Anda di halaman 1dari 13

Journal of Health Studies, Vol. 1, No.

2, September 2017: 148-160

OPINI MAHASISWA TERHADAP PERILAKU SEKS


PRANIKAH
Mega Ardina
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
E-mail: mega_ardina@unisayogya.ac.id

Abstract: This study tries to investigate the outlook of higher


education students pertaining to premarital sex activity in Yogyakarta
and the influencing factors of the issue. The basic method used in this
study was descriptive along with mixed methods approach and
sequential explanatory strategy. The process of data collection was
implemented through the use of questionnaires towards as many as 60
students of higher education in Yogyakarta who were randomly
selected. The data was quantitatively analyzed using SPSS 16.0
software and as a development to the discussion, a qualitative analysis
was also carried out. The study shows that the factors influencing the
outlook of the higher education students are their stances towards
premarital sex activity, family and media. From all of these factors, the
one with the highest positive influence towards the outlook of the
higher education students is family factor.

Keywords: outlook, students, premarital sex activity

Abstrak: Penelitian ini akan membahas mengenai opini mahasiswa


terhadap perilaku seks pranikah di Yogyakarta dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan mixed
methods, dan strategi eksplanatoris sekuensial. Teknik pengumpulan
data dilakukan menggunakan kuesioner terhadap 60 mahasiwa di
Yogyakarta secara random. Analisis data secara kuantitatif dilakukan
dengan menggunakan software SPSS 16.0 dan sebagai pelengkap
pembahasan dilakukan analisis secara kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap opini
mahasiswa adalah sikap mahasiswa terhadap perilaku seks pranikah,
keluarga, dan media. Dari tiga faktor yang berpengaruh tersebut, yang
memiliki pengaruh positif paling tinggi kepada opini mahasiswa
adalah keluarga.

Kata kunci: opini, mahasiswa, perilaku seks pranikah

Mega Ardina, Perilaku Seks Pranikah…..148


Journal of Health Studies, Vol. 1, No. 2, September 2017: 148-160

PENDAHULUAN dampak yang ditimbulkan, seperti


Di era globalisasi ini kebebasan hamil sebelum nikah, putus sekolah,
muncul dari segala aspek. Kebudayaan dan tingginya pengidap HIV/AIDS.
asing masuk dengan mudah, padahal Dalam kasus perilaku ini,
tidak sesuai dengan kebudayaan di sesungguhnya generasi muda di
negara tertentu yang melanggar aturan Indonesia telah digerogoti. Tingginya
dan norma yang berlaku. Sebagai angka perilaku seks bebas berimbas
contoh kebudayaan asing yaitu free pada bertambahnya jumlah pengidap
sexs. Itu tidak cocok dengan HIV/AIDS. Secara kumulatif jumlah
kebudayaan kita di Indonesia yang kasus AIDS tertinggi berada pada usia
masih menerapkan adat ketimuran dan 20-29 tahun, yaitu sebanyak 32%,
mayoritas penduduknya beragama sedangkan pada usia 30-39 tahun
Islam, yang melarang perilaku seks sebanyak 29,4%, 40-49 tahun 11,8%,
bebas. 50-59 tahun 3,9%, kemudian 15-19
Maraknya perilaku seks bebas tahun sebanyak 3%. Oleh sebab itu,
atau seks pranikah adalah bukti harus ada upaya serius untuk
rusaknya tata pergaulan, karena memerangi perilaku seks bebas di
perilaku ini bukan hanya dilakukan kalangan generasi muda (Kemenkes RI,
oleh kaum remaja tapi juga mereka 2015).
yang telah berusia lebih tua. Menurut Dalam skala yang lebih kecil,
Tu X dkk (2012), perilaku seks Daerah Istimewa Yogyakarta
pranikah adalah hubungan seks antara merupakan kota pendidikan, yang
pria dan wanita meskipun tanpa adanya memiliki jumlah universitas cukup
ikatan selama ada ketertarikan secara banyak. Berdasarkan data dari Dinas
fisik. Jika hal ini dilakukan oleh Kesehatan DIY (2015), jumlah
generasi muda, maka akan berdampak penderita HIV di Daerah Istimewa
tidak baik. Yogyakarta sebanyak 3146 orang. Dari
Selain itu, pergaulan yang mulai jumlah tersebut 1.249 di antaranya
tidak baik merupakan dampak langsung sudah sampai tahap AIDS. Salah satu
sistem sekularisme, kapitalisme, dan penyebab besarnya penderita
tidak ditanamkannya nilai-nilai moral HIV/AIDS di Yogyakarta adalah
pada sistem pendidikan. Hal ini perilaku seks bebas di kalangan
menyebabkan para pelajar menjadi mahasiswa. Oleh karena itu, peneliti
hedonis, materialis, dan mengagungkan ingin mengetahui bagaimana opini
kebebasan. Sementara budaya sekuler mahasiswa dari beberapa universitas,
liberal mendorong munculnya berbagai terhadap perilaku seks pranikah yang
rangsangan seksual melalui berbagai sedang marak di kalangan generasi
media, yang bisa diakses oleh para muda saat ini.
pelajar dengan sangat mudah. Semua Dengan demikian dapat
itu ditambah dengan kemudahan dalam dijabarkan dalam pertanyaan penelitian
mengakses internet, yang telah sebagai berikut. Pertama, Bagaimana
berdampak sangat serius pada opini mahasiswa terhadap perilaku seks
kerusakan generasi muda di Indonesia. pranikah di Yogyakarta?, kedua, faktor-
Generasi muda yang telah faktor apa saja yang mempengaruhi
terpengaruh oleh budaya sekuler liberal opini mahasiswa terhadap perilaku seks
tersebut seringkali tidak memikirkan pranikah di Yogyakarta?. Tujuan

Mega Ardina, Perilaku Seks Pranikah…..149


Journal of Health Studies, Vol. 1, No. 2, September 2017: 148-160

penelitian ini adalah untuk mengetahui yang menggerakkan seseorang secara


opini mahasiswa terhadap perilaku seks aktif (action element) untuk melakukan
pranikah di Yogyakarta, serta “tindakan atau berperilaku” atas suatu
mengetahui faktor-faktor yang reaksi yang sedang dihadapinya.
mempengaruhi opini mahasiswa
terhadap perilaku seks pranikah di Cognition (pengertian atau nalar)
Yogyakarta. Komponen kognisi ini berkaitan
dengan penalaran seseorang untuk
Opini menilai suatu informasi, pesan fakta
Opini adalah suatu pandangan, dan pengertian yang berkaitan dengan
persepsi, pikiran, atau taksiran pendiriannya. Komponen ini
mengenai suatu hal tertentu (Ruslan, menghasilkan penilaian atau
2010). Dari pengertian tersebut berarti pengertian dari seseorang berdasarkan
opini merupakan sesuatu yang abstrak rasio atau kemampuan penalarannya.
karena hanya berupa pendapat atau Artinya, kognitif tersebut merupakan
pikiran yang ada pada diri mahasiswa aspek kemampuan intelektualitas
terhadap perilaku seks pranikah. seseorang yang berhubungan dengan
Faktor-faktor yang dapat membentuk ilmu pengetahuan.
opini menurut D.W. Rajecki dalam Ketiga komponen di atas
Ruslan (2010), mempunyai tiga menunjukkan tentang bagaimana sikap
komponen yang dikenal dengan istilah mahasiswa terhadap perilaku seks
ABCs of attitude yaitu Affect (perasaan pranikah dapat diketahui, karena
atau emosi), Behaviour (tingkah laku), dengan mengetahui sikap mahasiswa,
dan Cognition (pengertian atau nalar). kemudian dapat mencerminkan opini
yang terbentuk pada mahasiswa
Affect (perasaan atau emosi) tersebut. Hal ini dikarenakan opini
Komponen ini berkaitan dengan merupakan ungkapan dari sikap
rasa senang, suka, sayang, takut, benci, seseorang. Ungkapan tersebut bisa
sedih dan kebanggaan hingga muak berbentuk bahasa lisan, tulisan, bahasa
atau bosan terhadap sesuatu, sebagai tubuh maupun gesture.
akibat setelah merasakannya atau
timbul setelah melihat dan Seks Pranikah
mendengarnya. Komponen afektif Menurut Desmita (2010),
tersebut merupakan evaluasi perilaku seks pranikah merupakan
berdasarkan perasaan seseorang yang segala cara mengekspresikan dan
secara emotif (aspek emosional) untuk melepaskan dorongan seksual yang
menghasilkan penilaian, yaitu “baik berasal dari kematangan organ seksual,
atau buruk”. seperti berkencan intim, bercumbu,
sampai melakukan kontak seksual,
Behaviour (tingkah laku) tetapi perilaku tersebut dinilai tidak
Komponen ini lebih menampilkan sesuai dengan norma karena remaja
tingkah laku atau perilaku seseorang, belum memiliki pengalaman tentang
misalnya bereaksi untuk memukul, seksual. Sarwono (2011) menyatakan
menghancurkan, menerima, menolak, bahwa seks bebas adalah segala tingkah
mengambil, membeli dan lain laku yang didorong oleh hasrat seksual
sebagainya. Jadi merupakan komponen baik dengan lawan jenis maupun

Mega Ardina, Perilaku Seks Pranikah…..150


Journal of Health Studies, Vol. 1, No. 2, September 2017: 148-160

sesama jenis, mulai dari tingkah laku mahasiswa itu sendiri, maksudnya
yang dilakukannya seperti sentuhan, pengaruh yang timbul dari jiwa
berciuman (kissing) berciuman belum mahasiswa tersebut yang berusaha
sampai menempelkan alat kelamin yang untuk mencari-cari jati diri mereka
biasanya dilakukan dengan memegang sesungguhnya. Pada saat pencarian jati
payudara atau melalui oral seks pada diri ini mahasiswa akan dipenuhi oleh
alat kelamin tetapi belum bersenggama rasa penasaran dan akan mencoba
(necking), dan bercumbuan sampai banyak hal-hal baru yang belum pernah
menempelkan alat kelamin yaitu mereka alami sebelumnya serta
dengan saling menggesek-gesekan alat melakukan berbagai “eksperimen”
kelamin dengan pasangan namun kehidupan yang menarik bagi mereka,
belum bersenggama (petting), dan yang begitu juga dengan seks. Semua hal itu
sudah bersenggama (intercourse), yang didorong dengan tingkat emosional
dilakukan diluar hubungan pernikahan. mereka yang masih labil, keinginan
Oleh karena itu, dapat disimpulkan yang sangat besar sering melingkupi
bahwa seks pranikah adalah tingkah para mahasiswa sehingga mereka
laku yang didorong oleh hasrat seksual terkadang mencoba sesuatu hal tanpa
yang berasal dari kematangan organ memahami dampak apakah yang akan
reproduksi yang dilakukan di luar timbulkan. Mereka juga akan mencoba-
norma-norma yang berlaku. Di luar coba apakah itu seks sesungguhnya
norma yang berlaku maksudnya adalah tanpa memikirkan dampaknya terlebih
di luar pernikahan. dahulu (Sarwono, 2011).
Semua praktik-praktik seks Selain itu, faktor luar (eksternal)
pranikah yang terjadi dan juga kemungkinan mempengaruhi,
perkembangan seks yang melanda yaitu: 1) Keluarga, merupakan
pergaulan generasi muda saat ini pasti lingkungan pertama yang akan dikenal
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang anak, sehingga memiliki peranan yang
menyebabkan dan memicu mahasiswa sangat penting bagi pembentukan
untuk melakukan seks bebas. Menurut kualitas diri mahasiswa. Jika
Survei Kesehatan Reproduksi mahasiswa dalam sebuah keluarga
Mahasiswa Indonesia dalam Sarwono kurang mendapatkan perhatian, maka ia
(2011), ada 3 faktor yang paling akan bertindak sesuka hati karena
mempengaruhi mahasiswa untuk merasa tidak mendapat larangan dari
melakukan hubungan seksual antara orang yang sangat dia hormati yaitu
lain: 1) Pengaruh teman sebaya atau orang tua. Tidak ada nasehat, larangan,
punya pacar, 2) Punya teman yang ataupun hukuman bila melakukan
setuju dengan hubungan seks pra kesalahan membuktikan kurangnnya
nikah, 3) Punya teman yang mendorong perhatian orang tua terhadap anak,
untuk melakukan seks pra nikah. pengawasan terhadap kegiatan mereka
Selain ketiga faktor di atas ada pun akan semakin rendah. 2) Teman,
pula beberapa faktor yang merupakan seseorang yang dekat
kemungkinan menyebabkan dapat dengan mahasiswa, kepribadian teman
terjadinya seks bebas di lingkup juga dapat mempengaruhi kepribadian
pergaulan generasi muda, antara lain mahasiswa tersebut. Terkadang
pengaruh dari dalam (internal) yaitu mahasiswa lebih mempercayai ucapan
pengaruh yang timbul dari dalam teman mereka karena menurut mereka

Mega Ardina, Perilaku Seks Pranikah…..151


Journal of Health Studies, Vol. 1, No. 2, September 2017: 148-160

temanlah yang paling mengerti menemukan berbagai berbagai


perasaan mereka dan dapat memahami informasi yang diinginkan.
kesulitan yang mereka hadapi. Satu hal Hipotesis dari penelitian ini
yang perlu diperhatikan adalah tidak adalah: 1) Diduga opini mahasiswa
semua teman dapat mengarahkan ke terhadap perilaku seks pranikah
arah yang benar. Apa bila mahasiswa negatif/tidak mendukung, 2) Faktor-
salah dalam memilih teman, dia akan faktor internal yang diduga
mudah terjerumus kedalam hal-hal mempengaruhi opini mahasiswa
yang tidak baik. 3) Kampus, merupakan terhadap perilaku seks pranikah adalah
lingkungan yang dapat membimbing umur, pendidikan, pengalaman, dan
dalam menentukan pilihan, akan tetapi sikap mahasiswa terhadap perilaku seks
tidak semua mahasiswa mampu pranikah, sedangkan faktor-faktor
menerima pengarahan dari dosen yang eksternal yang diduga mempengaruhi
mengajar maupun peraturan yang opini mahasiswa terhadap perilaku seks
berlaku. Cara seorang dosen dalam pranikah adalah keluarga, teman,
memberikan sebuah materi dan sikap tempat tinggal, dan media.
akan mempengaruhi kualitas
mahasiwanya. METODE PENELITIAN
Pada perkembangan teknologi Metode dasar yang digunakan
yang semakin pesat, semua hal dapat dalam penelitian ini adalah metode
diakses dengan mudah, hal ini juga deskriptif, yang merupakan suatu
menjadi faktor besar dalam metode dalam meneliti status
perkembangan perilaku seks pranikah sekelompok manusia, suatu objek, set
di Indonesia. Beberapa media yang kondisi, sistem pemikiran, ataupun
dapat menjadi pemicu antara lain: 1) kelas peristiwa pada masa sekarang,
Media massa, merupakan salah satu yang bertujuan untuk membuat
faktor penyebaran pornografi di deskripsi, gambaran atau lukisan secara
kalangan mahasiswa yang mampu sistematis, faktual, dan akurat
memicu rasa penasaran mahasiswa mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta
tersebut. 2) Internet, merupakan dunia hubungan antarfenomena yang
tanpa batas yang memudahkan diselidiki (Nazir, 2013). Pendekatan
penggunanya mengakses berbagai yang digunakan dalam penelitian
macam situs. Pada mahasiswa yang adalah mixed methods, yaitu perpaduan
kurang mendapatkan pengawasan hal antara penelitian kualitatif dan
ini akan sangat berbahaya, mereka akan kuantitatif.
mendapatkan informasi yang belum Penelitian opini mahasiswa
bisa dipertanggungjawabkan terhadap perilaku seks pranikah ini
kebenarannya. Berhubungan dengan menggunakan strategi eksplanatoris
internet, kita juga akan melihat media sekuensial (KUAN  kual). Strategi
sosial yang sudah menjadi tren di ini diterapkan dengan pengumpulan
kalangan para mahasiswa. Terdapat dan analisis data kuantitatif pada tahap
berbagai macam media sosial seperti pertama, yang diikuti oleh
facebook, twitter, instagram, dan lain- pengumpulan dan analisis data
lain. Dalam media sosial tersebut kualitatif pada tahap kedua yang
mahasiswa dapat dengan mudahnya dibangun berdasarkan hasi l awal

Mega Ardina, Perilaku Seks Pranikah…..152


Journal of Health Studies, Vol. 1, No. 2, September 2017: 148-160

kuantitatif. Bobot atau prioritas lebih Yogyakarta, Universitas Ahmad


diberikan pada data kuantitatif. Proses Dahlan, dan Universitas ‘Aisyiyah
pencampuran (mixing porcess) dalam Yogyakarta. Tiga universitas ini dipilih
strategi ini terjadi ketika hasil data karena tidak hanya mengajarkan ilmu
kuantitatif yang diinformasikan pengetahuan dan teknologi, akan tetapi
diperkuat dengan pengumpulan data juga menanamkan nilai-nilai moral dan
kualitatif pada pembahasannya. keislaman sebagai pondasi bagi
Pendekatan penelitian secara mahasiswanya agar tidak melakukan
kualitatif diperoleh melalui metode perilaku yang menyimpang. Dari
deskriptif analisis, yaitu masing-masing universitas tersebut
mengumpulkan fakta dan kemudian dengan cara acak (random)
menguraikannya secara menyeluruh diambil 20 orang mahasiswa, sehingga
dan diteliti sesuai dengan persoalan diperoleh 60 mahasiswa sebagai
yang akan dikaji (Bungin, 2013). responden. Pada pengambilan data
Penelitian kualitatif dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan cara
ini bertujuan untuk mengetahui secara wawancara mendalam terhadap
detail opini mahasiswa terhadap beberapa mahasiswa sebagai key
perilaku seks pranikah di Yogyakarta. informan untuk mendapatkan informasi
Teknik pelaksanaan penelitian pendukung. Dengan pendidikan nilai-
kuantitatif yang digunakan dalam nilai agama yang diberikan di
penelitian ini adalah metode survei, perkuliahan, diharapkan opini
yang merupakan penyelidikan yang mahasiswa mengenai perilaku seks
diadakan untuk memperoleh fakta-fakta pranikah akan semakin baik.
dari gejala-gejala yang ada dan mencari Pengumpulan data dalam
keterangan-keterangan secara faktual, penelitian ini ditujukan untuk
baik tentang institusi sosial, ekonomi, menjawab pertanyaan dan tujuan yang
atau politik dari suatu kelompok telah ditentukan secara tepat, cermat,
ataupun suatu daerah (Nazir, 2013). dan rinci. Untuk itu teknik pengambilan
Dalam pelaksanaannya semua data yang dilakukan adalah yaitu: 1)
informasi dikumpulkan dari responden Teknik pengisian kuesioner, merupakan
dengan menggunakan kuesioner, teknik pengumpulan data yang
dengan dibatasi pada pengertian survei dilakukan dengan menyerahkan
sampel sebagai informasi dari sebagian kuesioner kepada mahasiswa dan
populasi untuk mewakili seluruh melakukan interview langsung dengan
populasi yang ada (Singarimbun dan mereka, 2) Teknik wawancara,
Effendi, 2011). merupakan teknik pengumpulan data
Penelitian ini direncanakan yang dilaksanakan dengan jalan
dilakukan di Daerah Istimewa melakukan tanya jawab secara langsung
Yogyakarta karena memiliki Perguruan dengan 60 mahasiswa menggunakan
Tinggi dan mahasiswa yang cukup daftar pertanyaan berupa kuesioner
banyak, sehingga lebih mewakili yang telah dipersiapkan terlebih dahulu,
sebagai lokasi penelitian dibandingkan 3) Teknik pencatatan, merupakan
dengan daerah lainnya. Pengambilan teknik pengumpulan data dengan cara
sampel lokasi dipilih secara segaja mencatat semua data dari berbagai
sebanyak 3 universitas yaitu sumber yang berkaitan dengan
Universitas Muhammadiyah penelitian ini.

Mega Ardina, Perilaku Seks Pranikah…..153


Journal of Health Studies, Vol. 1, No. 2, September 2017: 148-160

Analisis dilakukan terhadap data Untuk menjawab hipotesis kedua


yang bersifat kualitatif maupun mengenai faktor-faktor yang mempe-
kuantitatif. Analisis data secara ngaruhi opini mahasiswa digunakan
kuantitatif dilakukan pada data-data analisis regresi linier berganda, karena
yang diformat sesuai tujuan penelitian terdapat satu variabel dependen yaitu
yang dijabarkan ke dalam variabel yang opini dan beberapa variabel independen
sifatnya dapat diuji secara statistik, dan meliputi umur, pendidikan, pengalaman,
sebagai pelengkap pembahasan isinya sikap mahasiswa terhadap perilaku seks
dilakukan analisis secara kualitatif. pranikah, keluarga, teman, tempat
Pengolahan data kualitatif dilakukan tinggal, dan media.
dengan menggunakan Model Miles dan Analisis data dilakukan dengan
Haberman. Analisis data dilakukan menggunakan software SPSS 16.0
secara reduksi, diklasifikasi untuk sebagai berikut: 1) R square atau
dibuat kategori-kategori berdasarkan koefisien determinasi menunjukkan
variabel yang dicari, untuk selanjutnya persen variabel dependent yang dapat
diinterpretasi. Miles dan Haberman diterangkan oleh variabel independent.
dalam Sugiyono (2012) mengemukakan Untuk jumlah variabel independent
bahwa aktivitas dalam analisis data yang lebih dari 2 maka digunakan
kualitatif dilakukan secara terus adjusted R square, 2) Dari uji ANOVA
menerus hingga tuntas, langkah- atau F test untuk mengetahui apakah
langkahnya adalah reduksi data, variabel independent secara bersama-
penyajian data, kemudian conclusion sama berpengaruh terhadap variabel
drawing atau verification. dependent, Jika nilai sig <  (0,05)
Pada pengolahan data kuantitatif, maka variabel independent secara
untuk menjawab hipotesis pertama bersama-sama berpengaruh terhadap
tentang opini mahasiswa terhadap variabel dependent, 3) Uji t dilakukan
perilaku seks pranikah, dianalisis untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
dengan penyekoran dari setiap item masing-masing variabel independent
pertanyaan. Masing-masing pertanyaan terhadap variabel dependent, maka
diberi lima variasi jawaban yaitu sangat pengambilan keputusannnya adalah
setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan nilai Sig. < α → H0 ditolak dan nilai
sangat tidak setuju. Pengkategorian Sig. ≥ α → H0 diterima (dengan taraf
skor tersebut terlebih dahulu dicari signifikansi  = 0,05).
deviasi standard (σ) dan mean
teoritisnya (μ). Selanjutnya skor HASIL PENELITIAN DAN
tersebut digolongkan ke dalam kategori PEMBAHASAN
opini negatif dan positif berdasarkan Opini merupakan ungkapan dari
interval skor kemudian dilakukan uji sikap seseorang. Ungkapan tersebut
Independent Samples T-Test untuk bisa berbentuk bahasa lisan, tulisan,
lebih dalam melihat seberapa jauh bahasa tubuh maupun gesture. Opini
perbedaan antara opini positif dan mahasiswa terhadap perilaku seks
negatif mahasiswa. pranikah dapat dilihat pada Gambar 1.

Mega Ardina, Perilaku Seks Pranikah…..154


Journal of Health Studies, Vol. 1, No. 2, September 2017: 148-160

Opini Mahasiswa terhadap


Perilaku Seks Pranikah

12%
Sangat tidak
48% mendukung
40% Tidak
mendukung
Netral

Gambar 1. Opini Mahasiswa terhadap Perilaku Seks Panikah di Yogyakarta

Dari gambar di atas diketahui seks pranikah cenderung sangat


bahwa jumlah terbanyak sikap menolak dengan perilaku tersebut.
mahasiswa terhadap perilaku seks Opini mahasiswa merupakan
pranikah adalah sangat tidak penilaian atau ekspresi mahasiswa
mendukung. Dari hasil penelitian tidak tentang perilaku seks pranikah yang
ditemukan mahasiswa yang mendukung diekspresikan dalam bentuk perkataan.
terhadap perilaku seks pranikah. Opini mahasiswa tentang perilaku seks
Responden yang tidak mendukung pranikah ini menggambarkan sejauh
perilaku seks pranikah menyampaikan mana opini yang terbentuk di kalangan
bahwa hal itu tidak seharusnya mahasiswa tentang perilaku seks
dilakukan oleh mahasiswa yang masih pranikah. Opini mahasiswa terhadap
kuliah. Selain itu, mereka juga perilaku seks pranikah dibentuk oleh
menyampaikan jika perilaku seks sikapnya terhadap hal tersebut. Hasil
pranikah dapat menyebabkan berbagai penelitian menunjukkan bahwa
masalah pada kesehatan. presentase yang tertinggi adalah
Mahasiswa yang memilih untuk mahasiswa yang memiliki opini sangat
bersikap sangat tidak mendukung, tidak mendukung dengan perilaku seks
memiliki penjelasan bahwa hal itu tidak pranikah.
sesuai dengan norma agama. Perilaku Hipotesis kedua dalam penelitian
seks pranikah harus dihindari karena ini yaitu faktor-faktor internal yang
merupakan dosa besar. Responden juga diduga mempengaruhi opini mahasiswa
menyampaikan jika perilaku seks terhadap perilaku seks pranikah adalah
pranikah akan berdampak negatif pada umur, pendidikan, pengalaman, dan
masa depan mereka, mulai dari hamil di sikap mahasiswa terhadap perilaku seks
luar nikah, aborsi, Penyakit Menular pranikah, dan faktor-faktor
Seksual (PMS), hingga kematian ibu eksternalnya adalah keluarga, tempat
dan bayi. Mahasiswa yang telah tinggal, dan media.
memiliki pengalaman dan informasi Untuk menguji hipotesis kedua
yang cukup banyak mengenai bahaya dalam penelitian ini digunakan analisis
regresi linier berganda dengan

Mega Ardina, Perilaku Seks Pranikah…..155


Journal of Health Studies, Vol. 1, No. 2, September 2017: 148-160

menggunakan SPSS 16 dengan metode satu demi satu, sehingga pada akhir
backward. Variabel dependen adalah tahap ini hanya ditampilkan variabel
opini (Y) dan variabel independent (X) independen yang signifikan saja. Hasil
meliputi umur, pendidikan, regresi dengan metode backward,
pengalaman, sikap mahasiswa terhadap faktor yang berpengaruh signifikan
perilaku seks pranikah, keluarga, terhadap opini mahasiswa meliputi
teman, tempat tinggal, dan media. variabel sikap mahasiswa terhadap
Dengan menggunakan metode perilaku seks pranikah, keluarga, dan
backward, variabel independen yang media. Berikut ini adalah hasil regresi
tidak berpengaruh secara nyata linier berganda setelah variabel yang
terhadap variabel dependen dikeluarkan tidak berpengaruh dikeluarkan.

Tabel 1. Faktor yang Berpengaruh Signifikan terhadap Opini Mahasiswa


terhadap Perilaku Seks Pranikah di Yogyakarta
Variabel Nama Variabel Koefisien Regresi T Tingkat Kesalahan
X4 Sikap 0,288 6,348 0,000
X5 Keluarga 0,512 6,874 0,000
X8 Media 0,380 2,706 0,000
Konstanta 9,981
R 0,989
R Square 0,978
Adjusted R Square 0,977
Standard Error of the 0,493
Estimate 830,117
F hitung
Sumber : Analisa Data Primer, 2017

Nilai F hitung sebesar 830,117 penambahan skor opini mahasiswa


dengan tingkat kesalahan 0,000 (nyata terhadap perilaku seks pranikah senilai
pada alpha 0,05) maka model regresi 0,288. Variabel keluarga mempunyai
bisa dipakai untuk memprediksi opini pengaruh positif sebesar 0,512 yang
mahasiswa terhadap perilaku seks menunjukkan bahwa setiap upaya
pranikah atau bisa dikatakan bahwa penambahan satu satuan nilai keluarga
sikap mahasiswa, keluarga, dan media maka akan ada penambahan skor opini
secara bersama-sama berpengaruh mahasiswa terhadap perilaku seks
terhadap opini mahasiswa terhadap pranikah 0,512. Variabel media
perilaku seks pranikah. mempunyai pengaruh positif sebesar
Berdasarkan nilai koefisien 0,380 yang menunjukkan bahwa setiap
regresi (B) menunjukkan bahwa penambahan satu satuan nilai media
variabel sikap mahasiswa terhadap maka akan ada penambahan skor opini
perilaku seks pranikah mempunyai mahasiswa terhadap perilaku seks
pengaruh positif sebesar 0,288 yang pranikah 0,380.
menunjukkan bahwa setiap upaya Berdasarkan pada tabel di atas,
penambahan satu satuan nilai sikap maka persamaan regresi yang diperoleh
mahasiswa, maka akan ada sebagai berikut :

Mega Ardina, Perilaku Seks Pranikah…..156


Journal of Health Studies, Vol. 1, No. 2, September 2017: 148-160

Y=9,981+0,288 X4+0,512 sejak usia dini. Pengaruh yang


X5+0,380 X8 mahasiswa dapatkan biasanya berasal
dari keluarga, sehingga mereka
Keterangan : cenderung menyesuaikan diri dengan
Y = Opini Mahasiswa terhadap sikap dan kebiasaan yang ada pada
Perilaku Seks Pranikah keluarganya.
X4 = Sikap Mahasiswa terhadap Pendidikan seksualitas seharus-
Perilaku Seks Pranikah nya diberikan mulai sejak usia dini oleh
X5 = Keluarga orang tua, akan tetapi banyak orang tua
X8 = Media enggan menjelaskan tentang seksualitas
kepada anaknya karena beranggapan
Berdasarkan persamaan regresi anak akan tahu dengan sendirinya
dapat terlihat bahwa Y mempunyai setelah dewasa. Hal ini justru dapat
nilai konstanta sebesar 9,981 yang membuat anak memperoleh informasi
berarti apabila harga Xi = 0 maka Y yang salah dan menyesatkan. Dari hasil
memiliki nilai sebesar 9,981. Hal ini penelitian juga ditemukan bahwa
berarti meskipun tidak ada faktor-faktor informasi mengenai seks pranikah yang
yang berpengaruh, maka opini diberikan oleh orang tua tidak lengkap
mahasiswa terhadap perilaku seks hanya berupa peringatan-peringatan,
pranikah sebesar 9,981. misalnya melarang untuk menonton
Sikap mahasiswa terhadap video porno dan tidak sembarangan
perilaku seks pranikah berpengaruh bergaul. Sebagian mahasiswa yang lain
terhadap opini mahasiwa terhadap menyampaikan jika orang tua mereka
perilaku seks pranikah, yaitu semakin selektif dan mengetahui teman bergaul
baik sikapnya terhadap perilaku seks mereka, melarang mereka untuk
pra nikah maka opininya akan semakin pacaran, dan meluangkan waktu untuk
baik, begitu juga sebaliknya. Hasil berdiskusi, sehingga mereka
penelitian ini sesuai dengan Teori mengetahui dampak atau bahaya seks
Integrated Behavior Model dalam pranikah dari orang tua.
Suwarni (2015) yang menjelaskan Hasil penelitian ini sesuai dengan
bahwa perilaku seseorang dipengaruhi apa yang disampaikan Yani (2006)
oleh berbagai faktor yang saling bahwa orang tua dapat menjadi salah
terintegrasi. Inisiasi seks pranikah satu pengaruh terkuat dalam kehidupan
remaja dalam Integrated Behavior remaja, termasuk pengambilan
Model dipengaruhi oleh niat keputusan seksual. Hal ini akan
berperilaku, sikap, norma subyektif, berhubungan dengan rendahnya
pengetahuan, lingkungan (teman kenakalan remaja, dan perilaku berisiko
sebaya) dan faktor personal (meliputi pada remaja, serta dapat mencegah
persepsi kontrol yang dirasakan dan remaja menjadi seksual aktif dalam usia
keyakinan diri). yang lebih muda. Peran primer orang
Berdasarkan hasil penelitian, tua dalam membantu remaja untuk
keluarga mempengaruhi opini mencegah dan mengurangi perilaku
mahasiswa terhadap perilaku seks seksual remaja berisiko.
pranikah, karena keluarga khususnya Selain orang tua, hasil penelitian
orang tua mempunyai peran penting juga menunjukkan jika media
dalam perkembangan anak-anaknya berpengaruh terhadap opini mahasiswa

Mega Ardina, Perilaku Seks Pranikah…..157


Journal of Health Studies, Vol. 1, No. 2, September 2017: 148-160

terhadap perilaku seks pranikah. maka pendidikan media dan


Mahasiswa menyampaikan jika media pemahaman akan penggunaannya
yang sering digunakan untuk menjadi suatu hal yang penting bagi
mengakses informasi mengenai bahaya semua orang. Terutama, dalam
perilaku seks pranikah adalah internet penelitian ini adalah para mahasiswa
yaitu melalui google, youtube, dan yang kerap menggunakan internet
media sosial lainnya. Sebagian besar untuk mencari beragam informasi
mahasiswa lebih tertarik memilih untuk menunjang pendidikannya.
internet untuk mengakses informasi Pemahaman dan penggunaan media ini
kesehatan reproduksi, termasuk bahaya disebut literasi media internet (Adiarsi,
seks pranikah. Mahasiswa dkk., 2015: 472).
menyampaikan jika seringkali Kemampuan literasi media akan
menemukan informasi mengenai membuat opini mahasiswa semakin
kesehatan reproduksi khususnya bahaya baik. Kemampuan literasi media,
seks pranikah yang tidak dapat khususnya media internet, wajib
dipertanggungjawabkan kebenarannya. dimiliki para mahasiswa jika tidak
Hasil penelitian ini sesuai dengan ingin tertinggal dan menjadi asing di
yang disampaikan Kurniawati dan antara lingkungan yang sudah diterpa
Baroroh (2016: 52), bahwa internet arus informasi digital. Diharapkan
sebagai media digital telah menawarkan literasi media para mahasiswa akan
berbagai macam kemudahan seiring penggunaan media internet dapat
perkembangan zaman. Manusia modern mengurangi efek buruk dari
begitu sangat dimanjakan oleh media penggunaan media tersebut dan juga
ini. Kedekatan mahasiswa dengan informasi yang tidak dapat dipungkiri
media digital telah membawa merembet pada hal negatif seperti:
perubahan yang sangat berarti. konsumerisme, budaya kekerasan,
Perubahan yang telah terjadi dan budaya ngintip pribadi orang, bahkan
sedang berproses membawa mereka kematangan seksual lebih cepat terjadi
menjadi lebih mudah dalam pada usia anak-anak (Rahmi, 2013).
mendapatkan akses terhadap informasi Suwarni (2015) juga
yang ada. Kedekatan mahasiswa menyampaikan bahwa remaja
dengan media digital telah membawa menganggap media massa sebagai
perubahan yang sangat berarti. sumber informasi seksual yang lebih
Perubahan yang telah terjadi dan penting dibandingkan orangtua dan
sedang berproses membawa mereka teman sebaya, karena media massa
menjadi lebih mudah dalam memberikan gambaran yang lebih baik
mendapatkan akses terhadap informasi mengenai keinginan dan kemungkinan
yang ada. yang positif mengenai seks
Saat ini internet dapat dengan dibandingkan permasalahan dan
mudah diakses melalui ponsel pintar konsekuensinya. Oleh karena itu, sudah
atau smartphone pada dasarnya adalah seharusnya jika generasi muda saat ini
media yang netral, maka manusia diedukasi untuk dapat mengakses berita
sebagai pengguna yang dapat dari sumber yang dapat dipercaya, baik
menentukan tujuan media tersebut itu media cetak, online, atau lainnya,
digunakan dan manfaat yang dapat dan untuk menyaring informasi yang
diambil. Berdasarkan asumsi tersebut, bermanfaat dan tidak bermanfaat.

Mega Ardina, Perilaku Seks Pranikah…..158


Journal of Health Studies, Vol. 1, No. 2, September 2017: 148-160

SIMPULAN DAN SARAN bahaya perilaku seks pranikah adalah


Simpulan internet yaitu melalui google, youtube,
Opini mahasiswa terhadap dan media sosial lainnya. Sebagian
perilaku seks pranikah adalah sangat besar mahasiswa yang lebih tertarik
tidak mendukung. Mereka memilih internet untuk mengakses
mengungkapkan jika perilaku seks informasi kesehatan reproduksi,
pranikah tidak sesuai dengan norma termasuk bahaya seks pranikah.
agama dan merupakan dosa besar. Mahasiswa menyampaikan jika
Responden juga mengungkapkan jika informasi yang didapatkan dari internet
perilaku seks pranikah akan berdampak akan lebih lengkap, karena penjelasan
negatif pada masa depan mereka, mulai yang didapatkan dari orang tua
dari hamil di luar nikah, aborsi, biasanya tidak lengkap.
Penyakit Menular Seksual (PMS),
hingga kematian ibu dan bayi. Saran
Faktor-faktor yang berpengaruh Mengacu pada kesimpulan di atas
terhadap opini mahasiswa mengenai maka peneliti mengajukan beberapa
perilaku seks pranikah adalah sikap saran atau rekomendasi untuk beberapa
mahasiswa terhadap perilaku seks pihak yaitu: 1) Pembuat kebijakan
pranikah, keluarga, dan media. Faktor harus memasukkan norma agama, baik
pertama yang berpengaruh adalah sikap pada pendidikan formal maupun non
mahasiswa terhadap perilaku seks formal, mengingat norma agama dapat
pranikah. Mahasiswa yang telah menjadi pondasi setiap mahasiswa
memiliki informasi yang cukup untuk tidak mendukung perilaku seks
mengenai bahaya seks pranikah pranikah. 2) Hasil penelitian
cenderung sangat tidak setuju dengan menujukkan jika informasi mengenai
perilaku tersebut. Sebagian besar bahaya seks pranikah yang didapatkan
mahasiswa menyatakan sangat tidak dari orang tua seringkali tidak lengkap,
mendukung perilaku seks pranikah padahal orang tua memegang peranan
karena tidak sesuai dengan norma penting dalam pendidikan kesehatan
agama, berbahaya untuk kesehatan, dan reproduksi. Dengan demikian, orang
mengancam masa depan mereka. Faktor tua harus menambah pengetahuan
kedua adalah keluarga, dimana orang mengenai kesehatan reproduksi
tua mahasiswa hanya memberikan khususnya bahaya perilaku seks
informasi mengenai bahaya perilaku pranikah, sehingga dapat
seks pranikah secara sekilas saja dan menyampaikan informasi sejak usia
berupa peringatan-peringatan. Tidak dini dengan cara yang benar. 3) Media
semua orang tua selektif dan memiliki pengaruh terhadap opini
mengetahui teman bergaul anaknya, mahasiswa, dengan demikian
melarang pacaran, dan meluangkan kemampuan literasi media harus
waktu untuk berdiskusi, sehingga anak ditingkatkan. Bagi akademisi dan
mengetahui dampak negatif atau pihak-pihak terkait sebaiknya
bahaya seks pranikah. Faktor ketiga memberikan pengetahuan mengenai
yang mempengaruhi opini mahasiswa literasi media, sehingga dapat
terhadap perilaku seks pranikah adalah mengurangi efek buruk dari
media. Media yang sering digunakan penggunaan media tersebut.
untuk mengakses informasi mengenai

Mega Ardina, Perilaku Seks Pranikah…..159


Journal of Health Studies, Vol. 1, No. 2, September 2017: 148-160

DAFTAR RUJUKAN Tu X, Lou C, Gao E, Li N, Zabin LS.


Adiarsi, Gracia Rachmi, dkk. 2015. 2012. The Relationship between
Literasi Media Internet di Sexual Behavior and Non-
Kalangan Mahasiswa. Jurnal sexual Risk Behaviors among
Humaniora, Volume 6, Nomor 4, Unmarried Youth in Three
470-482. Asian Cities. Journal Adolesc
Bungin, B. 2013. Metodologi Health. Maret: S75– S82.
Penelitian SoSial dan Ekonomi.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Desmita. 2010. Psikologi
Perkembangan. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya.
Kementerian Kesehatan RI. 2015.
Pusat Data dan Informasi.
Jakarta selatan.
Kurniawati, Juliana dan Siti Baroroh.
2016. Literasi Media Digital
Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Bengkulu. Jurnal
Komunikator, Volume 8, nomor
2, 51-66.
Nazir, Moh. 2013. Metode Penelitian.
Jakarta: Balai Aksara.
Rahmi, A. 2013. Pengenalan Literasi
Media. Jurnal Walisongo,
Volume 8, Nomor 2, 261–275.
Ruslan, Rosady. 2010. Manajemen
Publik Relations & Media
Komunikasi, Konsep &
Aplikasinya. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada.
Sarwono, S. W. 2011. Psikologi
Remaja Edisi Revisi. Jakarta:
Rajawali Press.
Singarimbun, M. dan Sofian Effendi.
2011. Metode Penelitian Survei.
Edisi Revisi. Jakarta: LP3ES.
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfa Beta.
Suwarni, Linda. 2015. Inisiasi Seks
Pranikah Remaja dan Faktor
yang Mempengaruhi. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, Volume
10, Nomor 2, 169-177.

Mega Ardina, Perilaku Seks Pranikah…..160

Anda mungkin juga menyukai