Anda di halaman 1dari 13

PERILAKU AGRESIF ANAK USIA DINI DI LIHAT DARI POLA ASUH ORANG TUA

Yeza Piti Tola1)

1)Universitas Negeri Jakarta

e-mail: yezapsikolan@gmail.com

Abstrak
Tujuan untuk mendapatkan gambaran data tentang faktor penyebab perilaku agresif anak
dilihat dari pola asuh yang diterapkan oleh orang tua kepada anak. Penelitian ini dilakukan
dalam bentuk penelitian studi kasus terhadap anak agresif dengan metode penelitian yaitu
kualitatif. Subjek penelitian yaitu X dan orang tua X. Teknik dan alat pengumpulan data
yang digunakan yaitu Observasi dan wawancara dengan menggunakan pedoman observasi
dan pedoman wawancara. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
teknik penggambaran dengan kata-kata berdasarkan observasi dan wawancara di lapangan.
Berdasarkan temuan dan pembahasan, peneliti mendapatkan hasil temuan sebagai berikut :
(1) gambaran perilaku X yang sering menyakiti orang lain baik secara fisik maupun verbal
(2) Pola asuh orang tua X diduga dapat menjadi salah satu faktor penyebab perilaku agresif
yang di lakukan X, yang mana orang tua X termasuk yang menggunakan pola asuh otoriter
dan laizes faire. Sejalan dengan itu disarankan kepada orang tua, bersikap baik dengan
penuh kasih sayang kepada anak-anaknya, agar menjadi contoh yang baik kepada anak dan
memberi pengertian kepada anak dengan baik apabila anak melakukan kesalahan.

Kata Kunci : perilaku agresif, anak usia dini, pola asuh

Abstract
The purpose of this data representation is to show the causative factor of the children’s aggressive
behavior as seen from care pattern when it is applied by their parents. This case study has used
qualitative research to conduct research towards aggressive children.The subjects of this research are
mentioned as X and the parents of X. Observation and interviewing are the techniques and tools used
to collect data by utilizing observation and interview guidance. Descriptive technique is the the
technique used to analyze data based on an observation and interview. Results from the finding data
and discussion show that : 1) the representation of X behavior often physically and verbally hurts
others while the care pattern may be a causative factor of the aggressive behavior that, 2) the parents
must deal with using authoritative and laissez faire patterns. Based on this fact, and in order to be
good role models, the parents are suggested to be well-disposed to their kids, teach them good
manners, and explain to them gently if they make mistakes.

Keywords: aggressive behavior, early chilhood, care pattern

PENDAHULUAN (Cropley,1994). Artinya bila pada usia


Pertumbuhan otak anak usia dini tersebut otak anak tidak mendapatkan
berkembang dengan cepat. Menurut hasil rangsangan yang maksimal maka segala
penelitian di bidang neurologi seperti yang tumbuh kembang anak baik fisik maupun
dilakukan oleh Dr. Benyamin S. Bloom, mental tidak akan berkembang secara
seorang ahli pendidikan dari universitas optimal. Peran yang sangat strategis dalam
Chicago, Amerika Serikat, mengemukakan optimalisasi pendidikan usia dini adalah
bahwa pertumbuhan sel jaringan otak peran orang tua. Pembiasaan yang disertai
pada anak usia 0-4 tahun mencapai 50% dengan teladan dan diperkuat dengan

Jurnal Buah Hati Vol. 5, No. 1, Maret 2018 |1


penanaman nilai-nilai yang mendasari anak. Ini dalam artian bahwa orang tualah
secara bertahap akan membentuk budaya yang pertama bertanggung jawab
serta mengembangkan hubungan dengan membentuk anak yang awalnya bagaikan
Tuhan Yang Maha Esa. kertas putih (Dewantara:1989).
Dengan cara ini lingkungan Pola asuh orang tua sangat
keluarga dapat menjadi pola penting mempengaruhi pada perkembangan anak.
dalam pembudayaan karakter bangsa bagi Pola asuh orang tua adalah pola perilaku
anak dan generasi muda. Atas dasar itu, yang diterapkan pada anak dan bersifat
keteladanan perilaku bukan sekedar relative konsisten dari waktu ke waktu.
mengajarkan mana yang benar dan mana Pola perilaku ini dapat dirasakan oleh
yang salah, lebih dari itu, dimana anak, dari segi negative maupun positif.
menanamkan kebiasaan (habituation) Menurut Hurlock (1993) menyatakan
tentang hal mana yang baik sehingga bahwa setiap orang tua berbeda di dalam
anak-anak menjadi paham (kognitif) menerapkan pola sikap dan perilaku
tentang mana yang benar dan salah, mereka terhadap anak. Sedangkan
mampu merasakan (afektif) nilai yang baik menurut Dariyo (2004:97) menyatakan
dan biasa melakukannya (psikomotor). bahwa pola asuh yaitu suatu cara dalam
Dengan kata lain, keteladanan yang baik mendidik anak dari segi agama dan social
harus melibatkan bukan saja aspek kemasyarakatan dengan tujuan
“pengetahuan yang baik” (moral membentuk watak, kepribadian dan
knowing), akan tetapi juga “merasakan memberikan nilai-nilai agar anak dapat
dengan baik” (moral feeling), dan menyesuaikan diri dengan lingkungan
“perilaku yang baik” (moral action). sekitar. Dari uraian di atas dapat diambil
Termasuk pada anak usia dini, sudah kesimpulan bahwa pola asuh orang tua
seharusnya menerima keteladanan sikap adalah suatu cara yang dilakukan orang
yang baik dari lingkungan terutama tua dalam berhubungan dengan anaknya
lingkungan terdekat yaitu keluarga. Peran dengan tujuan membentuk watak
orang tua disini sangat dibutuhkan. Orang kepribadian, dan memberikan nilai-nilai
tua yang memperhatikan anak membuat bagi anak untuk dapat menyesuaikan diri
perkembangan anak berkembangan dengan lingkungan sekitar.
dengan baik dan maksimal. Pola asuh orang tua terbagi
Masa usia dini anak sedang menjadi; 1) Pola asuh Demokratis, orang
mengalami masa keemasan (golden age), tua tipe ini juga memberikan kebebasan
yaitu masa-masa dimana seorang anak kepada anak untuk memilih dan
mengalami kecerdasan yang sangat tinggi. melakukan suatu tindakan dan
Kecerdasan sosial-emosional salah satu pendekatannya kepada anak bersifat
dari MI (Multiple Intelligence) dan hangat; 2) Pola asuh otoriter, orang tua tipe
merupakan kecerdasan yang penting ini juga cenderung memaksa, memerintah,
diantara Sembilan kecerdasan lainnya, menghukum. Apabila anak tidak mau
termasuk didalamnya interaksi social anak. melakukan apa yang dikatakan oleh orang
Interaksi sosial buat anak dimulai dari tua, maka orang tua tipe ini tidak segan
lingkungan keluarga. Lingkungan menghukum anak; 3) Pola asuh permisif,
keluarga merupakan lingkungan pertama orang tua tipe ini memberikan kesempatan
dan utama dalam meletakkan pondasi pada anaknya untuk melakukan sesuatu

Jurnal Buah Hati Vol. 5, No. 1, Maret 2018 |2


tanpa pengawasan yang cukup darinya; 4) anak-anak awal yaitu adanya pola
Pola asuh penelantar, orang tua tipe ini perilaku sosial yaitu seperti meniru,
memberikan waktu dan biaya yang sangat persaingan, kerja sama, simpati, empati,
minim pada anak-anaknya. Waktu mereka dukungan sosial, membagi, perilaku akrab,
banyak digunakan untuk keperluan sedangkan yang tidak sosial seperti
pribadi mereka, seperti bekerja, dan juga negativisme, perilaku berkuasa,
kadangkala biaya pun dihemat-hemat memikirkan diri sendiri, mementingkan
untuk anak mereka. Pengaruh pengasuhan diri sendiri, merusak, pertentangan seks,
orang tua pada masa usia dini berdampak prasangka, dan agresif.
pada tumbuh kembang anak selanjutnya. Bjorkqvist dkk (dalam Monks
Orang tua yang bersikap keras kepada dkk,2002:459) membuat pembedaan di
anak dapat menjadikan anak bersikap antara agresifitas langsung dan agresivitas
keras juga kepada orang lain maupun tidak langsung. Mereka mendefenisikan
kepada saudaranya sendiri. Anak merasa agresif langsung sebagai perilaku agresif
itu sikap yang biasa karena dia tatap muka atau pertemuan langsung dua
mendapatkan hal yang sama dari orang orang, sedangkan agresif tidak langsung
tua. melinatkan pihak ketiga. Tipe agresif ini
Anak mempunyai sifat meniru dari didefinisikan oleh Infante (dalam Rocca
apa yang dia dapatkan dan rasakan. Dan dan McCroskey,1999:310) sebagai
salah satu pola interaksi negatif yang penggunaan komunikasi verbal dan
umumnya terlihat pada waktu anak nonverbal yang bertujuan, minimal untuk
bermain bersama adalah perilaku agresif. mendominasi dan mungkin
Agresif secara umum dapat didefinisikan membahayakan atau merusak, atau
dengan menggunakan pendekatan maksimalnya untuk mengalahkan dan
perilaku (behavioristik), bahwa agresif mungkin menghancurkan posisi orang lain
merupakan perilaku yang melukai orang dalam topik komunikasi dan atau konsep
lain, dan yang dimaksudkan untuk itu diri orang lain. Ada beberapa cara untuk
(Sears,2004:3-4). Kemudian Baron menjadi agresif verbal, termasuk
(2005:137-138) menyatakan bahwa “menyerang karakter, menyerang
agresivitas adalah tingkah laku individu kemampuan/wewenang, menghina,
yang ditujukan untuk melukai atau menggoda/sindiran,
mencelakakan individu lain yang tidak ejekan/menertawakan, kata-kata tidak
menginginkan adanya tingkah laku senonoh, ancaman, dan indicator non
tersebut. Anak akan bereaksi agresif jika verbal” (Infante dalam Rocca &
terlibat konflik dengan teman sebayanya. McCroskey,1999:310). Semua cara
Pola interaksi ini terlihat dalam perilaku penyerangan tadi berpotensi menimbulkan
memukul, melukai, menggigit, efek yang merusak.
menendang, mendorong, mencubit, dan Faktor penyebab anak agresif sifat
melempar barang-barang dan lain kompleks dan tidak mungkin hanya satu
sebagainya (Bee & Mitchell, 1984:276). faktor saja yang menjadi penyebab
Sejalan dengan itu menurut Hurlock timbulnya perilaku agresif, yaitu sebagai
(2004:118) menyebutkan adanya berbagai berikut: 1) Faktor biologis, semua anak
macam pola perilaku anak yang berumur lahir dengan keadaan biologis tertentu
2-6 tahun atau disebut juga dengan masa yang menentukan gaya tingkah laku atau

Jurnal Buah Hati Vol. 5, No. 1, Maret 2018 |3


temperamen, meskipun temperamen dapat mendorong, melempar barang, berteriak,
berubah sesuai pengasuhan. Penyakit dan merampas permainan teman pada
kurang gizi, bahkan cedera otak, dapat situasi-situasi tertentu, serta perilaku
menjadi penyebab timbul gangguan emosi lainnya yang bersifat agresif umumnya
atau tingkah laku. 2) Faktor Keluarga, dilakukan oleh 1 orang yang berinisial X di
dapat dilihat dari pola asuh orang tua sekolah tersebut. Di sekolah X sering
yang menerapkan disiplin dengan tidak menunjukkan perilaku menendang,
konsisten. Misalnya orang tua sering menyubit, dan berkata-kata kotor kepada
mengancam anak jika anak berani teman-temannya maupun kepada ibu
melakukan hal yang menyimpang. Sikap guru. Apabila perilaku agresif yang
permisif ini membuat perilaku agresif ditampilkan X dibiarkan, ini sangat
cenderung menetap. berpotensi untuk meningkat menjadi
Sikap yang keras dan penuh perilaku yang berbahaya di kemudian hari,
tuntutan, yaitu orang tua yang terbiasa jika tidak ditangani dengan baik semenjak
menggunakan gaya instruksi agar anak dini hal ini akan menghambat
melakukan atau tidak melakukan sesuatu, perkembangan sosialisasi anak pada saat
jarang memberikan kesempatan pada anak remaja hingga dewasa nanti. Rachmawati
untuk berdiskusi atau berbicara akrab (2006:2) menjelaskan bahwa agresivitas
dalam suasana kekeluargaan. 3) Faktor anak yang menetap akan menjadi juvenile
Sekolah, beberapa anak dapat mengalami deliquence yakni perilaku khas kenakalan
masalah emosi atau perilaku sebelum pada masa remaja. Salah satu bentuk
mereka mulai masuk sekolah, sedangkan perilaku khas kenakalan remaja yang
beberapa anak yang lainnya tampak mulai marak terjadi akhir-akhir ini adalah
menunjukkan perilaku agresif ketika mulai tawuran antar pelajar. Berdasarkan hasil
bersekolah. 4) Faktor Budaya, pengaruh pendataan KPAI, didapatkan dari 275
budaya yang negatif mempengaruhi sekolah yang sering terlibat perkelahian, 77
pikiran melalui penayangan kekerasan di antaranya adalah sekolah menengah
yang ditampilkan di media, terutama umum. Begitu juga dari tingkat
televisi dan film. Akibat sering nonton ekonominya, yang menunjukkan ada
salah satu kartun, dan film robot di sebagian pelajar yang sering berkelahi
beberapa stasiun TV, anak cenderung berasal dari keluarga mampu secara
meniru tokoh tersebut dan selain itu juga ekonomi(www.kpai.go.id/artikel/tawuran
meniru perilaku saudara sepupu teman -pelajar-memprihatinkan-dunia-
sepermainannya. Terkadang orang tua pendidikan/, diakses tanggal 14 Desember
melarang putra-putrinya untuk menonton 2017 pukul 17.54 WIB). Berdasarkan
film-film kartun dan film robot tersebut fenomena yang dikemukakan di atas jika
tentunya dengan memberikan penjelasan, dibiarkan perilaku agresivitas X akan
tetapi belum membuahkan hasil yang berdampak terhadap perkembangan dia
maksimal. kedepannya. Untuk itu diperlukan
Sejalan dengan pengamatan dan penanganan yang tepat dimulai semenjak
hasil wawancara dengan pihak sekolah dini.
BBSC pada bulan November 2017, Paparan di atas dapat disimpulkan
ditemukan beberapa perilaku anak yang bahwa pola asuh orang tua memiliki
memukul, menendang, menyubit, peranan penting terhadap perkembangan

Jurnal Buah Hati Vol. 5, No. 1, Maret 2018 |4


sosial emosi anak terutama dalam berpedoman pada daftar chek apabila
perkembangan perilaku anak. Mengacu subjek penelitian memperlihatkan gejala
pada latar belakang masalah, maka tujuan tertentu yang telah terdapat dalam daftar,
penelitian ini adalah untuk mendapatkan maka penulis memberikan cheklish pada
gambaran secara jelas mengenai perilaku daftar tersebut, 2) Wawancara, Hasil
agresif anak usia dini di lihat dari pola wawancara akan dianalisis dengan cara
asuh orang tua, hal-hal yang menyebabkan menarasikan pendapat-pendapat atas
terjadinya perilaku agresif pada anak usia keterangan yang diperoleh dari subyek
dini di sekolah serta bagaimana bentuk penelitian. Keseluruhan hasil analisis
perilaku lingkungan sekitar tempat tersebut disajikan dalam bentuk narasi.
tinggal, dan penanganan guru di sekolah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
METODE PENELITIAN Deskripsi Tentang Kondisi Perilaku
Metode yang digunakan dalam Anak Agresif
penelitian ini adalah metode kualitatif Hasil penelitian yang di peroleh
dengan pendekatan studi kasus yang dari subjek X menunjukkan perilaku
bertujuan untuk mengetahui gambaran agresif yang terlihat pada saat bermain,
kasus atau permasalahan yang dialami anak agresif terlihat bersikap kasar, dan
seorang anak. Metode penelitian ini berkata-kata kotor kepada saudara dan
mendeskripsikan perilaku agresif anak teman-temannya sewaktu bermain
usia dini di sekolah BBSC yang di lihat dari bersama, sering bersikap menendang, dan
pola asuh orang tua. Subjek penelitian X mencubit temannya. Perilaku agresif anak,
usia 4 tahun yang bersekolah BBSC. terdiri dari: (1) agresif fisik; (2) agresif
Sumber data dalam penelitian ini terdiri verbal atau lisan; (3) agresif yang meledak;
dari: catatan lapangan ketika anak dan (4) agresif secara tidak langsung. Anak
beraktivitas, seperti : aktivitas ketika agresif mudah terpengaruh oleh
bermain di lingkungan rumah, interaksi lingkungan, misalnya ketika ada teman
dengan saudara kandung dan orang tua, yang bercanda, anak agresif langsung
dan teman-teman berupa catatan anekdot menunjukkan perilaku agresif seperti
guru di sekolah, wawancara yang memukul. Agresif fisik ini dapat muncul
dilakukan kepada orang tua dan guru di dengan atau tanpa adanya provokasi.
sekolah. Agresif fisik yang muncul akibat provokasi
Teknik analisis data merupakan dimaksudkan untuk membalas perlakuan
suatu proses penyusunan data agar dapat tidak menyenangkan yang diterima.
ditafsirkan, karena penelitian ini bersifat Menurut Bee & Mitchell, 1984:276,
deskriptif maka teknik analisis data yang menyebutkan bahwa pola interaksi ini
digunakan adalah teknik penggambaran terlihat dalam perilaku memukul, melukai,
dengan kata-kata. Suharsimi Arikunto menggigit, menendang, mendorong,
(1993:331) mengemukakan data yang mencubit, dan melempar barang-barang
bersifat kualitatif digambarkan dengan dan lain sebagainya. Baron (2005:137-138)
kata-kata atau kalimat, dipisahkan– menyatakan bahwa agresivitas adalah
pisahkan menurut kategori untuk tingkah laku individu yang ditujukan
memperoleh kesimpulan; 1) Observasi, untuk melukai atau mencelakakan
Selama proses observasi penulis

Jurnal Buah Hati Vol. 5, No. 1, Maret 2018 |5


individu lain yang tidak menginginkan mengucapkan kata-kata kasar untuk
adanya tingkah laku tersebut. menyerang orang lain, berteriak, memaksa
Hal ini sejalan dengan temuan dan mengintimidasi teman melalui gesture
dilapangan, anak agresif tidak hanya ataupun mimik wajah. Kejadian lainnya
melakukan kekerasan kepada saudara dan adanya anak agresif X melakukan tindakan
teman saja, namun juga kepada hewan- kasar kepada kakak, ketika ditanya X tidak
hewan yang berada disekitar, dan mengakui dan melakukan penyangkalan.
memperlakukan hewan-hewan yang Sejalan dengan temuan dilapangan, reaksi
berada disekitarnya dengan kasar, seperti X dapat dikatakan melakukan perilaku
menendang anak kucing dan menarik agresi secara tidak langsung, karena anak
ekornya, menjatuhkan dengan sengaja melakukan tindakan tergolong
kucing yang sedang di gendong. Dari penyangkalan (berbohong) untuk
observasi diketahui bahwa anak agresif menutupi perbuatan yang telah
tidak hanya melakukan kekerasan kepada dilakukannya.
saudara dan teman saja, namun juga Baron dan Richardson (dalam
kepada hewan-hewan yang berada Zamzami,2007:19) menegaskan bahwa
disekitarnya. terdapat batasan dalam pengertian agresif
Perilaku agresif yang di tampilkan tersebut, yakni perilaku dapat disebut
oleh anak agresif dalam hal ini X juga bersifat agresif ketika perilaku tersebut
dilakukan secara verbal dengan seringn memiliki unsur-unsur kesengajaan,
berkata-kata kotor kepada kakak maupun memiliki objek, serta akibat yang tidak
teman-teman. Hal ini sejalan dengan menyenangkan bagi pihak lain yang
pendapat Rocca dan McCroskey (1999:310) terkena sasaran perilaku tersebut. Lebih
menyebutkan bahwa agresif dapat lanjut dijelaskan bahwa perlakuan dan
dibedakan secara fisik dan simbolik atau tindakan ini dapat terjadi secara fisik,
verbal. Menurut Baron dan Richardson verbal, aktif, pasif, langsung dan tidak
(dalam Zamzami, 2007:19) menegaskan langsung. Berdasarkan dilapangan
bahwa terdapat batasan dalam pengertian ditemukan tingkah laku agresif anak
agresif tersebut, yakni perilaku dapat terlihat pada saat pembelajaran
disebut bersifat agresif ketika perilaku berlangsung.
tersebut memiliki unsur-unsur Anak agresif sering menganggu
kesengajaan, memiliki objek, serta akibat teman-temannya, dan menganggu ibu
yang tidak menyenangkan bagi pihak lain guru yang sedang menerangkan di depan
yang terkena sasaran perilaku tersebut. kelas, sehingga proses pembelajaran
Jadi dapat dipahami bahwa perilaku terganggu. Ketika ibu guru menerangkan,
agresif yang ditampilkan anak akan anak kembali mencari perhatian ibu guru
berdampak kepada menyakiti secara fisik dengan bermain, berlarian dikelas,
maupun verbal yang di lakukan oleh X menganggu temannya, bahkan sampai
baik itu kepada saudara, teman, bahkan memanjat ke atas lemari. Selain itu, anak
kepada hewan-hewanpun akan juga menunjukkan kecenderungan untuk
dilakukannya tanpa adanya rasa kasihan berperilaku agresif meledak. Bahkan saat
atau perasaan bersalah. hal tersebut terjadi anak dapat merusak
Bentuk perilaku agresif lainnya benda di sekitaranya dan juga menyerang
yaitu agresi lisan atau verbal, misalnya guru.

Jurnal Buah Hati Vol. 5, No. 1, Maret 2018 |6


Perilaku agresif anak terlihat tidak guru dengan anak tidak seimbang
mempengaruhi kemampuan sosialisasinya. sehingga perhatian guru terbatas.
Terbukti anak yang memiliki perilaku Faktor lingkungan budaya
agresif tetap dapat bersosialisasi dengan termasuk hal yang mempengaruhi
baik. Teman-teman anak agresif X perilaku agresif anak seperti faktor teman
mempunyai perilaku baik yaitu dengan sebaya juga merupakan sumber yang
tetap mengajak X untuk terlibat aktif paling mempengaruhi anak. Ini
dalam permainan, baik permainan skala merupakan faktor yang paling mungkin
lingkup kecil maupun sklala lingkup besar. terjadi ketika perilaku agresif dilakukan
Anak agresif juga terlihat mampu menjalin secara berkelompok. Ada teman yang
relasi yang baik dengan guru. mempengaruhi mereka agar melakukan
Perilaku agresif terlihat tindakan-tindakan agresif terhadap anak
mempengaruhi prestasi belajar anak, hal lain. Sejalan dengan temuan dilapangan
ini ditunjukkan dengan kosentrasi yang anak agresif X terpengaruh dengan
terbatas saat belajar dan cenderung bosan. perkataan candaan yang dilakukan oleh
Disaat bosan, anak akan menganggu anak teman. Anak agresif langsung memukul
lain dan mempengaruhi anak lain yang teman dengan keras. Ketika orang tua
sedang belajar. Kurangnya koesentrasi teman yang dipukul menasehati, X tidak
anak dianggap masih dalam batas wajar, memperlihatkan perasaan menyesal atau
mengingat salah satu karakteristik anak merasa bersalah. Anak agresif X terlihat
usia dini adalah memiliki daya kosentrasi santai dan bersikap acuh dan tidak
yang pendek. mendengarkan perkataan orang tua teman
Rendahnya kosentrasi anak dapat tersebut. Anak agresif memperlihatkan
disebabkan beberapa faktor, seperti sikap acuh dan tidak bersedia untuk
ruangan kelas yang sempit, tidak meminta maaf kepada teman. Jika
tersedianya media pembelajaran yang dibiarkan hal seperti ini, perilaku agresif X
menarik, rasio guru dan anak yang tidak bisa berlanjut sampai dewasa.
sebanding. Berdasarkan beberapa ciri Peran lingkungan menjadi faktor
tersebut didapat dilapangan, jumlah murid yang sangat penting bagi perkembangan
terlalu banyak dengan guru yang terbatas perilaku anak baik lingkungan keluarga
yaitu 1 : 23 (satu guru mengampu 23 anak), atau lingkungan masyarakat sekitarnya. Di
sehingga menyulitkan bagi guru untuk lingkungan tersebut terjadi transfer
mengontrol perilaku siswa dan dinamika lingkungan (perilaku, kebiasaan,
memberikan perhatian lebih pada siswa. situasi maupun budaya yang berkembang)
Komunikasi orang tua dan guru sangat tersebut ke diri anak. Lingkungan beserta
diperlukan untuk memahami perilaku dengan dinamikanya tersebut akan
agresif X. Guru sebagai orang tua anak di menjadi model bagi anak dalam tumbuh
sekolah memiliki peran penting juga kembang perilakunya. Ketika lingkungan
dalam memberi contoh yang baik dan anak menunjukkan perilaku-perilaku
mendidik anak. Anak agresif melakukan agresi dan memperlakukan anak dengan
tindakan agresif adalah salah satu bentuk stimulus-stimulus yang dapat memicu
mencari perhatian dari lingkungan, dalam perilaku agresi maka anak akan
hal ini perhatian jumlah perbandingan melakukan modeling atau meniru
perilaku-perilaku yang ditunjukkan

Jurnal Buah Hati Vol. 5, No. 1, Maret 2018 |7


lingkungannya tersebut dan sebaliknya membentuk watak, kepribadian dan
ketika lingkungan keluarga maupun memberikan nilai-nilai agar anak dapat
masyarakat sekitar menunjukkan, menyesuaikan diri dengan lingkungan
memperlakukan dan memberikan sikap sekitar. Ibu tidak memberikan contoh yang
dan perilaku yang positif pada anak maka baik kepada anak, sehingga anak meniru.
sikap dan perilaku anak akan Sementara salah satu ciri anak usia
menunjukkan sesuai model figur atau dini yaitu mereka peniru yang ulung.
sesuai dengan lingkungan yang Apapun yang dilakukan orang tua
diamati/dicontoh. Oleh karena itu, sangat kepadanya, anak dengan cepat akan
penting akan pembelajaran positif dari meniru dan bersikap yang sama seperti
lingkungan keluarga dan lingkungan yang anak lihat. Ibu menunjukkan watak
sekitar sehingga anakpun akan terhindar yang kasar didepan anak. Sehingga anak
dari perilaku agresi dan dapat belajar dan juga mengikuti watak yang dia lihat. pola
berperilaku secara positif. asuh permissive merupakan bentuk
Temuan lapangan, didapatkan pengasuhan dimana orang tua
bahwa lingkungan tempat tinggal anak memberikan kebebasan sebanyak mungkin
agresif berada di lingkungan padat pada anak untuk mengatur dirinya.
penduduk dan karakter yang keras. Pembawaann buruk dan baik ini tidak
Terlihat dari cara berbicara, bersikap orang dapat diubah dari kekuatan luar.
dewasa di lingkungan X bersikap kasar Aliran Konvergensi Perintis aliran
dan sering terdengar kata-kata kasar. ini adalah William Stern (1871-1939),
Terlihat tetangga anak agresif mendorong seoarang ahli pendidikan dari Jerman yang
kepala anak usia 5 tahun sebagai candaan. berpendapat bahwa seorang anak
Dengan faktor lingkungan yang padat dan dilahirkan di dunia sudah disertai
keras, menjadi salah satu faktor yang pembawaan baik maupun pembawaan
mempengaruhi perilaku agresif anak buruk. Penganut aliran ini berpendapat
dilingkungan sekitar. Jika dibiarkan, akan bahwa dalam proses perkembangan anak
menjadi contoh yang buruk untuk anak- baik factor pembawaan maupun factor
anak. lingkungan sama-sama mempunyai
peranan yang sangat penting bakat yang
Deskripsi Data Tentang Pola Asuh Orang dibawa pada waktu lahir tidak akan
Tua berkembang dengan baik tanpa adanya
Hasil penelitian yang di peroleh dukungan lingkungan yang sesuai untuk
dari subjek X menunjukkan, pada saat perkembangan itu. Sebaliknya, lingkungan
anak bermain, Ibu bersikap keras dan yang baik tidak dapat menghasilkan
kasar kepada anak-anaknya, seperti perkembangan anak yang optimal kalau
berbicara kotor kepada anak ketika si ibu memang pada diri anak tidak terdapat
merasa terganggu, dan mengancam anak bakat yang diperlukan untuk
ketika anak melakukan hal yang tidak di mengembangkan itu.
sukai oleh si ibu. Hal ini sejalan dengan Pola asuh permisif atau pemanja
pendapat Dariyo (2004:97) menyatakan biasanya memberikan pengawasan yang
bahwa pola asuh yaitu suatu cara dalam sangat longgar. Mereka cenderung tidak
mendidik anak dari segi agama dan social menegur atau memperingatkan anak
kemasyarakatan dengan tujuan apabila anak sedang dalam bahaya, dan

Jurnal Buah Hati Vol. 5, No. 1, Maret 2018 |8


sangat sedikit bimbingan yang diberikan Orang tua merupakan pendidik
olaeh mereka. Anak tidak dituntut untuk pertama bagi anak-anaknya. Jika orang tua
bertanggung jawab dan tidak banyak baik, maka anak akan baik. Begitu juga
dikontrol oleh orang tua. Pola asuh sebaliknya, apabila orang tua berperilaku
permisif memandang anak sebagai seorang kasar, maka secara otomatis anak akan
pribadi dan mendorong mereka untuk bersikap kasar juga terhadap
tidak berdisiplin dan anak diperbolehkan lingkungannya. hal ini sejalan dengan
untuk mengatur tingkah lakunya sendiri. pendapat dari Ki Hadjar Dewantara
Dengan pola asuh seperti ini anak (1962:100) menyatakan bahwa keluarga
mendapat kebebasan sebanyak mungkin merupakan “pusat pendidikan” yang
dari keluarganya. Mereka cenderung tidak pertama dan terpenting karena sejak
menegur atau memperingatkan anak timbulnya adab kemanusiaan sampai kini,
apabila anak sedang dalam bahaya, dan keluarga selalu mempengaruhi
sangat sedikit bimbingan yang diberikan pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap
oleh mereka. Sejalan dengan itu manusia. Peran orang tua sangat penting
dilapangan ditemukan sikap ayah anak dalam mendidik perilaku anak. Ketika ibu
agresif yang tidak memperhatikan anak melihat X menyakiti kucing, sikap si ibu
dan cenderung bersikap acuh membuat hanya acuh tak acuh saja, tanpa ada
perilaku agresif anak semakin meningkat. teguran kepada X atas perbuatan
Karena tidak didapatkannya figur dari menyakiti kucing.
orang tuanya terutama ayah sebagai Ayah tidak mau mengetahui atas
kepala keluarga. Dimana nanti ketika apa yang terjadi dikeluarganya, dia hanya
dewasanya x akan menjalankan peran mengetahui tugas untuk mencari uang
tersebut. Orang tua seharusnya memiliki untuk memenuhi kebetuhan keluarga saja,
kehangatan dan menerima apa adanya. kalau ada masalah mengenai anak-anak,
Kehangatan, cenderung memanjakan, ayah menyerahkan kepada istri. Dalam
dituti keinginnannya. Sedangkan mendidik anak, orang tua dalam hal ini
menerima apa adanya akan cenderung ayah tidak berperan penting. Ibu bersikap
memberikan kebebasan kepada anak keras dan kasar terhadap X, sering
untuk berbuat apa saja sesuka dan memaksakan kehendak pada anaknya, dan
sesenang sang anak. Pola asuh ini dapat menyakiti anak baik secara fisik maupun
mengakibatkan anak agresif, tidak patuh mental, sedangkan ayah bersikap acuh tak
pada orang tua, sok kuasa, kurang mampu acuh saja terhadap anak-anaknya dan
mengontrol diri. Pola asuh permisif yang menyerahkan apapun permasalahan yang
cenderung memberi kebebesan terhadap dihadapi X kepada istrinya (ibu X).
anak untuk berbuat apa saja sangat tidak Orang tua sebagai guru utama dan
kondusif bagi pembentukan karakter anak. terutama memiliki peran yang sangat
Bagaimana pun anak tetap memerlukan penting terhadap pertumbuhan dan
arahan dari orang tua untuk mengenal perkembangan anak. Pola asuh orang tua
mana yang baik mana yang salah. Dengan menentukan baik buruknya anak. Pola
memberi kebebasan yang berlebihan, asuh yang diterapkan orang tua dalam
apalagi terkesan membiarkan, akan mendidik anak terlihat, pada saat anak
membuat anak bingung dan berpotensi bermain, perilaku agresif anak didapat
salah arah. dari faktor pola asuh ibu yang keras dan

Jurnal Buah Hati Vol. 5, No. 1, Maret 2018 |9


kasar kepada anak-anaknya. Menurut keluarga, ayah hendaknya dapat
Henry A. Paul, M.D (2008:340) mengendalikan dan mengarahkan semua
menjelaskan bahwa Orang tua yang anggota keluarganya. Termasuk dalam
melakukan kekerasan fisik terhadap anak permasalahan tingkah laku anak, ayah
mereka adalah tipe orang tua yang tak sebagai contoh bagi anak hendaknya dapat
mampu mengatasi rasa frustasi yang memberikan sikap yang baik, tidak
mereka alami. Ibu sebagai orang terdekat bersikap kasar dan peduli kepada anak.
dengan anak-anaknya, memiliki kedekatan Pola asuh penelantar pada
emosional dengan anak. umumnya memberikan waktu dan biaya
Begitu juga dengan mendidik anak, yang sangat minim pada anak-anaknya.
hendaknya dapat memahami dan memberi Waktu mereka banyak digunakan untuk
contoh yang baik kepada anak. Karena keperluan pribadi mereka seperti bekerja.
berdasarkan hasil penelitian mendapatkan Dan kadangkala mereka terlalu
bahwa waktu ibu X untuk mendidik anak menghemat biaya untuk anak-anak
lebih dominan dari pada ayah. Pola asuh mereka. Seorang ibu yang depresi adalah
yang di terapkan ibu kepada anak agresif termasuk dalam kategori ini, mereka
termasuk pola asuh otoriter yang mana ibu cenderung menelantarkan anak-anak
sering bersikap keras kepada X diwaktu mereka secar fisik dan psikis.
melakukan apa yang sudah di larangnya, Ibu yang depresi pada umumnya
dan ibu juga menyakiti baik secara fisik tidak mau memberikan perhatian fisik dan
dan mental X dengan melakukan tindakan psikis pada anak-anaknya. Sejalan temuan
kekerasan seperti mencubit, bahkan lapangan, ibu anak agresif yang berprofesi
memukul X. hal ini apabila dibiarkan terus sebagai pedagang didekat rumah.
menerus akan berakibat fatal untuk Keterbatasan waktu yang diberikan ibu,
kedepannya. membuat anak agresif mencari kesibukan
Karena anak akan lebih agresif lagi dengan bermain bersama teman-teman.
sewaktu dia beranjak dewasa. Dan orang Ibu tidak memperhatikan apa yang
tua anak agresif terdapat juga pola asuh dimainkan oleh anak dan bagaimana sikap
penelantar, pada tipe ini orang tua suka bermain anaknya. Dan sedangkan ayah
bersikap masa bodoh, acuh tak acuh, serba merupakan pekerja buruh dimana
tak peduli apa yang terjadi, sehingga pada berangkat kerja pagi dan pulang ketika
kondisi ini akan menimbulkan dampak larut malam. Ayah membebankan peran
negative bagi anak, yaitu memicunya mendidik anak kepada istrinya yang juga
perilaku agresif. Terlihat dari sikap ayah berdagang. Sejalannya kedua orang tua
anak agresif yang tidak mau mengetahui harus bekerja sama dalam mendidik anak
dan ikut membantu menyelesaikan secara bersama-sama. Memenuhi
permasalahan yang di hadapi istrinya kebutuhan rohani dan jasmani anak.
dalam mengahadapi permasalahan Pola asuh orang tua sangat
anaknya. berpengaruh bagi perilaku anak dimasa
Kepala keluarga, ayah merupakan kecil yang akan terus dibawa hingga anak
individu yang berperan penting untuk tersebut dewasa. Ketika anak ingin
membimbing keluarganya karena ia melakukan hal-hal yang buruk, orang tua
merupakan pemimpin dalam keluarganya. harus bisa melarang dengan tegas atau
Segala hal yang berhubungan dengan dengan menggunakan pola asuh otoriter,

Jurnal Buah Hati Vol. 5, No. 1, Maret 2018 |10


namun juga harus tetap diberikan Dampak terhadap saudara
pengertian alasan kenapa hal tersebut kandung yang lainnya yaitu tidak mau
dilarang. Dan juga cara penyampaian berbagi dengan saudara, tidak mau
larangan harus dengan kata-kata yang membantu saudara, mengadukan saudara,
halus dan bisa diterima oleh nalar sang dominasi pada saudara dan model negatif
anak. Hal ini sejalan dengan temuan bagi saudara. Dampak tidak mau berbagi
lapangan peperti yang diungkapkan ibu dengan saudara terlihat dimana anak tidak
jika karena hal sepele seperti channel bersedia berbagi mainan yang dimainkan,
televisi yang tiba-tiba hilang, anak agresif barang atau makanan. Jika kakak meminta
dapat menangis dan marah hingga tidak apa yang dipunyainya maka akan timbul
mampu di atasi oleh ibu. perasaan marah serta agresi. Dampak tidak
Perbedaan perlakuan orang tua mau membantu saudara terlihat yakni saat
terhadap anak agresif dengan kakak anak membereskan mainan bersama
mempengaruhi perilaku agresif anak. saudaranya, tidak mau membantu kakak.
Namun hal tersebut diikuti juga dengan Dampak mengadukan saudara
punishment yang ibu tegakkan untuk diperlihatkan saat adanya aduan pada
mengurangi perilaku negatif yang terjadi saudara yang bersifat bohong supaya
pada anak. Perilaku agresif balasan dari saudara menjadi jelek dimata orang tua.
kakak tidak dapat anak agresif balas Hal ini memperkuat perilaku agresif anak
karena ia juga memiliki ketakutan jika dengan adanya perbedaan perilaku
mendapat hukuman dari ibu. Yang ketiga dengan saudara yang diberikan oleh orang
emosi yang meledak-ledak, anak merasa tua.
jika orang-orang disekitarnya lebih Faktor budaya lingkungan
memperhatikan kakak daripada dia termasuk salah satu yang mempengaruhi
sehingga timbullah reaksi negatif seperti perilaku agresif anak. Akibat sering
itu. Anak agresif X merupakan anak yang nonton salah satu kartun, dan film robot di
tidak banyak berbicara sehingga tidak beberapa stasiun TV, anak cenderung
dapat mengungkapkan perasaannya meniru tokoh tersebut dan selain itu juga
dengan jelas. meniru perilaku saudara sepupu teman
Hal tersebut menjadikan sepermainannya. Sejalan dengan temuan
pegungkapan perasaan nya kepada orang dilapangan, anak agresif berperilaku kasar
yang dekat dengan orang tua. Hal tersebut terhadap teman seperti tokoh film
ditambah pula dengan kurangnya kesukaannya.
perhatian yang diberikan oleh ibu, karena Anak agresif memperlakukan hal
kesibukan dalam pekerjaannya. Dampak yang sama yang dilakukan di film
yang kedua adalah dampak terhadap terhadap teman bahkan kepada orang
saudara kandung yang pertama yaitu tuanya sendiri. Dengan pola asuh orang
agresi baik fisik atau verbal hal ini tua penelantar yang diterima anak agresif,
ditunjukkan Ayu Citra Triana Putri dkk / semakin memperkuat perilaku agresif
Developmental and Clinical Psychology 2 anak. Karena orang tua cenderung cuek
(1) (2013) 36 dengan perilaku memukul, dan tidak peduli terhadap apa yang
menendang, menampar, mencakar serta ditonton anaknya. ketika Biasanya ada
mencaci. ketua kelompok yang dianggap sebagai
anak yang jagoan, sehingga perkataan dan

Jurnal Buah Hati Vol. 5, No. 1, Maret 2018 |11


kemauanya selalu diikuti oleh temannya permasalahan anaknya dan hanya
yang lain. Faktor-faktor penyebab anak menyerahkan permasalahan anak-anaknya
berperilaku agresif di atas sangat kepada istri, sehingga anak merasa tidak
kompleks dan saling mempengaruhi satu mendapatkan perhatian dari kedua orang
sama lain. tua bukan dari satu pihak saja. Orang tua
dapat memberikan contoh yang baik
SIMPULAN DAN SARAN kepada anak, karena anak memiliki sifat
Bentuk perilaku anak agresif dilihat meniru dari apa yang telah dilihatnya.
dari pola asuh, terdiri dari : agresif fisik, Orang tua merupakan panutan sikap
seperti menendang dan mencubit. Agresif perilaku anak, apabila orang tua bersikap
lisan seperti kata-kata kotor yang kasar, maka anak pun akan bersikap yang
dilakukan anak agresif X. Pola asuh orang sama, karena anak mencontoh dari apa
tua sangat mendominasi pengaruh yang dilakukan oleh orang tua. Kedua
terhadap perilaku anak agresif. Pola asuh orang tua harus saling dapat bekerja sama
ibu yang termasuk kepada pola asuh antara suami dengan istri dalam
otoriter dapat diduga sebagai salah satu membimbing anak, karena dengan adanya
penyebab tingkah laku agresif, kerja sama maka adanya rasa saling
sebagaimana ibu bersikap keras dan kasar, membantu antara satu sama lain. Orang
sering menyakiti baik secara fisik maupun tua harus saling berkomunikasi terbuka
mental. dalam mendidik anak.
Sedangkan pola asuh ayah
termasuk pola asuh penelantar, yang mana
ayah bersikap acuh tak acuh terhadap

Jurnal Buah Hati Vol. 5, No. 1, Maret 2018 |12


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.1993.Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara

Bee, H.L. & Mitchell, S.K. 1984. The Developing Person : A Life-Span Approach. New York:
Harper & Row Publishers.

Cole, M. & Cole, S.R.1938.The Development of Children (second edition).New York: Scientific
American Brooks.

Dewantara, Kihajar. 1989. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rieneka Cipta

Hall, C.H & Lindzey, G. 2006. Psikologi Kepribadian 3 : Teori-Teori Sifat dan Behavioristik.
Jakarta: Kanisius.

Hurlock, Elizabeth B.2004.Psikologi Perkembangan: suatu pendekatan Sepanjang Rentang


Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Paul, Henry A. 2008. Konseling dan Psikoterapi Anak. Yogyakarta: Idea Publishing.

Rachmawati, Sari.2006.”Penanganan Tingkah Laku Agresif di Taman Kanak-


Kanak. ”Tugas Akhir. UNNES (http://rachmawati.wordpress.com/penangananting
kahlakuagresifditk. diakses tanggal 10 Desember 2017).

Rocca, Kelly A & McCroskey, James C.1999. The Interrelationship of Student Ratings of
Instructor’s Immediacy, Verbal Aggressiveness, Homophily, and Interpersonal
Attraction. Communication Education. Vol 48. Hlm 308-316.
(www.roccamccroskey.communication.com/verbal/aggressifness. diakses 21 Maret
2017).

Sears, David O. Jonathan L.Freeman, & L. Anne Peplau.2004.Psikologi Sosial (jilid 2). Jakarta :
Erlangga.

(www.kpai.go.id/artikel/tawuran-pelajar-memprihatinkan-dunia-pendidikan/, diakses
tanggal 14 Desember 2017 pukul 17.54 WIB).

Jurnal Buah Hati Vol. 5, No. 1, Maret 2018 |13

Anda mungkin juga menyukai