TINJAUAN PUSTAKA
sebagai gambaran tentang sikap dan perilaku orang tua dan anak dalam
selalu dilihat, dinilai, dan ditiru oleh anaknya yang kemudian semua itu
secara sadar atau tidak sadar akan diresapi, kemudian menjadi kebiasaan
8
10
2. Kebutuhan asuh
anak dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak (Aziz, 2012: 74).
dengan kepribadian anak setelah menjadi dewasa. Hal ini dikarenakan ciri-
yaitu pada masa ia masih kanak-kanak. Watak juga ditentukan oleh cara-
dan perilaku kesehatan anak sejak dari kecil sampai anak menjadi dewasa.
Apabila pola-pola yang diterapkan orang tua keliru, maka yang akan
11
Tarmizi 2009 dalam Anita 2015, menjelaskan pola asuh orang tua
adalah pola perilaku yang diterapkan pada anak dan bersifat relative
konsisten dari waktu ke waktu. Pola perilaku ini dapat dirasakan oleh
Menurut Ira Pentrato 2006, terdapat 3 macam pola asuh orang tua
berlebihan yang melampaui kemampuan anak. Orang tua tipe ini juga
ancaman. Misalnya, “kalau tidak mau makan, maka tidak akan diajak
oleh orang tua, maka orang tua tidak akan segan menghukum anak.
Orang tua tipe ini juga tidak mengenal kompromi, dan dalam
komunikasi biasanya bersifat satu arah. Orang tua tipe ini tidak
apabila anak sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang
diberikan oleh mereka. Namun orang tua tipe ini biasanya bersifat
Ira Petranto 2006 menguraikan dampak pola asuh pada anak adalah
baru, dan koperatif terhadap orang lain. Pola asuh otoriter akan
lemah, cemas dan menarik diri. Sedangkan pola asuh permisif akan
13
manja kurang mandiri, mau menang sendiri, kurang percaya diri, dan
kita lihat, bahwa harga diri anak yang rendah terutama adalah karena pola
asuh orang tua yang permisif (Koentjaraningrat 2007 dalam Anita 2015:
9).
Ada dua dimensi yang menjadi dasar dari kecenderungan jenis pola
a. Responsifitas
Dimensi ini berkenaan dengan sikap orang tua yang penuh kasih
hangat yang ditujukan orang tua pada anak sangat penting dalam
proses sosialisasi antara orang tua dan anak. Sering terjadi diskusi pada
keluarga yang memiliki orang tua responsive, selain itu juga sering
belah pihak.
b. Tuntutan
saying dari orang tua belum cukup. Kontrol diri dari orang tua
dimensi ini berkenaan dengan tingkah laku orang tua yang melibatkan
Pola asuh yang afektif itu bisa dilihat dari hasilnya, anak jadi
asuh yang afektif adalah landasan cinta an kasih saying. Berikut hal-hal
balita tentu berbeda dari pola asuh untuk anak usia sekolah. Pasalnya,
dimengerti.
b. Pola asuh harus sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak, ini
dipahami.
e. Komunikasi efektif
f. Disiplin
kebutuhan/kondisi anak.
tidak boleh minum air dingin kalau sedang terserang batuk, tapi kalau
konsisten, jangan sampai lain kali kata dengan perbuatan (Indra dan
terjadinya pola asuh yang berbeda terhadap anak, menurut Maccoby dan
b. Lingkungan sosial
c. Pendidikan
dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar ia menjadi
pola piker orang tua baik formal maupun non formal. Kemudian juga
e. Kepribadian
f. Jumlah anak
asuh yang diterapkan orang tua. Semakin banyak jumlah anak dalam
perhatian dan waktunya terbagi antara anak yang satu dengan anak
adalah antara usia 0–14 tahun karena diusia inilah risiko cenderung
a. Ciri Fisik
Ciri fisik pada anak usia 4-6 tahun tinggi badan bertambah rata-
rata 6,25-7,5 cm pertahun, tinggi rata-rata anak usia 4 tahun adalah 2,3
kg per tahun. Berat badan anak usi 4-6 tahun rata-rata 2-3 kh pertahun,
b. Ciri Sosial
orang sekitarnya. Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu atau
berbeda.
Pada usia 4-6 tahun anak sudah memiliki keterikan selain dengan
orang tua, termasuk kakek nenek, saudara kandung, dan guru sekolah,
2012: 89).
c. Ciri Emosional
bebas dan terbuka, sikap marah, iri hati pada anak prasekolah sering
salah satu gangguan yang muncul pada anak dan memerlukan suatu
d. Ciri Kognitif
baik. Pada usia 2-4 tahun anak sudah dapat menghubungkan satu
untuk melihat sudut pandang orang lain (Muscari 2005 dalam Aziz
2012: 90).
dimensi tingkat sel, organ, maupun individu yang bisa diukur dengan
ukuran berat (gram, pon, dan kilogram), ukuran panjang (cm dan m), umur
kelihatan kurus akan tetapi aktivitas motorik tinggi, dimana system tubuh
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
menunjukkan adanya rasa inisiatif, konsep diri yang positif serta mampu
a. Pertumbuhan fisik
dari ukuran orang dewasa, dan pada usia enam tahun sudah mencapai
urat saraf dalam otak yang terdiri atas bahan penyekat berwarna putih
efisien. Di samping itu, pada usia ini banyak juga perubahan fisiologis
b. Perkembangan emosi
Pada masa ini, emosi anak sangat kuat, ditandai oleh ledakan
amarah, ketakutan yang hebat atau iri hati tidak masuk akal. Hal ini
siang atau makan terlalu sedikit. Disamping itu, anak menjadi marah
anak jika anak diharapkan mencapai standar yang tidak masuk akal
Pola emosi umum yang terjadi pada masa anak-anak antara lain :
membahayakan.
yang dialaminya.
24
benda.
c. Perkembangan bahasa
raban seperti yang kita dengar keluar dari mulut seorang bayi.
warna bahasanya.
kalimat.
d. Perkembangan bermain
e. Perkembangan kepribadian
perlawanan atau masa krisis pertama. Krisis ini terjadi karena ada
perubahan yang hebat dalam dirinya, yaitu dia mulai sadar akan “aku”-
nya, dia menyadari bahwa dirinya terpisah dari lingkungan atau orang
lain, dia suka menyebut nama dirinya apabila berbicara dengan orang
lain dengan kesadaran ini anak menemukan bahwa ada dua pihak yang
hal yaitu :
tuanya.
f. Perkembangan moral
Pada masa ini anak sudah memiliki dasar tentang sikap moralitas
pengalamannya itu, maka pada masa ini anak harus bertingkah laku
atau menanamkan disiplin pada anak, orang tua atau guru hendaknya
atau self discipline pada anak. Apabila penanaman disiplin ini tidak
proporsional (Zainul, 2010) sedangkan Pola makan adalah suatu cara atau
Pola makan yang baik selalu mengacu kepada gizi yang seimbang
yaitu terpenuhinya semua zat gizi sesuai dengan kebutuhan dan seimbang.
Tidak diragukan, terdapat enam unsur gizi yang harus dipenuhi yaitu
dan protein merupakan zat gizi makro sebagai sumber energi, sedangkan
bahwa pola makan adalah cara atau perilaku yang ditempuh seseorang atau
konsumsi pangan setiap hari yang meliputi jenis makanan dan frekwensi
a. Budaya
ditinggalkan.
b. Agama/kepercayaan
d. Personal preference
Misalnya, ayah tidak suka ikan, begitu pula dengan anak laki-lakinya.
Ibu tidak suka makan kerang, begitu juga dengan anak perempuannya.
makan dan rasa kenyang dilakukan oleh system sraf pusat, yaitu
hipotalamus.
f. Kesehatan
makan. Sariawan atau gigi yang sakit sering kali membuat individu
terbagi dalam 3 periode yaitu sarapan, makan siang dan makan malam.
2. Tujuan Makan
menyediakan berbagai nutrisi bagi tubuh. Ada enam kelas utama nutrisi
sumber bahan pembangun sel dan jaringan tubuh serta menggantikan sel-
sel tubuh yang rusak atau tua, dan pengatur proses yang terjadi di dalam
sebanyak 6-11 porsi sehari. Bagian tengah piramida terdiri atas 2-4 porsi
buah-buahan, 3-5 porsi sayur- sayuran, 2-3 porsi daging, unggas, ikan,
atas sedikit lemak, minyak dan pemanis gula (Prita, 2010 dalam Kornelia
2014: 22).
kebutuhan remaja atau dewasa yang disesuaikan dengan umur dan porsi
lemak 25-30% dan protein 15-20%. Apabila jumlah kalori yang masuk
lebih besar dari energi yang dikeluarkan maka akan mengalami kelebihan
a. Makanan pokok
32
Makanan pokok berupa nasi, roti tawar dan mie, jumlah atau porsi
makanan pokok terdiri dari nasi 100 gram, roti tawar 50 gram, mie
b. Lauk pauk
Lauk pauk mempunyai dua golongan lauk nabati dan lau hewani,
c. Sayur
d. Buah
vitamin B6, vitamin C, dan sumber mineral, jumlah atau porsi buah
makan pagi, makan siang maupun sore hari. Porsi atau jumlah untuk
f. Minuman
ukurannya untuk air putih dalam sehari lima kali atau lebih per gelas (2
liter perhari), atau susu 1 gelas (200 gram). Jumlah (porsi) makanan
33
1) Karbohidrat
roti juga satu porsi. Satu porsi roti jagung atau roll adalah
tangan.
Satu porsi daging sama dengan tiga ons, sekitar satu dada
kartu. Tiga ons ikan adalah ukuran buku cek. Satu porsi susu
penuhi dari gandum, beras, terigu, buah dan sayuran. Pilih karbohidrat
yang berserat tinggi dan kurangi karbohidrat yang berasal dari gula, sirup
dan makanan yang manis-manis (Prita 2010 dalam Kornelia 2014: 24).
berikut :
a. Makanan Utama
berupa makan pagi, makan siang, dan makan malam yang terdiri dari
makanan pokok, seperti nasi, lauk pauk, sayur, buah, dan minum.
sebagai sumber energi (kalori) dalam tubuh dan memberi rasa kenyang
b. Makanan Selingan
5. Fungsi makanan
tetap bertahan hidup. Asupan gizi yang baik tidak akan terpenuhi tanpa
mengandung semua zat gizi. Zat gizi tesebut di butuhkan tubuh untuk
memperoleh energi. Selain itu, zat gizi digunakan untuk pertumbuhan dan
vitamin, mineral dan, air. Berikut ini merupakan fungsi umum dari
tubuh.
d. Sebagai sumber bahan pengganti sel-sel tua yang usang dimakan usia.
36
6. Frekwensi Makan
adalah jumlah waktu makan dalam sehari meliputi makanan lengkap (full
tiga kali sehari (makan pagi, makan siang dan makan malam), sedangkan
makanan selingan biasa diberikan antara makan pagi dan makan siang,
antara makan siang dan makan malam atau setelah makan malam (Okviani
wajar, yaitu dengan menggunakan mulut secara sukarela (Hanna, 2013: 6).
kebutuhan nutrisi pada anak dan memahami pentingnya nutrisi pada anak,
gangguan makan pada anak yang sering kita temukan seperti penolakan
makan, pika, gangguan regurgitasi pada masa bayi, anoreksia nervosa, dan
makan atau dalam hal ini orang tua atau pengasuhnya terlalu merasa
khawatir atau kecemasan kalau anak tidak makan maka anaknya akan
kesukaan anak. Faktor cara pemberian makan pada anak adalah salah
b. Pika merupakan keadaan anak berulang kali makan yang tidak bergizi
dari lantai, kancing, rambut, mainan, dan lain-lain. Pika ini dapat
menimbulkan malnutrisi.
disebabkan oleh satu penyakit atau kelainan tertentu, tetapi bisa juga
beberapa macam penyakit atau faktor bersama sama (Hanna, 2013: 7).
a. Faktor nutrisi
dapat dikelompokkan :
kejiwaan.
gadis usia sekitar 10-12 tahun sesuai dengan awal masa remaja.
menjadi obesitas.
dari itu bila terdapat kelainan atau penyakit pada unsur organik
f) Penyakit kardiovaskuler.
makanan dan tidak timbul keinginan makan. Hal ini sering tidak
misalnya terlalu asin atau pedas dan dengan cara menyuapi yang
yang kebetulan tidak disukai. Hal ini perlu pendekatan yang tepat
43
disukai.
demam, mual atau muntah dan dalam keadaan ini anak dipaksa
untuk makan.
tumbuh kembang anak. Pada kesulitan makan yang berat dan berlangsung
lama akan berdampak pada kesehatan dan tumbuh kembang anak. Gejala
yang timbul tergantung dari jenis dan jumlah zat gizi yang kurang. Bila
anak hanya tidak menyukai makanan tertentu misalnya buah atau sayur
akan terjadi defisiensi vitamin A. Bila hanya mau minum susu saja akan
terjadi anemi defisiensi besi. Bila kekurangan kalori dan protein akan
tidak mau makan meskipun orang tua sudah menyiapkan makanan terbaik.
a. Porsi kecil
makannya.
b. Beri pujian
disukainya.
halnya kehadiran kakak atau anak lain juga menyebabkan anak kurang
j. Mengganti suasana
misalnya bagi anak yang biasa makan di meja makan dapat divariasi
l. Bersikap cerdik
Agar kebutuhan anak akan zat-zat gizi dapat terpenuhi, orang tua
disukai anak. Untuk itu, anda bisa menyajikan dalam bentuk makanan
dihaluskan.
piring, misalnya nasi, sayur dan lauk jadi satu. Turuti keinginan anak
tua untuk tidak memaksa anak makan dengan rapi sebab dengan cara
makan lagi, jangan paksa untuk makan mesti hanya satu suap lagi.
p. Bersabar
q. Memberi hadiah
menghabiskan makanannya.
sulit makan pada anak. Selain itu sikap ibu dapat membentuk
hubungan yang berarti antara pola asuh ibu dengan perilaku sulit
makan pada anak usia prasekolah, ini berarti bahwa pola asuh ibu
ibu atau anaknya. Oleh sebab itu, pola asuh sangat mempengaruhi