Anda di halaman 1dari 94

SKRIPSI

2017

FAKTOR PENCETUS TIMBULNYA NYERI KEPALA PRIMER PADA


MAHASISWA TINGKAT AKHIR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017

OLEH:
AS’AD AKBAR
C111 14 537

PEMBIMBING :
Dr.dr.Andi Kurnia Bintang, Sp.S(K)., MARS

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
MAKASSAR
2017
PERNYATAAN ANTI PLAGIARISME

Dengan ini sayamenyatakan bahwa seluruh skripsi ini adalah hasil karya saya.

Apabila ada kutipan atau pemakaian dari hasil karya orang lain baik berupa tulisan,

data, gambar atau ilustrasi baik yang telah dipublikasi atau belumdipublikasi, telah

direferensi sesuai dengan ketentuan akadenis.

Saya menyadari plagiarism adalah kejahatan akademik, dan melakukannya

akan menyebabkan sanksi yang berat berupa pembatalan skripsi dan sanksi akademis

yang lain.

AS’AD AKBAR

v
SKRIPSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
Desember ,2017
AS’AD AKBAR. C111 14 537
ANDI KURNIA BINTANG
FAKTOR PENCETUS TIMBULNYA NYERI KEPALA PRIMER PADA
MAHASISWA TINGKAT AKHIR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017
ABSTRAK

Latar Belakang :. Menurut WHO (2012), sekitar 47% populasi dewasa di dunia setidaknya
pernah mengalami satu kali nyeri kepala dalam satu tahun. Bahkan, penelitian Stovner et al
(2007) menunjukkan bahwa prevalensi nyeri kepala adalah 66%. Berdasarkan penyebabnya
digolongkan nyeri kepala primer dan nyeri kepala sekunder. Nyeri kepala primer adalah nyeri
kepala yang tidak jelas kelainan anatomi atau kelainan strukturnya yaitu migrain, nyeri
kepala tipe tegang, nyeri kepala klaster dan nyeri kepala primer lainnya. Nyeri kepala adalah
salah satu keluhan yang paling sering ditemukan dalam dunia kedokteran.
Tujuan: Untuk memperoleh informasi tentang faktor resiko timbulnya nyeri kepala primer
pada mahasiswa tingkat akhir program studi pendidikan dokter fakultas kedokteran
Universitas Hasanuddin
Metode: Penelitian observasional deskriptif dengan desain penelitian potong lintang pada
177 mahasiswa tingkat akhir program studi fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin.
Instrumen yang digunakan adalah kuisioner.
Hasil : Nyeri kepala tipe tension merupakan nyeri kepala yang paling banyak dialami
responden, disusul dengan migrain, kemudian klaster. Nyeri kepala migren paling banyak
disebabkan oleh faktor makanan. Nyeri kepala tension paling banyak disebabkan oleh faktor
psikologik, sedangkan nyeri kepala klaster paling banyak disebabkan faktor lama penggunaan
media elektronik.
Kesimpulan: Mahasiswa yang mengalami nyeri kepala primer agar mengurangi konsumsi
makanan yang mengandung MSG, mampu mengatasi stress dan mengatur manajemen waktu
dengan baik serta membatasi jumlah waktu penggunaan gadget.
Kata kunci: Nyeri kepala primer, Faktor makanan, Faktor Psikologik, Faktor media
elektronik.

vi
SKRIPSI
MEDICAL FACULTY
HASANUDDIN UNIVERSITY, MAKASSAR
December ,2017
AS’AD AKBAR. C111 14 537
ANDI KURNIA BINTANG
THE TRIGGER FACTOR OF PRIMARY HEADACHE AT FINAL GRADE
OF THE DOCTORAL EDUCATION PROGRAM OF MEDICAL FACULTY
OF THE UNIVERSITY HASANUDDIN 2017
ABSTRACT

Background :. According to WHO (2012), about 47% of the world's adult population
has experienced at least one headache a year. In fact, the study of Stovner et al (2007)
showed that the prevalence of headache was 66%. Based on the cause is classified
primary headache and secondary headache. Primary headaches are unexplained
headaches of anatomical abnormalities or structural abnormalities of migraine,
tension headache, cluster headache and other primary headaches. Headache is one of
the most common complaints found in medicine.
Objective: To obtain information about risk factors of primary headache incidence at
end-grade students of medical faculty Hasanuddin University
Method: Descriptive observational research with cross sectional study design on 177
final year students of Hasanuddin University faculty of medicine. The instrument
used is questionnaire
Result: Tension type headache is headache most experienced by respondent,
followed by migrein, then cluster. Prevalence of dietary factors as the trigger of the
most primary headache in fast food. In migrein and clusters many occur in the state of
the test, while tension headache occurs in many situations while doing the task.
Prevalence of electronic media factor (duration of use) as the trigger of primary
headache mostly in electronic media usage> 6 hours
Conclusions: Students who experience primary headache in order to reduce the
consumpiotion of foods containing MSG, able to cope with stress and manage time
well and limit the amount of the use gadgets.
Keywords: Primary headache, Food factor, Psychological Factor, Electronic media
factor.

vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah


SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya. Tak lupa pula penulis
mengucapkan shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad Saw, sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan skripsi berjudul ”Faktor Pencetus Timbulnya
Nyeri Kepala Primer Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Program Studi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2017” sebagai
salah satu syarat untuk mencapai gelar strata satu di program pendidikan dokter
Universitas Hasanuddin Makassar.

Selama proses penyusunan skripsi ini tentunya penulis mendapat banyak


bantuan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Dalam
kesempatan ini, Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:

1. Prof.Dr.dr. Andi Asadul Islam, Sp.BS selaku Dekan Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar

2. Dr.dr. Andi Kurnia Bintang, Sp.S(K)., MARS selaku dosen pembimbing yang
dengan sabar memberikan pengarahan, bimbingan, saran dan motivasi yang sangat
berharga bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. dr. Audry D.Wuysang, Sp.S, M.Si dan dr. Ashari Bahar, M.Kes, Sp.S, FINS selaku
dosen penguji yang telah memberikan ilmu,saran dan masukan saat pembacaan
proposal.

4. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Hasanuddin


Makassar atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis

5. Teman-teman sejawat Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Hasanuddin


Makassar angkatan 2014 yang bersedia menjadi responden dan turut serta dalam
penelitian ini.

6. Orang Tua dan keluarga penulis, Mama, Papa, Nenek, Kakek, Tante, Om, Saudara,
Sepupu yang tak henti-hentinya mendoakan dan memberi dukungan kepada penulis ,

viii
tanpa mama dan papa penulis tidak akan bisa menjadi seperti ini, cinta kasih mama
dan papa selalu menyertai langkah penulis.

7. Ria Andriani sebagai seseorang yang special, sebagai malaikat penolong dan
pelindung, yang selalu ada disetiap waktu selama 4 tahun ini dan semoga selamanya

8. Orang terdekat penulis dan sahabat terdekat penulis anggota grup Mati-Mati Ayam
(Harvan, Alka, Daniel, Geraldi, Hilmy, Shafa, Weni) yang selama ini memberikan
bantuannya walaupun tidak terlihat (doa) kepada penulis.

9. Terima kasih buat doa teman 9 tahun (Mr.Gele!) beranggotakan 28 orang yang
selama ini menjadi motivasi bagi penulis.

10. Semua teman-teman angkatan 2014”NEUTROF14VINE” yang tidak dapat


disebutkan satu persatu, yang telah berjuang bersama hingga sekarang ini, terima
kasih atas dukungan dan doanya.

Semoga segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapatkan berkah dari


Allah SWT. Akhir kata penulis mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam
penyusunan skripsi ini. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, Desember 2017

Penulis

As’ad Akbar

ix
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................ii

LEMBAR PERSETUJUAN JUDUL ......................................................................iv

PERNYATAAN ANTI PLAGIARISME ...............................................................v

ABSTRAK ................................................................................................................vi

KATA PENGANTAR ..............................................................................................viii

DAFTAR ISI .............................................................................................................x

DAFTAR TABEL ...................................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................xiv

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………………xv

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ……………………………………………………… 1

1.2. Rumusan Masalah ………………………………………………….... 2

1.3. Tujuan Penelitian ……………………………………………………. 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Nyeri Kepala Primer .............................................................................5

2.2. Faktor Timbulnya Nyeri Kepala ...........................................................17

BAB 3. KERANGKA KONSEP

3.1. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti ...............................................24

3.2. Kerangka Teori ....................................................................................25

x
3.3. Kerangka Konsep ..................................................................................26

3.4. Definisi Operasional .............................................................................27

BAB 4. METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian......................................................................................33

4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................33

4.3. Populasi dan Sampel .............................................................................33

4.4. Kriteria Sampel .....................................................................................34

4.5. Jenis Data dan Instrumen Penelitian .....................................................34

4.6. Manajemen Data ...................................................................................34

4.7. Etika Penelitian .....................................................................................35

BAB 5 HASIL PENELITIAN ...................................................................................... ….36

5.1. Karakteristik Mahasiswa .......................................................................... … 36

5.2 Distribusi nyeri kepala primer berdasarkan jenis kelamin…………………..38

5.3 Distribusi Nyeri Kepala Primer Berdasarkan Faktor Pencetus…………….39

5.4. Faktor Pencetus Nyeri Kepala Primer ........................................................ … 40

5.4.1 Faktor Makanan ................................................................................ … 40

5.4.2 Faktor Psikologik .............................................................................. … 41

5.4.3 Faktor Media Elektronik ................................................................... … 43

BAB 6 PEMBAHASAN ................................................................................................ ….45

6.1.Karakteristik Mahasiswa ............................................................................ … 45

6.2 Faktor Pencetus Nyeri Kepala Primer……………………………………… 46

6.2.1 Distribusi nyeri kepala primer berdasarkan faktor pencetus…………46

xi
6.2.2 Faktor Makanan dengan Nyeri kepala Migrain………………………..47

6.2.3 Faktor Psikologik dengan Nyeri Kepala tension………………………49

6.2.4 Faktor Media Elektronik dengan Nyeri Kepala Klaster……………….50

6.2.5 Faktor Media Elektronik dengan Nyeri Kepala Primer……………….50

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………...….53

7.1. Kesimpulan ............................................................................................... …53

7.2. Saran ......................................................................................................... … 55

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................56

LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Distribusi Penderita Nyeri Kepala Primer Menurut,Jenis Kelamin,


Suku/bangsa, agama.…………………………………………………………36
Tabel 5.2.Distribusi Penderita Nyeri Kepala Primer Berdasarkan Jenis Kelamin…38

Tabel 5.3.Distribusi Penderita Nyeri Kepala Primer Berdasarkan Faktor Pencetus..39

Tabel 5.4.Distribusi Faktor Makanan dengan Nyeri Kepala Migrain……………....40

Tabel 5.5.Distribusi Faktor Psikologik dengan Kejadian Nyeri Kepala Tension…..41

Tabel 5.6 Distribusi Faktor Media Elektronik dengan Kejadian Nyeri Kepala

Klaster………………………………………………………………..........42

Tabel 5.7.Distribusi Faktor Media Elektornik dengan Kejadian Nyeri Kepala


Primer…………………………………………………………………….43

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1: Kerangka Teori...................................................................................25

Gambar 3.2: Kerangka Konsep................................................................................26

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Izin Permohonan Penelitian

2. Surat Rekomendasi Persetujuan Etik

3. Penjelasan Kepada Calon Responden Tentang Penelitian yang Akan Dilakukan

4. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Inform Consent)

5. Lembar Kuesioner Penelitian

6. Biodata Peneliti

xv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nyeri kepala atau headache adalah suatu rasa nyeri atau rasa yang tidak enak

pada daerah kepala, termasuk meliputi daerah wajah dan tengkuk leher (Perdossi,

2013). Nyeri kepala merupakan keluhan yang umum dialami oleh masyarakat.

Menurut WHO (2012), sekitar 47% populasi dewasa di dunia setidaknya pernah

mengalami satu kali nyeri kepala dalam satu tahun. Bahkan, penelitian Stovner et

al (2007) menunjukkan bahwa prevalensi nyeri kepala adalah 66%. Berdasarkan

penyebabnya digolongkan nyeri kepala primer dan nyeri kepala sekunder. Nyeri

kepala primer adalah nyeri kepala yang tidak jelas kelainan anatomi atau kelainan

strukturnya yaitu migrain, nyeri kepala tipe tegang, nyeri kepala klaster dan nyeri

kepala primer lainnya (Sjahrir, 2008).

Jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 sebanyak 237,6 juta jiwa dengan

26,67% diantaranya adalah remaja. Banyaknya penduduk remaja akan

berpengaruh pada pembangunan dari aspek sosial, ekonomi maupun demografi

pada saat ini dan masa yang akan datang. Remaja perlu mendapat perhatian serius

karena remaja termasuk dalam usia sekolah dan usia kerja serta berisiko terhadap

masalah-masalah kesehatan dan sosial (BPS, 2010; Wahyuni dan Rahmadewi,

2011).

Nyeri kepala adalah salah satu keluhan yang paling sering ditemukan dalam

dunia kedokteran. Disebabkan karena tekanan psikologi dan terjadi lebih sering

pada mahasiswa kedokteran dibandingkan dengan masyarakat umum. Nyeri

` 1
2

kepala kerap berpengaruh terhadap prestasi akademik dan kualitas hidup serta

membatasi aktivitas sehari-hari (Kurt S, 2008). Masalah ini juga bisa

mempengaruhi kinerja mahasiswa di masa depan sehingga menyebabkan beban

untuk individu dan masyarakat (Smitherman, 2011).

Faktor vaskular dan neurogen diduga berperan penting selain faktor

hormonal, riwayat keluarga, psikologik, media elektronik dan makanan. Pada

mahasiswa yang berdomisili di daerah perkotaan memiliki peluang yang lebih

besaruntuk terpapar faktor-faktor pencetus tersebut karena banyaknya variasi

makanan yang mengandung Monosodium Glutamat (MSG), coklat, keju dan

makanan lain yang dapat mencetuskan nyeri kepala primer serta beban psikologik

yang berlebih.

Berdasarkan data dan fakta yang telah disebutkan sebelumnya, maka

dianggap perlu untuk meneliti beberapa faktor yang diduga berhubungan dengan

nyeri kepala primer pada mahasiswa tingkat akhir Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin yang mempunyai jumlah mahasiswa yang cukup besar.

Ditambah lagi dengan jumlah Satuan Kredit Semester (SKS) yang tinggi sehingga

beban belajar pun ikut tinggi, terlepas dari faktor media elektronik yang sering

digunakan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah :

 Bagaimana distribusi nyeri kepala primer berdasarkan jenis kelamin pada

mahasiswa tingkat akhir Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin?


3

 Bagaimana distribusi nyeri kepala primer berdasarkan faktor pencetus pada

mahasiswa tingkat akhir Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin?

 Bagaimana distribusi nyeri kepala migrain yang disebabkan oleh faktor

makanan pada mahasiswa tingkat akhir Program Studi Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin?

 Bagaimana distribusi nyeri kepala tension yang disebabkan oleh faktor

psikologik pada mahasiswa tingkat akhir Program Studi Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin?

 Bagaimana distribusi nyeri kepala klaster yang disebabkan oleh faktor

media elektronik pada mahasiswa tingkat akhir Program Studi Pendidikan

Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin?

 Bagaimana distribusi nyeri kepala primer yang disebabkan oleh faktor

media elektronik pada mahasiswa tingkat akhir Program Studi Pendidikan

Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan Umum dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi

tentang faktor resiko timbulnya nyeri kepala primer pada mahasiswa tingkat

akhir program studi pendidikan dokter fakultas kedokteran universitas

hasanudin.
4

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui nyeri kepala karakteristik responden jenis kelamin,

umur, suku/bangsa dan agama.

2. Untuk mengetahui distribusi nyeri kepala primer berdasarkan jenis

kelamin.

3. Untuk mengetahui distribusi jenis makanan yang paling sering

mencetuskan nyeri kepala migrain pada mahasiswa tingkat akhir

Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas

Hasanuddin

4. Untuk mengetahui distribusi keadaan psikologik yang paling sering

mencetuskan nyeri kepala tension pada mahasiswa tingkat akhir

Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas

Hasanuddin.

5. Untuk mengetahui distribusi nyeri kepala klaster berdasarkan lama

penggunaan media elektronik pada mahasiswa tingkat akhir Program

Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

6. Untuk mengetahui distribusi nyeri kepala primer berdasarkan lama

penggunaan media elektronik pada mahasiswa tingkat akhir Program

Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nyeri Kepala Primer

2.1.1 Definisi

Nyeri kepala primer merupakan nyeri kepala yang dialami oleh

seseorang tanpa adanya kelainan yang mendasarinya, empat kelompok besar

nyeri kepala primer berdasarkan Klasifikasi Internasional Nyeri Kepala edisi

ke-2 yang dibuat oleh Komite Klasifikasi Nyeri Kepala International

Headache Society (IHS) adalah nyeri kepala tipe tegang (tension-type

headache), migrain, nyeri kepala klaster dan sefalgia trigeminal-otonomik

lainnya, serta nyeri kepala primer lainnya (Perdossi, 2013). Nyeri kepala

primer umumnya terjadi pada kelompok usia 18-65 tahun (Gorelick et al.,

2014). Nyeri kepala primer lebih sering terjadi pada orang-orang yang

berpendidikan tinggi, yaitu setingkat sekolah menengah atas atau lebih

(Iliopoulos et al., 2015).

2.1.2 Epidemiologi

Secara global, persentase populasi orang dewasa dengan gangguan nyeri

kepala adalah 46%, 11% Migren, 42% Tension Type Headache dan 3% untuk

Chronic daily Headache (Stovner dkk 2007). Berdasarkan hasil penelitian

terpusat berbasis rumah sakit pada 5 rumah sakit di Indonesia, didapatkan

prevelensi penderita nyeri kepala sebagai berikut : Migrain tanpa aura 10%,

Migrain dengan aura 1,8%, Episodic Tension type Headache 31%, Chronic

` 5
6

Tension type Headache (CTTH) 24%, Cluster Headache 0,5%, Mixed

Headache 14% (Sjahrir, 2004). Penelitian berbasis populasi menggunakan

kriteria Internasional Headache Society untuk Migrain dan Tension Type

Headache (TTH), juga penelitian Headache in General dimana Chronic Daily

Headache juga disertakan (Sjahrir, 2004).

2.1.3 Klasifikasi Nyeri Kepala

Di bawah ini adalah klasifikasi nyeri kepala berdasarkan Internatonal

Headache Society, yaitu

a. Nyeri kepala primer

1. Migraine

2. Tension Type Headache

3. Nyeri kepala kluster dan hemicrania paroksismal kronik

4. Nyeri kepala lain yang tidak berhubungan dengan lesi structural.

b. Nyeri kepala sekunder

1. Nyeri kepala karena trauma kepala

2. Nyeri kepala karena kelainan vaskular

3. Nyeri kepala karena kelainan intrakranial nonvaskular

4. Nyeri kepala karena penggunaan suatu zat

5. Nyeri kepala karena infeksi

6. Nyeri kepala karena kelainan metabolik

7.Nyeri kepala atau nyeri wajah karena kelainan wajah atau struktur

kranial

8. Nyeri kepala atau wajah karena kelainan saraf (Neil H, 2005).


7

2.1.4 Etiologi Nyeri Kepala Primer

Menurut kriteria IHS yang di adopsi oleh PERDOSSI, etiologi dari

nyeri kepala primer sebagai berikut :

1. Migrain

Menurut Harsono (2005), Kapita Selekta Neurologi, edisi kedua,

sampai saat ini belum diketahui dengan pasti faktor penyebab

migren, diduga sebagai gangguan neurobiologis, perubahan

sensitivitas sistem saraf dan aktivasi sistem trigeminal vaskular,

sehingga migrain termasuk dalam nyeri kepala primer.

2. Nyeri Kepala tegang

Etiologi

 Tension (Keteganggan) dan stress

 Tiredness (Kelelahan)

 Ansietas (Kecemasan)

 Lama membaca, mengetik atau konsentrasi (eye strain)

 Postur yang buruk

 Jejas pada leher dan spine

 Tekanan darah yang tinggi (Physical dan stress emotional,

Emergency department factsheet, 2008).

3. Nyeri Kepala Klaster

Etiologi untuk nyeri kepala klaster adalah sebagai berikut :

- Penekanan pada nervus V akibat dilatasi pembuluh darah sekitar

- Pembengkakan dinding arteri carotis interna

- Pelepasan histamin
8

- Letupan paroxysmal parasimpatis

- Abnormalitas hipotalamus

- Penurunan kadar oksigen

- Terdapat pengaruh genetic (Harsono, 2005).

2.1.5 Patofisiologi Nyeri Kepala Primer

Muttaqin (2008) menjelaskan patofisiologi dari nyeri kepala primer

sebagai berikut :

1. Migrain

Migrain merupakan gangguan nyeri kepala ditandai dengan

adanya serangan nyeri yang berkepanjangan dan tiba-tiba dengan

vasokontriksi yang diikuti dengan vasodilatasi. Migrain dapat

diawali dengan adanya sensasi prodromal seperti silau dan

penglihatan ganda. Migrain dapat pula disebabkan oleh ketegangan

emosional yang berkepanjangan yang menyebabkan refleks

vasopasme dari beberapa arteri dikepala termasuk arteri yang

mensuplai otak. Vasospasme akan menyebabkan sebagian otak

menjadi iskemik dan menyebabkan gejala prodromal. Iskemik yang

berkepanjangan menyebabkan dinding vaskular menjadi kaku dan

tidak mampu mempertahankan tonus vaskular. Desakan darah

menyebabkan pembuluh darah berdilatasi dan terjadi peregangan

dinding arteri sehingga menyebabkan nyeri atau migrain (Muttaqin,

2008).
9

Cutaneous allodynia (CA) adalah serangan nyeri yang timbul oleh

stimulus non noxious terhadap kulit normal. Terdapat tiga hipotesa

dalam patofisiologi migrain menurut Sjahrir (2004) yaitu:

a. Pada migrain yang tidak disertai Cutaneous allodynia (CA),

berarti sensitisasi neuron ganglion trigeminal sensori yang

menginervasi duramater.

b. Migrain yang disertai Cutaneous allodynia (CA) hanya pada

daerah yang menunjukkan nyeri, berarti terjadi sensitisasi perifer dari

reseptor meningeal dan sensitisasi sentral dari neuron kornu dorsalis

medulla spinalis dengan reseptif periorbital.

c. Migrain disertai Cutaneous allodynia (CA) meluas keluar dari area

yang menunjukkan nyeri, terdiri atas penumpukan dan penambahan

sensitisasi neuron talamik yang meliputi daerah reseptif seluruh

tubuh.

2. Nyeri kepala tipe tegang

Nyeri kepala yang umumnya disebabkan oleh ketegangan,

kontraksi otot-otot leher dan kepala yang menyebabkan tekanan pada

serabut saraf dan kontriksi pembuluh darah pada dasar leher yang

akan semakin menambah tekanan serta menyebabkan keluaran sisa

asam laktat menjadi menumpuk. Akumulasi ini menyebabkan

timbulnya nyeri. Ketegangan otot ini merupakan reaksi yang tidak

disadari terhadap stress. Tidur dengan letak leher yang tidak benar

dapat merupakan penyebab nyeri kepala tipe tegang (Muttaqin,

2008). Penderita nyeri kepala tipe tegang (Tension Type Headache)


10

biasa menunjukkan gejala yang menonjol seperti nyeri tekan yang

bertambah pada palpasi jaringan miofascial perikranial. Impuls

nosiseptif dari otot perikranial yang menjalar ke kepala

mengakibatkan timbulnya nyeri kepala dan nyeri yang bertambah

pada daerah otot maupun tendon tempat insersinya (Sjahrir, 2004).

3. Nyeri Kepala Klaster

Arteri karotis intrakavernosus yang merangsang pleksus

perikarotis. Pleksus ini mendapat rangsangan dari cabang 1 dan 2

nervus trigeminus, ganglia servikalis superior (simpatik) dan ganglia

sfenopalatinum (parasimpatik). Iritatif di sekitar pleksus membawa

impils ke batang otak dan mengakibatkan rasa nyeri di daerah

periorbital, retroorbital dan dahi (Muttaqin, 2008). Penyebab pasti

nyeri kepala klaster (cluster headache) saat ini belum diketahui.

Hipotesis pada nyeri kepala klaster terinspirasi oleh efek zat

vasoaktif. Disfungsi awal atau inflamasi pembuluh darah didaerah

sinus parasellar atau area sinus cavernosus akan mengaktivasi

pathway nyeri orbital trigeminus. Adanya aktivasi sistem

vaskularisasi trigemina sebagai penyebab atau akibat dari nyeri

kepala klaster belum jelas (Leroux dkk, 2008).

2.1.6 Gejala Klinik

1. Migrain

 Kriteria Diagnostik Migrain Tanpa Aura

A. Pola serangan
11

 Minimal 5 serangan (B - D)

B. Durasi : 4 sampai 72 jam (bila tdk diobati)

C. Karateristik

 Unilateral

 Pulsating

 Intensitas : moderate or severe

 Diperberat : aktivitas fisik

D. Disertai :

 Photophobia dan phonophobia

 Nausea dan vomoting

E. Tidak berkaitan dengan penyakit lain.

 Kriteria Diagnostik Migren dengan Aura

A. Minimal 2 serangan seperti tersebut dalam B - D

B. Adanya aura minimal 1 (satu) tetapi tidak dijumpai kelemahan

motorik

1. Gangguan visual yang reversibel

- Gejala positip : cahaya berkedip, bintik bintik atau garis garis

- Gejala negatip : hilangnya penglihatan

2. Gangguan sensoris yang reversibel

- Gejala positip : tertusuk jarum (pins and needles)

- Gejala negatip : rasa kebas


12

3. Gangguan berbicara disfasia yang reversibel

C. Minimal 2 (dua) dari dibawah ini :

1. Gejala visual homonim dan atau gejala sensoris unilateral

2. Minimal timbul satu macam aura secara gradual ≥ 5 menit bisa

disertai dengan atau jenis aura lainnya ≥ 5 menit

3. Setiap gejala berlangsung ≥ 5 menit dan ≤ 60 menit

D. Nyeri kepala memenuhi kriteria diagnostik MTA (B-D) dimulai

bersamaan dengan aura atau sesudah aura selama 60 menit.

E. Tidak berkaitan dengan penyakit lain (PERDOSSI, 2005).

2. Nyeri Kepala tipe Tegang

 Kriteria Diagnostik Tension Type Headache

A. Paling tidak terdapat 10 episode serangan dengan rata-rata

< 1 hari/bulan (<12 hari/tahun) dan memenuhi kriteria B-D

B. Nyeri kepala berlangsung dai 30 menit sampai 7 hari

C. Nyeri kepala paling tidak terdapat 2 gejala khas

1. Lokasi Bilateral

2. Menekan/Mengikat (kualitas tidak berdenyut)

3. Intensitasnya ringan atau sedang

4. Tidak diperberat oleh aktifitas rutin seperti berjalan atau naik

tangga.

D. Tidak didapatkan:

1. Mual atau muntah (bisa anoreksia)

2. Lebih dari satu keluhan:foto fobia atau fonofobia


13

E. Tidak berkaitan dengan kelainan yang lain (PERDOSSI,

2005).

3. Nyeri Kepala Klaster

 Kriteria diagnostik Cluster Headache

A. Sekurang-kurangnya terdapat 5 serangan nyeri kepala hebat

atau sangat hebat sekali diorbita, supraorbita dan/ atau temporal

yang unilateral, berlangsung 15-180 menit bila tidak diobati.

B. Nyeri kepala disertai setidak-tidaknya satu dari berikut :

1. Injeksi konjungtiva dan atau lakrimasi ipsilateral

2. Kongesti nasal dan atau rhinorrhoea ipsilateral

3. Oedema palpebra ipsilateral

4. Dahi dan wajah berkeringat ipsilateral

5. Miosis dan atau ptosis ipsilateral

6. Perasaan kegelisahan atau agitasi.

C. Frekuensi serangan : dari 1 kali setiap dua hari sampai 8 kali

per hari

D. Tidak berkaitan dengan gangguan lain (PERDOSSI, 2005).

2.1.7 Pemeriksaan Fisik

Sebagian besar pasien dengan nyeri kepala pada pemeriksaan

fisiknya ditemukan normal. Hanya sebagian kecil saja yang tidak normal.

Apabila ditemukan ketidaknormalan pada pemeriksaan fisik pasien dengan

nyeri kepala, maka hal ini merupakan tanda bahaya (red flags). Adanya

tanda bahaya (red flags) mewajibkan dokter melakukan tindakan lebih

lanjut (Grosberg BM, et.al., 2013).


14

Apabila dokter umum menemukan tanda bahaya (red flags), maka

tindakan selanjutnya adalah segera merujuk pasien ke neurolog. Apabila

dokter neurolog yang menemukan tanda bahaya (red flags), maka tindakan

selanjutnya adalah segera melakukan pemeriksaan penunjang dan memberi

terapi sesuai dengan diagnosis yang telah ditetapkan (Friedman BW,

2009).

Red Flags

(Tanda Bahaya) untuk Nyeri Kepala:

“SNOOP”

S • Systemic symptoms (simptom sistemik)

S • Secondary headache risk factors (faktor risiko nyeri kepala sekunder)

S • Seizures (kejang)

N• Neurologic symptoms or abnormal signs (symptom neurologi/ tanda

abnormal)

O • Onset (onset)

O • Older (usia tua)

P • Progression of headache (nyeri kepala progresif)

P • Positional change (perubahan posisi)

P • Papilledema (papil edema)

P • Precipitated factors (faktor pencetus)

RED FLAGS

Red flags adalah tanda bahaya atau kondisi yang harus diwaspadai.

Beberapa hal yang terkategori sebagai red flags pada kasus nyeri kepala

terangkum dalam bagan Red Flags diatas (Grosberg BM, et.al., 2013).
15

2.1.8 Diagnosis

1. Migrain (Headache Classification Subcommittee of the

International Headache Society (2013)

Kriteria diagnosis:

Migren tanpa aura

a. Setidaknya lima serangan memenuhi kriteria b hingga d

b. Serangan sakit kepala berlangsung 4 hingga 72 jam (tidak dirawat

atau telah dirawat namun belum sukses)

c. Sakit kepala memiliki setidaknya dua dari karakteristik berikut:

 Lokasinya satu sisi (unilateral)

 Kualitas berdenyut (pulsating)

 Intensitas nyeri sedang atau berat

 Diperberat oleh atau menyebabkan terganggunya aktivitas fisik

rutin/harian (misalnya berjalan atau naik tangga)

d. Selama sakit kepala berlangsung setidaknya disertai satu hal

berikut ini:

 Mual dan muntah

 Photophobia dan phonophobia

e. Tidak berhubungan dengan gangguan lainnya.

Migrain dengan aura

a. Setidaknya dua serangan memenuhi kriteria b

b. Migrain dengan aura memenuhi kriteria b dan c untuk satu dari

subklasifikasi sebagai berikut:


16

 Typical aura with migraine headache

 Typical aura with non-migraine headache

 Typical aura without headache

 Familial hemiplegic migraine (FHM)

 Sporadic hemiplegic migraine

 Basilar-type migraine

c. Tidak berhubungan dengan gangguan lainnya.

2. Nyeri Kepala Tegang

Tension Type Headache harus memenuhi syarat yaitu sekurang-

kurangnya dua dari berikut ini : (1) adanya sensasi tertekan/terjepit,

(2) intensitas ringan ± sedang, (3) lokasi bilateral, (4) tidak

diperburuk aktivitas. Selain itu, tidak dijumpai mual muntah, tidak

ada salah satu dari fotofobia dan fonofobia. Gejala klinis dapat berupa

nyeri ringan- sedang ± berat, tumpul seperti ditekan atau diikat, tidak

berdenyut, menyeluruh, nyeri lebih hebat pada daerah kulit kepala,

oksipital, dan belakang leher, terjadi spontan, memburuk oleh stress,

insomnia, kelelahan kronis, iritabilitas, gangguan konsentrasi, kadang

vertigo, dan rasa tidak nyaman pada bagian leher, rahang serta

temporo mandibular. Tidak ada uji spesifik untuk mendiagnosis TTH

dan pada saat dilakukan pemeriksaa neurologik tidak ditemukan

kelainan apapun. TTH biasanya tidak memerlukan pemeriksaan

darah, rontgen, CT scan kepala maupun MRI (Kudrow L, 2005).


17

3. Nyeri Kepala Klaster

Penegakan diagnosis nyeri kepala tipe cluster berdasarkan

anamnesis dan temuan klinis. Riwayat serangan yang berlangsung

dengan adanya periodisitas dan ritmik merupakan kunci diagnosis.

Pemeriksaan laboratorium tidak memiliki makna penting dalam

diagnosis kasus ini. Pemeriksaan radiologis, sekalipun tidak memiliki

makna diagnostik, namun dapat menyingkirkan beberapa

kemungkinan penyebab lain pada beberapa pasien. Pencitraan

neurologis dengan penilaian vaskuler intrakranial dan servikal serta

area selar dan paranasal, direkomendasikan pada semua pasien

dengan gejala klinis yang tidak khas pada nyeri kepala otonom

trigeminus (Leroux Eet.al., 2008).

2.2 Faktor Timbulnya Nyeri Kepala

Sebuah studi mahasiswa kedokteran di sebuah universitas di Brazil

menunjukkan bahwa nyeri kepala memberikan pengaruh yang lebih besar

terhadap prestasi akademik daripada seks, negara asal, kebiasaan merokok,

konsumsi minuman beralkohol, praktek kegiatan ekstrakurikuler,

pekerjaan dan stress. Ada hubungan antara sakit kepala dan kebutuhan

untuk melakukan ujian pemulihan (Catharino, 2007).

Para peneliti telah menemukan bahwa faktor-faktor tertentu dapat

memicu serangan nyeri kepala. Pemicu ini bervariasi dari orang ke orang

dan dapat mencakup : gangguan tidur, stress, perubahan cuaca, gula darah

rendah, dehidrasi, lampu terang dan suara keras, perubahan hormonal,


18

makanan yang mengandung aspartame, makanan yang mengandung

tiramine (kacang fava, keju, produk kedelai, dll), kafein dan alkohol

(Science Daily, March 2012).

Faktor pencetus yang diduga dapat menjadi penyebab timbulnya nyeri

kepala primer adalah stress psikososial, hormonal pada wanita, gangguan

tidur, bau menyegat, stres otot, cahaya terang, alkohol, pekerjaan yang

melelahkan, aktifitas seksual dan lain lain (Sjahrir, 2008).

2.2.1 Faktor Makanan

Beberapa peneliti menunjukkan bahwa makanan tertentu dapat

mencetuskan serangan migren yaitu makanan yang mengandung tiramin

(seperti coklat, susu, keju, buah sitrus, anggur merah, pisang, kacang-

kacangan, alpukat, yogurt dan sebagainya), monosodium glutamate

(MSG), feniletilamin (coklat, keju, anggur merah), zat pemerah dan

penyedap makanan dalam corned beef, sosis, ham, ikan asap (Maudari,

2000). Tiramin mempunyai aktivitas simpatomimetik tidak langsung

sehingga menyebabkan vasokonstriksi serebral yang selektif. MSG

bersifat sebagai neurotransmitter eksitatoris yang dapat memicu cortical

spreading depression dan menghambat transfer glukosa ke otak dan

menyebabkan vasodilatasi (Abadi, 2005). Feniletilamin merupakan amina

yang berasal dari dekarbosilasi fenilalanin yang terdapat pada coklat dan

beberapa jenis keju. Amina ini dapat menimbulkan serangan migrain bagi

orang-orang yang peka (Kanisius, 2002).


19

2.2.2 Faktor Psikologik

Faktor psikologik yang mempengaruhi nyeri kepala diantaranya

adalah depresi dan ansietas. Depresi adalah suatu gangguan perasaan

hati dengan ciri sedih, merasa sendirian, rendah diri, putus asa,

biasanya disertai retardasi psikomotor atau kadang-kadang agitasi,

menarik diri, dan terdapat gangguan vegetative seperti insomnia dan

anoreksia. Ansietas adalah perasaan/respon emosional terhadap

penilaian, perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Ansietas adalah

respon emosional terhadap penilaian dalam kehidupan sehari – hari.

Ansietas menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak

tentram disertai berbagai keluhan fisik (Lance JW, 1993).

Depresi dan ansietas menyebabkan pelepasan serotonin dari

platelet, selama serangan terjadi penurunan turnover serotonin dan

diantara 2 serangan migrain terjadi peningkatan turnover serotonin.

Dari beberapa reseptor serotonin, reseptor 5-HT1, 5-HT2 dan 5-HT3

yang berperan dalam patofisiologi migrain. Reseptor 5-HT1 sebagai

inhibitor, dimana reseptor 5-HT1B berada di pembuluh darah

intrakranial, sedangkan resptor 5-HT1D berada di ujung syaraf

trigeminus dan substansi P serta polipeptida vasodilator berperan

langsung mempengaruhi pembuluh darah intrakranial dan

ekstrakranial (St. Louise, 2005).

Penurunan aliran darah didaerah posterior korteks serebri ini

menyebabkan terjadinya perubahan aktivitas pada cabang nervus


20

trigeminus yang mempersyarafi arteri kranial (seperti pada duramater,

basis kranii dan kulit kepala), sehingga timbul rangsangan nyeri kepala.

Perangsangan nervus trigeminus ini menyebabkan pelepasan beberapa zat

vasoaktif serta perubahan konsentrasi beberapa neurotransmiter seperti

serotonin (5-HT, 5-Hydroxytryptamine), noradrenalin, asetilkolin,

vasoactive intestinal peptide (VIP), nitric oxid, substansi P, neurokinin A

dan calcitonin gene-related peptide (CGRP), sehingga terjadi vasodilatasi

pembuluh darah kranial, ekstravasasi plasma protein, aktivasi pletelet dan

merangsang inflamasi neurogenik.

Vasodilatasi kranial menyebabkan peningkatan aliran darah otak dan

menimbulkan pulsasi pada setiap denyutan jantung, sehingga terjadi nyeri

kepala berdenyut dan pulsasi ini akan merangsang reseptor regang di

pembuluh darah sehingga meningkatkan perangsangan nervus trigeminus

yang berada di dinding pembuluh darah dan memprovokasi nyeri kepala

dan gejala lainnya. Cabang nervus trigeminus ini juga mempengaruhi

hipotalamus dan chemoreceptor trigger zone sehingga terjadi fotofobia,

fonofobia, mual dan muntah pada migrain (Stuart and Sunden 2001).

2.2.3. Faktor Media Elektronik

Media elektronik (Electronic Media) merupakan suatu media

komunikasi melalui elektronik atau menggunakan tenaga elektromekanik

(elecromechanicalenergy) (Noor, 2010). Media elektronik yang lebih

dikenal dalam masyarakat umum adalah televisi, telepon selular dan

komputer (Simarmata, 2006).


21

Electromagnetic radiation atau electromagnetic fields (EMF)

merupakan istilah untuk menggambarkan luasnya paparan yang

dipancarkan oleh bentangan luas dari kabel dan teknologi nirkabel yang

dapat mengubah kehidupan manusia. Paparan EMF terhadap lingkungan

dapat berinteraksi terhadap proses dasar biologis dalam tubuh manusia.

Berdasarkan riset ilmiah internasional pada beberapa dekade

mengkonfirmasikan bahwa EMF secara biologis aktif pada hewan dan

manusia yang dimana dapat memberi pengaruh besar pada kesehatan

masyarakat (Noor, 2010).

Studi in-vitro menunjukkan bahwa EMF dapat menyebabkan

perubahan dalam permeabilitas BBB dan gangguan dalam transpor aktif ion

Na+, K+ dan pelepasan ion Ca+ + oleh membran selular (Hamada et al.,

2011). Aktivasi atau phosporilasi dari hsp27 oleh radiasi telepon selular

(molecular system) menyebabkan regulasi polimerasi dan stabilisasi stress

fibers yang meningkat sehingga berefek terhadap permeabilitas BBB yang

juga meningkat (Leszcynski, 2002).

Perubahan pada Blood brain barrier (BBB) akibat meningkatnya

permeabilitas menyebabkan unsur albumin, ion, metal, zat kimia, virus

mudah melewati susunan serabut saraf sehingga dalam waktu singkat akan

berakibat terbentuknya mikrooedema, inflamasi yang kemudian

menimbulkan gejala berupa nyeri kepala. Jika hal ini berkelanjutan secara

terus menerus dapat menyebabkan edema serebri, peningkatan tekanan

intrakranial dan kerusakan otak yang irreversibel.


22

Zat toksik dari sirkulasi darah dapat melewati neuron sehingga

peningkatan permeabilitas BBB secara transient bisa menyebabkan

kerusakan permanent pada jaringan saraf (Nibby, 2009).

Paparan EMF secara terus menerus dapat membangkitkan membran

shock dan beberapa efek lainnya yang bila voltase gelombang

elektromagnetik membran melebihi ambang rangsang dapat menyebabkan

melebarnya pori-pori darimembran sel. Fenomena ini disebut dengan

elektroforasi. Sebagai hasilnya plasma membran menjadi bocor yang

kemudian menyebabkan hilangnya molekul intraselular, ion dan

makromolekul juga termasuk kalsium didalamnya (Hamada et al., 2011).

Posisi duduk yang tidak benar khususnya fleksi leher dan sikap

tubuh yang statis juga berhubungan dengan nyeri leher dan nyeri kepala

dimana otot-otot leher juga berperan penting pada patogenesis migren juga

memfasilitasi dari sensitisasi sentral (Shevel & Spiering, 2004). Para

pengguna komputer dengan durasi >56 jam/minggu akan meningkatkan

terjadinya beban terhadap otot-otot yang kemudian dapat menyebabkan

terjadinya nyeri leher atau nyeri bahu dan bahkan keduanya selain itu juga

akan tampak kelelahan pada mata (Palm, 2007).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Universitas Sam

Ratulangi, Manado dalam melihat gambaran nyeri kepala pada mahasiswa

pemain game komputer, yang merupakan salah satu dari media elektronik.

Didapatkan sebanyak 88% dari 50 orang yang ikut dalam penelitian

merasakan nyeri kepala ketika atau sesaaat setelah bermain komputer. Dan

berdasarkan durasinya, pada 3-4 jam sebanyak 28 mengalami nyeri kepala,


23

pada 4-5 jam sebanyak 3 orang, pada 5-6 jam sebanyak 9 orang, dan pada >

6 jam sebanyak 10 orang (Rori AA et al., 2016).


BAB 3

KERANGKA KONSEP

3.1 Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti

Pada setiap populasi, tiap individu tersebut dipengaruhi oleh faktor pencetus

timbulnya nyeri kepala yang berbeda-beda. Berdasarkan tinjauan pustaka, terdapat

beberapa faktor pencetus seperti makanan, psikologik, dan media elektronik.

Penentuan variabel ini didasarkan pada tinjauan pustaka dan dari pengamatan

selama penelitian dengan tetap mengingat kepentingan keterkaitan variabel

tersebut dengan kasus nyeri kepala primer.

24
23
2425

3.2. Kerangka Teori

Nyeri Kepala Nyeri Kepala Nyeri Kepala

Tension Klaster Migrain

Faktor Lain Faktor Lain Faktor Lain

 Faktor fisik  Faktor Cuaca  Faktor Hormonal


 Rhinitis alergi  Gangguan Tidur
 Faktor Cuaca

Gambar. 3.2. Kerangka teori

24
25
26

3.3 .Kerangka Konsep

Faktor Makanan

FaKtor Media Elektronik


Faktor Psikologik

Nyeri Kepala
Primer

Faktor Hormonal

Faktor Cuaca

Rhinitis Alergi

Faktor Cuaca

Gangguan tidur
Stimulasi Indra Tubuh

Keterangan :

: Variabel dependen

: Variabel Independen yang diteliti

: Variabel Independen yang tidak diteliti

Bagan3.3.KerangkaKonsep

25
26
27

3.4 Definisi Operasional

1. Jenis Kelamin

Definisi : Perbedaan gender dari responden seperti yang tercantum dalam

KTP yang tertulis di kuesioner.

Alat ukur : Kuesioner

Cara ukur : dengan melihat jawaban pada kuesioner

Hasil Ukur :

1) Laki-laki

2) Perempuan

2. Suku / Bangsa

Definisi : Suku bangsa adalah golongan sosial yang dibedakan dari golongan-

golongan sosial lainnya, karena mempunyai ciri-ciri yang paling mendasar

dan umum yang berkaitan dengan asal usul, tempat asal, serta

kebudayaannya.

Alat ukur : Kuesioner

Cara ukur : dengan melihat jawaban pada kuesioner

Hasil Ukur :

1) Bugis

2) Makassar

3) Jawa

4) Melayu

5) Lain-lain

26
27
28

3. Agama

Definisi : Suatu kepercayaan akan keberadaan suatu kekuatan pengatur

supranatural yang menciptakan dan mengendalikan alam semesta.

Alat ukur : Kuesioner

Cara ukur : dengan melihat jawaban pada kuesioner

Hasil ukur :

1) Islam

2) Katolik

3) Protestan

4) Hindu

5) Buddha

6) Lain - lain

4. Nyeri Kepala Migrain

a. Migrain Tanpa aura

Definisi : Migrain tanpa aura adalah nyeri kepala bersifat familial,

berulang dengan manifestasi serangan 4-72 jam, karakteristik NK unilateral,

berdenyut, intensitas sedang atau berat, bertambah berat dengan aktivitas fisik

yang rutin dan diikuti dengan nausea dan atau fotofobia dan fonofobia.

Alat ukur : Kuesioner

Cara ukur : dengan melihat jawaban dari kuisioner

Hasil ukur :

1) Bila terdapat 5 atau lebih gejala pada kriteria diagnostik

2) Bila terdapat <5 gejala pada kriteria diagnostik

27
2928

b. Migrain dengan aura

Definisi : Migrain dengan aura adalah nyeri kepala berulang yang di

dahului gejala neurologi fokal yang reversibel 5-20 menit dan berlangsung

kurang dari 60 menit

Alat ukur : Kuesioner

Cara ukur : dengan melihat jawaban pada kuesioner

Hasil ukur :

1) Bila terjadi 2 serangan atau lebih, terdapat minimal 1 aura, terdapat

minimal 2 karakteristik pada kriteria diagnostik

2) Bila terjadi <2 serangan tidak terdapat aura, terdapat <2 karakteristik

pada kriteria diagnostik.

5. Nyeri Kepala tipe Tegang

Definisi : Nyeri kepala yang berlangsung beberapa menit sampai beberapa

hari, nyeri bilateral, rasa menekan atau mengikat dengan intensitas ringan

atau sedang.

Alat ukur : Kuesioner

Cara ukur : dengan melihat jawaban pada kuesioner

Hasil ukur :

1) Bila terdapat 10 episode serangan dan memenuhi kriteria diagnostik

2) Bila terdapat <10 episode serangan dan tidak memenuhi kriteria

diagnostik

28
3029

6. Nyeri kepala klaster

Definisi : Nyeri kepala klaster adalah nyeri kepala unilateral, nyeri di

sekitar supraorbital dan temporal berlangsung 15-180 menit yang terjadi

secara episodik.

Alat ukur : Kuesioner

Cara ukur : dengan melihat jawaban pada kuesioner

Hasil ukur :

1) Bila terdapat 5 atau lebih serangan yang memenuhi kriteria diagnostik

2) Bila terdapat <5 serangan dan tidak memenuhi kriteria diagnostik

7. Skala Pengukuran Nyeri (Visual Analog Scale)

Definisi : Visual Analog Scale (VAS) merupakan alat ukur yang valid

dan di percayai pada pengukuran intensitas nyeri baik kronik maupun akut.

Alat ukur : Kuesioner

Cara ukur : dengan melihat jawaban pada kuesioner

Hasil ukur :

1) Nyeri ringan
2) Nyeri sedang
3) Nyeri berat

1-4 : Nyeri Ringan 5-6 : Nyeri Sedang 7-10 : Nyeri Berat

29
30
31

8. Faktor makanan

Definisi : Faktor makanan adalah makanan yang jika dikonsumsi oleh

repsonden dapat menimbulkan nyeri kepala, makanan yang dimaksud adalah

makanan yang mengandung tiramin (seperti coklat, susu, keju, buah sitrus,

anggur merah, pisang, kacang-kacangan, alpukat), makanan yang

mengandung MSG (seperti makanan cepat saji/fast food) dan makanan yang

mengandung feniletilalamin (seperti coklat, keju, anggur merah).

Alat Ukur : Kuesioner

Cara Ukur : dengan melihat jawaban pada kuesioner

Hasil Ukur :

1) Coklat

2) Makanan cepat saji

3) Pisang

4) Keju

5) Susu

6) Anggur merah

9. Faktor Psikologik

Definisi : Faktor psikologik yang dimaksud adalah keadaan psikologik

yang dialami responden yang menyebabkan timbulnya nyeri kepala, keadaan

psikologik yang dimaksud yaitu digambarkan dalam suasana hati seperti

marah, kecewa, perasaan cemas saat akan ujian/banyak tugas.

Alat ukur : kuesioner

Cara ukur : dengan melihat jawaban pada kuesioner

Hasil ukur :

30
32

1) Kecewa

Menurut KBBI, adalah perasaan tidak puas karena apa yang di

inginkan dan apa yang diharapkan tidak tercapai.

2) Marah

Marah adalah suatu emosi yang memiliki ciri-ciri aktivitas sistem

saraf simpatik yang tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang

sangat kuat yang disebabkan adanya kesalahan, yang mungkin nyata

atau mungkin pula tidak.

3) Saat mengerjakan tugas

4) Saat akan ujian

10. Faktor Media Elektronik

Definisi : Media elektronik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

HP, TV, dan Komputer, dimana paparan radiasi EMF dari media elektronik

tersebut dapat menimbulkan nyeri kepala, yang dapat dinilai dari durasi

penggunaan media elektronik tersebut.

Alat ukur : kuesioner

Cara ukur : dengan melihat jawaban pada kuesioner

Hasil ukur :

I. Durasi penggunaan media elektronik

1) <3 jam dalam satu hari

2) 3-4 jam dalam satu hari

3) 4-5 jam dalam satu hari

4) 5-6 jam dalam satu hari

5) >6 jam dalam satu hari


32

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan desain

penelitian cross-sectional untuk mengetahui faktor resiko timbulnya nyeri kepala

primer. Data diambil dengan menggunakan kuesioner terhadap mahasiswa tingkat

akhir Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

4.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan September – November di Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin.

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Mahasiswa Tingkat Akhir Profesi Pendidikan Dokter Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin.

4.3.2 Sampel

Seluruh populasi yang memenuhi kriteria inklusi. Sampel diambil

secara random sampling sampai terpenuhinya jumlah sampel.

33
32
34

4.4 Kriteria Sampel

4.4.1 Kriteria Inklusi

- Mahasiswa tingkat akhir S1 yang belajar di Program Studi Pendidikan

Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

- Bersedia menjadi sampel penelitian dan mengisi kuesioner.

4.4.2 Kriteria Ekslusi

- Tidak mengisi kuesioner secara lengkap.

4.5 Jenis Data dan Instrumen Penelitian

4.5.1 Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang

diperoleh dari data hasil kuesioner dari subjek penelitian.

4.5.2 Instrumen penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah alat-alat tulis dan lembaran

kuesioner.

4.6 Manajemen Data

4.6.1 Cara pengumpulan data

Cara pengumpulan data yang dilakukan setelah seluruh mahasiswa tingkat

akhir Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas

Hasanuddin yang memenuhi kriteria inklusi selesai mengisi lembaran kuesioner.


34
35

4.6.2 Rencana pengolahan dan analisa data

Data yang diperoleh diolah dan dianalisis melalui program Microsoft

Excel.

4.6.3 Penyajian data

Hasil penelitian ini akan disajikan dalam bentuk narasi yang diperjelas

dengan tabel atau grafik.

4.7 Etika Penelitian

Hal-hal yang terkait etika dalam penelitian ini adalah

a. Menyertakan surat pengantar yang ditujukan kepada dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin sebagai permohonan izin untuk

melakukan penelitian.

b. Berusaha menjaga kerahasiaan hasil jawaban dari kuesioner sehingga

diharapkan tidak ada pihak yang merasa dirugikan atas penelitian yang

dilakukan.
BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan sejak awal oktober 2017 hingga pertengahan

November 2017 dan didapatkan sampel sejumlah 177 orang. Melalui beberapa

tahapan penelitian mengenai faktor pencetus timbulnya nyeri kepala primer pada

mahasiswa tingkat akhir program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin diperoleh data sebagai berikut:

5.1 KARAKTERISTIK MAHASISWA


Tabel 5.1 Ditribusi Karakteristik Responden

Karakteristik Mahasiswa n=177 %

Jenis Kelamin
Laki-laki 67 37.85
Perempuan 110 62.15
Usia
<18 th 2 1.13
19-21 th 135 76.27
>22 th 40 22.60
Suku Bangsa
Bugis 81 45.76
Makassar 32 18.08
Jawa 9 5.08
Melayu 22 12.43
Lain-lain 33 18.64
Agama
Islam 150 84.75
Protestan 13 7.34
Katolik 9 5.08
Hindu 2 1.13
Buddha 3 1.69
Sumber : Hasil Olahan Data Primer
36
37

Berdasarkan tabel 5.1, dapat dilihat distribusi karakteritik mahasiswa

berdasarkan jenis kelamin, usia, suku bangsa dan agama. Dari 177 mahasiswa

fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin yang menjadi responden, terdapat 67

orang mahasiswa laki-laki (37,85%) dan 110 mahasiswa perempuan (62,15%).

Pada kolom usia dapat dilihat sebagian besar responden berusia 19-21 tahun

yaitu sebanyak 135 orang (76,27%) adapun sisanya yaitu responden yang berusia <18

tahun sebanyak 2 orang (1,33%) dan responden yang berusia >22 tahun sebanyak 40

orang (22,60%).

Pada kolom suku bangsa dapat dilihat sebagian besar responden merupakan

suku bugis yaitu sebanyak 81 orang (45,76%). Adapun yang suku Makassar sebanyak

32 orang (18,08%), suku Jawa 9 orang (5,08%), suku Melayu 22 orang (12,43 %) dan

lain-lain sebanyak 33 orang (18,64%).

Pada kolom agama dapat dilihat sebagian besar responden beragam islam

yaitu sebanyak 150 orang (84,75%). Adapun yang beragama Protestan sebanyak 13

orang (7,34%), katolik 9 orang (5,08%), hindu 2 orang (1,13%) dan Buddha 3 orang

(1,69%).
38

5.2 Distribusi Nyeri kepala Primer Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.2 Distribusi nyeri kepala primer berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin
Jenis Nyeri TOTAL
Laki-laki Perempuan
Kepala
NO Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Migrain 23 12.99 53 29.94 76 42.94
2 Tension 32 18.08 48 27.12 80 45.20
3 Klaster 12 6.78 9 5.08 21 11.86
TOTAL 67 37.85 110 62.15 177 100.00
Sumber : Hasil Olahan Data Primer

Dari tabel 5.2 dapat dilihat distribusi nyeri kepala primer berdasarkan jenis

kelamin. Mahasiswa yang mengalami nyeri kepala primer migrain sebanyak 76 orang

(42,94%) yang terdiri dari mahasiswa laki-laki sebanyak 23 orang (12,99%) dan

mahasiswa perempuan sebanyak 53 orang (29,94%). Hasil ini menunjukan bahwa

migrain lebih banyak terjadi pada mahasiswa perempuan.

Mahasiswa yang mengalami nyeri kepala primer tension sebanyak 80 orang

(45,20%) dimana mahasiswa perempuan lebih banyak mengalami nyeri kepala

tension yaitu sebanyak 48 orang (27.12%) sedangkan mahasiswa laki-laki yang

mengalami nyeri kepala tension sebanyak 32 orang (18,08%).

Mahasiswa yang mengalami nyeri kepala tipe klaster sebanyak 21 orang

(11.86%), dimana mahasiswa laki-laki lebih banyak yang mengalami nyeri kepala

klaster yaitu sebanyak 12 orang (6.78%) sedangkan mahasiswa perempuan yang

mengalami nyeri kepala klaster sebanyak 9 orang (5,08%).


39

5.3 Distribusi Nyeri Kepala Primer Berdasarkan Faktor Pencetus

Tabel 5.3 Distribusi nyeri kepala primer berdasarkan faktor pencetus

FAKTOR PENCETUS
JENIS
Faktor Faktor Faktor Media TOTAL
NYERI
Makanan Psikologik Elektronik
KEPALA
NO Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Migrain 43 56.58 15 19.74 18 23.68 76 100.00
2 Tension 10 12.5 46 57.5 24 30.00 80 100.00
3 Klaster 2 9.53 7 33.33 12 57.14 21 100.00
Sumber : Hasil Olahan Data Primer

Dari tabel 5.3 dapat dilihat distribusi nyeri kepala primer berdasarkan faktor

pencetus yang terdiri dari fakor makanan, faktor psikologik dan faktor media

eletronik. Dari tabel ini dapat dilihat mahasiswa yang mengalami migrain paling

banyak disebabkan oleh faktor makanan yaitu sebanyak 43 orang (56.58%),

kemudian disusul oleh faktor media elektronik sebanyak 18 orang (23.68%) dan yang

paling sedikit adalah faktor psikologik yaitu sebanyak 15 orang (19.74 %).

Pada tabel ini juga dapat dilihat mahasiswa yang mengalami nyeri kepala tipe

tension paling banyak disebabkan oleh faktor psikologik yaitu sebanyak 46 orang

(57.5%), kemudian disusul faktor media elektronik sebanyak 24 orang (30.00%) dan

yang paling sedikit adalah faktor makanan yaitu sebanyak 10 orang (12.5%).

Faktor pencetus nyeri kepala tipe klaster paling banyak yaitu faktor media

elektronik yaitu sebanyak 12 orang (57.14%), kemudian faktor psikologik sebanyak 7

orang (33.33%) dan yang paling sedikit adalah faktor makanan yaitu hanya 2 orang

(9.53%).
40

5.4 Distribusi Nyeri Kepala Migrain Berdasarkan Faktor Pencetus Makanan

Tabel 5.4 Distribusi nyeri kepala migrain berdasarkan jenis makanan sebagai faktor

pencetus

JENIS NYERI KEPALA


Jenis Makanan Migrain
Jumlah %
Coklat 8 18.60
Makanan Cepat Saji 25 58.14
Pisang 1 2.33
Keju 5 11.63
Susu 2 4.65
Anggur Merah 2 4.65
TOTAL 43 100.00
Sumber : Hasil Olahan Data Primer

Dari tabel 5.4 dapat dilihat distribusi mahasiswa yang mengalami nyeri kepala

migrain berdasarkan faktor makanan. Terdapat 43 orang mahasiswa yang mengalami

migrain karena faktor makanan. Pada penelitian ini, jenis makanan yang paling

banyak menyebabkan migrain pada mahasiswa yaitu makanan cepat saji sebanyak 25

orang (58,14%), kemudian disusul oleh coklat yaitu sebanyak 8 orang (18,60%), keju

sebanyak 5 orang (11,63%), susu dan anggur merah masing-masing 2 orang (4.65%)

dan yang paling sedikit adalah pisang yaitu 1 orang (2,33%).


41

5.5 Distribusi Nyeri Kepala Tension Berdasarkan Faktor Pencetus Psikologik

Tabel 5.5 Distribusi nyeri kepala tension berdasarkan faktor psikologik

JENIS NYERI KEPALA

Kondisi Psikologik
Tension
Jumlah %
Kecewa 7 15.22
Marah 8 17.39
Saat Mengerjakan tugas 16 34.78
Saat Akan Ujian 15 32.61
TOTAL 46 100
Sumber : Hasil Olahan Data Primer

Dari tabel 5.5 dapat dilihat distribusi nyeri kepala tension berdasarkan faktor

psikologik. Terdapat 46 orang mahasiswa yang mengalami nyeri kepala tension yang

disebabkan oleh faktor psokologik. Pada penelitian ini, kondisi psikologik yang

paling banyak menyebabkan nyeri kepala tension pada mahasiswa yaitu kondisi saat

mengerjakan tugas yaitu sebanyak 16 orang (34,78%), kemudian disusul oleh kondisi

saat akan ujian sebanyak 15 orang (32,61%) kondisi marah sebanyak 8 orang

(17,39%) dan yang paling sedikit yaitu kondisi kecewa yaitu 7 orang (15,22%).
42

5.6 Distribusi Nyeri Kepala Klaster Berdasarkan Durasi Penggunaan Media

Elektronik

Tabel 5.6 Distribusi nyeri kepala klaster berdasarkan faktor media elektronik

JENIS NYERI KEPALA


Lama Penggunaan Gadget Klaster
Jumlah %
<3 Jam 1 8,33
3-4 Jam 2 16,67
4-5 Jam 1 8,33
5-6 Jam 2 16,67
>6 Jam 6 50,00
Total 12 100,00
Sumber : Hasil Olahan Data Primer

Dari tabel 5.6 dapat dilihat distribusi nyeri kepala klaster berdasarkan faktor

media elektronik. Terdapat 12 orang mahasiswa yang mengalami nyeri kepala klaster

karena faktor media elektronik (lama penggunaan gadget). Pada penelitian ini, lama

penggunaan gadget yang paling banyak menyebabkan klaster pada mahasiswa yaitu

>6 jam sebanyak 6 orang (50,00%), kemudian lama penggunaan gadget 5-6 jam dan

3-4 jam masing masing 2 orang (16,67%) dan yang paling sedikit adalah <3 jam dan

4-5 jam masing-masing 1 orang (8,33%).


43

5.7 Distribusi Nyeri Kepala Primer Berdasarkan Durasi Penggunaan Media

Elektronik

Tabel 5.7 Distribusi nyeri kepala primer berdasarkan faktor media elektronik

Lama JENIS NYERI KEPALA


Penggunaan Migrain Tension Klaster
Gadget Jumlah % Jumlah % Jumlah %
<3 Jam 2 11.11 1 4.17 1 8.33
3-4 jam 1 5.55 1 4.17 1 8.33
4-5 jam 3 16.67 4 16.66 1 8.33
5-6 jam 3 16.67 3 12.5 3 25.00
>6jam 9 50.00 15 62.5 6 50.00
TOTAL 18 100.00 24 100.00 12 100.00
Sumber : Hasil Olahan Data Primer

Dari tabel 5.7, Terdapat 18 orang mahasiswa yang mengalami migrain karena

faktor media elektronik (lama penggunaan gadget). Pada penelitian ini, migrain

paling banyak disebabkan oleh lama penggunaan gadget >6 jam yaitu sebanyak 9

orang (50.00%), kemudian disusul oleh lama penggunaan gadget 4-5 jam dan 5-6 jam

yaitu masing-masing 3 orang (16.67%), lama penggunan gadget <3 jam sebanyak 2

orang (11.11%) dan paling sedikit adalah lama penggunaan gadget 3-4 jam yaitu

hanya 1 orang (5.55%).

Mahasiswa yang mengalami tension karena faktor media elektronik/lama

penggunaan gadget sebanyak 24 orang. Pada penelitian ini, nyeri kepala tension

paling banyak disebabkan oleh lama penggunaan gadget >6 jam yaitu sebanyak 15

orang (62.5%), disusul oleh lama pengguanaan gadget 4-5 jam yaitu 4 orang
44

(16.66%), lama penggunaan gadget 5-6 jam sebanyak 3 orang (12.5%) dan lama

pengguaan gadget 3-4 jam dan <3 jam masing-masing 1 orang (4.17%).

Mahasiswa yang mengalami klaster karena faktor media elektronik/lama

penggunaan gadget sebanyak 12 orang. Pada penelitian ini, nyeri kepala klaster

paling banyak disebabkan oleh lama penggunaan gadget >6 jam yaitu sebanyak 6

orang (50.00%), kemudian disusul oleh lama penggunaan gadget 5-6 jam sebanyak 3

orang (25.00%) dan yang paling sedikit yaitu lama pengguaan gadget 4-5 jam, 3-4

jam dan <3 jam masing-masing 1 orang (8.33%).


BAB 6

PEMBAHASAN

6.1 DISTRIBUSI NYERI KEPALA PRIMER BERDASARKAN JENIS KELAMIN

Berdasarkan penelitian ini, didapatkan hasil nyeri kepala primer yang paling

banyak dialami responden adalah nyeri kepala tension, kemudian disusul oleh nyeri

kepala migrain dan yang paling sedikit yaitu nyeri kepala klaster. Hasil ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Tandaju 2016 tentang gambaran nyeri kepala

primer pada mahasiswa Unsrat didapatkan hasil, nyeri kepala tension paling banyak

terjadi yaitu 64 %, kemudian nyeri kepala migrain 35% dan nyeri kepala klaster 1%.

Berdasarkan data yang telah di peroleh, didapatkan hasil bahwa nyeri kepala

migrain dan tension lebih banyak terjadi pada responden yang berjenis kelamin

perempuan daripada responden laki-laki. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan pada mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

angkatan 2011 diperoleh hasil bahwa Prevalensi migrain adalah sebanyak 43 orang

(26,87%) dengan proporsi wanita sebanyak 33 orang (20,62%) dan laki-laki sebanyak

10 orang (6,25%) dan prevalensi tension sebanyak 56,5% dengan proporsi wanita

sebanyak 62,5% dan laki-laki sebanyak 37,5%.

Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa nyeri kepala klaster lebih banyak

terjadi pada responden laki-laki. Hasil ini sejalan dengan teori yang ada yang

mengatakan bahwa prevalensi nyeri kepala klaster lebih banyak terjadi pada laki-laki

dibanding perempuan
45
46

6.2 FAKTOR PENCETUS NYERI KEPALA PRIMER

6.2.1 Distribusi nyeri kepala primer berdasarkan faktor pencetus

Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa nyeri kepala migrain paling

banyak disebabkan oleh faktor makanan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa

makanan tertentu dapat mencetuskan serangan migrain yaitu makanan yang bersifat

vasodilator (anggur merah, natrium nitrat), vasokonstriktor (keju, coklat) serta zat

tambahan pada makanan (MSG). Hasil penelitian oleh Harjit. J 2014 di universitas

sumatera utara mengatakan bahwa selain faktor hormonal, faktor makanan juga

menjadi salah satu pemicu dalam timbulnya serangan migrain.

Dalam penelitian ini, didapatkan hasil bahwa kondisi psikologik merupakan

faktor pencetus terbanyak pada nyeri kepala tension. Hasil ini sejalan dengan

penelitian kariadi 2000 di Semarang yang mendapatkan hasil bahwa kondisi

psikologik merupakan faktor pencetus utama pada nyeri kepala tipe tension. Hasil

penelitian ini didukung oleh teori pada buku neurologi Lionel Ginsberg edisi

kedelapan, yang mengatakan bahwa mekanisme terjadinya nyeri kepala tipe tegang

disebabkan oleh kontraksi otot kepala, dimana kontraksi otot kepala dapat dipicu oleh

faktor psikologik.

Dalam penelitian ini didapatkan hasil nyeri kepala klaster banyak disebabkan

oleh penggunaan media elektronik khususnya lama penggunaan gadget, namun faktor

psikologik juga memiliki proporsi yang cukup banyak sebagai pencetus klaster.
47

Belum ada penelitian spesifik tentang lama penggunaan gadget sebagai faktor

pencetus timbulnya klaster.

6.2.2 Faktor Makanan dengan Migrain

Pada penelitian ini ditemukan gambaran antara makanan dengan nyeri kepala

migrain. Mahasiswa yang mengalami nyeri kepala migrain ditemukan pada

responden yang gemar makan makanan cepat saji, sehingga makanan cepat saji

diduga merupakan salah satu faktor pemicu timbulnya nyeri kepala migrain. Hal ini

disebabkan karena di dalam makanan cepat saji mengandung MSG (monosodium

gluamat). MSG bersifat sebagai neurotransmitter eksitatoris yang dapat memicu

cortical spreading depression dan menghambat transfer glukosa ke otak dan

menyebabkan vasodilatasi sehigga meningkatkan aliran darah dan menyebabkan

tekanan dan rasa sakit pada kepala. Penelitian ini sejalan dengan Hasil Penelitian

Adwi Valoka 2017 didapatkan bahwa natrium dan msg yang terkandung dalam

makanan cepat saji (fast food) dapat menimbulkan nyeri kepala dan rasa tegang

dibelakang leher.

Selain MSG, makanan yang mengandung tiramin seperti keju, susu, coklat

dan pisang diduga dapat menimbulkan serangan migrain. Hal ini terbukti dari hasil

penelitian yang di dapatkan pada tabel 5.4, terdapat mahasiswa yang menderita nyeri

kepala migrain setelah mengkonsumsi keju, coklat, susu dan pisang tapi

persentasenya jauh lebih kecil dari makanan cepat saji. Hal ini disebabkan karena

makanan tersebut mengandung tiramin. Tiramin mempunyai aktivitas


48

simpatomimetik tidak langsung sehingga menyebabkan vasokonstriksi serebral yang

selektif yang timbulnya menyebabkan nyeri kepala. Sebuah studi oleh University of

Pittsburgh telah menunjukkan ada hubungan antara cokelat dan keju terhadap nyeri

kepala. Namun penelitian ini bertolak belakang pada hasil penelitian Indra Riyanto

2013 terhadap 63 penderita nyeri kepala kronis menghilangkan coklat sebagai

penyebab nyeri kepala karena hasil penelitiannya tidak menunujukkan adanya

hubungan antara coklat dan timbulnya nyeri kepala.

Dalam penelitian ini didapatkan ada mahasiswa yang nyeri kepala migrain

setelah mengonsumsi pisang dan susu, walaupun persentasenya lebih sedikit

dibanding jenis makanan yang lain. Menurut studi pada university of California

mengatakan bahwa makanan sebagai salah satu pemicu nyeri kepala tidak selalu

berkontribusi terhadap kejadian nyeri kepala pada semua individu. Namun, dari

berbagai penelitian di dapatkan ada sebagian orang yang mengalami nyeri kepala

primer khusunya migrain setelah mengonsumsi makanan seperti pisang, susu dan

soda.

Penelitain yang dilakukan oleh Valenty Krymchantowski, MD, MSci, PhD

dalam the journal of head and face pain, mengatakan bahwa anggur merah

merupakan salah satu pemicu serangan migrain jika dikonsumsi dalam jumlah

banyak. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa adanya komponen flavonoid dalam

anggur merah mengganggu metabolisme serotonin pusat sehingga mendasari anggur

merah sebagai penyebab anggur merah. Namun, penelitian ini juga mengatakan

bahwa masih kurangnya literatur yang mendukung hasil penelitian ini. Penelitian
49

tersebut sejalan dengan hasil penelitian ini (pada tabel 5.4) yang di dapatkan hasil ada

beberapa mahasiswa yang mengalami nyeri kepala migrain setelah mengonsumsi

anggur merah namun prevalensinya tidak terlalu banyak.

6.2.3 Faktor Psikologik dengan Tension

Dari hasil penelitian ini, dapat dilihat bahwa keadaan psikologik saat

mengerjakan tugas dan saat akan ujian merupakan faktor terbanyak yang berpengaruh

terhadap timbulnya nyeri kepala tension. Hal ini disebabkan karena pada keadaan saat

akan ujian memicu terjadinya ansietas, sehingga terjadi penurunan turn over serotonin

yang menyebabkan timbulnya serangan nyeri kepala primer khususnya tension. Hasil

ini sejalan dengan penelitian Baumel (2011) yang juga mendapatkan stres akademik

(proses belajar mengajar, karir, manajemen waktu, banyaknya tugas dan kecemasan

saat akan ujian) sebagai faktor yang dapat menimbulkan nyeri kepala primer.

Keadaan Psikologis pada mahasiswa kedokteran merupakan suatu fenomena yang

dapat ditemui di berbagai dunia (Nandi et al., 2012). Hasil studi di Iran menyebutkan

bahwa tingkat stress dan ansietas pada tahun pertama mencapai 33%, tingkat kedua

mencapai 26% dan tingkat ketiga mencapai 41% (Marjani et al.,2008).

Pada penelitian ini juga ditemukan faktor psikologik seperti keadaan marah

dan kecewa tapi persentasenya jauh lebih kecil dibanding keadaan saat akan ujian dan

saat mengerjakan tugas. Hasil penelitian Cecilia J. Setiawan et all., (2013) tentang

Hubungan antara Gejala Gangguan Depresi dan Tension-Type Headache, didapatkan

hubungan antara suasana perasaan depresif dalam hal ini perasaan sedih dan kecewa
50

dengan timbulnya nyeri kepala tipe tegang. Pada penelitian yang dilakukan Paola

Perozzo. et all., pada tahun 2005 dengan judul penelitian Anger and emotional

distress in patients with migraine and tension-type headache mendapatkan hasil

adanya hubungan signifikan antara tingkat kemarahan yang tinggi dengan kejadian

tension headache. Kedua penelitian diatas mendukung hasil yang diperoleh dari

penelitian ini bahwa mahasiswa dapat mengalami nyeri kepala tension saat dalam

keadaan kecewa dan marah (pada tabel 5.5).

6.2.4 Faktor Media Elektronik dengan Klaster

Pada penelitian ini didapatkan hasil yaitu lama penggunaan gadget yang

cukup berpengaruh terhadap timbulnya nyeri kepala klaster. Nyeri kepala klaster

paling banyak ditimbulkan oleh lama penggunaan gadget >6 jam. Hal ini berarti

semakin lama durasi penggunaan gadget bisa menimbulkan nyeri kepala klaster.

Sampai saat ini, belum ada penelitian spesifik tentang lama penggunaan gadget yang

mempengaruhi nyeri kepala klaster sehingga belum ada penelitian yang dapat

mendukung penelitian ini.

6.2.5 Faktor Media Elektronik dengan Nyeri kepala primer

Dari hasil penelitian ini didapatkan persentase yang tinggi pada penggunaan

media elektronik >6 Jam per hari baik itu mahasiswa yang menderita Migrain,

Tension ataupun Klaster (pada tabel 5.7). Pada penelitian Beck tahun 2010 yang

mengacu dari National Institute of Occupational Safety and Health menunjukkan

bahwa 90% orang yang menggunakan computer dan telepon seluler lebih dari 3 jam
51

mengalami nyeri kepala, mata lelah dan nyeri punggung bawah (Beck M., 2010).

Penelitian oleh Madsen et al., mengemukakan bahwa posisi duduk yang tidak benar

khususnya fleksi leher yang tidak benar dan sikap tubuh yang statis juga mempunyai

hubungan yang bermakna dengan nyeri leher dan nyeri kepala. Kontraksi otot leher

dan kepala yang berlebihan atau tegang menyebabkan input nosiseptif yang

berkepanjangan sehingga terjadi sensitisasi sentral yang mempengaruhi regulasi dan

mekanisme perifer. Hal tersebut menyebabkan peningkatan aktivitas otot terutama

otot perikranial dan memicu pengeluaran neurotransmitter yang menyebabkan nyeri

kepala. Selain itu, otot-otot leher berperan penting pada patogenesa nyeri kepala jenis

migrain, tension dan klaster yang juga memfasilitasi sensitisasi sentral (Madsen BK

et al., 2015). Selain itu, beberapa stimuli juga berperan sebagai faktor risiko,

diantaranya yaitu suara bising dan getaran. Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan Tso pada tahun 2014 menggunakan MRI, didapat bahwa penderita migrain

memiliki konektivitas lebih besar pada korteks visual primer dan auditorial dengan

dorsal Anterior Insula (dAI). Dorsal AI merupakan area yang berpengaruh pada

respon kordinasi nosispetif dan stimuli baik dari luar maupun dalam tubuh (Palm P et

al., 2007).

Pada penelitian ini juga di dapatkan mahasiswa yang lama penggunaan media

elektroniknya rata-rata 3-4 jam per hari memiliki persentase paling sedikit sebagai

pemicu nyeri kepala primer. Hasil ini sejalan dengan penelitian Melke

J.Tumboimbela et all., (2016) dengan judul penelitian Gambaran Nyeri Kepala pada

Mahasiswa Pemain Game Komputer di Fakultas Kedokteran Universitas Sam


52

Ratulangi angkatan 2012 yang hasilnya juga menyatakan bahwa durasi penggunaan

media elektronik khususnya komputer selama rata-rata 4 jam paling sedikit

meneybabkan timbulnya nyeri kepala.

.
BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai faktor pencetus nyeri kepala primer

terhadap mahasiswa tingkat akhir program studi pendidikan dokter fakultas

kedokteran universitas hasanuddin, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Karakteristik responden, perempuan lebih bnyak dibandingkan laki-laki,

kebanyakan merupakan suku bugis dan beragama islam.

2. Jenis nyeri kepala terbanyak adalah tension diikuti nyeri kepala migrain dan paling

sedikit adalah nyeri kepala klaster.

3. Jenis nyeri kepala tension paling banyak di derita oleh perempuan, demikian pula

jenis nyeri kepala migrain dan nyeri kepala klaster lebih banyak di derita oleh laki-

laki.

4. Faktor makanan merupakan pencetus terbanyak nyeri kepala migrain. Faktor

psikologik merupakan pencetus terbanyak nyeri kepala tension. Faktor media

elektronik (lama penggunaan gadget) merupakan pencetus terbanyak nyeri kepala

klaster.

5. Jenis makanan terbanyak sebagai faktor pencetus nyeri kepala migrain adalah

makanan cepat saji.

53
54

6. Faktor pencetus terbanyak pada nyeri kepala tension adalah faktor psikologis yaitu

saat mengejarkan tugas.

7. Nyeri kepala klaster terbanyak disebabkan oleh penggunaan media elektronik

(penggunaan gadget) khususnya lama penggunaan >6 jam.

8. Faktor penggunaan gadget menjadi faktor pencetus semua jenis nyeri kepala

primer. Durasi penggunaan gadget untuk nyeri kepala tension, migrain dan klaster

terbanyak adalah >6 jam.


55

7.2 SARAN

1. Untuk responden agar lebih memperhatikan pola konsumsi makanan mereka, baik

dari segi jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi maupun dari segi frekuensi.

Khususnya makanan yang dapat memicu nyeri kepala migrain.

2. Untuk responden agar lebih bijak mengatur manajemen waktu untuk menghindari

faktor Psikologik yang dapat menyebabkan nyeri kepala tension.

3. Untuk responden agar mengurangi durasi penggunaan gadget (menggunakan

gadget sesuai kebutuhan).

.4. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan mengikutsertakan variable-variabel lain

yang diduga sebagai pemicu timbulnya nyeri kepala primer yang tidak dapat diteliti

pada penelitian ini.


DAFTAR PUSTAKA

Adwi ValokA. 2017.Fast Food danAkibat yang Ditimbulkan. Universitas pasunda

Ashkenazi A, Schwedt T.2011.Cluster headache acute and prophylactic theraphy.

USA: Wiley Periodicals, Inc.

Baumel (2011).Stresak ademik sebagai faktor yang dapat menimbulkan nyeri

kepala primer. Jakarta

Beck M. Becoming a Squinter Nation. Wall St. Journal. 2010;2:5.

Bendtsen L, Jensen R. 2009. Tension-Type Headache. Neurol Clin;27:525–35.

Boru UT, Kocer A, Sur H, Tutkan H,Atli H. 2005.Prevalence and

CharacteristicsofMigraine in Women of Reproductive Age in Istanbul,

Turkey: A PopulationBased Survey . Tohoku J. Exp. Med; 206(1), 51-59.

Catharino AMS, Catharino FMC, Alvarenga RMP, Fonseca RL.2007. Sakit

kepala : Prevalensi dan hubungan dengan prestasi akademik mahasiswa

kedokteran. Migrain dan sakit kepala; 10 : 46-50.

Cecilia J. Setiawan ,et all.2013.

HubunganantaraGejalaGangguanDepresidanTension-Type

Headache.CikokolTangerang

Chu MK, Im HJ, Ju YS, Yu KH, Ma HI, Kim YJ, et al. 2009.Validity and

reliability assessment of Korean Headache Impact Test-6 (HIT-6). J Korean

Neurol Assoc;27:1-6.

D’Andrea G, Terrazzino S, Fortin D, Cocco P, Balbi T. Elusive amines and

primary headaches: historical background and prospectives. NeurolSci

2003;24:S65–S67.

56
57

Davis LE, King ML,Schulz JL.2004. Disorder of pain and headache. In:

Fundametals ofNeurologic Disease. Demos Medical Publishing,New York;

201-7

Fernandez-de-las-Penas C, Lars Arendt-Nielsen L, Robert D. Gerwin RD (Eds).

2010. Tension-Type and Cervicogenic Headache: Pathophysiology,

Diagnosis, and Management. Jones and Bartlell Publishers. USA.

Friedman BW, Grosberg. 2009. Diagnosis and Management of the Primary

Headache Disorders in the Emergency Department Setting. Emerg Med Clin

N Am; 27: 71–87.

George, K.O. 2006.Migraine Headache.National Institute of Health.

Gorelick PB, Testai FD, Hankey GJ, Wardlaw JM. (eds.). 2014. Hankey’s

Clinical Neurology.Edisi ke-2. Florida: CRC Press.

Grosberg BM, Friedman BW, Solomon S. 2013. Approach to the Patient with

Headache in Robbins MS, Grosberg BM, Lipton RB (Eds),Headache. Hong

Kong, Wiley Blackwell:.p.16-25.

Hajrit. j.2014 hubungan migrain dengan stress pada mahasiswa usu ; medan.

Hamada AJ, Singh A, Agarwal A. 2011. Cell Phones and their Impact on Male

Fertility: Fact or Fiction The Open Reproductive. Science Journal,5:125-

137.

Harsono.2005. Kapita Selekta Neurologi. Gajah Mada University Press :

Yogyakarta.

Headache Classification Subcommittee of the International Headache

Society.2013.The International Classification of Headache Disorders: 3rd

edition. Cephalalgia;33(9):629-808.
58

Iliopoulos P, Damigos D, Kerezoudi E, Limpitaki G, Xifaras M, Skiada D,

Tsagkovits A, et al.2015.Trigger factors in primary headaches subtypes: a

cross-sectional study from a tertiary centre in Greece. BMC Res Notes. 8:

393 - 402.

Indrariyanto. 2017. Manisnyacokelatbagikesehatan. Bogor

Jacob ganezi (2013).The cross- ethnic variations in the prevalence of headache.

Kelly AM. Specific pain syndromes: Headache. In: Mace S, Ducharme J, Murphy

MF. 2005. (Eds) Pain management and sedation: emergency department

management. McGraw-Hill Professional..

Kelompok Studi Nyeri Kepala PERDOSSI. 2013. Diagnostik dan

Penatalaksanaan Nyeri Kepala. Airlangga University Press; p.1 – 44

Kudrow L. 2005. Cluster Headache: Diagnosis and Management. The Journal of

Head and Face Pain.19 :113-192.

Lance JW : mechanism and management of headache. 5 th ed. London :

Butterworth 1993.

Leroux E, Ducros A. Cluster headache. In: Orphanet Journal of Rare Diseases;

BioMed Central Ltd. Published on 23 July 2008.

http://www.orjd.com/content/3/1/20

Leroux,E., Ducros, A., 2008. Cluster Headache. Orphanet Journal of Rare

Diseases, 3:20.

Leszcynski D, Joenvaara S, Reininen J, Kuokka R. 2002. Nonthermal Activation

of the hsp27/p38MAPK Stress Pathway by Mobile Phone Radiation in

Human Endothelial Cells: Molecular Mechanism for Cancer and Blood-

brain Barrier-related Effects. Differentiation. 70:120-129.


59

Lionel Ginsberg.2005. lecture note neurologi. Edisi 8.ems.

Lyngberg A, Rasmussen B, Jorgensen T, Jensen R. Prognosis of migraine and

tension-type headache: a population-based follow-up study. Neurology

2005;65(4):580-5.

Madsen BK, Søgaard K, Andersen LL, Skotte JH, Jensen RH. Neck and Shoulder

Muscle Strength in Patients with Tension-type Headache: A Case-control Study.

Cephalalgia. 2015. Doi: 10.1177/0333102415576726.

Mansjoer,A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Ed. 3 jilid 2. Media Aeusclapius :

Jakarta

Marjani, A., Gharavi, A.M., Jahanshahi, M., Vahidirad, A., &Alizadeh, F., 2008.

Stress among Medical Students of Gourgan (South East of Caspian Sea),

Iran. Kathmandu University Medical Journal, 6 (3): 421-425.

Mork H, Jensen R. Prognosis of tension-type headache: a 10-year follow-up study

of patients with frequent tension-type headache. Cephalalgia 2000;20:434.

Muttaqin, Arif, 2008,Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan

GangguanSistem Persarafan, Jakarta: Salemba MedikaAbadi, T. (2005).

Biaya Sosial Akibat Merokok. Majalah Tarbawi, Edisi. 00.24-28

NanangIlham Setyaji .2016. Efek kandungan buah anggur dalam menurunkan

tekanan darah penderita hipertensi

Nandi, Madhumita, Hazra, Avijit, Sarkar, Sumantra, et al. 2012.Stress and its risk

factor in medical students: An observational study from amedicalcollage

in india. Indian Journal of Medical Science.; 66: 1-12.

Neil H. Raskin.2005. Headache in Harrison`s Principles of Internal

Medicine.McGraw - Hill Companies.


60

Nibby, H. 2009. Increased Blood Brain Barrier Permeability in Mammalian

Brain 7 days after Exposure to the Radiation from a GSM -900.

MobilePhone Pathophysiology. 599.

Noor, HF. 2010. Ekonomi Media. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada; pp. 12.

Pacheva I, Milanov I, Ivanov I, Stefanov R. 2012. Evaluation of diagnostic and

prognostic value of clinical characteristics of Migraine and Tension type

headache included in the diagnostic criteria for children and adolescents in

International Classification of Headache Disorders–second edition. Int J Clin

Pract Dec;66(12):1168–77.

Palm P, Risberg EH, Mortimer M, Palmerud G, Toomingas A, Tornqvist

EW.Computer Use, Neck School Students. SJWEH suppl. 2007;(3):33-41.

Palm P, Risberg EH, Mortimer M, Palmerud G, Toomingas A,Tornqvist EW.

2007. Computer use, Neck And Upper-Extremity Symptoms,EyestrainAnd

Headache Among Female And Male Upper Secondary School Students.

SJWEH Suppl (3):33–41.

Patrick davey.2006.At a glance medicine;Erlangga medical series.

Paolo perozz et all,. 2005. Anger and emotional distress in patients with migraine

and tension-type headache

Persatuan Dokter Saraf Indonesia (PERDOSSI)., Sefalgia. Jakarta : PERDOSSI

Price SA, Wilson LM. 2006.Patofisiologi :Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit,

Edisi 6, Volume 1.Jakarta: EGC

Ravishankar K, Chakravarty A, Chowdhury D, Shukla R, Singh S. 2011.

Guidelines on the diagnosis and the current management of headache and

related disorders. Ann Indian Acad Neurol. (Suppl1):S40–S59.


61

Ropper AH, Samuels MA.2009. Chapter 44. Spinal Cord.In : Ropper AH, Samuel

MA, eds. Adams and Victor’s principles of Neurology. 9thed. New York;

McGraw-Hill.

Rori AA, Tumboimbela MJ, Kembuan MAHN. 2016. Gambaran nyeri kepala

pada mahasiswa pemain game komputer di Fakultas Kedokteran Universitas

Sam Ratulangi angkatan 2012. Jurnal e-Clinic. 4(1).

Saipanish, R., 2003. Stress among Medical Students in a Thai Medical School.

Medical Teach, 25 (5), 502.

Schuurmans A, van Weel C. 2005. Pharmacologic treatment of migraine:

Comparison of guidelines. Can Fam Physician;51:838-843.

Shevel E. Spiering EH. 2004. Cervical Muscles in the Pathogenesis of Migrain

Headache. Headache Pain; 5:12-14.

Simarmata, Janner. 2006. Pengenalan Teknologi Komputer dan Informasi. C.V

Andi Offset. Yogyakarta. pp. 2-128.

Sjahrir H. Patofisologi nyeri kepala. In: Nyeri kepala dan vertigo : Yogyakarta :

Pustaka Cendekia Pres ; 2008 .p. 1,2,16,50-72.

Smitherman TA, McDermott MJ, Buchanan EM. 2011. Headache. Negative

Impact of episodic migraine on a university population; quality of life,

functional impairment, and comorbid psychiatric symptoms; 51(4):581-9

Stovner LJ, Hagen K, Jensen K, Katsarava Z, Lipton R, Scher AI, et al. 2007. The

Global Burden of Headache: A Documentation of Prevalence and Disability

Worldwide. Cephalalgia. 27:193-210

Stuart and Sunden, 2001, Principle and practice of Psichiatric Masby Year Book :

St louise.2005
62

Termine C, Ozge A, Antonaci F, Natriashvili S, Guidetti V, Wober-Bingol C.

2011. Overview of diagnosis and management of paediatric headache. Part

II: therapeutic management. J HeadachePain;12:25–34.

University of California, Berkeley,2014. Headache Dietary Triggers.

Valenty Krymchantowski, MD, MSci, PhD dalamthe journal of head and face

pain 2014

Wahyuni D. dan Rahmadewi, 2011.Kajian Profil Penduduk Remaja (10-24 thn):

Ada apa dengan remaja?.Jakarta:Pusat Penelitian dan Pengembangan

Kependudukan –BKKnBN. Seri I No.6/Pusdu-BKKBN/Desember 2011.

Wildan.2012.prevalensi nyeri kepala pada mahasiswa FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta angkatan 2011.

Yafet tandaju et all. 2016. Gambaran nyeri kepala primer pada mahasiswa

angkatan 2013 fakultas kedokteran universitas samratulangi manado . Jurnal

e-clinic

Yuliarti.Nurheti.2007. AwasBahayaDibaliklezatnyaMakanan.Yogyakarta

PenerbitAndi
63
Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 2. Rekomendasi Persetujuan Etik
Lampiran 3. Penjelasan Kepada Calon responden Tentang Penelitian Yang Akan Dilakukan
Selamat pagi/siang teman-teman

Pada saat ini saya sedang melakukan penelitian mengenai Faktor Pencetus Timbulnya Nyeri Kepala
Primer Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin 2017.

Saya membutuhkan waktu dan kesediaan teman-teman kurang lebih 20 menit untuk mengisi
kuisioner dan saya wawancara. Jawaban teman-teman akan dirahasiakan dan tidak akan
dipublikasikan. Hanya peneliti yang akan mengetahui informasi yang teman-teman berikan.Saya
sangat berharap teman-teman mengisi kuisioner dan menjawab pertanyaan dengan jawaban
jujur,karena jawaban jujur yang teman-teman berikan akan sangat membantu dan sangat kami
harapkan. Selain itu, penelitian ini bersifat sukarela, dimana tidak ada paksaan untuk menjadi subjek
penelitian. Teman-teman memiliki hak untuk tidak mengikuti penelitian ini apabila teman-teman
tidak berkenan. . Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasaih.
Lampiran 4. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan(Inform Consent)
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

NIM :

Umur :

Jenis Kelamin : L / P
Setelah mendapat penjelasan dari peneliti mengenai penelitian ini, saya menyatakan bersedia secara
sukarela tanpa paksaan untuk menjadi responden penelitian ini dan menaati semua prosedur yang
akan dilakukan pada penelitian ini. Saya mengerti bahwa prosedur penelitian terhadap saya tidak
akan menyebabkan hal-hal yang merugikan bagi saya.
Makassar, …………………… 2017
Responden

(……………………)

Saksi 1: Saksi 2:

(………..………….) (………………..….)
Lampiran 5. Lembar Kuesioner Penelitian
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN
Sekretariat : Lantai 2 Gedung Laboratorium Terpadu
JL.PERINTIS KEMERDEKAAN KAMPUS TAMALANREA KM. 10, Makassar 90245
Contact person dr.Agussalim Bukhari,Ph.D,Sp.GK (HP. 081241850858), email: agussalimbukhari@ yahoo.com

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

NIM :

Umur :

Jenis Kelamin : L / P
Setelah mendapat penjelasan dari peneliti mengenai penelitian ini, saya menyatakan bersedia secara
sukarela tanpa paksaan untuk menjadi responden penelitian ini dan menaati semua prosedur yang
akan dilakukan pada penelitian ini. Saya mengerti bahwa prosedur penelitian terhadap saya tidak
akan menyebabkan hal-hal yang merugikan bagi saya.
Makassar, …………………… 2017
RResponden
k
espondenk
(((....................................)

(……………………)
Saksi 1: Saksi 2:

(………………..….) (………..………….)

Penanggung Jawab, Peneliti Utama


Nama : As’ad Akbar
Alamat : Jl. Benteng Somba Opu Gowa
No. Telpon : 082259820057
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN
Sekretariat : Lantai 2 Gedung Laboratorium Terpadu
JL.PERINTIS KEMERDEKAAN KAMPUS TAMALANREA KM. 10, Makassar 90245
Contact person dr.Agussalim Bukhari,Ph.D,Sp.GK (HP. 081241850858), email: agussalimbukhari@ yahoo.co
Lampiran 10
PEDOMAN WAWANCARA TERSTRUKTUR (DAFTAR PERTANYAAN)
Faktor Pencetus Timbulnya Nyeri Kepala Primer Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Program
Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2017
Nama :
NIM :
Umur :
Jenis Kelamin : L / P

No. Pertanyaan
Berilah ceklis () pada kotak ( ) yang telah disediakan sesuai dengan jawaban anda.
1. Berasal dari suku manakah anda ?
Jawab:
Bugis Makassar Jawa Melayu Lain-lain
2. Apakah agama anda ?
Jawab :
Islam Katolik Protestan Hindu Buddha Lain-lain

3. Seberapa sering anda mengalami nyeri kepala ?


Jawab :
/Minggu atau / Bulan
4. Pada bagian manakah anda merasakan nyeri (Tandai bagian yang paling sering)..
Jawab :
Dahi Puncak Kepala
Leher Belakang Kepala
Pelipis Sekitar Mata
5. Apakah nyeri kepala yang anda alami satu sisi atau dua sisi ?
Jawab :
Satu Sisi Dua Sisi
6. Dibawah ini manakah yang paling menggambarkan sensasi nyeri kepala anda ?
Jawab :
Terasa Mengikat/Tertekan Berdenyut/Tajam
7. Apakah nyeri kepala anda sering atau cukup parah sehingga mengganggu aktivitas sehari-
hari ?
Jawab :
YA TIDAK
8. Apakah anda pernah memiliki masalah medis yang terkait dengan kepala (trauma/cedera
kepala, stroke, kanker) ?
Jawab:
YA TIDAK

9. Dari skala 0-10, dimana 0 adalah tidak nyeri sama sekali dan 10 adalah nyeri yang sangat
hebat namun masih dapat anda bayangkan, berapakah skala yang anda rasa tepat untuk
mendeskripsikan derajat nyeri kepala anda ?
Jawab:
1- 4 Nyeri Ringan
5- 6 Nyeri Sedang
7-10 Nyeri Berat
10. Berdasarkan Pengalaman nyeri kepala anda, apakah makanan dibawah yang paling sering
menyebabkan nyeri kepala yang anda alami ?
Jawab :
Coklat Anggur Merah
Pisang Makanan Cepat Saji
Susu Keju

11. Berdasarkan Pengalaman nyeri kepala anda, apakah keadaan psikologis dibawah yang
paling sering menyebabkan nyeri kepala yang anda alami ?
Jawab :
Marah Saat Mengerjakan Tugas
Kecewa Saat Akan Ujian

12. Berapa total jam dalam sehari anda menggunakan media elektronik/gadget =
Jawab :
<3 Jam/hari 3-4 Jam/hari 4-5 Jam/hari
5-6 Jam/hari >6 Jam/hari

13. Dari ketiga faktor diatas(Faktpr makanan, faktor psikologik, faktor media elektronik)
manakah faktor yang paling berpengaruh terhadap timbulnya nyeri kepala anda?
Faktor Makanan Faktor Psikologik Faktpr Media Elektronik
* NB
Bila jawaban pada nomor 4, Nyeri di sekitar mata atau pelipis, lanjutkan mengisi
kuisioner klaster.

Bila jawaban pada nomor 5, Nyeri kepala pada satu sisi, lanjutkan mengisi Kuesioner
Migrain

Bila jawaban pada nomor 6, Nyeri terasa mengikat/tertekan, lanjut mengisi Kuisioner
Tension

14. Kuisioner Migrain


Beri tanda (√) jika anda mengalami hal berikut :

1 Durasi Nyeri kepala >4 jam

2 Nyeri terasa pada satu sisi (unilateral)

3 Nyeri kepala terasa berdenyut

4. Intensitas nyeri sedang

5 Nyeri bertambah bila beraktifitas

6 Nyeri kepala disertai photofobia(rasa tidak nyaman pada mata bila


cahaya terang)
7 Nyeri kepala disertai mual atau muntah

8 Tidak ada penyakit lain yang diderita


15. Kuisioner Tension
Beri tanda (√) jika anda mengalami hal berikut :

1 Durasi nyeri kepala 30 menit - 7 hari

2 Nyeri terasa di dua sisi (Bilateral)

3 Nyeri terasa mengikat/tertekan

4 Intensitas nyeri ringan

5 Nyeri bertambah bila beraktifitas

6 Nyeri disertai mual/muntah

7 nyeri disertai photofobia(rasa tidak nyaman bila cahaya terang) atau


fonofobia(rasa tidak nyaman terhadap suara bising)
8 Tidak ada penyakit lain yang diderita

16. Kuisioner klaster


Beri tanda (√) jika anda mengalami hal berikut :
1 lokasi nyeri disekitar mata/pelipis

2 durasi nyeri >15 menit

3 nyeri kepala disertai hidung tersumbat

4 nyeri kepala disertai kelopak mata bengkak

5 nyeri kepala disertai dahi dan wajah berkeringat

6 pupil mata mengecil saat nyeri kepala


7 nyeri kepala disertai perasaan gelisah

8 frekuensi nyeri kepala terjadi >1 kali sehari

9 tidak ada penyakit lain yang diderita


Lampiran 6 . Biodata Diri Penulis

BIODATA PENULIS

Data Pribadi:

Nama Lengkap : As’ad Akbar


Nama Panggilan : As’ad
NIM : C11114537
Tempat, Tanggal Lahir : Sungguminasa, 07 Juni 1996
Pekerjaan : Mahasiswa
Jenis Kelamin : Laki-laki
Gol Darah :O
Agama : Islam
Nama Orang Tua

 Ayah : H. Ahmad Sija

 Ibu : Hj. Najmawati Rasyid


Pekerjaan Orang Tua

 Ayah : Wiraswasta

 Ibu :Ibu Rumah Tangga


Anak Ke : 1 dari 3 bersaudara
Alamat : Benteng Somba Opu Tombolo RT 002/ RW 001 Desa Jene’Tallasa,
Gowa
No Telp : 082259820057
Email : assad.akbar@yahoo.com

Riwayat Pendidikan Formal

Periode Sekolah/Institusi/Universitas Jurusan

2001-2002 TK Idhata Cambayya -

2002-2008 SD Centre Mangalli -

2008-2011 SMP Islam Athirah Makassar -

2011-2014 SMA Islam Athirah Makassar IPA

2014-sekarang Fakultas Kedokteran Universitas Pendidikan Dokter

Hasanuddin

Riwayat Organisasi

Periode Organisasi Jabatan

2014-sekarang PB Medik Anggota

2014-sekarang HIPOCRATES FOOTBALL CLUB Anggota

2016-sekarang AMSA-UNHAS Anggota


Lampiran 6 . Biodata Diri Penulis

BIODATA PENULIS

Data Pribadi:

Nama Lengkap : As’ad Akbar


Nama Panggilan : As’ad
NIM : C11114537
Tempat, Tanggal Lahir : Sungguminasa, 07 Juni 1996
Pekerjaan : Mahasiswa
Jenis Kelamin : Laki-laki
Gol Darah :O
Agama : Islam
Nama Orang Tua

 Ayah : H. Ahmad Sija

 Ibu : Hj. Najmawati Rasyid


Pekerjaan Orang Tua

 Ayah : Wiraswasta

 Ibu :Ibu Rumah Tangga


Anak Ke : 1 dari 3 bersaudara
Alamat : Benteng Somba Opu Tombolo RT 002/ RW 001 Desa
Jene’Tallasa, Gowa
No Telp : 082259820057
Email : assad.akbar@yahoo.com

Riwayat Pendidikan Formal

Periode Sekolah/Institusi/Universitas Jurusan

2001-2002 TK Idhata Cambayya -

2002-2008 SD Centre Mangalli -

2008-2011 SMP Islam Athirah Makassar -

2011-2014 SMA Islam Athirah Makassar IPA

2014-sekarang Fakultas Kedokteran Universitas Pendidikan Dokter

Hasanuddin

Riwayat Organisasi

Periode Organisasi Jabatan

2014-sekarang PB Medik Anggota

2014-sekarang HIPOCRATES FOOTBALL CLUB Anggota

2016-sekarang AMSA-UNHAS Anggota

Anda mungkin juga menyukai