Abstrak
Artikel penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana
pola asuh demokratis dalam membangun perilaku pada anak. Teori yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teori motivasi berprestasi yang dikemukakan oleh David
McClelland. Teori motivasi berprestasi McClelland menjelaskan bahwa perilaku
individu dapat dipengaruhi oleh tiga kebutuhan yakni kebutuhan akan prestasi,
kebutuhan akan kekuasaan dan kebutuhan akan afiliasi. Metode penelitian yang
digunakan adalah kualitatif dan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pertama: Metode yang digunakan orang tua dalam mendidik
anak ada lima yakni mendidik dengan keteladanan, mendidik dengan kebiasaan,
mendidik dengan nasehat, mendidik dengan kasih sayang dan perhatian, dan
mendidik anak dengan hukuman. Kedua: Faktor yang dapat mempengaruhi perilaku
anak adalah lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Ketiga: Orang tua memiliki kontrol dan kendali pada perilaku anak dan
bertanggungjawab atas anak serta dapat mengendalikan dan mencegah perilaku
menyimpang pada anak
Abstract
The purpose of this study was to determine and describe how democratic parenting in
building behavior in children. The theory used in this study is the theory of achievement
motivation proposed by David McClelland. McClelland's theory of achievement
motivation explains that individual behavior can be influenced by three needs, namely
the need for achievement, the need for power and the need for affiliation. The research
method used is qualitative and case study approach. The results of this study indicate
that first: There are five methods used by parents in educating their children, namely
educating by example, educating with habits, educating with advice, educating with
love and care, and educating children with punishment. Second: Factors that can
influence children's behavior are the family environment, school environment and
community environment. Third: Parents have control and control over children's
behavior and are responsible for children and can control and prevent deviant
behavior in children.
Umumnya terdapat tiga macam pola juga perlu memperhatikan segala aspek
asuh pada anak, namun pada penelitian pada diri anak, misalnya perilaku atau
ini akan lebih fokus membahas pola asuh tingkah laku pada anak. Perilaku diartikan
demokratis. Orang tua dapat sebagai perwujudan dari peryataan
mengarahkan pola asuh demokratis perasaan atau pendapat seseorang
sebagai bentuk asuhan dalam dalam kehidupan (Walgito, 2005).
mendisiplinkan anak dengan Terdapat beberapa faktor yang dapat
meningkatkan aspek yang ada pada diri mempengaruhi pembentukan perilaku
anak sesuai dengan daerah, suasana pada seseorang yakni faktor internal dan
ataupun perkembangan pribadi anak faktor ekternal. Faktor internal berasal
tersebut (Filisyamala, J. Hariyono. Ramli, dari individu itu sendiri yang biasanya
2016). Pola asuh demokratis lebih berupa kecerdikan, tekat atau ambisi, dan
mengutamakan dan mendahulukan emosi yang biasa mengatur dan
kepentingan anak, namun orang tua mengelola pengaruh dari luar.
sebagai pendidik tetap melakukan kontrol Sedangkan faktor eksternal berasal dari
atau bimbingan pada anak (Baumrind, luar individu yang mencangkup orang
1991). lain, kelompok maupun hasil dari budaya
Pola asuh berpengaruh besar yang ada (Notoatmodjo, 2005).
terhadap pembentukan kepribadian anak. Orang tua adalah suatu gambaran
Pola asuh yang diberikan orang tua pada yang nantinya akan dilihat dan dicontoh
anak harus memberikan rasa aman dan oleh anak dalam suatu keluarga
nyaman namun juga perlu dikukuhkan (Rakhmawati, 2015). Anak biasanya suka
dengan batasan norma yang dapat mengikuti apa yang dilakukan oleh orang
mencegah anak berperilaku menyimpang tuanya, baik berupa gerakan maupun
(Rakhmawati, 2015). Setiap orang tua perbuatan yang menjadi idolanya. Hal itu
perlu mengetahui bagaimana pola asuh harusnya menjadi perhatian khusus bagi
yang cocok untuk anaknya. Pola asuh para pendidik khususnya orang tua,
yang tepat dan sesuai pada anak akan karena perkembangan pada anak akan
membuat anak menjadi lebih baik dan sangat ditentukan oleh kondisi dan situasi
lebih mudah untuk dikontrol, sedangkan yang ada dalam keluarga. Maka dari itu,
jika pola asuh yang diberikan kurang orang tua perlu mendidik anak dengan
tepat, akan berdampak pada baik dari usia dini. Berhasil atau tidaknya
perkembangan anak. Pola asuh yang didikan orang tua dapat dilihat dari
tepat pada anak dapat mendidik dan bagaimana perilaku anak di masa yang
menanamkan nilai dan perilaku baik pada akan datang. Bagi seorang anak, orang
anak serta membentuk karakter pada tua, guru dan teman-teman seusianya
anak. adalah orang yang dianggap penting
Pendidikan karakter sangat dalam kehidupannya (Hurlock, 1997)
dibutuhkan dalam perkembangan anak, dalam Rakhmawati (2015).
dan hal itu dimulai dari keluarga dekat Keluarga merupakan lembaga
atau orang tua. Orang tua harus dapat pertama dan utama serta unit sosial
menanamkan karakter baik pada anak terkecil yang memberi dan mengajarkan
dengan memberikan contoh yang baik anak bagaimana cara bertingkah laku
pada anak. Selain pendidikan, orang tua yang baik dalam masyarakat (Supandi, D.
sampai tuntas (Miles, M. B., Huberman, bersikap obyektif, perhatian dan selalu
A. M., & Saldana, 1994). memberikan semangat dan dorongan
positif kepada anak untuk melakukan
Hasil dan Pembahasan suatu hal sehingga anak dapat menjadi
Pola asuh bermula dari keinginan mandiri dan dapat mengatasi
orang tua untuk menjadikan anak sebagai masalahnya sendiri, selain itu anak akan
pribadi yang berkarakter, berperilaku dan berperilaku baik dalam keluarga maupun
berakhlak serta dapat bersosialisasi di lingkungannya. Pada pola asuh ini,
dengan baik. Pola asuh bertujuan untuk orang tua akan memberikan motivasi
membangun serta membentuk karakter dan dorongan pada anak agar berbuat
dan perilaku anak, termasuk dalam ranah baik (Fatmawati, A. Pudyaningtyas, A R.
sosial budaya ke-Madura-an (Iskandar Zuhro, 2021). Motivasi tersebut dapat
Dzulkarnain, 2013). Pola asuh demokratis menjadi penentu arah perbuatan pada
di Desa Batuan terbentuk dari lingkungan anak dan juga sebagai penggerak pada
keluarga. Orang tua di Desa Batuan anak. Semakin besar motivasi baik yang
menerapkan pola asuh demokratis diberikan, semakin besar pula
secara turun-temurun, karena dianggap penggerak yang mendorong anak untuk
berhasil mereka juga menerapkannya berbuat baik, begitu pula sebaliknya.
kembali pada anak dengan tujuan untuk
membangun perilaku baik pada anak. Metode Orang Tua dalam Membangun
Perilaku pada anak biasanya bermula Perilaku Anak
dari lingkungan keluarga, namun perilaku
Mendidik anak merupakan suatu
anak juga dapat dipengaruhi oleh proses yang amat panjang, dan
lingkungan sekolah dan masyarakat.
merupakan kesempatan yang cukup
Lingkungan yang baik akan membawa
langka karena tidak dapat terulang
pengaruh baik pada anak, begitu juga apabila telah lewat masanya. Maka dari
sebaliknya (Bergman, 2004). Untuk itu
itu perlu kehati-hatian dan keseriusan
orang tua perlu menetapkan pola asuh dalam mendidik dan membesarkan
yang dapat mendidik, dan membangun
anak. Salah satu hal yang penting dan
perilaku baik pada anak, pola asuh
perlu diingat dalam proses belajar anak
tersebut dikenal dengan pola asuh
adalah cara bersikap. Anak perlu
demokratis.
mendapatkan pendidikan yang baik
dalam perkembangan sikapnya, apalagi
Pola Asuh Demokratis dalam dunia digital saat ini (Rahmat,
Pada pola asuh demokratis, orang 2018). Berikut beberapa cara yang
tua memberikan kebebasan pada anak dilakukan orang tua dalam mendidik
sembari membimbing anak. Anak dapat anak.
tumbuh dan berkembang secara baik A. Mendidik dengan Keteladanan
dan mampu menjalin hubungan yang Keteladanan merupakan metode
harmonis dengan orang tuanya. Anak yang paling berpengaruh dan dianggap
akan bersifat terbuka dan bijaksana paling berhasil dalam membentuk aspek
karena terjalin komunikasi yang baik moral, sosial dan karakter anak. Metode
secara dua arah. Orang tua akan pendidikan keteladanan dilakukan
menjadi lebih unggul dan sukses. akrab antara keduanya. Seorang anak
Penjelasan tersebut juga terjadi pada suka bersosialisasi baik dengan
keluarga di Desa Batuan dimana para lingkungan keluarga dan sekitarnya dan
orang tua memberikan nasehat baik biasanya akan menghindari situasi yang
pada anak dan nasehat tersebut terserap beresiko tinggi untuk mempertahankan
baik pada diri anak karena adanya hubungan yang akrab tersebut. Anak
dorongan pada diri anak untuk menjadi yang memiliki hubungan akrab dengan
pribadi yang unggul. orang tuanya secara tidak langsung akan
D. Mendidik dengan Kasih Sayang menjalin hubungan baik dan kooperatif
dan Perhatian sehingga dapat mempengaruhi perilaku
Perilaku baik pada anak merupakan seseorang dalam sebuah keluarga.
wujud dari pendidikan yang diajarkan E. Mendidik dengan Hukuman
oleh orang tua pada anak. Mendidik anak Mendidik anak dengan menghukum
tak hanya sekedar memberitahu mereka dilakukan apabila metode-metode yang
mana yang benar dan mana yang salah. lain dianggap sudah tidak dapat
Lebih dari itu, orang tua atau pendidik merubah dan meluruskan perilaku anak.
juga perlu mengajarkan kasih sayang Artinya hukuman adalah jalan terakhir
dan memberikan perhatian yang cukup yang diambil oleh orang tua agar perilaku
pada anak. Adanya ikatan kasih sayang anak sesuai dengan norma-norma yang
dan perhatian antara orang tua dan anak berlaku di lingkungan masyarakat.
dapat menjalin kontak batin yang kuat Hukuman yang diberikan oleh orang tua
antara keduanya. pada anak sebenarnya bertujuan untuk
Orang tua yang memberikan kasih menjaga anak agar tetap berada di jalan
sayang pada anak, akan membuat anak yang benar, maka dari itu hukuman yang
merasa diperhatikan sehingga mereka diberikan pada anak bersifat mendidik
beranggapan bahwa diri mereka penting dan dapat memberi pelajaran serta
bagi orang tuanya. Bentuk kasih sayang pemahaman baik pada anak. Hukuman
dan perhatian pada anak ini banyak pada anak memang perlu dilakukan
macamnya, memberikan pujian atas apa untuk melurskan kesalahan pada anak.
yang telah diraih oleh anak adalah salah Hukuman itu sendiri terbagi menjadi dua
satu perhatian yang diberikan oleh orang yakni hukuman psikologis dan hukuman
tua. Kekuatan cinta yang diberikan oleh biologis (Sit, 2010).
orang tua akan tumbuh dalam dirinya Mc Clelland (1988) menjelaskan
dan membuat mereka merasa nyaman bahwa perilaku seseorang juga dapat
untuk melakukan apapun dalam dipengaruhi oleh kebutuhannya akan
hidupnya. kekuasaan. Kebutuhan akan kekuasaan
Mc Clelland (1988) mengatakan Mc Clelland (1988) didefinisikan sebagai
bahwa teori motivasi berprestasi keinginan seseorang untuk
menjelaskan bahwa perilaku manusia mempengaruhi dan mengubah
pada dasarnya dipengaruhi oleh keputusan sesuai dengan keinginannya.
beberapa kebutuhan, salah satunya Anak terkadang juga ingin dirinya
adalah afiliasi. Kebutuhan afiliasi ini berkuasa dan melakukan banyak hal
dilakukan oleh orang tua dengan anak, sesuai dengan kehendaknya, namun
dengan menciptakan hubungan yang tidak semua keinginan anak itu baik dan
Daftar Pustaka
Ayun, Q. (2017). Pola Asuh Orang Tua dan Metode Pengasuhan dalam Membentuk
Kepribadian Anak. Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal, 5(1
Januari-Juni), 102–122.
Balakrishnan, V. Thambu, N. (2017). Using Moral and Ethical Stories to Inculcate
Values Among Preschoolers. Jornal for Studies on Children, Women, Elderly
and Disabled, 2(June), 8–15.
Baumrind, D. (1991). The Influence of Parenting Style On Adolescent Competence
and Subtance Use. Journal of Early Adolescence, 11(1), 56–95.
Bergman, R. (2004). Caring for the Ethical Ideal: Nel Noddings on Moral Education.
Journal of Moral Educatio, 33(2), 149–162.
Biadasari, S. (2019). Parenting: Metode Pembentukan Karakter Islam pada Anak
Usia Dini di Kota Palangka Raya (studi kasus 3 keluarga islam). Jurnal
Sosiologi, 2(1 Maret).
Erlina. Musdiani. Hayati, F. (2021). Analisis Pola Asuh Orang Tua dalam
Menstimulasi Perkembangan Moral Anak Usia 5-6 Tahun di TK
Poeteumereuhom Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa, 2(1).
Fatmawati, A. Pudyaningtyas, A R. Zuhro, N. S. (2021). Hubungan Pola Asuh Orang
Tua Demokratis dengan Keterampilan Sosial Anak Usia 5-6 Tahun. Jurnal
Kumara Cendikia, 9(4 Desember), 218–224.
Filisyamala, J. Hariyono. Ramli, M. (2016). Bentuk Pola Asuh Demokratis dalam
Kedisiplinan Siswa SD. Jurnal Pendidikan, 1(4 April), 668–672.
Hermuttaqien, Findiga P, B. M. (2018). Penanaman Nilai-Nilai Moral pada
Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak. Jurnal Moral Kemasyarakatan, 3(1), 39–
45.
Hidayati, T. (2017). Pola Asuh Orang Tua dalam Menanamkan Nilai Moral pada Anak
Keluarga Pemulung di Desa Winong, Kecamatan Bawang, Kabupaten
Banjarnegara (studi kasus keluarga pemulung). Jurnal Pendidikan Luar Sekolah,
1(1 Maret), 1–19.
Hurlock, E. (1997). Perkembangan Anak. Erlangga.
Iskandar Dzulkarnain. (2013). Mahalnya Sebuah Identitas Peradaban Madura: Cinta
Semu Kebudayaan Madura (Refleksi Madura Pasca Dua Tahun Suramadu).
Jurnal Kariman, 01(1), 33–46.
Jamilah dan Tri Sukitman. (2020). Instilling and Shaping Religious Character in
Madrasah Ibtidaiyyah. Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan Sekolah Dasar,
8(2), 118–125. https://doi.org/https://doi.org/10.22219/jp2sd.v8i2.11884
Jamilah dan Tri Sukitman. (2021). Penguatan Nilai Karakter Bagi Siswa Sekolah
Dasar Di Tengah Pandemik COVID -19. JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu
Kependidikan, 5(1), 175–180.
https://doi.org/https://doi.org/10.26858/jkp.v5i1.18753
Kang, Ju Min. Glassman, M. (2010). Moral Action as Social Capital, Moral Thought
as Cultural Capital. Journal of Moral Education, 39(1 March), 21–36.
Martsiswati, Erine. Suryono, Y. (2014). Peran Orang Tua dan Pendidik dalam
Menerapkan Perilaku Disiplin terhadap Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Dan
Pemberdayaan Masyarakat, 1(2), 187–198.
Mc Clelland, D. C. (1988). Human Motivation. Cambridge. University Press.
Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldana, J. (1994). Data analysis qualitative a
methods sourcebook. SAGE.
Muslimah, J. Maghfiroh, M. Astuti, R. (2020). Pola Asuh Orang Tua dan
Perkembangan Moral Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini,
1(1).
Notoatmodjo. (2005). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. PT. Rineka Cipta.
Noviansah, A. M. (2020). Pendidikan Moral pada Lingkungan Keluarga untuk
Mengatasi Kenakalan Remaja pada Masa Mendatang. Jurnal Pendidikan, 11(1),
33–48.
Rahmat, S. T. (2018). Pola Asuh yang Efektif untuk Mendidik Anak di Era Digital.
Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan Mission, 10(2 Juni), 137–273.
Rakhmawati, I. (2015). Peran Keluarga dalam Pengasuhan Anak. KONSELING
RELIGI: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 6(1), 1–18.
Sit, M. (2010). Optimalisasi Kompetensi Moral Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Dan
Kebudayaan, 16(1), 1–12.
Supandi, D. Hakim, L. Hartono, R. (2019). Pola Asuh Orang Tua dalam
Perkembangan Moral Remaja. Jurnal Psimawa, 2(1), 35–46.
Walgito, B. (2005). Pengantar Psikologi Umum. Hanggar.