Anda di halaman 1dari 12

INSTRUMEN PENELITIAN

VARIABEL “PERILAKU SISWA”

Oleh:
SAHLIMA HUTAGALUNG
(1110122162)

A. Dasar Teori

Perilaku adalah berbagai macam pengalaman manusia selama berinteraksi


dengan banyak orang yang ada di lingkungan mereka yang terwujud dalam bentuk
pengetahuan, tindakan, dan sikap. Perilaku merupakan respon terhadap aksi
seorang individu terhadap dorongan yang berasal dari luar maupun dalam dirinya
sendiri. Lingkungan disini menyangkut segala sesuatu yang ada disekitar individu.
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap individu karena lingkungan merupakan
lahan untuk perkembangan perilaku individu. Instrumen pengaruh lingkungan
terhadap perilaku merupakan skala dengan lima alternatif jawaban, pernyataan
positif bobot penilaiannya bergerak dari 1,2,3,4,5 dan pernyataan negatif bobot
penilaiannya bergerak dari 5,4,3,2,1. Analisis data menggunakan skor total
dengan menjumlahkan skor tiap butir pernyataan dari hasil pengukuran yang
diperoleh melalui jawaban responden.Masa menjadi siswa/I di sekolah merupakan
proses seorang siswa dari masa kanak-kanak dan remaja untuk bertumbuh
menjadi dewasa. Masa kanak-kanak bermulai dari umur 6-11 tahun. Masa tersebut
ditandai dengan perubahan pada perubahan fisik, tingkah laku, rasa ingin tahu
yang tinggi, rasa ingin mencoba hal baru, dan mulai mengenal teman sebayanya.
Pada masa kanak-kanak anak cenderung memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
terhadap apapun yang ada di sekitar mereka dan juga masa kanak-kanak mereka
dapat meniru perilaku orang dewasa di sekitarnya baik itu buruk maupun baik.
Maka dari itu, pada proses pertumbuhan di masa kanak-kanak perlunya
pengawasan dan pengendalian dari orang tua.
Setelah masa kanak-kanak berakhir masuklah pada masa remaja dimulai
dari umur 12-21 tahun. Masa remaja juga ditandai dengan perubahan fisik,
perilaku, pola berfikir, meningkatnya hormon pada tubuh, serta mengalami
perkembangan secara aspek-aspek sosial dan kongnitif. Pada masa remaja sering
disebut masa masih mencari jati diri atau identitas diri seseorang. Masa remaja
rasa ingin tahu seseorang yang cukup tinggi terhadap banyak hal yang luas,
memiliki kondisi emosi yang tidak stabil sehingga banyak dari remaja dalam
proses ini suka mudah terpengaruh oleh lingkungannya sampai menimbulkan
suatu perilaku yang negatif dalam diri remaja seperti agresif dan kekerasan.
Dalam perkembangan perilaku anak tentunya dipengaruhi oleh lingkungan yaitu
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, maupun lingkungan teman sebaya.
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap individu karena lingkungan merupakan
lahan untuk perkembangan perilaku individu. Lingkungan keluarga merupakan
lingkungan awal bagi setiap kehidupan manusia. Keluarga sangat penting dan
berpengaruh bagi kehidupan manusia. Sifat baik ataupun buruk, dapat beradaptasi
dengan lingkungan sekitar atau tidak, itu semua dipengaruhi oleh bagaimana
lingkungan keluarga dapat mempengaruhi seseorang. Keluarga memiliki pengaruh
untuk pendidikan anak, kepribadian anak, segi emosional anak, dan budaya anak.
Pendidikan keluarga memberikan pembekalan untuk anak dalam perkembangan
kepribadiaan anak. Proses pendidikan alam keluarga penting untuk diperhartikan
karena di situlah kepribadiaan dsn keseimbangan jiwa anak terbangun untuk
perkembangan selanjutnya. orang tua kedua bagi anak di sekolah dari mulai
mengajarkan, melindungi, mengkontrol perilaku, dan memberikan contoh perilaku
baik ke siswa. Lingkungan teman sebaya adalah hubungan interaksi sosial yang
timbul karena individuindividu yang berkumpul dan membentuk kelompok yang
didasarkan pada status sosial, persamaan usia, kebutuhan serta minat yang di
mana seiring berjalannya waktu akan membentuk pertemanan. Pada lingkungan
sebaya mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perilaku seseorang.
Seseorang dapat berperilaku baik atau negatif tergantung pada siklus
pertemanannya. sebaliknya ketika berteman dengan yang negatif maka akan
memiliki perilaku yang negatif.
B. Dimensi dan Indikator

 Keadaan Lingkungan (Lingkungan yang baik)


Lingkungan belajar adalah kondisi dan segala fasilitas yang digunakan
untukkegiatan belajar sehari -hari” (Bambang Budi Wiyono, 2003:29).
Lingkungan belajar yang kondusif menurut Mohammad Ali (2007:143) memiliki
prinsip yaitu dapatmenumbuhkan dan mengembangkan motif untuk belajar
dengan baik dan produktif.Lingkungan belajar yang kondusif meliputi lingkungan
lingkungan fisik, lingkungansosial maupun lingkungan psikologis.Lingkungan
belajar terbentuk melalui faktor lingkungan. Lingkungan yangmembentuk suatu
lingkungan belajar disebut dengan lingkungan pembelajaran.Lingkungan
pembelajaran merupakan sumber materi dan alat bantu pembelajaran.Lingkungan
pembelajaran menjadi salah satu faktor terhadap proses pembelajaran.Menurut
Prayitno (2009: 362) dalam bukunya yang berjudul dasar teori dan praktis
pendidikan menyebutkan bahwa lingkungan kehidupan pembelajaran terdiri
ataslingkungan fisik, hubungan sosio-emosional, lingkungan teman sebaya dan
tetangga,lingkungan kehidupan dinamik masyarakat pada umumnya, dan
pengaruh lingkungan asing.

 Pola Asuh Orang Tua (Didikan yang baik)


Menurut Thoha (1996:109) menyebutkan bahwa “Pola Asuh orang tua adalah
merupakan suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik
anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak.” Sedangkan
menurut Kohn (dalam Thoha, 1996:110) mengemukakan: Pola asuh merupakan
sikap orang tua dalam berhubungan dengan anaknya. Sikap ini dapat dilihat dari
berbagai segi, antara lain dari cara orang tua memberikan pengaturan kepada
anak, cara memberikan hadiah dan hukuman, cara orang tua menunjukkan otoritas
dan cara orang tua memberikan perhatian, tanggapan terhadap keinginan anak.
Dengan demikian yang dimaksud dengan Pola Asuh Orang Tua adalah bagaimana
cara mendidik anak baik secara langsung maupun tidak langsung

 Pola Interaksi Siswa dengan Guru (Guru memberikan contoh yang baik
untuk anak muridnya)

Menurut Sanjaya (2005:170) dalam pembelajaran, interaksi antara guru dengan


siswa terdapat model atau pola interaksi, dimana model atau pola interaksi ini
terdiri atas tiga, yaitu: Pola interaksi Satu Arah Pengajaran adalah transfer
pengetahuan kepada siswa. Dalam bentuk ini guru mengajar di sekolah hanya
menyuapi makanan kepada anak. Siswa selalu menerima suapan itu tanpa
komentar, tanpa aktif berfikir.

Pola interaksi Dua Arah Pengajaran ialah mengajar siswa bagaimana caranya
belajar.

Pola interaksi Multi Arah Pengajaran adalah hubungan interaksi antara guru dan
siswa

C. Bentuk Instrumen

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam
arti lebih cepat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Adapun Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pedoman Observasi yaitu alat bantu dimana peneliti akan mengamati
siswa baik tempat dan lokasi penelitian dan responden termasuk guru dan
siswa.
2. Angket adalah alat bantu yang digunakan dalam bentuk pertanyaan tertulis
yang akan diberikan kepadan responden.
3. Pedoman wawancara adalah proses pengumpul data atau informasi melalui
tatap muka antara ditanya atau penjawab. Wawancara melibatkan
pengajuan pertanyaan atau pembahasan hal-hal dengan orang yang
bersangkutan dengan penelitian.
4. Catatan Dokumentasi yaitu data mengenai hal- hal yang berupa catatan,
transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,
agenda, dan sebagainya.

D. Kuatifikasi atau Penskoran

Menurut cara penyampaian angket dapat dibedakan dalam bentuk angket


langsung dan angket tidak langsung:

A. Angket langsung: angket tipe ini disampaikan langsung kepada orang yang
diminta informasi tentang dirinya sendiri.
B. Angket tidak langsung: pribadi yang diberi daftar pertanyaan diminta
menjawab mengenai kehidupan psikolog orang lain. Ia diminta menceritakan
atau menjelaskan keadaan orang lain. Angket yang akan disajikan terdiri dari
dua macam data, yaitu mengenai keteladanan guru dan disiplin siswa.

Di sini penulis akan menyebar angket dengan jumlah 16 pertanyaan yang


diajukan kepada responden dengan 4 alternatif jawaban

sebagai berikut:
A = Tidak Pernah
B = Pernah
C = Jarang
D = Sering
E. Kisi-kisi Instrumen

No Jumlah
Dimensi/Sub Variabel Indikator Nomor Butir
. Butir

1. Keadaan Lingkungan Lingkungan yang 4 1,2,3,4


baik

2. Pola Asuh Orang Tua Sikap yang 7 5,6,7,8,9,10,11


dicontoh anak dari
orang tua

3. Pola Interaksi Siswa Guru memberikan 5 12,13,14,15,16


contoh yang baik
dengan Guru
untuk anak
muridnya

F. Naskah Instrumen

a. Pengantar Umum

Angket adalah alat bantu yang digunakan dalam bentuk pertanyaan tertulis yang
akan diberikan kepadan responden.Data yang diperoleh dari penyebaran angket
kepada siswa diolah dengan cara sistematik melalui beberapa rumus statistik yaitu
distribusi frekuensi dan korelasi product moment. Analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan
data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,
menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,
dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun
orang lain. Sesuai dengan tujuan penelitian dan hipotesis yang diajukan.

b. Form Identitas Responden

NAMA :

TINGKAT PENDIDIKAN / KELAS :

ASAL SEKOLAH :

c. Petunjuk Teknis

Di sini penulis akan menyebar angket dengan jumlah 16 pertanyaan yang diajukan
kepada responden dengan 4 alternatif jawaban

sebagai berikut:

A = Tidak Pernah

B = Pernah

C = Jarang

D = Sering
d. Form Instrumen (Skala)

No. Pernyataan

Keadaan Lingkungan

1. Saya tinggal di lingkungan yang kondusif dan bernorma

(1) Tidak Pernah

(2) Pernah

(3) Jarang

(4) Sering

2. Saya bersikap baik kepada lingkungan sekitar

(1) Tidak Pernah

(2) Pernah

(3) Jarang

(4) Sering

3. Saya orang yang mudah terpengaruh dari segi perilaku


(1) Tidak Pernah

(2) Pernah

(3) Jarang

(4) Sering
4. Saya memberikan contoh yang baik kepada lingkungan
sekitar
(1) Tidak Pernah

(2) Pernah

(3) Jarang

(4) Sering

(5) Selalu
Pola Asuh Orang Tua
(Sikap yang dicontoh anak dari orang tua)
5. Orang tua saya memberikan contoh yang baik kepada saya
(1) Tidak Pernah

(2) Pernah

(3) Jarang

(4) Sering

6. Orang tua saya memperlakukan saya dengan baik


(1) Tidak Pernah

(2) Pernah

(3) Jarang

(4) Sering

7. Orang tua saya tegas kepada saya


(1) Tidak Pernah

(2) Pernah

(3) Jarang

(4) Sering
8. Orang tua saya sabar menghadapi saya
(1) Tidak Pernah

(2) Pernah

(3) Jarang

(4) Sering

9. Orang tua saya bersikap murah hati


(1) Tidak Pernah

(2) Pernah

(3) Jarang

(4) Sering
10. Orang tua saya mengajarkan tentang berbicara yang sopan

(1) Tidak Pernah

(2) Pernah

(3) Jarang

(4) Sering

11. Saya menerapkan ajaran baik yang diajarkan orang tua saya

(1) Tidak Pernah

(2) Pernah

(3) Jarang

(4) Sering
Pola Interaksi Siswa dengan Guru

12. Guru saya memberikan contoh yang baik di sekolah

(1) Tidak Pernah

(2) Pernah

(3) Jarang

(4) Sering

13. Guru saya memberi nasihat/wejangan saat di sekolah

(1) Tidak Pernah

(2) Pernah

(3) Jarang

(4) Sering

14. Guru saya memberikan perlindungan di sekolah

(1) Tidak Pernah

(2) Pernah

(3) Jarang

(4) Sering

15. Guru saya tegas di sekolah

(1) Tidak Pernah

(2) Pernah
(3) Jarang

(4) Sering

16. Saya sopan dan menghargai guru di sekolah

(1) Tidak Pernah

(2) Pernah

(3) Jarang

(4) Sering

Anda mungkin juga menyukai