Oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
SKRIPSI
Oleh :
FAUZI AHMAD HASIBUAN
NIM : 130100070
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
ABSTRAK
Latar belakang: Karsinoma nasofaring adalah salah satu keganasan yang paling
sering ditemukan pada kepala dan leher. Hampir 60% keganasan kepala dan leher
merupakan karsinoma nasofaring. Pasien yang menderita kanker akan mengalami
perubahan status emosi. Depresi adalah bagian dari perubahan status emosi atau
gangguan mood ataupun gangguan suasana hati yang ditandai dengan tidak
mampunya mengendalikan diri dan perasaan pengalaman subjektif akan adanya
penderitaan yang berat. Depresi pada pasien kanker merupakan akumulasi dari
berbagai aspek, terkait penyakit yaitu, derajat stadium, prognosis yang buruk, dan
rasa sakit.
Tujuan penelitian: Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan karsinoma
nasofaring dengan kejadian depresi pada pasien rawat inap di RSUP Haji Adam
Malik Medan.
Metodologi: Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan design
cross sectional, dilakukan pada 27 responden pada awal bulan Oktober 2016 –
akhir bulan Oktober 2016. Alat ukur depresi menggunakan Beck Depression
Inventory (BDI). Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner.
Hasil: Hasil dari 27 responden tidak terdapat hubungan kanker nasofaring dengan
kejadian depresi di RSUP Haji Adam Malik medan pada bulan Oktober tahun
2016, didapatkan P Value 0,069 (>0.05).
Kesimpulan: Bahwa kanker nasofaring tidak memiliki hubungan dengan kejadian
depresi di RSUP Haji Adam Malik Medan.
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan
kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul
“Hubungan Karsinoma Nasofaring Dengan Kejadian Depresi Pada Pasien Rawat
Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan”, sebagai tahahapan
akhir penelitian dalam rencana akhir pembelajaran program studi S-1 Kedokteran
di Universitas Sumatera Utara.
Terimakasih penulis ucapkan kepada orang tua penulis, Ibunda Mahdalena
Pane dan Ayahanda Ahmad Zubeir Hasibuan, serta adik dan seluruh keluarga atas
dukungannya baik berupa dukungan moril, materil dan kasih sayang sehingga
penulis dapat menyelesaikan Skripsi sebagai suatu syarat kelulusan dan merain
gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked).
Selain itu penulis ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang
tinggi kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan memberikan bantuan serta
bimbingan, terutama ilmu dan pengalaman yang sangat bermanfaat kepada
penulis, antara lain:
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................. i
ABSTRAK ................................................................................................. ii
ABSTRACT ............................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL...................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. x
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xii
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................. 3
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................... 3
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................. 4
1.5. Hipotesis Penelitian................................................................ 4
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR SINGKATAN
Singkatan Keterangan
AJCC American Joint Committee on Cancer
BDI Beck Depression Inventory
DNA Deoxyribonucleic Acid
EBV Epstein-Barr Virus
KGB Kelenjar Getah Bening
KNF Karsinoma Nasofaring
MRI Magnetic Resonance Imaging
RSUPHAM Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
TNM Tumor Node Metastasized
UICC Union Internationale Contre le Cancer
WHO World Health Organisation
DAFTAR LAMPIRAN
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6
Lebih dari 50% pasien dengan kanker nasofaring memiliki keluhan utama adanya
benjolan di leher. 13
2.2.5. Penatalaksanaan
Menurut panduan nasional penanganan kanker nasofaring terapi dapat
mencakup radiasi, kemoterapi, kombinasi keduanya, dan didukung dengan terapi
simptomatik sesuai dengan gejala.13
1. Radioterapi
Radioterapi merupakan modalitas utama dalam menatalaksana kanker
nasofaring yang masih dalam batas lokoregional, karena tumor ini dapat
sensitif terhadap radioterapi.
2. Kemoterapi
Kombinasi radiokemoterapi sebagai radiosensitizer terutama diberikan pada
pasien dengan T3-T4 dan N2-N3.
3. Obat-obatan simptomatik
Keluhan yang biasa timbul akibat pengobatan radiasi adalah reaksi akut pada
mukosa mulut, nyeri pada saat mengunyah dan menelan.
Keluhan ini dapat dikurangi dengan obat kumur yang mengandung antiseptik
dan adsringent. Bila ada tanda-tanda moniliasis, dapat diberikan antimikotik.
2.3. Depresi
2.3.1. Definisi depresi
Depresi merupakan suatu kumpulan gejala yang manifestasinya dapat
berbeda-beda pada setiap individu. Depresi adalah bagian dari kelompok
gangguan suasana hati yang memiliki gejala: hilangnya rasa kegembiraan,
berkurangnya stamina yang mengakibatkan mudah lelah, letih, dan menurunkan
aktivitas sehari-harinya. Depresi juga dapat memperparah penyakit dan
meningkatkan disabilitas. Depresi yang berlangsung dengan penyakit kronik akan
memperburuk kondisi kesehatan dan meningkatkan resiko kematian. 15
2.3.2. Epidemiologi
Riset kesehatan dasar 2007, terdapat 19 juta penderita gangguan jiwa di
Indonesia. Prevalensi masalah mental emosional yaitu depresi dan kecemasan ada
sebanyak 11,60% dari seluruh penduduk Indonesia atau sekitar 24.708.000 jiwa. 16
2.3.4.Gejala Klinis
Menurut Maslim gejala klinis utama depresi adalah 17
1. Mood depresif
2. Kehilangan minat serta kegembiraan
3. Berkurangnya energi (rasa lelah dan hipoaktivitas)
2.3.5. Klasifikasi
Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Jiwa ke – III depresi dapat
dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu18
1. Ringan, jika terdapat gejala yang dirasakan sekarang – terdapat dua dari tiga
gejala tambahan yang sudah berlangsung – berlangsung minimal dua minggu
dan tidak disertai dengan adanya gejala berat. Sedikit mengganggu dalam
pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukan.
2. Sedang, berlangsung sekarang – minimal terdapat dua dari tiga gejala utama
ditambah tiga gejala tambahan. Terdapat gangguan yang nyata dalam
pekerjaan dan kegiataan sosial yang biasa dilakukan.
3. Berat, terdapat ketiga gejala utama depresi dan terdapat empat gejala
tambahan, beberapa diantaranya berintensitas berat.
2.3.6. Diagnosa
Beck Depression Inventory II (BDI II)
Beck Depression Inventory (BDI) adalah kumpualan pertanyaan yang
berfungsi untuk menggambarkan intensitas, berat, dan kedalaman depresi pada
pasien yang didiagnosa psikiatri. Pengukuran ini terdiri dari 21 poin pertanyaan,
masing masing dengan skor setiap poin 0-3 yang mengindikasikan beratnya
gejala. Pertanyaan – pertanyaan dari BDI itu menilai mood, pesimisme, perasaan
gagal, rasa tidak puas pada diri sendiri, perasaan bersalah, penghukuman diri,
benci terhadap diri sendiri, ide bunuh diri, menangis, “irritability”, “social
withdrawal”, “body image”, kesulitan untuk bekerja, insomnia, kelelahan, nafsu
makan, penurunan berat badan. Pertanyaan butir 16 mengenai perubahan pola
tidur dan butir 18 mengenai perubahan selera makan. Pengukuran pada butir ini
terdiri dari 0, 1a, 1b, 2a, 2b, 3a, 3c.19
Secara luas, BDI telah dites untuk validitas isi, validitas terkini, dan validitas
konstruksi. BDI mempunyai validitas isi karena BDI telah disusun dari sebuah
konsesus diantara klinisi tentang simptom depresi yang ditunjukkan oleh pasien
psikiatri. Validitas terkininya adalah sebuah ukuran seberapa jauh tes tersebut
dapat sesuai dengan stándar yang telah ada sebelumnya; sekitar 35 studi telah
menunjukkan validitas terkini antara BDI dan alat ukur depresi lainnya seperti
Hamilton Depresión Scale dan Minnesota Multiphasic Personality Inventory-D.
Berdasarkan faktor biologis, sikap dan perilaku, tes untuk validitas konstruksi
(derajat sejauh mana tes mengukur konstruksi internal atau variabel) telah
menunjukkan bahwa BDI berkaitan dengan simptom depresi, anxietas, stress,
kesepian, pola tidur, alkoholisme, bunuh diri, dan penyesuaian diri. BDI juga
secara luas telah dites untuk reliabilitas. Berdasarkan beberapa penelitian, BDI
ádalah alat ukur yang telah valid dan reliable.20 Adapun penggolongan tingkat
depresi pada tabel 2.6.19
Masing-masing gejala memiliki tingkat intensitas sebagai berikut :
Menderita kanker merupakan hal yang berat bagi pasien. Walaupun saat ini
keberhasilan terapi kanker sudah lebih terbukti, namun pasien kerap saja
mengalami permasalahan jangka panjang, misalnya ketakutan akan kembalinya
kambuh kanker terebut (rekurensi). Penelitian sebelumnya mengatakan bahwa
sekitar 1% - 54% pasien kanker akan mengalami suatu fase depresi mayor.
Menurut Widjaja sebanyak 16 – 25% pasien yang menderita kanker sekaligus
menderita depresi. Sekitar 6% dari seluruh populasi umum yang mengalami
depresi, sedangkan pada penderita kanker didapati 15 – 25% pasien yang
mengalami depresi. Persentase ini meningkat dengan parahnya morbiditas dan
peningkatan stadium dari penyakit kankernya. Semkin tinggi stadium suatu
kanker maka semakin besar pasien tersebut akan mengalami kanker. 22 Menurut
Hasil penelitian diatas menunjukan adanya hubungan antara penderita kanker
dengan depresi.
15
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
16
Keterangan:
: Variabel Dependen
: Variabel Independen
: Varabel Kendali
17
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
18
Pasien Kanker
Nasofaring
Kriteria Kriteria
Inklusi Eksklusi
Pemeriksaan
BDI
Hasil/Data
Analisa Data
Hasil
Bulan ke
No Kegiatan
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persiapan √
Bimbingan dan
2 pembuatan √ √ √ √
proposal
3 Seminar Proposal √
4 Revisi Proposal √
5 Penelitian √ √
Bimbingan,
pengolahan data
6 √ √ √
dan penyusunan
hasil penelitian
Presentasi hasil
7 √
peneltiain
Variabel Geografis
Tabel 5.1 Karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, tempat tinggal,
tingkat pendidikan terakhir dan status perkawinan.
Karakteristik N=27 Persentase (%)
Umur (tahun)
0 – 20 Tahun 1 3.7
21 – 40 Tahun 10 37
41 – 60 Tahun 15 55.6
>61 Tahun 1 3.7
Jenis Kelamin
Laki – Laki 19 70.4
Perempuan 8 29.6
Tempat Tinggal
Medan 18 66.7
Luar Medan 9 33.3
Tingkat Pendidikan Terakhir
SD 3 11.1
SMP 5 18.5
SMA 16 59.3
Perguruan Tinggi 3 11.1
Status Perkawinan
Menikah 21 77.8
Tidak Menikah 6 22.2
25
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
26
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Depresi Pada Kanker Nasofaring Menggunakan BDI
Tingkat Depresi Frekuensi (n) Persentase (%)
Depresi Minimal 6 22.2
Depresi Ringan 6 22.2
Depresi Sedang 6 22.2
Depresi Berat 9 33.3
Total 27 100
Berdasarkan Tabel 5.2 di atas menunjukkan tingkat depresi paling banyak dialami
penderita kanker nasofaring adalah depresi berat berjumlah 9 orang (33.3%).
Dari tabel 5.3 diatas dapat diamati bahwa tingkat depresi yang paling banyak
terjadi pada penderita kanker nasofaring adalah kelompok umur 41-60 tahun
(55.6%). Tidak terdapat perbedaan yang bermakna di tingkat depresi pada pasien
kanker nasofaring berdasarkan usia.
Dari tabel 5.4 diatas dapat diamati bahwa tingkat depresi paling banyak
terjadi pada jenis kelamin Pria (70.4%). Tidak terdapat perbedaan yang bermakna
pada pasien kanker nasofaring berdasarkan jenis kelamin.
Dari tabel 5.5 diatas dapat diamati bahwa tingkat depresi paling banyak
terjadi pada pasien yang tinggal di Kota Medan (66.7%). Tidak terdapat
perbedaan yang bermakna pada pasien kanker nasofaring berdasarkan tempat
tinggal.
Dari tabel 5.6 diatas dapat diamati bahwa tingkat depresi yang paling banyak
terjadi pada pasien yang tingkat pendidikan terakhirnya adalah SMA (Sekolah
Menegah Atas). Tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada pasien kanker
nasofaring berdasarkan tingkat pendidikan terakhir.
Dari tabel 5.7 diatas dapat diamati bahwa tingkat kejadian depresi paling
banyak terjadi pada pasien yang telah menikah berdasarkan status perkawinan.
Tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada penderita kanker nasofaring
berdasarkan status perkawinan.
5.4 Pembahasan
Berdasarkan data karakteristik responden dari kategori kelompok umur
pada tabel 5.1 di RSUP Haji Adam Malik Medan menunjukkan bahwa responden
kanker nasofaring pada kelompok umur 0-20 tahun sebanyak 1 orang (3.7%),
umur 21-40 tahun sebanyak 10 orang ( 37%), umur 41-60 tahun sebanyak 15
orang (55.6%) dan umur >61 tahun 1 orang (3.7%). Hasil penelitian ini sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chang (2006) yang menunjukkan
bahwa umur rata-rata pasien didiagnosis kanker nasofaring pada umur 50-59
tahun.23Asroel pada tahun 2002 yang menyatakan bahwa kanker nasofaring
ditemukan pada usia produktif yaitu 30-60 tahun, dengan usia terbanyak adalah
40-50 tahun.24 Semakin meningkat usia, semakin besar kemungkinan terkena
kanker. Hal ini dapat terjadi untuk kanker paru-paru, payudara, usus besar, prostat
dan lambung. Kanker tersebut jarang terjadi pada orang yang berusia 30 tahun
kebawah. Faktor-faktor yang memiliki peran dalam perubahan sel manusia
menuju keganasan memerlukan puluhan tahun untuk mencetuskan kelainan
tersebut.25
Berdasarkan karakteristik responden dari kategori jenis kelamin pada tabel
5.1 didapatan bahwa laki-laki 19 (70.4%), sedangkan perempuan 8 (29.6%).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Chang (2006) yang menyimpulkan bahwa
insidensi kanker nasofaring dua sampai tiga kali lipat lebih tinggi pada pria
dibanding wanita.23 Penelitian yang dilakukan oleh Leung (2013) berdasarkan
jenis kelamin di RSU Kaohsiung Yuan pada pasien kanker nasofaring melaporkan
bahwa penderita kanker nasofaring laki-laki sebanyak 59 orang (82%) dan wanita
13 (18%).26
Berdasarkan data distribusi dari kategori alamat pada Tabel 5.1 didapatkan
sebanyak 18 responden (66.7%) beralamat di kota Medan, sedangkan yang
beralamat di luar kota Medan sebanyak 9 responden (33.3%). Pasien kanker
nasofaring lebih banyak terdapat di kota Medan dibandingkan luar kota Medan
dikarenakan RSUP Haji Adam Malik Medan merupakan rumah sakit terbesar
yang mempunyai kelengkapan fasilitas dibanding dengan rumah sakit lain yang
berlokasi di kota Medan. Menurut penelitian yang dilakukan Oemaiti pada tahun
2011 insidens kanker meningkat di daerah perkotaan dibanding pedesaan, hal ini
disebabkan karena penduduk perkotaan mendapatkan paparan informasi tentang
kanker yang lebih banyak dibandingkan penduduk pedesaan. Dengan demikian
motivsai untuk berobat pada pasien kanker daerah perkotaan tinggi, sehingga
memberikan prevalensi yang tinggi. Hasil ini memberi gambaran bahwa akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan lebih tinggi di perkotaan dibandingkan
dengan pedesaan sehingga masyarakat perkotaan lebih tahu apakah mereka
terkena kanker.27
Berdasarkan karakteristik responden dari kategori tingkat pendidikan terakhir
didapati SD sebanyak 3 responden (11.1%) , SMP sebanyak 5 responden (18.5%),
SMA sebanyak 16 responden 56.3%), Perguruan Tinggi sebanyak 3 responden
(11.1%).Pendidikan memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian kanker,
maka dapat dikatakan penderita kanker yang berpendidikan rendah memiliki
kecenderungan status sosial ekonomi yang rendah yang mana akan berpengaruh
terhadap pemeliharaan kesehatan. Tingkat pendidikan yang rendah cenderung
terjadi keterlambatan dalam upaya diagnosis dini ke pelayanan kesehatan akibat
kurangnya paparan informasi.28 Informasi melalui media cetak dan elektronik
hanya dapat menjangkau masyarakat yang sosial ekonominya bagus. 29
Berdasarkan hasil karakteristik pada tabel 5.1 didapati sebanyak 21
responden (77.8%) berstatus menikah, sedangkan 9 penderita (33.3%) berstatus
belum menikah.
Namun hasil dari uji yang dilakukan oleh peneliti adalah tidak terdapat
hubungan karakteristik demografi dengan tingkat depresi pada pasien kanker
nasofaring yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan. Hal ini didukung
dengan penelitian yang dilakukan oleh Suharmilah pada tahun 2013 yang
menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna dari karakteristik
demografi dengan tingkat depresi pada pasien kanker payudara di RSMS
Purwekerto. 30
Berdasarkan distribusi frekuensi depresi pada kanker nasofaring dengan
menggunakan alat ukur BDI pada Tabel 5.2 didapatkan bahwa responden yang
mengalami depresi minimal sebanyak 6 responden (22.2%), responden yang
sebagian besar penelitian dengan hasil tidak bermakna secara statistic dikarenakan
33
jumlah subyek penelitian yang sedikit. Selain itu pada penelitian ini terdapat
beberapa hal yang tidak dilihat oleh peneliti seperti stadium, riwayat pengobatan,
jenis pengobatan, lama pengobatan, dukungan keluarga, sosial ekonomi. Menurut
beberapa penelitian stadium, riwayat pengobatan, jenis pengobatan, lama
pengobatan, dukungan keluarga, sosial ekonomi dapat mempengaruhi seorang
penderita kanker terkena depresi.10,16,17,28,29.
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa :
1. Tidak tererdapat hubungan antara kanker nasofaring dengan kejadian depresi
dari segala karakteristik di RSUP Haji Adam Malik Medan.
2. Sebagian besar responden kanker nasofaring di RSUP Haji Adam Malik
Medan mengalami depresi minimal sebesar 22.2%, depresi ringan sebesar
22.2%, diikuti dengan dpresi sedang 22.2%, sedangkan depresi berat sebesar
33.3%.
3. Responden kanker nasofaring pada kelompok umur 0-20 tahun sebanyak 1
orang (3.7%), umur 21-40 tahun sebanyak 10 orang ( 37%), umur 41-60
tahun sebanyak 15 orang (55.6%) dan umur >61 tahun 1 orang (3.7%).
4. Responden dalam kategori jenis kelamin didapatan bahwa laki-laki 19
(70.4%), sedangkan perempuan 8 (29.6%).
5. Berdasarkan lokasi geografis sebanyak 18 responden (66.7%) beralamat di
kota Medan, sedangkan yang beralamat di luar kota Medan sebanyak 9
responden (33.3%).
6. Berdasarkan karakteristik responden dari kategori tingkat pendidikan terakhir
didapati SD sebanyak 3 responden (11.1%) , SMP sebanyak 5 responden
(18.5%), SMA sebanyak 16 responden 56.3%), Perguruan Tinggi sebanyak 3
responden (11.1%).
7. Berdasarkan hasil karakteristik status perkawinan didapati sebanyak 21
responden (77.8%) berstatus menikah, sedangkan 9 penderita (33.3%)
berstatus belum menikah.
33
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
34
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disampaikan saran-saran sebagai
berikut:
1. Bagi instansi terkait dan tenaga kesehatan khususnya di RSUP Haji Adam
Malik Medan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan
perawatan terhadap pasien kanker nasofaring dengan tidak melupakan aspek
psikologisnya.
2. Perlu dipertimbangkan adanya kerja sama antara Departemen Telinga Hidung
Tenggorikan Kepala Leher dengan Departemen Psikiatri dalam bentuk
konsultasi psikiatri.
3. Perlu diadakan publikasi bahwa gangguan kejiwaan khususnya depresi dapat
berkaitan dengan masalah kesehatan fisik terutama dengan kejadian kanker
dan dapat dilakukan penyuluhan – penyuluhan ke daerah pedesaan mengenai
informasi kanker nasofaring.
4. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui faktor – faktor lain yang
mempengaruhi depresi pada pasien kanker nasofaring di RSUP Haji Adam
Malik Medan.
35
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
36
17. Yulita SM. Hubungan Tingkat Depresi Dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker
Payudara Yang Sedang Menjalani Kemoterapi di RSUD dr. Zainoel Abidin
Banda Aceh; 2014. p. 23.
18. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas Dari
PPDGJ-III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya;
2001.
19. Ventegovel P, Azimi S, Jalal S, Kortmann F. Mental health care reform in
Afganistan.; 2011.
20. Beck AT, Sterr RA, Garbin MG. Psychometric properties of the Beck
Depression Inventory: Twenty-five years of evaluation. “Clinical Psychology
Review”. 1988. p. 8: 77-100.
21. Holland, Jimmie C, Friedlander, Miriam M. Oncology Psychosomatic
Medicinie Edisi 1. New York: Lippincott William dan Wilkins; 2006. p. 122
– 73.
22. Widjaja M. Hubungan Antara Kanker Payudara pada Wanita Dengan Depresi;
2010. p. 39.
23. Chang ET, Adami HO. The enigmatic epidemiology of nasopharyngeal
carcinoma. Cancer Epidemiol Biomarkers Prev; 2006.
24. Ramsi L, Nasution YU. Karsinoma Nasofaring. Program & Abstrak PITIAPI.
Medan: FK USU, 2001.h.9.
25. Jong WD, Kanker, apakah itu? Pengobatan, harapan hidup, dan Dukungan
Keluarga. Jakarta: Arcan:2004, p. 217-22.
26. Leung SW, Lee TF. Treatment of Nasopharyngeal Carcinoma by
Tomotheraphy: Five-year Experience. Taiwan, 2013. p.2
27. Oemaiti R, Rahajeng E, Kristanto AY. Tumor’s Prevalence and Influence’s
Factors in Indonesia. Jakarta, 2011. h. 198.
28. Melia E, Putrayasa I, Azis A. Hubungan Antara Frekuensi Kemoterapi
Dengan Status Fungsional Pasien Kanker Yang Menjalani Kemoterapi di
RSUP Sanglah Denpasar. Denpasar, 2013. h.4.
29. Desanti OI, Sunraningsih IS. Persepsi Wanita Berisiko Kanker Payudara
Tetang Pemeriksaan Payudara Sendiri di Kota Semarang. Semarang, 2010. h.
152-161.
30. Suharmilah, Setyaningsih TRB, Wijayana KA. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan tingkat depresi pada pasien kanker payudara yang sudah
mendapatkan terapi di rumah sakit margono soekarjo purwokerto. Purwokerto;
2013.h. 411
31. Chintamani, et al. The Correlation of Anxiety and Depression Levels with
Response to Neoadjuvant Chemotherapy in Patients With Breast Cancer.
Journal of The Royal Society of Medicine. 2011. 2: 315.
32. Ginting H, Naring G. Beruntunglah Bangsa Indonesia Karena Masih Percaya
Tuhan. Universitas Kristen Maranatha. Bandung, 2012: 12.
33. Madiyono B et all. Perkiraan Besar Sampel. Dalam: Dasar-Dasar Metodologi
Penelitian Klinis. Edisi III. Editor: Sudigdo Sastroasmoro, Sofyan Ismael.
Jakarta: Sagung Seto. Hal 302, 313.
Selamat Pagi
Saya Fauzi Ahmad Hasibuan yang sedang menjalani pendidikan kedokteran di
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saya mengadakan penelitian
dengan judul ‘Hubungan Karsinoma Nasofaring Dengan Kejadian Depresi Pada
Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan”. Saya
mengikutsertakan Bapak/Ibu dalam penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan daripada kanker nasofaring dengan tingkat depresi pada pasien kanker
nasofaring. Manfaat dari penelitian ini adalah memberi pengetahuan kepada
Bapak/Ibu bahwa adanya hubungan antara kanker nasofaring dengan tingkat
depresi serta membantu Institusi dalam mencanangkan pengobatan yang
mengikutsertakan depresi sebagai salah satu komplikasi daripada kanker
nasofaring.
Bapak/Ibu sekalian, berdasarkan penelitian sebelumnya didapatkan bahwa pasien
kanker sering mengalami gejala depresi.
Adapun pertanyaan-pertanyaan yang akan saya berikan, akan saya lakukan setelah
mendapat persetujuan dari pihak Bapak/Ibu. Saya akan memberikan pertanyaan
ini dalam bentuk kuesioner terwawancara. Kuesioner terdiri dari 21 pertanyaan
yang masing-masing mendeskripsikan tentang gejala depresi yang terdapat pada
Bapak/Ibu saat ini. Selain itu saya juga akan memberikan beberapa pertanyaan
untuk mengetahui karakteristik daripada subyek penelitian saya.
Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela tidak akan terjadi
perubahan mutu pelayanan dari dokter bila Bapak/Ibu tidak bersedia mengikuti
penelitian ini. Bapak/Ibu tetap mendapat pelayanan kesehatan standar rutin sesuai
dengan standar prosedur pelayanan.
Pada penelitian ini, identitas Bapak/Ibu akan disamarkan. Hanya dokter, peneliti,
anggota peneliti, dan anggota komisi etik yang bisa melihat datanya. Kerahasiaan
data Bapak/Ibu akan dijamin sepenuhnya. Bila data Bapak/Ibu dipublikasikan
kerahasiaan tetap terjaga.
Jika selama menjalankan penelitian ini akan terjadi keluhan pada Bapak/Ibu,
silahkan menghubungi saya Fauzi Ahmad Hasibuan (HP: 082273220175)
Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan, partisipasi, dan kesediaan
waktu Bapak/Ibu sekalian, saya ucapkan terima kasih.
Peneliti,
10. Apakah anda merasa diri anda lebih buruk dari biasanya?
a. Saya tidak merasa tampak lebih buruk dari biasanya
b. Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik.
c. Saya merasa terdapat perubahan menetap pada penampilan saya yang
membuat saya terlihat tidak menarik.
d. Saya yakin bahwa saya tampak buruk.
Agama : Islam
Orang Tua :
Riwayat Pendidikan :
1. TK Fatimuriddhha (2000-2001)
2. SD Negeri 066662 Medan (2001-2007)
3. SMP Negeri 4 Medan (2007-20010)
4. SMA Negeri 1 Medan (2010-2013)
5. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (2013 – Sekarang)
Riwayat Organisasi :