Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU KENAKALAN REMAJA

SEKOLAH DI SAMARINDA

Niken Agus Tianingrum1, Ulfa Nurjannah2


Email: nikenagust@umkt.ac.id

ABSTRAK

Kenakalan remaja dapat terjadi karena adanya pengaruh dari teman sebaya.
Pengaruh dari teman sebaya dapat membentuk perilaku remaja berubah menjadi nakal
supaya dapat diakui oleh sebayanya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh teman sebaya terhadap perilaku kenakalan remaja pada siswa sekolah.
Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional dan
menggunakan teknik Total Sampling dengan sampel sebanyak 337 responden. Data
diambil menggunakan instrumen berupa kuesioner untuk mengukur variabel teman
sebaya dan perilaku kenakalan. Data dianalisis menggunakan uji Koefisien Kontingensi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kenakalan remaja sebesar 69.7% dan ada
pengaruh teman sebaya terhadap perilaku kenakalan remaja (Pvalue 0,021; OR=1,732)
yang artinya remaja yang terpengaruh teman sebaya memiliki peluang 1,732 kali lebih
besar untuk melakukan kenakalan dibandingkan yang tidak terpengaruh. Berdasarkan
hasil ini, diharapkan pihak sekolah mengoptimalkan peran sebaya sebagai pendidik untuk
mencegah kenakalan remaja melalui program remaja.

Kata kunci : Teman Sebaya, Kenakalan Remaja, Sekolah

ABSTRACT

Juvenile deliquency can occur because of peer‘s influence. It may cause an


adolescent to be badly-behave in order to be recognized by their peers. The aim of this
research is to find out the influence of peers on juvenile delinquency behavior among
students. This research is quantitative study with cross sectional design. Total sampling
was applied as a sampling technique. Data was collected from 337 respondents. Peer‘s
influence and juvenile delinquency behavior was measured by validated questionnaire.
Data were analyzed using Contingency Coefficient test. The result shows that there is
69.7% juvenile delinquency among respondents and also there is significant influence of
peers toward juvenile delinquency behavior (p-value = 0,021; OR = 1,732) which means
that teenagers who are affected by peers have 1,732 times greater chance of committing
delinquency than those who are not affected. Based on this result, it is expected that the
school will optimize its peer role as an educator to prevent juvenile delinquency through
youth programs.

Keywords: Peers, Juvenile Delinquency, School

PENDAHULUAN remaja untuk melakukan perilaku yang


Masa remaja merupakan positif maupun negatif (Yusuf et al.,
peralihan dari masa kanak-kanak 2018). Perilaku negatif ini yang
menuju dewasa awal (Dewi et al., 2018). menyebabkan remaja sangat rentan
Jumlah remaja di dunia diperkirakan terhadap perilaku kenakalan.
sebanyak 1,2 milyar atau 18% dari Riset yang dilakukan oleh KPAI
jumlah penduduk di dunia (WHO, 2014). (Komisi Perlindungan Anak Indonesia
Pada masa remaja, seseorang pada bulan Januari-Oktober 2017,
mengalami beberapa perubahan, dimana terdapat 320 anak terpapar aktivitas
perubahan tersebut dapat mendorong criminal (KPAI, 2017). Data tahun 2016
1. Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
2. Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah
Kalimantan Timur

Jurnal Dunia Kesmas Volume 8. Nomor 4. Oktober 2019 (Edisi Khusus) 275
akhir terdapat 30 kasus kenakalan di kehidupannya dan tidak
remaja yang telah ditangani oleh menjerumuskan pada kerusakan yang
Kepolisian Unit PPA diantaranya kasus terjadi di lingkungan sekitar atau tempat
perkelahian, seks bebas , mabuk- tinggalnya. Pengaruh sebaya yang
mabukan, ngelem, balapan liar, oplosan, tinggal di wilayah yang berisiko dapat
narkoba, pencurian yang sering membawa pengaruh yang buruk. Salah
dilakukan oleh remaja di Kota Samarinda satu wilayah berisiko yang rentan bagi
(Bakti, 2017). (Unayah & Sabarisman, remaja adalah tempat hiburan malam.
2015) menyatakan bahwa kenakalan Sekolah-sekolah yang berada di wilayah
remaja sebenarnya merupakan hal yang Puskesmas Harapan Baru perlu diteliti
wajar dikarenakan kelabilan sosial dan karena secara geografis letak sekolah-
psikologisnya. Hal ini yang menyebabkan sekolah tersebut berada dekat dengan
kehidupan sosial, termasuk sebaya tempat hiburan malam. .
berperan penting dalam pembentukan Berdasarkan latar belakang
sikap dan perilakunya. Kenakalan remaja permasalahan diatas, maka penulis
bisa terjadi karena adanya pengaruh dari tertarik untuk melakukan penelitian
teman sebaya. Para peneliti telah terkait pengaruh teman sebaya terhadap
mengidentifikasi bahwa teman sebaya perilaku kenakalan remaja sekolah.
memainkan peran kunci dalam Penelitian ini bertujuan untuk
kenakalan dan perkembangan kejahatan mengetahui pengaruh teman sebaya
(Walters, 2018). Pengaruh teman sebaya terhadap perilaku kenakalan remaja
dapat membentuk perilaku remaja sekolah di Kota Samarinda.
menjadi nakal, dikarenakan remaja
mendapatkan tekanan-tekanan yang METODE PENELITIAN
kuat dari teman sebayanya agar remaja Rancangan penelitian ini
bersikap konformitas terhadap tingkah menggunakan penelitian kuantitatif
laku sosial yang ada dalam kelompok dengan desain Cross Sectional yang
tersebut. Remaja lebih sering meneliti variabel Independen yaitu
menghabiskan waktunya diluar rumah pengaruh teman sebaya dengan variabel
bersama kelompok teman sebayanya. dependen yaitu perilaku kenakalan
Sebagai konsekuensinya pengaruh dari remaja secara bersamaan. Penelitian
teman sebaya lebih besar daripada dilakukan di 2 Sekolah Menengah
pengaruh keluarga karena kelompok Pertama yang berada di wilayah kerja
teman sebaya menuntut remaja agar Puskesmas Harapan Baru. Pemilihan
bisa menyesuaikan diri (Agung et al., sekolah didasarkan pada kedekatan area
2016). sekolah dengan Tempat Hiburan Malam
Remaja merupakan salah satu (THM). Dalam hal ini THM yang
harapan bagi negara untuk membangun dimaksud adalah satu wilayah RT yang
negara ini menjadi lebih baik. Jika dijadikan tempat karaoke yang
kenakalan remaja tidak segera ditangani menyediakan jasa seks komersial.
maka dapat berdampak buruk pada Penelitian ini menggunakan
kesehatan remaja itu sendiri seperti teknik Total Sampling yaitu semua
kerusakan susunan saraf otak, populasi diambil sebagai sampel dengan
kerusakan saraf fisik, penyakit paru- jumlah sampel sebanyak 369 siswa.
paru, stroke, penyakit menular seperti Data diambil menggunakan instrumen
HIV/AIDS dan juga dapat menyebabkan yang telah divalidasi dengan 10 item
kematian (Kemenkes, 2015). Teman pernyataan dengan skala Likert untuk
sebaya merupakan salah satu faktor mengukur pengaruh teman sebaya dan
yang cukup dominan dalam membentuk 14 item pertanyaan dengan skala
sebuah sikap remaja. Teman sebaya Guttman untuk mengukur perilaku
mampu memperkenalkan maupun kenakalan.
mendukung pandangan baru, sikap baru, Penelitian dilakukan setelah
pola perilaku, dan gaya hidup, bahkan mendapatkan persetuuan dari komisi
sampai ke arah perilaku yang etik dengan nomor 75/KEPK-FK/VI/2019
menyimpang (Tianingrum, 2018). dan responden dengan
Remaja yang memilki teman yang penandatanganan informed consent.
baik akan membawa pengaruh yang baik Analisis data yang digunakan dalam

276 Jurnal Dunia Kesmas Volume 8. Nomor 4. Oktober 2019 (Edisi Khusus)
penelitian adalah uji Koefisien Tabel 1
Kontingensi dengan taraf signifikansi Distribusi Responden Berdasarkan
0.05 untuk melihat adanya pengaruh Karakteristik Pelajar SMP di Kelurahan
teman sebaya terhadap perilaku Harapan Baru
kenakalan remaja.
Karakteristik
F %
HASIL Responden
Penelitian ini memiliki respond Kelas
rate sebesar 91,33% dimana dari 369 VII 170 50,4
responden yang ditargetkan untuk VIII 167 49,6
mengisi kuesioner, terdapat sebanyak Pendidikan
337 yang telah memberikan respon dan SMP A 292 86,6
pengisian kuesioner secara lengkap. SMP B 45 13,4
Berikut adalah hasil penelitian yang Usia
didapatkan: 11 2 0,6
12 55 16,3
Karakteristik Responden 13 153 45,4
Berdasarkan hasil penelitian, 14 101 30,0
diketahui bahwa responden terbanyak 15 22 6,5
terdapat pada kelas VII yaitu sebanyak 16 4 1,2
170 responden (50,4%) dan jumlah Jenis Kelamin
responden kelas VIII sebanyak 167 Laki-laki 154 45,7
dengan (49,6%). Pada kategori Perempuan 183 54,3
pendidikan didapatkan jumlah responden n=337
terbanyak terdapat pada SMP A dengan
jumlah 292 responden (86,6%). Gambaran Kenakalan Remaja
Diketahui responden termuda yaitu pada Dari hasil perhitungan skor
usia 11 tahun dan reponden tertua yaitu didapatkan bahwa skor minimum 0 –
pada usia 16 tahun. Kategori usia maksimum 12 dengan nilai mean 2.02
terbanyak berada pada kelompok usia dan nilai median 1. Sehingga untuk
13 tahun yaitu sebanyak 153 responden memenuhi kriteria analisis koefisien
(45,4%). Sebagian besar jumlah kontingensi, variabel dikategorikan
responden perempuan sebanyak 183 menjadi 2 berdasarkan nilai median
(54,3%), sedangkan jumlah responden yaitu ada kenakalan dan tidak ada
laki-laki sebanyak 154 (45,7%). kenakalan. Seperti yang ditampilkan
pada tabel berikut:

Tabel 2
Distribusi Responden berdasarkan Perilaku Kenakalan Remaja

Total
Distribusi responden berdasarkan perilaku kenakaln
N %
Tidak ada kenakalan 102 30,3
Ada kenakalan 235 69,7
n=337

Hasil penelitian diketahui bahwa pada kelas VIII memiliki perilaku


pengkategorian tersebut sebesar 30,3% kenakalan sebanyak 112 (67,1%). Pada
(102 responden) dinyatakan tidak ada karakteristik usia didapatkan kenakalan
kenakalan, sedangkan sebesar 69,7% tertinggi yaitu pada usia 13 tahun (104
(235 responden) dinyatakan ada responden) dan usia 14 tahun (70
kenakalan. responden). Sebagian besar kenakalan
Berdasarkan tabel 3. terdapat dilakukan oleh responden dengan jenis
beberapa klasifikasi responden kelamin laki-laki yaitu sebanyak 128
berdasarkan karakteristik yaitu kelas, responden (83.1%). Sedangkan jumlah
usia, jenis kelamin dan pendidikan. kenakalan terbanyak terdapat pada SMP
Responden kelas VII memiliki perilaku A sebanyak 201 responden (68.8%).
kenakalan sebanyak 123 (72.4%) dan

Jurnal Dunia Kesmas Volume 8. Nomor 4. Oktober 2019 (Edisi Khusus) 277
Tabel 3
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Klasifikasi Perilaku Kenakalan

Perilaku
Klasifikasi Jumlah
Tidak Nakal Nakal
Responden
N % N % N %
Kelas
VII 47 27,1 123 72,4 170 100
VIII 55 32,9 112 67,1 167 100
Usia
11 1 50,0 1 50,0 2 100
12 15 27,3 40 72,7 55 100
13 49 32,0 104 68,0 153 100
14 31 30,7 70 69,3 101 100
15 5 22,7 17 77,3 22 100
16 1 25,0 3 75,0 4 100
Jenis Kelamin
Laki-laki 26 16,9 128 83,1 154 100
Perempuan 76 41,5 107 58,5 183 100
Pendidikan
SMP A 91 31,2 201 68,8 292 100
SMP B 11 24,4 34 75,6 45 100

Tabel 4
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kenakalan

Total yang menjawab


Jenis Kenakalan Tidak % Ya %
Perkelahian/tawuran 233 69,1% 104 30,9%
Menghisap lem 327 97,0% 10 3,0%
Kebut-kebutan dijalan raya 293 86,9% 44 13,1%
Berpegangan tangan 245 72,7% 92 27,3%
Berpelukan 312 92,6% 25 7,4%
Berciuman 331 98,2% 6 1,8%
Saling memegang bagian tubuh 334 99,1% 3 0,9%
Berhubungan badan 334 99,1% 3 0,9%
Minum-minuman keras 324 96,1% 13 3,9%
Konsumsi obat-obatan terlarang 331 98,2% 6 1,8%
Mencuri 267 79,2% 70 20,8%
Menonton film porno 221 65,6% 116 34,4%
Membolos disekolah 240 71,2% 97 28,8%
Merokok 244 72,4% 93 27,6%

Hasil analisis yang didapatkan remaja adalah menonton film porno,


pada tabel dapat diketahui bahwa teman perkelahian/tawuran, membolos,
sebaya berpengaruh signifikan terhadap merokok dan berpegangan tangan.
beberapa jenis kenakalan antara lain
perkelahian/tawuran, kebut-kebutan di Gambaran Pengaruh Sebaya
jalan raya, berpelukan, berpegangan Dari hasil perhitungan skor
tangan dan membolos di sekolah. Tapi didapatkan bahwa skor minimum 10 –
tidak berpengaruh terhadap jenis maksimum 31 dengan nilai mean 15.69
kenakalan seperti menghisap lem, dan nilai median 15. Sehingga untuk
berciuma, saling memegang bagian memenuhi kriteria analisis koefisien
tubuh pribadi, berhubungan badan, kontingensi, variabel dikategorikan
minum-minuman keras, konsumsi obat- menjadi 2 berdasarkan nilai median
obatan terlarang, mencuri, menonton yaitu terpengaruh dan tidak
film porno dan merokok. Sedangkan terpengaruh. Seperti yang ditampilkan
mayoritas kenakalan yang dilakukan pada tabel berikut:

278 Jurnal Dunia Kesmas Volume 8. Nomor 4. Oktober 2019 (Edisi Khusus)
Tabel 5
Distribusi Responden berdasarkan Pengaruh Teman Sebaya pada Remaja Sekolah

Distribusi pengaruh Total


teman sebaya N %
Tidak Terpengaruh 153 45,4
Terpengaruh 184 54,6

Hasil penelitian diketahui bahwa terpengaruh oleh teman sebaya dan


pengkategorian tersebut sebesar 45,4% sebesar 54,6% (184 responden)
(153 responden) dinyatakan tidak terpengaruh oleh teman sebaya.

Gambaran Pengaruh Teman Sebaya terhadap Perilaku Kenakalan Remaja

Tabel 6
Pengaruh Teman Sebaya terhadap Perilaku Kenakalan Remaja Sekolah di Wilayah Kerja
Puskesmas Harapan Baru

Perilaku Kenakalan Remaja


Teman Tidak Ada Ada Jumlah OR
PValue
Sebaya Kenakalan Kenakalan (95% CI)
N % N % N %
Tidak
56 16,6% 97 28,8% 153 45,4%
Terpengaruh 0,021 1,732
Terpengaruh 46 13,6% 138 40,9% 184 54,6% (1,084-2,767)

Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 104 siswa dan 14 tahun


dapat dijelaskan dari 153 responden sebanyak 70 siswa. Usia 13-14 tahun
yang tidak terpengaruh oleh teman merupakan usia remaja awal, pada fase
sebaya, terdapat 56 (16,6%) responden tersebut remaja masih bingung dalam
dinyatakan tidak ada kenakalan dan menentukan tindakan yang mereka
terdapat 97 (28,8%) responden lakukan (Mentari et al., 2018).
dinyatakan ada kenakalan. Sedangkan Kenakalan paling banyak terjadi pada
dari 184 responden yang terpengaruh kelas VII sebanyak 123 siswa
oleh teman sebaya, terdapat 46 (13,6%) dikarenakan pada kelas VII rata-rata
responden dinyatakan tidak ada siswa berusia 13-14 tahun. Perilaku
kenakalan dan terdapat 138 (40,9%) kenakalan paling banyak dilakukan oleh
responden dinyatakan ada kenakalan. siswa yang berjenis kelamin laki-laki
Hasil uji Koefisien Kontingensi karena laki-laki memiliki perilaku yang
yang telah dilakukan, diperoleh nilai p- keras dan emosi yang tinggi, sehingga
value sebesar 0,021 nilai ini lebih kecil bagi sebagian besar siswa laki-laki akan
dari taraf signifikan yaitu 0,05 sehingga melakukan kenakalan disaat mempunyai
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh masalah terkait dengan keluarga, pacar
teman sebaya terhadap perilaku dan lain sebagainya (Sunaryanti, 2016).
kenakalan remaja sekolah. Hasil analisis Jumlah perilaku kenakalan paling tinggi
diperoleh nilai OR=1,732 artinya remaja terdapat pada SMP B dengan proporsi
yang terpengaruh teman sebaya nilai 75% sedangkan pada SMP A
memiliki peluang 1,732 kali lebih besar memiliki proporsi nilai 68%.
untuk melakukan kenakalan Hasil penelitian menunjukkan
dibandingkan remaja yang tidak bahwa remaja yang melakukan
terpengaruh oleh teman sebaya. kenakalan adalah sebanyak 235 siswa
(69.7%). Kenakalan remaja pada saat
PEMBAHASAN ini dapat dikatakan sudah melebihi batas
Hasil penelitian yang telah yang sewajarnya, karena lebih dari
dilakukan menunjukkan bahwa separuh responden menunjukkan
mayoritas responden yang melakukan kenakalan. Banyak anak remaja dan
kenakalan terdapat pada usia 13 tahun anak di bawah umur rentang

Jurnal Dunia Kesmas Volume 8. Nomor 4. Oktober 2019 (Edisi Khusus) 279
bersentuhan dengan permasalahan remaja. Misalnya, kelompok remaja
sosial, diantaranya mengenal rokok, tersebut berkumpul di suatu tempat
narkoba, free sex, tawuran, pencurian, (nongkrong) dan hal yang sering mereka
dan terlibat banyak tindakan kriminal lakukan seperti merokok, mabuk-
lainnya (Shidiq & Raharjo, 2018). mabukan, membicarakan lawan jenis,
(Unayah & Sabarisman, 2015) dalam bahkan perilaku seksual dan
studinya juga menyatakan bahwa menggunakan narkotika, minum alkohol,
kenakalan adalah hal yang biasa merokok, menonton pornografi melalui
dilakukan remaja dan lingkungan sosial telepon genggam dan lain sebagainya,
memberi pengaruh terhadap kenakalan maka remaja akan mengikuti tanpa
tersebut. Dalam penelitian ini juga memperdulikan akibatnya (Sigalingging
diketahui bahwa mayoritas kenakalan & Sianturi, 2019).
yang terjadi adalah menonton porno, Penelitian ini sejalan dengan
perkelahian, membolos dan merokok. penelitian Fitriani dan Hastuti (2016) dan
Hal tersebut bisa saja dipicu oleh Hidayati (2016) yang menyatakan
pengaruh sosial atau lingkungan sekitar bahwa kenakalan remaja dipengaruhi
yang cukup dekat dengan tempat sangat kuat oleh teman sebayanya.
hiburan malam (THM). Indeks kelekatan remaja dengan
Penelitian ini juga menunjukkan sebayanya lebih tinggi dibandingkan
bahwa mayoritas remaja terpengaruh dengan orangtuanya. Pada penelitian ini
oleh teman sebaya (54.6%) dan remaja remaja juga terbukti terpengaruh untuk
yang nakal dan terpengaruh sebanyanya melakukan berbagai kebiasaan yang
sebanyak 40,9%. Hal tersebut terjadi sama dengan teman sebayanya seperti
karena masa remaja menuntut remaja menonton film porno, merokok,
untuk mementingkan pertemanan dan membolos, maupun tawuran.
mengikuti tindakan yang dilakukan oleh Selanjutnya, Hidayati (2016) juga
teman sebayanya, meski perilaku teman menyebutkan bahwa lingkungan
sebayanya cenderung menyimpang. Hal memberikan dampak yang sangat besar
tersebut karena rasa ingin diakui dan pada remaja melalui hubungan yang
diterima oleh kelompok sosial baik antara remaja dengan orang tua,
sebayanya. teman sebaya, dan lingkungan sekitar,
Uji koefisien kontingensi sehingga dapat menumbuhkan rasa
menunjukkan nilai p value = 0,021 yang aman dan nyaman dalam penerimaan
berarti bahwa terdapat pengaruh teman sosial. Hal sebaliknya terjadi dalam
sebaya terhadap perilaku kenakalan konteks penelitian ini, dimana remaja
remaja sekolah di Samarinda. Hasil tinggal dan bersekolah di sekitar tempat
analisis diperoleh nilai OR=1,732 artinya yang dekat dengan THM.
remaja yang terpengaruh teman sebaya Pengaruh sebaya terbukti
memiliki peluang 1,732 kali lebih besar memberikan dampak terhadap perilaku
untuk melakukan kenakalan remaja. Hal ini seharusnya menjadi poin
dibandingkan remaja yang tidak penting bagi sekolah untuk
terpengaruh oleh teman sebaya. mengembangkan program remaja yang
Berdasarkan hasil tabel diketahui bahwa positif, sehingga remaja akan
teman sebaya berpengaruh signifikan mempengaruhi sebayanya dengan
terhadap beberapa jenis kenakalan kegiatan positif. Perlu adanya
antara lain perkelahian/tawuran, kebut- keterlibatan sekolah karena remaja
kebutan di jalan raya, berpelukan, banyak menghabiskan waktu di sekolah.
berpegangan tangan dan membolos di Program yang melibatkan remaja
sekolah sedangkan mayoritas kenakalan memberikan banyak keuntungan,
yang dilakukan remaja adalah menonton dimana remaja akan lebih ―nyambung‖
film porno, perkelahian/tawuran, bila berkomunikasi dengan sesamanya.
membolos, merokok dan berpegangan Untuk itu, perlu dikembangkan program
tangan. remaja untuk mencegah kenakalan
Pengaruh negatif interaksi sosial remaja yang berbasis sekolah dan
dalam persahabatan yaitu sangat erat berbentuk peer educator.
sekali kaitannya dengan terjadinya Dalam penelitian ini
perilaku menyimpang yaitu kenakalan dimungkinkan terjadi bias dalam

280 Jurnal Dunia Kesmas Volume 8. Nomor 4. Oktober 2019 (Edisi Khusus)
mengkategorikan responden (bias ganjil-1%20-%20Copy%20(11-
informasi), namun hal ini diantisipasi 15-17-03-30-44).pdf)
dengan menggunakan nilai cut off point Dewi, Yustika T., S. Meilanny Budiarti.,
yang standar seperti mean atau median Humaedi, Sahadi., & Wibhawa,
(untuk variabel independen), sedangkan Budhi. (2018.). Faktor Penyebab
untuk menghindari biar pada variabel Tergabungnya Remaja Kota
dependen, setiap responden yang Bandung dalam Komunitas
menyatakan melakukan kenakalan, akan Kenakalan Remeja. Vol.7, 1-129.
dikategorikan ke dalam ―ada kenakalan‖ (http://jurnal.unpad.ac.id/share/a
dan yang ―tidak nakal‖ memang tidak rticle/view/13807)
melakukan 1 pun jenis kenakalan. Fitriani, Wihelmina & Hastuti, Dwi.
(2016). Pengaruh Kelekatan
KESIMPULAN Remaja dengan Ibu, Ayah, dan
Hasil penelitian menunjukkan Teman Sebaya terhadap
bahwa dari 337 responden yang Kenakalan Remaja di Lembaga
melakukan perilaku kenakalan diketahui Pembinaan Khusus Anak (LPKA)
sebanyak 235 responden (69,7%). Kelas II Bandung. Vol. 9(3).
Mayoritas kenakalan yang dilakukan oleh Hidayati, Novi Wahyu. (2016). Hubungan
remaja sekolah adalah menonton video Harga Diri dan Konformitas
porno, perkelahian/tawuran, membolos Teman Sebaya dengan Kenakalan
dan merokok. Sebanyak 184 responden Remaja. Jurnal Penelitian
dengan persentase 54,6% dinyatakan Pendidikan Indonesia (JPPI).Vol.1
terpengaruh oleh teman sebayanya. (2).
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa Kementrian Kesehatan RI. (2015).
ada pengaruh teman sebaya terhadap Situasi Kesehatan Reproduksi
perilaku kenakalan remaja sekolah di Remaja. Pusat Data dan
wilayah kerja Puskesmas Harapan Baru Informasi Kementrian Kesehatan
(p-value 0,021). RI.
KPAI. (2017). 320 Anak Terpapar
SARAN Kriminalitas, Pencegahan Tugas
Berdasarkan hasil penelitian ini, Orang Tua, Maksimalkan Peran
diharapkan pihak sekolah dapat Rumah Aman.
mengoptimalkan peran sebaya sebagai http://www.kpai.go.id/
pendidik untuk mencegah kenakalan Mentari, Gilang., Sri, Jumaini, dan
remaja melalui program remaja berbasis Arneliwati. (2018). Analisis
sekolah yang berbentuk peer educator. Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Perilaku Menyimpang
DAFTAR PUSTAKA pada Remaja. JOM FKp. Vol.5
Agung, Agnes., Wangi, Maya Sekar & No.2
Siswanta. (2016). Pengaruh Shidiq, Alima Fikri & Raharjo, Santoso
Disharmoni Komunikasi Tri.(2018). Peran Pendidikan
Interpersonal Orang Tua-Anak Karakter di Masa Remaja sebagai
dan Teman Sebaya terhadap Pencegahan Kenakalan Remaja.
Tingkat Kenakalan Remaja. Vol.5 (2), 176-187.
(http://ejurnal.unisri.ac.id/index. Sigalingging, Ganda & Sianturi, Ira
php/Transformasi/article/viewFile Ardany.(2019). Hubungan Teman
/1778/1580) Sebaya dengan Perilaku Seksual
Bakti, Gaga Baskara. (2017). Perilaku Remaja Di SMK Medan Area
kenakalan remaja di kecamatan Medan Sunggal. Jurnal Darma
sungai kunjang kota samarinda. Agung Husada. Vol.5(1), 9-15.
eJournal Sosiatri-Sosiologi. 5(4), Sunaryanti, Sri Sayekti Heni. (2016).
147–159. Hubungan Pola Asuh Orang Tua
(http://ejournal.sos.fisip- dengan Kenakalan Remaja Di
unmul.ac.id/site/wp- SMA Negeri 8
content/uploads/2017/11/01_for Surakarta.Indonesian Journal On
mat_artikel_ejournal_mulai_hlm_ Medical Science. Vol.3, No.2

Jurnal Dunia Kesmas Volume 8. Nomor 4. Oktober 2019 (Edisi Khusus) 281
Tianingrum, Niken Agus.(2018). Stigma delinquency in 22 samples.
Terhadap HIV dan AIDS: Journal of Adolescence,
Bagaimana Guru dan Teman 70(November 2018), 1–12.
Sebaya Berpengaruh. Jurnal https://doi.org/10.1016/j.adolesc
Kesehatan Masyarakat ence.2018.11.001
Khatulistiwa.Vol.5(1) 22-31. WHO. (2014). Adolescent Health.
(http://openjurnal.unmulpnk.ac.i Diperoleh tanggal 23 Desember
d/index.php?journal=jkm&page=i 2017 dari
ndex) http://www.who.int/topics/adoles
Unayah, Nunung & Sabarisman, Nina. cent_health/en/
(2015). Fenomena Kenakalan Yusuf, Ah., Tristiana, Rr Dian., &
Remaja dan Kriminalitas. Vol.1, Agustina, Nina. (2018).
No.2 Gambaran Spiritualitas Remaja
Walters, G. D. (2018). Peer in fl uence or yang Tinggal di Sekitar Eks-
projection bias? Predicting lokalisasi. Vol.13, 1–10.
respondent delinquency with (http://journal.unusa.ac.id/index.
perceptual measures of peer php/jhs/article/view/563)

282 Jurnal Dunia Kesmas Volume 8. Nomor 4. Oktober 2019 (Edisi Khusus)

Anda mungkin juga menyukai