Anda di halaman 1dari 7

REVEW JURNAL

REVEW JURNAL

Jurnal : International Journal Educational Psychology


Judul jurnal : Associations between School Burnout, Perceived
Learning Difficulties, and Delayed Graduation from
Upper Secondary Education: A Longitudinal Study
Volume dan halaman : Volumen 12, Número 3 , Páginas 289 – 306
Tahun : 24 de octubre, 2023
Penulis : Airi Hakkarainen2 &; Leena Holopainen1
Tangal : 24 octubre2023

Tujuan penulis : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji bagaimana profil putus
sekolah pada remaja terkait dengan kesulitan belajar di pendidikan menengah atas dan, di
samping itu, keterlambatan kelulusan. Remaja (N = 585, usia rata-rata 15,7 tahun) dari Finlandia
menyelesaikan kuesioner baik secara akademis maupun profesional

Subjek Penelitian : Penelitian ini merupakan bagian dari studi longitudinal yang mencakup
585 remaja (299 anak perempuan, 286 anak laki-laki; usia rata-rata 15,7 tahun) dari sebuah kota
menengah di Finlandia dan mereka menyelesaikan tahun terakhir mereka di kelas wajib belajar
umum. 98,8% berbicara bahasa Finlandia sebagai bahasa pertama mereka. Dalam penelitian ini
485 siswa, yang memulai studi longitudinal ini, berpartisipasi ketika mereka belajar di tahun
pertama mereka di pendidikan menengah atas dan 416 berpartisipasi pada tahun ketiga di
pendidikan menengah atas. Pada awal studi longitudinal empat tahun ini, persetujuan tertulis
untuk partisipasi diminta dari orang tua mereka
Assesment Data : kuisoner
Metode Penelitian : 1. Prosedur dan Tindakan
Kuesioner
2. Kelelahan Sekolah
School burnout dinilai menggunakan School Burnout Inventory
3. Kesulitan belajar yang dirasakan
LD yang dirasakan diuji menggunakan kuesioner di mana peserta
REVEW JURNAL

Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan kesulitan belajar
yang dirasakan berisiko lebih besar mengalami kelelahan sekolah daripada siswa tanpa
kesulitan belajar. Remaja yang lebih berisiko putus sekolah juga memiliki risiko lebih tinggi
menunda kelulusan SMA daripada siswa. Selain itu, hasilnya menunjukkan bahwa siswa di
cabang kejuruan mungkin lebih termasuk dalam kategori "Tidak berisiko kelelahan sekolah".
Anak perempuan berisiko lebih tinggi jatuh ke salah satu dari tiga profil kelelahan yang
berbeda. Temuan ini menunjukkan bahwa kesulitan
Kekuatan Penelitian : sangat tepat kekuatan penelitian yg di gunakan kuesioner dan
School burnout dinilai menggunakan School Burnout Inveentory
Pada langkah pertama analisis data, nilai yang hilang dianalisis
menggunakan IBM SPSS Statistics versi 27 (IBM, Armonk, NY, USA). Uji Little missing
completely at random (MCAR) menunjukkan bahwa informasi yang hilang sepenuhnya acak (χ2
= 32,408, df = 34, p = 0,546) dengan semua ukuran yang kami gunakan dalam penelitian ini. Di
bawah MCAR, program Mplus (versi 8.3) memberikan estimasi kemungkinan maksimum
informasi lengkap (FIML) ketika semua informasi yang tersedia dipertimbangkan (Muthén &
Muthén, 1998–2017). Variabel LD yang dirasakan dinormalisasi menggunakan konversi
logaritmik dalam program IBM SPSS Statistics. Semua variabel penelitian lainnya berdistribusi
normal
Kelemahan Penelitian : Beberapa keterbatasan penelitian ini harus dipertimbangkan Pertama, LD
yang dirasakan diukur berdasarkan laporan diri siswa. Kedua, penelitian ini dilakukan hanya
dalam satu konteks pendidikan
Kesimpulan : Temuan baru yang paling penting dari studi longitudinal ini adalah
bahwa LD yang dirasakan menghasilkan probabilitas milik profil, dengan skor rata-rata dalam
kelelahan dan sinisme dan bahkan skor yang lebih tinggi dalam ketidakmampuan. Selain itu,
para siswa ini tidak mungkin lulus dari pendidikan menengah atas dalam jangka waktu yang
diharapkan. Hasil novel kedua adalah bahwa siswa jalur kejuruan lebih cenderung diprofilkan
sebagai 'tidak berisiko kelelahan sekolah'. Temuan penting ketiga adalah bahwa anak perempuan
di jalur akademik dengan LD yang dirasakan sangat berisiko mengalami kelelahan sekolah
REVEW JURNAL

REVEW JURNAL
REVEW JURNAL

Jurnal : Journal of Educational and Developmental Psychology

judul jurnal : IMPLEMENTATION OF THE “LOVE MYSELF” PROGRAM


THROUGH METHOD STORYTELLING TO IMPROVE PERSONAL BODY
KNOWLEDGE SAFETY IN 7 YEAR OLD CHILDREN IN PRIMARY SCHOO
Volume dan halaman : Vol. 7, pp. 18 –
Tahun : 2018
Penulis : SHELLA ES SHABARINA & DUTA NURDIBYANANDARU
Tangal : 18

Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah program “Sayangi
Diriku” dapat meningkatkan pengetahuan personal body safety pada anak usia 7 tahun di Sekolah
Dasar. Pada penelitian ini jumlah subjek sebanyak 16 orang dan berjenis kelamin perempuan danl
aki-laki. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode pra-eksperimental
dengan menggunakan one-group pretestposttest design. Pengumpulan data menggunakan alat ukur
personal body safety yang dibuatolehPermatasariuntukmengukurpengetahuan personal body
safety yang berjumlah 24 aitem(Permatasari, 2017). Berdasarkan hasil uji perbedaan dua rerata
menggunakan Paired T-Test, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000 dan perbedaan dua rerata
sebesar 7,81. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan personal body safety
pada anak usia 7 tahun di Sekolah Dasar
Subjek Penelitian : Selain itu, kekerasan seksual juga dapat terjadi karena anak dilihat sebagai
sosok yang lemah dan bergantung dengan orang dewasa (Noviana, 2015). Pemahaman tersebut
mendorong pelaku untuk memanfaatkan kondisi anak. Mereka dapat dengan mudah tergoda oleh
rayuan dan perintah pelaku agar menuruti keinginannya. Jika pelaku adalah orang asing, maka
anak kecil dipilih karena tidak adanya pengawasan orangtua saat di luar rumah. Selain itu,
kekerasan seksual juga banyak dilakukan oleh keluarga. Kemungkinan hal ini terjadi karena
pelaku menganggap bahwa anak merasa nyaman dengan pelaku sehingga anak percaya bahwa
REVEW JURNAL

perbuatan yang dilakukan bukanlah sesuatu yang tidak boleh dilakukan.Anak dapat merasa tidak
nyaman dengan perbuatan tersebut namun mereka tidak begitu paham apakah hal tersebut boleh
dilakukan atau tidak.Pada umumnya perbuatan kekerasan seksual pada anak diiringi dengan
adanya paksaan, suap, ancaman, tipuan dan tekanan(Noviana, 2015). Dari faktor di atas,
pengetahuanpersonal body safety dinilai sangat penting untuk diberikan pada anak guna
mencegah terjadinya kekerasan seksual.Dalam program personal body safety, anak akan
diberikan pengetahuan mengenai keamanan tubuh, diperkenalkan dengan situasi-situasi
berbahaya yang berpotensi sebagai munculnya kekerasan seksual dan keterampilan asertif di
mana merupakan cara untuk melindungi diri dari situasi berbahaya. Apabila anak memiliki
Tingkat pengetahuan personal body safety yang tinggi maka anak lebih dapat menjaga keamanan
tubuh dan melindungi dirinya dari kekerasan seksual
Assesment Data : KUISONER
Metode Penelitian : A. penelitian kuantitatif.
Penelitian ini merupakan tipe penelitian pra-eksperimental yaitu desain tidak terdapat unsure
randomisasi dan perlakuan control
B. teori yang mengatakan bahwa story telling merupakan metode dan alat
yang efektif dalam pembalajaran dan pengajaran khususnya pengajaranpedagogi(Eck, 2006)
Langkah Penelitian : Menyiapkan metode metode dari awal
Hasil Penelitian : Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Permatasari (2017) juga
menyatakan bahwa program personal body saefety dapat meningkatkan pengetahuan personal
body safety. Pada penelitian tersebut, peneliti memberikan program personal body safety dengan
menggunakan metode yang berbeda yaitu multimedia di mana subjek diberikan edukasi melalui
video yang dipertontonkan. Dalam program personal body safety terdapat beberapa aspek yaitu
mengenal nama yang tepat pada bagian tubuh, membedakan sentuhan baik dan tidak baik, anak
berhak menentukan siapa yang dapat menyentuh tubuh dan pada bagian mana, melaporkan pada
orang dewasa jika ada yang menyentuh bagian tubuh serta keterampilan asertif (Wurtele,2008).
Kekuatan Penelitian : reliabilitas yang digunakan mengacu pada pengukuran reliabilitas dari
penelitian Permatasari (2017) dengan teknik Alpha Cronbachdi menggunakan bantuan program
SPSS 21.0. Penulis akan melakukan uji normalitas sebelum dilakukannya uji perbedaan
duarerata. Hal ini dilakukan guna menentukan teknik statistik yang akan digunakan yaitu
parametric atau nonparamterik. Pada penelitian ini teknik perbedaan dua rerataparamterik atau
paired t-test digunakan untuk melihat adanya perbedaan duarerata.
akan melakukan uji normalitas sebelum dilakukannya uji perbedaan duarerata. Hal Penulis ini
dilakukan guna menentukan teknik statistik yang akan digunakan yaitu parametric atau
nonparamterik. Pada penelitian ini teknik perbedaan dua rerataparamterik atau paired t-test
digunakan untuk melihat adanya perbedaan duarerata.
Kelemahan Penelitian : Selain itu juga terdapat aspek yang ditambahkan oleh peneliti
sebelumnya yaitu mengenal situasi berbahaya (Kenny, dkk, 2008)
REVEW JURNAL

Kesimpulan : dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan personal


body safety pada anak usia tujuh tahun di Sekolah Dasa setelah diberikan program “Sayangi
Diriku” melalui metode storytelling. Adapun perbedaan dua rerata yang cukup tinggi yaitu sebesar
7,81 menunjukkan bahwa program “Sayangi Diriku” sangat baik diberikan melalui metode
storytelling. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat membuat program personal body safety
dengan metode yang berbeda guna
memperkaya metode penyampaian yang dapat digunakan pada anak-anak. Selain itu peneliti
selanjutnya diharapkan untuk membuat program personal body safety untuk jenjang yang lebih
tinggi seperti kelas dua hingga enam SD.

Anda mungkin juga menyukai