sesama jenis, mulai dari tingkah laku mahasiswa itu sendiri, maksudnya
yang dilakukannya seperti sentuhan, pengaruh yang timbul dari jiwa
berciuman (kissing) berciuman belum mahasiswa tersebut yang berusaha
sampai menempelkan alat kelamin yang untuk mencari-cari jati diri mereka
biasanya dilakukan dengan memegang sesungguhnya. Pada saat pencarian jati
payudara atau melalui oral seks pada diri ini mahasiswa akan dipenuhi oleh
alat kelamin tetapi belum bersenggama rasa penasaran dan akan mencoba
(necking), dan bercumbuan sampai banyak hal-hal baru yang belum pernah
menempelkan alat kelamin yaitu mereka alami sebelumnya serta
dengan saling menggesek-gesekan alat melakukan berbagai “eksperimen”
kelamin dengan pasangan namun kehidupan yang menarik bagi mereka,
belum bersenggama (petting), dan yang begitu juga dengan seks. Semua hal itu
sudah bersenggama (intercourse), yang didorong dengan tingkat emosional
dilakukan diluar hubungan pernikahan. mereka yang masih labil, keinginan
Oleh karena itu, dapat disimpulkan yang sangat besar sering melingkupi
bahwa seks pranikah adalah tingkah para mahasiswa sehingga mereka
laku yang didorong oleh hasrat seksual terkadang mencoba sesuatu hal tanpa
yang berasal dari kematangan organ memahami dampak apakah yang akan
reproduksi yang dilakukan di luar timbulkan. Mereka juga akan mencoba-
norma-norma yang berlaku. Di luar coba apakah itu seks sesungguhnya
norma yang berlaku maksudnya adalah tanpa memikirkan dampaknya terlebih
di luar pernikahan. dahulu (Sarwono, 2011).
Semua praktik-praktik seks Selain itu, faktor luar (eksternal)
pranikah yang terjadi dan juga kemungkinan mempengaruhi,
perkembangan seks yang melanda yaitu: 1) Keluarga, merupakan
pergaulan generasi muda saat ini pasti lingkungan pertama yang akan dikenal
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang anak, sehingga memiliki peranan yang
menyebabkan dan memicu mahasiswa sangat penting bagi pembentukan
untuk melakukan seks bebas. Menurut kualitas diri mahasiswa. Jika
Survei Kesehatan Reproduksi mahasiswa dalam sebuah keluarga
Mahasiswa Indonesia dalam Sarwono kurang mendapatkan perhatian, maka ia
(2011), ada 3 faktor yang paling akan bertindak sesuka hati karena
mempengaruhi mahasiswa untuk merasa tidak mendapat larangan dari
melakukan hubungan seksual antara orang yang sangat dia hormati yaitu
lain: 1) Pengaruh teman sebaya atau orang tua. Tidak ada nasehat, larangan,
punya pacar, 2) Punya teman yang ataupun hukuman bila melakukan
setuju dengan hubungan seks pra kesalahan membuktikan kurangnnya
nikah, 3) Punya teman yang mendorong perhatian orang tua terhadap anak,
untuk melakukan seks pra nikah. pengawasan terhadap kegiatan mereka
Selain ketiga faktor di atas ada pun akan semakin rendah. 2) Teman,
pula beberapa faktor yang merupakan seseorang yang dekat
kemungkinan menyebabkan dapat dengan mahasiswa, kepribadian teman
terjadinya seks bebas di lingkup juga dapat mempengaruhi kepribadian
pergaulan generasi muda, antara lain mahasiswa tersebut. Terkadang
pengaruh dari dalam (internal) yaitu mahasiswa lebih mempercayai ucapan
pengaruh yang timbul dari dalam teman mereka karena menurut mereka
12%
Sangat tidak
48% mendukung
40% Tidak
mendukung
Netral
menggunakan SPSS 16 dengan metode satu demi satu, sehingga pada akhir
backward. Variabel dependen adalah tahap ini hanya ditampilkan variabel
opini (Y) dan variabel independent (X) independen yang signifikan saja. Hasil
meliputi umur, pendidikan, regresi dengan metode backward,
pengalaman, sikap mahasiswa terhadap faktor yang berpengaruh signifikan
perilaku seks pranikah, keluarga, terhadap opini mahasiswa meliputi
teman, tempat tinggal, dan media. variabel sikap mahasiswa terhadap
Dengan menggunakan metode perilaku seks pranikah, keluarga, dan
backward, variabel independen yang media. Berikut ini adalah hasil regresi
tidak berpengaruh secara nyata linier berganda setelah variabel yang
terhadap variabel dependen dikeluarkan tidak berpengaruh dikeluarkan.