MANUSKRIP
Disusun Oleh :
RAMDHANI FITRI
020.03.0069
Kepada
MANUSKRIP
Disusun Oleh:
Ramdhani Fitri
020.03.0069
Mengetahui
Intisari
Abstract
Terjadinya peningkatan perhatian remaja kuatnya pengaruh teman sebaya pada usia remaja
terhadap kehidupan seksual sangat dipengaruhi oleh menjadikan remaja untuk mempunyai sikap dan perilaku
factor perubahan-perubahan fisik selama periode seksual yang tidak sehat(Pawestri dan Setyowati, 2012).
pubertas. Terutama kematangan organ-organ seksual dan Tercatat 80% Wanita dan 84% pria pernah
munculnya dorongan-dorongan seksual dalam diri tahun merupakan kelompok umur mulai pacaran pertama
remaja. Sebagai anak muda yang memiliki pengalaman kali terdapat 45% waita dan 75% pria, berpelukan 17%
tentang seksual, tidak jarang dorongan-dorongan seksual Wanita dan 33% pria, cium bibir 30% Wanita dan 50%
ini menimbulkan ketegangan fisik dan psikis. Untuk pria dan meraba/diraba 5% Wanita dan 22% pria. Selain
melepaskan diri dari ketegangan seksual tersebut, remaja itu dilaporkan 8% pria dan 2% Wanita telah melakukan
mencoba mengekspresikan dorongan seksualnya dalam hubungan seksual pertama kali pada umur 15-19 tahun
melakukan aktivitas berpacaran (dating), berkencan, Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada
bercumbu sampai dengan melakukan kontak tanggal 29 April 2021 berupa wawancara terhadap
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BK) yang ada disekolah menunjukkan, bahwa angka
Nasional (BKKBN) menilai, perkembangan isu remaja kehamilan yang terjadi karena seks pranikah dari 3 tahun
khususnya perilaku pacaran remaja akhir-akhir ini sudah terakhir mengalami peningkatan yang signifikan. Data
mengindikasi kearah perilaku beresiko. Yang mana hal 2018 yaitu 4 orang remaja melakukan seks pranikah dan
ini bisa mengarahkan ke pergaulan yang menyimpang mengalami kehamilan. Data tahun 2019 terdapat 6 orang
seperti seks diluar nikah yang seharusnya para remaja ini remaja yang mengalami kehamilan. Sedangkan tahun
belum boleh melakukannya. Ini terlihat berdasarkan 2020 meningkat menjadi 16 orang mengalami kehamilan.
survei Kesehatan Reproduksi Remaja (SKRR) 2012 yang Berdasarkan informasi tersebut maka perlu
dilakukan oleh BKKBN. Dalam survei tersebut dilakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan
terungkap banyak remaja yang tidak mengetahui stuasi Kesehatan reproduksi remaja dengan perilaku pacaran
masalah kesuburan sedangkan 30% remaja sudah pernah yang beresiko pada siswa kelas XII SMA Negeri 3 Kota
beresiko (Ohee & Purnomo, 2018). 1. Tempat penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 3
Kota Bima. Waktunya bulan September s/d Oktober b. Data sekunder yaitu data yang sumbernya tidak
2. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII diperoleh dari petugas tata usaha atau guru BK di
SMA Negeri 3 Kota Bima. SMAN 3 Kota Bima tentang profil sekolah serta
3. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja berupa jumlah seluruh siswa kelas XII SMA 3
kelas XII di SMAN 3 Kota Bima yang memiliki usia Kota Bima.
4. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini Tabel 1Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.
1. Jenis kelamin Frekuensi Persentase
adalah Total Sampling. Menurut Sugiyono (2014) Laki 61 42,4%
Perempuan 83 57,6%
mengatakan bahwa Total Samplingadalah tehnik Total 144 100%
2. Pengetahuan Frekuensi Persentase
penentuan sampel bila semua anggota populasi remaja
Baik 63 43,8%
digunakan sebagai sampel. Cukup 44 30,6%
Kurang 37 25,7%
5. Pada penelitian ini menggunakan rancangan Total 144 100%
Cahya Indra Lukmana 2017. Sebagian besar responden mempunyai perilaku pacaran
8. Teknik pengumpulan data menggunakan yang tidak beresiko yaitu sebanyak 82 reponden (56,9%).
a. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung Tabel 3 Analisis Hubungan pengetahuan Remaja
dengan perilaku pacaran yang beresiko
dari objek sekoleh peneliti di lokasi penelitian. Pada Siswa Kelas XII SMA 3 Kota Bima.
Pengetah Perilaku pacaran
P (value)
uan Tidak beresiko Beresiko total
Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari Kurang 23 %1 16,0% 14 99,7% N3 37 225,7% 0,000
Cukup 22 20 15,3%352 22 15,3% 45 44 9 30,6%
hasil pengisian lembar kuesioner yang diisi oleh Baik 17 1,8% 444 468,3 1,9%
566 63104 43,8%
Total 62 2 43,1%398 8278 56,9% 501 144
10 100%
pengetahuan responden Sebagian besar tidak beresiko responden termasuk dalam remaja menengah dan akhir
yaitu sebanyak 23 responden sedangankan yang beresiko sehingga lebih matang dalam berpikir.
Sebagian besar dengan pengetahuan baik sebanyak 63 Berdasarkan informasi bahwa responden ini
responden (43,8%). Hasil uji statistic (spearman rank) mendapatkan pengarahan kesehatan reproduksi melalui
menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan anatara sekolah, dimana sekolah melakukan program PIk-R
penegtahuan reproduksi remaja dengan perilaku pacarana (Pusat Informasi Dan Konseling Remaja) yang bekerja
yang beresiko dengan nilai P=0,000 (P<0.05). sama dengan puskesmas maupun pihak terkait dalam
Tabel 4 Hasil Uji Spearman Rank memeberikan informasi Kesehatan reproduksi, dimana
Hasil Uji Nilai
Nilai Signifikan (α) 0,000 semua siswa wajib mengikuti program tersebut saat MOS
Nilai Koefisien 0,299
Korelasi (r) maupun rutin dilakukan setiap 3 bulan sekali. Dengan
Berdasarkan uji Spearman Rankpada Tabel 4
demikian semua siswa mendapatkan informasi yang baik
menunjukkan nilai korelasi 0,299 kategorinya lemah dan
dan benar dari pihak sekolah. Seseorang yang
arah korelasi positif. Nilai (N) yaitu 144 dengan nilai
mendapatkan informasi Kesehatan tersebut akan bisa
signifikansi (α)= 0,05 dan diperoleh nilai Pvalue sebesar
menentukan hal yang baik dan yang tidak baik dalam
0,000 <0,05 maka artinyaada hubungan yang signifikan
bersosialisasi sehingga meminimalisis terjadinya
(berarti) antara variable pengetahuan kesehatan
penyimpangan social. Menurut Notoatmojo (2010),
reproduksi remaja dengan perilaku pacaran yang
pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan faktor
beresiko.
yang sangat berperan dalam menginterpretasikan
PEMBAHASAN
stimulus yang kita peroleh.
Pengetahuan Reproduksi Remaja Siswa SMA Negeri
Menurut Notoatmodjo (2014) pengetahuan
3 Kota Bima
adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa SMA
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek.
Negeri 3 Kota Bima sebagian besar berpengetahuan baik
Pengetahuan seseorang tentang suatu obyek mengandung
yaitu sebanyak 63 (43,8%)responden, berpengetahuan
dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua
cukup 44 (30,6%), dan 37 responden (25,7%)
aspek ini akan menentukan sikap seseorang, semakin
berpengetahuan kurang. Hasil ini menunjukkan baiknya
banyak sifat positif pada obyek yang diketahui, maka
respon dari jawaban siswa yang menjadi responden
akan menimbulkan sikap positif.
dalam penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang
XII di SMAN Negeri 3 KotaBima Tahun 2021 Reproduksi Dengan Perilaku Pacaran yang Beresiko
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar Kelas XII Di SMAN 3 Kota Bmia Tahun 2021
siswa SMA Negeri 3 Kota Bima memiliki perilaku Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
pacaran yang tidak beresiko yaitu sejumlah 82 reponden hubungan antara pengetahuan remaja dengan perilaku
(56,9%), dan beresiko 62 responden (43,1%). Penyebab pacaran yang beresiko pada siswa kelas XII SMA Negeri
perilaku pacaran yang tidak beresiko yaitu karena 3 Kota Bima. Hal ini berdasarkan hasil analisis data
sebagian besar remaja melakukan pacaran yang sehat dengan spearman rank diperoleh nilai signifikansi yaitu
seperti hanya menggandeng tangan pasangan dan 0,000 (<0,005). Hubungan ini menunjukkan pada
merangkul pacar saja, bahkan ada yang tidak melakukan kategori lemah berdasarkan koofisien korelasi 0,299.
kedua hal tersebut.Perilaku pacaran remaja yang tidak Menurut Notoatmodjo (2014) pengetahuan
beresiko juga disebabkan oleh didikan dan kontrol orang adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang
tua yang agamais serta lingkungan teman sebaya yang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek.
banyak melakukan hal- hal yang positif. Saputri (2017) Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Nasution
bahwa sebagian besar responden dengan perilaku pacaran (2012) terdapat ada pengaruh pengetahuan kesehatan
yang tidak beresiko sebanyak 29 responden (58,0%)serta reproduksi remaja terhadap pengalaman berpacaran.
peran orang tua yang baik dan teman sebaya yang positif Penelitian Wibowo (2013) didapatkan hasil bahwa ada
berhubungan dengan perilaku pacaran yang tidak hubungan antara pengetahuan kesehatan reproduksi
pacaran yang sehat, dibutuhkan peran serta orang tua, merupakan domain yang sangat penting dalam
sekolah, lingkungan, dan penyuluhan-penyuluhan pada membentuk perilaku atau tindakan seseorang. Perilaku
semua lapisan masyarakat. yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari
Menurut teori Lawrence Green, mengemukakan pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
bahwa perilaku manusia dari tingkat kesehatan seseorang Anggraeni dan julian (2007) bahwa remaja memiliki
atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu pengetahuan tentang Kesehatan reproduksi dan cara
faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar untuk melindungi diri terhadap masalah seksual dan
perilaku (non behavior causes). Menurut Penelitian yang reproduksi, maka sikap dan perilaku remaja akan
dilakukan Wijayanti(2018), ada hubungan antara sikap mengarah kepada perilaku yang bertanggung jawab.
Negeri 3 Kota Bima Tahun 2021 dengan hasil uji PKBI. (2015). Macam-macam Perilaku Seksual.
Yogyakarta: Perhimpunan Keluarga Berencana
spearman diperoleh nilai P value = 0,000. Indonesia