NIM: 012018080
NIM: 012018080
JURUSAN KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KURNIA JAYA PERSADA PALOPO
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh:
ULIA EKA NINGSIH
012018080
Tim Penguji :
Tim Pembimbing
Pembimbing I, Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Ketua
STIKES Kurnia Jaya Persada Program Studi Keperawatan
Palopo Profesi Ners
Persada Palopo
Yang Menyatakan,
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
Nurses are human resources who play a very large role in providing the
best health services for patients so that productivity can increase, the more
workload the nurse carries, the higher the level of concentration is carried out by
nurses so that all the work done can be completed properly. Along with the
amount of work carried out the level of stress on a person will increase. This can
trigger various factors including insufficient sleep quality.
This study aims to determine the relationship between the level of work
stress and the sleep quality of nurses. The research design used thematic analysis.
The research subjects were 60 journals published in Google Scholar, which after
being included in the inclusion criteria and exclusion criteria, the total sample size
was 2 journals. The technique of collecting data is by taking journals on google
scholar using the keywords Job Stress Level, Nurses, Sleep Quality.
The results of the study found that there was a relationship between the
level of work stress and the sleep quality of nurses.
The conclusion of the study is that the two journals studied show that
there are differences in the relationship, but when viewed from the same dominant
percentage, that is, respondents have a moderate level of work stress and poor
sleep quality. It can be concluded that nurses who experience moderate work
stress can cause poor sleep quality, moderate work stress due to the decreased
immune system due to decreased performance of the body's organs and physical
lack of energy which has an impact on reducing the performance of the body's
muscles which causes physical and mental imbalance.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan mengucapkan Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan
atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penyusunan
skripsi yang berjudul “HUBUNGAN TINGKAT STRES KERJA DENGAN
KUALITAS TIDUR PERAWAT TAHUN 2020” ini dapat diselesaikan guna
memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan pada Jurusan
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kurnia Jaya Persada Palopo Tahun
2018 .Perjalanan panjang telah penulis lalui dalam rangka perampungan penulisan
skripsi ini. Banyak hambatan yang dihadapi dalam penyusunannya, namun berkat
kehendak-Nyalah sehingga penulis berhasil menyelesaikan penyusunan skripsi
ini. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati, pada kesempatan ini patutlah
kiranya penulis mengucapkan terima kasih kepada
1. Yth.Kedua orangtua saya Ayahanda Kasno Susilo dan Ibunda Saya
Sumiati yang senantiasa memberikan dukungan dan kasih sayang kepada
penulis.
2. Yth. kedua anak saya yang tercinta Kevyn Rhaditya dan Alby Al Faeyza
Yang Menjadi Alasan Saya masih bersemangat untuk melanjutkan Studi.
3. Yth.Saudara Kandung Saya Adinda Nita Yuniati,Spd, Adinda Yudi
Purnomo,Spd, adinda Serda Joko Priono, Dan Adik Bungsu saya Nurul Sri
Atikah Sari yang slalu mendukung dan memberikan suport terkait masalah
pendidikan.
4. Yth.Kepala UPT Puskesmas Wonokerto Bapak Darsallam,SKM yang
Telah Bersedia Memberikan Saya Ijin belajar Melanjutkan studi ke jenjang
S1 juga teman-teman sejawat yang mensuport
5. Yth.Bapak Kasubag Umum Syahruddin,SKM dan rekan-rekan Di Kabag
Umum Rsud Andi Djemma Masamba,Saudara Ns.Muh.Rofik
Efendi,S.Kep dan Saudara Hendrik,SKM,Juga Sepupu Cantik Saya Novita
Lisa Anggraeni Stephanus,SKM.MPH, yang Membantu saya dalam proses
pembuatan Sksripsi ini
6. Yth.Segenap Dosen Pengajar pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kurnia
Jaya Persada Palopo yang Telah diberikan Kepada Penulis Selama
penelitian
7. Yth.Sahabat-Sahabat Saya Dyah Lestari Handayani,SE , Harisa,S.Kep.Ns,
Rostina Syam Amd.Kep, Ambran Arakian, Aditya Ryan Saputra dan
Masih Banyak Yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu terimakasih
karna hingga detik ini masih menjadi sahabat-sahabat terbaik saya yang
tidak mungkin saya lupakan
8. Yth.Seluruh teman-teman sejawat angkatan 2018 Terimakasih atas
dukungan moral kalian semua
Akhir kata, penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan manfaat.
Penulis pun berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan semoga
Allah SWT memberi lindungan bagi kita semua.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
HALAMAN SAMPUL DALAM SKRIPSI.............................................. ii
LEMBARPENGESAHAN........................................................................ iii
LEMBARPERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN........................ iv
KATA PENGANTAR................................................................................ v
ABSTRACT................................................................................................ vii
DAFTAR ISI............................................................................................... ix
DAFTAR TABEL...................................................................................... xi
DAFTAR SKEMA..................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian............................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................... 5
A. Tinjauan Umum Tentang Tingkat Stres............................... 5
B. Tinjauan UmumTentang Kualitas Tidur.............................. 15
C. Tinjauan UmumTentang Perawat........................................ 31
D. Kerangka Teori.................................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN......................................................... 34
A. Desain Penelitian.................................................................. 34
B. Prosedur Pengumpulan Data................................................ 34
C. Waktu Penelitian.................................................................. 35
D. Analisa Data......................................................................... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................... 33
A. Gambaran Pengambilan Data............................................... 35
B. Hasil Studi Literature........................................................... 35
C. Pembahasan.......................................................................... 42
D. Keterbatasan Penelitian........................................................ 49
ix
E. Implikasi Penelitian.............................................................. 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................... 53
A. Kesimpulan .......................................................................... 53
B. Saran..................................................................................... 53
Daftar Pustaka............................................................................................ 55
Dafar Lampiran ........................................................................................ 57
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawat merupakan sumber daya manusia yang memegang peranan
yang sangat besar dalam memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi
pasien sehingga produktivitas dapat meningkat, semakin banyak beban kerja
yang diemban perawat semakin tinggi juga tingkat kosentrasi dilakukan
perawat agar semua pekerjaan yang dilakukan dapat terselesaikan dengan
baik. Seiring dengan banyaknya pekerjaan diemban tingkat stres pada
seseorang akan meningkat. Hal tersebut dapat memicu berbagai faktor
diantaranya kualitas tidur yang kurang tercukupi. Saat ini stres kerja
merupakan isu global yang berpengaruh pada seluruh profesi dan pekerja di
negara maju maupun berkembang (ILO, 2016). Berdasarkan data dari WHO,
sekitar 450 juta orang di dunia mengalami gangguan mental dan perilaku
(WHO, 2003). WHO memprediksi stres kerja akan menjadi ancaman utama
kesehatan manusia menjelang tahun 2020 (Makhbul et al, 2013). Menurut
survei dari Northwestern National Life,40% pekerja melaporkanpekerjaan
mereka luar biasamengakibatkan stres (NIOSH). Surveinasional yang
dilakukan oleh Health and Safety Excecutive (HSE) pada tahun 2014-2015 di
inggris melaporkan jumlah kasusantara stres, depresi dan ansietas
terkaitpekerjaan rata-rata 1380 dari 100.000pekerja (Health and Safety
Executivev,2015). Survei oleh America Psychological Assosiation (APA)
pada tahun 2011,sebanyak 20% pekerja mengalami streskerja berat. Pada era
globalisasi ini perawat dituntut untuk melakukan perbaikan dan menigkatkan
kualitas pelayanan kesehatan. Untuk mencapai kualitas pelayanan kesehatan
yang baik maka perawat dituntut untuk menjadi perawat yang profesional
(Giriwati, 2011).Menurut Perwitasari et al (2016), bahwa seluruh tenaga
profesional di rumah sakit memiliki risiko stres, namun perawat memiliki
tingkat stres yang lebih tinggi. Angka prevalensi stres kerja perawat di
1
2
3. Bagi Peneliti
Merupakan pengalaman berharga bagi peneliti yang merupakan
pemula dalam melakukan penelitian, terutama mengenai Hubungan
Tingkat Stres Kerja Dengan Kualitas Tidur Perawat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Tingkat Stres
1. Pengertian Stres
Stres merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin yang berarti
“keras” (stricus). Istilah ini mengalami perubahan seiring dengan stingere
perkembangan penelaahan yang berlanjut dari waktu ke waktu dari straise,
strest, stresce, stress. Stres merupakan suatu keadaan di mana seseorang
mengalami ketegangan karena adanya kondisi-kondisi yang memengaruhi
dirinya (Nasrudin, 2010). Stres sebagai keadaan atau kondisi yang tercipta
bila transaksi seseorang yang mengalami stres dan hal yang dianggap
mendatangkan stres membuat orang yang bersangkutan melihat
ketidaksepadanan antara keadaan atau kondisi dan sistem sumber daya
biologis, psikologis, dan sosial yang ada padanya (Hardjana dalam
Nasrudin, 2010). Dalam kamus psikologi (Chaplin, 2011) stres adalah
suatu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis. Stres adalah
ketidakmampuan mengatasi ancaman yang dihadapi oleh mental, fisik,
emosional, dan spiritual manusia, yang pada suatu saat dapat
mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut, National Safety Council
dalam Wulandari (2017) Stres merupakan keadaan ketika seseorang
merasa ketidaknyamanan mental dan batin yang disebabkan oleh perasaan
tertekan.. Menurut American Institute of Stress (2010), tidak ada definisi
yang pasti untuk stres karena setiap individu akan memiliki reaksi yang
berbeda terhadap stres yang sama. Stres bersifat individu dan pada
dasarnya bersifat merusak bila tidak adanya keseimbangan antara daya
tahan mental individu dengan beban stres yang dirasakan.
Menurut Gibson Ivancevich (dalam Hermita, 2011) “Stres sebagai
suatu tanggapan adaktif, ditengahi oleh perdebatan individual dan/atau
proses psikologis, yaitu suatu konsekuensi dari setiap kegiatan
(lingkungan), situasi, atau kejadian eksternal yang membebani tuntutan
psikologis atau fisik yang berlebihan terhadap seseorang. Stres adalah
5
6
diterima dari pusat yang lebih tinggi misalnya pikiran, reseptor sensori
perifer misalnya stimulasi suara atau cahaya, dan sistem limbik misalnya
emosi (Potter & Perry, 2010).
Seseorang akan memejamkan mata dan mengasumsikan posisi
santai ketika berusaha untuk tidur. Stimulasi dan aktivasi RAS akan terus
menurun jika ruangan gelap dan sepi, lalu BSR akan mengambil alih
sehingga menyebabkan tidur (Potter & Perry, 2010). Oleh karena itulah
siklus atau perubahan dalam tidur diatur oleh sistem pada batang otak yang
yaitu RAS dan BSR (Hidayat & Uliyah, 2015).
3. Tujuan Dan Manfaat Tidur
Fungsi dan tujuan tidur secara jelas tidak diketahui, akan tetapi
diyakini bahwa tidur dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan
mental, emosional, kesehatan, mengurangi stres pada paru, kardiovaskular,
endokrin, dan lain-lain. Energi disimpan selama tidur sehingga dapat
diarahkan kembali pada fungsi seluler yang penting. Secara umum terdapat
dua efek fisiologis dari tidur yaitu pertama, efek pada sistem saraf yang
diperkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan di
antara berbagai susunan saraf; dan kedua, efek pada struktur tubuh dengan
memulihkan kesegaran dan fungsi dalam organ tubuh karena selama tidur
terjadi penurunan (Hidayat & Uliyah, 2015).
Tidur secara rutin dapat memulihkan proses biologis tubuh. Tubuh
melepaskan hormon pertumbuhan manusia untuk perbaikan dan
pembaruan sel epitel dan sel-sel khusus seperti sel-sel otak (Jones, 2005
dalam Potter & Perry, 2010). Selama tidur juga terjadi sintesis protein
danpembelahan sel untuk peremajaan jaringan seperti kulit, tulang,
mukosa lambung, atau otak (Potter & Perry, 2010).
Saat tidur hormon-hormon juga lebih aktif diproduksi, di mana hal
tersebut penting untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi kerja otak dan
melancarkan pengangkutan asam amino dari darah ke otak. Salah satu
hormon penting seperti kortisol mencapai titik tertinggi sejak tengah
malam hingga pagi dini hari (Siregar, 2011).
17
dan 4 adalah tidur yang lebih dalam yang disebut tidur gelombang
lambat (Potter &Perry, 2015).
Menurut Hidayat dan Uliyah (2015) tahapan tidur jenis
gelombang lambat adalah sebagai berikut:
1) Tahap I
Tahap 1 merupakan tahap transisi antara bangun dan tidur
dengan ciri yaitu rileks, masih sadar dengan lingkungan, merasa
mengantuk, bola mata bergerak dari samping ke samping, frekuensi
nadi dan napas sedikit menurun, dapat bangun segera selama tahap
ini berlangsung selama 5 menit.
2) Tahap II
Tahap II merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus
menurun dengan ciri yaitu mata pada umumnya menetap, denyut
jantung dan frekuensi napas menurun, temperatur tubuh menurun,
metabolisme menurun, berlangsung pendek dan berakhir 10-15
menit.
3) Tahap III
Tahap III merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi dan
frekuensi napas dan proses tubuh lainnya lambat, disebabkan oleh
adanya dominasi sistem saraf parasimpatis dan sulit untuk bangun.
4) Tahap IV
Tahap IV merupakan tahap tidur dalam dengan ciri kecepatan
jantung dan pernapasan turun, jarang bergerak dan sulit
dibangunkan, gerak bola mata cepat, sekresi lambung menurun, serta
tonus otot menurun.
b. Tidur Paradoks / REM
Rapid Eye Movement adalah fase pada akhir setiap siklus tidur.
Faktor yang berbeda-beda meningkatkan atau mengganggu pada
berbagai tahapan dari siklus tidur (Potter & Perry, 2010). Tidur jenis ini
dapat berlangsung pada tidur malam yang terjadi selama 5-20 menit,
rata-rata timbul 90 menit. Periode pertama terjadi selama 80-100 menit,
19
akan tetapi apabila kondisi orang sangat lelah, maka awal tidur sangat
cepat bahkan jenis tidur ini tidak ada (Hidayat & Uliyah, 2015).
Menurut Hidayat dan Uliyah (2015) ciri tidur paradoks adalah
sebagai berikut:
1) Biasanya disertai dengan mimpi aktif.
2) Lebih sulit dibangunkan daripada selama tidur nyenyak gelombang
lambat.
3) Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan, menunjukkan
inhibis kuat proyeksi spinal atas sistem pengaktivasi retikularis.
4) Frekuensi jantung dan pernapasan menjadi tidak teatur.
5) Pada otot perifer terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur.
6) Mata cepat tertututp dan terbuka, nadi cepat dan irregular, tekanan
darah meningkat atau berfluktuasi, sekresi gaster meningkat, dan
metabolisme meningkat.
7) Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan
dalam belajar, memori, dan adaptasi.
Secara umum, siklus tidur normal adalah sebagai berikut:
Kantuk pra-tidur
Tidur REM
NREM NREM
Tahap 2 Tahap 3
Skema 2.1 tahapan siklus tidur dewasa (Potter & Perry, 2010)
Pola tidur dimulai dengan periode pratidur di mana seseorang
tersebut hanya sadar dari kantuk yang secara bertahap meningkat.
Periode ini biasanya berlangsung selama 10-30 menit, tetapi bisa
20
juga berlangsung selama satu jam atau lebih jika orang tersebut
kesulitan untuk tertidur (Potter & Perry, 2010).
Selama tidur, individu melewati tahap tidur NREM dan
REM. Siklus tidur yang komplet normalnya berlangsung selama
1,5 jam, dan setiap orang biasanya melalui empat hingga lima
siklus selama 7-8 jam tidur. Siklus tersebut dimulai dari tahap
NREM yang berlanjut ke tahap REM. Tahap NREM I-III
berlangsung selama 30 menit, kemudian diteruskan ke tahap IV
selama ± 20 menit. Tahap I REM muncul sesudahnya dan
berlangsung selama 10 menit (Asmadi, 2008 dalam Kasiati &
Rosmalawati, 2016).
5. Kualitas Tidur
Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga
seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah terangsang
dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di sekitar mata, kelopak mata
bengkak, konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit
kepala, dan sering menguap atau mengantuk (Hidayat, 2006 dalam
Budiawan et al., 2016). Kualitas tidur adalah kemampuan individu untuk
dapat tetap tidur, tidak hanya mencapai jumlah atau lamanya tidur.
Kualitas tidur menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan
memperoleh jumlah istirahat yang sesuai dengan kebutuhannya
(Sulistiyani, 2012).
Kebutuhan tidur setiap individu berbeda-beda, tergantung usia
setiap individu tersebut, dan setiap individu harus memenuhi kebutuhan
tidurnya agar dapat menjalankan aktifitas dengan baik. Pola tidur yang
buruk dapat berakibat kepada gangguan keseimbangan fisiologi dan
psikologi. Menurut Potter dan Perry (2010) dalam Sarfriyanda, et al.
(2015) dampak fisiologi meliputi penurunan aktifitas sehari-hari, rasa
lelah, lemah, penurunan dayatahan tubuh dan ketidakstabilan tanda-tanda
vital. Menurut Pitaloka, et al. (2015) masalah psikologis yang dapat
21
skor komponen tidur. Skor PSQI > 5 memiliki kualitas tidur yang buruk,
sedangkan skor PSQI ≤ 5 memiliki kualitas tidur yang baik (Lemma et al.,
2014).
Ratnasari (2016) juga menggunakan alat ukur PSQI dan melakukan
uji validitas dan reliabilitas kepada 30 responden. Hasil uji validitas
menunjukkan sejumlah 18 komponen pertanyaan valid karena r hitung
lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikansi 0,361. Rentang nilai r
hitung pada uji validitas ini yaitu 0,365-0,733. Hasil uji reliabilitas
menunjukkan bahwa komponen pertanyaan valid dan reliabel dengan nilai
0,741.
C. Tinjauan Tentang Perawat
1. Definisi Perawat
Menurut UU RI. No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, Perawat
adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan
tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimiliki diperoleh melalui
pendidikan keperawatan (Budiono, 2016.) ICN (International Council of
Nursing, 1965), Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan
pendidikan keperawatan yang memenuhi syarat serta berwenang di
negeri bersangkutan untuk memberikan pelayanan keperawatan yang
bertanggung jawab untuk meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit
dan pelayanan penderita sakit. (Budiono, 2016.)Menurut Wardah,
Febrina, Dewi (2017) berpendapat bahwa perawat adalah tenaga yang
bekerja secara professional memiliki kemampuan, kewenangan dan
bertanggung jawab dalam melaksanakan asuhan keperawatan
2. Peran Dan Fungsi Perawat
Peran dan fungsi perawat menurut Berman et al (2016) adalah
sebagai pemberi asuhan, komunikator, pendidik, advokat klien, konselor,
agen pengubah, pemimpin, manajer, manajer kasus, serta konsumen
penelitian dan pengembangan karir keperawatan. Berikut adalah
pembahasan lebih lanjut mengenai peran perawat menurut Berman et al
(2016):
26
Penyebab
1.Stressor lingkungan fisik
2.Stressor Individu Faktor-faktor yang mempengaruhi Stres
3.Stressor Kelompok 1.Beban Kerja
4. Stressor Keorganisasian 2.Tekanan dan Sikap Pemimpin yang Kurang adil dan Wajar
3.Waktu dan Peralatan kerja yang tidak Memadai
4.Konflik antara pribadi dan pemimpin dan kelompok kerja
5.Balas Jasa yang Rendah
6.Masalah Keluarga
KUALITAS
TIDUR PERAWAT
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian pada penelitian ini menggunakan desain penelitian
literature review. Penelitian literature review dilakukan untuk melakukan analisis
terhadap hasil penelitian, artikel, buku maupun hasil konfrensi suatu topik.
Literatur review adalah melibatkan pencarian sistematis untuk studi dan
bertujuan untuk laporan transparan identifikasi studi, membuat pembaca jelas
tentang apa yang dilakukan untuk mengidentifikasi studi, dan bagaimana temuan
dari tinjauan tersebut terletak pada bukti yang relevan.
Penelitian yang akan dilaksanakan ini akan meneliti tentang Hubungan
antara Tingkat Stres Kerja Dengan Kualitas Tidur Perawat
B. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumplan data merupakan satu bagian penting dalam sebuah
penelitian. Penelitian ini akan menggunakan metode pengumpulan data dengan
mengumpulkan artikel hasil penelitian yang diterbitkan di google dan google scholar
yang dapat diakses secara gratis.
Metode pengumpulan data menggunakan teknik kata kunci untuk
mengumpulkan artikel yang terkait dengan tema penelitian yang akan diteliti. Kata
kunci yang akan digunakan yaitu:
1. Stres Kerja
2. Perawat
3. Kwalitas Tidur
Guna meningkatkan keakuratan data yang akan dianalisis, maka peneliti
menetapkan kriteria inklusi dan ekskhlusi yang akan digunakan dalam
penelitian ini yaitu:
30
31
Tabel 3.1
kriteria inklusi dan eksklusi
Kriteria Inklusi Eksklusi
Jangka waktu Jurnal yang terbit pada tahun Jurnal yang diterbitkan
2015 sampai dengan 2020 pada tahun 2014 kebawah
Bahasa Bahasa Indonesia Bahasa internasional
Subjek Perawat Tidak ada
Jenis jurnal Original artikel Review artikel
Jenis paper Full paper dan abstrak Tidak ada
C. Waktu Penelitian
Analisa artikel ini akan dilakukan pada bulan juli sampai dengan Agustus
2020.
D. Analisa Data
Adapun teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan analisis PICO. Adapun analisis PICO yang dimaksud adalah:
P = Patient/Populasi/Sampel
I = Implementasi/intervensi/exposure
O = Outcomes/hasil
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
kata kunci yang telah ditentukan yaitu “Tingkat Stres Kerja dan Kualitas
keperawatan maka terpilih dua artikel yaitu Tingkat Stres Kerja dengan
32
33
Kualitas Tidur penelitian teknik total membagikan perawat ICU dan HCU RSUD Wates
Perawat kuantitatif sampling. Kriteria kuesioner RSUD Wates pada periode
Di Intensive dengan inklusi dalam kepada mempunyai kualitas Mei-Juni 2017
Care Unit Dan pendekatan penelitian ini yaitu: responden tidur buruk. Secara rinci
High Care Unit cross perawat yang bersedia kualitas tidur yang
Rumah Sakit sectional menjadi buruk dialami oleh
Umum Daerah dan analitik subjek penelitian, 81,3% responden
Wates perawat yang berusia bekerja secara shift,
Kabupaten antara 20-65 tahun, 100% responden dengan
Kulon Progo perawat yang bekerja kelelahan sedang, 75,8%
di responden dengan stress
ruang ICU dan HCU sedang, 83,3%
baik secara shift responden yang
maupun non shift mempunyai perilaku
makan sebelum tidur,
75% responden dengan
≥2 gaya hidup
(kebiasaan), dan 79,4%
responden yang ada
gangguan lingkungan.
Berdasarkan uji statistik
didapatkan p value
36
mengenai tingkat stres kerja perawat membuktikan bahwa kurang dari separuh
Penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat stres sedang yang dimiliki perawat
didasarkan oleh beberapa faktor seperti kelelahan, beban kerja dan sifat kerja.
menurunkan sistem imunitas akibat penurunan kinerja organ tubuh dan fisik
stress sedang dimana 75,8% yang tidak diatasi dengan baik akan memilikiresiko
untuk menjadi stress berat dan kualitas tidurnya akan semakin buruk
Puskesmas Dau Malang yang dilakukan oleh Eva Susanti diperoleh bahwa lebih
dari separuh perawat mengalami kualitas tidur buruk (59,4%). Kualitas tidur
buruk yang dialami responden didasarkan oleh beberapa faktor seperti penyakit,
diet dan nutrisi, serta stres psikologis. Berdasarkan hasil penelitian maka kualitas
tidur buruk yang dialmi perawat didasarkan oleh stres psikologis yang
diakibatkan oleh pekerjaan yang memiliki tanggung jawab yang sangat tinggi
37
38
Hal ini sejalan dengan hasil analisa univariat yang dilakukan oleh Hety
Trisnawati yang menyatakan Tingginya angka kualitas tidur buruk pada perawat
di ICU dan HCU RSUD Wates menjadikan perlu adanya perhatian lebih lanjut.
Hal ini dikarenakan adayaberbagai dampak negatif yang dapat ditimbulkan bila
itu dampak lain yang dirasakantubuh adalah mudah lelah, daya tahan tubuh
hubungan tingkat stres kerja dengan kualitas tidur pada perawat di Puskesmas
DAU, Malang. Hasil tabulasi silang diketahui dari 14 (43,8%) responden yang
kualitas tidur buruk, hal ini didukung oleh r value = 0,623 membuktikan terdapat
hubungan searah yang cukup tinggi antara tingkat stres kerja dengan kualitas
mengalami stres kerja sedang dapat menyebabkan kualitas tidur buruk. Stres
kerja pada perawat disebabkan oleh penurunan kinerja fisik yang dialami selama
bekerja serta kelelahan secara emosi, munculnya stres kerja didasari oleh beban
kerja yang berlebihan, apabila hal ini terjadi secara berkelanjutan sampai perawat
penurunan kinerja organ tubuh dan fisik mengalami kekurangan energi yang
berdampak menurunkan kinerja otot-otot tubuh yang menyebabkan fisik dan
Hal ini berbeda yang didapatkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Hety Trisnawati Berdasarkan analisis data dengan mengunakan Uji Fisher Exact
dengan kualitas tidur dengan stress kerja dengan tingkat signifikansi α.5%.Tidak
tidur buruk. Nilai ini lebih besar dibandingkan dengan kelompok respondenyang
mengalami stress sedang dengan kualitas tidur buruk yang hanya 75,8%.Setelah
akanmenjadi faktor stress tersediri. Faktor stress ini berkaitan dengan mekanisme
mekanisme kopingyang tidak baik dan belum mampu beradaptasi dengan baik
39
40
perlu mencukupi kebutuhan tidur selama 7-8 jam/hari. Cara lain seperti
mengurangi beban fikiran atau stres kerja dengan melakukan rekreasi saat libur
kerja dan melakukan olahraga pagi atau sore apabila ada waktu luang sehingga
2017).
D. Keterbatasan Penelitian
ada beberapa keterbatasan yang dialami dan menjadi beberapa faktor keterbatasan,
agar dapat lebih diperhatikan bagi peneliti-peneliti yang akan datang dalam lebih
2. Jumlah literatur yang diteliti hanya dua artikel, sehingga objek penelitian
1. Pelayanan Keperawatan
2. Pendidikan Keperawatan
tentang tingkat stres kerja dengan kualiats tidur peawat yang lebih baik
lagi.
3. Penelitian Selanjutnya
berkaitan dengan tingkat stres kerja, faktor stres kerja dan cara mengatasi
41
42
BAB V
A. Kesimpulan
kerja dengan kualitas tidur pada perawat dengan melihat nilai p-value =
tingkat stres kerja dengan kualitas tidur pada perawat, sedangkan Hasil
variabel shift kerja, 0,557 untuk kelelahan, 0,557 untuk stress kerja,1,000
untuk perilaku makan, 0,685 untuk gaya hidup, 0,530 untuk lingkungan
yangsecara keseluruhan bernilai lebih dari 0,05 yang artinya tidak ada
75,8% dari kelompok tersebut memiliki kualitas tidur buruk yaitu 78%,
B. Saran
1. Pelayanan Keperawatan
seminar atau workshop tentang cara menatasi tingkat stres kerjayang dapat
mengatasi masalah yang berkaitan dengan stres kerja dengan kualiats tidur.
2. Pendidikan Keperawatan
43
DAFTAR PUSTAKA
Almasitoh, U.H. (2011). Stres Kerja Ditinjau dari Konflik Peran Ganda dan
Dukungan Sosial Pada Perawat. Jurnal Psikologi Islam. Vol. 8 No. 1. Hal
75.
Berman, A., Snyder, S. J., & Frandsen, G. (2016). Kozier &Erb's Fundamentals
of Nursing Concept, Process, and Practice (10th ed.). New Jersey:
Pearson Education.
Eva Susanti (2017) Hubungan Tingkat Stres Kerja Dengan Kualitas Tidur Pada
Perawat Di Puskesmas Dau Malang Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Malang Nursing News Volume 2, Nomor 3, 2017
Fandiani, Y., Wantiyah, & Juliningrum, P. P. (2017). The Effect of Dzikir Therapy
on Sleep Quality of College Students at School of Nursing University of
Jember. Nurseline Journal.
Hasibuan, SP. Melayu. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Health and Safety Executive. Work Related Stress Anxiety And Depression
Statistic In Great Britain 2015; 2015. Diperoleh tanggal 28 Januari 2016,
dari http://www.hse.gov.uk/statistics/ causdis/stress/stress.pdf
Hermita, 2011. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT Semen
Tonasa (PERSERO) Pangkep
Hidayati, W. (2012). Kualitas Tidur Lansia Balai Sosial Mandiri Semarang (Vol.1
No. 1) hal 189-196. Universitas Diponegoro. Semarang
Kaur, et al. 2015. Efectivenessof guided imagery technique on blood pressure and
stress level among elderly people. International journal of science and
research. College of nursing maharishi markandeshar university.
Ambalada. India
Khaira, Miftahul dan Ridwan Sakura. 2014. Sintaksis Memahami Satuan Kalimat
Perspektif Fungsi. Jakarta: Bumi Aksara.
45
Nasrudin, Endin. 2010. Psikologi Manajemen. Bandung: CV PUSTAKA SETIA
Pitaloka Rika Diah, ddk (2015) Hubungan Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah
Dan Kemampuan Konsentrasi Belajar Mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Riau Jom Vol. 2 No. 2, Oktober 2015
Ruslina.2014. Hubungan Antara Konflik Peran Ganda dengan Stres Kerja pada
Wanita Bekerja. Skripsi. Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Saraswati 2017 Perilaku Kerja, Perceived Stress, dan Social Support pada
Mahasiswa Internship Fakultas Psikologi, Universitas Tarumanagara
Jakarta Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni ISSN 2579-6348
(Versi Cetak) Vol. 1, No. 1, April 2017:
Setiyana, V.Y. (2013). Forgiveness dan Stres Kerja terhadap Perawat. Jurnal
Ilmiah Psikologi Terapaan Universitas Muhammadiyah, Vol. 01, No.2.
47
RIWAYAT HIDUP PENULIS
A. Biodata
1. Nama : ULIA EKA NINGSIH
2. Nama Panggilan : LIA/EKA
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Tempat/ Tanggal Lahir : Mukyorejo, 07 Oktober 1983
5. Agama : Islam
6. Alamat : Desa Mulyorejo Kec. Sukamaju Selatan
Kab. Luwu Utara
B. Riwayat Keluarga
1. Orang Tua : Kasno.S
: Sumiati
49
C. Riwayat Pendidikan
1. Tamat SD Neg. 400 Transad Tahun
2. Tamat SMP Neg. 1 Sukamaju Tahun
3. Tamat SPK POLRI BHAYANGKARA MAKASSAR
Tahun
4. Tamat DIII KEPERAWATAN AKPER
SAWERIGADING Tahun