Anda di halaman 1dari 10

Alvi Rahmatillah, Iskandar Dzulkarnain

POLA ASUH DEMOKRATIS DALAM MEMBANGUN PERILAKU ANAK (STUDI


KASUS DI DESA BATUAN KABUPATEN SUMENEP)

Alvi Rahmatillah1, Iskandar Dzulkarnain2


1
Universitas Trunojoyo Madura
Email: alvirahma24@gmail.com
2
Universitas Trunojoyo Madura
Email: iskandar.dzulkarnain@trunojoyo.ac.id

Abstrak
Artikel penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana
pola asuh demokratis dalam membangun perilaku pada anak. Teori yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teori motivasi berprestasi yang dikemukakan oleh David
McClelland. Teori motivasi berprestasi McClelland menjelaskan bahwa perilaku
individu dapat dipengaruhi oleh tiga kebutuhan yakni kebutuhan akan prestasi,
kebutuhan akan kekuasaan dan kebutuhan akan afiliasi. Metode penelitian yang
digunakan adalah kualitatif dan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pertama: Metode yang digunakan orang tua dalam mendidik
anak ada lima yakni mendidik dengan keteladanan, mendidik dengan kebiasaan,
mendidik dengan nasehat, mendidik dengan kasih sayang dan perhatian, dan
mendidik anak dengan hukuman. Kedua: Faktor yang dapat mempengaruhi perilaku
anak adalah lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Ketiga: Orang tua memiliki kontrol dan kendali pada perilaku anak dan
bertanggungjawab atas anak serta dapat mengendalikan dan mencegah perilaku
menyimpang pada anak

Kata kunci: Pola asuh, demokratis, perilaku, dan anak

Abstract
The purpose of this study was to determine and describe how democratic parenting in
building behavior in children. The theory used in this study is the theory of achievement
motivation proposed by David McClelland. McClelland's theory of achievement
motivation explains that individual behavior can be influenced by three needs, namely
the need for achievement, the need for power and the need for affiliation. The research
method used is qualitative and case study approach. The results of this study indicate
that first: There are five methods used by parents in educating their children, namely
educating by example, educating with habits, educating with advice, educating with
love and care, and educating children with punishment. Second: Factors that can
influence children's behavior are the family environment, school environment and
community environment. Third: Parents have control and control over children's
behavior and are responsible for children and can control and prevent deviant
behavior in children.

Keywords: Parenting, democratic, behavior, and children

Pendahuluan dan bertanggungjawab terhadap


perkembangan anak. Pola asuh
Pendidikan merupakan suatu yang
didefinisikan sebagai cara mendidik,
sangat diperlukan oleh anak untuk
menuntun, mengontrol dan
kebutuhannya di masa yang akan datang
membesarkan anak yang sesuai dengan
(Muslimah, J. Maghfiroh, M. Astuti, 2020).
adat dan aturan yang berlaku di
Keluarga adalah pendidik pertama pada
masyarakat (Supandi, D. Hakim, L.
anak yang biasanya berupa pola asuh,
Hartono, 2019). Pola asuh bertujuan
cara bersikap ataupun etika. Keluarga
untuk meningkatkan serta mendukung
berperan sebagai media sosialisasi
perkembangan fisik, emosional, dan
pertama bagi anak yang berperan penting
intelektual seorang anak hingga dewasa.
32 | Autentik: Jurnal Pengembangan Pendidikan Dasar, Vol.7, No.2, Februari 2023
ISSN 2548-9119

Umumnya terdapat tiga macam pola juga perlu memperhatikan segala aspek
asuh pada anak, namun pada penelitian pada diri anak, misalnya perilaku atau
ini akan lebih fokus membahas pola asuh tingkah laku pada anak. Perilaku diartikan
demokratis. Orang tua dapat sebagai perwujudan dari peryataan
mengarahkan pola asuh demokratis perasaan atau pendapat seseorang
sebagai bentuk asuhan dalam dalam kehidupan (Walgito, 2005).
mendisiplinkan anak dengan Terdapat beberapa faktor yang dapat
meningkatkan aspek yang ada pada diri mempengaruhi pembentukan perilaku
anak sesuai dengan daerah, suasana pada seseorang yakni faktor internal dan
ataupun perkembangan pribadi anak faktor ekternal. Faktor internal berasal
tersebut (Filisyamala, J. Hariyono. Ramli, dari individu itu sendiri yang biasanya
2016). Pola asuh demokratis lebih berupa kecerdikan, tekat atau ambisi, dan
mengutamakan dan mendahulukan emosi yang biasa mengatur dan
kepentingan anak, namun orang tua mengelola pengaruh dari luar.
sebagai pendidik tetap melakukan kontrol Sedangkan faktor eksternal berasal dari
atau bimbingan pada anak (Baumrind, luar individu yang mencangkup orang
1991). lain, kelompok maupun hasil dari budaya
Pola asuh berpengaruh besar yang ada (Notoatmodjo, 2005).
terhadap pembentukan kepribadian anak. Orang tua adalah suatu gambaran
Pola asuh yang diberikan orang tua pada yang nantinya akan dilihat dan dicontoh
anak harus memberikan rasa aman dan oleh anak dalam suatu keluarga
nyaman namun juga perlu dikukuhkan (Rakhmawati, 2015). Anak biasanya suka
dengan batasan norma yang dapat mengikuti apa yang dilakukan oleh orang
mencegah anak berperilaku menyimpang tuanya, baik berupa gerakan maupun
(Rakhmawati, 2015). Setiap orang tua perbuatan yang menjadi idolanya. Hal itu
perlu mengetahui bagaimana pola asuh harusnya menjadi perhatian khusus bagi
yang cocok untuk anaknya. Pola asuh para pendidik khususnya orang tua,
yang tepat dan sesuai pada anak akan karena perkembangan pada anak akan
membuat anak menjadi lebih baik dan sangat ditentukan oleh kondisi dan situasi
lebih mudah untuk dikontrol, sedangkan yang ada dalam keluarga. Maka dari itu,
jika pola asuh yang diberikan kurang orang tua perlu mendidik anak dengan
tepat, akan berdampak pada baik dari usia dini. Berhasil atau tidaknya
perkembangan anak. Pola asuh yang didikan orang tua dapat dilihat dari
tepat pada anak dapat mendidik dan bagaimana perilaku anak di masa yang
menanamkan nilai dan perilaku baik pada akan datang. Bagi seorang anak, orang
anak serta membentuk karakter pada tua, guru dan teman-teman seusianya
anak. adalah orang yang dianggap penting
Pendidikan karakter sangat dalam kehidupannya (Hurlock, 1997)
dibutuhkan dalam perkembangan anak, dalam Rakhmawati (2015).
dan hal itu dimulai dari keluarga dekat Keluarga merupakan lembaga
atau orang tua. Orang tua harus dapat pertama dan utama serta unit sosial
menanamkan karakter baik pada anak terkecil yang memberi dan mengajarkan
dengan memberikan contoh yang baik anak bagaimana cara bertingkah laku
pada anak. Selain pendidikan, orang tua yang baik dalam masyarakat (Supandi, D.

33 | Pola Asuh Demokratis dalam Membangun Perilaku Anak ……….


Alvi Rahmatillah, Iskandar Dzulkarnain

Hakim, L. Hartono, 2019). Oleh karena masyarakat (Erlina. Musdiani. Hayati,


itu, diperlukan pola asuh yang tepat pada 2021).
anak untuk membangun dan Pola asuh pada anak dapat banyak
menanamkan perilaku yang baik pada membantu membentuk kepribadian pada
anak. Apabila pola asuh yang ditetapkan anak. Sejalan dengan hal tersebut, orang
orang tua itu baik, maka akan membentuk tua perlu mengajarkan kemandirian,
kepribadian anak yang baik pula. sopan santun, saling menghormati dan
Sedangkan jika orang tua salah dalam menyayangi, saling tolong-menolong,
mengasuh anak, maka akan berdampak selalu menepati janji, bertanggungjawab,
buruk pada perkembangan anak. Melalui tidak meremehkan atau menghina orang
pola asuh yang baik inilah, anak akan lain dan kebaikan kebaikan lainnya.
tahu bagaimana cara yang baik untuk Orang tua yang kurang peduli dan kurang
bertindak. Apa yang harus dia lakukan pengawasan pada anak, dapat
dan apa yang harusnya dia tidak lakukan. menyebabkan dampak yang serius bagi
Bagaimana seorang anak bertindak, perkembangan anak, bahkan dapat
pastinya akan melalui proses yang berpengaruh pada kepribadian anak
dinamakan penalaran etika di mana anak (Hidayati, 2017). Maka dari itu, orang tua
akan berpikir mengenai hal baik yang perlu menerapkan pola asuh yang tepat
harus dilakukan dan hal buruk yang harus pada anak untuk membentuk watak dan
dihindari. Orang tua perlu memberikan kepribadian anak sehingga anak dapat
rasa nyaman seperti mampu memberikan berperilaku baik dalam masyarakat.
perhatian, kasih sayang dan rasa aman
kepada anak sehingga anak lebih merasa Metode Penelitian
nyaman dan percaya hingga akhirnya ia Metode penelitian yang digunakan
tidak terjerumus pada pergaulan yang adalah penelitian kualitatif di mana
tidak baik di lingkungannya. metode ini digunakan sebagai alat untuk
Perilaku anak di masyarakat dapat menjelaskan fenomena secara rinci
dipengaruhi oleh pergaulannya di rumah. dengan cara mengumpulkan data dari
Orang tua yang mendidik anak secara hasil penelitian. Peneliti menggunakan
keras akan membuat anak merasa takut metode ini untuk mengetahui dan
dan hal tersebut juga dapat menjelaskan pola asuh demokratis dalam
menghancurkan mental anak sehingga membangun perilaku anak. Pendekatan
akan berpotensi membuat anak menjadi penelitian yang digunakan yakni studi
penakut baik di rumah maupun di kasus yang memberikan gambaran
lingkungan masyarakat, begitu pula mengenai suatu fenomena yang
sebaliknya. Ketakutan ini juga bisa diselidiki. Metode pengumpulan data
berdampak pada buruknya perilaku anak, yang digunakan yakni observasi,
rasa takut yang berlebih pada anak akan wawancara dan dokumentasi, penelitian
membuat anak menjadi pendiam. Setiap ini dilakukan di Desa Batuan Kecamatan
orang tua perlu membuat suasana Sumenep. Penelitian ini dianalisis dengan
keluarga yang ceria dan saling mereduksi data penyajian data dan
mendukung satu sama lain, sehingga penarikan kesimpulan dimana data-data
memungkinkan terbentuknya perilaku tersebut dianalisis secara terus menerus
baik dalam keluarga maupun di

34 | Autentik: Jurnal Pengembangan Pendidikan Dasar, Vol.7, No.2, Februari 2023


ISSN 2548-9119

sampai tuntas (Miles, M. B., Huberman, bersikap obyektif, perhatian dan selalu
A. M., & Saldana, 1994). memberikan semangat dan dorongan
positif kepada anak untuk melakukan
Hasil dan Pembahasan suatu hal sehingga anak dapat menjadi
Pola asuh bermula dari keinginan mandiri dan dapat mengatasi
orang tua untuk menjadikan anak sebagai masalahnya sendiri, selain itu anak akan
pribadi yang berkarakter, berperilaku dan berperilaku baik dalam keluarga maupun
berakhlak serta dapat bersosialisasi di lingkungannya. Pada pola asuh ini,
dengan baik. Pola asuh bertujuan untuk orang tua akan memberikan motivasi
membangun serta membentuk karakter dan dorongan pada anak agar berbuat
dan perilaku anak, termasuk dalam ranah baik (Fatmawati, A. Pudyaningtyas, A R.
sosial budaya ke-Madura-an (Iskandar Zuhro, 2021). Motivasi tersebut dapat
Dzulkarnain, 2013). Pola asuh demokratis menjadi penentu arah perbuatan pada
di Desa Batuan terbentuk dari lingkungan anak dan juga sebagai penggerak pada
keluarga. Orang tua di Desa Batuan anak. Semakin besar motivasi baik yang
menerapkan pola asuh demokratis diberikan, semakin besar pula
secara turun-temurun, karena dianggap penggerak yang mendorong anak untuk
berhasil mereka juga menerapkannya berbuat baik, begitu pula sebaliknya.
kembali pada anak dengan tujuan untuk
membangun perilaku baik pada anak. Metode Orang Tua dalam Membangun
Perilaku pada anak biasanya bermula Perilaku Anak
dari lingkungan keluarga, namun perilaku
Mendidik anak merupakan suatu
anak juga dapat dipengaruhi oleh proses yang amat panjang, dan
lingkungan sekolah dan masyarakat.
merupakan kesempatan yang cukup
Lingkungan yang baik akan membawa
langka karena tidak dapat terulang
pengaruh baik pada anak, begitu juga apabila telah lewat masanya. Maka dari
sebaliknya (Bergman, 2004). Untuk itu
itu perlu kehati-hatian dan keseriusan
orang tua perlu menetapkan pola asuh dalam mendidik dan membesarkan
yang dapat mendidik, dan membangun
anak. Salah satu hal yang penting dan
perilaku baik pada anak, pola asuh
perlu diingat dalam proses belajar anak
tersebut dikenal dengan pola asuh
adalah cara bersikap. Anak perlu
demokratis.
mendapatkan pendidikan yang baik
dalam perkembangan sikapnya, apalagi
Pola Asuh Demokratis dalam dunia digital saat ini (Rahmat,
Pada pola asuh demokratis, orang 2018). Berikut beberapa cara yang
tua memberikan kebebasan pada anak dilakukan orang tua dalam mendidik
sembari membimbing anak. Anak dapat anak.
tumbuh dan berkembang secara baik A. Mendidik dengan Keteladanan
dan mampu menjalin hubungan yang Keteladanan merupakan metode
harmonis dengan orang tuanya. Anak yang paling berpengaruh dan dianggap
akan bersifat terbuka dan bijaksana paling berhasil dalam membentuk aspek
karena terjalin komunikasi yang baik moral, sosial dan karakter anak. Metode
secara dua arah. Orang tua akan pendidikan keteladanan dilakukan

35 | Pola Asuh Demokratis dalam Membangun Perilaku Anak ……….


Alvi Rahmatillah, Iskandar Dzulkarnain

dengan memberikan contoh yang baik Sukitman, 2020).


(teladan) dimana orang tua memberikan Mc Clelland (1988) menjelaskan
contoh nyata pada anak yang tidak bahwa ada banyak kebutuhan yang
hanya dilakukan sekali atau dua kali dapat diperoleh dari budaya dalam
saja, namun perlu dilakukan seterusnya masyarakat, salah satunya dengan
sebagai contoh baik pada anak. membentuk keterampilan dan sikap
Mc Clelland (1988) mengatakan pada seseorang. Sama halnya dengan
bahwa teori kebutuhan motivasi sangat yang dikemukakan oleh Mc Clelland
erat kaitannya dengan konsep belajar, (1988) orang tua juga menerapkan hal
dimana belajar disini diartikan sebagai yang sama dengan mendidik anak
komunikasi terencana yang melakukan suatu hal secara konsisten
mengakibatkan perubahan sikap, dan dan tetap untuk mendidik keterampilan
keterampilan yang berkaitan dengan dan sikap pada anak.
perilaku individu dalam menyelesaikan C. Mendidik dengan Nasehat
tugasnya. Orang tua yang mendidik anak Nasehat dapat diartikan sebagai
dengan memberikan teladan baik pada ajaran kebaikan yang disampaikan pada
anak secara tidak langsung memberikan seseorang agar orang tersebut
motivasi pada anak yang lambat laun berperilaku baik. Nasehat baik yang
dapat mengubah sikap dan perilaku diberikan oleh orang tua pada anak
pada anak. dapat menyadarkan anak akan
B. Mendidik dengan Kebiasaan pentingnya moral, perilaku dan tutur kata
Kebiasaan merupakan pengulangan yang baik pada anak. Memberikan
suatu hal secara terus-menerus dengan nasehat pada anak dilakukan dengan
cara yang sama. Kebiasaan pada cara yang lemah lembut dan harus
seseorang akan bersifat konsisten dan disertai kesabaran dan kehati-hatian
otomatis. Pembentukan kebiasaan dapat (Jamilah dan Tri Sukitman, 2021).
dilakukan dengan cara pengulangan Beberapa orangtua berhasil memberikan
atau mengulang. Pengulangan nasehat pada anaknya secara
maksudnya cara mendidik anak dengan sederhana dalam suatu pertemuan.
sering mengulangi teori atau contoh- Maksudnya orang tua fokus dan
contoh baik pada anak secara konsisten. menekankan pada satu nasehat yang
Membiasakan anak untuk berbuat baik, dianggap paling penting, karena jika
lambat laun akan membuat anak menjadi terus menerus menasehati anak
terbiasa dengan hal tersebut. Begitu juga dikhawatirkan akan membuat anak
sebaliknya, jika anak didiamkan saat menjadi jenuh dan malah mengabaikan
berbuat salah, maka hal tersebut juga nasehat tersebut.
memungkinkan untuk menjadi kebiasaan Mc Clelland (1988) mengatakan
buruk pada anak yang dapat bahwa motivasi berprestasi akan
mempengaruhi masa depannya. menumbuhkan sikap positif pada anak,
Kelebihan dari cara didik ini adalah orang motivasi tersebut akan membuat anak
tua atau pendidik tidak memerlukan dapat menerima saran dan nasehat
banyak konsentrasi dalam orang lain akan dirinya. Hal tersebut
menerapkannya (Jamilah dan Tri dilakukan oleh anak agar dirinya dapat

36 | Autentik: Jurnal Pengembangan Pendidikan Dasar, Vol.7, No.2, Februari 2023


ISSN 2548-9119

menjadi lebih unggul dan sukses. akrab antara keduanya. Seorang anak
Penjelasan tersebut juga terjadi pada suka bersosialisasi baik dengan
keluarga di Desa Batuan dimana para lingkungan keluarga dan sekitarnya dan
orang tua memberikan nasehat baik biasanya akan menghindari situasi yang
pada anak dan nasehat tersebut terserap beresiko tinggi untuk mempertahankan
baik pada diri anak karena adanya hubungan yang akrab tersebut. Anak
dorongan pada diri anak untuk menjadi yang memiliki hubungan akrab dengan
pribadi yang unggul. orang tuanya secara tidak langsung akan
D. Mendidik dengan Kasih Sayang menjalin hubungan baik dan kooperatif
dan Perhatian sehingga dapat mempengaruhi perilaku
Perilaku baik pada anak merupakan seseorang dalam sebuah keluarga.
wujud dari pendidikan yang diajarkan E. Mendidik dengan Hukuman
oleh orang tua pada anak. Mendidik anak Mendidik anak dengan menghukum
tak hanya sekedar memberitahu mereka dilakukan apabila metode-metode yang
mana yang benar dan mana yang salah. lain dianggap sudah tidak dapat
Lebih dari itu, orang tua atau pendidik merubah dan meluruskan perilaku anak.
juga perlu mengajarkan kasih sayang Artinya hukuman adalah jalan terakhir
dan memberikan perhatian yang cukup yang diambil oleh orang tua agar perilaku
pada anak. Adanya ikatan kasih sayang anak sesuai dengan norma-norma yang
dan perhatian antara orang tua dan anak berlaku di lingkungan masyarakat.
dapat menjalin kontak batin yang kuat Hukuman yang diberikan oleh orang tua
antara keduanya. pada anak sebenarnya bertujuan untuk
Orang tua yang memberikan kasih menjaga anak agar tetap berada di jalan
sayang pada anak, akan membuat anak yang benar, maka dari itu hukuman yang
merasa diperhatikan sehingga mereka diberikan pada anak bersifat mendidik
beranggapan bahwa diri mereka penting dan dapat memberi pelajaran serta
bagi orang tuanya. Bentuk kasih sayang pemahaman baik pada anak. Hukuman
dan perhatian pada anak ini banyak pada anak memang perlu dilakukan
macamnya, memberikan pujian atas apa untuk melurskan kesalahan pada anak.
yang telah diraih oleh anak adalah salah Hukuman itu sendiri terbagi menjadi dua
satu perhatian yang diberikan oleh orang yakni hukuman psikologis dan hukuman
tua. Kekuatan cinta yang diberikan oleh biologis (Sit, 2010).
orang tua akan tumbuh dalam dirinya Mc Clelland (1988) menjelaskan
dan membuat mereka merasa nyaman bahwa perilaku seseorang juga dapat
untuk melakukan apapun dalam dipengaruhi oleh kebutuhannya akan
hidupnya. kekuasaan. Kebutuhan akan kekuasaan
Mc Clelland (1988) mengatakan Mc Clelland (1988) didefinisikan sebagai
bahwa teori motivasi berprestasi keinginan seseorang untuk
menjelaskan bahwa perilaku manusia mempengaruhi dan mengubah
pada dasarnya dipengaruhi oleh keputusan sesuai dengan keinginannya.
beberapa kebutuhan, salah satunya Anak terkadang juga ingin dirinya
adalah afiliasi. Kebutuhan afiliasi ini berkuasa dan melakukan banyak hal
dilakukan oleh orang tua dengan anak, sesuai dengan kehendaknya, namun
dengan menciptakan hubungan yang tidak semua keinginan anak itu baik dan

37 | Pola Asuh Demokratis dalam Membangun Perilaku Anak ……….


Alvi Rahmatillah, Iskandar Dzulkarnain

boleh dilakukan dengan seenaknya. perilaku anak. Pengawasan dan kontrol


Meski begitu bukan berarti bahwa pada anak penting terhadap
kebutuhan akan kekuasaan ini adalah pembentukan perilaku. Anak yang
hal negatif. Anak yang berkeinginan tumbuh tanpa pengawasan orang tua
untuk memperoleh kekuasaan bukanlah suatu yang benar karena anak
menunjukkan bahwa anak telah tumbuh bisa saja bertindak melebihi batas.
dan belajar hal baru yang nantinya dapat Kontrol yang diberikan oleh orang tua
dijadikan sebagai pengalaman dan pada anak dapat membantu anak untuk
pelajaran hidup. mengendalikan perilakunya
Faktor yang dapat Mempengaruhi (Balakrishnan, V. Thambu, 2017).
Perilaku Anak Kontrol orang tua pada anak bertujuan
Perilaku sosial pada anak dapat agar anak berperilaku sesuai dengan
dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor norma dan tidak bertindak sesuka
internal dan faktor external. Faktor hatinya. Anak suka mencoba hal baru,
Internal berasal dari pengalaman dan keinginannya untuk menjelajah dan
ilmu yang didapat oleh seseorang akan mencoba hal baru terkadang membuat
suatu hal sedangkan faktor eksternal mereka lupa akan batasan yang tidak
berasal dari lingkungan di sekitar boleh dilewati (Ayun, 2017).
meliputi lingkungan keluarga, lingkungan Menurut Mc Clelland (1988) anak
sekolah dan lingkungan masyarakat. terkadang ingin memiliki kendali atas hal
Faktor utama yang berperan paling lain dan ingin mengubah keputusan dan
penting dalam mempengaruhi perilaku ketetapan sesuai dengan keinginannya.
anak adalah lingkungan keluarga. Meski begitu, tidak semua hal dapat
Lingkungan sekitar dan pertemanan diubah begitu saja oleh anak. Untuk itu,
antara anak dengan teman sebayanya Mc Clelland (1988) mengatakan bahwa
juga dapat mempengaruhi perilaku pada anak dan orang tua butuh berafiliasi
anak. Jika keduanya berjalan tidak dengan menciptakan hubungan yang
selaras maka kontrol sosial yang akrab dan bersahabat. Anak akan
diberikan oleh orang tua pada anak tidak menghabiskan sebagian besar waktunya
akan berjalan maksimal (Kang, Ju Min. untuk bersosialisasi dan memelihara
Glassman, 2010). hubungan dengan lingkungan sekitarnya
sehingga anak akan berfikir kembali
untuk melakukan suatu hal agar
Kontrol Orang Tua terhadap Perilaku
terhindar dari sesuatu yang beresiko
Anak
dapat merusak hubungan tersebut
Kontrol sosial dapat mengendalikan (Noviansah, 2020).
perilaku seseorang agar sesuai dengan
aturan atau norma yang berlaku. Kontrol Peran Orang Tua dalam Memberi
sosial bersifat baik karena dapat Motivasi Belajar Anak
membimbing dan memaksa seseorang Orang tua adalah guru pertama bagi
untuk patuh pada aturan dalam anak sekaligus yang pertama kali
masyarakat sehingga akan terwujud menanamkan pendidikan dasar pada
kondisi masyarakat yang baik. Orang tua anak. Motivasi merupakan syarat mutlak
bertanggungjawab atas kontrol pada dalam belajar. Untuk itu, orang tua perlu

38 | Autentik: Jurnal Pengembangan Pendidikan Dasar, Vol.7, No.2, Februari 2023


ISSN 2548-9119

memotivasi anak untuk belajar dan memelihara hubungan baik dengan


mengejar prestasi. Motivasi belajar dari lingkungan sekitar (Biadasari, 2019).
orang tua merupakan wujud nyata dari
pentingnya peran orang tua dalam Kesimpulan
pendidikan anak (Hermuttaqien, Findiga Pola asuh merupakan cara
P, 2018). mendidik, dan merawat anak yang
Orang tua perlu menjalin komunikasi bertujuan untuk mendewasakan dan
yang baik dengan anak sebagai bentuk mendisiplinkan perilaku anak melalui
perhatian terhadap anak. Perhatian yang pembentukan karakter dan kebiasaan
diberikan orang tua kepada anak dapat pada anak, dalam pola asuh terdapat
mempengaruhi motivasi belajarnya. hubungan timbal balik antara orang tua
Orang tua harus mampu membangkitkan dan anak dimana orang tua berperan
motivasi belajar anak, baik dalam bidang penting dalam perkembangan
akademik maupun non akademik, kepribadian dan karakter pada anak.
sehingga orang tua dapat mengetahui Pada pola asuh demokratis, orang tua
bagaimana anak bersosialisasi dengan memberi kebebasan dan juga batasan
orang lain di lingkungan sekitarnya, yang sesuai pada anak. Anak akan
bagaimana anak mengembangkan ide bersifat terbuka pada orang tua karena
dan kreativitasnya (Martsiswati, Erine. terjalin komunikasi dua arah antara
Suryono, 2014). Motivasi belajar yang keduanya. Orang tua akan bersikap
dapat membuat anak menjadi lebih obyektif, perhatian dan selalu memberi
percaya diri untuk berprestasi. semangat pada anak untuk melakukan
Menurut Mc Clelland (1988) motivasi suatu hal yang positif sehingga anak
anak untuk berprestasi terjadi karena tiga lebih mandiri.
hal yakni kebutuhan untuk prestasi, Orang tua dapat mendidik anak
kebutuhan untuk kekuasaan dan dengan mengajarkannya keteladanan,
kebutuhan afiliasi. Seseorang pasti mendidik anak dengan melakukan
menginginkan dirinya lebih unggul dan kebiasaan positif, mendidik dengan
akan menunjukkan kelebihan pada memberi nasehat yang cukup, mendidik
dirinya sebagai promosi dan untuk dengan memberikan kasih sayang dan
mendapat umpan balik dari seseorang, perhatian yang cukup sehingga
begitu juga pada anak. Seorang anak kebutuhan fisik dan mental anak
juga menginginkan dirinya memiliki terpenuhi, serta hukuman apabila anak
kekuasaan atau kendali pada hidupnya. tidak patuh dan melanggar aturan pada
Anak juga butuh berafiliasi atau anak. Metode didikan tersebut dapat
menciptakan hubungan persahabatan. menjadi kombinasi yang pas apabila
Secara naluri, anak memiliki keinginan orang tua dapat menakarnya sesuai
untuk disukai oleh orang lain sehingga dengan proporsi anak.
mereka melakukan sosialisasi dan

39 | Pola Asuh Demokratis dalam Membangun Perilaku Anak ……….


Alvi Rahmatillah, Iskandar Dzulkarnain

Daftar Pustaka
Ayun, Q. (2017). Pola Asuh Orang Tua dan Metode Pengasuhan dalam Membentuk
Kepribadian Anak. Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal, 5(1
Januari-Juni), 102–122.
Balakrishnan, V. Thambu, N. (2017). Using Moral and Ethical Stories to Inculcate
Values Among Preschoolers. Jornal for Studies on Children, Women, Elderly
and Disabled, 2(June), 8–15.
Baumrind, D. (1991). The Influence of Parenting Style On Adolescent Competence
and Subtance Use. Journal of Early Adolescence, 11(1), 56–95.
Bergman, R. (2004). Caring for the Ethical Ideal: Nel Noddings on Moral Education.
Journal of Moral Educatio, 33(2), 149–162.
Biadasari, S. (2019). Parenting: Metode Pembentukan Karakter Islam pada Anak
Usia Dini di Kota Palangka Raya (studi kasus 3 keluarga islam). Jurnal
Sosiologi, 2(1 Maret).
Erlina. Musdiani. Hayati, F. (2021). Analisis Pola Asuh Orang Tua dalam
Menstimulasi Perkembangan Moral Anak Usia 5-6 Tahun di TK
Poeteumereuhom Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa, 2(1).
Fatmawati, A. Pudyaningtyas, A R. Zuhro, N. S. (2021). Hubungan Pola Asuh Orang
Tua Demokratis dengan Keterampilan Sosial Anak Usia 5-6 Tahun. Jurnal
Kumara Cendikia, 9(4 Desember), 218–224.
Filisyamala, J. Hariyono. Ramli, M. (2016). Bentuk Pola Asuh Demokratis dalam
Kedisiplinan Siswa SD. Jurnal Pendidikan, 1(4 April), 668–672.
Hermuttaqien, Findiga P, B. M. (2018). Penanaman Nilai-Nilai Moral pada
Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak. Jurnal Moral Kemasyarakatan, 3(1), 39–
45.
Hidayati, T. (2017). Pola Asuh Orang Tua dalam Menanamkan Nilai Moral pada Anak
Keluarga Pemulung di Desa Winong, Kecamatan Bawang, Kabupaten
Banjarnegara (studi kasus keluarga pemulung). Jurnal Pendidikan Luar Sekolah,
1(1 Maret), 1–19.
Hurlock, E. (1997). Perkembangan Anak. Erlangga.
Iskandar Dzulkarnain. (2013). Mahalnya Sebuah Identitas Peradaban Madura: Cinta
Semu Kebudayaan Madura (Refleksi Madura Pasca Dua Tahun Suramadu).
Jurnal Kariman, 01(1), 33–46.
Jamilah dan Tri Sukitman. (2020). Instilling and Shaping Religious Character in
Madrasah Ibtidaiyyah. Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan Sekolah Dasar,
8(2), 118–125. https://doi.org/https://doi.org/10.22219/jp2sd.v8i2.11884
Jamilah dan Tri Sukitman. (2021). Penguatan Nilai Karakter Bagi Siswa Sekolah
Dasar Di Tengah Pandemik COVID -19. JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu
Kependidikan, 5(1), 175–180.
https://doi.org/https://doi.org/10.26858/jkp.v5i1.18753

40 | Autentik: Jurnal Pengembangan Pendidikan Dasar, Vol.7, No.2, Februari 2023


ISSN 2548-9119

Kang, Ju Min. Glassman, M. (2010). Moral Action as Social Capital, Moral Thought
as Cultural Capital. Journal of Moral Education, 39(1 March), 21–36.
Martsiswati, Erine. Suryono, Y. (2014). Peran Orang Tua dan Pendidik dalam
Menerapkan Perilaku Disiplin terhadap Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Dan
Pemberdayaan Masyarakat, 1(2), 187–198.
Mc Clelland, D. C. (1988). Human Motivation. Cambridge. University Press.
Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldana, J. (1994). Data analysis qualitative a
methods sourcebook. SAGE.
Muslimah, J. Maghfiroh, M. Astuti, R. (2020). Pola Asuh Orang Tua dan
Perkembangan Moral Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini,
1(1).
Notoatmodjo. (2005). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. PT. Rineka Cipta.
Noviansah, A. M. (2020). Pendidikan Moral pada Lingkungan Keluarga untuk
Mengatasi Kenakalan Remaja pada Masa Mendatang. Jurnal Pendidikan, 11(1),
33–48.
Rahmat, S. T. (2018). Pola Asuh yang Efektif untuk Mendidik Anak di Era Digital.
Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan Mission, 10(2 Juni), 137–273.
Rakhmawati, I. (2015). Peran Keluarga dalam Pengasuhan Anak. KONSELING
RELIGI: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 6(1), 1–18.
Sit, M. (2010). Optimalisasi Kompetensi Moral Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Dan
Kebudayaan, 16(1), 1–12.
Supandi, D. Hakim, L. Hartono, R. (2019). Pola Asuh Orang Tua dalam
Perkembangan Moral Remaja. Jurnal Psimawa, 2(1), 35–46.
Walgito, B. (2005). Pengantar Psikologi Umum. Hanggar.

41 | Pola Asuh Demokratis dalam Membangun Perilaku Anak ……….

Anda mungkin juga menyukai