Departemen Keperawatan Medikal Bedah Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau3
Abstract
This aimsof this research is to determine the factors that influence of the incidence of premarital sex
among female adolescents. Methodology on this research was a descriptive correlative with cross
sectional approach. The sample in this research are 118female adolescents in Senior High School 1
South North Pagai Mentawai Islands with stratified sampling technique.Measuring instrumentwas useda
questionnaire. The analysis was usedunivariateandbivariateanalysisbyChi-squared test.The results
showedthat effect ofpressurefromfriendswith p-value0.025andpovertyinfluence onpremaritalsexwith
ap-value<0.05, namely 0.002, while the influenceof pressurefromboyfriends, parental attitudes,
shiftingcultural, moralandethicalas well asknowledgehas no effect onpremaritalsex. This
studysuggeststo theSenior High School 1 SouthNorthPagaiMentawai
islandstogiveeducationandinformationonreproductivehealthandsexualityeducation. so expecta
teenagerto knowthe effectsof premarital sexandraise awareness of theinfluence offree associationin
public life.
Tabel 4
Berdasarkan tabel 2 diatas, diketahui Pengaruh Tekanan dari Teman terhadap
dari 118 responden terdapat 88 orang (74.6%) Kejadian Seks Pranikah
responden pernah berpegangan tangan, 90
orang (76.3%) pernah berciuman, 78 orang
(66.1%) pernah berpelukan, 18 orang (15.3%)
responden pernah melakukan oral seks, 57
orang (48.35%) pernah memegang/meraba
bagian sensitive, 27 orang (22.9%) pernah
melakukan hubungan intim, dan sebanyak 95 Hasil analisa didapatkan bahwa remaja
orang (81.9%) responden pernah melakukan putri yang mendapat tekanan negatif dari
perilaku seksual. teman pernah melakukan seks pranikah
Tabel 3 sebanyak 51 orang (91.1%), sedangkan
Distribusi frekuensi berdasarkan pengaruh responden yang mendapat tekanan negatif dari
tekanan dari teman, tekanan dari pacar, sikap teman tidak pernah melakukan seks pranikah
orang tua, pergeseran nilai, moran dan etika, ada 5 orang (8.9%). Berdasarkan hasil uji
kemiskinan dan pengetahuan terhadap seks statistik didapatkan p-value = 0.025< (0.05),
pranikah maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
tekanan dari teman terhadap kejadian seks
pranikah. Hasil analisis lanjut menunjukkan
remaja putri yang mendapat tekanan positif
dari teman berpeluang sebanyak 0.270 kali
untuk melakukan seks pranikah daripada
remaja putri yang mendapat tekanan negatif
dari temannya (OR: 0.270;0.091; 0.796).
Tabel 5
Pengaruh Tekanan dari Pacar terhadap
Kejadian Seks Pranikah
713
2. Pengaruh tekanan dari pacar terhadap Kepulauan Mentawai dengan p-value =
seks pranikah 0.630. Hasil penelitian ini didukung oleh
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jufri dan Yakub (2011) yang menyatakan
tidak terdapat hubungan yang bermakna bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
antara pengaruh tekanan dari pacar terhadap antara peran orang tua dengan perilaku seks
kejadian seks pranikah pada remaja putri di pranikah (p–value = 0.132).Perilaku siswa
SMAN 1 Pagai Utara Selatan Kabupaten masih bisadikontrol oleh orang tuanya
Kepulauan Mentawai dengan p-value = melaluikomunikasi aktif antara orang tuadan
0.626.Hasil penelitian ini bertentang dengan siswa, selain itu meskipun saatini pergaulan
penelitian Setiawan (2008) menyatakan remaja sarat denganpergaulan bebas namun
bahwa ada hubungan positif antara pacaran denganadanya fungsi kontrol dari orang
dengan perilaku seksual pranikah. Hubungan tuamampu tentunya akan membatasicara
positif berarti bahwa pacaran yang dilakukan atau perilaku mereka kearahyang negatif.
remaja akan semakin mengarah pada Kasmiati (2011) menyatakan bahwa orang
perilaku/hubungan seksual pranikah. tua menganggap masa remaja sebagai
Sebaliknya remaja yang tidak berpacaran sebuah jembatan yang dilewatinya dan
akan semakin rendah mengarah pada perilaku buruk mereka merupakan bagian
perilaku/hubungan seksual pranikah. dari gejala yang akan segera hilang bila
Taufik (2010) menyatakan bahwa mereka telah lewat dewasa. Akibatnya,
pacaran tanpamelakukan hubungan seks itu mereka membiarkan perbuatan salah
tidak mengasyikkan dan tidak ada rasa dikalangan remaja, sehingga remaja
memilikibahkan jika kebutuhan biologis menafsirkan bahwa pendekatan orang tuanya
tersebut tidak dipenuhi oleh salah satu undangan terbuka untuk berbuat menurut
pasanganketika ada pasangan yang keinginan mereka.
menginginkan hal tersebut maka salah satu 4. Pengaruh Pergeseran Nilai, Moral dan
pasangan akanmarah dan hal ini secara tidak Etika terhadap Kejadian Seks Pranikah
langsung akan mempengaruhi kehidupan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
seksualitas mereka sebagai seorang remaja. tidak terdapat hubungan yang bermakna
Keinginan remaja untuk melakukan seks antara pengaruh pergeseran nilai, moral, dan
pranikah tergantungdari individu tersebut etika terhadap kejadian seks pranikah pada
dalam memegang teguh agamanya. remaja putri di SMAN 1 Pagai Utara Selatan
Soetjiningsih (2006) Kabupaten Kepulauan Mentawai dengan p-
menjelaskanbahwa faktor-faktor yang value = 0.312. Penelitian Damanik (2006)
mempengaruhi perilaku seks pranikah tentang menguak makna keperawanan bagi
remaja adalahhubungan orangtua dengan siswi SMAmenyatakan bahwa sebagian
remaja, tekanannegatif teman sebaya, responden (85.4%) masih mempertahankan
pemahamantingkat agama (religiusitas), dan nilai moral mengenai konsep seksualitas
eksposurmedia pornografi yang memiliki yang wajar dan dapat diterima masyarakat,
pengaruhsignifikan, baik langsungmaupun sehingga responden dapat menolak
tidak langsung terhadap perilakuseksual pergaulan bebas dan seks pranikah.
pranikah remaja. Terdapat beberapa faktor yang
3. Pengaruh Sikap Orang Tua terhadap mempengaruhi seks pranikah remaja salah
kejadian seks pranikah satunya adalah kontrol diri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Berdasarkan teori yang dipaparkan
tidak terdapat hubungan yang bermakna oleh Goldfried dan Merbaum, kontrol diri
antara pengaruh sikap orang tua terhadap merupakan kemampuan untuk mengatur dan
kejadian seks pranikah pada remaja putri di mengarahkan bentuk perilaku seseorang ke
SMAN 1 Pagai Utara Selatan Kabupaten arah yang positif, termasuk mengatur dan
714
mengarahkan perilaku seksual remaja. pranikah pada remaja putri di SMAN 1
Kontrol diri memiliki keterkaitan dengan Pagai Utara Selatan Kabupaten Kepulauan
perilaku seksual remaja. Keterkaitan tersebut Mentawai dengan p-value = 0.458.
menunjukkan bahwa kemampuan Penelitian ini didukung oleh Pranoto (2010)
mengendalikan diri pada remaja berperan menyatakan bahwa tidak ada hubungan
penting dalam mengatur dan mengarahkan pengetahuan antara pengetahuan dengan
(menekan) perilaku seksualnya. Perilaku terhadap tindakan hubungan seksual
seksual remaja dapat ditekan apabila pranikah (p-value = 0.364).
terdapat kemampuan kontrol diri yang Penelitian ini bertentangan dengan
positif, sehingga remaja dapat menahan dan dengan penelitian Pawestri, Wardani, Sonna
mengendalikan dorongan-dorongan seksual (2013) menayatakan bahwa terdapat
dari dalam dirinya seperti mengalihkan hubungan pengetahuan dengan seks pranikah
pikiran dari hal-hal negatif yang dapat (p-value = 0.000). Pranoto (2010)
mendorong perilaku atau gairah seksualnya. menyatakan tidak hanya pengetahuan yang
5. Pengaruh Kemiskinan terhadap Kejadian mempengaruhi terjadinya suatu tindakan,
Seks Pranikah tetapi dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu fakor
Hasil penelitian menunjukkan bahwa predisposisi, faktor pendorong dan faktor
terdapat hubungan yang bermakna antara pendukung.Pengetahuan termasuk faktor
pengaruh kemiskinan terhadap kejadian seks predisposisi bersama dengan sikap,
pranikah pada remaja putri di SMAN 1 kepercayaan, keyakinan, dan nilai- nilai di
Pagai Utara Selatan Kabupaten Kepulauan masyarakat.Selain itu, faktor pendukung
Mentawai dengan p-value = 0.002, dengan juga memiliki peranan penting dalam
nilai OR 1.138. Artinya remaja putri yang terjadinya suatu tindakan yaitu dengan
mendapat pengaruh positif dari kemiskinan tersedianya sarana, fasilitas, atau kesempatan
berpeluang untuk melakukan seks pranikah untuk terwujudnya suatu tindakan.
sebanyak 1.138 kali dibanding remaja putri Secara keseluruhan dari semua faktor
yang mendapat pengaruh negatif dari yang diteliti ada 2 faktor yang berpengaruh
kemiskinan. Hasil penelitian didukung oleh terhadap kejadian seks pranikah pada remaja
penelitian Odimegwu dan Adedini (2013) putri yaitu tekanan dari teman dan
tentang struktur keluarga dan kemiskinan kemiskinan, sedangkan faktor tekanan dari
mempengaruhi resiko perilaku seksual pacar, sikap orang tua, pergeseran nilai,
menyatakan bahwa mayoritas remaja dari moral dan etika serta pengetahuan orang
keluarga miskin lebih dahulu memulai tidak berpengaruh kejadian seks pranikah.
hubungan seksul dari pada mereka yang Hal ini mungkin juga disebabkan karena
berekonomi menengah. Menurut Aryani adanya faktor-faktor lainyang tidak peneliti
(2010), kemiskinan mendorong terbukanya teliti, sepertidorongan biologis, dipaksa,
kesempatan bagi remaja khususnya wanita kebutuhan dicintai, takut diejek teman,
untuk melakukan hubungan seks pranikah. kebutuhan badaniah, rasa penasaran,
Sebagai contoh, remaja putri terpaksa pelampiasan diri, media massa, dan
bekerja kareka kemiskinan, terkadang pemberian fasilitas yang berlebihan kepada
meyebabkan mereka dieksploitasi dan remaja putri. Menurut Soetjiningsih (2006)
mengalami kekerasan seksual. pemahamantingkat agama (religiusitas) dan
6. Pengaruh pengetahuan terhadap kejadian eksposur media pornografi memiliki
seks pranikah pengaruhyang signifikan, baik
langsungmaupun tidak langsung terhadap
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilakuseksual pranikah remaja.
tidak terdapat hubungan yang bermakna Berdasarkan teori Lawrence Green tindakan
antara pengetahuanterhadap kejadian seks seseorang juga dipengaruhi oleh beberapa
715
faktor, seperti sikap, kepercayaan, mempengaruhi terjadi seks pranikah pada
keyakinan, tersedianya sarana dan fasilitas remaja.
ataupun kesempatan untuk terwujudnya SARAN
suatu tindakan. Berdasarkan hasil penelitian yang
Menurut Taufik (2010) situasi dan dilakukan, peneliti memiliki beberapa saran
kondisi juga dapat menyebabkan terjadinya yang ditujukan kepada:
seks pranikah seperti seks pranikah dapat 1. Sekolah
terjadi di rumah yang tidak diawasi oleh Bagi pimpinan dan tenaga
orang tua karena dalam keadaan kosong, pengajar di sekolah diharapkan dapat
penginapan dan rumah kost atau pada saat untuk memberikan memberikan
remaja sedang merayakan perayaan istimewa pendidikan tentang kesehatan reproduksi
dan tidak disertai oleh orang tua ketika dan pendidikan seksualitas melalui
sedang jalan berdua. Selain itu, sebanyak pelajaan formal serta penambahan buku-
50% remaja putri melakukan seks pranikah buku perpustakaan tentang masalah
di kos dan 16.67% di tempat yang sepi. Hasil seksualitas, sehingga siswa mendapatkan
observasi yang peneliti temukan banyak pengetahuan yang benar tentang seks
terdapat rumah kontrakan atau rumah kos pranikah.
baik rumah kos tanpa induk semang maupun Diharapkan kepada pihak sekolah
rumah kos dengan induk semang di sekitar untuk dapat mengontrol perilaku remaja di
SMA Negeri 1 Pagai Utara Selatan yang sekolah dan menambahkan kegiatan
dapat dijadikan tempat untuk melakukan ekstrakulikuler sehingga waktu luang yang
seks pranikah oleh remaja putri. Selain itu, dimiliki remaja lebih bermanfaat dan dapat
banyak terdapat kafe-kafe yang sering mengurangi remaja berkumpul bersama
dijadikan tempat berkumpul para remaja temannya di cafe-cafe atau tempat wisata
sambil makan dan minum dilengkapi seperti pantai.
fasilitas karoke yang dibuka sampailarut 2. Orang tua
malam. Bagi orang tua diharapkan supaya
KESIMPULAN dapat lebih membimbing dan
Berdasarkan hasil penelitian dapat memonotoring pergaulan remaja putri dan
disimpulkan bahwa mayoritas responden memberikan pengetahuan seputar
berada pada rentang usia (15-17 tahun). pendidikan seks kepada anaknya.
Responden terbanyak berada pada kelas X 3. Peneliti Lain
dan responden paling banyak melakukan Bagi peneliti selanjutnya, hasil
hubungan seksual pertama kali pada usia 15- penelitian ini dapat dijadikan sebagai data
17 tahun. Tekanan dari teman dan pacar atau informasi dasar untuk melaksanakan
terhadap seks pranikah sebagian besar penelitian lebih lanjut dengan judul
positif, sikap orang tua sebagian besar baik effektivitas promosi kesehatan tentang
terhadap seks pranikah, pergeseran nilai, kesehatan reproduksi remaja terhadap
moral dan etika serta kemiskinan positif sikap dan pengetahuan remaja.
terhadap seks pranikah dan mayoritas
responden mempunyai pengetahuan yang DAFTAR PUSTAKA
rendah tentang seks pranikah. Berdasarkan
analisis bivariat terdapat hubungan Aisyaroh, N. (2009). Kesehatan reproduksi
kemiskinan dan tekanan dari teman terhadap remaja. Jurnal majalah ilmiah Sultan
angka kejadian seks pranikah. Hal ini AgungDiterbitkanolehUnissula.
menunjukkan bahwa pengaruh teman dan Amrillah, A. (2008).Hubungan antara
kemiskinan merupakan faktor yang pengetahuan seksualitas dan kualitas
komunikasi orangtua anak dengan
716
perilaku seksual pranikah.Diambil seks pranikah pada remaja SMA Negeri 5
pada tanggal 17 Juli 2014 pada: Palu. Diperoleh tanggal 20 Januari 2015
http://eprints.ums.ac.id dari
Andayani. (2010). Peran teman terhadap http://jurnalunismuhpalu.org/index.php/PJK
perilaku seks remaja.Diperoleh tanggal /article/view/47/49.
21 Januari 2015 dari http://pdf-search- Kasmiati. (2011). Faktor – faktor yang
engine.com. berhubungan dengan persepsi remaja
Aryani, R.(2010). Kesehatan remaja problem terhadap perilaku seks bebas di Desa
dan solusinya.SalembaMedika: Jakarta Pasi Jeumerang Kecamatan Kembang
Damanik, F.H.S. (2006). Menguak makna Tanjong Kabupaten Pidie. Diperoleh
keperawanan bagi siswi SMA (Sekolah tanggal 21 Januari 2015 dari
Menengah Atas). Diperoleh tanggal 21 http://180.241.122.205/dockti/KASMIA
Januari 2015 dari TI-06020071.pdf.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123 KementerianKesehatan RI. (2013).Riset
456789/15294/1/har-sep2006- kesehatan dasar (RISKESDAS)
%20(5).pdf. 2013.Diaksespada tanggal 06 desember
Dewi, I. N. C. T. (2009). Pengaruh faktor 2014.Diperolehdari:
personal dan lingkungan terhadap http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.i
perilaku seks pranikah pada remaja di d/download/TabelRiskesdas2013.pdf.
SMA Negeri 1 Baturraden dan SMA Nursalam.(2008). Konsepdan penerapan
Negeri 1 Purwokerto. Diperoleh tanggal metodologi penelitian ilmu
21 Januari dari keperawatan.SalembaMedika: Jakarta
http://eprints.undip.ac.id/24193/1/Ika_N Odimegwu, C & Adedini, M. A. (2013).
ur_Chaerani_Tunggal_Dewi.pdf. Struktur keluarga dan kemiskinan
Dianawati, A. (2006). Pendidikan seks untuk mempengaruhi perilaku risiko seksual.
remaja. Depok: Kawan Pustaka. Diperoleh tanggal 27 Januari (2015) dari
DinkesMentawai. (2013). Rikesda http://www.ajol.info/index.php/ajrh/artic
2013.Diambiltanggal 6 Agustus 2014 le/viewFile/98387/87667.
pada: http://google.com/rikesda- Pangkahila, W (2004). Peranan seksologi
2013/hasil-rikesda-2013/mentawai.com. dalam kesehatan reproduksi.
DinkesSumbar. (2013). Seksbebas marak, HIV/ Jakarta:Yayasan Bina Pustaka
AIDS meningkat di Sarwono Prawirohardjo.
Padang.Diambiltanggal 22 Juli 2014 Planned parenthood federation of america Inc.
pada:http://dinkes.sumbarprove.go.id. (2010).Diambiltanggal 23 Juli
Eman.(2008). Penyimpangan seksual 2014.Pada: http://Medscape/planed-
remaja.Diambilpadatanggal 4 april 2014 parenthood-federation-of-
pada: america/inc/.html.
http://www.seksehat.info/lifestyle/penyi Pranoto, J. (2010). Hubungan pengetahuan dan
mpangan-seksual/50-remaja-indonesia- sikap remaja terhadap tindakan
melakukan-seks-pra-nikah.html. hubungan seksual pranikah di SMK
Hurlock, B. E. (2007). Psikologi perkembangan Negeri X Medan tahun 2009. Diperolah
suatu pendekatan sepanjang rentang tanggal 21 januari 2015 dari
kehidupan. PenerbitErlangga. Jakarta. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123
Hyde, J.S. (2006). Psychology of Women. 456789/14274/1/10E00023.pdf.
California: Cengage Learning Publisher. Prawestri, Wardani, R. S & Sonna.
Jufri, M & Yakub, M. (2011). Faktor-faktor Pengetahuan, sikap dan perilaku remaja
yang berhubungan dengan tentang seks pra nikah. Diperoleh
kecenderunganmelakukan hubungan tanggal 20 Januari dari
717
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JK
Mat/article/view/932/0.
Santrock, J.W. (2007). Remaja, Cetakan
pertama, EdisiKesebelas, Jilid I, Jakarta:
Erlangga.
Sari CP. (2007). Jurnal harga diri pada
remaja yang telah melakukan hubungan
seks pranikah. Diperoleh tanggal22
Januari 2015 dari
http://www.gunadarma.ac.id/libra
ry/articles/graduate/industrialt
echnology/2009/Artikel_10504036.
pdf.
Sarwono, S.W. (2011). Psikologi remaja. Edisi
revisi, Jakarta: Rajawali Pers.
Soetjiningsih, dkk.(2006). Buku
Ajar:Tumbuhkembang remajadan
permasalahannyaCetakanke II. Jakarta:
SagungSeto.
Suryoputro, A., Nicholas, J.F., Zahroh, S.
(2006). Faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku seksual remaja
di Jawa Tengah: implikasinya terhadap
kebijakan dan layanan kesehatan
seksual Dan reproduksi. Makara
kesehatan. vol.10. no.1 juni 2006: 29-
40.
Taufik, M. (2010). Analisis penyebab perilaku
hubungan seksual pra nikah pada
remaja di kota Pontianak. Diperoleh
tanggal 20 Januari 2015 dari
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20253
132-T%2028497-
Analisis%20penyebab-full%20text.pdf.
718