Anda di halaman 1dari 6

DCP 1 (1) (2012)

Developmental and Clinical Psychology


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/dcp

PERBEDAAN PENGETAHUAN SEKSUAL REMAJA PUTRI YANG


TINGGAL DI DESA DAN KOTA

Ulfa Niken Dwi Kusumastuti 

Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Pengetahuan seksual dapat diartikan sebagai penerangan tentang anatomi fisiologi seks manusia,
Diterima Januari 2012 bahaya penyakit kelamin dan membimbing serta mengasuh seseorang agar mengerti tentang arti,
Disetujui Februari 2012 fungsi, dan tujuan seks, sehingga dapat menyalurkan secara baik, benar, dan legal. Penelitian yang
Dipublikasikan Juni dilakukan adalah penelitian komparatif. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling dalam
2012 pengambilan sampelnya. Populasinya adalah siswa kelas VII usia 12-15 tahun dan siswa yang
________________ belum menstruasi di SMPN 2 Wonosegoro dan SMPN 13 Semarang. Metode pengumpulan data
Keywords: yang digunakan berupa tes pengetahuan seksual sebanyak 40 item. Metode analisis data
Pengetahuan Seksual, menggunakan teknik uji t. Uji validitas menggunakan rumus korelasi product moment dan
Remaja Awal didapatkan koefisien validitasnya antara 0,220 sampai 0,574 dan uji reliabilitasnya dilakukan
____________________ dengan rumus split-half, dihasilkan 0,671. Hasil penelitian uji hipotesis yang menggunakan analisis
t-test dengan p = 0,000 < 0,01 artinya secara signifikan ada perbedaan tingkat pengetahuan seksual
anak perempuan usia remaja awal antara desa dengan kota. Siswa SMPN 13 Semarang memiliki
tingkat pengetahuan seksual lebih tinggi dibandingkan dengan siswa SMPN 2 Wonosegoro.
Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa ada perbedaan tingkat pengetahuan seksual anak
perempuan usia remaja awal antara desa dengan kota. Hasil lain yang diperoleh adalah bahwa
aspek Knowledge of ways and means of dealing with spesific lebih menonjol daripada Knowledge of the
universals and abstraction in a field dan Knowledge of spesific.

© 2013 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6358
Gedung A1 Lantai 2 FIP Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: journalunnes@yahoo.com

63
Ulfa Niken Dwi Kusumastuti / Developmental and Clinical Psychology 1 (1) (2012)

PENDAHULUAN perguruan tinggi, membahas dengan teman-


teman, buku-buku tentang seks, media massa
Pada masa ini anak juga beralih atau internet.
lingkungan keluarga yang aman ke lingkungan Tahun 1982, penelitian Jhon Hokins
sekolah sebagai lingkungan baru. Anak secara memperkirakan bahwa sekitar 80% wanita yang
perlahan mengembangkan relasi dengan teman memasuki perguruan tinggi di Amerika Serikat
sejenis dengan berbagai pengalaman dan telah berhubungan seksual paling tidak sekali.
permainan dalam kegiatan yang menarik Sedangkan di Indonesia hasil polling dari 200
perhatian. Relasi homososial ini, memberikan mahasiswa yang duduk di semester I, II, dan III
penekanan akan perbedaan hakiki laki-laki dan di sebuah perguruan tinggi ternama di Bandung,
perempuan yang sebenarnya mereka telah 10% di antaranya mendapat informasi mengenai
peroleh melalui pembedaan perlakuan dan seks dari situs porno dan 60% lainnya dari film
pengasuhan orang tua sesuai dengan jenis porno. Sisanya dari koran, tabloid, serta
kelamin mereka. majalah. Lalu dari 200 responden itu, 50%
Pengetahuan seksual diartikan sebagai diantaranya telah melakukan hubungan badan
penerangan tentang anatomi fisiologi seks satu kali dan 20% di antaranya lebih dari dua
manusia, bahaya penyakit kelamin dan kali atau berganti pasangan (Pikiran Rakyat, 26
membimbing serta mengasuh seseorang agar Mei 2006). Sebuah baseline survey di Semarang
mengerti tentang arti, fungsi, dan tujuan seks, yang melibatkan 127 responden, yang dilakukan
sehingga ia dapat menyalurkan secara baik, Pilar-PKBI Jawa Tengah yang bekerjasama
benar, dan legal. Pendidikan seksual dibedakan dengan Tim Embrio 2000, pada tahun 2000 di
antara seks instruction dan education in sexuality. Semarang menujukkan bahwa 48% responden
Sex instruction ialah penerangan mengenai pernah meraba daerah sensitif saat berpacaran,
anatomi, seperti pertumbuhan rambut pada 28% responden telah melakukan petting, dan
ketiak, dan mengenai biologi dari reproduksi, 20% melakukan hubungan seksual. Selanjutnya,
yaitu proses berkembang biak melalui hubungan dari survey yang dilakukan oleh Departemen
untuk mempertahankan jenisnya. Termasuk Kesehatan Indonesia, angka kehamilan yang
didalamnya pembinaan keluarga dan metode tidak diinginkan mencapai 5,3 juta per tahun.
kontrasepsi dalam mencegah terjadinya Tingkat aborsi pun cukup tinggi, yakni sekitar
kehamilan. Education in sexuality meliputi 2,3 juta per tahun. Serta infeksi HIV/AIDS lebih
bidang-bidang etika, moral, fisiologi, ekonomi, dari 50% terjadi pada kelompok umur 15 hingga
dan pengetahuan lainnya yang dibutuhkan agar 29 tahun.
seseorang dapat memahami dirinya sendiri Kenyataannya pendidikan seks bagi anak
sebagai individual seksual, serta mengadakan perempuan usia remaja awal bukan berarti
hubungan interpersonal yang baik. mengajarkan teknik berhubungan seksual,
Meningkatnya minat remaja pada karena cakupan pendidikan seks bagi anak amat
masalah seksual dan sedang berada dalam luas. Apabila pendidikan seks diartikan sebagai
potensi seksual yang aktif, maka anak pengajaran teknik seksual atau seks dari
perempuan usia remaja awal berusaha mencari kacamata orang dewasa, tentu akan membuat
berbagai informasi mengenai hal tersebut. orang tua merasa miris mengajarkannya.
Sumber informasi yang berhasil mereka Pendidikan seksual memang diperlukan anak,
dapatkan pada umumnya hanya sedikit anak karena dalam hal ini idealnya yang tepat
perempuan usia remaja awal yang memberikan pemahaman pada anak pertama
mendapatkan seluk beluk seksual dari kali adalah orang tua mengingat yang paling
orangtuanya. Oleh karena itu anak perempuan tahu keadaan anak yang sebenarnya, bahkan
usia remaja awal mencari atau mendapatkan bisa dari sekolah atau membiarkan anak
dari berbagai sumber informasi yang mungkin mencari sendiri dari buku dan majalah. (Agung
dapat diperoleh, misalnya seperti di sekolah atau dalam Laily dan Andik, 2004:194). Pengaruh
64
Ulfa Niken Dwi Kusumastuti / Developmental and Clinical Psychology 1 (1) (2012)

media, latar belakang orang tua dan letak ini dibagi lagi menjadi tiga hal. Pertama,
geografis antara desa dan kota sangatlah knowledge of conventions yang diartikan sebagai
berpengaruh terhadap pengetahuan dan pengetahuan tentang kesesuaian antara aturan
pemahaman mengenai seksualitas. Oleh karena dalam melakukan sesuatu dengan aplikasi
itu perlu diteliti lebih lanjut apakah ada dalam kehidupan. Misalnya adalah mencocokan
perbedaan pengetahuan seksual anak suatu gagasan dikaitkan dengan teori yang ada.
perempuan yang sudah memasuki usia remaja Kedua, knowledge of trends and sequences yakni
awal antara desa dan kota. pengetahuan tentang rangkaian ilmu
Pengetahuan seksual merupakan segala pengetahuan. Misalnya menyusun daftar,
aktivitas yang berisi serangkaian informasi menyusun urutan. Ketiga, knowledge of
tentang totalitas ekspresi seseorang sebagai laki- classification and categories yakni pengetahuan
laki atau perempuan, yang dipercayai seseorang, tentang pengelompokkan dan kategori, kelas,
yang seseorang pikirkan, yang seseorang rasakan bagian atau susunan yang berlaku dalam suatu
tentang dirinya sendiri, dan bagaimana bidang ilmu tertentu. Misalnya, pengetahuan
seseorang menampilkan diri serta bagaimana tentang bagian-bagian kalimat, pengelompokkan
berbudaya dan bersosialisasi, yang kesemuanya tumbuhan, dan lain sebagainya. Keempat,
akan mencirikan sosok identitas individu yang knowledge of criteria yakni pengetahuan mengenai
tercermin dari perilaku seksualnya. kapan suatu teknik, strategi atau metode harus
Terdapat beberapa aspek pengetahuan digunakan dengan mempertimbangkan situasi
seksual, yaitu: dan kondisi yang dihadapi saat itu. Misalnya
pemilihan rumus yang sesuai untuk
1) Knowledge of spesific memecahkan suatu masalah. Kelima, knowledge
Kawasan ini mengukur tingkat of methodology atau pengetahuan yang berkaitan
pengetahuan terutama yang berkaitan dengan dengan metode atau cara yang digunakan untuk
hal-hal yang pokok atau spesifik dari suatu mencapai tujuan tertentu. Pengetahuan tentang
bidang. Aspek ini terbagi lagi menjadi dua jenis. metode lebih mencerminkan bagaimana
Pertama, knowledge of terms, yaitu pengetahuan seseorang berpikir dan memecahkan masalah
tentang istilah suatu hal. Aspek ini mencakup yang dihadapi. Misalnya, pengetahuan
pengetahuan tentang label atau simbol tertentu mengenai upaya atau cara-cara dalam merawat
baik yang bersifat verbal maupun non verbal. anak pada usia dini.
Contoh pengetahuan ini adalah pengetahuan
tentang istilah-istilah ilmiah yaitu meyebutkan 3) Knowledge of the universals and abstraction in a
istilah, simbol-simbol suatu konsep. Kedua, field
knowledge of spesific facts, mencakup pengetahuan Pengetahuan yang berkaitan dengan
tentang kejadian, orang, waktu, dan informasi unsur-unsur suatu hal serta pemisahannya
yang sifatnya sangat spesifik. Contoh menjadi bagian-bagian yang lebih spesifik.
pengetahuan tentang bagian detail dari unsur- Pengetahuan jenis ini dibagi menjadi dua
unsur misalnya pengetahuan tentang nama bagian. Pertama, knowledge of principles and
tempat dan waktu kejadian, pengetahuan generalization yaitu prinsip-prinsip ilmu
tentang produk suatu negara, pengetahuan pengetahuan secara umum. Misalnya, prinsip-
tentang sumber informasi. prinsip yang terbaik dalam mendidik anak pada
usia dini. Kedua, knowledge of theories and
2) Knowledge of ways and means of dealing with structures yaitu pengetahuan tentang teori-teori,
spesific model-model, dan struktur-struktur. Misalnya,
Kawasan ini mengukur tentang model-model dari cara mendidik anak pada usia
pengetahuan yang berhubungan dengan cara dini kejadian di kenyataan yang sesuai dengan
dan alat yang menyangkut pencapaian hal-hal teori.
yang pokok dan mendasar. Taraf dalam tingkat
65
Ulfa Niken Dwi Kusumastuti / Developmental and Clinical Psychology 1 (1) (2012)

METODE PENELITIAN pengetahuan seksual anak perempuan usia


remaja awal antara desa dan kota menggunakan
Populasi subjek dalam penelitian ini tiga aspek yaitu, Knowledge of spesific, Knowledge
adalah sswa kelas 1 SMP usia remaja awal yang of ways and means of dealing with spesific,
belum menstruasi, dan berusia 12-15 tahun Knowledge of the universals and abstraction in a field.
bersekolah di SMPN 2 Wonosegoro dengan Hasil perhitungan dari masing-masing
SMPN 13 Semarang. Sedangkan sampel aspek pengetahuan seksual tersebut dapat
penelitian ini sebanyak 80 siswa, diantaranya 40 disimpulkan bahwa aspek yang memiliki mean
siswa SMPN 2 Wonosegoro dan 40 siswa skor paling rendah Knowledge of the universals and
SMPN 13 Semarang. abstraction in a field (Pengetahuan yang berkaitan
Pengambilan data dilakukan pada 30 dengan unsur-unsur suatu hal serta
September 2011 sampai dengan 8 Oktober pemisahannya menjadi bagian-bagian yang lebih
2011. Adapun pengumpulan data dilakukan spesifik), hal ini dapat dilihat dari mean empiris
dengan menggunakan tes. Jumlah hasil jawaban sebesar 3,18. Seperti pendapat Notoatmodjo
tes yang diperoleh peneliti sebanyak 80 (2003:122) hal ini menunjukan bahwa rata-rata
eksemplar yang diisi oleh siswa, 40 diisi oleh subjek kurang mampu menginterpretasi yang
siswa SMPN 2 Wonosegoro dan 40 diisi oleh diberikan terhadap lingkungannya tersebut dan
siswa SMPN 13 Semarang. kurang mampu memahami sifat pribadinya.
Sehingga diartikan sebagai kemampuan untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi ataupun kondisi sebenarnya.
Hasil uji validitas tes pengetahuan seksual Pada aspek Knowledge of ways and means of
pada penelitian ini menggunakan 40 item. Hasil dealing with spesific (mengukur tentang
olah data menunjukkan 8 item tidak valid, pengetahuan yang berhubungan dengan cara
dengan nomor 18, 19, 21, 27, 31, 33, 37, 38. dan alat yang menyangkut pencapaian hal-hal
Valid mempunyai koefisien antara 0,220 sampai yang pokok dan mendasar), memiliki rata-rata
0,574, dengan taraf signifikansi 5% (p=0,05) skor paling tinggi dibandingkan aspek-aspek
dengan subjek (N) sebanyak 80 orang dengan r lainya,dengan mean empiris sebesar 10,93. Hal
tabel sebesar 0,2199. Item yang valid adalah item ini berarti bahwa rata-rata subjek memiliki
yang mempunyai nilai korelasi rxy atau rhitung > pengetahuan tentang metode lebih
rtabel. mencerminkan bagaimana seseorang berpikir
Pengukuran pengetahuan seksual anak dan memecahkan masalah yang dihadapi.
perempuan usia remaja awal antara desa dan Seperti pendapat Notoatmodjo (2003:122)
kota menggunakan tes Pengetahuan Seksual sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
dengan hasil validitas tertinggi sebesar 0,574 secara benar tentang objek yang diketahui, dan
diperoleh keseluruhan item yaitu 40 item dapat menginterprestasikan materi tersebut
diperoleh 32 item valid dan reliabilitas alpha secara benar. Orang yang telah paham terhadap
diperoleh sebesar 0,671 yang berarti reliabel objek atau materi harus dapat menjelaskan,
karena mendekati angka 1,00 sehingga dapat menyebutkan contoh, menyimpulkan,
digunakan sebagai alat pengumpulan data meramalkan dan sebagainya terhadap suatu
dalam penelitian. objek yang dipelajari.
Tingkat pengetahuan seksual anak Hasil pengujian hipotesis penelitian
perempuan usia remaja awal antara desa dengan diperoleh hasil bahwa hipotesis yang berbunyi
kota dapat dilihat dari hasil uji t pada tes ada perbedaan pengetahuan seksual remaja awal
pengetahuan seksual. Ternyata dari hasil antara desa dan kota diterima. Artinya ada
tersebut menunjukan ada perbedaan yang perbedaan pengetahuan seksual remaja awal
signifikan antara siswa SMPN 2 Wonosegoro antara desa dan kota. Kesimpulan tersebut dapat
dan SMPN 13 Semarang. Penelitian mengenai ditunjukkan dari uji hipotesis yang
66
Ulfa Niken Dwi Kusumastuti / Developmental and Clinical Psychology 1 (1) (2012)

menggunakan analisis t-test dengan p = 0,000 > UCAPAN TERIMA KASIH


0,001 artinya secara signifikan ada perbedaan
pengetahuan seksual anak perempuan usia Terselesaikannya penelitian ini tidak lepas
remaja awal antara desa dengan kota. dari bimbingan, bantuan, serta dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu dengan
SIMPULAN kerendahan hati peneliti mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah
Berdasarkan hasil penelitian yang telah membantu, antara lain:
dilakukan dan dianalisis maka ditarik 1. Drs. Hardjono, M.Pd, Dekan Fakultas
kesimpulan sebagai berikut: Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
1. Ada perbedaan yang signifikan dalam Semarang.
tingkat pengetahuan seksual anak 2. Bapak Dr. Edi Purwanto, M.Si, Ketua
perempuan usia remaja awal antara desa Jurusan Psikologi.
dengan kota (siswa SMP 2 Wonosegoro 3. Bapak Drs. Sugeng Hariyadi, S.Psi, M.S,
dengan SMP 13 Semarang). penguji utama yang telah memberikan
2. Aspek yang memiliki mean skor paling masukan-masukan demi kesempurnaan
rendah adalah aspek Knowledge of the skripsi ini.
universals and abstraction in a field, sedangkan 4. Ibu Dr. Sri Maryati Deliana, M.Si selaku
skor tertinggi pada aspek Knowledge of ways pembimbing I yang telah meluangkan
and means of dealing with spesific. waktu untuk memberi masukan dari awal
hingga akhir dalam penulisan skripsi.
SARAN 5. Ibu Rulita Hendriyani, S.Psi, M.Si selaku
pembimbing II yang dengan sabar
Berdasarkan hasil penelitian, bisa membimbing dan memberikan masukan-
disampaikan beberapa saran, antara lain: masukan kepada penulis.
1. Bagi siswa, untuk lebih memahami tentang 6. Ibu Dra. Tri Esti Budiningsih yang telah
pengetahuan seksual, agar perilaku memberikan semangat serta masukan-
masalah seksualnya tidak menyimpang dan masukan kesempurnaan skripsi ini.
sesuai dengan aturan yang benar. 7. Seluruh tim dosen Jurusan Psikologi
2. Bagi institusi terkait untuk meningkatkan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
pengajaran dan bimbingan mengenai Negeri Semarang.
kesehatan reproduksi, sehingga tidak 8. Kepala SMPN 13 Semarang yang dengan
melakukan pelanggaran-pelanggaran, kebijakan hatinya mengijinkan peneliti
khususnya yang berkaitan dengan untuk melakukan penelitian di sekolahan
pengetahuan seksual. Dengan demikian yang bersangkutan.
diharapkan siswa dapat mempunyai 9. Kepala SMPN 2 Wonosegoro yang telah
tanggung jawab, karena siswa merasa memberi kemudahan pada peneliti
diberikan sebuah tanggung jawab, seperti sehingga peneliti dapat melakukan
istilah “berilah mereka kepercayaan, maka penelitian di sekolahan yang bersangkutan.
mereka akan bertanggung jawab”. 10. Seluruh siswi yang telah bersedia menjadi
3. Peneliti selanjutnya disarankan untuk subjek dalam penelitian ini.
menambah jumlah populasi dan jumlah 11. Bapak, Mama, kakak dan kedua adik yang
subjek yang akan diteliti, supaya menjadi motivasi dan selalu memberi
generalisasi dari penelitian ini dapat lebih dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.
dipertanggungjawabkan. Jumlah item pada 12. Sofa Bagus Panuntun yang dengan sabar
tes pengetahuan seksual sebaiknya juga dan selalu memberikan inspirasi kepada
ditambah agar mewakili indikator dari sub- penulis.
aspek pengetahuan seksual.
67
Ulfa Niken Dwi Kusumastuti / Developmental and Clinical Psychology 1 (1) (2012)

13. Risa, Afi, Hana, Nurul, Dewi, mbak Ulfa,


mbak Titis, mas Anon, mbak Riska sebagai
rekan bertukar pikiran dan telah banyak
membantu.
14. Teman-teman di Psikologi angkatan’06:
Hadil, Dian kecil, Anjarly, dan semua
rekan-rekan sejawat yang belum bisa
disebutkan satu per satu yang selalu
memberi semangat.
15. Serta semua pihak yang telah membantu
dalam penulisan skripsi ini.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. 2003. Metode Penelitian. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.
_______ . 2007a. Metode Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Laily, N, dan Andik. 2004. Pola Komunikasi
Masalah Seksual Antara Orangtua dan
Anak: Anima, Indonesia Psychological
Journal, Vol 19, No.2, hal. 194-205.
Lestari, S, dan Hertinjung, S, W. 2007. Sikap
Ibu Terhadap Pertanyaan Anak Tentang
Seksualitas: Jurnal Psikologika, No. 24,
Juli, hal 147-155.
Lestari, S, dan Purwandari, E. 2002.
Kemampuan Komunikasi Ibu-Anak
Tentang Seksualitas Ditinjau dari Tingkat
Pengetahuan Ibu: Indigenious, Jurnal
Ilmiah Psikologi, Vol.6, No.1, Mei, hal
32-39.
Mu’tadin, Z. 2008. Pendidikan Seksual Pada
Remaja. Jurnal Psikologi, April. (diunduh
tanggal 12 Juni 2009).
Mohamad, K. 2007. Kesehatan Reproduksi
Sebagai HAK: Jurnal Perempuan, No.53,
Mei, hal 7-21.
Monks, FJ, Knoers, AMP, Haditono, SR. 1992.
Psikologi Perkembangan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Pikiran Rakyat (diunduh tanggal 26 Mei 2006).

68

Anda mungkin juga menyukai