Anda di halaman 1dari 6

RANGKUMAN UNTUK MERUMUSKAN

INTERAKSI ORANG TUA DENGAN ANAK

Diajukan untuk memenuhi Tugas Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan dan
Pembelajaran pada Program Studi Pascasarjana – Teknologi Pendidikan

Oleh

Novita Rolinsa Madina (715521003)

PROGRAM STUDI S2 TEKNOLOGI PENDIDIKAN


PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021
A. Pola Asuh Orang Tua

Pengasuhan orang tua atau yang lebih dikenal dengan pola asuh orang tua merupakan

sikap orang tua dalam berinteraksi, membimbing, membina, dan mendidik anak-anaknya

dalam kehidupan sehari-hari dengan harapan menjadikan anak sukses menjalani

kehidupan ini. Hal senada dikemukakan oleh Euis bahwa pola asuh merupakan

serangkaian interaksi yang intensif, orangtua mengarahkan anak untuk memiliki

kecakapan hidup. (Euis, 2004).

Pola asuh orang tua menurut Sugihartono, dkk adalah pola perilaku yang digunakan

untuk berhubungan dengan anak-anak. Pola asuh yang diterapkan oleh setiap keluarga

tentunya berbeda dengan keluarga lainnya. (Sugiharto, 2007) Pola asuh adalah suatu

proses yang ditujukan untuk meningkatkan serta mendukung perkembangan anak sejak

bayi hingga dewasa. (Indonesia, 2020)

Secara umum ada beberapa pola asuh orang tua dalam mengasuh dan mendidik anak

mereka, diantaranya:

1. Pola asuh otoriter

Pola asuh otoriter adalah pola asuh orang tua yang lebih mengutamakan membentuk

kepribadian anak dengan cara menetapkan standar mutlak harus dituruti, biasanya

dibarengi dengan ancaman- ancaman. (CH, 2017)

Pola asuh otoriter memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (Agency, 2014)

a. Anak harus tunduk dan patuh pada kehendak orang tua.

b. Pengontrolan orang tua terhadap perilaku anak sangat ketat.

c. Anak hampir tidak pernah diberi pujian.

d. Orang tua yang tidak mengenal kompromi dan dalam komunikasi biasanya

bersifat satu arah.


2. Pola Asuh Permisif

Pola asuh permisif merupakan pola asuh orang tua pada anak dalam rangka

membentuk kepribadian anak dengan cara memberikan pengawasan yang sangat longgar

dan memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan

yang cukup darinya. Sifat-sikap dimilki orang tua hangat hingga sering kali disukai oleh

anak. (CH, 2017)

3. Pola Asuh Ototaritatif atau Demokratis

Pola asuh demokratis adalah pola asuh orang tua yang menerapkan perlakuan kepada

anak dalam rangka membentuk kepribadian anak dengan cara memprioritaskan

kepentingan anak yang bersikap rasional atau pemikiran-pemikiran. Orang tua tetap

memberikan nasehat-nasehat dan arahan jika anak melakukan hal yang membahayakan

dirinya. Dengan begitu anak dapat bebas berkreasi dan bereksplorasi sehingga

perkembangannya pun lebih baik. (CH, 2017)

Pola asuh demokratis mempunyai ciri-ciri, yaitu: (Agency, 2014)

a. Anak diberi kesempatan untuk mandiri dan mengembangkan kontrol internal.

b. Anak diakui sebagai pribadi oleh orang tua dan turut dilibatkan dalam pengambilan

keputusan.

c. Menetapkan peraturan serta mengatur kehidupan anak. Saat orang tua menggunakan

hukuman fisik, dan diberikan jika terbukti anak secara sadar menolak melakukan

apa yang telah disetujui bersama, sehingga lebih bersikap edukatif.

B. Pola Interaksi Perilaku keluarga Model Sirkumpleks

Model Sirkumpleks adalah sistem keluarga dan pernikahan yang

dikembangkan oleh Olson. model tersebut, terdapat dua dimensi yang menjadi

inti, yaitu family cohesion dan family adaptability. Kedua dimensi ini masing-
masing terbagi menjadi 4 level yang akan dicocokan pada kisi untuk membuat 16

kombinasi. Selain itu, 4 tipe yang berada di tengah kisi disebut dengan balanced,

sedangkan tipe yang berada di posisi ekstrem adalah dysfunctional. (Poire, 2006)

Model ini dirancang khusus untuk penilaian klinis, perencanaan perawatan

klinis dan hasil yang efektif dalam terapi perkawinan dan keluarga. Model ini

dikembangkan untuk menjembatani berbagai penelitian, teori dan praktek. Ragam

pola interaksi perilaku dalam keluarga menitikberatkan pada kemandirian dalam

hubungan dengan variabel dimensi kedekatan, keluwesan, dan komunikasi. Nilai

dan pentingnya ketiga dimensi dalam kehidupan keluarga adalah, yaitu dimensi

kedekatan keluarga (Cohesion), dimensi keluarga adaptabilitas (Adaptability) dan

dimensi komunikasi (Communication). (Seto Mulyadi, 2017)

A. Tipe Pola Keluarga Model Sirkumpleks

Model sirkumpleks terdiri dari kedekatan dan kemampuan beradaptasi.

Komunikasi berdiri secara independen dan merupakan sarana penting untuk

memimpin perubahan di kedua dimensi tersebut. Kombinasi masing-masing dari

empat tingkat dimensi kedekatan dan dimensi adaptasi dapat diatur dalam model

sirkular tipe keluarga. Ini terdiri dari 16 tipe khusus. Ada tiga jenis tipe tipologis

ini Pertama, tipe ekstrim, yaitu keluarga yang dimensi kedekatan dan dimensi

adaptasinya termasuk ke dalam level ekstrim, yaitu rigidly-disengaged,

chaotically-disengaged, rigidlyenmeshed, dan chaotically-enmeshed. Tipe

midrange adalah keluarga dengan salah satu dimensinya seimbang, dan dimensi

lainnya diklasifikasikan sebagai ekstrim yaitu dipisahkan secara kaku, dipisahkan

secara kacau, terhubung secara kaku, terhubung secara teknis kacau, terlepas
secara struktural, terlepas secara fleksibel, terjerat secara struktural, dan terjerat

secara fleksibel. Tipe seimbang adalah keluarga dengan kedua dimensi (kedekatan

dan kemampuan beradaptasi) yang tergolong tipe seimbang, yaitu tipe pisah

secara struktural, hubung secara struktural, hubung secara fleksibel, dan tipe pisah

secara fleksibel. (Olson, tt)

B. Peran Interaksi Orang tua dan Anak terhadap Prestasi Akademik Anak

Hubungan orangtua dengan anak pada famili terjalin melalui hubungan

komunikasi yang mereka lakukan sehari-hari. Setiap aktivitas orangtua-anak dapat

memilih hubungan komunikasi di antara keduanya. Dalam penelitian ini terdapat

kesamaan bahwa orangtua atau anak yang sibuk berkegiatan pada luar rumah

sebagai akibatnya intensitas interaksinya berkurang.

Pola asuh atau pola interaksi orang tua dan anak pada kaitannya dengan

prestasi akademik anak selalu berjalan lurus. Anak yang diasuh dengan pola yang

membuatnya nyaman dan terarah cenderung akan mendapatkan prestasi yang

baik, selain itu pola intaraksi orang tua dan anak yang sehat juga akan membentuk

kecerdasan emosional dan cenderung membentuk anak yang percaya diri.


DAFTAR PUSTAKA
Agency, A.-T. d. (2014). Mengembangkan Pola Asuh Demokratis. Jakarta:
Gramedia.

CH, S. E. (2017). Golden Age Parenting Memaksimalkan Potensi Anak di Usia


Emas. Yogyakarta: PT. Anak Hebat Indonesia.

Euis, S. (2004). Mengasuh Anak dengan Hat. Jakarta: PT Elex Media


Komputindo.

Indonesia, S. N. (2020). Tips Menjadi Orang Tua Inspirasi Masa Kini: Mengenal
Pola Asuh, Pola Perlakuan orang Tua, Perilaku yang diajarkan dengan
memberi contoh, Sikap Inspiratif Orang Tua dan Cara Efektif Menjadi
Orang Tua Idea. Bojonegoro: PENERBIT KBM INDONESIA.

Olson, R. d. (tt). Model Circumflex: Penilaian Sistemik dan Perawatan Keluarga.


New York: Haworth Press Inc,.

Poire, B. A. (2006). Family Communication: Nurturing and Control in a


Changing World. AGE Publications, Inc.

Seto Mulyadi, d. (2017). Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Teori-teori


Baru dalam Psikologi. Jakarta: Rajawali Press.

Sugiharto, d. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Anda mungkin juga menyukai