Anda di halaman 1dari 14

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan dikemukakan hasil dan pembahasan tentang

Pengaruh Relaksasi Benson Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada

Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Wara Kota

Palopo Tahun 2017.

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian metode Two Group

Pre Test and Post Test Design, dengan analisa data menggunakan uji statistik

Independent Sampel T Test dengan tingkat kemaknaan p < 0,05, yang artinya

H0 ditolak dan Ha diterima ini berarti ada pengaruh yang bermakna dari

relaksasi benson terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes

mellitus tipe 2 di wilayah kerja puskesmas Wara. Hasil penelitian ini

diperoleh dengan menggunakan kuisioner penelitian tentang pengaruh

relaksasi benson terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes

mellitus tipe 2.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 2017 sampai 10

September 2017 di Wilayah Kerja Puskesmas Wara, responden sebanyak 28

sampel kemudian sebelum responden di berikan terapi (pre test) terlebih

dahulu mengecek kadar gula darah responden setelah itu melakukan kontrak

waktu dengan reponden bahwa terapi ini akan berlangsung selama 7 hari dan

terapi ini dilakukan 2 kali dalam sehari dan pengecekan kadar gula darah

dilakukan setelah post test pada hari ke 7.

43
44

Hasil penelitian ini dikelompokkan menjadi dua yaitu data umum dan

khusus yang termasuk data umum adalah data demografi yang meliputi nama

(inisial), umur, jenis kelamin, dan agama sedangkan data khusus adalah data

hasil kuisioner pre test dan post test pengaruh relaksasi benson terhadap

penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2 Di

Wilayah Kerja Puskesmas Wara.

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Wara adalah salah satu dari 12 Puskesmas yang ada di

Kota Palopo yang terletak di pusat Kota Palopo Jl. Muin Sandewang No.

20 B tepatnya di Kelurahan Tompotikka Kecamatan Wara Kota Palopo.

Puskesmas Wara mempunyai luas wilayah kerja ±10.21 (km2). Puskesmas

wara berbatasan dengan Kecamatan Wara Utara di sebelah utara,

Kecamatan Wara Selatan di sebelah selatan, Kecamatan Wara Timur di

sebelah timur serta Kecamatan Mungkajang dan Kecamatan Wara Barat di

sebelah barat. Puskesmas Wara terdiri dari 5 Kelurahan yaitu Kelurahan

Tompotikka, Kelurahan Dangerakko, Kelurahan Boting, Kelurahan

Lagaligo dan Kelurahan Pajalesang.

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah Unit Pelaksana

Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab

menyelenggarakan Pembangunan kesehatan suatu atau sebagian wilayah

Kecamatan dan Puskesmas sebagai unit informasi fungsional di bidang

kesehatan dasar yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan,

membina peran serta masyarakat dan pelayanan dasar secara menyeluruh

dan terpadu. Untuk mewujudkan pelaksanaan fungsi dan program kegiatan


45

Puskesmas, maka telah dilengkapi dengan system manajemen seperti

SP2TP, lokakarya Mini, laporan bulanan, laporan triwulan, laporan

tahunan dan hal yang menunjang pelaksanaannya.

Puskesmas Wara dilengkapi dengan 4 (Empat) unit bangunan, 2

bangunan untuk perumahan perawat/ paramedis, 1 bangunan perumahan

untuk bidan, 1 bangunan perumahan untuk dokter umum. Pelayanan kese-

hatan di Puskesmas Wara sudah menerapkan ISO 2001-2008 pada tahun

2012 dan sudah menjadi puskesmas PONED sejak tahun 2005 serta

mendapatkan penghargaan sebagai puskesmas terbaik tahun 2014 oleh

BPJS Kesehatan Kota Palopo. Adapun visi dari Puskesmas Wara yaitu

“Mewujudkan Kota Palopo sehat dan mandiri dengan pelayanan

kesehatan prima dan pemberdayaan masyarakat” dengan misi sebagai

berikut :

a. Mengoptimalkan kinerja semua sumber daya yang dimiliki dengan

berorientasi pada kebutuhan masyarakat demi meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat dan lingkungannya, berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

b. Menyelenggarakan upaya kesehatan meliputi kegiatan promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitative secara berkesinambungan.

c. Menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan secara professional dan

bertanggung jawab sesuai standar mutu.

d. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengedepankan

kepuasan masyarakat dan kesejahteraan SDM Puskesmas.


46

e. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan

masyarakat beserta lingkungannya.

2. Karakteristik Demografi Responden

Pada bagian ini akan dijelaskan tentang karakteristik demografi

responden yang meliputi: usia, jenis kelamin, agama, pekerjaan,

kelompok. Hal ini dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Agama,

Pekerjaan, Dan Kelompok Responden Di Wilayah Kerja

Puskesmas Wara Kota Palopo Tahun 2017

Karakteristik Responden Frekuensi (%)


Umur
40-50 tahun 11 39.3
51-60 tahun 8 28.6
61-70tahun 9 32.1
Jenis Kelamin
Laki-laki 7 25.0
Perempuan 21 75.0
Agama
Islam 26 92.9
Kristen 2 7.1
Pekerjaan
Bekerja 6 21.4
Tidak Bekerja 22 78.6
Kelompok
Intervensi 14 50.0
Kontrol 14 50.0
Total 28 100.0
Sumber: Data Primer, 2017.

Berdasarkan taber 5.1 di atas, menunjukkan bahwa responden yang

mempunyai umur 40-50 tahun sebanyak 11 orang (39.3%), umur 51-60

tahun sebanyak 8 orang (28.6%), umur 61-70 tahun sebanyak 9 orang

(32.1%). Responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 7 orang

(25.0%), dan responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 21

orang (75.0%). Responden yang beragama Islam sebanyak 26 orang


47

(92.9%), dan respondeng yang beragama Kristen sebanyak 2 orang (7.1%).

Berdasarkan pekerjaan 28 responden, ada 6 orang (21.4%) yang bekerja

dan yang tidak bekerja sebanyak 22 orang (78.6%). Berdasarkan tabel 5.1

di atas kelompok responden dibagi menjadi 2, kelompok intervensi

sebanyak 14 orang (50.0%) dan kelompok kontrol sebanyak 14 orang

(50.0%).

3. Data Univariat

a. Kadar Gula Darah Sebelum Intervensi Kelompok Perlakuan

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Hasil Kadar Gula Darah

Sebelum Intervensi Responden Di Wilayah Kerja

Puskesmas Wara

Karakteristik Frekuensi %
Tidak Normal 14 100,0
Total 14 100,0
Sumber: Data Primer 2017

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukan dari14 responden penderita

diabetes mellitus tipe 2 yang kadar gula darahnya tidak normal

sebanyak 14 orang (100,0 %)

b. Kadar Gula Darah Setelah Intervensi Kelompok Perlakuan

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Hasil Kadar Gula Darah

Setelah Intervensi Responden Di Wilayah Kerja

Puskesmas Wara

Karakteristik Frekuensi %
Turun 13 92.9
Tidak Turun 1 7.1
Total 14 100,0
Sumber: Data Primer, 2017
48

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukan dari 14 responden penderita

diabetes mellitus tipe 2 yang kadar gula darahnya turun sebanyak 13

orang (92.9%) dan responden yang kadar gula darahnya tidak turun

sebanyak 1 orang (7.1%).

c. Kadar Gula Darah Kelompok Kontrol

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Hasil Kadar Gula Darah

Sebelum (Pretest) Responden Kelompok Kontrol Di

Wilayah Kerja Puskesmas Wara

Karakteristik Frekuensi %
Tidak Normal 14 100,0
Total 14 100,0
Sumber: Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukan dari 14 responden penderita

diabetes mellitus tipe 2 pada kelompok kontrol yang kadar gula

darahnya tidak normal sebanyak 14 orang (100,0 %)

d. Kadar Gula Darah Kelompok Kontrol

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Hasil Kadar Gula Darah

Setelah (Posttest) Responden Kelompok Kontrol Di

Wilayah Kerja Puskesmas Wara

Karakteristik Frekuensi %
Turun 9 64.3
Tidak Turun 5 35.7
Total 14 100,0
Sumber: Data Primer 2017

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukan dari 14 responden penderita

diabetes mellitus tipe 2 pada kelompok kontrol yang kadar gula

darahnya turun sebanyak 9 orang (64.3%) dan responden yang kadar

gula darahnya tidak turun sebanyak 5 orang (35.7%).


49

4. Data Bivariat

Pengaruh Relaksasi Benson Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah

Pada Penderita Diabetes Melitus.

Tabel 5.6 Analisa Hasil Postest Pengaruh Relaksasi Benson Terhadap

Penurunan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Melitus.

Kadar Gula Darah


Total P
Variabel Tidak Turun Turun
Value
n % n % n %
Kadar Gula Darah
14 100,0 0 0 14 100,0
sebelum intervensi
0.029
Kadar Gula Darah
1 7.1 13 92.9 14 100,0
setelah intervensi
Kadar Gula Darah
Kelompok Kontrol 14 100,0 0 0 14 100,0
Pretest
0.019
Kadar Gula Darah
Kelompok Kontrol 5 35.7 9 64.3 14 100,0
Posttest
Sumber: Data Primer, 2017.

Berdasarkan tabel 5.6 di atas menunjukkan bahwa dari 14

responden pada kelompok perlakuan sebelum diberikan intervensi kadar

gula darahnya turun dan tidak turun sebanyak 14 orang (100%) dan setelah

diberikan intervensi yang kadar gula darahnya meningkat sebanyak 1

orang (7.1%) dan kadar gula darahnya yang menurun sebanyak 13 orang

(92.9%). Pada kelompok kontrol kadar gula darah pretest yang kadar gula

darahnya turun dan tidak turun sebanyak 14 orang (100%) dan kadar gula

darah yang tidak turun pada kelompok kontrol posttest sebanyak 5 orang

(35.7%) dan yang menurun 9 orang (64.3%). Pada kelompok perlakuan

diperoleh nilai P=0.029 atau lebih kecil dari 0.05 yang artinya ada

pengaruh relaksasi benson terhadap penurunan kadar gula dara pada

penderita diabetes mellitus tipe 2, dan pada kelompok kontrol diperoleh


50

nilai P=0.019 atau lebih kecil dari 0.05 yang artinya ada pengaruh

pemberian relaksasi nafas dalam terhadap penurunan kadar gula darah

pada penderita diabetes mellitus tipe 2.

B. Pembahasan

1. Deskrip kadar gula darah sebelum intervensi

Kadar gula darah tidak terkontrol, akan mengalami berbagai

komplikasi baik akut maupun kronis. Komplikasi akut yang terjadi yaitu

hipoglikemi, hiperglikemi, ketoasidosis, dan infeksi. Sedangkan

komplikasi kronis yang terjadi yaitu makroangiopati dan mikroangiopati

(Atun, 2010 dalam Sukesi, 2015). Selain itu, salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi kadar gula darah adalah stress (Smeltzer & Bare, 2013).

Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari 14 responden penderita

diabetes mellitus tipe 2 yang kadar gula darahnya tidak normal sebanyak

14 orang (100,0 %), sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar gula darah

yang terbanyak adalah kadar gula darah tidak normal.

2. Deskripsi Kadar Gula Darah Setelah Intervensi

Relaksasi Benson dapat menghasilkan frekuensi gelombang alpha

pada otak yang bisa menimbulkan perasaan bahagia, senang, gembira, dan

percaya diri sehingga dapat menekan pengeluaran hormon kortisol,

epinefrin dan norepinefrin yang merupakan vasokontriksi kuat pada

pembuluh darah (Price 2005 dalam Juwita, 2016).

Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari 14 responden penderita

diabetes mellitus tipe 2 yang kadar gula darahnya turun sebanyak 13 orang
51

(92.9%) disebabkan frekuensi dan keteraturan latihan relaksasi Benson

yang diikuti dzikir dan mengingat Tuhan dalam hati yang dilakukan oleh

responden, perasaan tenang dan bahagia yang dialami oleh responden

ketika dilakukan relaksasi Benson, sehingga mencegah terjadinya stress.

Responden yang kadar gula darahnya tidak turun sebanyak 1 orang (7.1%)

disebabkan karena responden ini tidak mematuhi syarat menjadi responden

yaitu melakukan terapi relaksasi benson secara mandiri dan tidak mengatur

pola diet rendah gula.

3. Deskripsi Kadar Gula Darah Sebelum (Pretest) Responden Kelompok

Kontrol

Stres adalah satu kondisi ketika individu berespon terhadap

perubahan dalam status keseimbangan normal (Kozier, 2011 dalam Sukesi,

2015). Salah satu respon stress secara fisiologis adalah peningkatan kadar

gula darah (Potter & Perry, 2010 dalam Sukesi, 2015).

Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari 14 responden penderita

diabetes mellitus tipe 2 pada kelompok kontrol yang kadar gula darahnya

tidak normal sebanyak 14 orang (100,0 %), sehingga dapat disimpulkan

bahwa kadar gula darah yang terbanyak adalah kadar gula darah tidak

normal.

4. Deskripsi Kadar Gula Darah Setelah (Posttest) Responden Kelompok

Kontrol

Proses pernafasan pada relaksasi nafas dalam merupakan proses

masuknya O2 melalui saluran nafas kemudian masuk ke paru dan diproses

ke dalam tubuh, kemudian selanjutnya diproses dalam paru-paru tepatnya


52

di bronkus dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh vena dan

nadi untuk memenuhi kebutuhan akan O2. Apabila O2 dalam untuk

tercukupi maka manusia berada dalam kondisi seimbang. Kondisi ini akan

menimbulkan keadaan rileks secara umum pada manusia. Perasaan rileks

akan diteruskan ke hipotalamus untuk menghasilkan Corticotropin

Releasing Factor (CRF). Selanjutnya CRF merangsang kelenjar di bawah

otak untuk meningkatkan produksi Proopioidmelanocortin (POMC)

sehingga produksi enkephalin oleh medulla adrenal meningkat. Kelenjar di

bawah otak juga menghasilkan β endorphin sebagai neurotransmitter yang

mempengaruhi suasana hati menjadi rileks. Meningkatnya enkephalin dan

β endorphin dan lansia akan merasa lebih rileks dan nyaman (Taylor 2001

dalam Juwita, 2016).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 14 responden

penderita diabetes mellitus tipe 2 pada kelompok kontrol yang kadar gula

darahnya turun sebanyak 9 orang (64.3%) ini disebabkan karena responden

mengikuti teknik relaksasi nafas dalam dengan baik dan benar, reponden

juga melakukan relaksasi nafas dalam secara mandiri dan responden yang

kadar gula darahnya tidak turun sebanyak 5 orang (35.7%) disebabkan

responden tidak melakukan teknik relaksasi nafas dalam secara mandiri

dan tidak mengatur pola diet rendah gula.

5. Deskripsi pengaruh relaksasi benson Terhadap Penurunan Kadar Gula

Darah

Relaksasi Benson dapat menghasilkan frekuensi gelombang alpha

pada otak yang bisa menimbulkan perasaan bahagia, senang, gembira, dan
53

percaya diri sehingga dapat menekan pengeluaran hormon kortisol,

epinefrin dan norepinefrin yang merupakan vasokontriksi kuat pada

pembuluh darah (Price 2005 dalam Juwita, 2016).

Hasil penelitian yang dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas

Wara Kota Palopo diketahui ada pengaruh relaksasi benson terhadap

penurunan kadar gula darah (p=0.029) atau p=<0.05. Pada kelompok

perlakuan menunjukan dari 14 responden penderita diabetes mellitus tipe 2

setelah diberikan intervensi relaksasi benson yang kadar gula darahnya

turun sebanyak 13 orang (92.9%) dan responden yang kadar gula darahnya

tidak turun sebanyak 1 orang (7.1%). Sedangkan pada kelompok kontrol

menunjukan dari 14 responden penderita diabetes mellitus tipe 2 pada

kelompok kontrol yang kadar gula darahnya turun sebanyak 9 orang

(64.3%) dan responden yang kadar gula darahnya tidak turun sebanyak 5

orang (35.7%).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh relaksasi benson

dapat menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2

dengan nilai Sigma pada uji t p=0.029 sedangkan pada kelompok kontrol

menunjukkan bahwa ada pengaruh relaksasi nafas dalam dapat

menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2.

Penurunan pada kadar gula darah dikarenakan 4 hal. Yang pertama adalah

frekuensi dan keteraturan latihan relaksasi Benson yang diikuti dzikir dan

mengingat Tuhan dalam hati yang dilakukan oleh responden. Pada

kelompok perlakuan diberikan terapi relaksasi Benson sebanyak 2 kali

selama 7 hari yang berdurasi 15 menit tiap kali terapi. Kemungkinan kedua
54

adalah karena selama proses terapi relaksasi Benson, responden

didampingi oleh peneliti, sehingga intensitas setiap prosedur yang

dilakukan responden menjadi lebih tepat. Yang ketiga adalah sebagian

besar dari responden mengikuti program Prolanis yang diadakan oleh

Puskesmas Wara Kota Palopo satu kali seminggu. Program yang

dijalankan oleh Puskesmas Wara ini, responden dapat melakukan senam

dan pemeriksaan sehingga dapat mencegah tingginya kadar gula darah.

Yang keempat adalah perasaan tenang dan bahagia yang dialami oleh

responden ketika dilakukan relaksasi Benson, sehingga mencegah

terjadinya stress. Adanya penurunan kadar gula darah pada responden pada

kelompok perlakuan ini dibuktikan dengan lebih rendahnya kadar gula

darah responden ketika post test.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Juwita

(2016) yang menunjukkan bahwa ada pengaruh terapi relaksasi benson

terhadap kadar gula darah pada lansia dengan diabetes dengan nilai p =

0.001. Hasil penelitian tersebut menerangkan jika relaksasi benson dapat

menurunkan kadar gula darah pada lansia dengan diabetes karena perasaan

tenang dan bahagia yang dialami oleh responden ketika dilakukan

relaksasi Benson, sehingga mencegah terjadinya stress.

Hasil penelitian pada kelompok kontrol juga mengalami penurunan

kadar gula darah, namun tidak cukup besar dan tidak pada semua

responden dengan nilai p=0.019. Hal ini terjadi karena responden

melakukan teknik relaksasi nafas dalam yang dilakukan sampai responden

merasa tenang. Hasil penelitian pada kelompok kontrol ini sejalan dengan
55

penelitian yang dilakukan oleh Sukesi (2015) yang menunjukkan bahwa

ada pengaruh yang signifikan latihan slow deep breathing terhadap kontrol

kadar gula darah pada pasien DM tipe 2, setelah dilakukan uji independent

t test dengan nilai p=0.000 (α <0.05).

C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan adalah kelemahan atau hambatan dalam penelitian. Dalam

penelitian ini keterbatasan yang dihadapi peneliti adalah:

1. Pengambilan kadar gula darah dengan menggunakan alat autocheck

glucose sehingga hasilnya tidak dapat diubah.

2. Responden pada kelompok kontrol ada yang melakukan teknik relaksasi

nafas dalam dan ada yang tidak melakukannya, sehingga kadar gula darah

responden ada yang turun dan tetap dengan alasan kesibukan.

3. Jumlah sampel pada penelitian ini tidak cukup sesuai jumlah sampel yang

ditetapkan dikarenakan waktu peneliatian yang singkat dan beberapa

responden yang berada di wilayah kerja Puskesmas Wara berpindah

tempat tinggal.

D. Implikasi Untuk Keperawatan

Implikasi hasil penelitian dalam keperawatan yaitu dimana dengan

terbukti adanya pengaruh relaksasi benson terhadap penurunan kadar gula

darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2, maka penelitian ini dapat

dijadikan salah satu intervensi keperawatan dalam menyusun asuhan


56

keperawatan yang professional dapat memasukkan terapi relaksasi benson

sebagai terapi komplementer untuk tindakan mandiri keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab I
    Bab I
    Dokumen6 halaman
    Bab I
    sridewi
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen63 halaman
    Bab Ii
    sridewi
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen58 halaman
    Bab Iii
    sridewi
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen2 halaman
    Bab Iii
    sridewi
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen86 halaman
    Bab Ii
    sridewi
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen16 halaman
    Bab Iv
    sridewi
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen12 halaman
    Bab V
    sridewi
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen8 halaman
    Bab Iv
    sridewi
    Belum ada peringkat
  • BAB II Baru
    BAB II Baru
    Dokumen77 halaman
    BAB II Baru
    sridewi
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen40 halaman
    Bab Ii
    sridewi
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Margiati Revisi
    Skripsi Margiati Revisi
    Dokumen76 halaman
    Skripsi Margiati Revisi
    sridewi
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi
    Bab Vi
    Dokumen3 halaman
    Bab Vi
    sridewi
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Sunardi
    Skripsi Sunardi
    Dokumen27 halaman
    Skripsi Sunardi
    sridewi
    Belum ada peringkat
  • SKRIPSI Wiwin Handayani
    SKRIPSI Wiwin Handayani
    Dokumen92 halaman
    SKRIPSI Wiwin Handayani
    sridewi
    Belum ada peringkat
  • Ulia Eka Ningsih Skripsi
    Ulia Eka Ningsih Skripsi
    Dokumen60 halaman
    Ulia Eka Ningsih Skripsi
    sridewi
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Anita 2
    Skripsi Anita 2
    Dokumen88 halaman
    Skripsi Anita 2
    sridewi
    Belum ada peringkat
  • Isi Skripsi Yurli
    Isi Skripsi Yurli
    Dokumen49 halaman
    Isi Skripsi Yurli
    sridewi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen6 halaman
    Bab I
    sridewi
    Belum ada peringkat
  • BAB I SD BAB VI
    BAB I SD BAB VI
    Dokumen75 halaman
    BAB I SD BAB VI
    sridewi
    Belum ada peringkat
  • Pembahasan Skripsi ZIA
    Pembahasan Skripsi ZIA
    Dokumen40 halaman
    Pembahasan Skripsi ZIA
    sridewi
    Belum ada peringkat
  • Pembahasan Skripsi DIANI
    Pembahasan Skripsi DIANI
    Dokumen36 halaman
    Pembahasan Skripsi DIANI
    sridewi
    Belum ada peringkat
  • OUTLINE MINI PROPOSAl1
    OUTLINE MINI PROPOSAl1
    Dokumen4 halaman
    OUTLINE MINI PROPOSAl1
    sridewi
    Belum ada peringkat