Anda di halaman 1dari 7

ISSN 2747-2671 (online)

Vol. 1 No. 2, 2021

Pengaruh Pola Asuh Orangtua Terhadap Konformitas


Remaja Pengguna Narkoba Di Kota Makassar
The Effect of Parenting Patterns on The Conformity of Adolescent Drugs Using in Makassar City

Muhammad Rahmat Fahreza*, Muhammad Daud, Kurniati Zainuddin


Jurusan Jurusan Psikologi, Universitas Negeri Makassar, Makassar, Indonesia
*Penulis Koresponden: Farezabbad05@gmail.com

ABSTRAK
Remaja sangatlah rentan dalam melakukan konformitas pada kelompoknya sebab remaja mencoba mencari identitas diri di luar dari lingkungan
keluarganya, sehingga penting orang tua dalam mengambil peran untuk menerapkan pola asuh yang tepat. Adapun tujuan dalam penelitian ini
adalah peneliti ingin mengetahui sejauh mana pola asuh orang tua mempunyai pengaruh terhadap konformitas remaja dalam kasus penggunaan
narkoba. Partisipan dalam penelitian ini adalah residen balai BNN Baddoka Kota Makassar yang berjumlah 15 orang yang berada pada rentang
usia 10-24 tahun. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala likert, di mana kedua skala diadaptasi dari peneliti sebelumnya. Dalam
penelitian menggunakan metode analisis regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari ketiga pola asuh orang
tua yaitu pola asuh demokratis, otoriter, dan permisif, terhadap perilaku konformitas pada remaja dalam menggunakan narkoba sehingga dapat
dikatakan bahwa hipotesis pada penelitian ini diterima. Dalam penelitian ini juga didapatkan hasil bahwa nilai koefisien variabel sebesar 0,403
atau dapat juga dikatakan bahwa pengaruh pola asuh terhadap konformitas sebanyak 40,3% dan sebanyak 59,7 % faktor lain yang dapat
memengaruhi selain kedua faktor yang diteliti.

Kata Kunci: Konformitas, Pola asuh Orangtua, Remaja.

ABSTRACT
Adolescents are very vulnerable in conforming to their groups because teenagers try to find their own identity outside of their family environment,
so it is very important for parents to take a role in implementing proper parenting. The purpose of this study is the researcher wants to know
whether there is an influence of parenting style on adolescent conformity in drug use cases. Participants in this study were 15 residents of the
Makassar City BNN Baddoka hall, who were in the age range of 10-24 years. This study uses the Likert scale method where the two scales were
adapted from previous researchers which is parenting scale from Eva Masita Adnan and conformity scale from Muh. Asfar Rahman. In this study,
researchers used logistic regression analysis method. The results showed that there was an influence from the three parenting styles, namely
democratic, authoritarian, and permissive parenting. Regarding the conformity behavior of adolescents in using drugs, it can be said that the
hypothesis in this study is accepted. In this study, it was also found that the variable coefficient value was 0.403 or it could also be said that the
influence of parenting on conformity was 40.3% so that there were still 59.7% other factors that could influence outside the two factors studied.

Keywords: Adolescents, Conformity, Parenting

103
PINISI JOURNAL OF ART, HUMANITY AND SOCIAL STUDIES

1. PENDAHULUAN harmonis seperti pada partisipan AK yang seringkali


dibandingkan dengan saudaranya dalam hal
Dalam kehidupan sosial seringkali banyak pendidikan, sementara pada partisipan ASI
penyimpangan yang terjadi saat anak memasuki usia disebabkan karena perceraian orang tua, sehingga
remaja. Mulai dari makin banyaknya tindakan partisipan mencari tempat untuk pelampiasan
kriminal yang melibatkan seorang remaja melakukan masalah.
pergaulan bebas, hingga terjerat dalam kasus
penggunaan narkoba, sehingga sangat mungkin untuk Arnada (2014) mengemukakan bahwa perilaku
merenggut masa depan remaja. Sarwono (2013) menyimpang dan melawan norma penggunaan
menjelaskan bahwa kerentanan remaja terjadi karena narkoba pada remaja terjadi karena adanya
pertentangan nilai yang terjadi dalam diri, sehingga konformitas. Soekanto (2007) dalam penelitiannya
menyebabkan emosi menjadi labil. Kelabilan emosi menjelaskan bahwa remaja cenderung melakukan
menempatkan remaja dalam posisi sulit, sehingga penyimpangan terhadap konformitas teman sebaya,
membutuhkan dukungan dari orang-orang di Dari 90 remaja yang terdiri dari 57 remaja laki-laki dan
lingkungan sosial. 33 remaja perempuan, dan berada dalam rentang usia
15-18 tahun, didapatkan hasil bahwa 44,4% kenakalan
Monks, Knoers, dan Haditono (2001) mengemukakan remaja dipengaruhi oleh faktor konformitas teman
bahwa usia 21 adalah batas antara remaja menuju usia sebaya dan 55,6% dipengaruhi oleh faktor lain.
dewasa namun hal tersebut bersifat historis dan tidak Armiyati, Asfriyati, dan Arma (2014) menjelaskan
mutlak, batas usia remaja ke dewasa dapat ditentukan bahwa lingkungan keluarga sangat berpengaruh
antara umur 18 -25 tahun. Julianan dan Nengah (Aini terhadap perilaku anak, karena tempat dimana
& Rangkuti, 2014) mengemukakan bahwa banyak tingkah laku, nilai moral, watak, dan pendidikan anak
faktor yang dapat menyebabkan anak dapat dibentuk. Apabila anak menerima pola asuh yang
terjerumus ke dalam penggunaan narkoba, sehingga salah, maka dapat pula membentuk perilaku agresif.
menjadi ketergantungan. Faktor terjerumusnya anak Kartono (2014) mengemukakan bahwa pertumbuhan
menjadi pengguna disebabkan oleh kepribadian, kepribadian tergantung dari situasi didalam keluarga.
keluarga, lingkungan, dan pendidikan. Astuti (2011) menjelaskan bahwa terbentuknya
karakter atau kepribadian anak juga dipengaruhi dari
Hasil survei BNNP (Badan Narkotika Nasional pola asuh yang diberikan oleh orangtua, dan menjadi
Provinsi) Sulsel tahun 2016 menunjukkan angka faktor yang dapat memicu terjadinya perilaku
prevalensi pengguna narkoba mencapai 130.400 menyimpang pada anak, hingga berurusan dengan
orang dan didominasi oleh usia produktif dari hukum.
rentang 10 hingga 35 tahun (Basri, 2017a). Di antara
rentang usia tersebut pengguna terbanyak adalah Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi konformitas
remaja usia 15 sampai 25 tahun. Rentang usia dari :
data pengguna yang mengikuti program rehabilitasi
a. Myers (Wulandari, 2017) mengemukakan bahwa
tahun 2016 menunjukkan lansia akhir (usia 56-65
konformitas juga dipengaruhi oleh lingkungan
tahun) sebanyak 0,54%, lansia awal (usia 46-55 tahun)
sosial individu di dalam lingkungan masyarakat,
sebanyak 2,18%, disusul dewasa akhir (umur 36-45
yaitu keluarga dan sekolah.
tahun) sebanyak 14,07%, dewasa awal (umur 26-35
b. Pola asuh orangtua mengajarkan anak untuk
tahun) sebesar 25,74%, kelompok umur remaja akhir
mengetahui bagaimana menginterpretasi,
(umur 17-25 tahun) sebanyak 44,27%, remaja awal
mengevaluasi individu lain, dan mengajarkan
(umur 12-16 tahun) sebanyak 12,87%, serta anak-anak
anak agar mempunyai daya juang, kepercayaan
(usia 5-11 tahun) sebanyak 0,33%. (Basri, 2017b).
diri, motivasi, prestasi belajar dan
pengetahuan religius pada anak.
Dari ketiga hasil wawancara yang dilakukan oleh
peneliti, penyebab rata-rata pertama kali partisipan
Novasari & Suwanda (2016) menjelaskan bahwa pola
mulai menggunakan narkoba ialah karena ajakan
asuh ialah cara orangtua dalam mendidik seorang
teman, Namun dari tiga hasil wawancara yang
anak, sebagai suatu bentuk tanggung jawab kepada
didapatkan, pengaruh penggunaan narkoba bukan
anak. Cara mengasuh juga dilakukan sebagai tujuan
hanya disebabkan oleh faktor konformitas saja, tetapi
dalam membentuk nilai pada anak, dengan
ada juga pengaruh dari masalah keluarga yang kurang

104
PINISI JOURNAL OF ART, HUMANITY AND SOCIAL STUDIES

menanamkan aturan agar anak dapat berperilaku baik terhadap konformitas remaja dalam
di dalam lingkungan sekitar. menggunakan narkoba.
2. Ada pengaruh pola asuh orangtua otoriter
Baumrind (1966) menggolongkan pengasuhan ke terhadap konformitas remaja dalam
dalam 3 (tiga) jenis, yaitu: menggunakan narkoba.
a. Pola asuh demokratis (authoritative) 3. Ada pengaruh pola asuh orangtua permisif
Pola asuh orangtua yang melibatkan penerimaan serta tehadap konformitas remaja dalam menggunakan
keterlibatan tinggi, memiliki teknik pengendalian narkoba.
adaptif, mengajarkan anak dalam mengemban
tanggung jawab, serta menuntun dalam 2. METODE PENELITIAN
menyelesaikan masalah. Orangtua yang demokratis
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
hangat dan peka terhadap kebutuhan, keinginan, serta
pengguna narkoba usia remaja yang berada dalam
penuh perhatian.
balai rehabilitasi BNN Baddoka Makassar, yang
b. Pola asuh otoriter (authoritarian)
berada pada rentang usia 10-24 tahun.Penelitian ini
Pola pengasuhan orangtua yang kurang melibatkan
menggunakan teknik sampling jenuh dari teori
anak, membuat anak memiliki penerimaan, dan
Sugiyono (2014) yang mengemukakan bahwa
keterlibatan yang rendah yang disebabkan karena
sampling jenuh ialah teknik pengambilan sampel
orangtua menetapkan standar perilaku apa yang harus
dimana setiap individu yang berada dalam populasi
dilakukan oleh anak. Pengendalian yang diberikan
dijadikan sebagai sampel. Sampel yang dipilih pada
oleh orangtua penuh dengan paksaan, ketat, dan
penelitian ini ialah pengguna narkoba laki-laki yang
membuat orangtua merasa bahwa aturan ketat yang
berada dalam kategori usia remaja, yaitu 10-24 tahun.
diberikan kepada anak adalah hal yang benar.
Penelitian ini terdapat 15 partisipan yang berada pada
c. Pola asuh permisif (permissive)
rentang usia 10-24 tahun dari keseluruhan residen
Pola pengasuhan ini orangtua biasanya terlalu longgar
yang berjumlah 74 orang di balai rehabilitasi BNN
dan kurang perhatian dalam mendidik, sehingga
Baddoka Makassar. Dalam penelitian ini teknik
pengawasan menjadi kurang dalam mendidik anak.
pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti
Orangtua melonggarkan anak dalam mengambil atau
adalah skala yang di adaptasi dari peneliti
menentukan keputusan sendiri, dan membuat anak
sebelumnya. Penelitian ini peneliti mengadaptasi dua
menjadi semaunya dalam melakukan aktivitas. Hal ini
skala yaitu skala pola asuh orangtua pada penelitian
berakibat pada kebiasaan anak sering melawan dan
Eva Masita Adnan dan skala konformitas pada
menjadi impulsif, juga menjadi menuntut dan
penelitian Moh. Asfar Rahman. Adapun jenis skala
bergantung pada orangtua.
yang digunakan peneliti adalah jenis skala Likert.

Widyaningsih (2019) dalam penelitiannya menemukan


Dalam penelitian ini, vaditas yang digunakan ialah
bahwa terdapat pengaruh positif dan juga signifikan
validitas isi, Azwar (2017) menjelaskan bahwa
antara pola asuh demokratis orangtua, terhadap
validitas isi ialah cara untuk menentukan kelayakan
konformitas kelompok teman sebaya dengan nilai
suatu aitem atau relevansi aitem tes dengan indikator
signifikansi sebesar 14,6%. Pola asuh demokratis
variabel yang akan diuji menggunakan judgement yang
orangtua yang diterapkan pada anak bersifat hangat,
dilakukan oleh expert judgement, dan dapat
namun juga tegas. Orangtua memberikan respon pada
dikuatifikasikan dengan menggunakan statistik
anak dan menjelaskan berbagai peraturan dengan
aiken’s V. Pada skala pola asuh orangtua dengan
alasan yang rasional bagi anak, sehingga orangtua
menggunakan Aiken’s V maka diperoleh hasil
memberikan peluang untuk anak berdiskusi secara
koefiisien validitas tertinggi yaitu 1,00 sementara pada
terbuka, dan mengajarkan anak bagaimana
koefisien validitas terendah diperoleh 0,83. Skala
seharusnya anak menyesuaikan ketika mengalami
konformitas, skala juga diukur dengan validitas isi dan
konformitas, dan bagaimana cara mengatasinya. Selain
kemudian ditentukan dengan cara melalui pendapat
itu orangtua juga mengenalkan standar kelompok
profesional atau (professional judgement) yang
tanpa harus kehilangan otonomi anak.
dilakukan oleh beberapa profesional dalam skripsi
peneliti sebelumnya Muh.Asfar Rahman D proses
Hipotesis pada penelitian ini adalah:
pengerjaan skala.
1. Ada pengaruh pola asuh orangtua demokratis

105
PINISI JOURNAL OF ART, HUMANITY AND SOCIAL STUDIES

a. Skala Pola Asuh orangtua b. Nilai signifikan < 0,05 maka Ho ditolak (signifikan).
Berdasarkan hasil uji daya diskriminasi aitem yang
telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yaitu Muh, 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Asfar Rahman, dari skala yang telah diujicobakan pada
50 remaja santri putra dan putri, pada skala pola asuh Deskripsi data penelitian diperoleh dengan melakukan
orangtua diperoleh hasil bahwa terdapat 32 aitem yang kategorisasi pada masing-masing skor skala, yang
gugur dari 64 aitem yang telah diujicobakan, Pada 32 disajikan pada paragraf berikut:
aitem yang tidak gugur diperoleh hasil bahwa Data pola asuh orangtua
koefisien korelasi berada pada rentang 0,272 hingga
0,563. Dari hasil data yang didapatkan dan dihitung dengan
menggunakan aplikasi program SPSS versi 22.00,
b. Skala konformitas remaja
maka diperoleh nilai dari skala pola asuh orangtua
Berdasarkan hasil uji daya diskriminasi aitem yang
yang berjumlah sebanyak 32 aitem dengan rentang
telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang
skor 1 sampai 5 sebagai berikut :
dilakukan oleh Eva Masita Adnan, dan telah diuji
Tabel 2. Kecenderungan tipe pola asuh
cobakan kepada 69 Partisipan, dari 42 aitem yang di uji
cobakan, diperoleh daya diskriminasi aitem pada Tipe parent Frek Persentas
rentang 0,232 sampai dengan 0,462 sehingga attachment uensi e (%)
didapatkan sebanyak 23 aitem yang memenuhi dan Demokratis 5 33,3%
berada pada daya diskriminasi aitem di atas 0,20. Otoriter 4 26,7%
Permisif 6 40,0%
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang Total 15 100%
digunakan adalah analisis deskriptif, Analisis ini
digunakan untuk untuk mendeskripsikan data yang Data deskriptif dari tabel di atas menunjukkan bahwa
diperoleh dari responden, baik itu data demograpi terdapat 5 subjek dengan pola asuh demokratis
maupun data kategorisasi skala penelitian. Subjek (33,3%), terdapat 4 subjek mendapatkan pola asuh
dibagi menjadi dua kategori yaitu tinggi dan rendah yang otoriter (26,7%) dan terdapat 6 subjek yang
dengan menggunakan rumus dari Azwar (2018) yaitu: mengalami pola asuh permisif (40,0%). Dari hasil data
Tabel 1. Rumus kategorisasi tersebut menunjukkan bahwa remaja yang menjadi
Rumus Kategori partisipan di balai rehabilitasi BNN Baddoka kota
Me ≤ X Tinggi Makassar lebih cenderung mendapatkan pola asuh
X < Me Rendah yang permisif.
Keterangan: Me = Median; X = Skor total responden.
Data Konformitas
Berdasarkan hasil data yang didapatkan dan telah
Dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan ujia
dihitung dengan menggunakan aplikasi SPSS versi
hipotesis yaitu teknik regresi binary logistic metode
22.00, diperoleh nilai dari skala konformitas yang
bootstrap sampel (N = 5000), dengan bantuan program
berjumlah 23 aitem dan dengan rentang skor 1 sampai
komputer SPSS versi 22.00. Metode bootstrap sampel
4 sebagai berikut :
digunakan peneliti dengan karena minimnya jumlah
Tabel 3. Data skala konformitas
sampel yang dilibatkan dalam penelitian ini. Pengujian
Variabel Hipotetik
hipotesis dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat
kemampuan pola asuh (demokratis, otoriter, dan
permisif) dalam memprediksi perilaku konformitas Min Max M SD
remaja dengan melihat nilai koefisien jalur dan nilai Konformitas 23 92 57,5 11,5
signifikansi. Keterangan: M = Mean; SD = Standar deviasi;

Pada penelitian ini uji hipotesis yang digunakan ialah Data tabel 5 menunjukkan bahwa skor skala terendah
regresi logistik sederhana dengan menggunakan adalah 23 dan tertinggi 92, dengan nilai mean sebesar
aplikasi SPSS, dengan kriteria signifikansi yang 57,5, dengan sebaran skor skala sebesar 11,5.
digunakan sebagai berikut: Tabel 4. Data skala konformitas
a. Nilai signifikan > 0,05 maka Ho diterima (tidak Variabel Empirik
signifikan)

106
PINISI JOURNAL OF ART, HUMANITY AND SOCIAL STUDIES

Min Ma M SD Me mendapatkan pola asuh otoriter dan permisif.


x Nilai B yang bernilai negatif (-0,022) dapat
Konformitas 47 80 57,73 9,661 57 diartikan bahwa pola asuh demokratis memiliki
3 pengaruh negatif dengan perilaku konformitas.
Keterangan: M = Mean; SD = Standar deviasi; Me = 2. Berdasarkan tabel di atas menjelaskan bahwa
Median. nilai pola asuh otoriter yang didapatkan ialah (B
= 0,047; p = 0,000) sehingga dapat dikatakan
Data tabel 5 menunjukkan bahwa skor skala terendah bahwa Pola asuh otoriter berpengaruh signifikan
adalah 47 dan tertinggi 80, dengan nilai mean sebesar terhadap konformitas. Didapatkan pula Nilai OR
57,733. Nilai median yang didapatkan yaitu 57 dengan pada pola asuh otoriter sebesar 1,048 yang berarti
sebaran skor skala sebesar 9,661. Adapun kategorisasi bahwa remaja mendapatkan pola asuh otoriter
konformitas adalah sebagai berikut: cenderung mengalami perilaku konformitas yang
Tabel 5. Kategori skor skala konformitas tinggi sebanyak 1,048 kali lipat di bandingkan
Rumus Interval Kategori F % dengan remaja yang mendapatkan pola asuh
X > Me 57,5 > X Tinggi 8 53,3% demokratis dan permisif. Nilai B yang bernilai
X < Me X < 57,5 Rendah 7 46,7% positif (0,047) dapat diartikan bahwa pola asuh
otoriter memiliki pengaruh positif dengan
Total 15 100%
perilaku konformitas.
3. Pola asuh permisif juga mampu memprediksi
pengaruhnya terhadap variabel konformitas
Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat dengan nilai yang didapatkan (B = 0,340; p = 0,000)
8 subjek yang berada pada kategori tinggi dengan sementara Nilai OR pada pola asuh permisif yang
persentase 53,3%, dan sebanyak 7 subjek yang berada didapatkan sebesar 1,405 yang berarti bahwa
pada kategori rendah dengan persentase 46,7 %. Hasil remaja yang mendapatkan pola asuh permisf
persentase menunjukkan bahwa konformitas remaja cenderung mengalami perilaku konformitas yang
yang menjadi partisipan di balai rehabilitasi BNN tinggi sebanyak 1,405 kali lipat di bandingkan
Baddoka kota Makassar berada pada kategori tinggi. dengan remaja yang mendapatkan pola asuh
demokratis dan otoriter. Nilai B yang bernilai
Hipotesis yang diajaukan pada penelitian ini diuji positif (0,340) dapat diartikan bahwa pola asuh
dengan teknik regresi binary logistic metode bootstrap permisif memiliki pengaruh positif dengan
sampel (N = 5000) dengan bantuan program komputer perilaku konformitas.
SPSS versi 22.00, yang disajikan pada tabel berikut.
Berdasarkan dari ketiga analisis yang telah dilakukan
Berdasarkan tabel 7, nilai signifikansi pada setiap tipe maka didapatkan hasil bahwa hipotesis pada
pola asuh memiliki nilai sig. < 0,05, yang berarti setiap penelitian ini diterima. Nilai Nagelkerke R Square (R2)
tipe pola asuh memiliki pengaruh parsial yang dapat diartikan sebagai nilai koefisien determinasi
signifikan terhadap konformitas pada model yang digunakan untuk mengetahui besar kemampuan
pengukuran. Serta pengaruh yang ditunjukkan dengan variabel independen dalam menjelaskan variabel
nilai EXP. (B) atau disebut juga ODDS RATIO (OR) dependen dengan nilai yang diperoleh yaitu 0,403,
yang dijelaskan sebagai berikut: yang berarti bahwa pola asuh (demokratis, otoriter,
1. Pola asuh demokratis mempunyai nilai sig. dan permisif) mampu menjelaskan variabel
sebesar 0,000 < 0,05 dengan koefisien jalur sebesar konformitas sebesar 40,3%, dan terdapat 59,7% faktor
(B = -0,022; p = 0,000), sehingga dapat dikatakan lain selain pola asuh orangtua dalam menjelaskan
bahwa pola asuh demokratis memberikan variabel konformitas.
pengaruh parsial yang signifikan terhadap
konformitas. Pola asuh demokratis juga 4. PEMBAHASAN
mendapatkan nilai OR 0,978 maka dapat Berdasarkan hasil data analisis deskriptif yang telah
diartikan bahwa remaja yang mengalami pola didapatkan dan di olah, maka diproleh hasil bahwa
asuh demokratis, cenderung mengalami perilaku dari 15 residen remaja yang menjadi partisipan
konformitas yang rendah sebanyak 0,978 kali terdapat 4 partisipan atau sebanyak (26,7%) yang
lipat di bandingkan dengan remaja yang mendapatkan pola asuh orangtua yang otoriter,

107
PINISI JOURNAL OF ART, HUMANITY AND SOCIAL STUDIES

sementara terdapat sebanyak 5 partisipan atau (33,3%) perhatian dan kasih sayang membuat kehilangan figur
yang mendapatkan pola asuh orangtua yang orang tua untuk menjadi teladan.
demokratis, dan terdapat sebanyak 6 partisipan atau
(40,0%) yang mendapatkan pola asuh orangtua yang Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahan, maka
permisif. Sehingga dari persentasi yang didapatkan disimpulkan bahwa pola asuh demokratis diperoleh
dapat disimpulkan bahwa residen remaja yang nilai signifikansi sebesar 0,000 dan berada di bawah
menjadi partisipan didominasi oleh pola asuh 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa pola asuh
orangtua yang permisif. demokratis mempunyai pengaruh terhadap
konformitas remaja. Pola asuh otoriter juga
Berdasarkan dari hasil analisis deskriptif dari mendapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000 dan juga
pengolahan data, diperoleh hasil bahwa konformitas berada di bawah 0,05 sehingga dapat disimpulkan
pada residen remaja di balai rehabilitasi BNN Baddoka bahwa pola asuh otoriter juga mempunyai pengaruh
kota Makassar, dari 15 partisipan didapatkan sebanyak terhadap konformitas remaja.
8 partisipan atau (53,3%) berada pada kategori
konformitas yang tinggi, sementara sebanyak 7 Begitu pula dengan pola asuh permisif yang
partisipan atau (46,7%) berada pada kategori yang mendapatkan nilai signifikansi dari hasil olah data
rendah, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa dari sebesar 0,000 dan juga berada di bawah 0,05, maka
hasil persentasi konformitas residen remaja di balai dapat disimpulkan bahwa pola asuh permisif juga
rehabilitasi BNN Baddoka kota Makassar cenderung mempunyai pengaruh terhadap konformitas pada
tinggi. remaja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketiga
pola asuh orangtua signifikan terhadap perilaku
Berdasarkan hasil yang didapatkan melalui uji konformitas pada pengguna narkoba remaja.
hipotesis, memperoleh signifikansi pada setiap tipe- sementara nilai koefisien variabel independent yang
tipe pola asuh yang ada, yaitu nilai signifikansi diperoleh menjelaskan bahwa variabel dependen
kurang dari 0,5 atau nilai sig < 0,05 sehingga dapat memiliki nilai sebesar 0,403 yang berarti 40,3%,
dikatakan bahwa setiap tipe pola asuh mempunyai sehingga dapat diartikan pula bahwa masih terdapat
pengaruh parsial terhadap nlai konformitas dalam 59,7% faktor lain di luar dari variabel yang diteliti..
hasil penelitian. Dimana pola asuh demokratis
mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 5. KESIMPULAN
maka dapat dikatakan bahwa pola asuh demokratis
mempunyai pengaruh parsial terhadap konformitas Dari hasil dan pembahasan yang telah dilakukan,
pada remaja di balai rehabilitasi bnn baddoka kota maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam
Makassar. penelitian ini diterima dengan hipotesis:
a. Ada pengaruh pola asuh orangtua demokratis
Sementara pola asuh otoriter dan permisif mempunyai terhadap konformitas remaja dalam menggunakan
nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,5 sehingga juga narkoba
dapat dikatakan bahwa pola asuh otoriter dan permisif b. Ada pengaruh pola asuh orangtua otoriter
mempunyai pengaruh parsial terhadap nilai terhadap konformitas remaja dalam menggunakan
konformitas pada remaja di balai rehabilitasi BNN narkoba
Baddoka Kota Makassar, sehingga dari hasil analisis c. Ada pengaruh pola asuh orangtua permisif
uji hipotesis yang telah dilakukan maka dapat tehadap konformitas remaja dalam menggunakan
dikatakan bahwa hipotesis dari penelitian ini diterima. narkoba.
Bahwa terdapat pengaruh pola asuh orangtua
terhadap konformitas remaja dalam menggunakan Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah diperoleh,
narkoba. Sesuai dengan hasil penelitian yang maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut.
didapatkan oleh Astuti (2011) bahwa perilaku 1. Bagi instansi balai rehabilitasi BNN Baddoka Makassar
menyimpang pada remaja sehingga berhadapan peneliti menyarankan agar instansi menyiapkan atau
dengan hukum ialah karena pola asuh orangtua dalam mengembangkan program yang berupa penyuluhan
keluarga, pola asuh orangtua yang kurang kepada para orangtua tentang pentingnya pola asuh
menanamkan nilai-nilai moral pada anak, serta yang tepat kepada anak di dalam masyarakat,
pemberian aturan yang tidak disiplin dan kurangnya sehingga mampu menjadi langkah preventif agar anak
remaja tidak terjerumus ke dalam kasus pengguna

108
PINISI JOURNAL OF ART, HUMANITY AND SOCIAL STUDIES

narkoba yang semakin semakin meningkat s.com/2017/02/12/pemakai- narkoba-di-makassar-


Bagi residen, peneliti berharap semoga penelitian ini didominasi-kalangan-remaja-bnn-minta-segera-
dapat menjadi media informasi bagi residen dalam lapor- sebelum-ditangkap.
melaksanakan proses rehabilitasi, agar menjadi Baumrind, D. (1966). Effects Of Authoritative Parental
masukan yang baik ketika telah menyelesaikan proses Control On Child Behavior, Child Development,
rehabilitasi. 37 (4), 887-907.
Kartono, K. (2014). Patologi Sosial 2: Kenakalan remaja.
Untuk peneliti selanjutnya, pada penelitian ini masih Jakarta: Rajawali Pers. Munriyanto & Suharnan.
terdapat banyak kekurangan dari segi data maupun (2014). Keharmonisan Keluarga, Konsep Diri dan
referensi yang digunakan, sehingga untuk peneliti Kenakalan Remaja. Jurnal Psikologi Indonesia. 3 (2),
selanjutnya yang ingin mengambil tema yang sama 156–164.
dengan penelitian ini, disarankan untuk menggunakan Monks, F. J., Knoers, A.M.P., & Haditono, S. R. (2001).
metode penelitian yang lain seperti kualitatif atau Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai
metode experimen agar hasil yang didapatkan lebih Bagiannya (Cet ke 13). Yogyakarta: Gadjah Mada
mendalam dan juga mengaitkan dengan variabel lain University Press.
yang terkait dengan topik pada penelitian ini. Novasari, T., & Suwanda, I. M. (2016). Pengaruh Pola
Asuh Orang Tua Terhadap Perilaku Sosial (Studi
Pada Siswa Kelas X Smkn 5 Surabaya). Kajian
DAFTAR PUSTAKA Moral dan Kewarganegaraan. 3 (4), 1991-2005
Sarwono, S. W. (2013). Psikologi Perkembangan Remaja.
Aini, K & Rangkuti, A. A. (2014). Pengambilan Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Keputusan Untuk Memakai Narkoba Pada Soekanto, S. (2007). Sosiologi Suatu Pengantar. (Edisi
Dewasa Awal Yang Pernah Menempuh Baru). Jakarta: Rajawali Pers.
Pendidikan Di Pondok Pesantren. Jurnal Penelitian Sugiyono (2014). Statistika untuk Penelitian. Bandung:
dan Pengukuran Psikologi. 3 (1), 13- 17. Alfabeta.
Armiyati, D. P., Asfriyati & Arma, A. J. A. (2014). Widyaningsih, W. (2019). Pengaruh Pola Asuh
Pengaruh Pola Asuh Orangtua Dan Konformitas Otoritatif Terhadap Regulasi Emosi Dan
Teman Sebaya Terhadap Perilaku Seksual Pada Konformitas Kelompok Sebaya Dalam Aktivitas
Remaja Di Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung kelas. Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan
Morawa Kabupaten Deli Serang. Hal 1-8. Konseling. 5 (10), 832-836.
Arnada, A. B. (2014). Hubungan Antara Perilaku Wulandari, N. W. (2017). Pengaruh Konformitas Dan
Konformitas Dengan Perilaku Delinkuen Pada Persepsi Polas Asuh OrangTua Terhadap
Remaja Sma Negeri 1 Polanharjo. Skripsi. Fakultas Kenakalan Remaja Siswa Di SMP Negeri 1 Pakis
Psikologi. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Aji Kabupaten Jepara. Skripsi. Fakultas Ilmu
Surakarta. Pendidikan. Universitas Negeri Semarang,
Astuti, M. (2011). Anak Berhadapan Dengan Hukum Semarang.
Ditinjau Dari Pola Asuhnya Dalam Keluarga
(Studi Kasus di Provinsi Sumatera Barat, Daerah
Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Nusa Tenggara
Barat). 16 (1), 1-16.
Azwar, S. (2017). Dasar-dasar Psikometrika (Edisi 2).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Basri, H. (2017a, September 8). BNN: Sulsel Urutan 9
Jumlah Pengguna Narkoba, Pelajar Jadi Sasaran
Empuk. Retrieved from tribuntimur.com:
https://makassar.tribunnews.com/2017/09/08/bnn-
sulsel-urutan-9-jumlah- pengguna-narkoba-
pelajar-jadi-sasaran-empuk.
Basri, H. (2017b, Februari 12). Pemakai Narkoba di
Makassar Didominasi Kalangan Remaja, BNN Minta
Segera Lapor Sebelum Ditangkap. Retrieved
fromtribuntimur.com.https://makassar.tribunnew

109

Anda mungkin juga menyukai