Anda di halaman 1dari 7

SIKAP REMAJA SEHUBUNGAN MEDIA PORNOGRAFI

DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH REMAJA

I Dewa Made Ruspawan


I Putu Dewi Citra Adnyana
Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar
Email: ruspawan.dm@gmail.com

Abstract: Attitude Teenagers in relation Media Pornography with Premarital


Teenagers Sexual Behavior. The purpose of this study was to determine the
relationship of the media in relation teenagers attitude pornography with teenagers
premarital sexual behavior in SMA Negeri 2 Banjar. This research is an
observational analytic cross sectional approach. Sampling technique using a
stratified random sampling with sample of 216 respondents. Data were taken using a
questionnaire scores sexual attitudes and behavior. The results of the analysis get
attitude teenagers in relation media pornography with premarital teenagers sexual
behavior of 42.5% is attitude and attitude is quite less. Sexual behavior by 36% is
moderate sexual behavior. Results of Spearman's rho test scores (r) = 0.754 and
p = 0.000 (<0.05), so that there is a significant correlation attitude teenagers in
relation media pornography with premarital teenagers sexual behavior in SMA
Negeri 2 Banjar.

Abstrak: Sikap Remaja Sehubungan Media Pornografi Dengan Perilaku


Seksual Pranikah Remaja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan sikap
remaja sehubungan media pornografi dengan perilaku seksual pranikah remaja di
SMA Negeri 2 Banjar. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional. Teknik sampling menggunakan stratified random
sampling dengan jumlah sampel 216 responden. Data yang diambil berupa skor
menggunakan kuesioner sikap dan perilaku seksual. Hasil analisis penelitian
mendapatkan sikap remaja sehubungan media pornografi masing-masing sebesar
42,5% adalah sikap cukup dan sikap kurang. Perilaku seksual sebesar 36% adalah
perilaku seksual sedang. Hasil uji spearman rho mendapatkan nilai (r)= 0,754 dan
p= 0,000 (<0,05), ada hubungan yang signifikan antara sikap remaja sehubungan
media pornografi dengan perilaku seksual pranikah remaja di SMA Negeri 2 Banjar.

Kata kunci : sikap remaja, media pornografi, perilaku seksual pranikah

Masa remaja merupakan suatu fase terhadap satu pekerjaan atau tugas yang
perkembangan yang dinamis dalam ditekuni secara mendalam (Kusmiran,
kehidupan seorang individu, dimana masa 2011).
ini terdapat periode transisi dari masa Data demografi menunjukkan bahwa
anak-anak ke masa dewasa (Pardede dalam remaja merupakan populasi yang besar
Soetjiningsih, 2008). Siswa SMA dalam dari penduduk dunia. Sekitar 900 juta
perkembangannya berada pada kategori berada di negara sedang berkembang. Data
remaja menengah dan baru memasuki demografi di Amerika Serikat (1990)
remaja akhir (15-19 tahun). Pada usia ini menunjukkan jumlah remaja berumur 10-
perkembangan individu ditandai dengan 19 tahun sekitar 15% dari populasi. Jumlah
pencarian identitas diri, adanya pengaruh penduduk di Asia Pasifik adalah 60% dari
dari lingkungan, dan pengembangan penduduk dunia, seperlimanya merupakan

1
remaja umur 10-19 tahun. Berdasarkan angka 39% dan 19% di Inggris pada tahun
hasil sensus penduduk Indonesia tahun 2011.
2010 jumlah remaja sangat besar yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Susanto
sekitar 64 juta atau 27,6% dari jumlah total (2012) tentang hubungan antara sikap
penduduk Indonesia 237,6 juta jiwa. media pornografi dengan perilaku seksual
Remaja kerap kali mengalami pranikah pada remaja menunjukkan bahwa
kesulitan dalam mengikuti proses sikap terhadap media pornografi sebesar
perkembangan, baik itu dari segi 80,8% termasuk kategori sikap positif dan
perubahan fisik, emosi, mental dan sosial. 19,2% termasuk sikap negatif. Perilaku
Pengaruh dari lingkungan sangat berperan seksual pranikah pada subjek penelitian
dalam pembentukan sikap dan perilaku sebesar 44,2% dalam kategori tinggi,
remaja. Perilaku seksual pranikah 32,7% kategori sedang dan 23,1% kategori
dikalangan remaja sudah menjadi rendah. Ini dikuatkan juga dengan hasil
fenomena yang umum di masyarakat. penelitian dari Pawestri, dkk (2013) yang
Perilaku seksual pranikah yang dimaksud menunjukkan bahwa sikap siswa sebagian
adalah hubungan seksual yang dilakukan besar negatif (54,4%) dan perilaku seks
oleh dua orang yang tidak ingin hidup pranikah sebagian besar kurang baik
bersama dalam perkawinan atau keluarga (48,1%).
(Mutadin, 2002). Hasil dari studi pendahuluan yang
Salah satu faktor yang mendorong dilakukan di SMA Negeri 2 Banjar pada
remaja untuk melakukan hubungan seksual tanggal 3 April 2014 didapatkan data
pranikah karena perubahan-perubahan bahwa sekolah ini merupakan salah satu
hormonal dalam tubuh remaja yang sekolah dengan siswa terbanyak di
membuat hasrat seksual (libido seksual) Kecamatan. Hasil wawancara dengan
menjadi meningkat. Peningkatan hasrat Kepala SMA mendapatkan data bahwa
seksual ini membutuhkan penyaluran setiap semesternya (enam bulan) rata-rata
dalam bentuk tingkah laku tertentu. terdapat satu sampai dua siswa yang keluar
Penyaluran itu tidak dapat segera atau dikeluarkan oleh sekolah karena
dilakukan karena adanya penundaan usia hamil di luar nikah. Selain itu, dari sepuluh
perkawinan dan norma-norma yang ada di siswa yang diberikan kuesioner perilaku
masyarakat. Selanjutnya remaja akan seksual terdapat lima siswa termasuk
berkembang lebih jauh terhadap hasrat dalam kategori perilaku seksual tinggi, tiga
seksualnya kepada tingkah laku yang lain diantaranya termasuk dalam kategori
seperti berciuman dan masturbasi atau perilaku seksual sedang dan dua siswa lagi
onani. Kecenderungan semakin meningkat termasuk dalam kategori perilaku seksual
oleh karena adanya penyebaran informasi rendah.
dan rangsangan seksual melalui media
massa yang sangat mudah diakses oleh Beranjak dari data tersebut peneliti
para remaja. Media yang sering digunakan tertarik melakukan penelitian ini karena di
oleh remaja seperti situs porno (internet), jaman yang serba teknologi ini, remaja
majalah porno, video, film porno, serta sangat mudah mengakses internet yang
smartphone (Sarwono, 2012). bisa dilakukan dimana saja, untuk itu
Survey internasional yang dilakukan siswa sangat rentan terhadap paparan dari
oleh Bayer Healthcare Pharmaceutical media pornografi, sehingga peneliti ingin
terhadap 6.000 remaja di 26 negara mengetahui hubungan sikap remaja
mengungkapkan, ada peningkatan jumlah sehubungan media pornografi dengan
remaja yang melakukan seks tidak aman perilaku seksual pranikah pada remaja di
seperti di Perancis yang mencapai angka SMA Negeri 2 Banjar.
111%, di Amerika Serikat menembus

2
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Random Sampling yaitu jenis sampling
mengetahui sikap remaja sehubungan yang digunakan peneliti untuk mengetahui
media pornografi, untuk mengetahui beberapa variabel pada populasi yang
perilaku seksual pranikah remaja dan merupakan hal yang penting untuk
untuk menganalisa hubungan sikap remaja mencapai sampel yang representatif, dari
sehubungan media pornografi dengan teknik sampling tersebut maka diperoleh
perilaku seksual pranikah remaja di SMA jumlah sampel sebanyak 216 responden.
Negeri 2 Banjar. Penelitian ini dilakukan di SMA
METODE Negeri 2 Banjar Desa Banjar Tegeha,
Desain penelitian merupakan Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng
rancangan penelitian yang disusun dari bulan Maret sampai dengan Agustus
sedemikian rupa sehingga dapat menuntun 2014 dan pengumpulan data dilakukan dari
peneliti untuk memperoleh jawaban tanggal 2 sampai dengan 6 Juni 2014.
terhadap pertanyaan penelitian. Dalam Variabel adalah karakteristik subjek
penelitian ini menggunakan jenis penelitian yang berubah dari satu subjek
penelitian analitik observasional. ke subjek lain. Berdasarkan fungsinya
Penelitian analitik ialah penelitian yang dalam konteks penelitian khususnya dalam
berupaya mencari hubungan antara hubungan antar variabel, terdapat variabel
variabel yang satu dengan variabel yang bebas (independen), yaitu variabel yang
lainnya dengan melakukan analisis data. apabila ia berubah akan mengakibatkan
Studi observasional dilakukan pada perubahan pada variabel lain dan variabel
penelitian tanpa intervensi dan hanya akan tergantung (dependen), yaitu variabel yang
melaksanakan pengamatan pada subjek berubah akibat perubahan variabel bebas.
penelitian. Penelitian ini menggunakan Dalam penelitian ini, variabel
pendekatan studi cross sectional, yaitu independennya adalah sikap remaja
peneliti melakukan observasi atau sehubungan media pornografi, sedangkan
pengukuran variabel pada satu saat yang variabel dependennya ialah perilaku
sama, tetapi tiap subjek hanya diobservasi seksual pranikah remaja.
satu kali dan pengukuran variabel subjek Instrumen yang digunakan pada
dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut. penelitian ini adalah lembar kuesioner
Populasi dalam penelitian adalah yang terdiri dari tiga bagian yaitu bagian
subjek (misalnya manusia;klien) yang pertama membahas mengenai identitas
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan, responden yang mencangkup umur, kelas
yaitu seluruh remaja kelas X dan XI di dan jenis kelamin. Selanjutnya pada
SMA Negeri 2 Banjar sebanyak 471 bagian kedua, kuesioner menggunakan
responden. Sedangkan sampel terdiri dari skala likert yang diukur dengan kuesioner
bagian populasi yang dapat dipergunakan sikap remaja sehubungan media pornografi
sebagai subjek penelitian melalui yang didapatkan dari majalah porno, situs
sampling. Teknik sampling itu sendiri porno (internet), video, film porno, serta
merupakan cara-cara yang ditempuh dalam smartphone. Bagian ketiga menggunakan
pengambilan sampel, agar memperoleh kuesioner perilaku seksual untuk
sampel yang benar-benar sesuai dengan mengetahui tingkat perilaku seksual
keseluruhan subjek penelitian. remaja.
Teknik sampling pada penelitian ini Dalam pengisian kuesioner sudah
menggunakan Probability Sampling yaitu terdapat lembar informed consent untuk
metode pengambilan sampel dengan responden menyetujui berpartisipasi dalam
prinsip utama bahwa setiap subjek dalam penelitian ini. Setelah kuesioner disebar
populasi harus mempunyai kesempatan dan diisi oleh responden kemudian
yang sama untuk terpilih atau tidak terpilih dilakukan pengolahan data yang meliputi
sebagai sampel. Dengan jenis Stratified editing, coding, entry dan tabulating. Data

3
yang telah diolah sesuai dengan tahapan dengan perilaku seksual rendah (lihat
tersebut selanjutnya dianalisis dengan tabel. 3).
menggunakan uji spearman rho untuk
mendapatkan hasil akhir dan ditampilkan Tabel. 3 Tabel silang sikap remaja
pada penyajian hasil. sehubungan media pornografi
dengan perilaku seksual
HASIL DAN PEMBAHASAN pranikah remaja
Hasil pengamatan terhadap objek
penelitian mendapatkan sikap remaja Kategori Kategori Perilaku Total Persenta
sehubungan media pornografi dari 216 Sikap Seksual se (%)
responden yang memiliki sikap baik Rendah Sedang Tinggi
sebanyak 32 orang (15%), sikap cukup dan Kurang 66 26 0 92 42,5
sikap kurang masing-masing sebanyak 92 Cukup 5 44 43 92 42,5
orang (42,5%) (lihat tabel. 1). Baik 0 8 24 32 15
Tabel. 1 Distribusi sikap remaja Total 71 78 67 216 100
sehubungan media pornografi Sesuai dengan tujuan penelitian untuk
(n= 216) menjawab hipotesis yaitu apakah ada
hubungan sikap remaja sehubungan media
Kategori Frekuensi (f) Total Persentase pornografi dengan perilaku seksual
Laki Perem (%) pranikah remaja di SMA Negeri 2 Banjar,
-laki puan maka digunakan uji spearman rho untuk
Baik 24 8 32 15 mendapatkan korelasi antara kedua
Cukup 49 43 92 42,5 variabel. Uji ini dipilih karena kedua
Kurang 43 49 92 42,5 variabel dalam penelitian ini memiliki
skala data ordinal.
Untuk perilaku seksual pranikah
Penelitian ini menggunakan sampel
remaja didapatkan dari 216 responden
(n) sebanyak 216 responden sehingga
yang memiliki perilaku seksual tinggi
tidak dapat dicari dengan
sebanyak 67 orang (31%), perilaku seksual
sedang sebanyak 78 orang (36%) dan menggunakan rumus secara manual karena
perilaku seksual rendah sebanyak 71 orang nilai pada terbatas hanya sampai
(33%) (lihat tabel. 2). (n)= 30, untuk itu hubungan antara
Tabel. 2 Distribusi perilaku seksual variabel pada penelitian ini ditentukan
pranikah remaja (n= 216) dengan arah korelasi yaitu dengan melihat
hasil uji spearman rho pada level
Kategori Frekuensi (f) Total Persentase signifikansi (= 0,05) maka diperoleh (r)=
Laki- Peremp (%) 0,754 dengan nilai p= 0,000. Nilai ini
laki uan berada antara 0,60 - 0,799 yang berarti
Tinggi 48 19 67 31 korelasi memiliki tingkat hubungan yang
Sedang 41 37 78 36 kuat (Sugiyono, 2012).
Rendah 27 44 71 33 Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
sikap remaja sehubungan media pornografi
Untuk hubungan sikap remaja di SMA Negeri 2 Banjar, dengan hasil
sehubungan media pornografi dengan sikap baik sebesar 15% dimana laki-laki
perilaku seksual pranikah remaja sebesar 11% dan perempuan sebesar 4%.
didapatkan dari 216 responden yang Sikap cukup dari penelitian ini sebesar
memiliki sikap kurang dengan perilaku 42,5% dimana laki-laki sebesar 22,5% dan
seksual rendah sebanyak 66 orang (31%) perempuan sebesar 20% serta sikap kurang
dan tidak ada sikap kurang dengan sebesar 42,5% dimana laki-laki sebesar
perilaku seksual tinggi serta sikap baik 20% dan perempuan sebesar 22,5%.

4
Hasil ini menunjukkan bahwa kaum mempengaruhi hasil dari penelitian
laki-laki lebih mendominasi daripada sehingga peneliti mendapatkan jumlah
perempuan, dalam hal memperoleh persentase yang lebih besar pada sikap
paparan media pornografi. Ini disebabkan remaja sehubungan media pornografi
karena laki-laki lebih berani dengan perilaku seksual pranikah.
mengekspresikan nilai-nilai yang Perilaku seksual pranikah remaja pada
dimilikinya, memiliki rasa ingin tahu yang penelitian ini mendapatkan hasil, remaja
besar, ingin mengerti dan ingin lebih yang memiliki perilaku seksual tinggi
mendapatkan pengalaman serta sebesar 31% dimana laki-laki sebesar 22%
pengetahuan. Selain itu, pergaulan yang dan perempuan sebesar 9%, perilaku
semakin bebas dikalangan remaja menjadi seksual sedang sebesar 36% dimana laki-
faktor yang penting dalam remaja laki sebesar 19% dan perempuan sebesar
bersikap, sebab sikap itu sendiri diambil 17% serta perilaku seksual rendah pada
oleh remaja untuk menyesuaikan diri penelitian ini sebesar 33% dimana laki-laki
dengan lingkungannya (Atkinson, dkk sebesar 13% dan perempuan sebesar 20%.
dalam Sunaryo, 2013) . Hasil ini menginformasikan bahwa
Sikap terhadap objek tertentu dapat perilaku seksual tinggi dan sedang lebih
merupakan sikap pandangan atau sikap banyak laki-laki dibanding perempuan,
perasaan, namun sikap tersebut disertai serta perilaku seksual rendah lebih banyak
dengan kecenderungan untuk bertindak perempuan. Ini berkaitan dengan sikap
sesuai dengan objek tadi (Gerungan dalam laki-laki yang lebih mendominasi
Sunaryo, 2013). Kecenderungan yang perempuan dalam memperoleh paparan
dimaksud menurut Thurston dalam media pornografi.
Sunaryo (2013), berupa sikap positif atau Paparan tersebut menjadi salah satu
negatif. Sikap positif terhadap objek sikap faktor yang berpengaruh terhadap sikap
berupa media pornografi akan membuat dengan perilaku seksual remaja. Ini dapat
remaja lebih menyukai atau lebih senang dilihat dari koefisien korelasi yang
saat menggunakan media tersebut, dikuadratkan ( 2 ) sebesar 0,57 yang berarti
sebaliknya sikap negatif akan menghindari bahwa sikap remaja sehubungan media
atau rasa tidak senang terhadap media pornografi secara umum memberi
pornografi tersebut. pengaruh terhadap perilaku seksual
Teori ini didukung oleh hasil penelitian pranikah sebesar 0,57 dan sisanya 0,43
dari Anggriyani & Trisnawati (2011), pada perilaku seksual pranikah dipengaruhi oleh
penelitian mengenai hubungan antara seks faktor lainnya seperti meningkatnya libido
pranikah dengan perilaku seks remaja pada seksual remaja, terjadinya penundaan usia
SMK Kerabat Kita Bumiayu Kabupaten perkawinan di masyarakat, masih adanya
Brebes yang menyatakan bahwa sikap istilah tabu atau larangan mengenai
terhadap seks pranikah pada 89 siswa seksualitas, kurangnya informasi seksual
kurang baik yaitu sebesar 34,8% yang diterima oleh remaja secara tepat dan
sedangkan peneliti mendapatkan sikap maraknya pergaulan bebas dikalangan
remaja sehubungan media pornografi remaja (Sarwono, 2012).
sebesar 42,5%. Sama-sama berada pada Hasil penelitian ini sejalan dengan
kategori kurang baik. pendapat Pangkahila dalam Soetjiningsih
Peneliti menekankan bahwa hasil yang (2010), yang menyatakan bahwa remaja
didapat oleh Anggriyani & Trisnawati menginginkan kebebasan lebih banyak
yaitu kurang baik yang lebih kecil terhadap aktifitas seksualnya. Aspek
dibandingkan hasil yang didapat peneliti, seksual remaja yang memiliki kekhususan
ini dikarenakan peneliti menggunakan pengalaman berfantasi dan mimpi basah
jumlah sampel yang lebih banyak yaitu sebesar 93% untuk remaja laki-laki dan
216 responden. Jumlah inilah yang

5
remaja perempuan sebesar 89% sedang sebesar 20%, sikap cukup dengan
melakukan fantasi pada saat mansturbasi. perilaku seksual tinggi sebesar 20%, sikap
Pernyataan ini sejalan dengan hasil baik dengan perilaku seksual sedang
penelitian yang dilakukan oleh Widajati, sebesar 4% dan sikap baik dengan perilaku
dkk (2009) di SMK PGRI 3 Walikukun seksual tinggi sebesar 11% serta tidak ada
mengenai faktor yang mempengaruhi sikap kurang dengan perilaku seksual
perilaku seksual remaja pada 125 tinggi dan sikap baik dengan perilaku
responden, mendapatkan perilaku seksual seksual rendah.
berupa deep kissing pada laki-laki sebesar Berdasarkan hasil analisis ini, hipotesis
60% dan perempuan sebesar 3%, genital yang dirancang dalam penelitian dapat
stimulation pada laki-laki sebesar 48% dan diterima dengan nilai (r)= 0,754 dan p=
perempuan sebesar 8%, petting pada laki- 0,000 karena p < maka dapat
laki sebesar 28% dan perempuan sebesar disimpulkan ada hubungan yang signifikan
1%, serta sexual intercourse pada laki-laki antara sikap remaja sehubungan media
sebesar 28% dan perempuan sebesar 1%. pornografi dengan perilaku seksual
Selain itu, penelitian dari Anggriyani & pranikah remaja di SMA Negeri 2 Banjar.
Trisnawati (2011), mendapatkan perilaku Dilihat dari nilai (r) yang positif maka
seksual berisiko sebesar 53,9% pada 89 terdapat hubungan positif atau searah antar
siswa dalam penelitian hubungan antara dua variabel. Hubungan positif ini
seks pranikah dengan perilaku seks remaja menunjukkan bahwa kenaikan nilai
pada SMK Kerabat Kita Bumiayu variabel yang satu yaitu variabel bebas
Kabupaten Brebes. yang berupa sikap remaja sehubungan
Hasil tersebut menguatkan hasil yang media pornografi akan diikuti dengan
didapat peneliti yaitu perilaku seksual naiknya variabel yang lain, dalam hal ini
remaja sebesar 31% pada kategori tinggi variabel terikat yaitu perilaku seksual
sehingga dapat digaris bawahi sasaran pranikah remaja, artinya semakin banyak
yang sama yaitu siswa SMA yang berada paparan media pornografi yang diterima
pada rentang umur 15-19 tahun merupakan semakin baik sikap remaja dan semakin
remaja yang mempunyai aktifitas seksual tinggi perilaku seksual pranikah remaja,
yang tinggi dan intens. Kemudian lebih begitu pula sebaliknya semakin sedikit
ditekankan pada remaja laki-laki karena paparan media pornografi yang diterima
dari hasil penelitian didapatkan persentase semakin kurang sikap remaja dan semakin
untuk perilaku seksual laki-laki lebih rendah perilaku seksual pranikah pada
tinggi dibandingkan perempuan. remaja.
Ini disebabkan selain karena faktor Hasil penelitian ini membuktikan teori
libido seksual yang meningkat karena Rosenberg dalam Wawan & Dewi (2010),
pertumbuhan hormonal pada remaja juga bahwa sikap merupakan predisposisi untuk
karena dorongan seksual akibat banyaknya berespon sejumlah stimulus dimana respon
paparan media pornografi yang diterima tersebut berupa afektif, kognitif dan
remaja. behavioral atau konasi yang saling
Dari hasil analisis hubungan sikap berhubungan dalam ikatan antara akibat
remaja sehubungan media pornografi (effect) dan penyebab (cause) dari suatu
dengan perilaku seksual pranikah remaja peristiwa. Hal yang sama juga
di SMA Negeri 2 Banjar, didapatkan dari disampaikan oleh Saifuddin dalam
216 responden yang memiliki sikap kurang Sunaryo (2013), bahwa sikap mengandung
dengan perilaku seksual rendah sebesar aspek penilaian atau evaluatif yang terdiri
31%, sikap kurang dengan perilaku dari tiga komponen yang berpengaruh
seksual sedang sebesar 12%, sikap cukup terhadap pengambilan penilaian terhadap
dengan perilaku seksual rendah sebesar objek sikap. Tiga komponen tersebut
2%, sikap cukup dengan perilaku seksual

6
adalah komponen kognitif, afektif dan Kusmiran, E. 2011. Kesehatan Reproduksi
konatif. Remaja dan Wanita. Jakarta :
Salemba Medika.
Sejalan dengan teori di atas, penelitian
yang dilakukan oleh Anggriyani & Pawestri. 2013. Pengetahuan, Sikap dan
Trisnawati (2011) pada penelitian Cross Perilaku Remaja Tentang Seks
Sectional yang berjudul hubungan antara Pranikah. Jurnal Keperawatan
Maternitas, Vol. 1 : Fikkes
seks pranikah dengan perilaku seks remaja Universitas Muhammadiyah
pada SMK Kerabat Kita Bumiayu Semarang.
Kabupaten Brebes dengan jumlah sampel
89 orang, mendapatkan hubungan yang Sarwono, S. 2012. Psikologi Remaja.
Jakarta : PT Raja Grafindo
signifikan antara sikap remaja terhadap Persada.
seks pranikah dengan perilaku seks remaja
dengan nilai Chi-Square 47,299 dan p= Soetjiningsih. 2008. Tumbuh Kembang
0,000. Anak dan Remaja. Jakarta : Sagung
Seto.
Dengan hasil analisis yang sama-sama
memperoleh hubungan yang signifikan Soetjiningsih. 2010. Tumbuh Kembang
antara sikap dengan perilaku seksual, Remaja dan Permasalahannya.
peneliti menekankan bahwa remaja yang Jakarta : Sagung Seto.
masih dalam masa perkembangan yaitu Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
umur 15-19 tahun sangat rentan terhadap Administrasi. Bandung : Alfabeta.
media pornografi. Remaja dapat
mengakses media tersebut dengan leluasa Sunaryo. 2013. Psikologi untuk
Keperawatan Edisi 2. Jakarta :
tanpa pengawasan dan mendorong hasrat EGC.
seksual remaja sehingga perilaku seksual
pranikah menjadi meningkat. Susanto. 2012. Hubungan antara Sikap
Terhadap Media Pornografi
dengan Perilaku Seksual Pranikah
SIMPULAN pada Remaja. Jurnal Psikologi :
Berdasarkan hasil penelitian dan Fakultas Psikologi Universitas
pembahasan di atas, maka dapat Ahmad Dahlan.
disimpulkan sikap remaja sehubungan Wawan. A dan Dewi, M. 2010. Teori &
Pengukuran Pengetahuan Sikap
media pornografi di SMA Negeri 2 Banjar dan Perilaku Manusia. Yogyakarta
adalah sikap cukup dan sikap kurang : Nuha Medika.
masing-masing sebesar 42,5%. Sedangkan
untuk perilaku seksual pranikah remaja Widajati, 2009. Faktor yang
Mempengaruhi Perilaku Seksual
sebesar 36% adalah perilaku seksual Remaja Di SMK Kabupaten
sedang dan dari hasil uji spearman rho Ngawi. Jurnal Kebidanan Vol. VII
didapatkan nilai (r)= 0,754 dan nilai p= No. 3 : Poltekkes Depkes
0,000 (<0,05) maka ada hubungan yang Surabaya.
signifikan antara sikap remaja sehubungan
media pornografi dengan perilaku seksual
pranikah remaja di SMA Negeri 2 Banjar.

DAFTAR RUJUKAN
Anggriyani, N dan Trisnawati, Y. 2011.
Hubungan antara Seks Pranikah
dengan Perilaku Seks Remaja pada
SMK Kerabat Kita Bumiayu
Kabupaten Brebes. Jurnal Ilmiah
Kebidanan Vol. 2: Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto.

Anda mungkin juga menyukai