ABSTRAK
Latar Belakang: Gangguan kepribadian adalah pola perilaku yang bersifat menetap dalam
persepsi dan pikiran yang berhubungan dengan lingkungan atau dirinya sendiri yang
diperhatikan dengan berbagai macam konteks sosial maupun pribadi yang tidak fleksibel,
maladaptif, dan menyebabkan adanya beda fungsional dan distres subjektif yang signifikan.
Hasil pemantauan kondisi kesehatan pada wanita dan anak-anak sebanyak 52,4% anak usia
6-9 tahun yang berada disekolah dan mengalami disability. Di Indonesia diperkirakan sekitar
7 – 10%.
Tujuan Penulisan: Menganalisis hubungan pola asuh orangtua dengan tingkat kemandirian
personal hygiene di SLBN 1 Palangka Raya.
Metode Penelitian: yaitu penelitian korelasional. Rancangan penelitian yang digunakan
adalah Spearman’s Rank. Dari populasi 60 orangtua siswa dilakukan pengambilan sampel
menggunakan sistem simple random sampling mendapatkan 52 sampel.
Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil uji analisa statistik dengan uji spearman’s rho diperoleh
nilai P value = 0,001 dengan derajat kemaknaan α = 0,05. 0,001<0,05, maka H1 diterima
yang artinya menunjukan adanya hubungan pola asuh orangtua dengan tingkat kemandirian
personal hygiene pada anak tunagrahita di SLBN 1 Palangka Raya.
Kesimpulan: Ada terdapat hubungan antara pola asuh orangtua dengan tingkat kemandirian
personal hygiene pada anak tunagrahita. Setiap anak tunagrahita memerlukan pola asuh yang
baik agar mereka mampu melakukan personal hygiene secara mandiri.
43
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Apriliyanti, et. al.,Hubungan Pola......
yang bersifat menetap dalam persepsi dan (dikutip dalam jurnal Dian, 2010: 90). Anak
pikiran yang berhubungan dengan lingkungan kebutuhan khusus dari total populasi anak di
atau dirinya sendiri yang diperhatikan dengan indonesia. Badan Nasional (BPSN) terdapat
berbagai macam konteks sosial maupun 82.840.600 jiwa anak dari 231.294.200 jiwa
pribadi yang tidak fleksibel, maladaptif, dan anak dari 231.294.200 jiwa penduduk
menyebabkan adanya beda fungsional dan Indonesia sekitar 8,3 juta jiwa diantaranya
distres subjektif yang signifikan. (Pieter, Herri adalah anak dengan retardasi mental
Zan & Lubis, Namora Lumongga, 2010: 95). (Kemenkes RI, 2010 dikutip dalam jurnal Siti,
dalam dirinya untuk dapat hidup mandiri dan Kebudayaan statistik SLB Seluruh Indonesia
tidak tergantung pada orangtua atau orang di Kalimantan Tengah jumlah siswa-siswi
lain. Keterampian perawatan diri (self care) yang baru masuk ke Sekolah Luar Biasa tahun
sebaiknya diajarkan disekolah-sekolah, untuk ajaran 2014/2015 sebanyak 184 orang dengan
mengembangkan keterampilan perawatan diri murid yang paling banyak dengan tunagrahita
dubutuhkan informasi, media, dan bimbingan berkisar 106 orang. Dari hasil survei
yang tepat (dikutip dalam jurnal penelitian pendahuluan yang dilakukan penulis tanggal
Berdasarkan penelitian survey rumah tangga kepada 6 orang tua siswa-siswi tunagrahita
yang dilakukan dinegara berkembang oleh mengatakan bahwa anak mereka tidak mampu
kesehatan pada wanita dan anak-anak bantuan orang lain, Diantara 6 orangtua 4
sebanyak 52,4% anak usia 6-9 tahun yang diantaranya mengatakan mereka biasa
44
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Apriliyanti, et. al.,Hubungan Pola......
membantu anak dalam melakukan personal interaksi antara orangtua dan anak dalam
mereka mengajarkan mereka mandiri dan Penelitian ini berguna untuk mengetahui
jarang membantu anak mereka dalam hubungan pola asuh orangtua dengan tingkat
Retardasi mental atau anak tunagrahita adalah tunagrahita di SLBN 1 Palangka Raya.
berada dibawah rata-rata dan disertai dengan Rancangan penelitian yang digunakan dalam
ketidak mampuan dalam adaptasi yang penelitian ini termasuk jenis penelitian cross
muncul dalam masa perkembangan (DepKes, sectional yaitu jenis penelitian yang
mempunyai keterlambatan dan keterbatasan data variabel independen dan dependen hanya
dalam semua area perkembangan sehingga satu kali pada suatu saat, pada jenis ini,
mereka mengalami kesulitan untuk memiliki variabel indevenden dan dependen dinilai
kemampuan dalam lingkungan terutama pada secara simultan pada suatu saat, jadi tidak ada
orangtua dan saudara-saudaranya. untuk tindak lanjut. Tentunya tidak semua subjek
mengurangi keterbatasan yang diderita anak penelitian harus diobservasi pada hari atau
retardasi mental, dapat dilakukan dengan pada waktu yang sama, akan tetapi baik
memberikan pengetahuan dan keterampilan hanya satu kali saja (Nursalam, 2013: 162).
tentang kegiatan kehidupan sehari-hari. Pola Desain penelitian ini dilakukan karena
asuh orangtua sangat berpengaruh terhadap peneliti ingin mengetahui tentang hubungan
pembentukan karakter anak. Setiap orang tua pola asuh orangtua dengan tingkat
biasanya memiliki pola asuh terhadap anak kemandirian personal hygiene pada anak
45
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Apriliyanti, et. al.,Hubungan Pola......
Populasi pada penelitian ini yaitu 60 orang, dependen dan independen, terhadap hubungan
setelah itu dipilah menggunakan rumus dan bermakna bila nilai p (value) < level of
menggunakan tehnik simple random sampling significance (< 5% = 0,05). Analisis data
Waktu penelitian adalah jangka waktu yang menggunakan uji statistik Spearman Rank.
digunakan peneliti dalam melakukan Prinsip etika penelitian tetap dilakukan untuk
46
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Apriliyanti, et. al.,Hubungan Pola......
berjumlah 31 responden (60%) dan yang kemandirian dibantu total berjumlah 7 orang
paling sedikit pola asuh permisif tidak ada. responden (13%), sedangkan 42 orang
Tabel 2 Frekuensi tabulasi pola asuh orangtua pada anak tunagrahita orang responden mandiri (6%). Hasil yang
di SLBN 1 Palangka Raya
Frequ- % Valid Curm- Sig
Ency percen ulative dapat disimpulkan yaitu paling banyak
t Precent
V Baik 24 46.2 46.2 46.2
a Cukup 27 51.9 51.9 98.1 0.00 responden tingkat kemandirian personal
l Kurang 1 1.9 1.9 100.0 1
i Total 52 100 100
d hygiene dibantu sebagian sebanyak 42 orang
Berdasarkan tabel di atas, menunjukan
(81%) dan yang paling sedikit mandiri 3
bahwa responden dengan pola asuh orangtua
orang responden (6%).
baik didapatkan sebanyak 24 orang responden
Tabel 4 uji statistik hubungan pola asuh orangtua dengan tingkat
kemandirian personal hygiene pada anak tunagrahita
(46%), sedangkan untuk pola asuh cukup di Pola Personal
Asuh Hygiene
Correlation
dapatkan 27 orang responden (52%), dan pola Coefficient
1,000 ,453**
Pola Asuh
Sig. (2-tailed) . ,001
asuh kurang di dapatkan 1 orang responden Spearman's N 52 52
rho Correlation **
Kemandirian ,453 1,000
Coefficient
Personal
(2%). Hasil dapat disimpulkan bahwa paling Hygiene
Sig. (2-tailed) ,001 .
N 52 52
banyak responden adalah dengan pola asuh Berdasarkan tabel di atas di dapatkan hasil uji
cukup yaitu sebanyak 27 orang responden analisa statistik dengan uji spearman’s rho
(52%), dan yang paling sedikit dengan pola diperoleh nilai P value = 0,001 dengan derajat
asuh kurang 1 orang responden (2%). kemaknaan α = 0,05. 0,001<0,05, maka H1
47
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Apriliyanti, et. al.,Hubungan Pola......
tabulasi silang antara hubungan pola asuh responden dan kurang tidak ada. Untuk pola
orangtua dengan tingkat kemandirian personal asuh permisif tidak ada dengan kategori baik,
hygiene pada anak tunagrahita di SLBN 1 cukup kurang tidak ada dan pola asuh
Palangka Raya diatas menunjukan bahwa dari situasional 6 responden (11%) dengan
52 orang responden dengan pola asuh baik kategori cukup 6 responden. Dan untuk
sebanyak 24 responden dengan dibantu total 7 tingkat kemandirian personal hygiene dengan
(70,8%) responden, dan mandiri tidak ada. di dapatkan hasil tingkat kemandirian dibantu
Pola asuh cukup sebanyak 27 orang total berjumlah 7 orang responden (13%),
total tidak ada, dibantu sebagian 24 orang sebagian (81%), dan 3 orang responden
responden (88,9%), dan mandiri 3 responden mandiri (6%). Setelah di lakukan uji analisa
(11,1%). Sedangkan pola asuh kurang statistik dengan uji spearman’s rho diperoleh
sebanyak 1 orang dengan personal hygiene nilai P value = 0,001 dengan derajat
dibantu total tidak ada, dibantu sebagian 1 kemaknaan α = 0,05. 0,001<0,05, maka H1
responden (100,0%), dan mandiri tidak ada. diterima yang artinya menunjukan adanya
Uji statistik yang dilakukan oleh peneliti kemandirian personal hygiene pada anak
asuh orangtua didapatkan hasil pola asuh Tunagrahita adalah istilah yang digunakan
48
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Apriliyanti, et. al.,Hubungan Pola......
kemampuan intelektual dibawah rata-rata. merasa diabaikan hak-haknya oleh orang tua.
Dalam kepustakaan bahasa asing digunakan Selain pola asuh otoriter, pola asuh penelantar
istilah-istilah mental retardation, metally atau lepas kasih yang selama ini digunakan
retarded, mental dificiency, mental defective, orang tua juga belum dianggap efektif, karena
dan lain-lain (Sutjiharti, 2006: 103). anak remaja merasa diberikan batasan dalam
Asuh Anak Terhadap Perilaku Sosial Anak Secara etimologi, pengasuh berasal dari kata
Remaja di Desa Arang Limbung Kecamatan asuh yang berarti pemimpin, pengelola,
Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. pembimbing, sehingga pengasuh adalah orang
dijelaskan perilaku sosial anak remaja memimpin atau mengelola. Pengasuhan yang
berstatus pelajar di Desa Arang Limbung dimaksud di sini adalah mengasuh anak.
Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Mengasuh anak adalah mendidik dan
Raya diantaranya bolos pada saat jam memelihara anak, seperti mengurus
line pada saat jam sekolah, dan setelah jam keberhasilannya dalam periode yang pertama
sekolah, merokok. Selanjutnya orang tua sampai dewasa. Dengan pengertian tersebut
berusaha untuk mengatasinya menggunakan dapat dipahami bahwa pengasuhan anak yang
pola asuh yang demokratis. Melalui pola asuh dimaksud adalah kepemimpinan dan
yang demokratis ini membuat anak remaja bimbingan yang dilakukan terhadap anak
asuh orang tua yang dilakukan selama ini Kemandirian anak retardasi mental
dengan menggunakan pola asuh otoriter merupakan keseimbangan antara merawat diri
dianggap kurang efektif, karena anak remaja dan kemampuan untuk mengurus kebutuhan
49
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Apriliyanti, et. al.,Hubungan Pola......
dasar dirinya sendiri, dan mereka senantiasa Hasan, Maimunah. 2009. Pendidikan Anak
Usia Dini. Jogjakarta: DIVA Press.
memerlukan bantuan dan pengawasan.
Herry Zan Pieter, Namora Lumongga Lubis.
Keterbatasan dalam perkembangan 2010. Pengantar Psikologi untuk
Kebidanan. Kencana Prenada Media:
fungsioanal menyebabkan penderita retardasi Jakarta.
mental memiliki ketergantungan terhadap Maryati, Indang. 2012. Pola Asuh Anak
Terhadap Perilaku Sosial Anak Remaja
orang-orang disekitarnya untuk membantu di Desa Arang Limbung Kecamatan
Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya.
hampir dalam segala hal. Hal itu bukan berarti Jurnal Universitas Tanjungpura
Pontianak.
anak akan selalu tergantung pada orang lain
Munafiah, Siti. 2013. Hubungan Tingkat
sampai meraka dewasa karena anak dapat Pengetahuan Ibu Dengan Kemandirian
Toiletraining Pada Anak Retardasi
mandiri bila orang-orang disekitarnya dapat Mental diSLBN Surakarta. Jurnal
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
membimbing anak retardasi mental tersebut
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan: Pendekatan Praktis.
untuk memiliki kebiasaan mandiri (Dhelpie,
Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
2006 dikutip dalam jurnal Reni, 2012: 5). Puspita Rini, Reni. 2012. Hubungan Antara
Tingkat Pendidikan Orangtua Dengan
UCAPAN TERIMAKASIH Tingkat Kemandirian Anak Retardasi
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada Mental Dalam Personal Hygiene Di
SDLB Negeri Colomadu. Jurnal
SLBN 1 Palangka Raya, yang telah Universitas Muhammadiyah Surakarta.
memberikan ijin dan tempat untuk penelitian Soemantri, Sutjihati. 2006. Psikologi Anak
Luar Biasa. Bandung: PT Refika
dan kepada tim yang telah membantu Aditama.
penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA