Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN SEKS

TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP


REMAJA DALAM MENCEGAH
PERILAKU SEKS DILUAR
NIKAH DI SMK NEGERI 1
SEWON

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :
Ana Farida
1710104197

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018
PENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN SEKS
TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP
REMAJA DALAM MENCEGAH
PERILAKU SEKS DI LUAR
NIKAH DI SMK NEGERI 1
SEWON

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar


Sarjana Terapan Kebidanan
Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun oleh :
Ana Farida
1710104197

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018
PENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN SEKS
TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP
REMAJA DALAM MENCEGAH
PERILAKU SEKS DI LUAR
NIKAH DI SMK NEGERI 1
SEWON1
Ana Farida2, Kustiningsih3

ABSTRAK

Latar Belakang: Kurangnya pengetahuan remaja tentang pendidikan seks


khususnya kesehatan reproduksi berdampak pada sikap negatif yang akan
mendorong remaja berperilaku seks di luar nikah yang akan mengakibatkan
kehamilan di luar nikah. Dampak yang terjadi dari kejadian kehamilan akibat
perilaku seks di luar nikah pada remaja yaitu putus sekolah, masalah psikologi,
ekonomi dan terkena penyakit menular seksual. Di SMK Negeri 1 Sewon dari tahun
2013-2017 tercatat 20 siswi yang hamil di luar nikah.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian
pendidikan seks terhadap pengetahuan dan sikap remaja dalam mencegah perilaku
seks di luar nikah di SMK Negeri 1 Sewon. Metode Penelitian: Penelitian ini
menggunakan metode Pre-Experimental Design dengan One-Group Pretest-Posttest
Design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X di SMK Negeri 1 Sewon.
Sampel yang diambil sebanyak 105 siswa dengan teknik simple random sampling.
Instrument yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data menggunakan uji
Wilcoxon.
Hasil: Hasil dari penelitian ada pengaruh pemberian pendidikan seks
terhadap pengetahuan dan sikap siswa kelas X dalam mencegah perilaku seks di luar
nikah di SMK Negeri 1 Sewon yaitu ditunjukkan dengan nilai signifikansi <0,05 dan
dapat diartikan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.
Simpulan dan Saran: Simpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh
pemberian pendidikan seks terhadap pengetahuan dan sikap remaja dalam mencegah
perilaku seks diluar nikah. Saran dari penelitian ini agar remaja dapat meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman tentang pendidikan seks serta bisa mencari sumber
informasi yang akurat agar remaja mendapat banyak informasi yang tepat sehingga
dapat melakukan pencegahan perilaku seks diluar nikah.

Kata kunci : Pendidikan seks, Pengetahuan, Sikap, Perilaku seks diluar


nikah
Kepustakaan : 34 buku (2007-2016), 8 jurnal (2008-2015), 2 skripsi
Halaman : i-x, 77 Halaman, 10 Tabel, 15 Lampiran

1
Judul Skripsi
2
Mahasiswa Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
THE EFFECT OF SEX EDUCATION TOWARDS
ADOLESCENT KNOWLEDGE AND ATTITUDE
IN PREVENTING SEXUAL BEHAVIOR
OUTSIDE OF MARRIAGE IN SMK
NEGERI 1 SEWON1
Ana Farida2, Kustiningsih3

ABSTRACT

Background: Lack of adolescents’ knowledge about sex education especially


reproductive health has an impact on negative attitudes that will lead them to
havepremarital sex that will cause pregnancy before marriage. The impacts that
occur from pregnancy due to premarital sex in adolescents area school dropout,
psychological and economic problems, and sexually transmitted diseases. In State
Vocational School 1 Sewon from the year 2013-2017 there were 20 female students
who were pregnant before marriage.
Objective: The objective of the study was to determine the effect of giving
sex education on adolescents’ knowledge and attitude in preventing premarital sexual
behavior in State Vocational School 1 Sewon.
Method: This research was a Pre-Experimental Design method with One-
Group Pretest-Posttest Design. The population of this study was the students of grade
X in State Vocational School 1 Sewon. The samples were taken as many as 105
students with simple random sampling technique. The instruments used were
questionnaires. The data analysis used Wilcoxon test.
Result: The results of there was an effect of giving sex education to
knowledge and attitude of students of grade X in preventing premarital sexual
behavior in State Vocational School 1 Sewon which was shown by the significance
value <0.05, and it could be interpreted that Ho was rejected and Ha was accepted.
Conclusions and Suggestions: The conclusion of this study is the was an
effect of giving sex education to the adolescents’ knowledge and attitude in
preventing premarital sexual behavior. It is suggested for the adolescents toimprove
their knowledge and understanding about sex education and find the accurate source
of information so that they can get a lot of appropriate information to do the
prevention of premarital sexual behavior.

Keywords : Sex education, Knowledge, Attitude, Premarital Sexual Behavior


References : 24 Books (2007-2016), 8 Journals (2008-2016), 2 Theses
Pages : i-x , 77 Pages, 10 Tables, 15 Appendices

1
Thesis Title
2
Student of Midwifery Program of Applied Science Bachelor, Faculty of Health
Sciences, Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta
3
Lecturer of Faculty of Health Sciences, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
PENDAHULUAN Yogyakarta mencatat selama tahun
Masa remaja merupakan salah 2015, sebanyak 1.078 pelajar SMP dan
satu periode terpenting dalam SMA melahirkan. Sebanyak 976 kasus
kehidupan manusia, karena dimana diantaranya hamil diluar nikah
semua perkembangan yang dilewati (Metrotvnews, 2016). Di Bantul ada
menimbulkan perlunya penyesuaian 276 kasus, Kota Yogyakarta ada 228
mental, pembentukan sikap, nilai dan kasus, Sleman ada 219 kasus,
minat yang baru. Remaja akan Gunungkidul ada 148 kasus, dan
mengalami tahap kematangan organ Kulon Progo ada 105 kasus. Saat ini
seksual yang disertai perubahan angka kejadian pernikahan usia dini di
pertumbuhan somatis dan perspektif Kabupaten Bantul cenderung tinggi
psikologis (Santrock, 2007). Remaja dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
perlu mendapat perhatian serius Sebagian besar penyebabnya adalah
karena beresiko terhadap masalah- kehamilan tidak diinginkan (KTD).
masalah kesehatan reproduksi seperti Sepanjang tahun 2014 di Bantul ada
perilaku seksual pranikah, Napza dan 132 permohonan dispensasi kawin
HIV/AIDS (BKKBN, 2012). akibat KTD (Radar Jogja, 2016).
Salah satu masalah kenakalan Dalam pandangan Rosenstock
remaja yang banyak terjadi adalah dan Becker melalui teori Health Belief
hubungan seks pranikah pada Model (HBM), remaja yang
kalangan remaja. Dari data demografi melakukan seksual pranikah sehingga
menunjukkan bahwa remaja mengakibatkan kehamilan diluar nikah
merupakan populasi yang besar dari disebabkan karena rendahnya
penduduk dunia, menurut (World pengetahuan tentang seksualitas dan
Health Organization, 2012) sekitar pengaruh norma kelompok sebaya
seperlima dari penduduk dunia adalah yang dianutnya, status hubungan,
remaja. Setiap tahunnya terdapat 210 harga diri yang rendah serta rendahnya
juta remaja dunia hamil di luar keterampilan interpersonal khususnya
pernikahan. Data dari Badan perempuan untuk bersikap asertif
Kependudukan dan Keluarga yakni sikap tegas untuk mengatakan
Berencana Nasional (BKKBN) tahun tidak terhadap ajakan melakukan
2014 di Indonesia menunjukkan 46% hubungan seks dari teman kencannya.
remaja berusia 15-19 tahun sudah Faktor yang mempengaruhi
berhubungan seksual (BKKBN, 2015). perilaku dalam seks pranikah pada
Hasil survey oleh Youth Risk remaja adalah pengetahuan dan sikap
Behavior Survey (YRBS) secara tentang kesehatan reproduksi, persepsi
Nasional di Amerika Serikat pada remaja tentang hubungan seksual
tahun 2007 mengungkapkan bahwa sebelum menikah dan virginitas,
47,8% pelajar yang duduk di kelas 9- kondisi dan situasi yang mendukung
12 telah melakukan hubungan seks terjadinya hubungan seksual pranikah,
pranikah dan 35% pelajar SMA telah peran pacar, peran teman sebaya,
aktif secara seksual. Berdasarkan peran media massa, dan peran orang
survei kesehatan reproduksi remaja tua (Suharsa, 2008).
oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Pendidikan seks memang tidak
(2012) pada remaja berusia 15-19 secara resmi diberikan di sekolah
tahun, sekitar 72% remaja mengaku sehingga konsekuensinya adalah
telah berpacaran dan 10,2% mengaku pengetahuan mengenai seksualitas dan
telah berhubungan seks (Ayu, 2017). kesehatan reproduksi menjadi lebih
Sementara dari data Dinas terbatas. Hal ini mendorong remaja
Kesehatan Daerah Istimewa untuk lebih menggali informasi dari
teman sebaya atau lingkungan sosial umur dapat dilihat pada tabel 1
yang tidak memiliki dasar sumber berikut:
informasi yang jelas dan terpercaya. Tabel 1 Distribusi Frekuensi
Adapun dampak yang terjadi dari Karakteristik Jenis Kelamin dan Umur
Siswa kelas X di SMK Negeri 1 Sewon
kejadian kehamilan akibat perilaku Karakteristik Frekuensi Persentase
seks di luar nikah pada remaja yaitu Responden (N) (%)
putus sekolah, depresi karena malu, Jenis
tidak diterima dalam lingkungan Kelamin
masyarakat sekitar, dikucilkan, Laki-laki 30 28,6
Perempuan 75 71,4
pencemaran nama baik bagi dirinya,
Total 105 100
keluarga, dan lingkungan sekitarnya, Umur
terkena penyakit menular seksual dan 14 3 2,9
tindakan aborsi yang dapat 15 21 20,0
membahayakan jiwa remaja tersebut 16 57 54,3
(Sarwono, 2011). 17 20 19,0
18 4 3,8
Total 105 100
METODE PENELITIAN Sumber : Data Primer (2018)
Penelitian ini merupakan jenis Berdasarkan Tabel 1
penelitian eksperimen dengan menunjukkan bahwa
menggunakan rancangan Pre- karakteristik responden
Experimental Design yaitu One-Group berdasarkan jenis kelamin untuk
Pretest-Posttest Design dengan kategori terbesar yaitu
pendekatan Cross Sectional. Populasi perempuan sebanyak 75
dalam penelitian ini adalah semua responden (71,4%), sedangkan
siswa kelas X SMK Negeri 1 Sewon untuk kategori terkecil yaitu
yang berjumlah 669 siswa. laki-laki sebanyak 30 responden
Pengambilan sampel dalam penelitian (28,6%). Karakteristik
ini menggunakan teknik simple responden berdasarkan umur
random sampling didapatkan sampel untuk kategori terbesar yaitu
sebanyak 105 siswa. umur 16 tahun sebanyak 57
Alat yang digunakan untuk responden (54,3%) dan untuk
pengumpulan data dalam penelitian ini kategori terkecil yaitu umur 14
adalah kuesioner dengan metode tahun sebanyak 3 responden
angket. Kuesioner dalam penelitian ini (2,9%).
terdapat 2 kuesioner yaitu kuesioner b. Tingkat Pengetahuan dan Sikap
pengetahuan dalam mencegah perilaku Siswa Dalam Mencegah
seks diluar nikah yang berjumlah 15 Perilaku Seks Di Luar Nikah
item dan kuesioner sikap dalam Tabel 2 Distribusi Frekuensi
mencegah perilaku seks diluar nikah Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa
yang berjumlah 13 item. Analisis data Dalam Mencegah Perilaku Seks Di
Luar Nikah
yang digunakan pada penelitian ini Kategori Pretest Posttest
adalah statistik non parametric, F % F %
dengan menggunakan uji statistik Pengetahuan
Wilcoxon. Baik 86 81,9 102 97,1
Cukup 19 18,1 3 2,9
Kurang 0 0 0 0
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sikap
1. Deskripsi Data Penelitian Positif 105 100 105 100
a. Karakteristik Responden Negatif 0 0 0 0
Karakteristik responden Sumber : Data Primer (2018)
berdasarkan jenis kelamin dan
Berdasarkan Tabel 2 keseluruhan pretest sebesar
pada variabel pengetahuan 12,96 (86,4%) dan nilai rata-rata
menunjukkan bahwa sebelum keseluruhan posttest sebesar
dilakukan pendidikan seks 14,62 (97,4%). Untuk nilai
(pretest) responden yang minimum dan maximum pada
termasuk dalam kategori paling variabel pengetahuan sebelum
banyak yaitu kategori baik dan sesudah diberikan
sebanyak 86 (81,9%) siswa dan pendidikan seks yaitu nilai
setelah dilakukan pendidikan minimum mengalami
seks (posttest) responden yang peningkatan sebesar 2 dengan
termasuk dalam kategori paling nilai pretest 9 dan posttest 11
banyak yaitu kategori baik serta untuk nilai maksimum pada
sebanyak 102 (97,1%) siswa. pretest dan posttest tetap pada
Sedangkan pada variabel sikap nilai 15. Sedangkan sikap siswa
siswa menunjukkan bahwa menunjukan bahwa terjadi
sebelum dilakukan pendidikan perubahan sikap siswa sebelum
seks (pretest) kategori paling dan sesudah diberikan
besar yaitu kategori positif pendidikan seks yaitu sebesar
sebanyak 105 (100%) dan 2,38 (4,5%) dengan nilai rata-
sesudah dilakukan pendidikan rata keseluruhan pretest sebesar
seks (posttest) kategori yang 48,18 (92,7%) sedangkan nilai
paling besar yaitu kategori rata-rata posttest sebesar 50,56
positif sebanyak 105 (100%). (97,2%). Untuk nilai minimum
c. Perbedaan Pengetahuan dan dan maximum pada variabel
Sikap Siswa Sebelum dan sikap sebelum dan sesudah
Sesudah Diberikan Pendidikan diberikan pendidikan seks yaitu
Seks nilai minimum mengalami
Tabel 3 Perbedaan Pengetahuan dan peningkatan sebesar 4 dengan
Sikap Siswa Sebelum dan Sesudah nilai pretest 39 dan posttest 43
Diberikan Pendidikan Seks
Variabel Mean Min Max
serta nilai maksimum pada
Pengetahuan pretest dan posttest tetap pada
Pretest 12,96 9 15 nilai 52.
( 86,4% )
Posttest 14,62 11 15 2. Hasil Pengujian
( 97,4% ) a. Hasil Uji Normalitas Data
Peningkatan 1,66 2 Tabel 4 Uji Normalitas Data
( 11% ) Pengetahuan dan Sikap Siswa Sebelum
Sikap dan Sesudah Diberikan Pendidikan
Pretest 48,18 39 52 Seks
( 92,7% ) Variabel ρ-value
Posttest 50,56 43 52 Pretest Posttest
( 97,2%)
Pengetahuan .000 .000
Peningkatan 2,38 4
Sikap .032 .000
( 4,5% )
Sumber : Data Primer (2018)
Sumber : Data Primer (2018)

Berdasarkan Tabel 4
Berdasarkan Tabel 3
menunjukkan bahwa data
menunjukkan bahwa terjadi
pengetahuan siswa sebelum dan
peningkatan pengetahuan siswa
sesudah diberikan pendidikan
sebelum dan sesudah diberikan
seks tidak berdistribusi normal
pendidikan seks yaitu sebesar
yaitu nilai signifikansi <0,05
1,66 (11%) dengan nilai rata-rata
dengan hasil pretest 0,000 dan
posttest 0,000. Dan data sikap peningkatan pengetahuan siswa
siswa sebelum dan sesudah setelah diberikan pendidikan seks
diberikan pendidikan seks tidak sebesar 1,66 (11%). Berdasarkan
berdistribusi normal yaitu nilai jumlah data nilai rata-rata keseluruhan
signifikansi <0,05 dengan hasil pada (pretest) mayoritas sudah
pretest 0,032 dan posttest 0,000. berkategori baik, hal ini dikarenakan
b. Pengaruh Pemberian Pendidikan di SMK Negeri 1 Sewon sudah
Seks Terhadap Pengetahuan dan menerapkan kegiatan PIK-R sehingga
Sikap Remaja Dalam Mencegah siswa sudah mulai dibekali edukasi
Perilaku Seks Di Luar Nikah mengenai permasalahan remaja yang
Tabel 4. Pengaruh Pemberian meliputi penyalahgunaan narkotika,
Pendidikan Seks Terhadap kenakalan remaja, pergaulan bebas
Pengetahuan dan Sikap Remaja
Dalam Mencegah Perilaku Seks Di
dan kekerasan. Sejalan dengan teori
Luar Nikah Notoatmodjo (2012), yang
Variabel Z score ρ-value menyatakan bahwa informasi yang
Pengetahuan -7.919a .000 diperoleh dari pendidikan formal
Sikap -6.366a .000 maupun non formal dapat memberikan
Sumber : Data Primer (2018) pengaruh jangka pendek, sehingga
Berdasarkan Tabel 4 menghasilkan perubahan atau
pada variabel pengetahuan peningkatan pengetahuan.
menunjukkan bahwa “Z” sebesar Begitupun dengan pendapat
-7.919a serta ada pengaruh Wawan & Dewi (2010), yang
pemberian pendidikan seks menyatakan bahwa pengetahuan itu
terhadap pengetahuan siswa sendiri dipengaruhi oleh faktor
dalam mencegah perilaku seks di pendidikan formal. Pengetahuan
luar nikah yaitu nilai signifikansi sangat erat hubungannya dengan
0,000<0,05 dan dapat diartikan pendidikan, dimana diharapkan bahwa
bahwa Ho ditolak dan Ha dengan pendidikan yang tinggi maka
diterima. Sedangkan pada orang tersebut akan semakin luas pula
variabel sikap menunjukkan pengetahuannya. Akan tetapi perlu
bahwa “Z” sebesar -6.366a serta ditekankan, bukan berarti seseorang
ada pengaruh pemberian yang berpendidikan rendah mutlak
pendidikan seks terhadap sikap berpengetahuan rendah pula. Hal ini
siswa dalam mencegah perilaku mengingat bahwa peningkatan
seks di luar nikah yaitu nilai pengetahuan tidak mutlak diperoleh
signifikansi 0,000<0,05 dan dari pendidikan formal saja, akan
dapat diartikan bahwa Ho tetapi dapat diperoleh melalui
ditolak dan Ha diterima. pendidikan non formal.
Peningkatan pengetahuan
PEMBAHASAN siswa juga dipengaruhi oleh
Pengetahuan siswa dalam penggunaan metode dalam
mencegah perilaku seks di luar nikah memberikan pendidikan seks.
sebelum diberikan pendidikan seks Penelitian ini menggabungkan antara
(pretest) dengan nilai rata-rata penyampaian pendidikan seks dengan
keseluruhan sebesar 12,96 (86,4%), metode ceramah dan penampilan
sedangkan pengetahuan siswa dalam materi menggunakan power point,
mencegah perilaku seks di luar nikah tanya jawab dengan peneliti dan video.
sesudah diberikan pendidikan seks Hal ini sesuai dengan pernyataan
(posttest) dengan nilai rata-rata Notoatmodjo (2012) bahwa dalam
keseluruhan sebesar 14,62 (97,4%). memilih metode pendidikan kelompok
Hal ini menunjukkan adanya
dalam pendidikan kesehatan, harus pengetahuan yang memadai sehingga
diingat besarnya kelompok sasaran akan menjadi dasar pengembangan
serta tingkat pendidikan formal dari daya nalar dan jalan untuk
sasaran. Pada metode kelompok memudahkan menerima informasi dan
sasaran yang besar yang jumlahnya selanjutnya memberikan aplikasi
lebih dari 15 orang, metode yang baik terhadap sikap remaja dalam
salah satunya adalah ceramah. mencegah perilaku seks diluar nikah
Penyampaian pendidikan (Notoatmodjo, 2012).
kesehatan dengan metode ceramah Hal ini diperkuat dengan
merupakan cara penyampaian pesan penelitian yang dilakukan Khasanah
paling umum untuk berbagi (2014), menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan dan fakta kesehatan. pengetahuan sebelum diberikan
Namun metode ini mempunyai penyuluhan (pretest) dengan hasil
kelemahan, karena sering dilakukan kategori baik sebanyak 1 (2,5%)
secara sepihak tanpa memberikan responden dan kategori sedang 39
kesempatan kepada peserta untuk aktif (97,5%) responden. Sedangkan tingkat
berperan serta. Oleh karena itu, pengetahuan setelah diberikan
metode ini akan menjadi efektif bila penyuluhan (posttest) dengan hasil
dilengkapi dengan tanya jawab dengan kategori baik sebanyak 12 (30%)
peserta, sehingga terjadi komunikasi responden dan kategori sedang 25
dua arah (Notoatmodjo, 2012). (62,5%) responden. Hasil penelitian
Penggunaan audio visual ini menunjukkan bahwa ada
dengan cara menampilkan materi perubahan peningkatan pengetahuan
menggunakan power point saat ke dalam kategori baik sebanyak 35%.
pemberian pendidikan seks dapat Sikap siswa dalam mencegah
menarik minat responden untuk perilaku seks di luar nikah sebelum
membaca dan mempermudah dalam diberikan pendidikan seks (pretest)
memahami materi kesehatan yang dengan nilai rata-rata keseluruhan
disampaikan. Sehingga dapat sebesar 48,18 (92,7%), sedangkan
membantu meningkatkan pengetahuan sikap siswa dalam mencegah perilaku
responden tentang pendidikan seks seks di luar nikah sesudah diberikan
khususnya kesehatan reproduksi. Hal pendidikan seks (posttest) dengan nilai
ini juga di sesuai pernyataan rata-rata keseluruhan sebesar 50,56
Notoatmodjo (2012). (97,2%). Hal ini menunjukkan adanya
Berdasarkan karakteristik perubahan sikap siswa ke arah lebih
responden didapatkan bahwa positif setelah diberikan pendidikan
responden terbanyak berjenis kelamin seks sebesar 2,38 (4,5%).
perempuan dan berumur 16 tahun Masa remaja berawal dari usia
yang termasuk dalam kategori remaja 11-13 tahun sampai 18-20 tahun.
akhir. Pada remaja akhir mempunyai Freud dalam Uyoh (teori kepribadian
ciri-ciri yaitu remaja menampakkan yang menyoroti masalah dorongan
pengungkapan kebebasan diri, dalam seks) menafsirkan pada masa remaja
mencari teman sebaya sudah mulai sebagai sesuatu masa pencarian hidup
selektif, memiliki citra ( gambaran, seksual yang mempunyai bentuk yang
keadaan, perasaan) terhadap dirinya, definitif karena perpaduan hidup
dapat mewujudkan perasaan cinta, seksual yang banyak bentuknya
memiliki kemampuan berfikir khayal (Uyoh, 2010). Maka pada saat ini
atau abstrak (Widyastuti, 2009). remaja mengalami kegoncangan yang
Dengan adanya ciri-ciri tersebut maka sangat hebat, sehingga remaja sering
remaja harus mulai dibekali dengan merasa tidak tenang dan ada perasaan
melawan dirinya. Pada masa ini responden sangat baik sebagai bentuk
remaja rentan terhadap pengaruh dari dari emosi dan perasaan keingintahuan
luar baik itu pengaruh yang positif responden dengan munculnya berbagai
ataupun negatif. Hal ini sesuai dengan pertanyaan di akhir sesi. Pertanyaan
pendapat Ericson yang menyatakan yang muncul bersumber dari
bahwa masa remaja adalah masa yang pengalaman dan ketidaktahuan
sangat kritis dan waktu remaja bisa responden tentang materi yang telah
menjadi the best of time dan the worst diberikan. Setelah diberikan jawaban
of time (Abin, 2007). oleh peneliti, maka responden dapat
Menurut New Comb dalam mengadopsinya sebagai suatu gagasan
(Notoatmodjo, 2012), salah seorang atau persepsi dan dijadikan acuan
ahli psikologi sosial mengatakan dalam bersikap lebih positif yang
bahwa sikap itu merupakan kesiapan ditunjukkan dengan adanya perubahan
atau kesediaan untuk bertindak dan sikap yang dilihat dari hasil evaluasi
bukan merupakan pelaksanaan motif posttest.
tertentu. Sikap belum merupakan suatu Diperkuat dengan hasil
tindakan atau aktifitas akan tetapi penelitian Khasanah (2014),
merupakan predisposisi tindak suatu menunjukkan bahwa sikap sebelum
perilaku, sikap itu masih merupakan diberikan penyuluhan (pretest) dengan
reaksi tertutup, bukan merupakan hasil kategori baik sebanyak 3 (7,5%)
reaksi terbuka atau tingkah laku yang responden dan kategori sedang
terbuka, sikap merupakan kesiapan sebanyak 37 (92,5%) responden.
untuk bereaksi terhadap objek-objek di Sedangkan sikap setelah diberikan
lingkungan tertentu sebagai suatu penyuluhan (posttest) dengan hasil
penghayatan terhadap objek. kategori baik sebanyak 12 (30%)
Menurut Azwar (2012), yang responden dan kategori sedang
mengatakan bahwa struktur sebanyak 28 (70%) responden. Terjadi
pembentukan sikap ditunjang oleh tiga perubahan sikap yang tinggi dalam
komponen yaitu komponen kognitif, kategori baik hingga 22,5%.
afektif, dan konatif. Komponen Berdasarkan data yang
kognitif berisi kepercayaan seseorang diperoleh dari hasil penelitian, ada
yang berasal dari apa yang dilihat atau pengaruh pendidikan seks terhadap
diketahui. Berdasarkan hal itulah pengetahuan dan sikap siswa kelas X
kemudian terbentuk ide, gagasan atau dalam mencegah perilaku seks di luar
persepsi yang dapat membentuk sikap. nikah di SMK Negeri 1 Sewon yaitu
Selain itu, reaksi emosional yang ditunjukkan dengan nilai ρ value 0,000
merupakan komponen afektif <0,05 dan dapat diartikan bahwa Ho
dipengaruhi kuat oleh kepercayaan ditolak dan Ha diterima.
yang merupakan komponen kognitif. Menurut Sarwono (2010),
Kemudian perilaku yang muncul pendidikan seksual merupakan salah
sebagai bentuk langsung merupakan satu cara untuk mengurangi dan
bagian dari komponen konatif yang mencegah penyalahgunaan seks,
sebelumnya dipengaruhi oleh emosi khususnya untuk mencegah dampak-
dan kepercayaan sehingga membentuk dampak negatif yang tidak diharapkan
pola sikap tertentu terhadap berbagai seperti kehamilan di luar nikah,
objek yang dihadapinya. penyakit menular seksual, depresi dan
Sejalan dengan yang dialami perasaan berdosa. Selain itu dengan
peneliti pada saat penelitian adanya pengaruh dalam pemberian
berlangsung. Saat peneliti memberikan pendidikan seks, hal tersebut bisa
pendidikan seks, terlihat antusias dimanfaatkan oleh pendidik di
masing-masing sekolah untuk Menurut Arsyad (2011),
memberikan informasi mengenai berpendapat bahwa belajar dengan
kesehatan reproduksi remaja agar menggunakan indra ganda (audio dan
remaja memiliki bekal pengetahuan visual) yaitu indra pendengaran dan
dan informasi yang baik dan sikap penglihatan akan memberikan
positif dalam menangani permasalahan keuntungan karena siswa/i akan lebih
perilaku seks diluar nikah di kalangan banyak belajar daripada jika materi
remaja. pelajaran disajikan stimulasi pandang
Pada penelitian Nurkhasanah saja atau dengar saja.
(2014), menunjukkan bahwa Kemp dan Dayton (dalam
pendidikan seks berpengaruh terhadap Arsyad, 2011) mengemukakan
tingkat pengetahuan dan sikap remaja beberapa kelebihan media audiovisual
dalam pencegahan seks pranikah yaitu dalam proses pembelajaran yaitu
dengan hasil nilai signifikansi <0,05. menyampaikan pembelajaran menjadi
Hal tersebut sesuai dengan teori lebih baku, pembelajaran menjadi
Sumiati (2009), yang menyatakan lebih menarik, pembelajaran menjadi
bahwa pendidikan seksual dapat lebih interaktif dengan diterapkannya
memberikan pengetahuan tentang teori belajar dan prinsip-prinsip
kesalahan dan penyimpangan seksual psikologis yang diterima dalam
agar individu dapat menjaga diri dan partisipasi siswa, umpan balik dan
melawan ekploitasi yang dapat penguatan, lama waktu pembelajaran
menggangu kesalahan fisik dan dapat disingkat, kualitas hasil belajar
mentalnya dan dapat membentuk sikap dapat ditingkatkan, pembelajaran
serta memberikan pengertian terhadap dapat diberikan kapan dan dimana
seks dalam semua manifestasi yang diinginkan, sikap positif siswa
bervariasi. terhadap apa yang mereka pelajari dan
Peningkatan pengetahuan dan terhadap proses pembelajaran dapat
sikap setelah diberikan pendidikan ditingkatkan.
seks ini juga dipengaruhi oleh Meskipun pengetahuan siswa
pemberian pendidikan seks dengan sudah mengalami peningkatan dan
menggunakan audiovisual. Hasil berkategori baik serta sikap siswa
penelitian ini sesuai dengan penelitian sudah kearah lebih positif setelah
yang dilakukan oleh Ervani (2015) diberikan pendidikan seks tetapi setiap
yang menyatakan bahwa ada pengaruh tahun masih ada angka kejadian
sebelum (pretest) dan setelah kehamilan di luar nikah di SMK
(posttest) pemberian pendidikan Negeri 1 Sewon, hal ini bisa
kesehatan dengan menggunakan media dipengaruhi karena faktor lingkungan
audiovisual terhadap sikap remaja seperti adat istiadat dan suku dari
pada kelompok eksperimen dengan p tempat tinggal siswa yang dapat
value (0.000) < alpha (0.05). Hal ini mempengaruhi perilaku siswa
juga didukung oleh penelitian yang tersebut, serta bisa juga dipengaruhi
dilakukan Pandingan (2011) yang dari pengalaman pribadi seperti
menyatakan bahwa pendidikan pergaulan yang pernah dialami setiap
kesehatan reproduksi melalui ceramah, siswa tidak sama.
media audiovisual, ceramah plus SIMPULAN DAN SARAN
media audiovisual berpengaruh Simpulan
terhadap peningkatan pengetahuan Berdasarkan hasil penelitian
remaja dengan p value (0,000) < α dan pembahasan maka dapat diambil
(0,05). simpulan sebagai berikut:
1. Pengetahuan siswa dalam DAFTAR PUSTAKA
mencegah perilaku seks di luar Abin, S. (2007). Psikologi Pendidikan.
nikah sebelum dan sesudah Bandung: PT Remaja Rosda.
diberikan pendidikan seks Arsyad, A. (2011). Media
menunjukkan adanya peningkatan. pembelajaran. Jakarta: PT Raja
2. Sikap siswa dalam mencegah Grafindo Persada.
perilaku seks di luar nikah sebelum
dan sesudah diberikan pendidikan Ayu, R. (2017). Hubungan Persepsi
seks menunjukan adanya perubahan Virginitas Dengan Perilaku Seksual
sikap siswa ke arah lebih positif. Pranikah Pada Remaja Putri Kelas X
3. Ada pengaruh pemberian Di SMK Negeri 1 Sewon. Naskah
pendidikan seks terhadap Publikasi. Program Studi Bidan
pengetahuan dan sikap siswa dalam Pendidik Jenjang Diploma IV Fakultas
mencegah perilaku seks di luar Ilmu Kesehatan Universitas‘ Aisyiyah:
nikah. Yogyakarta.
Saran BKKBN. (2012). Fenomena
Hasil penelitian ini sebagai Kenakalan Remaja Di Indonesia.
masukan untuk siswa SMK Negeri 1 Diambil dari
Sewon agar meningkatkan http://ntb.bkkbn.go.id/lists/artikel/disf
pengetahuan dan pemahaman tentang orm.aspx?id=673&contenttypeid=0x0/
pendidikan seks dan bisa mencari . Pada tanggal 13 Oktober 2017, pukul
sumber informasi yang akurat dengan 18.30 WIB.
mengikuti kegiatan PIK-R agar
mendapat banyak informasi yang tepat . (2015). Remaja Indonesia
sehingga dapat melakukan pencegahan Melakukan Seks Pranikah. Diambil
perilaku seks diluar nikah. dari
Serta menjadi masukan untuk http://www.bkkbn.go.id/ViewBerita.as
kepala sekolah dan Guru di SMK px?BeritaID=2444. Pada tanggal 18
Negeri 1 Sewon terutama guru BK Oktober 2017, pukul 15.00 WIB.
(Bimbingan Konseling) dapat
meningkatkan peranannya sebagai Khasanah, T. (2014). Pengaruh
konselor tentang kesehatan reproduksi Pendidikan Seks Terhadap Tingkat
remaja dan dapat lebih membina Pengetahuan dan Sikap Remaja Dalam
kegiatan PIK-R untuk meningkatkan Pencegahan Seks Pranikah Di SMK N
peran siswa dalam menggali informasi 2 Sewon Bantul Yogyakarta. Naskah
yang baik dan benar sehingga Publikasi. Yogyakarta: Universitas
terhindar dari perilaku seks diluar ‘Aisyiyah Yogyakarta.
nikah serta melakukan penyuluhan
rutin dengan mendatangkan Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi
bidan/tenaga kesehatan dari Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
puskesmas mengenai kesehatan Cipta.
reproduksi remaja. Bagi peneliti
selanjutnya mampu mengaplikasikan Pandingan, T. (2011). Pengaruh
hasil penelitian dalam bentuk perilaku pendidikan kesehatan reproduksi
sehari-hari dan sebagai referensi atau melalui ceramah, media audio visual ,
bahan perbandingan untuk penelitian ceramah plus media audiovisual pada
selanjutnya khususnya yang pengetahuan dan sikap remaja SLTP
berhubungan dengan perilaku seks di di tapanuli Utara. Diakses dari
luar nikah pada remaja. http://etd.repository.ugm.ac.idindex.ph
p?mod=penelitian_detail&sub=Penelit
ianDetail&act=view&typ=html&buku
_id=29 232. Pada tanggal 20 Mei
2018, pukul 09.30 WIB.

Radar Jogja. 28 Januari 2016. Prihatin,


1078 Kasus Persalinan Remaja.
Diakses pada tanggal 20 Oktober 2017
pukul 16.35 WIB. melalui
http://www.radarjogja.co.id.

Sarwono, S. (2010). Psikologi Remaja.


Jakarta : Raja Grafindo Persada.
________, S. (2011). Pengantar
Psikologi Umum. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Suharsa, H. (2008). Perilaku Seksual
Remaja Pada Siswa SMA Serta
Faktor-faktor yang Mempengaruhi di
Kabupaten Pandeglang Tahun 2008.
Tesis Dipublikasikan. Magister Ilmu
Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia: Jakarta.
Sumiati, dkk. (2009). Kesehatan Jiwa
Remaja & Konseling. Jakarta: Trans
Info Media.
Uyoh, S. (2010). Pedagogik Ilmu
Mendidik. Bandung: Alfabeta.
Wawan, A dan Dewi, M. (2010). Teori
dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap
dan Perilaku Manusia. Yogyakarta :
Nuha Medika.

Widyastuti. (2009). Kesehatan


Reproduksi. Yogyakarta: Fitra Maya.

Anda mungkin juga menyukai