YENI IRAWATI
NIM. P17321195009
YENI IRAWATI
NIM. P17321195009
rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penulisan Proposal Skripsi
yang berjudul “Pengaruh atar elakang Pendidikan ibu usia 20-39 tahun terhadap
pengetahuan dalam memilih alat kontrasepsi”. Skripsi ini disusun dalam rangka
pada Sarjana Sains Terapan Kebidanan pada program studi D IV Kebidanan Kediri
maksimal agar hasil penelitian ini bukan hanya mempunyai arti sebagai syarat
yang bermanfaat bagi penulis maupun bagi para pembaca. Selesainya penulisan
Proposal Skripsi ini tentunya tidak lepas dari bimbingan, dorongan serta bantuan dari
semua pihak. Untuk itu, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada:
terselesaikan.
6. Seluruh dosen dan staf Politeknik Kesehatan Malang Program Studi Kebidanan
Kediri.
kekurangan baik isi maupun penulisan kalimatnya. Oleh karena itu, penulis
Kediri, 2019
Penulis
Yeni Irawati
NIM. P17321195009
BAB I
PENDAHULUAN
1.4. Hipotesis
Faktor predisposisi pada penelitian ini adalah pendidikan ibu usia 20-39 tahun,
faktor pendukung kontrasepsi sederhana dan metode modern dan factor dan
factor pendorong pada penelitian ini adalah pengetahuan ibu
2.3.7 Kondom
Menurut riwayatnya, kondom sudah digunakan di Mesir sejak tahun 1350
sebelum Masehi. Baru abad ke 18, sarung ini mendapat nama "kondom" yang
pada waktu itu dipakai dengan tujuan mencegah penularan penyakit kelamin.
1. Mekanisme kerja
Menghalangi masuknya sperma ke dalam vagina, sehingga pembuahan
dapat dicegah
2. Jenis kondom
Pada dasarnya ada dua jenis kondom, yaitu kondom kulit dan kondom
karet. Kondom kulit dibuat dari usus domba. Kondom karet lebih elastis
dan murah sehingga Iebih banyak digunakan.
3. Daya guna keuntungan
Secara tearetis loegagalan kondom hanya terjadi jika kondom tersebut
sobek karena kurang hati-hati, pelumas kurang, atau karena tekanan pada
waktu ejakulasi.
Menurut Tietze (1960), pada pasangan subur yang melakukan koitus 120
per tahun dan sełalu menggunakan kondom pada setiap melakukan hubung
seksual, maka akan ditemukan 10-21 kehamilan per 100 wanita per tahun
Dalam praktiknya angka ini lebih tinggi yaitu sekitar 15-36 kehamilan per
wanita per tahun Faktor-faktor yang berpengaruh antara lain pemakalan ya
tur, motivasi, umur, status sosial ekonomi, pendidikan, dan sebagainya.
4. Keuntungan
Beberapa keuntungan kondom ialah murah, mudah di dapat (tidak perlu
resep dokter), tidak memerlukan pengawasan, dan mengurangi
kemungkinan penularan penyakit kelamin.
5. Efek samping
Pada sejumiah kecil kasus terdapat reaksi alergi terhadap kondom karet.
6. Kontraindikasi
Alergi terhadap kondom karet.
2.3.8 Spermisida
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya nonoksinol) yang digunakan
untuk menonaktifkan atau membunuh sperma. Dikemas dalam bentuk aerosol
(busa), tablet vaginal, supositoria, atau dissolvable film dan krim.
1. Cara kerja
Menyebabkan sel membrane sperma terpecah, memperlambat pergerakkan
sperma, dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.
2. Pilihan
a. Busa (aerosol) efektif segera setelah insersi
b. Busa spermisida di anjurkan apabila penggunaannya hanya sebagai
metode kontrasepsi
c. Tablet vagina, supositoria, dan film penggunaannya disarankan
menunggu 10-15 menit sesudah dimasukkan sebelum hubungan
seksual.
d. Jenis spermisida jeli biasanya hanya digunakan dengan diefragma.
3. Manfaat
a. Kontrasepsi
Efektif seketika (busa dan krim)
Tidak mengganggu produksi ASI
Sebagai pendukung metode lain
Tidak mengganggu kesehatan
Tidak mempunyai pengaruh sistemik
Mudah digunakan
Meningkata lubrikasi selama hubungan seksual
Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehtan khusus
b. Nonkontrasepsi.
Merupakan salah satu perlindungan terhadap IMS termasuk HBV dan
HIV/ AIDS
4. Keterbatasan
a. Efektifitas kurang (3-21 kehamilan per 100 perempuan per tahun
pertama).
b. Efektivitas sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti
cara penggunaan
c. Ketergantungan pengguna dari motivasi yang berkelanjutan, yaitu dengan
menggunakannya setiap melakukan hubungan seksual
d. Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah dipasang sebelum
melakukan hubungan seksual (tablet busa vagina, supositoria, dan film)
e. Efektivitas aplikasi hanya 1-2 jam
Tabel seleksi klien pengguna spermesida
Tabel 2.1 seleksi klien pengguna spermisida
SPERMESIDA
Sesuai untuk perempuan dengan criteria Tidak sesuai dengan perempuan dengan
kriteria
Tidak menyukai metode Berdasarkan umur dan paritas
kontrasepsi hormonal, perokok, serta masalah kesehatan
usia diatas 35 tahun menyebabkan kehamilan dengan
Tidak menyukai penggunaan resiko tinggi
AKDR Saluran uretra terinfeksi
Menyusui dan perlu alat Tidak stabil secara praktis atau
kontrasepsi tidak suka menyentuh alat
Memerlukan proteksi terhadap kelamin nya (vulva dan vagina)
IMS Mempunyai riwayat sindrom
Memerlukan metode sederhana syok karena keracunan
sambil menggunakan metode lain Ingin metode KB aktif
1. Profil
a. Efektif dan reversibel.
b. Harus diminum setiap hari
c. Pada bulan pertama pemakaian, efek samping berupa mual dan
pendarahan bercak yang tidak berbahaya dan segera akan hilang.
d. Efek samping yang serius sangat jarang terjadi.
e. Dapat digunakan oleh semua perempuan usia reproduksi, baik yang sudah
mempunyai anak maupun belum
f. Dapat mulai diminum setiap saat bila yakin sedang tidak hamil.
g. Tidak dianjurkan pada ibu menyusui.
h. Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat.
2. Cara kerja.
a. Menahan ovulasi.
b. Mencegah implantasi.
c. Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma.
d. Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya
akan terganggu pula.
3. Manfaat.
a. Memiliki efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai efektivitas
tubektomi apabila digunakan setiap hari (1 kehamilan per 1.000
perempuan dalam tahe pertama penggunaan).
b. Risiko terhadap kesehatan sangat kecil.
c. Tidak menganggu hubungan seksual.
d. Siklus haid menjadi teratur, jumlah darah haid berkurang (mencegah
anem dan tidak terjadi nyeri haid.
e. Dapat digunakan jangka panjang selama masih ingin menggunakannya
uns mencegah kehamilan.
f. Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause.
g. Mudah dihentikan setiap saat.
h. Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan.
i. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
j. Metode ini dapat membantu mencegah hal sebagai berikut.
Kehamilan ektopik.
Kanker ovarium.
Kanker endometrium.
Penyakit radang panggul.
Kelainan jinak pada payudara
Dismenore.
Jerawat.
4. Keterbatasan.
a. Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya setiap hari.
b. Mual, terutama pada tiga bulan pertama.
c. Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama pada tiga bulan perta
d. Pusing.
e. Nyeri payudara.
f. Berat badan naik sedikit, mamun pada perempuan tertentu kenaikan berat
badan justru memiliki dampak positif
g. Berhenti haid (amenore), jarang terjadi pada penggunaan pil kombinasi.
h. Tidak boleh diberikan pada ibu menyusui, karena akan mengurangi
produksi ASI
i. Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi das
perubahan suasana hati, sehingga keinginan untuk melakukan hubungan
seksual berkurang
j. Dapat meningkatkan takanan darah dan retensi cairan, sehingga
menimbulkan risiko stroke dan gangguan pembekuan darah pada vena
dalam sedikit meningkat. Pada perempuan usia lebih dari 35 tahun dan
merokok perlu hati-hati
k. Tidak mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual), HBV, dan HIV/ AIDS
5. Deskripsi, efektivitas, dan respons pengguna. Mekanisme kerja pil
merupakan kombinasi kerja estrogen dan progestin. Saat ini tersedia tiga
variasi pil kombinasi.
a. Monofasik: jumlah dan tipe estrogen dan progestin yang dimakan
jumlahnya sama setiap hari selama 20 atau 21 hari, diikuti dengan tidak
meminum obat hormonal selama tujuh hari.
b. Bifasik: dosis dan jenis estrogen yang digunakan tetap konstan dan jenis
progestin tetap sama, tetapi kadar progestin berubah antara minggu
pertama dan minggu kedua pada siklus pil 21 hari, yang diukuti dengan
tidak meminum obat hormonal selama tujuh hari
c. Trifasik: jenis estrogen tetap sama, tetapi kadarnya tetap konstan atau
dapat berubah sesuai kadar progestin jenis progestin tetap sama, tetapi
memiliki tiga kadar yang berbeda selama siklus pil 21 hari yang dikuti
dengan tidak meminum obat hormonal selama tujuh hari.
6. Kontraindikasi
Tunjukan cara mengeluarkan pil dari kemasan dan ikuti arah tanda panah
sesuai dengan nama hari.
a. Sebaiknya pil diminum setiap hari, lebih baik pada waktu yang sama
setiap hari.
b. Pil pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
c. Sangat dianjurkan penggunaannya pada hari pertama haid.
d. Beberapa paket pil berjumlah 28 butir, yang lain 21 butir. Apabila
menggunakan paket yang berjumlah 28, jika pil habis maka Anda mulai
minum pil dari paket yang baru. Namun apabila menggunakan paket 21,
jika pil habis sebaiknya tunggu I minggu baru kemudian mulai minum pil
dari paket yang baru
e. Apabila muntah dalam waktu dua jam setelah menggunakan pil, ambilah
pil yang lain atau gunakan metode kontrasepsi yang lain.\
f. Apabila muntah hebat atau diare terjadi lebih dari 24 jam setelah
menggunakan pil, maka pil dapat diteruskan (jika memungkinkan dan
tidak memperburuk keadaan).
g. Apabila muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari atau lebih, maka
cara penggunaan pil mengikuti cara menggunakan pil lupa (lihat
keterangan pada poin berikut).
h. Apabila lupa minum 1 pil (hari 1-21), sebaiknya minum pil tersebut
segera setelah ingat walaupun harus minum 2 pil pada hari yang sama.
Tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi yang lain. Apabila lupa 2
pil atau lebih (pada hari 1-21) sebaiknya minum 2 pil setiap hari sampai
terkejar dan sebaiknya gunakan metode kontrasepsi yang lain atau tidak
melakukan hubungan seksual sampai telah menghabiskan paket pil
tersebut.
i. Apabila tidak haid, perlu segera ke klinik untuk tes kehamilan.
Keadaan Saran
Tekanan darah tinggi Systole >160 mmHg, atau Pil tidak boleh digunakan
Diastole > 90 mmHg
Diabetes mellitus Tanpa komplikasi Pil dapat digunakan
Migraine Tanpa gejala neurologic Pil dapat digunakan
yang berhubungan dengan
nyeri kepala
Menggunakan obat fentoin, Pil dengan dosis estinil
barbiturate, rifampisin estradiol 50ug
Anemia bulan sabit Pil tidak boleh diguakan
Sumber : Jeannete, murad (1994)
Kerangka Teori
Faktor predisposisi:
Ibu usia 20-39 tahun
Faktor pendukung :
Kontrasepsi sederhana :
1. Metode kalender
2. Metode pantang
berkala
3. Metode suhu basal
4. Metode lendir
pendidikan serviks
5. Metode simtotermal
6. Metode koitus
interuptus
7. Metode kondom
8. Metode spermisida
Kontrasepsi modern :
1. Pil
2. Suntik
3. Implant
Faktor penguat :
Pengetahuan ibu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah suatu rencana, struktur, dan strategi penelitian
yang dimaksudkan untuk menjawab permasalahan yang di hadapi, dengan
mengupayakan optimasi yang berimbang antara validitas dalam dan validitas
luar. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif analitik dengan design cross
sectional (Sugiyono 2015)
3.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang di ambil dari keseluruhan objek yang di teliti
dan di anggap mewakili seluruh populasi (Notoadmodjo, 2014). Pada penelitian
ini sampel yang di ambil menggunakan teknik simple random sampling dimana
sample yang di ambil memberikan peluang yang sama bagi setiap unsure
(anggota) populasi untuk di pilih menjadi anggota sampel. Pada penelitian ini
sample yang diambil dengan proporsi yang sama antara ibu dengan latar
belakang pendidikan tidak tamat SD, tamat SD, SMP, SMA, dan Akademi/
Sarjana.
Dalam penelitian ini peniliti menggunakan rumus Slovin (Notoadmodjo,
2010) dalam pengambilan sampel :
N
N. (d)²+ 1
60
ɳ=
1,6
ɳ=37,5
Pengetahuan :
1. Kontrasepsi Pendidikan
sederhana
2. Kontrasepsi
modern
3.4 Definisi Operasional
Gambar 3.2 Tabel Definisi Operasional
No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
1 Pengetahuan Pemahaman ibu Angket Kuesioner 1. Baik, jika Ordinal
jawaban
terhadap alat
benar
kontrasepsi (76-100%)
2. Cukup , jika
sederhana dan
jawaban
modern benar
(56-75%)
3. Kurang ,jika
jawaban
benar(≤55%)
3.5.2 Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-maret 2019 di puskesmas X
q=profil+kesehatan+kota+kediri&rlz=1C1CHBD_enID851ID852&oq=profil
+kesehatan+kota+kediri&aqs=chrome..69i57j0l5.10617j0j8&sourceid=chro
me&ie=UTF-8
Kemenkes. (2017). Info datin, Kemenkes. Retrieved August 15, 2019, from
https://www.google.com/search?
q=infodatin.pdf&rlz=1C1CHBD_enID851ID852&oq=infodatin.pdf&aqs=chr
ome..69i57j0l5.5757j0j8&sourceid=chrome&ie=UTF-8
Medika.
PERSETUJUAN SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN
Saya mengerti bahwa saya menjadi bagian dari penelitian ini yang bertujuan
kontrasepsi.
Saya telah diberitahu peneliti bahwa jawaban angket ini bersifat sukarela
dan hanya dipergunakan untuk keperluan penelitian. Oleh karena itu dengan
Responden
( )
Kediri, Agustus
Peneliti,
Yeni Irawati
KUESIONER PENELITIAN
Pengaruh latar belakang pendidikan ibu usia 20-39 tahun dalam pengetahuan
memilih alat kontrasepsi di puskesmas x
A. Identitas Responden
Nama :
NO :
Umur :
Alamat :
Tempat/ tanggal :
Pendidikan Terakhir :
B. Pertanyaan pengetahuan dalam memilih alat kontrasepsi
Petunjuk : berilah tanda centang (√) pada jawaban yang benar menurut anda
No Pertanyaan Benar Salah
1 Metode kalender merupakan salah satu dari metode
dalam KB
2 Metode kalender hanya boleh dilakukan pada wanita
usia di atas 39 tahun
3 Hubungan suami istri harus di hindari selama masa
subur istri jika menggunakan metode kalender
4 Metode kalender sangat efektif dengan tingkat
kegagalan di bawah 5%
5 Metode pantang berkala merupakan salah satu dari
metode dalam KB
6 Selama menggunakan metode pantang berkala
pasangan yang ingin melakukan hubungan seksual
harus menggunakan kondom
7 Untuk mencapai keberhasilan dalam menggunakan
metode pantang berkala akseptor harus menentukan
masa ovulasi dan masa aman
8 Efektifitas metode pantang berkala mencapai 100%
9 Metode Suhu basal merupakan salah satu metode
dalam KB
10 Pengukuran suhu basal harus di lakukan di malam hari
11 Efek samping pantang berkala yang terlampau lama
dapat menimbulkan frustasi
12 Pengukuran metode Suhu basal tidak harus di catat dan
di teliti
13 Metode lendir serviks merupakan salah satu metode
dalam KB
14 Metode lendir serviks bisa di gunakan setiap saat tanpa
adanya aturan penggunaan
15 Metode lendir serviks merupakan metode KB dengan
melihat perubahan lendir pada serviks
16 Tingkat efektifitas penggunaan metode lendir serviks
mencapai 98%
17 Metode simtotermal merupakan salah satu metode dari
KB
18 Pengukuran metode simtotermal tidak harus di catat
dan di teliti
19 Metode simtotermal merupakan gabungan dari metode
suhu basal dan lendir serviks
20 Tingkat efektfitas metode simtotermal mencapai 100%
21 Metode kondom merupakan salah satu metode KB
22 Tidak ada efek samping dari penggunaan kondom
23 Mekanisme kerja kondom dengan menghalangi
masuknya sperma ke dalam vagina
24 Kondom tidak dapat mencegah penularan penyakit
kelamin
25 Metode spermisida merupakan salah satu metode KB
26 Metode spermisida tidak menggunakan bahah kimiawi
27 Cara kerja metode spermisida adalah memperlambat
pergerakkan sperma dan menurunkan kemampuan
pembuahan sel telur
28 Metode spermisida tidak dapat memberikan
perlindungan terhadap penyakit menular kelamin
29 Metode pil merupakan salah satu metode KB
30 Metode pil dapat di gunakan pada ibu yang menyusui
31 Metode pil harus diminum setiap hari untuk
meningkatkan efektifitas kerja pil
32 Metode pil tidak mengganggu sistem hormonal dalam
tubuh
33 Metode suntik/ injeksi merupakan salah satu metode
KB
34 Metode suntik/ injeksi tidak mengandung hormone
34 Metode suntik/ injeksi merupakan metode pencegahan
kehamilan jangka panjang
36 Metode suntik/ injeksi boleh di gunakan oleh wanita
dengan masalah pada tekanan darah tinggi
37 Metode subkutis/ implant merupakan salah satu
metode KB
38 Metode subkutis/ implant tidak aman di gunakan pada
ibumenyusui karena mengandung hormonal
39 Metode subkutis/ implant merupakan metode
pencegahan kehamilan jangka panjang
40 Metode subkutis/ implant memiliki efektifitas yang
sangat rendah