Anda di halaman 1dari 4

IJGC 5 (1) (2016)

Indonesian Journal of Guidance and Counseling:


Theory and Application
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk

MENINGKATKAN PENGETAHUAN PENDIDIKAN SEKS SISWA MELALUI


LAYANAN INFORMASI

Desy Mustika Dewi, Kusnarto Kurniawan


Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan , Universitas Negeri Semarang, Indo-
nesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Penelitian ini dilakukan berdasarkan fenomena yang terjadi pada siswa kelas V
Diterima Januari 2016 Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sumurrejo Kota Semarang yang memunculkan gejala
Disetujui Februari 2016 perilaku menyimpang yang rendah terkait dengan pengetahuan pendidikan seks.
Dipublikasikan Maret 2016
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengubah tingkat pengetahuan penddikan seks
Keywords: siswa melalui layanan informasi. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen.
Knowledge Sex Education, Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
Information Services perlakuan tertentu. Penelitian ini dilaksanakan dengan delapan kali pemberian per-
lakuan pada siswa kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sumurrejo Kota Semarang,
dengan subjek penelitian 23 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan ada-
lah tes pengetahuan pendidikan seks. Teknik analisis data menggunakan analisis
deskriptif presentase dan uji wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan
pendidikan seks siswa 39% masuk kategori rendah. Setelah diberikan perlakuan
melalui layanan informasi terjadi peningkatan pengetahuan pendidikan seks siswa
pada kategori tinggi 75% . Hal tersebut menunjukkan bahwa layanan informasi ber-
pengaruh terhadap peningkatan pengetauan pendidikan seks siswa.

Abstract
This study was conducted based on the phenomenon that occurs in Islamic Elementary fifth
grade students of State Sumurrejo Semarang who display symptoms of low deviant behav-
ior related to sex education knowledge. The purpose of this study was to change the level of
students’ knowledge of sex penddikan through information services. This type of research is
experimental research. Experimental research is research used to search for a specific treatment
effect. This study was conducted with eight times giving treatment at Government Elementary
School sixth grade students of State Sumurrejo Semarang, the research subjects 23 students.
Data collection methods used were a test of knowledge of sex education. Data were ana-
lyzed using descriptive analysis of the percentage and the Wilcoxon test. The results showed
knowledge of sex education 39% of students categorized as low. After being given a treatment
through information services increased knowledge of sexual education of students in the high
category 75%. It shows that information services affect the increase students’ knowledge is sex
education.
© 2016 Universitas Negeri Semarang

ISSN 2252-6374

Alamat korespondensi:
Gedung A2, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang 50229
E-mail: desy_dewi@students.unnes.ac.id
36 Desy Mustika Dewi dan Kusnarto Kurniawan/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling: 5(1) (2016)

PENDAHULUAN sudah bisa bersikap sesuai tugas perkembangannya


dan mempunyai pengetahuan pendidikan seks yang
Pendidikan seks bagi para anak ini teru- baik.
tama ditekankan tentang upaya untuk mengu- Fenomena yang terjadi di MIN Sumurrejo
sahakan dan merumuskan perawatan kesehatan berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti
reproduksi serta menyediakan informasi yang terhadap wawancara dengan guru kelas V, diketa-
komprehensif termasuk bagi para anak-anak. hui bahwa siswa kelas V MIN Sumurrejo kurang
Dalam kamus pscychologi, sex adalah kualitas memiliki pengetahuan pendidikan seks. Kurangnya
yang menentukan seseorang pria atau wanita pengetahuan pendidikan seks tersebut dibuktikan
(Gulo 1982). Sedangkan menurut Yusuf (2004) dengan adanya gejala perilaku menyimpang yang
pendidikan seks pada anak sangat penting yaitu dialami siswa, antara lain yaitu dalam hal, kompo-
memberikan pemahaman terhadap anak yang nen moral, perilaku siswa diketahui dapat mengak-
menganjak usia baliq. Alex (1991) menyatakan ses internet yaitu mengakses situs porno dibuktikan
pendidikan seks pada anak sangat penting yaitu dengan siswa dibawa kewarnet terdekat oleh guru
meningkatkan penerangan dan pengetahuan ma- kemudian siswa tersebut diperintahkan untuk men-
salah seksual pada anak-anak. jelaskan cara mengakses internet dan terbukti siswa
Heffner dalam Suparmi dan Hastuti (2007) tersebut sudah bisa mengoperasikan internet. Dalam
menyatakan pendapatnya bahwa pendidikan seks hal komponen biologis, siswa belum paham akan
seksualitas yang komprehensif meliputi dimensi pengetahuan pendidikan seks, yang meliputi organ
biologis, sosiokultural, psikologis, dan spiritual, reproduksi, fungsi dan cara pemeliharaan, serta
termasuk bagaimana seseorang agar mampu me- masa pubertas.
lakukan proteksi diri dan membuat keputusan Pendapat tersebut diperkuat dengan adanya
yang bertanggung jawab. Menurut Bruess dan hasil pengambilan data awal oleh peneliti dengan
Greenberg dalam Suparmi dan Hastuti (2007) da- menggunakan angket diperoleh data bahwa sebany-
lam pandangannya ada empat komponen seksu- ak 40% siswa memiliki kategori tinggi akan pen-
alitas manusia, yaitu social, psychological, moral getahuan pendidikan seks, 48 % siswa memiliki
dan biological. kategori rendah, sedangkan 12% siswa memiliki
Andika (2010) menyatakan “bahwa pen- kategori sangat rendah.
didikan seks atau pendidikan mengenai kesehatan Tujuan penelitian ini adalah untuk menge-
reproduksi penting diberikan melalui keluarga mau- tahui tingkat pengetahuan pendidikan seks yang
pun kurikulum sekolah. Berdasarkan kesepakatan dimiliki siswa, selain itu dalam penelitian ini juga
internasional di Kairo 1994 (The Cairo Consensus) peneliti ingin mengetahui bagaimana tingkat pen-
tentang kesehatan yang ditandatangani oleh 184 getahuan pendidikan seks siswa sebelum diberi-
negara termasuk Indonesia, diputuskan tentang per- kan layanan informasi, setelah diberikan layanan
lunya pendidikan seks pada remaja”. Peroide usia informasi, serta mengetahui perbedaan sebelum
antara 6-12 tahun merupakan masa peralihan dari dan sesudah diberikanlayanan informasi.
pra-sekolah ke masa Sekolah Dasar (SD). Masa ini
juga dikenal dengan masa peralihan dari kanak-ka- METODE PENELITIAN
nak awal ke masa kanak-kanak akhir sampai menje-
lang masa pra-pubertas. Perkembangan sosial anak Jenis penelitian yang digunakan merupa-
pun akan berkembang dengan menginjaknya usia kan penelitian eksperimen, dengan desain pene-
anak yang semakin bertambah, masa ini anak cen- litian pre-experimental design. Dalam penelitian ini
derung keinginan tahuannya meningkat akan berba- peneliti menggunakan one group pretest-postest de-
gai pengetahuan dan informasi. sign, karena dalam penelitian ini pengukuran di-
Sedangkan menurut Hurlock (1978) “akhir lakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum ekspe-
masa anak-anak (6 sampai 13 tahun pada anak pe- rimen (disebut pre-test), dan sesudah eksperimen
rempuan dan 14 tahun pada anak laki-laki) adalah (disebut post-test).
periode dimana terjadi kematangan seksual dan Proses perlakuan dilakukan sebanyak de-
masa remaja dimulai. Pendidikan seks atau pendi- lapan kali pertemuan. Sampel yang digunakan
dikan mengenai kesehatan reproduksi (kespro) su- sebanyak 23 siswa dengan teknik pengambilan
dah seharusnya diberikan kepada anak-anak yang sampel jenuh. Alat pengumpul data yang digu-
sudah beranjak dewasa atau remaja, baik melalui nakan yaitu tes pengetahuan pendidikan seks.
pendidikan formal maupun informal. Ini penting Validitas alat pengumpul data dengan validitas
untuk mencegah biasnya pendidikan seks maupun konstruk dengan menggunakan rumus product
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi di kalan- moment dan reliabilitas dengan rumus alpha. Tek-
gan anak-anak. Dengan demikian seharusnya anak nik analisis data menggunakan analisis deskriptif
37 Desy Mustika Dewi dan Kusnarto Kurniawan/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling: 5(1) (2016)

presentase dan uji wilcoxon. terdapat perbedaan bermakna antara kelompok


pretest dan posttest.
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil uji beda pada tabel 2,
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
Berdasarkan hasil perhitungan pre-test di- yang signifikan pada pengetahuan pendidikan
peroleh hasil rata-rata pengetahuan pendidikan seks siswa antara sebelum dan sesudah diberikan
seks siswa sebelum diberikan layanan bimbingan layanan informasi, atau dengan kata lain hipote-
kelompok memperoleh presentase 39% dan ma- sis yang diajukan diterima. Mengacu pada data
suk dalam kategori rendah. Berdasarkan perhi- tabel 2 di atas dapat dikatakan pula bahwa laya-
tungan hasil post-test diperoleh hasil rata-rata ting- nan informasi dapat meningkatkan pengetahuan
kat pengetahuan pendidikan seks siswa sebanyak pendidikan seks siswa.
75% atau masuk kategori tinggi dengan kata lain Mengacu pada tujuan dari penelitian ini
terjadi peningkatan presentase antara sebelum sendiri adalah untuk mengetahui tingkat penge-
dan sesudah diberikan layanan informasi pada tahuan pendidikan seks siswa sebelum dan sesu-
kompoen pendidikan seks siswa. Adapun tabel dah diberikan layanan informasi. Selain itu juga
perbandingan untuk masing-masing komponen bertujuan untuk mengetahui apakah layanan in-
tersebut dijelaskan pada tabel 1. formasi dapat meningkatkan pengetahuan pendi-
Pada penelitian ini hipotesis yang diajukan dikan seks siswa.
adalah “layanan informasi dapat meningkatkan Hasil analisis data menunjukkan bahwa
pengetahuan pendidikan seks siswa kelas VI MIN ada peningkatan pengetahuan pendidikan seks
Sumurrejo Kota Semarang”. Untuk mengetahui siswa kelas VI MIN Sumurrejo Kota Semarang
ada atau perbedaan peningkatan pemahaman antara sebelum dan sesudah diberikan layanan
pengetahuan pendidikan seks siswa sebelum dan informasi. Gambaran peningkatan pengetahuan
sesudah diberikan layanan informasi digunakan penddidikan seks sebelum diberikan perlakuan
rumus uji wilcoxon. Berdasarkan hasil perhitun- (pre-test) diketahui bahwa rata-rata pemahaman
gan wilcoxon signed rank test, maka nilai Z yang pendidikan seks siswa sebanyak 39% atau masuk
didapat sebesar -4,202b dengan p value (Asymp. kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa
Sig. 2-tailed) sebesar ,000 dimana kurang dari pengetahuan pendidikan seks yang meliputi: so-
batas kritis penelitian 0,05 sehingga keputusan sial, biologis, psikologis, dan moral siswa masih
hipotesis adalah menerima Ha atau yang berarti termasuk dalam kategori rendah dan diperlukan

Tabel 1. Peningkatan Pengetahuan pendidikan seks Siswa sebelum dan sesudah mendapatkan lay-
anan informasi pada masing-masing komponen
Pre-test Post-test
Komponen Peningkatan
% Kategori % Kategori
Komponen Sosial 42% Sedang 78% Tinggi 36%
Komponen Biologis 41% Sedang 76% Tinggi 35%
Komponen Psikologis 37% Rendah 74% Tinggi 37%
Komponen Moral 29% Rendah 74% Tinggi 45%
Rata-rata 37 Rendah 75 Tinggi 19

Tabel 2. Hasil Analisis Uji Beda Wilcoxon.


Pengetahuan Pendidikan N Z Hitung Z Tabel Klasifikasi Taraf Signifikansi 5%
Seks

Pre test – Post test 23 -4,202b ,000 Signifikan


38 Desy Mustika Dewi dan Kusnarto Kurniawan/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling: 5(1) (2016)

upaya untuk meningkatkannya. Salah satu upa- bimbingan kelompok termasuk dalam kriteria
ya untuk meningkatkan pengetahuan pendidikan rendah dengan persentase 39% . Beberapa subjek
seks adalah melalui layanan informasi. penelitian menunjukkan perilaku yang sulit un-
Layanan informasi merupakan layanan tuk diajak bekerjasama, susah untuk berkonsent-
yang memiliki tujuan agar peserta didik dapat rasi saat pemberian layanan.
menerima dan memahami isi dari informasi un- Tingkat pengetahuan pendidikan seks
tuk dijadikan pertimbangan dalam pengambilan yang dimiliki oleh siswa setelah diberikan laya-
keputusan sehari-hari (Prayitno 2004). Upaya nan informasi (treatment) sebanyak delapan kali
peningkatan pengetahuan pendidikan seks siswa menunjukkan adanya perubahan. Tingkat penge-
peneliti menggunakan layanan informasi, dima- tahuan pendidikan seks yang dimiliki oleh subjek
na siswa akan mampu menyusun rencana dan penelitian sebelum diberikan treatment termasuk
mampu membuat keputusan yang relevan den- dalam kriteria rendah dengan persentase 39%, se-
gan informasi yang diberikan, dalam hal ini ter- telah diberikan treatment berupa layanan informa-
kait pemahaman pengetahuan pendidikan seks. si sebanyak delapan kali mengalami perubahan
Pemberian layanan informasi pada pen- menjadi 75% atau dalam kriteria tinggi.
elitian ini bertujuan untuk meningkatkan pen- Terjadi perubahan tingkat pengetahuan
getahuan pendidikan seks. peningkatan tersebut pendidikan seks siswa setelah diberikan layanan
didasarkan atas hasi perbedaan antara sebelum informasi. Hasil penelitian menunjukkan per-
dan sesudah diberikan perlakuan sebanyak dela- bedaan persentase sebelum dan setelah subjek
pan kali pertemuan dengan materi yang berbeda- penelitian diberikan layanan informasi, yaitu
beda. Berdasarkan data yang diperoleh, terdapat dari 39% menjadi 75%. Perhitungan uji wilcoxon
peningkatan pengetahuan pengetahuan pendidi- menunjukkan bahwa hasil perhitungan jumlah Z
kan seks setelah diberikan perlakuan melalui lay- sebesar = -4,202b < t tabel =,000, sehingga dapat
anan informasi. Terjadi peningkatan pada keem- dikatakan bahwa layanan informasi dapat me-
pat komponen penelitian setelah siswa diberikan ningkatkan pengetahuan pendidikan seks siswa.
layanan informasi. Rata-rata peningkatan setiap
komponen penelitian adalah 38,25 %. Kompo- UCAPAN TERIMA KASIH
nen moral mengalami peningkatan yang paling
tinggi yaitu sebesar 45%. Penulis mengucapkan terimakasih kepada
Berdasarkan penjelasan di atas menunjuk- Bapak, Ibu dan Adik tercinta, Rektor Universitas
kan bahwa pengetahuan pendidikan seks dapat Negeri Semarang sebagai pelindung, dosen pem-
ditingkatkan melalui layanan informasi, dengan bimbing skripsi, tim dosen penguji.
demikian layanan informasi terbukti berpenga-
ruh terhadap peningkatan pengetahuan pendi- DAFTAR PUSTAKA
dikan seks siswa kelas VI Min Sumurrejo. Hasil
penelitian ini juga diperkuat dengan hasil ana- Alex. 1991. Komunikasi Orang Tua Dan Anak. Bandung
lisis data uji wilcoxon diperoleh Zhitung =4,202b : Angkasa.
Andika, Alya. 2010. Bicara Seks Bersama Anak. Yogya-
dan Ztabel = ,000 .Sehingga Zhitung < Ztabel
karta : PT Suka Buku.
atau memiliki arti Ho peneltian ditolak dan Ha Gulo, Dali. 1982. Kamus Psychologi. Bandung: Penerbit
penelitian di terima, artinya terjadi perbedaan Tonis.
yang signifikan pada pengetahuan pendidikan Hurlock, Elizabeth.1978. Perkembangan Anak Jilid 1
seks siswa antara sebelum dan sesudah diberikan Edisi Keenam. Jakarta : Penerbit Erlangga.
layanan informasi. Dengan kata lain, layanan Prayitno. 2004. Dasar – Dasar Bimbingan Dan Konseling.
informasi berpengaruh terhadap peningkatan Jakarta : PT Rineka Cipta.
pengetahuan pendidikan seks siswa kelas VI MI Suparmi dan Lita Widyo Hastuti. 2007. Pendidikan Sek-
Sumurrejo Kota Semarang. sualitas Bagi Anak Usia Sekolah Dasar.Volt.6. No.
1, 132-134. Diperoleh dari katolik.emprints.
unika.ac.id//3467/1/ pendidikan seksualitas
SIMPULAN bagi anak usia sekolah dasar.pdf. (diunduh 20
Maret 2015)
Berdasarkan hasil penelitian dapat diam- Yusuf. 2004. Sex Education for Children. Beirut-Libanon:
bil simpulan utama bahwa tingkat pengetahuan Penerbit Hikmah.
pendidikan seks yang dimiliki oleh subjek peneli-
tian sebelum diberikan treatment berupa layanan

Anda mungkin juga menyukai