi, sampel dan Sampling
3.1.1 Populasi
Populasi merupakan seluruh obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetpkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2010).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh data ibu hamil yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Kediri berjumlah 500 ibu hamil trimester II dan trimester III pada tanggal 01
Januari 2019 – 30 Juni 2019.
3.1.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono, 2010).
Sampel dari penelitian ini adalah sebagian data ibu hamil yang mengalami hipertensi
sebagai sampel kasus berjumlah 100 data ibu hamil trimester II dan trimester III yang
mengalami hipertensi dan sebagian data ibu hamil yang tidak mengalami hipertensi
sebagai sampel kontrol berjumlah 400 pada tanggal 01 Januari 2019 – 30 Juni 2019 di
wilayah Puskesma Kediri.
3.1.3 Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menutkan sampel dalam
penelitian (Sugiyono, 2010).
Teknik sampling dari penelitian ini dengan menggunakan teknik consecutive sampling
yaitu pemilihan sampel dengan menetapkan subyek yang memenuhi kriteria penelitian
dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu, sehingga jumlah sampel dapat
terpenuhi.
3.4 Kriteria Sampling
3.4.1 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah ciri – ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang
bisa diambil sebagai sampel (Sugiyono, 2011). Kriteria inklusi pada penelitian ini
adalah :
1. Seluruh data ibu hamil trimester II dan trimester III yang berada di wilayah kerja
puskesmas Kediri mulai tanggal 01 Januari 2019 – 30 Juni 2019.
2. Responden bersedia dalam penelitian ini
3.4.2 Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah ciri – ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai
sampel (Sugiyono, 2011). Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah :
1. Data ibu hamil trimester II dan trimester III tidak lengkap yang berada di wilayah
Puskesmas Kediri mulai tanggal 01 Januari 2019 – 30 Juni 2019.
2. Data ibu hamil trimester II dan trimester III yang mengalami hipertensi kehamilan
yang memiliki komplikasi seperti jantung, DM, dan obesitas yang berada di wilayah
mulai tanggal 01 Januari 2019 – 30 Juni 2019.

3.5 Variabel Penelitian


Menurut (Notoatmodjo, 2010) variabel penelitian merupakan sesuatu yang digunakan
sebagai ukuran yang didapatkan oleh peneliti tentang konsep pengertian dari judul peneliti.
Variabel penelitian ini yaitu :
a. Variabel Independen (Bebas)
Variabel independen merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel
depeneden (Notoatmodjo, 2010). Variabel independen dalam penelitian ini adalah paritas
b. Variabel Dependen (Terikat)
Variable dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel
bebas (Notoatmodjo, 2010). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah hipertensi dalam
kehamilan.

3.6 Definisi Oprasional


Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau
konstrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun
memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel
tersebut (Nazir, 2014).

Variabel Definisi
No Parameter Instrumen Skala Kriteria
Penelitian Operasional
1 Independen: Jumlah Ibu hamil Kohort ibu, N 1. Primigravida:
Paritas kehamilan trimester II buku KIA O seorang wanita
yang dan M hamil untuk
menghasilka trimester I pertama kali
n janin yang III dengan N 2. Multigravida :
mampu status A wanita yang
hidup di luar paritas L sudah hamil dua
rahim primigravi kali atau lebih
da,
multigravid
a
2 Dependen : Ibu hamil Hipertensi Kohort ibu, N 1. Hipertensi
Kejadian yang dalam buku KIA O 2. Tidak
hipertensi mengalami kehamilan M hipertensi
dalam hipertensi I
kehamilan N
A
L

3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian


3.7.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas Kediri.

3.7.2 Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan pada bulan Maret - April 2020.

3.8 Alat Pengukuran Data


3.8.1 Kohort Ibu
Digunakan untuk mendapatkan informasi tentang ibu hamil trimester II dan trimester III
yang mengalami hipertensi dan ibu hamil trimester II dan trimester III yang tidak
mengalami hipertensi kemudian melihat status paritas ibu hamil tersebut di mulai pada
tanggal 01 Januari 2019 – 30 Juni 2019.
3.8.2 Buku KIA
Digunakan untuk mendapatkan informasi ibu hamil trimester II dan trimester III tentang
ada atau tidaknya hipertensi dalam kehamilan pada tanggal 01 Janauari 2019 – 30 Juni
2019.

3.9 Metode Pengumpulan Data


Menurut (Nazir, 2014) metode pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan
standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Dalam penelitian ini menggunakan metode
dokumentasi. Dokumentasi merupakan pengumpulan data dengan cara mengambil data yang
berasal dari dokumentasi asli, yaitu kohort ibu dan buku KIA. Data yang di ambil berupa ibu
hamil yang mengalami hipertensi dalam kehamilan dan yang tidak mengalami hipertensi
dalam kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Keidiri pada tanggal 01 Januari 2019 – 30 Juni
2019. Selain itu, data penunjang lainnya seperti HPHT, usia kehamilan, dan lain sebagainya
dicatat di form pengumpulan data individu dan direkap menggunakan lembar rekapitulasi.

3.10Metode Pengolahan Data


Data yang telah terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data melalui tahap – tahap
sebagai berikut :
3.10.1 Editing
Sebelum data diolah, data yang diperoleh di edit dahulu. Dengan perkataan lain, data
atau keterangan yang telah dikumpulkan dalam record book, daftar pertanyaan ataupun
pada interview guide perlu dibaca lagi dan diperbaiki. Kerja memperbaiki kualitas data
serta menghilangkan keraguan data dinamakan mengedit data (Alimul, 2010). Lembar
dokumentasi pada penelitian ini adalah form pengumpulan data individu yang berisi
mengenai data ibu hamil yang mengalami hipertensi kehamilan.
3.10.2 Coding
Yakni mengisikolom-kolom atau kota-kotak lembar kode atau kartu kode sesuai dengan
jawaban masing-masing pertanyaan (Alimul, 2010). Penelitian ini menggunakan kode
sebagai berikut :
a. Paritas
Kode 1 : Primigravida
Kode 2 : Multigravida
b. Kejadian hipertensi dalam kehamilan
Kode 1 : mengalami hipertensi
Kode 2 : tidak mengalami hipertensi
3.10.3 Tabulating
Membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh
peneliti (Alimul, 2010).
3.10.4 Analisis data
Dalam penelitian ini uji statistik menggunakan Chi-Square ( x 2 ). Rumusan Chi-Square ( x 2 )
menurut Riduwan dan Akdon (2009) yaitu sebagai berikut :

2 ∑ (O−E)2
x=
E
Keterangan :
O : Frekuensi Observasi
E : Frekuensi yang Diharapkan

3.11Etika Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti memperhatikan masalah etika penelitian yang meliputi :
a. Informed Consent (Lembar Persetujuan)
Lembar persetujuan diberikan kepada responden. Peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan dari penelitian. Jika ternyata responden setuju maka responden harus
menandatangani lembar kesediaan menjadi responden dan bila menolak peneliti tidak
akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya (Alimul, 2010). Dalam penelitian ini
lembar persetujuan diserahkan kepada responden dengan maksud dan tujuan peneliti.
Beserta harus menandatangani lembar persetujuan tersebut, jika tidak tersedia maka
peneliti harus tetap menghormati hak subyek penelitian.
b. Anonymity (Tanpa Nama)
Dalam penelitian ini, nama subyek penelitian yang diteliti tidak dicantumkan dalam
lembar observasi, namun cukup memberikan inisial atau kode sebagai tanda keikut
sertaan subyek dalam penelitian (Alimul, 2010). Dalam penelitian ini, nama subyek
penelitian yang diteliti tidak dicantumkan dalam lembar observasi, namun cukup
memberikan inisial atau kode sebagai tanda keikutsertaan subyek dalam penelitian.
c. Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi klien dijamin oleh peneliti, hanya data yang mendukung tentang
hubungan paritas dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil trimester II dan trimester III
di wilayah Puskesmas Kediri saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil
penelitian (Alimul, 2010).Pada penelitian ini, kerahasiaan dari informasi yang telah
diberikan responden dijaga kerahasiaannya oleh peneliti.
DAFTAR PUSTAKA

Alatas, H. (2019). Hipertensi Pada Kehamilan. Purwokerto.

Alimul, A. (2010). Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba

Medika.

Denantika, O., Serudji, J., & Revilla, G. (2015). Hubungan Status Gravida dan Usia Ibu

Terhadap Kejadian Preeklamsia di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2012—2013.

Dinas Kesehatan. (2016). Profil Kesehatan Pemerintah Kabupaten Kediri Dinas Kesehatan.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. (2018). Profil Kesehatan Profinsi Jawa Timur.

Fauziyah, Y. (2012). Obstetri Patologi Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Yogyakarta:

Sorowajan Baru.

Ida Ayu Candranita Manuaba. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB Untuk

Pendidikan Bidan Edisi 2 (2nd ed.). Jakarta: EGC.

Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar RISKESDAS 2013. Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesahatan Kementrian Kesehatan RI Tahun 2013, 306.

Kementrian Kesehatan RI. (2014). Info Datin Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan

RI Situasi Kesehatan Ibu. Jakarta Selatan.

Kementrian Kesehatan RI. (2015). Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-

2019.

Lisnawati, L. (2013). Asuhan Kebidanan Terkini Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal.

Jakarta: Katalog Dalam Terbitan (KDT).

M. Kriebs, J., & L. Gegor, C. (2010). Buku Saku Asuhan Kebidanan Varney Edisi 2 (Vol. 2).

Jakarta: EGC.
Nazir, M. (2014). Metode Penelitian (Vol. 8). Bogor: Ghalia Indonesia.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: KDT.

Radjamuda, N., & Montolalu, A. (2014). Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan

Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Poli Klinik Obs-Gin Rumah Sakit Jiwa Prof.

Dr. V. L. Ratumbuysang Kota Manado.

Sugiyono, S. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: IKAPI.

Sugiyono, S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D (Vol. 11). Bandung: IKAPI.

Vita Sutanto, A., & Fitriana, Y. (n.d.). Asuhan Pada Kehamilan Panduan Lengkap Asuhan

Selama Kehamilan Bagi Praktisi Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Yeyeh Rukiyah, A., & Yulianti, L. (2011). Asuhan Kebidanan Patologi. Jakarta: Trans Info

Media Jakarta.
LEMBAR KUESIONER

PETUNJUK UMUM

1. Kuesioner ini merupakan alat bantu pengumpulan data dalam rangka penyusunan
skripsi Yustisia Hanum (17321195023), Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Malang Prodi
Kebidanan Kediri.
2. Identitas responden tidak akan dinyatakan di dalam naskah tugas akhir.
3. Apabila responden tidak berkenan, maka kuesioner dapat dikembalikan kepada peneliti.
4. Semua data yang diperoleh melalui pengisian kuesioner ini hanya akan digunakan untuk
menyelesaikan studi dan tidak akan disalahgunakan.
5. Lingkari pada kolom jawaban dibawah ini sesuai dengan pernyataan yang diberikan dan
tulislah jawaban sesuai dengan kondisi Anda saat ini.
6. Jika Anda merasa jawaban yang Anda pilih salah, dan ingin memilih jawaban lain berilah
tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang salah, dan lanjutkan memilih baru seperti
petunjuk awal.
A) Karateristik Ibu

No Kuesioner Hari/Tanggal
A. IDENTITAS RESPONDEN
A1 Nama Inisial :
A2 Alamat :
A3 Umur :
A4 Usia Kehamilan :
A5 Pendidikan Terakhir :
A6 Pekerjaan :
a. PNS
b. Pegawai Swasta
c. Wiraswasta
d. IRT
Lainnya (Sebutkan……….)
A7 Tekanan Darah Terakhir :………………… mm/Hg
B. PARITAS
B1 Berapa jumlah anak yang sudah ibu lahirkan baik lahir meninggal
maupun hidup:
a. Hidup :
b. Meninggal :
B2 Berapa usia ibu pada saat pertama kali melahirkan ………..tahun
B3 Anak yang keberapa yang ibu kandung saat ini…………..
B) Karakteristik Hipertensi
1. Apakah ibu mengalami tekanan darah tinggi saat hamil
Ya Tidak

2. Apakah terdapat odema pada kaki dan tangan


Ya Tidak

3. Apakah terdapat peningkatan kadar protein dalam urin ibu


Ya Tidak

4. Apakah ibu mengalami kegemukan


Ya Tidak

Anda mungkin juga menyukai

  • Imunologi
    Imunologi
    Dokumen29 halaman
    Imunologi
    Dian Utami
    Belum ada peringkat
  • PROPOSAL
    PROPOSAL
    Dokumen21 halaman
    PROPOSAL
    Dian Utami
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen35 halaman
    Bab I
    Dian Utami
    Belum ada peringkat
  • KEKERASAN
    KEKERASAN
    Dokumen17 halaman
    KEKERASAN
    Dian Utami
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Kekerasan Terhadap Anak Anak
    Pengertian Kekerasan Terhadap Anak Anak
    Dokumen2 halaman
    Pengertian Kekerasan Terhadap Anak Anak
    Dian Utami
    Belum ada peringkat
  • Kisi Kisi Kuesioner
    Kisi Kisi Kuesioner
    Dokumen5 halaman
    Kisi Kisi Kuesioner
    Dian Utami
    Belum ada peringkat
  • BAB 3 Proposal
    BAB 3 Proposal
    Dokumen13 halaman
    BAB 3 Proposal
    Dian Utami
    Belum ada peringkat
  • Proposal
    Proposal
    Dokumen38 halaman
    Proposal
    Dian Utami
    Belum ada peringkat
  • BAB 2 Proposal
    BAB 2 Proposal
    Dokumen6 halaman
    BAB 2 Proposal
    Dian Utami
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Proposal
    BAB 1 Proposal
    Dokumen6 halaman
    BAB 1 Proposal
    Dian Utami
    Belum ada peringkat
  • Proposal
    Proposal
    Dokumen38 halaman
    Proposal
    Dian Utami
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen22 halaman
    Bab Ii
    Dian Utami
    Belum ada peringkat
  • Instrumen Kuisioner Tanda Bahaya Kehamilan
    Instrumen Kuisioner Tanda Bahaya Kehamilan
    Dokumen2 halaman
    Instrumen Kuisioner Tanda Bahaya Kehamilan
    Dian Utami
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    Dian Utami
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen6 halaman
    Bab Iii
    Dian Utami
    Belum ada peringkat
  • Contoh Proposal
    Contoh Proposal
    Dokumen35 halaman
    Contoh Proposal
    Dian Utami
    Belum ada peringkat
  • 13.daftar Pustaka
    13.daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    13.daftar Pustaka
    Dian Utami
    Belum ada peringkat
  • Proposal 1 - 3
    Proposal 1 - 3
    Dokumen29 halaman
    Proposal 1 - 3
    Dian Utami
    Belum ada peringkat
  • Proposal
    Proposal
    Dokumen43 halaman
    Proposal
    Dian Utami
    Belum ada peringkat
  • 10.BAB I Latar Belakang
    10.BAB I Latar Belakang
    Dokumen3 halaman
    10.BAB I Latar Belakang
    Dian Utami
    Belum ada peringkat
  • BAB III Metode Penelitian
    BAB III Metode Penelitian
    Dokumen6 halaman
    BAB III Metode Penelitian
    Dian Utami
    Belum ada peringkat
  • Instrumen Penelitian
    Instrumen Penelitian
    Dokumen4 halaman
    Instrumen Penelitian
    Dian Utami
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Dian Utami
    Belum ada peringkat
  • Bab 1,2,3
    Bab 1,2,3
    Dokumen39 halaman
    Bab 1,2,3
    palupi
    Belum ada peringkat
  • Proposal
    Proposal
    Dokumen48 halaman
    Proposal
    Dian Utami
    Belum ada peringkat
  • BAB I-3 New Proposal
    BAB I-3 New Proposal
    Dokumen29 halaman
    BAB I-3 New Proposal
    Dian Utami
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen5 halaman
    Bab Iii
    Dian Utami
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    Dian Utami
    Belum ada peringkat
  • Bab II
    Bab II
    Dokumen10 halaman
    Bab II
    Dian Utami
    Belum ada peringkat