Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN

KENAKALAN REMAJA DI SMPN 1 SILO


KABUPATEN JEMBER

Abdul Majid1, Susi Wahyuning Asih2, Sasmiyanto3

1
Mahasiswa S1 Keperawatan
2
Dosen S1 Keperawatan
Program S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jember
e-mail: abdmjd021@gmail.com

Abstrak
Pola asuh orang tua merupakan hal yang sangat penting bagi perkembangan anak dan
salah satu faktor terpenting yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja. Pola
asuh yang salah dapat menyebabkan remaja menetang orang tua, bahkan menjadi
remaja yang nakal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola
asuh orang tua dengan kenakalan remaja di SMPN 1 Silo Kabupaten Jember. Desain
penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan populasi semua
siswa kelas 8 di SMPN 1 Silo Kecamatan Silo Kabupaten Jember, sampel sebanyak
54 diambil dengan teknik proportional stratified random sampling. Variabel
independen yaitu pola asuh orang tua dan variabel dependen adalah kenakalan
remaja. Data diambil dengan menggunakan kuisioner tertutup. Analisis data
menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian ini didapatkan persepsi pola asuh
orang tua siswa yang mendominasi adalah demokratis 35 orang (64,8%), dilanjutkan
otoriter 12 orang (22,2%), permisif 4 orang (7,4%), dan campuran 3 orang (5,6%).
Gambaran tingkat kenakalan remaja adalah yang paling banyak rendah 46 orang
(85,2%). Hasil uji statistik menunjukan hubungan yang cukup kuat antara jenis pola
asuh orang tua dengan kenakalan remaja (p = 0,019, Chi Square = 10,003, dan
Contingency Coefficient = 0,395). Sehingga, hipotesis yang menyatakan bahwa ada
hubungan pola asuh orang tua dengan kenakalan remaja di SMPN 1 Silo Kabupaten
Jember terbukti kebenarannya atau Ha diterima. Kesimpulan dari penelitian ini,
bahwa sebagian besar pola asuh yang digunakan adalah demokratis dan kenakalan
remaja di SMPN 1 Silo Kabupaten Jember adalah rendah. Hal ini berarti pola asuh
orang tua (demokratis), maka tingkat kenakalan remaja juga akan semakin rendah.

Kata Kunci: pola asuh orang tua, kenakalan remaja


Daftar Pustaka 35 (2003 – 2015)
Abstract
The pattern of foster parents is very important for child development and one of the
most important factors causing juvenile delinquency. Incorrect parenting teenager
can be opposed for to parents, even into a mischievous teenager. The purpose of this
study was to determine the correlation between pattern of foster parents and juvenile
delinquency at SMPN 1 Silo Jember Regency. The study design used here is
quantitative approach with the population of all students class 8th at SMPN 1 Silo
Jember Regency, as many as 54 samples taken with a proportional stratified random
sampling technique. Independent variable is the pattern of foster parents and the
dependent variable is the juvenile delinquency. Data taken with the enclosed
questionnaire. Data analysis using Chi Square test. The results of this study found the
pattern of foster parents to dominate the authoritative 35 peoples (64,8%),
authoritarian 12 peoples (22,2%), permissive 4 peoples (7,4%) and mix parenting 3
peoples (5,6%). The level of juvenile delinquency is most low of 46 people (85,2%).
Statistical test results showed a quite strong correlation between the type of parenting
parents with juvenile delinquency ( p = 0,019 , Chi Square = 10,003, and the
Contingency Coefficient = 0,395) . Thus, the hypothesis that there is a correlation
between pattern of foster parents with juvenile delinquency in SMPN 1 Silo Jember
unsubstantiated or Ha accepted. The conclusion of this study, that the majority of
parenting that is used is a democratic and juvenile delinquency in SMPN 1 Silo
Jember is low. This means that the pattern of foster parents (democratic), the juvenile
delinquency rate will also be lower.

Kata Kunci: pattern of foster parents, juvenile delinquency


Bibliographi 35 (2003 – 2015)

PENDAHULUAN hal dalam dunia ini dan cara


Masa menjadi orang tua menyikapinya. Pola asuh orang tua
(parenthood) merupakan masa yang menentukan perilaku anak sehari-hari.
alamiah terjadi dalam kehidupan Secara umum remaja dalah
seseorang (Lestari, 2012). Orang tua tahap peralihan dari masa-ke masa
sekarang mempunyai tugas yang menuju dewasa. Remaja bisa diartikan
cukup berat dalam mengasuh anak. sebagai masa peralihan antara masa
Tumbuh kembang anak di masa datang anak-anak dan masa remaja yakni
sangat tergantung bagaimana cara umur 12 tahun sampai 21 tahun
orang tua mengasuhnya, karena orang (Gunarsa, 2008). Usia remaja adalah
tualah yang mengajarkan anak segala saat dimana anak mengalami pubertas.
Remaja mengalami beberapa dan umur 20-24 tahun jumlahnya
perubahan dalam dirinya, mulai dari berkisar 21.090.600 jiwa. Menurut
hubungan dengan orang tua, hasil riset kesehatan dasar (Riskesdes)
ketergantungan terhadap orang tua tahun 2007 dan 2010, terjadi
sehingga merasa bebas, kematangan kecenderungan peningkatan perokok
hingga ekonomi. Lingkungan yang pada usia muda. Jumlah perokok usia
tidak sehat dapat memberikan dampak 15-19 tahun sebesar 43,3% dan pada
yang kurang baik bagi perkembangan usia 20-24 tahun sebesar 14,6%.
remaja dan sangat mungkin akan Hasil survey BNN baru-baru
mengalami kehidupan yang tidak ini menyebutkan hal yang sangat
nyaman, stres atau depresi (Syamsu, menghawatirkan yaitu sebanyak
2010). 26.500 kasus narkoba berhasil
Masalah kenakalan remaja diungkap selama tahun 2011. Jumlah
dengan mudah ditemukan dalam ini meningkat 12,62% dibandingkan
berbagai pemberitaan di media massa tahun 2010 yang sebanyak 23.531
dan sering terjadi di kota-kota besar kasus. Ironisnya, jumlah pengguna
seperti Jakarta, Surabaya, dan kota narkoba atau zat aditif yang berbahaya
lainnya. Kejadian kenakalan remaja lain dan disalahgunakan untuk
tidak hanya ditemukan pada kota-kota kepentingan sesaat paling banyak
besar banyak halnya ditemukan di adalah kelompok usia remaja atau
desa. Salah satu wujud dari kenakalan pemuda-pemudi dengan kisaran usia
remaja yang sering dilakukan yakni 15-24 tahun.
merokok, tawuran, minum-minuman Faktor yang mempengaruhi
keras, penyalahgunaan obat terlarang, perilaku remaja salah satunya adalah
dan banyak lagi kenakalan yang sering dukungan sosial, yaitu meliputi
terjadi di Indonesia. Menurut Depkes pemenuhan kebutuhan informasi dan
tahun 2014 jumlah remaja laki-laki emosional pada diri individu yang
dan perempuan di Indonesia dari umur diberikan oleh orang tua, anggota
16-19 tahun adalah 21.287.400 jiwa
keluarga lain, saudara, teman dan Menurut peneliti pola asuh orang tua
lingkungan masyarakat sekitarnya. sangat berhubungan erat dengan
Pola asuh orang tua menjadi kenakalan remaja saat ini.
kunci utama anak dalam berperilaku Penelitian mengenai hubungan
terutama perilaku kenakalan remaja pola asuh orang tua dengan kenakalan
(Barus, 2003). Beberapa tipe pola asuh remaja, pernah dilakukan sebelumnya
orang tua meliputi tipe pola asuh diantaranya oleh Sofa (2014).
otoritatif, tipe pola asuh otoriter, tipe Penelitian ini bertujuan untuk
pola asuh permisif, dan pola asuh acuh mengetahui hubungan pola asuh orang
tak acuh/tidak peduli. Tipe pola asuh tua dengan kenakalan remaja pada
yang sudah disebutkan salah satu dari siswa-siswi SMA Negeri I Kepohbaru
tipe itu mempunyai pengaruh terhadap Bojonegoro. Hasil penelitian Sofa
berperilaku kenakalan remaja. (2014) menyatakan bahwa terdapat
Misalnya pola asuh permisif, orang tua hubungan yang signfikan positif antara
terlalu percaya akan anaknya sehingga pola asuh orang tua dengan kenakalan
anak bisa melakukan apa saja remaja. Penelitian lain dilakukan oleh
semaunya salah satunya melakukan Husaini (2013) dengan tujuan untuk
kenakalan remaja ini. Pola asuh melihat hubungan antara persepsi jenis
otoriter, orang tua terlalu mengekang pola asuh orang tua terhadap risiko
anak sehingga anak melampiaskannya perilaku bulliying siswa di SMA
dilingkungannya dalam bentuk Triguna Utama Ciputat. Hasil
kenakalan remaja. Pola asuh penelitian menyatakan bahwa ada
demokratis, anak dibebaskan untuk hubungan yang signifikan antara
berekspresi sesuai batasannya dan persepsi jenis pola asuh orang tua
anak mengaplikasikannya hal itu terhadap risiko perilaku bulliying
dengan cara yang salah dilingkungan siswa di SMA Triguna Utama Ciputat.
sekitarnya. Lalu pola asuh acuh tak Jumlah populasi remaja di
acuh, orang tua sama sekali tidak Kabupaten Jember adalah usia 10–24
peduli dengan kehidupan anak. tahun sebesar 203.522 jiwa dengan
jumlah presentase perempuan 6,27% kuantitatif lebih berdasarkan pada data
dan laki laki sebanyak 8,04% (BPS yang dapat dihitung untuk
Jember, 2011). Peneliti melakukan menghasilkan penafsiran kuantitatif
studi pendahuluan yang dilakukan yang kokoh (Hikmat, 2007). Pada
tanggal 27 Januari 2016 di SMPN 1 penelitian kuantitatif ini jenisnya
Silo Kabupaten Jember dan adalah deskriptif korelatif.
menemukan beberapa kejadian
kenakalan remaja seperti merokok, Populasi, Sampel, dan sampling
minuman keras, dan penyalahgunaan Populasi
obat terlarang. Berdasarkan data dari Populasi pada penelitian ini adalah
pihak sekolah, dinyatakan bahwa dari semua siswa kelas 8 di SMPN 1 Silo
berbagai jenis kenakalan ramaja, siswa Kecamatan Silo Kabupaten Jember
merokok merupakan jenis kenakalan yang tersebar di 6 kelas.
remaja yang paling dominan yang Sampel
mencapai 28%, diikuti dengan Teknik pengambilan sampel
membolos dari sekolah sebanyak 21% yang digunakan dalam penelitian ini
dan minuman keras sebanyak 12%. adalah teknik proportional stratified
Melihat fonomena kenakalan remaja random sampling, yaitu memilih
pada siswa tersebut, maka penelitian sampel dari populasi. Nazir (2003:
ini tertarik mengkaji hubungan pola 311) adalah metode proportional
asuh orang tua dengan kenakalan stratified random sampling yaitu
remaja di SMPN 1 Silo Kabupaten metode pengambilan sampel dari
Jember. anggota populasi secara acak dan
berstrata secara proporsional.
METODE PENELITIAN Pengambilan sampel dalam penelitian
Desain Penelitian ini adalah diambil 6 (enam) kelas yang
Berdasarkan pendekatan dapat mewakili dari keseluruhan
penelitian, peneliti menggunakan populasi. Dari tiap kelas tersebut
pendekatan kuantitatif. Pendekatan
diambil 25% dari populasi maka skala yang berisi pernyataan-
didapat sampel sebanyak 54 siswa. pernyataan sikap (attitude
Rumus yang digunakan untuk statement), yaitu suatu
menghitung sampel dalam setiap kelas pernyataan mengenai obyek
adalah: sikap.
n = 25% x N 2. Metode Observasi
dimana: n = sampel (orang) 3. Metode Dokumentasi, Data
N = populasi (orang) yang diperoleh peneliti dari
Metode Pengumpulan Data metode dokumentasi adalah
1. Metode Angket tentang jumlah remaja di
Metode angket yang digunakan SMPN 1 Silo Kabupaten
dalam penelitian ini Jember.
menggunakan skala likert,
HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif Demografi Responden

Kriteria Frekwensi (orang) Persentase (%)


14 tahun 46 85,2
Usia 15 tahun 8 14,8
Jumlah 54 100,0
Laki-Laki 35 64,8
Jenis Kelamin Perempuan 19 35,2
Jumlah 54 100,0
Sumber: SMP Negeri 1 Silo Jember, diolah 2016
Berdasarkan Tabel 5.1 dapat bahwa responden dengan usia 14 tahun
diketahui bahwa bahwa responden yaitu sebanyak 46 orang (85,2%), dan
penelitian ini terdiri 35 orang laki-laki usia 15 tahun tahun yaitu sebanyak 8
(64,8%) dan 19 orang perempuan orang (14,8%).
(35,2%). Dari sisi usia dapat diketahui
1. Gambaran Jenis Pola Asuh Orang Tua Siswa di SMPN 1 Silo Kabupaten
Jember
Distribusi Frekuensi Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Siswa di SMPN
1 Silo Kabupaten Jember
PERSEPSI JENIS POLA ASUH JUMLAH PERSENTASE
ORANG TUA (ORANG) (%)
Demokratis 35 64,8
Otoriter 12 22,2
Permisif 4 7,4
Campuran 3 5,6
Total 54 100,0

Berdasarkan hasil penelitian Pola asuh yang cukup banyak


yang dilakukan terhadap 54 siswa di berikutnya adalah pola asuh ototiter
SMPN 1 Silo Kabupaten Jember yaitu sebanyak 12 orang (22,2%). Pola
didapatkan untuk siswa yang asuh ini bersifat menghukum dan
mempersepsikan pola asuh orang membatasi dimana orang tua sangat
tuanya demokratis berjumlah 35 orang memaksakan remaja mengikuti dan
(64,8%), diikuti pola asuh otoriter menghormati usaha-usaha yang
berjumlah 12 orang (22,2%), permisif dilakukan oleh orang tuanya, serta
berjumlah 4 orang (7,4%), dan komunikasi tertutup, sehingga tidak
campuran berjumlah 3 orang (5,6%). memberikan kesempatan kepada anak
Mengacu pada hasil tersebut, terlihat untuk berkomunikasi secara verbal
bahwa persepsi pola asuh yang (Baumrind, 1971 dalam Fathi, 2011).
dominan adalah demokratis dan Pola asuh campuran didapatkan
otoriter. peneliti yaitu sebanyak 3 orang (5,6
%), yang terdiri campuran pola asuh
otoriter dan demokratis. Pola asuh dinilai ssedikit dibandingkan dengan
permisif yang peneliti temukan adalah persepsi siswa tentang pola asuh
sebanyak 4 orang (7,4%), ini demokratis dan otoriter
merupakan persepsi pola asuh yang
2. Gambaran Tingkat Kenakalan Remaja di SMPN 1 Silo Kabupaten Jember
Distribusi Frekuensi Persepsi Kenakalan Remaja di SMPN 1 Silo
Kabupaten Jember
TINGKAT KENAKALAN JUMLAH PERSENTASE
REMAJA (ORANG) (%)
Tinggi 0 0,0
Sedang 8 14,8
Rendah 46 85,2
Total 54 100,0

Berdasarkan hasil penelitian yang sedang. Kenakalan remaja pada siswa


dilakukan, tingkat kenakalan remaja SMPN 1 Silo Kabupten Jember
pada siswa SMPN 1 Silo Kabupten apabila dilihat lebih spesifik
Jember adalah paling banyak pada didominasi oleh kenakalan pada
tingkat rendah yaitu berjumlah 46 bentuk berkata kasar dan menyakiti
siswa (85,2%), sedangkan sisanya orang lain, membohongi orang tua,
sebanyak 8 orang (14,8%) dan masih sering keluyuran
dikategorikan dalam kenakalan remaja
3. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kenakalan Remaja di SMPN 1 Silo
Kabupaten Jember
Ringkasan Hasil Chi Square
Chi Square Signifikasi Koefisien Kontingensi
10,003 0,019 0,395

Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kenakalan Remaja di SMPN 1 Silo
Kabupaten Jember
POLA ASUH KENAKALAN REMAJA
ORANG TUA SEDANG RENDAH TOTAL
2 33 35
Demokratis
5,7% 94,3% 100,0%
4 8 12
Otoriter
33,3% 66,7% 100,0%
2 2 4
Permisif
50,0% 50,0% 100,0%
0 3 3
Campuran
0,0% 100,% 100,0%
8 46 54
TOTAL
14,8% 85,2% 100,0%

Analisis bivariat dilakukan untuk dengan variabel dependen dan apabila


mengetahui hubungan antara variabel p-value lebih besar dari alpha (0,05)
dependen dan independen, yaitu untuk maka tidak ada hubungan antara
mengetahui hubungan pola asuh orang variabel independen dan variabel
tua dengan kenakalan remaja di SMPN dependen. Hasil uji statistik yang
1 Silo Kabupaten Jember. Analisa data peneliti lakukan menunjukan bahwa
yang digunakan adalah uji korelasi Chi ada hubungan yang cukup kuat antara
Square. Hasil penelitian dibandingkan persepsi jenis pola asuh orang tua
p-value dengan signifikan alpha 0,05. dengan kenakalan remaja (p = 0,019,
Apabila p-value lebih kecil dari alpha Chi Square = 10,003, dan Contingency
(0,05) maka ada hubungan yang Coefficient = 0,395).
bermakna antara variabel independen
Hasil dari penelitian ini 1. Persepsi pola asuh orang tua
menunjukan bahwa siswa yang siswa yang mendominasi
mempersepsikan pola asuh orang tua adalah demokratis 35 orang
demokratis ada 35 orang (64,8%), (64,8%).
dengan kenakalan remaja rendah 33 2. Gambaran tingkat kenakalan
orang (94,3%) dan kenakalan remaja remaja adalah yang paling
sedang sebanyak 2 orang (5,7%). banyak rendah 46 orang
Siswa yang mempersepsikan pola asuh (85,2%) .
orang tuanya otoriter ada 12 orang 3. Hasil uji statistik menunjukan
(22,2%), dengan kenakalan remaja hubungan yang cukup kuat
rendah 8 orang (66,7%), sedang 4 antara jenis pola asuh orang tua
orang (33,3%). Siswa yang dengan kenakalan remaja (p =
mempersepsikan pola asuh orang 0,019, Chi Square = 10,003,
tuanya permisif ada 4 orang (7,4 %), dan Contingency Coefficient =
dengan kenakalan remaja rendah 2 0,395).
orang (50,0%), sedang 2 orang Saran
(50,0%). Selajutnya siswa yang Berdasarkan hasil dari penelitian
mempersepsikan pola asuh orang yang didasarkan atas data data yang
tuanya campuran ada 3 orang (5,6%), diperoleh, maka peneliti memberikan
yang semuanya (100,0%) dengan saran sebagai berikut :
kenakalan remaja rendah. 1. Bagi profesi keperawatan
Dalam memberikan
KESIMPULAN DAN SARAN penyuluhan tentang
keperawatan keluarga, hasil
Kesimpulan
penelitian ini dapat menjadi
Berdasarkan data yang diperoleh
pertimbangan mengenai jenis-
dari hasil penelitian sebagaimana yang
jenis pola asuh serta kelebihan
telah diuraikan dalam bab V, maka
dan kekurangan dari cara pola
dapat disimpulkan sebagai berikut:
asuh tersebut maupun pola
asuh mana yang paling juga melihat pola asuh orang
berpengaruh terhadap perilaku tua yang mana yang paling
kenakalan remaja. berpengaruh terhadap
Perawat dapat juga kenakalan remaja. Selain itu
memberikan penyuluhan masih ada variabel-variabel
mengenai manajemen marah, lain yang diduga ada
problem solving, atau koping hubunganya dengan kenakalan
yang baik terhadap masalah remaja yang masih dapat
kenakalan remaja. Tidak kalah diteliti lebih lanjut.
penting adalah penyuluhan 3. Bagi orang tua siswa
terkait perilaku kenakalan Bagi orangtua siswa-siswi
remaja serta dampaknya bagi SMPN 1 Silo Kabupaten
remaja, mengingat masih Jember hendaknya menerapkan
sangat sedikit penanganan pola asuh yang tepat kepada
kenakalan remaja di Indonesia. siswa, dan memberikan
2. Bagi peneliti selanjutnnya pengawasan dan kontrol
Hasil penelitian ini kepada anak, agar dapat
menunjukan bahwa ada mendorong remajanya untuk
hubungan pola asuh orang tua mandiri dengan batas dan
dengan kenakalan remaja. kontrol terhadap perilaku
Maka dari itu, peneliti remaja tersebut, sehingga
menyarankan untuk penelitian orangtua cukup responsif
yang akan datang untuk terhadap kebutuhan remaja
dilakukan penelitian sejenis serta mendorong remaja untuk
seperti dilihat bagaimana jika menyatakan pendapat. Pola
yang mengasuhnya bukan ayah asuh semacam ini dapat
atau ibu kandung atau mungkin membantu remaja menyalurkan
tidak tinggal satu rumah. Pada dorongan agresinya serta rasa
penelitian selanjutnya dapat ingin tahunya ke arah yang
lebih tepat, sehingga Gunarsa, S.D. (2008). Psikologi
Remaja. Jakarta: BPK Gunung
kecenderungan untuk
Mulia.
berperilaku delikuensi pun
Halloway, S.D., Sawako, S.,
pada remaja semakin rendah.
Yamamoto, Y., Behrens, K.Y.
(2005). Parenting Self-Efficacy
Among Japanese Mothers.
DAFTAR PUSTAKA
Journal of Comparative Family
Studies; 36 (1), 61 – 76.
Alimul, A. (2002). Pengantar
Pendidikan Keperawatan.
Hikmat, Mahi M. (2007). Karya
Jakarta: PT Fajar Interpratama.
Ilmiah dan Metode Penelitian.
Bandung : LPPM Universitas
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur
Al-Ghifari.
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Hurlock, Elizabeth B. (2005).
Perkembangan anak jilid 1.
Azwar, Saifuddin. (2012). Penyusunan
Edisi keenam. Alih bahasa
Skala Psikologi. Edisi 2.
:Tjandrasa & Zakarsih. Jakarta
Yoyakarta: Pustaka Pelajar.
: Erlangga.
Barus, Gendon. (2003). Memaknai
Hurlock, Elizabeth B. (2012).
Pola Pengasuhan Orang Tua
Psikologi Perkembangan :
Pada Remaja, dalam Jurnal
suatu pendekatan sepanjang
Intelektual vol.1 No.2 ,
rentang kehidupan.
September 2003. Makassar:
Terjemahan (edisi kelima).
Jurusan Psikologi Universitas
Jakarta: Erlangga.
Negeri Makassar.
Moch, Nazir. (2003). Metode
Penelitian. Jakarta: Salemba
Dariyo, Agoes. (2004). Psikologi
Empat.
Perkembangan Remaja. Bogor:
Galia Indonesia.
Murtiani, Ninik. (2011). Hubungan
Antara Pola Asuh Orang Tua
Fathi, Bunda. (2011). Mendidik anak
dengan Kenakalan Remaja di
dengan Al-Qur’an sejak
RW V Kelurahan sidokare
janin.Jakarta: Oasis.
Kecamatan Sidoarjo. Jurnal
Keperawatan – Volume 01 /
Gunarsa Yulia SD.,Singgih D.
Nomor 01/ Januari 2011 –
Gunarsa. (2012). Psikologi
Desember 2011.
Remaja. Jakarta : Libri.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2006). Rusdijana. (2006). Rasa Percaya Diri
Metodelogi Penelitian Anak adalah Pantulan Pola
Kesehatan. Edisi revisi. Jakarta Asuh Orang Tuanya. Diambil
: Rineka Cipta. tanggal 2 April 2010 dari
Nursalam. (2003). Konsep dan http://www.e-psiko logi.com
Penerapan Metodelogi
Penelitian Ilmu Keperawatan : Santrock. Jhon W. (2004). Remaja jilid
pedoman skripsi, Tesis, dan 2, edisi kesebelas. Jakarta :
Instrumen Penelitian Ilmu Erlangga.
Keperawatan. Edisi 2. Jakarta :
Salemba Medika. Santrock. Jhon W. (2007). Life-Span
Development. New York :
Palupi dan Wrasasti. (2013). McGraw-Hill.
Hubungan Antara Motivasi
Berprestasi dan Persepsi Sarwono, S. W. 2012. Psikologi
Terhadap Pola Asuh Orang tua Remaja, Edisi Revisi., Jakarta:
dengan Prestasi Belajar PT Raja Grafindo Persada.
Mahasiswa Psikologi Angkatan
2010 Universitas Airlangga Sarwono,Sarlito W & Eko A.
Surabaya. Jurnal psikologi Meinarno. (2011). Psikologi
Pendidikan dan Perkembangan sosial. Jakarta : Salemba
UNAIR. Humanika.

Prasetya, G. Tembong. (2003). Pola Sofa, Moh. Abdus. (2015). Hubungan


Pengasuhan Ideal. Jakarta: Pola Asuh Orangtua dengan
Elex Media Komputindo. Kenakalan Remaja pada Siswa-
Siswi SMA Negeri 1
Qaimi, Ali. (2002). Menggapai Langit Kepohbaru, Bojonegoro
Masa Depan anak. Bogor: .Skripsi Fakultas Psikologi
Cahaya. Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Malik Ibrahim
Qumana. (2008). Kesadaran diri, Malang.
http://smart-life.co.ccp=13,
diperoleh tanggal 06 Maret Sudarsono. (2012). Kenakalan
2016. Remaja. Jakarta : Rineka Cipta.

Rahman, Istianah A. (2008). Sumiati. (2009). Metode


Hubungan antara persepsi Pembelajaran. Wacana Prima.
terhadap pola asuh demokratis Bandung
ayah dan ibu dengan perilaku
disiplin remaja. UIN alaudin Surbakti E.B. 2009. Kenalilah Anak
Makasar : Jurnal Lentera Remaja Anda. Jakarta : Elex
Pendidikan. Media Komputindo.
Surya Darma. (2008). Menumbuhkan Wahyuningsih,Wiwit, Jash, Metta
Semangat Kerjasama. Jakarta: Rahmadiana. (2003).
Depdiknas. Mengkomunikasikan moral
kepada anak. Jakarta : Elex
Syamsu, Yusuf. (2010). Program Media Komputindo.
Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Bandung: Rizqi. Widyarini, Nilam. (2009). Relasi
Orang Tua & Anak. Jakarta :
Thoha, M. (1996). Prilaku Elex Media Komputindo.
Organisasi,Jakarta. PT. Raja
Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai