Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Kota Bandung 40154. e-mail: edukid@upi.edu
website: http://ejournal.upi.edu/index.php/edukid
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik perilaku sosial anak
ditinjau dari urutan kelahiran yang terdiri dari anak sulung, anak tengah, anak bungsu
dan anak tunggal. Metode yang digunakan yaitu penelitian survei dengan populasi
merupakan seluruh orang tua siswa Taman Kanak-kanak se-Kecamatan Sukasari Kota
Bandung, dengan jumlah keseluruhan anak sebanyak 725 dari 13 Taman kanak-kanak
di Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
yaitu Simple Random Sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 258 orang tua siswa.
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data berupa angket perilaku sosial anak
yang dikembangkan sendiri oleh peneliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
karakteristik perilaku sosial anak tunggal dominan pada tiga aspek yaitu pada aspek
kepemimpinan perolehan persentase sebesar 94,88%, kemandirian sebesar 71,80% dan
persahabatan sebesar 94,87%. Sementara itu untuk anak tengah dominan pada dua
aspek yaitu pada aspek pengendalian diri perolehan persentase sebesar 58,14% dan
penyesuaian diri sebesar 51,16%. Dan untuk anak bungsu dominan pada satu aspek
yaitu prestasi dengan perolehan persentase sebesar 87,21%. Untuk persentase
keseluruhan aspek yang dominan yaitu anak tunggal sebesar 73,08%, sementara untuk
anak bungsu sebesar 69,77%, anak tengah 67,44% dan anak sulung sebesar 62,74%.
Rekomendasi bagi orang tua sebaiknya dapat memahami perilaku sosial masing-masing
anaknya sesuai dengan urutan kelahirannya. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat
menggunakan metode lain agar hasil penelitian dapat berkembang dan melahirkan ide-
ide baru yang lebih baik.
1
Penulis Penanggung Jawab
2
Penulis Penanggung Jawab
43
PENDAHULUAN
Perilaku sosial merupakan bentuk atau pelaku dalam situasi tersebut serta
perilaku, perbuatan dan sikap yang kebenaran dari alasan situasi tersebut. Hal
ditampilkan oleh individu ketika ini menunjukkan bahwa proses kognitif
berinteraksi dengan orang lain disertai memiliki peran penting dalam perilaku dan
dengan ketepatan dan kecepatan sehingga pemikiran sosial. Psikolog sosial
memberikan kenyamanan bagi orang yang menyebutkan bahwa untuk memahami
berada disekitarnya (Chaplin dalam perilaku manusia terhadap situasi sosial,
Suhartini, 2004). Perilaku sosial adalah yaitu dengan memahami pemikirannya
bentuk perilaku berhubungan dengan orang terhadap situasi tersebut atau disebut dengan
lain, baik dengan teman sebaya, guru contruals (pemahaman) (Killeya & Johnson;
maupun keluarga. Dalam hubungan tersebut Swann & Gill dalam Baron & Byrne, 2004,
terjadi peristiwa-peristiwa yang dapat hlm. 11). Faktor Lingkungan, hasil
mempengaruhi kepribadian. Perilaku sosial penelitian yang dilakukan oleh beberapa
seseorang merupakan harapan dari orang- peneliti diantaranya Rotton & Kelley
orang terdekat seperti keluarga yang (2007), Anderson, Bushman, & Groom
dipelajari sejak kecil. Apa yang dipelajari (2007), Rotton & Cohn (1997) dan Baron
dari lingkungan keluarga akan menjadi salah (1997a) menyimpulkan bahwa lingkungan
satu hal yang mempengaruh perilaku sosial fisik berpengaruh terhadap perasaan,
seseorang (Syaodih,tt). Bentuk perilaku pikiran, dan perilaku seseorang. Faktor
sosial untuk penyesuaian sosial akan mulai Budaya, bergesernya nilai-nilai budaya
muncul dan berkembang di usia kanak- dengan berbagai alasan yang kompleks
kanak. Di awal masa kanak-kanak menjadi sesuatu yang menarik dan diminati
penyesuaian sosial ini belum cukup menggambarkan aspek bahwa perilaku
berkembang sehingga anak mungkin akan sosial memang dipengaruhi oleh faktor
mengalami kegagalan dalam bergaul dengan budaya. Perilaku sosial seringkali
teman-temannya. Masa kanak-kanak dipengaruhi oleh norma-norma sosial salah
merupakan periode yang penting dalam satunya aturan sosial tentang bagaimana
perkembangan sosial anak karena di masa seseorang harus berprilaku dalam situasi
inilah dasar sikap sosial dan perilaku sosial tertentu. Faktor Biologis, saat ini banyak
anak dibentuk (Hurlock, 1980, hlm. 119). yang telah percaya bahwa pilihan, perilaku,
Terdapat beberapa faktor yang reaksi emosi dan sikap dipengaruhi oleh
mempengaruhi perilaku sosial seseorang bawaan biologis (Buss, 1999; Nisbett, 1990
baik faktor internal maupun faktor eksternal dalam Baron & Byrne, 2004, hlm. 12).
(Baron & Byrne, 2004, hlm. 9-13). Faktor- Urutan kelahiran disebut menjadi
faktor tersebut diantaranya: Faktor Sosial, salah satu faktor yang mempengaruhi
perilaku sosial seseorang dapat dipengaruhi karakteristik seseorang, hal ini dikemukakan
oleh apa yang dilakukan orang lain serta oleh beberapa ahli seperti Alfred Adler,
penampilan orang lain. Bahwa seseorang Kevin Leman dan Frank Salloway. Urutan
sering bereaksi terhadap karakteristik yang kelahiran dapat mempengaruhi individu
terlihat pada orang lain seperti penampilan dalam berbagai kondisi diantaranya
(McCall ; Twenge & Manis dalam Baron & bagaimana pandangan individu terhadap
Byrne, 2004, hlm. 10). Sebuah penelitian peran yang harus dilakukan. Urutan
yang dilakukan oleh Hassin dan Trope kelahiran dapat pula menjadi faktor terhadap
(dalam Baron & Byrne, 2004, hlm.10) jenis penyesuaian pribadi dan penyesuaian
menyebutkan bahwa kita tidak dapat sosial yang harus dilakukan individu selama
mengabaikan penampilan orang lain hidupnya (Hurlock, 1980, hlm. 33-34).
meskipun kita mencoba untuk Meskipun anak memiliki orang tua yang
mengabaikannya. Faktor Kognitif, reaksi sama dan tinggal di rumah yang sama
seseorang terhadap sebuah situasi namun mereka tidak memiliki lingkungan
tergantung pada ingatannya terhadap situasi sosial yang sama. Menjadi anak tertua
45
ataupun termuda dan pengaruh sikap orang dibanding dengan adik-adiknya. Anak kedua
tua yang berbeda menciptakan masa kanak- atau anak tengah sejak lahir sudah terbiasa
kanak yang berbeda dan berpengaruh berbagi perhatian orang tua dengan
terhadap pembentukkan kepribadian (Adler kakaknya dan hal tersebut membuat anak
dalam Schultz & Schultz, 2009, hlm. 139). kedua atau anak tengah lebih mudah untuk
Gagasan-gagasan Adler (dalam bekerjasama dibanding dengan anak sulung.
Ansbacher & Ansbancher, 1955, hlm. 376- Anak kedua atau anak tengah memiliki ciri
377) tentang urutan kelahiran, dikemukakan khas yaitu seolah-olah dalam situasi
bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga perlombaan untuk dapat terus mengejar dan
yang sama dan terbentuk di lingkungan yang mengungguli kakaknya. Mereka sering
sama akan memiliki situasi psikologis yang bermimpi namun terkadang tergesa-gesa
berbeda karena urutan kelahiran mereka. dalam mencapainya (Adler dalam
Adler mengidentifikasi empat situasi yaitu Ansbacher & Ansbancher, 1955, hlm. 379-
anak sulung, anak tengah, anak bungsu dan 380). Menurut Sutton-Smith (dalam
anak tunggal. Seorang psikolog (Leman, Santrock, 2007, hlm.30), anak tengah
2009, hlm.18), mengungkapkan bahwa cenderung lebih diplomatis dan menjadi
urutan kelahiran dapat memberikan penengah saat adanya perselisihan diantara
beberapa petunjuk penting tentang adik atau kakaknya.
kepribadian seseorang seperti bagaimana Anak bungsu selalu didefinisikan
hubungan dengan teman, rekan kerja, orang sebagai bayi dalam keluarga dan paling
yang dicintai, jenis pekerjaan serta dimanja. Karena anak bungsu terbiasa
bagaimana menangani dan pemecahan suatu bersaing dengan kakaknya, anak bungsu
masalah (Leman, 2009, hlm.18). Hal ini cenderung berkembang dengan cara yang
sejalan dengan hasil penelitian Munthe luar biasa dan lebih cepat dibanding
(2016) yang menunjukkan bahwa adanya kakaknya. Namun karena anak bungsu
perbedaan interaksi sosial antara anak merupakan anak yang paling dimanja, dia
sulung, anak tengah dan anak bungsu. cenderung tidak akan bisa mandiri dan
Adler (dalam Ansbacher & terkadang selalu berambisi untuk berprestasi
Ansbancher, 1955, hlm. 377-379) dalam segala hal (Adler dalam Ansbacher &
mengemukakan bahwa anak sulung yang Ansbancher, 1955, hlm. 380-381).
terlahir sebagai anak tunggal sebelum Sementara itu, anak tunggal cenderung tidak
lahirnya anak kedua, merupakan individu akan kehilangan posisi dominan dalam
yang melindungi dan senang membantu keluarga, mereka akan tetap menjadi fokus
orang lain. Selain itu, anak sulung sudah dan pusat perhatian. Anak tunggal
terbiasa berperan sebagai ayah atau ibu bagi cenderung akan mengalami kesulitan untuk
adiknya, merawat adiknya dan merasa menerima bahwa di luar rumah seperti
bertanggung jawab untuk kesejahteraan sekolah mereka bukanlah pusat perhatian
adiknya. Hasil penelitian Damayanti (2017) dan cenderung akan merasa sangat kecewa
menyatakan bahwa perkembangan sosial (Adler dalam Schultz & Schultz, 2009,
yang baik terjadi pada anak sulung. Hal ini hlm.142). Namun sekarang para ahli telah
diasumsikan bahwa anak sulung memiliki memiliki pandangan yang positif terhadap
nilai tertinggi dalam keluarga karena besar anak tunggal. Anak tunggal kini mengarah
harapan dan keinginan orang tua terhadap pada prestasi dan merupakan pribadi yang
anak sulung, maka dari itu anak sulung menyenangkan, dibandingkan dengan anak
didorong untuk mencapai standar prestasi tengah dan seterusnya (Thomas, Koffman &
yang tinggi. Adler (dalam Boeree, 2008, Kipp : 1993, dalam Santrock 2007, hlm.30).
hlm.151) juga mengemukakan bahwa anak Pemaparan diatas bukan merupakan hasil
sulung memiliki lebih banyak persoalan di riset melainkan pemaparan dari penulis
masa kanak-kanak dibanding adik-adiknya, kedua.
anak sulung juga memiliki sisi positif yaitu Berdasarkan hal di atas, maka urutan
cerdas dan berbakat serta lebih konservatif kelahiran menjadi salah satu hal yang
46
mempengaruhi perilaku sosial seorang anak. Salah satunya terlihat pada anak sulung
Namun meskipun begitu, Adler tidak yang memiliki kecenderungan karakter
menaruh aturan tentang urutan kelahiran memimpin dan mandiri. Karakter memimpin
terhadap perilaku sosial anak, anak tidak dalam hal ini seperti memimpin pada
secara otomatis memiliki perilaku sosial kelompok belajar dikelas dan memimpin
hanya karena urutan kelahiran. Adler pada saat bermain dalam kelompok dengan
menyebutkan adanya pengaruh gaya hidup teman sekolah. Sementara itu, karakter
lain yang dapat mempengaruhinya. Menurut mandiri yang ditunjukkan yaitu dapat
Santrock (2007) bahwa urutan kelahiran melakukan kegiatan-kegiatan di sekolah
bukanlah satu-satunya faktor yang dapat seperti makan, aktivitas di toilet dan
memprediksi perilaku seseorang. Banyak menunggu dijemput pulang sekolah dapat
faktor yang dapat menjadi pertimbangan dilakukannya sendiri tanpa bantuan orang
dalam memprediksi perilaku, seperti dewasa. Bahkan pada beberapa anak sudah
hubungan antar saudara itu sendiri dalam hal menunjukkan sikap bijaksanannya seperti
jumlah saudara, usia saudara, jarak usia bisa menasehati teman disaat temannya
saudara dan jenis kelamin saudara. Selain melakukan kesalahan.
itu, adanya faktor hereditas, kompetensi dan Penelitian ini mencoba menelaah
inkompetensi yang diperlihatkan orangtua secara empirik perilaku sosial anak
kepada anaknya setiap hari, pengaruh teman berdasarkan urutan kelahirannya dengan
sebaya, pengaruh sekolah, faktor judul “Analisis Perilaku Sosial Anak
sosioekonomi serta budaya yang berbeda Ditinjau dari Urutan Kelahiran”.
juga dapat menjadi faktor yang Adapun rumusan masalah dalam
mempengaruhi perilaku seseorang. Cole & penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
Kerns (dalam Santrock, 2007, hlm.30)1.2.1 Rumusan masalah umum:
mengemukakan bahwa urutan kelahiran itu “Bagaimana perilaku sosial anak di Taman
sendiri hanya memiliki pengaruh sedikit Kanak-kanak se-Kecamatan Sukasari Kota
terhadap perilaku seseorang. Variasi relasi Bandung ditinjau dari urutan kelahiran?”
bukan hanya meliputi urutan kelahiran tetapi1.2.2 Rumusan masalah khusus:
juga jumlah saudara kandung, usia, jarak a. Bagaimana perilaku sosial anak di
usia serta jenis kelamin. Taman Kanak-kanak se-Kecamatan
Dari berbagai sumber yang telah Sukasari Kota Bandung ditinjau dari
penulis temukan disebutkan bahwa urutan urutan kelahiran berdasarkan aspek
kelahiran mempunyai peranan penting kepemimpinan?
dalam membentuk kepribadian seseorang b. Bagaimana perilaku sosial anak di
salah satunya terhadap perilaku sosial. Hal Taman Kanak-kanak se-Kecamatan
ini bisa menjadi panduan orang tua dan Sukasari Kota Bandung ditinjau dari
pendidik dalam menghadapi anak dengan urutan kelahiran berdasarkan aspek
setiap masing-masing urutan kelahiran. kemandirian?
Dengan mengetahui hal tersebut, orang tua c. Bagaimana perilaku sosial anak di
dan pendidik dapat menentukan tindakan Taman Kanak-kanak se-Kecamatan
yang tepat dalam mengahadapi anak dengan Sukasari Kota Bandung ditinjau dari
terlebih dahulu memahami karakter seorang urutan kelahiran berdasarkan aspek
anak berdasarkan urutan kelahirannya. persahabatan?
Penelitian ini akan dilaksanakan di d. Bagaimana perilaku sosial anak di
TK se-Kecamatan Sukasari Kota Bandung Taman Kanak-kanak se-Kecamatan
yang berjumlah 13 sekolah. Pengamatan Sukasari Kota Bandung ditinjau dari
sementara di salah satu TK di Kecamatan urutan kelahiran berdasarkan aspek
Sukasari Kota Bandung menunjukkan cukup pengendalian diri?
terlihat bahwa adanya perbedaan perilaku e. Bagaimana perilaku sosial anak di
sosial antara anak sulung, anak tengah, anak Taman Kanak-kanak se-Kecamatan
bungsu dan anak tunggal di TK tersebut. Sukasari Kota Bandung ditinjau dari
47
muncul sebanyak 67,44%, yang berada Berdasarkan pada grafik 4.2 di atas
dalam kategori jarang muncul sebanyak diperoleh bahwa persentase perilaku sosial
32,56% dan tidak ada anak responden yang anak sulung berdasarkan aspek
berada dalam kategori belum muncul. Anak kepemimpinan memiliki jumlah 92,16%
bungsu sebanyak 69,77% berada dalam yang berada dalam kategori sering muncul,
kategori sering muncul, 29,07% berada 7,84% berada dalam kategori jarang muncul
dalam kategori jarang muncul dan 1,16% dan tidak ada yang berada dalam kategori
berada dalam kategori belum muncul. Anak belum muncul. Persentase perilaku sosial
tunggal sebanyak 73,08% berada dalam anak tengah berdasarkan aspek
kategori sering muncul, 26,92% berada kepemimpinan yang berada dalam kategori
dalam kategori jarang muncul dan tridak ada sering muncul sebanyak 90,70%, yang
anak responden yang berada dalam kategori berada dalam kategori jarang muncul
belum muncul. Dengan demikian, dapat berjumlah 9,30% dan tidak ada yang berada
disimpulkan bahwa sebagian besar perilaku dalam kategori belum muncul. Perilaku
sosial anak sulung, anak tengah, anak sosial anak bungsu berdasarkan aspek
bungsu dan anak tunggal memiliki perilaku kepemimpinan yang berada dalam kategori
sosial yang sering muncul dan jarang sering muncul sejumlah 89,53%, sebanyak
muncul serta hanya sebagian kecil yang 9,30% yang berada dalam kategori jarang
memiliki perilaku sosial yang belum muncul dan 1,16% yang berada dalam
muncul. kategori belum muncul. Sementara itu
perilaku sosial anak tunggal berdasarkan
1.1.1 Profil Perilaku Sosial Anak Ditinjau dari aspek kepemimpinan yang berada dalam
Urutan Kelahiran Di Taman Kanak- kategori sering muncul sejumlah 94,88%,
Kanak Se-Kecamatan Sukasari Kota yang berada dala kategori jarang muncul
Bandung sebanyak 5,12% dan tidak ada yang berada
Grafik 1 Perilaku Sosial Anak Ditinjau Dari dalam kategori belum muncul. Dengan
Urutan Kelahiran Berdasarkan Aspek demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku
Kepemimpinan sosial anak tunggal dalam aspek
kepemimpinan memiliki persentase kategori
94,88%
100,00% 92,16% 90,70% 89,53% sering muncul paling sering muncul
80,00%
dibandingkan dengan urutan kelahiran
lainnya.
60,00%
40,00%
1.1.2 Perilaku Sosial Anak Ditinjau Dari berdasarkan aspek kemandirian memiliki
Urutan Kelahiran Di Taman Kanak- persentase kategori sering muncul paling
Kanak Se-Kecamatan Sukasari Kota sering muncul dibandingkan dengan urutan
Bandung Berdasarkan Aspek kelahiran lainnya.
Kepemimpinan, Kemandirian,
Persahabatan, Pengendalian Diri, 100,00% 88,38% 90,70% 94,87%
72,55%
Prestasi Dan Penyesuaian diri 80,00%
60,00%
40,00% 27,45%
80,00% 70,59% 67,45% 67,44% 71,80% 11,62% 9,30%
20,00% 5,13%
0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
60,00% 0,00%
Anak Anak Anak Anak
31,40%
40,00% 27,45% 30,23% 26,92% Sulung Tengah Bungsu Tunggal
sering muncul. Hal ini diasumsikan karena Masdudi, 2016, hlm. 70-71) bahwa faktor
anak tengah sejak lahir telah berbagi yang dapat mempengaruhi perilaku sosial
perhatian orang tua dengan anak sulung ada empat yaitu keluarga, sekolah, teman
yang membuatnya terbiasa untuk berbagi sebaya dan masyarakat.
dan mudah untuk bekerjasama (Adler dalam Berdasarkan hal tersebut, peneliti
Ansbacher & Ansbacher, 1955, hlm. 379- dapat menganalisis kemungkinan adanya
380). Anak tengah juga sering kali menjadi faktor-faktor tersebut yang mempengaruhi
penengah untuk menciptakan kedamaian perilaku sosial anak selain urutan kelahiran.
dan memiliki ikatan persahabatan yang kuat Keluarga menjadi salah satu faktor
(Leman, 2009, hlm. 21). Dan anak bungsu terbentuknya perilaku sosial anak, keluarga
dominan dalam aspek prestasi dengan merupakan lingkungan pertama bagi
87,21% dalam kategori sering muncul. seorang anak. Seperti yang dikemukakan
Hasil penelitian ini berbeda dengan oleh Sarwono (dalam Rina, Nurhayai &
hasil penelitian Damayanti (2017) yang Masdudi, 2016, hlm. 70-71) yang
berjudul “Hubungan Urutan Kelahiran menyebutkan bahwa anak akan bergantung
(Birth Order) Dengan Perkembangan pada keadaan rumah tempat tinggal mereka
Personal Sosial Anak Prasekolah Usia 3-6 dan bagaimana mereka dibesarkan. Tanpa
Tahun Di Taman Kanak-Kanak RA disadari teladan orang tua menjadi model
Nyatnyono 02 Kecamatan Ungaran Barat bagi seorang anak, maka dari itu orang tua
Kabupaten Semarang”. Dari penelitian harus menjadi model yang sering muncul
tersebut diperoleh bahwa anak sulung untuk anak-anaknya.
memiliki kemampuan perkembangan Selain keluarga sekolah menjadi
personal yang sering muncul dibandingkan salah satu faktor yang mempengaruhi
dengan urutan kelahiran lainnya yaitu perilaku sosial anak. Setiap hari anak
sebesar 68,8% dari 16 anak sulung yang berangkat ke sekolah dan mengahabiskan
menjadi responden. Berbeda dengan hasil waktu selama beberapa jam di sekolah.
penelitian Damayanti (2017), penelitian Banyak aktivitas yang dilakukan anak di
yang telah dilakukan oleh peneliti sekolah dan berteman dengan orang lain
memperoleh hasil bahwa anak tunggal yang salah satunya adalah guru. Guru memiliki
memiliki perilaku sosial yang sering muncul pengaruh dalam pembentukkan perilaku
dibandingkan dengan urutan kelahiran sosial anak, guru yang bijaksana, padai dan
lainnya. Dalam penelitian ini anak tunggal bersikap positif akan dapat mengarahkan
dominan pada tiga aspek yaitu aspek anak didiknya ke arah yang positif pula
kepemimpinan, kemandirian dan sering muncul itu terhadap pelajaran
persahabatan. Hal ini bertolak belakang maupun sikap positif yang dibutuhkan oleh
dengan teori yang menyebutkan bahwa yang anak-anak (Sarwono dalam Rina, Nurhayai
memiliki kepemimpinan yang sering muncul & Masdudi, 2016, hlm. 70-71). Teman
adalah anak sulung karena biasanya anak sebaya juga menjadi salah satu faktor dalam
sulung diberikan tanggung jawab dan dilatih membentuk perilaku sosial anak, anak akan
tanggung jawabnya sejak kecil oleh orang mengenal berbagai macam kepribadian
tuanya untuk menjaga adik-adiknya (Adler dengan cara berteman dan masyarakat juga
dalam Schultz & Schultz, 2009, hlm. 139- dapat mempengaruhi perilaku sosial anak.
140). masyarakat dalam hal ini adalah lingkungan
Selain itu dalam teori menyebutkan tempat tinggal anak. seperti halnya yang
bahwa anak yang memiliki kemandirian dan diungkapkan oleh Baron & Byrne (dalam
persahabatan yang sering muncul adalah Budiman, t.t, hlm. 2) bahwa seorang anak
anak tengah (Soetjiningsih, 2012, hlm. 50). anak yang tinggal di daerah pantai atau
Hal tersebut tentu tidak terlepas dari faktor- pegunungan terbiasa berkata keras sehingga
faktor lain yang mempengaruhi perilaku saat mereka berada dilingkungan yang
sosial seseorang. Seperti yang diungkapkan terbiasa lembut dan halus dalam bertutur
oleh Sarwono (dalam Rina, Nurhayai & kata perilakunya seolah keras.
53
1.1.4 Perilaku Sosial Anak Ditinjau Dari faktor-faktor lain yang mempengaruhi
Urutan Kelahiran Di Taman Kanak- kemandirian seseorang diantaranya menurut
Kanak Se-Kecamatan Sukasari Kota Ali (2006, hlm:118) bahwa gen atau
Bandung Berdasarkan Aspek keturunan orang tua mempengaruhi
Kepemimpinan, Kemandirian, kemandirian sesorang, jika orang tua
Persahabatan, Pengendalian Diri, Prestasi memiliki sifat kemandirian tinggo seringkali
Dan Penyesuaian diri menurunkan anak yang mandiri juga. Pola
Berdasarkan hasil penelitian dalam asuh juga mempengaruhi kemandirian
aspek kepemimpinan, anak responden yang seseorang karena jika cara mengasuh orang
berstatus sebagai anak tunggal memiliki tua pada anak terlalu banyak melarang tanpa
94,88% anak yang berada dalam kategori alasan yang jelas maka akan menghambat
sering muncul dan anak sulung memiliki kemandirian anak.
92,16% anak yang berada dalam kategori Berdasarkan hasil penelitian dalam
sering muncul. Sementara itu Adler (Schultz aspek persahabatan dalam kategori sering
& Schultz, 2009, hlm. 139-140) yang muncul data terbesar dimiliki oleh anak
menyebutkan bahwa anak sulung lah yang tunggal sebesar 94,87% dan anak bungsu
memiliki jiwa kepemimpinan karena 90,70%, sementara anak tengah memperoleh
seringkali berperan sebagai pemimpin yang data sebesar 88,38% dan anak sulung
diharapkan oleh orang tuanya dalam sebesar 72,55%. Hal ini mengindikasi
membantu merawat adik-adiknya. Maka dari bahwa anak tunggal lebih dominan dalam
itu dari hasil penelitian ini tidak sejalan aspek persahabatan dibanding dengan urutan
dengan teori yang ada, hal ini tentunya tidak kelahiran lainnya. Hal ini bertolak belakang
terlepas dari berbagai faktor. Diantaranya dengan teori Leman (2009,hlm.21) yang
kecerdasan dimana seorang yang memiliki menyebutkan bahwa anak tengah kuat dalam
kepemimpinan mempunyai tingkat persahabatan. Hal ini dapat dipengaruhi oleh
kecerdasan yang lebih tinggi serta aspek-aspek persahabatan yang dimiliki
kedewasaan dan keleluasaan hubungan seseorang diantaranya dukungan dan
sosial bahwa seorang yang memiliki jiwa kepedulian, pertemananan dan rekreasi,
kepemimpinan cenderung menjadi matang bantuan dan bimbingan, keakraban, konflik
dan mempunyai emosi yang stabil serta dan pengkhianatan dan pemecahan masalah
mempunyai perhatian yang luas terhadap (Parker dan Asher, 1993, hlm, 614).
aktivitas sosial (Davis dalam Thoha, 2007, Hasil penelitian aspek pengendalian
hlm.33) diri anak responden yang berstatus dalam
Berdasarkan sub varibel kemandirian kategori sering muncul anak tengah
persentase terbesar diperoleh anak tunggal memperoleh 58,14% dan anak sulung
sebesar 71,80% dan anak sulung sebesar sebesar 43,14%. Dari hasil tersebut dapat
70,59% yang berada dalam kategori sering terlihat bahwa anak tengah memiliki
muncul. Sementara itu anak tengah persentase tersering muncul dibandingkan
sebanyak 67,45% dan anak bungsu 67,44% dengan anak sulung lainnya dalam aspek
yang berada dalam kategori jarang muncul. pengendalian diri, sementara itu Furman &
Hal ini mengindikasikan bahwa dari semua Lanthier (dalam Santrock, 2007)
urutan kelahiran memiliki persentase yang menyebutkan bahwa anak sulung lah yang
tidak terlalu jauh, berdasarkan hasil jawaban memiliki kendali diri. Terdapat beberapa
responden mengenai pernyataan aspek faktor lain yang dapat mempengaruhi
kemandirian. Sementara itu Soetjiningsih pengendalian diri sesorang diantaranya
(2012, hlm. 50) menyatakan bahwa anak faktor internal salah satunya adalah usia,
tengah memiliki sikap yang mandiri, hal ini dimana semakin bertambahnya usia maka
juga tidak sejalan dengan hasil penelitian semakin bak dalam mengendalikan diri.
yang justru menyatakan bahwa anak tunggal Faktor eksternal salah satunya lingkungan
lah yang memiliki sikap mandiri yang lebih keluarga, bagaimana orang tua dalam
sering muncul. Hal ini tidak terlepas dari mereapkan disiplin pada anak jika orang tua
54
seorang anak anak yang tinggal di daerah mengemukakan bahwa urutan kelahiran itu
pantai atau pegunungan terbiasa berkata sendiri hanya memiliki pengaruh sedikit
keras sehingga saat mereka berada terhadap perilaku seseorang. Variasi relasi
dilingkungan yang terbiasa lembut dan halus bukan hanya meliputi urutan kelahiran tetapi
dalam bertutur kata perilakunya seolah juga jumlah saudara kandung, usia, jarak
keras. usia serta jenis kelamin.
Baron & Byrne (2004, hlm. 9-13) Dari pemaparan diatas, dapat
mengungkapkan terdapat beberapa faktor diketahui bahwa urutan kelahiran bukanlah
yang mempengaruhi perilaku sosial faktor yang mempengaruhi perilaku sosial
seseorang baik faktor internal maupun faktor anak.
eksternal. Faktor-faktor tersebut diantaranya
faktor sosial, dimana perilaku sosial KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
seseorang dapat dipengaruhi oleh apa yang A. KESIMPULAN
dilakukan orang lain serta penampilan orang Berdasarkan pembahasan pada bab-
lain karena seseorang sering bereaksi bab sebelumnya yang telah diuraikan. Pada
terhadap karakteristik yang terlihat pada bab ini akan diuraikan simpulan yang telah
orang lain seperti penampilan. Faktor diperoleh dari hasil penelitian, simpulan
kognitif, reaksi seseorang terhadap sebuah tersebut berdasarkan pada rumusan yang
situasi tergantung pada ingatannya terhadap telah diajukan pada bab 1. Dari hasil
situasi atau pelaku dalam situasi tersebut penelitian dapat diambil beberapa simpulan
serta kebenaran dari alasan situasi tersebut. tentang perilaku sosial anak ditinjau dari
Hal ini menunjukkan bahwa proses kognitif urutan kelahiran di Taman Kanak-kanak se-
memiliki peran penting dalam perilaku dan Kecamatan Sukasari Kota Bandung sebagai
pemikiran sosial. Faktor budaya, berikut :
bergesernya nilai-nilai budaya dengan Berdasarkan hasil penelitian perilaku
berbagai alasan yang kompleks menjadi sosial anak ditinjau dari urutan kelahiran di
sesuatu yang menarik dan diminati Taman Kanak-kanak Se-Kecamatan
menggambarkan aspek bahwa perilaku Sukasari Kota Bandung berdasarkan aspek
sosial memang dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan, kemandirian, persahabatan,
budaya. Perilaku sosial seringkali pengendalian diri, prestasi dan penyesuaian
dipengaruhi oleh norma-norma sosial salah diri diri diperoleh bahwa anak responden
satunya aturan sosial tentang bagaimana yang berstatus sebagai anak tunggal
seseorang harus berprilaku dalam situasi dominan pada aspek kepemimpinan dan
tertentu. belum muncul pada aspek penyesuaian diri
diri. Anak tengah dominan pada aspek
Menurut Santrock (2007) juga
menyatakan bahwa urutan kelahiran kepemimpinan dan belum muncul pada
aspek penyesuaian diri diri. Anak bungsu
bukanlah satu-satunya faktor yang dapat
memprediksi perilaku seseorang. Banyak dominan pada aspek persahabatan dan
belum muncul pada aspek penyesuaian diri
faktor yang dapat menjadi pertimbangan
dalam memprediksi perilaku, seperti diri. Dan anak sulung dominan pada aspek
kepemimpinan dan belum muncul pada
hubungan antar saudara itu sendiri dalam hal
jumlah saudara, usia saudara, jarak usia aspek penyesuaian diri diri. Dari hasil
tersebut diperoleh bahwa seluruh urutan
saudara dan jenis kelamin saudara. Selain
itu, adanya faktor hereditas, kompetensi dan kelahiran memiliki persentase yang belum
muncul pada aspek penyesuaian diri diri.
inkompetensi yang diperlihatkan orangtua
kepada anaknya setiap hari, pengaruh teman Sementara itu, untuk profil perilaku
sosial anak ditinjau dari urutan kelahiran di
sebaya, pengaruh sekolah, faktor
sosioekonomi serta budaya yang berbeda Taman Kanak-kanak Se-Kecamatan
Sukasari Kota Bandung hasil penelitian
juga dapat menjadi faktor yang
mempengaruhi perilaku seseorang. Cole & menunjukkan bahwa anak responden yang
memperoleh persentase sering muncul dari
Kerns (dalam Santrock, 2007, hlm.30)
keseluruhan aspek adalah anak responden
56