1
Kesehatan Reproduksi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia; Jln. Lingkar Beji, Depok,
16424; Jawa Barat.
2
PKIP, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia; Jln. Lingkar Beji, Depok, 16424;
Jawa Barat.
E-mail: dani.midwife@gmail.com
Abstrak
Mahasiswa yang melakukan pacaran berisiko menunjukkan bahwa bentuk pacaran dari mahasiswa saat ini
telah mengalami suatu perubahan dalam tujuannya (memilih pasangan). Kejadian kehamilan yang tidak
diinginkan di kalangan mahasiswa STIKes “X” sebagai dampak dari perilaku pacaran berisiko, meskipun ada
peraturan larangan hamil saat kuliah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran perilaku pacaran,
determinan perilaku pacaran mahasiswa STIKes “X” Jakarta Timur Tahun 2016, dan variabel yang paling
dominan dengan menggunakan teknik penelitian kuantitatif dan desain cross sectional. Hasil penelitian diperoleh
87,1% mahasiswa memiliki perilaku pacaran berisiko. Status tempat tinggal, komunikasi dengan orang tua, dan
paparan media pornografi memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku pacaran. Status tempat tinggal
memiliki nilai p 0,020 dan OR 12,508; komunikasi dengan orang tua memiliki nilai p 0,001 dan OR =254,09; dan
paparan media pornografi memiliki nilai p 0,001 dan OR = 3,440 (artinya mahasiswa yang terpapar media
pornografi berpeluang 3 kali lebih besar melakukan perilaku pacaran berisiko dibandingkan dengan yang tidak
terpapar pornografi). Paparan media pornografi memiliki hubungan paling dominan dengan perilaku pacaran.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa sebagian besar perilaku pacaran mahasiswa STIKes “X” adalah berisiko.
Determinants of Dating Behavior of Student College of Health Science Institute of “X” East
Jakarta 2016
Abstract
Students who play out risky dating shows that the shape of the current student’s dating behavior has
undergone a change in its objectives (choosing a partner). The incidence of unwanted pregnancies among the
students Health Science Institute of “X” as the impact of risky dating behavior though there is legislation
prohibiting pregnant while in college. The purpose of this study was to determine the description of dating
behavior, dating behavior determinant students Health Science Institute of “X” East Jakarta 2016, and the most
dominant variables using quantitative research techniques and cross-sectional design. The results showed that
87.1% of students had a risky dating behavior. Residence status, communication with parents, and exposure to
pornographic media has a significant relationship with courtship behavior. Status residence has a p-value of
0.020 and OR 12,508; communication with parents has a p-value of 0.001 and OR = 254,09; and media exposure
to pornography has a p-value of 0.001 and OR = 3.440 (students who are exposed to pornographic media three
times greater chance of doing courtship behavior risk compared with those not exposed to pornography). Media
exposure to pornography has the most dominant relationship with courtship behavior. The study concluded that
most of the dating behavior of students Health Science Institute of “X” is risky.
1
Universitas Indonesia
2
Pendahuluan
Universitas Indonesia
3
seksual. Kasus tersebut saat ini semakin salah satu dampak dari perilaku berisiko
merebak di kampus dan dapat menyebabkan dalam pacaran.
generasi muda yang diharapkan bangsa Berdasarkan hasil studi pendahuluan
menjadi kehilangan arah15. Salah satunya yang dilakukan peneliti pada tanggal 1 Juni
adalah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 2015 di STIKes “X” Jakarta dengan
(STIKes) “X”, di Jakarta Timur. membagikan kuesioner pada 30 mahasiswa
Provinsi DKI Jakarta merupakan salah yang berjenis kelamin perempuan sedang
satu provinsi di Indonesia yang menjadi pacaran atau pernah pacaran, didapatkan
sampel dalam penelitian Survei Terpadu hasil sebagai berikut: 1 dari 30 mahasiswi
Perilaku Berisiko (STBP) tahun 2007. tersebut pernah melakukan hubungan
Penelitian ini dilakukan oleh Kementerian seksual dengan pacarnya, 5 dari 30
Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes mahasiswa pernah melakukan perabaan
RI) dengan jumlah sampel kaum muda yang pada bagian sensitif termasuk alat kelamin,
duduk di kelas 3 SLTA sebanyak 1.051 13 dari 30 mahasiswa melakukan ciuman
kaum muda untuk 5 wilayah di Jakarta16. bibir, dan sisanya sampai tahap
Wilayah Jakarta Timur merupakan salah berpelukan/berangkulan.
satunya, dengan hasil penelitian, sekitar Tingginya kejadian perilaku seksual dalam
14,6% telah melakukan perilaku pacaran pacaran dikalangan mahasiswa membuat
berisiko17. Provinsi DKI Jakarta juga peneliti tertarik untuk meneliti tentang
merupakan satu dari 14 provinsi yang determinan perilaku pacaran pada
ditetapkan oleh pemerintah sebagai wilayah Mahasiswa STIKes “X”, Jakarta Timur
prioritas untuk penanggulangan HIV/AIDS tahun 2016.
di Indonesia18.
Mahasiswa merupakan individu yang Metode Penelitian
memasuki masa kuliah. Menurut
Poerwadarminta, mahasiswa tergolong ke Penelitian ini menggunakan metode
dalam kelompok kaum muda yang meliputi kuantitatif dengan desain studi yang
rentang umur 18–21 tahun19. STIKes “X” digunakan adalah cross sectional. Penelitian
yang merupakan salah satu institusi ini berlokasi di STIKes “X” Jakarta Timur,
pendidikan kesehatan swasta yang berlokasi dengan waktu penelitian selama ± 4 bulan
di wilayah Jakarta yang memiliki puluhan pada tanggal 04 Maret – 07 Juli 2016.
mahasiswa, sebagai calon tenaga kesehatan. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
Berdasarkan pada laporan data mahasiswa Mahasiswa STIKes “X” Jakarta Timur,
STIKes “X” tahun 2008, 2012, dan 2014 yaitu mahasiswa program DIII Kebidanan
terdapat beberapa kasus mahasiswa yang dan S1 Kesehatan Masyarakat tahun ajaran
mengundurkan diri dari bangku perkuliahan 2012/2013 sampai tahun ajaran 2015-2016.
dikarenakan mahasiswa tersebut hamil20. Sampel pada penelitian ini adalah total
STIKes “X” memiliki peraturan yang sampling (392 orang). Namun untuk
tercantum dalam buku Pedoman Pendidikan penelitian ini subjeknya adalah yang sedang
STIKes “X” Tahun 2014–2015, yang isinya menjalin hubungan pacaran, yang aktif di
untuk mewajibkan seluruh mahasiswi bangku perkuliahan pada tahun 2015-2016
program studi DIII Kebidanan untuk tidak serta mahasiswa dan mahasiswi STIKes “X”
boleh hamil selama menempuh Jakarta Timur yang belum menikah. Kriteria
21
pendidikan . Adanya kejadian hamil eksklusi sampel adalah mahasiswa yang
selama masa perkuliahan pada mahasiswi tidak datang/masuk pada saat pengambilan
STIKes “X” Tahun 2014–2015 merupakan data. Jumlah sampel akhir pada penelitian
suatu pelanggaran terhadap peraturan yang ini berjumlah 342 orang. Instrumen
telah di tetapkan oleh pihak STIKes “X”. penelitian ini adalah kuesioner yang berisi
Hamil pada saat perkuliahan merupakan pertanyaan dan pernyataan yang
Universitas Indonesia
4
Universitas Indonesia
5
tua dengan status tempat tinggal. Dari tabel Hasil analisis bivariat pada penelitian
1 juga tampak variabel yang paling dominan ini diperoleh nilai p value sebesar 0,011
yaitu paparan media pornografi, karena sehingga variabel ini masuk ke dalam
variabel keterpaparan media pornografi seleksi bivariat untuk analisis multivariat.
memiliki nilai p <0,05 dan rentang nilai CI Pada analisis multivariat untuk melihat
lebih sempit di bandingkan dengan variabel perubahan nilai OR, ternyata variabel status
lain setelah dilakukan interaksi antara tempat tinggal memberikan perubahan nilai
variabel komunikasi kepada orang tua OR pada variabel komunikasi orang tua
dengan variabel peran teman sebaya dan ada lebih dari 10%. Hasil akahir dari analisis
interaksi antara komunikasi kepada orang multivariat diperoleh nilai OR 12,508 (1,480
tua dengan status tempat tinggal. – 105,69) dengan nilai p value sebesar
0,020.
Tabel 1.1 Pemodelan Terakhir Analisis Hasil penelitian ini sesuai dengan
Multivariat beberapa penelitian lain, diantaranya:
sekitar 52,3% mahasiswa khususnya
perempuan pernah melakukan hubungan
seksual selama pacaran di tempat
kossannya24. Penelitian lain turut
membuktikan, sekitar 20,6% mahasiswa
yang berkuliah di Yogyakarta yang tinggal
di kossan mengaku pernah melakukan
hubungan di kossan bersama pacarnya25.
Penelitian lain menunjukkan 4 dari 10
mahasiswa di Bandung mengaku telah
melakukan hubungan badan bersama
kekasihnya di tempat kost26.
Adanya kesesuaian antara penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya di duga
karena persentase responden yang tinggal
Pembahasan dengan orang tua (56,1%) dengan persentase
responden yang tinggal tidak dengan orang
Hubungan antara Variabel – Variabel tua hampir sama banyak (43,9%). Dugaan
dari Faktor Predisposisi, Faktor lain adanya keterkaitan antara status tempat
Pemungkin, dan Faktor Penguat dengan tinggal dengan komunikasi dengan orang
Perilaku Pacaran tua, dimana pada penelitian ini diperoleh
lebih banyak dari responden yang terbuka
a. Status tempat tinggal membicarakan masalah kesehatan
reproduksi dengan orang tua (43,3%).
Tempat tiggal bagi seorang anak
Seseorang yang tinggal bersama dengan
merupakan lingkungan dengan aturan
orang tua diduga akan lebih dekat dan lebih
tertentu dengan pengawasan orang tua
intim kebersamaannya karena adanya
maupun orang dewasa lainnya. Faktor –
frekuensi bagi responden untuk lebih sering
faktor dalam keluarga seperti hubungan
bertemu dengan orang tuanya, sehingga
orang tua dan anak merupakan alasan utama
mereka akan lebih terbuka untuk
anak meninggalkan rumah19. Status tempat
membicarakan hal – hal yang lebih spesifik
tinggal memiliki pengaruh terhadap perilaku
kepada orang tuanya.
berisiko dalam pacaran, terutama pada
mereka yang memilih pergi mencari ilmu
yang tempat tinggalnya jauh dari tempat
tinggal orang tua mereka24.
Universitas Indonesia
6
Universitas Indonesia
7
pembentukan karakter dan perkembangn sebaya ini akan ditiru oleh kaum muda
kepribadian anak. Komunikasi yang baik sebagai bentuk dari loyalitas mereka
antara orang tua dan anak dapat terhadap teman sebayanya39. Sumber
menciptakan suasana saling memahami informasi seks pada kaum muda adalah
terhadap berbagai jenis masalah keluarga, kelompok sebaya40.
terutama tentang problematika kaum muda, Hasil akhir pada analisis multivariat
sehingga kondisi tersebut akan berpengaruh diperoleh nilai p value sebesar 0,084 artinya
terhadap sikap maupun perilaku yang akan tidak terdapat hubungan antara peran teman
dibawa anak36. sebaya dengan perilaku pacaran setelah
Hasil akhir pada analisis multivariat dilakukan interaksi antara variabel
diperoleh nilai p value sebesar 0,001 artinya komunikasi kepada orang tua dengan
terdapat hubungan antara komunikasi variabel peran teman sebaya dan ada
dengan orang tua dengan perilaku pacaran interaksi antara komunikasi kepada orang
setelah dilakukan interaksi antara variabel tua dengan status tempat tinggal.
komunikasi kepada orang tua dengan Kesimpulannya adalah tidak adanya
variabel peran teman sebaya dan ada hubungan antara variabel peran teman
interaksi antara komunikasi kepada orang sebaya dengan perilaku pacaran adalah
tua dengan status tempat tinggal. masih tingginya peran orang tua di dalam
Penelitian ini senada dengan hasil diri responden, hal ini terlihat dari
penelitian sebelumnya, diantaranya: persentase responden yang hampir setengah
penelitian yang dilakukan di Surakarta persen atau 43,3% mau terbuka untuk
menjelaskan kaum muda yang tinggal membicarakan hal – hal yang berhubungan
bersama orang tuanya memperlihatkan kesehatan reproduksi dan juga berdasarkan
komunikasi antara orang tua dan kaum muda data hasil penelitian ini juga terlihat hampir
baik, dan hal tersebut yang membuat kaum setengah dari responden memiliki teman
muda memiliki perilaku seksual dalam yang memberikan pengaruh positif terhadap
pacaran rendah37. Mahasiswa yang diri mereka (72,8%). Adanya kedekatan
menerima pola asuh permisif (longgar) dari antara orang tua dengan anaknya akan
orang tua akan memiliki risiko 2,462 kali memberikan pengaruh yang positif
lebih besar berperilaku seksual dalam pencarian informasi yang dibutuhkan oleh
pacaran dibandingkan kaum muda dengan anaknya.
pola asuh orang tua yang otoritatif38. Dugaan lain adalah karena responden
Kesimpulannya adalah sebagian besar bersekolah pada sekolah kesehatan,
dari responden mengaku masih terbuka kemungkinan besar memiliki teman yang
untuk membicarakan masalah terkait akan memberikan pengaruh negatif akan
kesehatan reproduksi dengan orang tuanya lebih sedikit, karena mereka akan lebih tau
(43,3%). tentang hal – hal yang berisiko terhadap
kesehatan reproduksinya.
e. Peran teman sebaya
Kesimpulan
Teman merupakan orang yang paling
mudah dan sering untuk di temui. Biasanya, Perilaku pacaran mahasiswa STIKes “X”
sesama teman saling melindungi satu sama mayoritas berisiko. Pada faktor predisposisi
lain sehingga wajar bila mereka juga saling terdapat variabel yang berhubungan dengan
bercerita mengenai masalah – masalah perilaku pacaran, yaitu: variabel status
seksual. Menurut Billy dan Udry tahun1985, tempat tinggal, pada faktor pemungkin:
kecendrungan kaum muda untuk terlibat variabel keterpaparan media pornografi
dengan perilaku seksual akan semakin besar memiliki hubungan dengan perilaku pacaran
saat teman sebayanya mempunyai sikap serta pada faktor penguat ternyata
positif terhadap perilaku seksual dari teman komunikasi dengan orang tua yang memiliki
Universitas Indonesia
8
DAFTAR PUSTAKA
1. Brehm,S.S. Intimate Relationships (2nd ed). New York : Mc Graw – Hill; 1992.
2. Evelyn Ruth Millis Duval, Brent C. Miller. Marriage and Family Development. New York:
Harper and Row; 1985.
3. Badan Pusat Statistik (BPS);, Depkes. Survei Kesehatan Reproduksi Kaum muda (SKRRI)
Tahun 2007. Calverton, Maryland, USA; 2007.
4. Suryoputro, A dkk. 2006. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja
di Jawa Tengah Implikasinya Terhadap Kebijakan Dan Layanan Kesehatan Seksual dan
Reproduksi. MAKARA, KESEHATAN, VOL. 10, NO. 1, JUNI 2006: 29-40. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Universitas Indonesia
9
5. Kinsey, Alfred C et al. 1965. Serenal Behavior in The Human Fimale. New York Pocket
Books.
6. Connolly, J; Nguyen H. N. T; Pepler, D; Craig, W; Jiang, D. 2013. Developmental
trajectories of romantic stages and associations with problem behaviours durinG
adolescence. Journal of Adolescence, 36, 1013–1024;
7. Helfland, M. 2008. Ten years of longitudinal research on U.S. adolescent sexual behavior:
Developmental correlates of sexual intercourse, and the importance of age, gender and
ethnic background. Developmental Review, 28, 153–224;
8. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). 2014. 1991 – 2013 High School Youth
Risk Behaviour Survey Data.;
9. Kemenkes et al. 2012. Survei Dasar Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2012. Jakarta:
Kemenkes;
10. Musthofa & Winarti, 2010. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah
Mahasiswa di Pekalongan Tahun 2009-2010. Jurnal;
11. Unnes Sex Care Community (UseCC). 2008. Gaya Pacaran UNNES Memprihatinkan,
Semarang;
12. Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI). 2015. Modul 2, Perkembangan
Seksualitas Remaja. Jakarta;
13. Badan Pusat Statistik (BPS) & Depkes. 2004. Situasi Perilaku Berisiko Tertular HIV di
DKI Jakarta; Hasil SSP Tahun 2004 di Kota Jakarta. Jakarta: BPS.
14. Siswoyo, Dwi dkk. 2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press;
15. Santrock, John W. 2002. Life Span Development. Jakarta: Erlangga
16. Papalia, Diane & Feldman, RD. 2008. Human Development. Jakarta: Kencana;
17. Green, Lawrence & Kreuter, M. W. 2005. Health Program Planning: An Educational and
Ecological Approach (4th Ed.). New York: McGraw – Hill;
18. Jessor, R., Van Den Bos, J., Vanderryn, J., Costa, F. M., & Turbin, M. S. 1995. Protective
Factors in Adolescent Problem Behavior: moderator effects and developmental change.
Developmental Psychology Vol. 31;
19. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan (Teori dan Perilaku). Jakarta: PT.
Rineka Cipta;
20. Samino. 2011. Analisis Perilaku Sex Remaja SMAN 14 Bandar Lampung 2011. Jurnal
Dunia Kesmas, 1(4) [Online]
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1949026/ [Unduh : 2 Januari 2014];
21. Mochtar, A. 2011. Mahasiswi Bandung Melakukan Hubungan Seks di Rumah Kost,
Bandung;
22. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). 2009. Survei Terpadu
Biologis Perilaku (STBP) tahun 2007.Jakarta: Kemenkes RI;
23. Wijayanti, F. A. 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan Wanita Penjaja Seks (WPS)
Tentang HIV/AIDS di Resosialisasi Argorejo Kelurahan Kali Banteng Kulon Semarang.
Semarang;
24. Arviyah, Sova. Tahap Perilaku Seks Pranikah Pada Mahasiswa Kost [Skripsi].
Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta;
25. Arviyah, Sova. Tahap Perilaku Seks Pranikah Pada Mahasiswa Kost [Skripsi].
Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta;
Universitas Indonesia
10
26. Banun, Fadila Oktavia & Styorogo, Soedijono. 2012. Faktor – Faktor Yang Berhubungan
Dengan Perilaku Seksual Pranikah Pada Mahasiswa Semester V STIKes X Jakarta Timur
2012 [Jurnal Ilmiah Kesehatan, No. 5, Vol. 1 Januari 2013]
27. Hartaji, Damar A. 2012. Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa yang Berkuliah Dengan
Jurusan Pilihan Orangtua. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma;
28. Ahmadi, A & Sholeh, M. 1991. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta;
29. Bandi, Ramli dkk. 1991. Laporan Penelitian Pengetahuan Sikap dan Perilaku Pemuda
mengenai Masalah Kesehatan di DKI Jakarata dan Yogyakarta. Jakarta: Puslit Ekologi
Kesehatan Badan Litbangkes, Depkes RI;
30. Ajik, S., & Sarwanto. (2003). Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Untuk Anak Jalanan
Melalui Rumah Singgah. http://tempo.co.id/medika/arsip/012003/pus-1.htm, diakses pada
tanggal: 25 Maret 2016
31. Pramono, Ajikusumo; Prasaja, H; & Sitohan, S. 2001. Baseline Survey Untuk Program
Dukungan dan Pemberdayaan Anak Jalanan di Perkotaan Jakarta. Jakarta. Save The
Children Federation Inc;
32. Wulandari, Ice Sesi. 2010. Perilaku Seksual Pranikah Remaja Di DKI Jakarta, Jawa Barat
dan Jawa Timur (Analisis Data Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia 2007).
[Skripsi]. FKM UI;
33. Winkle, W. S & Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan.Yogyakarta: Media Abadi;
34. Kementerian Kesehatan. 2011. Modul Pelatihan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR) Bagi Tenaga Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
35. Gunarsa, Singgih. 2001. Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga. BPK Jakarta:
Gunung Mulia;
36. Pujiati, S. dkk. 2013. Gambaran Perilaku Pacaran Remaja Di Pondok Pesantren Putri
K.H Sahlan Rosjidi (Unimus) Semarang. [Skripsi]. Semarang: Universitas
Muhammadiyah Semarang;
37. Kushartati, Sri. 2004. Pemberdayaan anak jalanan. Humanities: Indonesian Psychological
Journal, 1, 45-54
38. http://hqweb01.bkkbn.go.id/
39. Azwar, Saifuddin. 2013. Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Universitas Indonesia