Anda di halaman 1dari 7

Hubungan Persepsi Kesehatan Reproduksi Dengan Sikap Terhadap Perilaku

Seksual Pranikah Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.



Riski Tri Astuti

Dr. Awaluddin Tjalla

Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sikap terhadap perilaku
seksual pranikah. Di samping itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui
hubungan persepsi terhadap kesehatan reproduksi dengan sikap terhadap perilaku
seksual pranikah pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.
Populasi penelitian adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas
Gunadarma, dengan kriteria: mahasiswa dengan usia 19 22 tahun, angkatan 2006
yang masih aktif kuliah (tidak cuti) dengan jumlah subjek sebanyak 70 mahasiswa
Fakultas Psikologi. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan
teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive
sampling.
Hasil gambaran sikap terhadap perilaku seksual pranikah terlihat bahwa bahwa
4,29 % responden memiliki sikap terhadap perilaku seksual pranikah tinggi, 85,71 %
responden memiliki sikap terhadap perilaku seksual pranikah sedang, sedangkan 10,00%
responden memiliki sikap terhadap perilaku seksual pranikah rendah.
Menurut Sarwono (1989) dorongan atau hasrat seksual diasumsikan sudah ada
dalam diri remaja dimana pada masa remaja ini alat-alat reproduksi mereka memang
mulai berfungsi.

Kata Kunci : Kesehatan Reproduksi, Perilaku Seksual Pranikah, Mahasiswa Fakultas
Psikologi

PENDAHULUAN
Pada zaman sekarang kehidupan
remaja terutama mahasiswa berbeda
dengan zaman pada tahun 90an.
Dimulai tahun 2000 hingga saat ini
mahasiswa dalam berperilaku sosial
berbeda dalam mencari kebebasan.
Kematangan seksual remaja mengalami
banyak perubahan sekaligus pergeseran
yang signifikan dibandingkan dengan
remaja generasi 90an. Hal ini terjadi
karena pubertas pada usia yang lebih
dini, namun berbanding terbalik dengan
penundaan usia pranikah yang lebih
lama (Santrock, 2001). Piaget (dalam
Hurlock, 1991) mengatakan bahwa
secara psikologis, remaja adalah suatu
usia individu menjadi terintegrasi ke
dalam masyarakat dewasa, suatu usia
dimana anak tidak lagi merasa bahwa
dirinya berada di bawah tingkat orang
yang lebih tua melainkan merasa sama
atau paling tidak sejajar. Maraknya
pergaulan bebas di kalangan remaja
terutama mahasiswa akhir-akhir ini,
antara lain di sebabkan karena
kurangnya pengetahuan mereka tentang
pendidikan seks yang jelas dan benar.
Ramonasari (1996) yang mengatakan
bahwa jaman sekarang proses
kematangan reproduksi remaja lebih
dini, tetapi untuk memahami tentang
kematangan reproduksi itu tidak jelas
atau tidak ada, dikarenakan sebagaian
orang tua kurang memahami tentang
kesehatan reproduksi dan ada juga yang
bersikap malu dan menghindari untuk
melakukan percakapan tentang
kesehatan reproduksi. Tamadi (1999)
mengatakan, kesehatan reproduksi
adalah kondisi menyeluruh baik fisik,
mental maupun sosial yang berkaitan
dengan sistem, fungsi dan proses
reproduksi, dalam arti bahwa seseorang
tidak hanya bebas dari penyakit dan
kecatatan, akan tetapi bisa mendapatkan
kepuasan dan keamanan seks,
kemampuan untuk bereproduksi,
kebebasan untuk memutuskan kapan,
bagaimana dan seberapa sering mereka
akan bereproduksi. Sikap longgar atau
permisif terhadap masalah reproduksi
terutama hubungan seksual sebelum
menikah pada mahasiswa, tentulah
menjadi hal yang perlu dipikirkan oleh
kita semua terutama bagi orang tua,
lembaga pendidikan, para ahli dan
pihak-pihak lain yang ikut prihatin
dengan masalah-masalah remaja, karena
pada dasarnya perilaku seksual pranikah
adalah perilaku yang melanggar ajaran
agama manapun dan juga menurut
norma yang ada di masyarakat, perilaku
tersebut tidak dapat diterima dan
dibenarkan. Menurut Ajen (2006)
pendidikan seks kebanyakan
dipersepsikan hanya diketahui dari
penjelasan teman (yang belum tentu
benar), membaca buku-buku porno,
melihat gambar-gambar porno, dari
buku maupun internet, bisa juga dari
penjelasan yang kurang lengkap dari
orang tua. Hasil studi kasus yang
dilakukan Pusat Informasi dan
Pelayanan Remaja (PILAR) PKBI
J ateng pada bulan Oktober 2002
terhadap 1.000 mahasiswa di Semarang
menunjukan, ketika mereka melakukan
aktivitas pacaran, sebanyak 7,06 % atau
76 mahasiwa mengaku pernah
melakukan intercouse (hubungan
kelamin), 25 atau 25,00 % atau 250
mahasiswa melakukan petting (meraba
payudara dan alat kelamin). Aktivitas
lain, mencium leher (361 mahasiswa
atau 36,01 %), mencium bibir (609
mahasiswa atau 60,09 %), mencium
pipi, kening (846 mahasiswa, 84,06 %),
berpegangan tangan (933 mahasiswa,
93,03 %) dan ngobrol (1.000) (Riza,
2003). Perilaku seksual pranikah juga
dapat menyebabkan (HIV) Human
Immunode Feciency Virus/Acquirea
Immune Defeciency Syndrome (AIDS)
artinya kumpulan gejala penyakit akibat
menurunnya kekebalan tubuh yang
sifatnya diperoleh (bukan bawaan). Pada
usia produktif HIV atau AIDS terus
mengalami peningkatan setiap bulannya.
Penularannya bisa melalui hubungan
seksual dengan seorang yang pengidap
HIV baik homoseksual maupun
heteroseksual (Nugraha, 1995). Dengan
mengetahui lebih dalam tentang
kesehatan reproduksi maka persepsi
tentang kesehatan reproduksi sangatlah
penting bagi setiap manusia dan
terutama dapat mengurangi perilaku
seksual pranikah yang sudah banyak
dilakukan oleh kalangan mahasiswa.
Akhirnya peneliti tertarik untuk meneliti
hubungan persepsi kesehatan reproduksi
dan sikap terhadap perilaku seksual
pranikah dikalangan mahasiswa.

TINJAUAN PUSTAKA
Kesehatan Reproduksi
Menurut Mohamad (1998)
kesehatan reproduksi adalah keadaan
sehat yang menyeluruh, meliputi aspek
fisik, mental dan sosial, dan bukan
sekadar tidak hanya penyakit atau
gangguan di segala hal yang berkaitan
dengan sistem reproduksi, fungsinya
maupun proses reproduksi itu sendiri.
Kesehatan reproduksi menyiratkan
bahwa setiap orang dapat menikmati
kehidupan seks yang aman dan
menyenangkan, dan mereka memiliki
kemampuan untuk bereproduksi, serta
memiliki kebebasan untuk menetapkan
kapan dan seberapa sering mereka
bereproduksi.
Hak-hak Kesehatan Reproduksi
Menurut Ashor (2005) hak-hak
reproduksi adalah :
1. Hak untuk Hidup.
2. Hak atas Kebebasan dan
Keamanan.
3. Hak Atas Kesetaraan dan Bebas
dari Segala Bentuk Diskriminasi.
4. Hak Atas Kerahasiaan Pribadi.
5. Hak untuk Bebas Berfikir.
6. Hak Mendapatkan Informasi dan
Pendidikan.
7. Hak Memilih Bentuk Keluarga,
Dan Hak Untuk Membangun Dan
Merencanakan Keluarga.
8. Hak untuk Memutuskan Kapankah
dan Akankah Mempunyai Anak.
9. Hak Mendapatkan Pelayanan dan
Perlidungan Kesehatan.
10. Hak Mendapatkan Manfaat dari
Hasil Kemajuan Ilmu
Pengetahuan.
11. Hak Atas Kebebasan Berkumpul
dan berpartisispasi Dalam Politik.
12. Hak untuk Bebas dari
Penganiayaan dan Perlakuan
Buruk.
Penyakit Menular Seksual
Ajen (2006) jenis-jenis penyakit
menular seksual, sebagai berikut :
a. Gonorea.
b. Sifilis.
c. Herpes
d. Klamidia
e. Candida
f. Chancroid
g. Granuloma Inguinale
h. Lymphogranuloma Venerum
i. AIDS
j. HIV
k. ARC
l. Scabies
m. PID
n. Trichomonas Infection
o. Veneral Warts

Persepsi
Leavitt (1997) persepsi dalam arti
sempit adalah penglihatan, bagaimana
caraseseorang melihat sesuatu,
sedangkan dalam arti luas ialah
pandangan atau pengertian, yaitu
bagaimana seseorang memandang atau
mengartikan sesuatu.

Perilaku Seksual Pranikah
Sarwono (2006) mengatakan bahwa,
perilaku seksual pranikah adalah segala
tingkah laku yang didorong oleh hasrat
seksual, baik dengan lawan jenisnya
maupun dengan sesama jenis. Bentuk-
bentuk tingkah laku ini biasanya
bermacam-macam, mulai dari perasaan
tertarik sampai tingkah laku berkencan,
bercumbu, dan melakukan perilaku
seksual.

Sikap
Ahmid (2002) mendefinisikan
bahwa sikap adalah suatu hal yang
menentukan sikap, sifat, hakekat yang
baik pada perbuatan sekarang maupun
perbuatan yang akan datang. Marat
(1982) mengungkapkan sikap terbentuk
dari 3 komponen utama, yaitu:
a. Komponen Kognisi.
b. Komponen Afeksi.
c. Komponen Konasi.

METODE PENELITIAN
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah
masiswa Fakultas Psikologi Universitas
Gunadarama angkatan 2006. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Purposive
Sampling yaitu teknik sampling
berdasarkan ketersediaan subjek yang
memenuhi karakteristik yang telah
ditentukan sebelumnya yang dapat
mewakili keseluruhan populasi yang
ingin diteliti (Sugiyono, 1999).
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini dengan
metode pengumpulan data primer yaitu
angket atau kuesioner yang digunakan
untuk variabel persepsi terhadap
kesehatan reproduksi dan sikap perilaku
seksual pranikah berupa pernyataan
skala sikap dengan model Likert dimana
pada setiap pernyataan diberikan enam
skala pilihan, mulai dari Sangat Setuju
(SS), Setuju (S), Agak Setuju (AS),
Agak Tidak Setuju (ATS), Tidak Setuju
(TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Validitas dan Reliabilitas
Pengujian validitas item Persepsi
terhadap Kesehatan Reproduksi dan
Sikap terhadap Perilaku Seksual
Pranikah menggunakan korelasi Product
Moment Pearson (Azwar, 2005).
Pengujian reliabilitas pada Persepsi
terhadap Kesehatan Reproduksi dan
Sikap terhadap Perilaku Seksual
Pranikah, digunakan formula Alpha
Cronbach yang memiliki kriteria
reliabilitasnya lebih dari 0,7 (Azwar,
2005). Uji reliabilitas dalam penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan
bantuan program komputer SPSS for
Windows versi 12.0.

HASIL PENELITIAN
Deskripsi Hasil Penelitian
Dari hasil gambaran sikap
terhadap perilaku seksual pranikah
terlihat bahwa 4,29% responden
memiliki sikap terhadap perilaku seksual
pranikah tinggi, 85,71% responden
memiliki sikap terhadap perilaku seksual
pranikah sedang, sedangkan 10%
responden memiliki sikap terhadap
perilaku seksual pranikah rendah.

Uji Validitas dan Reliabilitas
Pada pengukuran instrumen
Persepsi terhadap Kesehatan Reproduksi
dari 40 item yang diujicobakan, pada
putaran pertama terdapat 11 aitem yang
tidak valid, setelah putaran kedua tidak
ada aitem yang tidak valid, maka dari itu
terdapat 29 item yang valid. Sikap
terhadap Perilaku Seksual Pranikah dari
60 item yang diujicobakan, pada putaran
pertama terdapat 12 aitem yang tidak
valid, pada putaran kedua masih terdapat
4 aitem yang tidak valid. Pada
pengujjian reliabilitas Persepsi terhadap
Kesehatan Reproduksi di dapat koefisien
reliabilitasnya pada putaran pertama
sebesar 0,860 dan pada putaran kedua
koefisien reliabilitasnya sebesar 0,927
sehingga skala dinyatakan reliabel,
sedangkan pada pengujian reliabilitas
variabel Sikap terhadap Perilaku Seksual
Pranikah pada putaran pertama didapat
koefisien reliabilitas sebesar 0,922, pada
putaran kedua koefisien reliabilitas
sebesar 0,934, dan pada putaran ketiga
angka koefisien reliabilitas sebesar
0,948 sehingga skala dinyatakan
reliabel.

UJI ASUMSI
Uji Normalitas
Untuk uji normalitas sebaran skor
digunakan uji Cormogrof Smirnov dan
Shapiro Wilk. Dari hasil uji normalitas
menggunakan Cormogrof Smirnov pada
skala persepsi kesehatan reproduksi
diketahui nilai statistik sebesar 0,077
dengan nilai signifikansi sebesar 0,200
(p>0,01).

Uji Hipotesis
Dari hasil analisis data yang
dilakukan dengan menggunakan teknik
korelasi Pearson (1-tailed) diketahui
nilai koefisien korelasi sebesar r = -
0,888 dengan nilai sangat signifikansi
sebesar 0,000 (p <0,01). Hasil tersebut
menunjukkan bahwa hipotesis penelitian
ini diterima, artinya ada hubungan yang
negatif (-) sangat signifikan persepsi
terhadap kesehatan reproduksi dengan
sikap terhadap perilaku seksual pranikah
pada mahasiswa psikologi. Dalam hal
ini jika persepsi terhadap kesehatan
reproduksi pada mahasiswa positif maka
sikap terhadap perilaku seksual pranikah
negatif, sebaliknya jika persepsi
terhadap kesehatan reproduksi negatif
maka sikap terhadap perilaku seksual
pranikah positif.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. (2002). Psikologi sosial
edisi revisi. J akarta : Rineka
Cipta

Ajen, D. (2006). Perilaku seks untuk
remaja. J akarta : Kawan
Pustaka.

Ashor, M. U.(2005). Kesehatan
reproduksi bagi komunitas
islam. J akarta : The Ford
Foundation.

Azwar, S. (2005). Sikap manusia, teori
dan pengukurannya. Edisi ke-2.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Leavitt, H. J . (1997). Psikologi
manajemen. J akarta : Erlangga

Marat. (1982). Sikap manusia,
perubahan serta
pengukurannya. J akarta : Ghalia
Indonesia.

Mohamad, K. (1998). Kontradiksi dalam
kesehatan reproduksi. J akarta :
Pustaka Sinar Harapan dengan
The Ford Foundation.

Nugraha, D. B. (1995). Problem seks
dan cinta remaja. J akarta :
Bumi Aksara.

Ramonasari. (1996). Perilaku remaja
dan kesehatan reproduksi.
J akarta : The Ford Foundation.

Riza, M. Z. (2003). Hati-hati memasuki
masa puppy love. http,27
September
2007//www.suaramerdeka.com.

Santrock, J . W. (2001). Adolescence. (8
th

ed). New York : Mc Graw Hill.

Sarwono, W. S. (1989). Psikologi
remaja.. J akarta : PT. Rajawali
Pers.
Sarwono, W. S. (2006). Psikologi
remaja. Edisi Revisi. J akarta :
PT. Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. (1999). Metode penelitian
administrasi. Bandung: CV
Alfabeta

Tamadi. (1999). Reproduksi sehat
remaja. Bandung : Badan
Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional.

Anda mungkin juga menyukai