PENDAHULUAN
Setiap orang tua tentu saja memiliki keinginan yang sama, bisa
menerapkan pola asuh anak usia dini yang terbaik untuk anaknya. Untuk
menerapkan pola asuh anak usia dini yang tepat memang tidak ada
sekolahnya. Oleh karena itu, orang tua perlu belajar terus menerus. Menjadi
orang tua, sebagian dari kita tentu saja bekerja keras untuk bisa memenuhi
kebutuhan anak. Namun tidak sedikit yang memilih menjalankan pola asuh
Sementara yang lain, ada juga memberikan kebebasan dan membiarkan anak
Sayangnya, banyak sekali orang tua yang tidak sadar dengan tindakan yang
Pilihan diksi pola asuh atau parenting merupakan sebuah tindakan yang
tepat karena istilah tersebut memiliki konotasi lebih aktif dari pada
parenthood. Sebuah kata benda yang berarti keberadaan atau tahap menjadi
orang tua, menjadi kata kerja yang berarti melakukan sesuatu pada anak
membimbing, dan melatih anak untuk mandiri, agar anak bisa menakhodai
1
2
Banyak dari para orang tua yang menerapkan pola asuh salah karena
berpatokan pada pengalaman masa lalu yang pernah mereka rasakan. Pola
asuh orang tua pada dasarnya ada 3 macam, yaitu pola asuh demokratis,
otoriter dan permisif. Di antara ketiga itu, pola pengasuhan otoriterlah yang
dampaknya sangat berisiko bagi anak. Karena pola asuh otoriter cenderung
Pada masa yang lalu, menjadi orang tua (parenthood) cukup dijalani
secara tradisional, dengan cara belajar dari pengalaman dan meniru cara-cara
Konsekuensinya, orang tua zaman sekarang tidak bisa lagi menjadi orang tua
sama seperti pada zaman dahulu. Tidak heran kalau Dr. Kustiah Sunarty,
tua yang tidak sadar dengan tindakan yang mereka lakukan kepada si kecil.
Banyak dari para orang tua yang menerapkan pola asuh salah karena
berpatokan pada pengalaman masa lalu yang pernah mereka rasakan. Pola
asuh orang tua pada dasarnya ada 3 macam, yaitu pola asuh demokratis,
otoriter dan permisif. Di antara ketiga itu, pola pengasuhan otoriterlah yang
dampaknya sangat berisiko bagi anak. Karena pola asuh otoriter cenderung
3
ancaman-ancaman.
boleh membantah. Ada pula orang tua yang tidak peduli terhadap anaknya
(penelantaran) yang dimana orang tua tidak terlibat dalam aspek kehidupan
anak. Orang tua pada pola asuh ini mengembangkan perasaan bahwa aspek-
perawatan dan perlindungan terhadap anak oleh orangtua atau pengasuh lain.”
kelalaian yang disebabkan karena kondisi sosial ekonomi keluarga yang amat
rentan.
Pola asuh orang tua merupakan segala sesuatu yang dilakukan orang tua
aturan, pengajaran dan perencanaan, contoh dan kasih sayang serta pujian dan
hukuman.
Menurut Hourlock (1992) secara umum ada tiga macam pola asuh
orang tua terhadap anak yaitu, tipe pola asuh pertama demokratis, tipe pola
asuh kedua adalah permisif, tipe pola asuh ketiga adalah otoriter. Ketiga pola
Fungsi pola asuh bagi anak usia dini, dimana orang tua mendidik
anaknya dengan sangat baik mulai dari lingkungan internal keluarga. Konsep
dan pola asuh orang tua untuk anaknya harus mempunyai jiwa yang bisa
anak yang tumbuh kembang secara kreatif, baik dan patuh, bisa menjadikan
anak merasa mempunyai tanggung jawab serta percaya diri dan dapat
menerima pahit manisnya kehidupan ketika dewasa kelak. Untuk itu jadilah
orang tua yang berpikiran positif, kreatif dan aktif dalam tumbuh kembang
proses pembelajaran yang dialami oleh anak didik, dari ketiga lingkungan
terjadi dari pola pengasuhan yang diberikan orang tua terhadap anaknya. Pola
pengasuhan orang tua harus sesuai dengan kebutuhan anak sehingga anak
termasuk semangat belajar. Motivasi itu sendiri terbagi menjadi dua macam
internal. Dengan kata lain, perilaku yang dilakukan dengan motivasi ini
adalah sebuah hadiah untuk diri kita sendiri, dan tidak perlu diberikan oleh
orang lain sebagai sumber eksternal. Segala yang kita lakukan dalam hal ini
imbalan atau apresiasi dari orang lain. b) Motivasi ekstrinsik yaitu berasal
dari luar. Ini terjadi ketika kita termotivasi untuk melakukan perilaku atau
hukuman. Motivasi intrinsik Arti kata ekstrinsik adalah berasal dari luar. Ini
terjadi ketika kita termotivasi untuk melakukan perilaku atau terlibat dalam
dan motivasi belajar juga dipengaruhi oleh aspek kognitif, afektif dan
6
peranan motivasi dalam belajar dan pembelajaran. Anak akan tertarik belajar
sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau
manipulasi yang melibatkan kinerja otot dan segala kekuatan fisik. Hal ini
akan membuat seseorang dapat dilihat telah mencapai standar yang diukur
atau belum.
fiqih. Khususnya pada kategori kognnitif, di kelas VII secara kognnitif usia
remaja.
hasil pembelajaran fiqih pada aspek kognnitif. Dari hasil yang ditemui di
menanamkan bentuk pola asuh demokratis secara umum dapat dilihat bahwa
motivasi di kelas termasuk kategori tinggi dan anak tersebut juga berprestasi
di sekolah.
beberapa temuan dilapangan dapat dikatakan bahwa bentuk pola asuh orang
tua permisif kurang tepat digunakan. Karena dapat berdampak buruk bagi
anak yang berakibat motivasi di dalam kelas kurang. Ada beberapa faktor
diantaranya usia orang tua, keterlibatan orang tua, pendidikan orang tua,
pengalaman dalam mengasuh anak, stress orang tu, dan hubungan suami isteri
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan penelitian
2. Manfaat penelitian
a. Secara teoritis
orang tua terhadap prestasi belajar fiqih siswa kelas VII Madrasah
datang.
9
1. Secara praktis
D. Kerangka Berfikir
1. Pola asuh anak adalah suatu proses yang ditujukan untuk meningkatkan
intelektual seorang anak sejak bayi hingga dewasa. Hal ini menjadi
2. Pola asuh orang tua pada dasarnya ada 3 macam, yaitu pola asuh
otoriterlah yang dampaknya sangat berisiko bagi anak. Karena pola asuh
3. Pola asuh orang tua bagi anak usia dini, dimana orang tua mendidik
Konsep dan pola asuh orang tua untuk anaknya harus mempunyai jiwa
agar menjadi anak yang tumbuh kembang secara kreatif, baik dan patuh,
diri dan dapat menerima pahit manisnya kehidupan ketika dewasa kelak.
oleh peserta didik guna mengukur aspek perilaku peserta didik. Dengan
konstruktif.
variabel x variabel y
(pola asuh (prestasi belajar
demokratis orang siswa pada mapel
tua) fiqih)
Zakat
Melatih anak menjadi
mandiri, berani, dan
mampu memecahkan
masalah sendiri Puasa
Bagan 1.1
Kerangka Pemikiran
E. Langkah Penelitian
1. Jenis penelitian
2. Pendekatan Penelitian
3. Data Penelitian
yang dibahas. Data sekunder data tentang prestasi belajar siswa kelas VII
tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Setelah itu, peneliti sebagai
Garut.
dua macam yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Teknik analisis data
juga dibagi menjadi dua macam yaitu, analisa kuantitatif dan analisa
kualitatif.
asuh yang diterapkan oleh orang tua anak di MTs Intisyarul’ulum Tipar.
Deskriptif dilakukan untuk mengetahui tipe pola asuh orang tua secara
14
6. Teknik Simpulan
instrumen penelitian berupa angket dan kepada siswa di kelas VII MTs
F. Hipotesis
2013: 120).