Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA

TERHADAP KENAKALAN PADA REMAJA

Disusun Oleh Kelompok 1


Nama Anggota :

 Aditia Pranugroho Muslimin_2110601039


 Aqsol Jilhan_2110601030
 Larasati Prasiwi_2110601047
 Mardiana Safitri_2110601003
 Nurhamidah_2110601062
 Risah_2110601038
 Salmanisa_2110601048

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI, ILMU SOSIAL, DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS AISYIYAH YOYAKARTA
ABSTRAK

Pola asuh orang tua adalah salah satu aspek yang penting untuk perkembangan anak. Terlebih
lagi pada masa remaja yang merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa
dewasa, di mana terdapat beberapa perubahan yang terjadi pada masa remaja mulai dari
perubahan fisik, sosial serta perkembangan mental. Dengan adanya segala perubahan ini
menyebabkan remaja sulit untuk mengendalikan emosi serta berperilaku yang sesuai dengan
norma yang ada di masyarakat. Pola asuh orang tua juga menjadi salah satu pengaruh dalam
proses perubahan-perubahan yang dialami remaja serta bagaimana remaja bersikap serta
berperilaku di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola
asuh orang tua dengan perkembangan anak di usia remaja. Penelitian ini menggunakan
pendekatan studi literatur dengan mengumpulkan sumber data dari berbagai kajian ilmiah
yang berhubungan dengan pola asuh orang tua serta perkembangan mentalanak di usia
remaja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi atau hubungan serta dampak
uantara pola asuh orang tua dengan perkembangan mental anak di usia remaja.

ABSTRACT

Parenting style is an important aspect of child development. Even more in adolescence which
is a period of transition from childhood to adulthood, in where there are several changes that
occur in adolescence starting from physical changes, social and mental development. With
all these changes, it is difficult for adolescents to controlling emotions and behaving in
accordance with the norms in society. Parenting Parents also become one of the influences
in the process of changes experienced by adolescents and how teenagers behave and behave
in society. This research aims to determine the relationship between parenting style and child
development in adolescence. This study uses a literature study approach by collecting data
sources from various scientific studies related to parenting and children's mental
development in their teens. The research results show that there is a correlation or
relationship and impact between parenting style and children's mental development in
adolescence.
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertumbuhan seorang anak sangatlah bergantung pada gaya/ cara orang tua
mendidiksejak dilahirkan. Kedua orang tua merupakan guru pertama bagi anak. Oleh sebab
itu, cara pendidikan dan bimbingan dalam mendidik anak-anak dapat memberi kesan kepada
perkembangan remaja.Cara bimbingan orang tua terhadap anak ada tiga seperti yang
dikemukan oleh Baumrid yaitu Otoriter, Primisif dan Demokrati.Menurut Darling dan
Sternberg dalam tulisannya Fildzah Rudyah mengatakan bahwa Pola pengasuhan orang tua
merupakan kumpulan sikap, perilaku orang tua, dan pola interaksi antara anak dan orang tua
yang berperan dalam membentuk kepribadian anak . Baumrind mengelompokkan pola asuh
orangtua ke dalam tiga kategori yaitu pola asuhotoriter,demokratis, dan permisif di dalam
tulisannya . Menurut Baumrind dalam tulisannya Dwi Karunia Saputra dan Dian Ratna
Sawitri pola asuh otoriter merupakan gaya pengasuhan yang membatasi dan bersifat
menghukum yang mendesak anak untuk mengikuti dan menaati petunjuk orang tua. Menurut
Baumrind dalam tulisan Eli Rohaeli Badria Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang
memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi mereka tidak ragu-ragu mengendalikan
mereka untuk mendidiknya supaya lebih baik lagi kedepanya.
Pada orang tua tipe ini juga bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak terlalu
berharap berlebihan yang melampaui kemampuan anak dan memberikan kebebasan kepada
anak untuk memilih dan melakukan suatu keinginanya. Pola Permisif adalah membiarkan
anak bertindak sesuai dengan keinginannya, orang tua tidak memberikan hukuman dan
pengendalian terhadap anak sehingga anak bisa berbuat semaunya tanpa ada pengendalian
dari orang tus. Menurut Saedah Siraj pola asuh yang paling tepat bagi orang tua untuk
mendidik anak adalah pola asuh demokratis yang merupakan bisa memberikan kebebasan
kepada anak dan juga memberikan batasan kepada anak. Menurut Anjar Muhmadi pola asuh
otoriter mempunyai arti berkuasa sendiri, sewenangwenangnya. Sedangkan menurut
Barnodib otoriter adalah pemegang peran orang tua, semua kekuasaan adapanya, dan
keaktifan anak ditentukan olehnya, anak sama sekali tidak mempunyai hak untuk
mengemukakan pendapat.
Dari beberapa definisi di atas, dapat kita simpulkan bahwasanya otoriter merupakan
wewenang atau hak anak sepenuhnya ditentukan oleh orang tua. Menurut Yuliyanti Bun Pola
asuh otoriter adalah pola asuh yang merupakan kebalikan dari pola asuh demokratis yaitu
cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti, biasanya disertai dengan
ancaman-ancaman. Menurut Bumrind pola asuh otoriter adalah suatu bentuk pola asuh yang
menuntut agar anak patuh dan tunduk terhadap semua perintah dan aturan yang dibuat oleh
orang tua tanpa ada kebebasan untuk bertanya atau mengemukakan pendapat sendiri. Jadi,
dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pola asuh otoriter yakni merupakan bentuk
pengasuhan dengan banyak atauran yang disertai dengan ancaman-ancaman agar patuh dan
tunduk pada apa yang diinginkan oleh orang tua. perkembangan sosial dan perkembangan
emosi. Menurut Suizzo dalam buku Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, dalam masa
perkembangan fungsi kognitif dan fungsi emosi saling bertindak keatas atau satu sama lain
dalam meningkatkan kemampuan untuk memikirkan dan memahami emosi sendiri,
mempertimbangkan perspektif orang lain, dan merancang suatu tindakan . Geloman dalam
buku Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja mengatkan bahwa kehidupan dalam
keluarga adalah sekolah pertama bagi pembelajaran emosi dimana anak-anak belajar
mengatur pelajaran diri sendiri dan bagaimana reaksi orang lain terhadap dirinya, bagaimana
berpikir mengenai perasaannya, reaksi yang dipilih, bagaimana mengekspresikan dan
menggambarkan ketakutan serta harapan. Oleh karena itu, komunikasi orang tua dengan anak
sangat memberi dampak yang besar terhadap anak-anak.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besar pola asuh orang tua
dapat mempengaruhi kenakalan Remaja.

C. Tujuan Penelitian
1) Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai
pengaruh pola asuh orang tua terhadap kenakalan remaja.
2) Bagi pembaca
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi secara tertulis, maupun dijadikan
sebagai referensi pengaruh pola asuh orang tua terhadap kenakalan remaja.
PEMBAHASAN

A. Pola Asuh Orang Tua


Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua sangat mempengaruhi kepribadian anak.
Menurut Sri Lestari “Praktik pengasuhan adalah perilaku pengasuhan dengan muatan tertentu
dan memiliki tujuan sosialisasi. Dengan kata lain, praktik pengasuhan (parenting practice)
dapat di konseptualkan sebagai sistem interelasi yang dinamis yang mencakup pemantauan,
pengelolaan perilaku, dan kognisi sosial dengan kualistas relasi orang tua anak sebagai
pondasinya.”Dengan demikian penting bagi orang tua untuk mengetahui bagaimana cara
mengasuh anak dengan baik sehingga terbentuklah kepribadian yang baik pula. Orang tua
yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh, dan membimbing anak-anaknya
untuk mencapai tahapan tertentu yang mengantarkan anak untuk siap didalam kehidupan
bermasyarakat. Orang tua memiliki peran memberikan perhatian dan bimbingan pada setiap
kegiatan anak dan mengawasi serta memperhatikan mental dan sosial anak, di arahkan
dengan penuh kesadaran dan intensif kepada anak baik dalam bentuk sikap maupun
perbuatan terhadap anak. Orang tua yang baik adalah mereka yang bisa menjadi sahabat
sekaligus tauladan yang baik bagi anaknya sendiri. Karena sikap bershabat dengan anak
mempunyai peranan yang sangat besar dalam mempengaruhi sikap dan jiwa nya. Sebagai
seorang sahabat, tentu orang tua perlu menyediakan waktu untuk anak, yakni menemani nya
dalam keadaan suka maupun duka, dan menjadi tempat berbagi dalam memilih teman yang
baik dan tidak baik. Posisi keluarga mempunyai peranan vital dalam mempengaruhi
kehidupan dan perilaku individu. Kedudukan dan fungsi keluarga itu bersifat fundamental
karena keluarga salah satu tempat atau wadah pembentukan watak, karakter, akhlak, dan
kepribadian yang pertama bagi individu.
Di masyarakat umum pengertian orang tua itu adalah orang yang telah melahirkan
manusia yaitu ibu dan bapak. Menurut Maurice Balson, “keberhasilan para orang tua sangat
bergantung pada kecakapan mereka untuk mengintegrasikan anggota-anggota keluarga
mereka masing-masing. Rasa cinta dan kasih sayang juga sangat diperlukan di dalam lingkup
keluarga. Rasa cinta dan kasih sayang yang Allah berikan kepada orang tua secara psikologis
mampu membuat orang tua merasa bahagia dan bersabar dalam mendidik anak-anak nya.
Barang kali itu lah sebabnya Al-Qur’an melukiskan arti anak bagi orang tua dengan
ungkapan-ungkapan seperti ‘perhiasan dunia’ (al-Kahfi:46) dan ‘penyenang hati’ (al-
Furqan:74).
Masa remaja termasuk masa yang menentukan karena pada masa ini anak-anak
mengalami banyak perubahan pada psikis dan fisiknya. Terjadinya perubahan kejiwaan
menimbulkan kebingungan di dalam remaja sehingga masa ini di nilai sangat. Perkembangan
tertang remaja kemudian mengalami perubahan yang sangat pesat. Bagi sebagian orang
remaja masih dianggap sebagai anak-anak akan tetapi banyak pula yang mengganggap
remaja sebagai bagian dari orang dewasa yang pemikirannya tak kalah dengan orang dewasa.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua adalah suatu
proses interaksi antara orang tua dan anak, yang meliputi kegiatan seperti memelihara,
mendidik, membimbing serta mendisplinkan dalam mencapai proses kedewasaan baik secara
langsung maupun tidak langsung.

B. Komunikasi Keluarga
Komunikasi Keluarga Menurut A.W Widjaja dalam (Rahmah, 2019:15-16).
“Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia, baik individu maupun
kelompok karena dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak komunikasi merupakan
bagian dari kehidupan manusia. Bahkan sejak manusia dilahirkan sudah berkomunikasi
dengan lingkungan nya, gerak dan tangis merupakan adanya komunikasi sejak pertama
kalinya ia dilahirkan. Di dalam lingkungan keluarga terjalin komunikasi ialah pesan dari ibu
dan ayah, orangtua, anak, suami, isteri, mertua, kakek, nenek ataupun sebaliknya sebagai
penerima pesan. Pesan yang disampaikan di dalam komunikasi tersebut bisa berupa
informasi, nasihat, pengarahan, maupun meminta bantuan. Komunikasi yang terjadi dalam
sebuah keluarga ialah suatu komunikasi yang unik, komunikasi yang terjadi di dalam
keluarga tentu akan melibatkan paling sedikit dua orang yang mempunyai sifat, pendapat,
sikap, fikiran serta perilaku selalu tidak sama

C. Kurangnya Perhatian
Orangtua Kurangnya perhatian orangtua bisa menyebabkan anak melakukan hal yang
tidak diinginkan yaitu kenakalan remaja. Anak bisa merasa bebas karena orangtua sibuk atau
kurang perhatian. Orangtua harus berlaku adil dalam memperhatikan anak-anaknnya, harus
adil terhadap anak kesatu dan anak kedua. Bentuk perhatianya juga harus sama agar anak
tidak merasa di beda-bedakan, dan anak juga tetap bisa terkontrol dengan baik. Komunikasi
pun harus bisa dilakukan dengan baik antara anak dan orangtuanya.

D. Kurangnya Perhatian Kepada Anak di Karenakan Bekerja


Selain itu, orangtua yang sibuk bekerja membuat anak menjadi kurang perhatian. Jadi
anak mencari perhatian dan kesibuka di luar lingkungan bekerja, semua tergantung pada
setiap orangtua. Orangtua juga masih bisa memperhatikan anaknya dengan baik dan membagi
waktu antara bekerja dan memperhatikan anak..Kurangnya perhatian orangtua bisa
menyebabkan anak menjadi melakukan kenakalan remaja di lingkungan sekolah maupun di
luar lingkungan sekolah, anak remaja masih mencari jati diri, dan perlu adanya kontrol yang
baik pada diri sendiri, yang dimana orangtua lah yang bertanggung jawab penuh dalam
memberitahu anak dan mengajarkan anak, jika kurangnya perhatian dari orangtua anak juga
jadi merasa kurang diperhatikan oleh orang tua dan mencari perhatian di lingkungan luar.
Jika orangtua kerja, orangtua bisa menanyakan kepada anak sepulang kerja. Orangtua bisa
menanyakan hal apa saja yang dilakukan oleh anak hari itu, diskusi bersama anak. Banyak
cara agar anak juga masih bisa terpantau oleh orangtua meskipun bekerja. Selain itu, orangtua
yang sibuk bekerja membuat anak menjadi kurang perhatian. Jadi anak mencari
PENUTUP

A. Saran
1) Saran bagi orangtua agar melakukan pola asuh sehingga anak bisa terkontrol dengan
baik dan meminimalisir anak melakukan kenakalan remaja baik di lingkungan
sekolah atau di lingkungan luar sekolah. Semoga orang tua juga bisa lebih mengerti
anak dan anak juga bisa lebih memahami orang tua.
2) Saran bagi anak di harapkan agar mempunyai kontrol diri yang baik, agar bisa
menghindari hal-hal yang kurang baik yang ditimbulkan dari lingkungan sekolah
maupun lingkungan luar sekolah.

B. Kesimpulan
Pola asuh orangtua merupakan hal yang sangat paling penting di dalam sebuah
keluarga. Orangtua harus mempunyai pola asuh yang baik terhadap anak agar anak tidak
melakukan hal yang tidak diingikan seperti kenakalan remaja yang bisa di lakukan di
lingkungan sekolah ataupun di luar lingkungan sekolah. Maka dari itu orangtua harus
menerapkan pola asuh yang baik untuk anak, selain pola asuh juga orangtua harus
memberikan perhatian dan mengkontrol anak dengan baik, usia remaja masih mencari jati
diri dan perlu bimbingan dan pola asuh dari orangtua yang baik. Pola asuh yang di lakukan
setiap orangtua pastinya berbeda-beda, meski orangtua sudah berusaha melakukan dengan
baik anak juga harus di ajarkan dan di contohkan kontrol diri yang baik agar bisa
menghindari diri sendiri dari kenakalan remaja yang di lakukan di lingkungan sekitar.
DAFTAR PUSTAKA

Baumrind. (1971), Pola asuh orang tua, Bogor : Ghalia Indonesia


Dariyo, A. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia

Anda mungkin juga menyukai