Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA


DENGAN SIFAT AGRESIF ANAK USIA
SEKOLAH PADA SMP NEGRI 4
TULUNGAGUNG

Oleh:
Muhammad Alfito Choiriawan
12306193107/BKI-4C
Latar Belakang Masalah
Anak usia 6-12 merupakan usia anak sekolah. Sumantri,dkk berpendapat bahwa karakteristik umum
anak sekolah dasar adalah senang bermain, bergerak dan melakukan/merasakan berbagai hal.
Papalia dkk (2009) mengatakan pertumbuhan dan perkembangan moral anak usia 10-12 tahun
penalaran moral nya sering dibantu oleh rasa keadilan, agresi beralih ke hubungan, penalaran moral
mencerminkan peningkatan kesadaran akan keadilan dan pembuatan aturan yang kooperatif.
Sedangkan tentang hak konstitusional anak diatur dalam UUD 1945 pasal 28b ayat 2 yang berbunyi :
"setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi"
Pada masa sekarang seringkali kita melihat di berbagai media tindak kekerasan banyak dilakukan
oleh pelajar baik fisik maupun psikis. Tawuran pelajar adalah salah satu aksi para kalangan remaja
yang sering kita saksikan bahkan cenderung dianggap biasa. Tawuran sebenarnya terjadi karena
adanya perilaku agresi dari seorang individu atau kelompok.
Perilaku agresif jika tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan efek buruk bagi anak dan
orang lain. Agresi akan menjadi penindasan (bullying) ketika dilakukan secara sengaja, terus-menerus
diarahkan kepada target tertentu, biasanya yang lemah atau payah dan tidak terlindungi akan menjadi
korban.
Pola asuh atau pendidikan yang diterapkan oleh keluarga atau orang tua sangat berpengaruh dan berarti
pada kepribadian anak. Interaksi antara anak dan orangtua pada masa mendidik, membimbing, dan
mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang
ada dalam masyarakat itu sangatlah penting (Turmudji, 2003). Baumrind membagi pola asuh orang tua
menjadi tiga yakni otoriter, permisif, dan demokratis.
Merujuk pada data berdasarkan hasil survei dari International Center for Research on Women (ICRW)
yang dirilis oleh KPAI pada Februari 2017, 84 persen siswa di Indonesia mengalami kekerasan di
sekolah. Kemudian pada periode Juli sampai November 2017, KPAI menyebutkan telah menangani
sekitar 34% kasus terkait kekerasan di sekolah (Setyawan, 2018). Komisi Perlindungan Anak Indonesia
(KPAI) melihat trend kekerasan terhadap anak dalam pendidikan di tahun ini cukup meningkat.
Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti mengatakan dari total 445 kasus bidang pendidikan
sepanjang tahun ini, 51,20 persen atau 228 kasus terdiri dari kekerasan fisik dan kekerasan seksual yang
kerap dilakukan oleh pendidik, kepala sekolah dan juga oleh siswa (Intan, 2018).
Asumsi penulis ada beberapa faktor penyebab tingginya perilaku agresif pada anak usia sekolah tersebut
diantaranya pola asuh orang tua. pola asuh yang berbeda-beda diprediksi menjadi pengaruh agresifitas
siswa. Untuk itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dengan
perilaku agresif anak usia sekolah
Identifikasi Masalah
Perilaku agresif banyak dilakukan
01 anak usia sekolah

Perilaku agresif anak usia sekolah


02 mengakibatkan efek buruk bagi anak
dan orang lain.

Kurangnya perhatian orangtua


03 kepada anak.

Kekerasan yang dialami anak usia


04 sekolah meningkat
.
Batasan Masalah

Banyak hal yang menyebabkan anak usia sekolah mengalami perilaku agresif
berdasarkan indentifikasi masalah, penulis memberikan batasan ruang lingkup
dari penelitian yang akan dilakukan. Peneliti hanya membatasi permasalahan
terjadinya perilaku agresif anak usia sekolah di Tulungagung. Dalam penelitian
ini penulis ingin mengetahui bagaimana hubungan pola asuh orangtua dengan
perilaku agresif anak.
Rumusan Berdasarkan batasan masalah diatas, rumusan masalah
Masalah penelitian ini adalah “bagaimana hubungan pola asuh
orangtua dengan perilaku agresif anak usia sekolah di
Tulungagung?”

Tujuan
Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan pola asuh orangtua dengan perilaku agresif
anak usia sekolah di Tulungagung.
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat maupun peneliti sendiri. Dan
hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi dunia pendidikan maupun
untuk rujukan bagi penelitian selanjutnya.

Manfaat Praktis
1. Bagi Bimbingan dan Konseling
Secara praktis, penelitian ini diharapkan memberikan masukan dan wawasan dalam pemberian
layanan informasi, khususnya tentang hubuingan pola asuh orangtua terhadap perilaku agresif
anak
2. Bagi Pendidikan
Secara praktis, dapat memberikan manfaat yang berguna bagi dunia pendidikan maupun guru
pengajar memberikan layanan informasi untuk mengurangi sifat agresif anak usia sekolah.
Definisi Operasional
•Pola Asuh
Casmini (dalam Palupi, 2007:3) menyebutkan bahwa: Pola asuh sendiri memiliki definisi bagaimana orang
tua memperlakukan anak, mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak dalam
mencapai proses kedewasaan, hingga kepada upaya pembentukan norma-norma yang diharapkan oleh
masyarakat pada umumnya.

•Perilaku Agresif
Baron dan Byrne (2003) mendefinisikan bahwa perilaku agresif adalah perilaku yang bermaksud untuk melukai
orang lain, yang secara tipikal didefinisikan sebagai bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti atau
merugikan seseorang yang bertentangan dengan kemauan orang.
Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian
yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu
kerangka teori, gagasan para ahli, maupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian
dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan yang diajukan untuk memperoleh pembenaran
(verifikasi) atau penolakan dalam bentuk dokumen data empiris lapangan.

Jenis Penelitian
Penelitian deskriptif merupakan penelitian paling sederhana, dibandingkan dengan penelitian-penelitian
yang lain karena dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan apa-apa terhadap objek atau wilayah yang
diteliti. Ini artinya bahwa dalam penelitian, peneliti tidak mengubah, menambah, atau mengadakan
manipulasi terhadap objek atau wilayah penelitian. Dan jenis dari penelitian diskriptif yang peneliti
gunakan adalahpenelitian korelasi sebab akibat dimana peneliti bermaksud untuk mengetahui pengaruh
hubungan pola asuh orangtua terhadap sifat agresif anak
Populasi
Populasi adalah subyek yang akan dikenai generalisasi hasil penelitian (Azwar, 2001: 77). Dari urain
tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi ialah subyek yang akan digeneralisasi dari hasil
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa- siswi kelas IX SMP 4 Tulungagung. Berikut adalah
daftar dan jumlah populasi siswa kelas IX di SMP 4 Tulungagung

Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sample purposive sampling. Teknik ini
merupakan teknik pengambilan sampel yang didasarkan dari wawancara dengan guru BK sehingga
diperoleh rekomendasi dari guru BK yang ada di SMP 4 Tulungagung untuk mengambil sampel pada
kelas IX.
Instrumen Penelitian

Prosedur pengelolaan data dalam penelitian ini ditempuh melalui langkah-


langkahsebagai berikut:
•Editing, yaitu membaca, memeriksa dan memperbaiki kelengkapan
dankejelasanangket/kuissioneryangberhasildikumpulkan.
•Skoring, yaiti memberikan nilai pada pernyataan angket dengan
caramengkonversikanjawabanyangberupahurufdirubahmenjadiangka.
•Coding, yaitu “pemberian tanda, simbol atau kode bagi tiap-tiap datayang termasuk dalam
kategori yang sama”. Maksudnya adalah angketyang telah diedit diberi identitas sehingga
memiliki arti dapat diprosespadatahap pengelolahandata lebih lanjut.
•Tabulating,yaitumentabulasijawabandariangketyangberhasildikumpulkankedalam tabel-
tabelyangtelah di persiapkan.
PENGUMPULAN DATA

1. Observasi
Observasi sebagai alat untuk mengumpulkan data ini banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku
ataupun proses terjadinya suatukegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya
maupundalam situasi buatan.
2. Angket
Angket sering disebut dengan pengumpulan data yang menggunakan pernyataan-pernyataan yang dijawab
dan ditulis oleh responden.Metode pengumpulan data dengan angket dilakukan dengancara menyampaikan
sejumlah pernyataan tertulis untuk dijawab secaratertulis oleh responden.Angket sering juga disebut
kuesioner.
3. Dokumentasi
Yaitu mengumpulkan data dengan melihat atau mencatat suatulaporanyang sudah tersedia. Metode ini
dilakukan dengan melihatdokumen-dokumenresmiseperticatatan-catatandanbuku-bukuperaturanyangada.
ANALISIS DATA

Teknik analisis data merupakan bagian yangpenting saat pelaksanaan penelitian, sebab melalui teknik
analisis data peneliti akan menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan
sebelumnya.
Berdasarkan pada data yang diperoleh pada penelitian kali ini yaitu berupa data interval, serta hipotesis
yang telah diajukan untuk mengetahui pegaruh positif dan siginifikan variabel bebas dan terhadap
variabel terikat, maka pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif presentase dan
teknik analisis regresiberganda.
Teknik analisis data yang selanjutnya digunakan adalah teknik analisis regresi berganda. Dalam
penggunaan analisis regresi ini terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Adapun
syarat yang harus dipenuhi yaitu dengan menggunakan uji asumsi klasik, yang meliputi yaitu uji
normalitas, uji linieritas, uji heteroskedastitas dan multikolinieritas
1. UjiNormalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah model regresi variabel bebas dan variabel terikat memiliki
distribusi yang normal atau tidak. Model regresi dikatakan baik apabila memiliki distribusi yang normal
atau mendekati normal.
2. Uji Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk melihat apakah spesifik model yang digunakan sudah sesuai atau belum. Hal
tersebut dapat terlihat pada nilai signifikansi yang ada pada tabel ANOVA, apabila < 0,05 maka model
sebaiknya berbentuk linier.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual atau pengamata yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskesdatisitas atau yang tidak
terjadi heteroskesdatisitas, untuk mengetahuinya perlu memperhatikan grafik plot.
4. UjiMultikolinieritas
Uji multikolonieritas berujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel indepeden. Jika
variabel independen saling berkorelasi, maka variabel- variabel ini tidak otogonal. Multilolonieritas dapat
dilihat dari nilai tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF). Jadi pedoman umum untuk yang
dipakai ialah apabila nilai VIF dibawah 10 dan tolerance dibawah1.
5. Regresi ganda adalah alat untuk mengukur kekuatan dan arah hubungan dua variabel bebas atau lebih
terhadap satu variabel terikat.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai